Pd
PANDUAN PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI
HEWAN DAN MANUSIA
24
Nama Mahasiswa :
NPM :
20
Lokal :
Kelompok :
Puji syukur atas segala nikmat kesehatan, waktu dan kekuatan yang telah
diberikan Allah SWT sehingga penyusunan buku petunjuk praktikum ini dapat
diselesaikan sebagai mana mestinya. Keberadaan petunjuk praktikum ini ditujukan
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan praktikum dan untuk
meningkatkan kemampuan penguasaan praktikum dan praktek mahasiswa
terhadap mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Hewan yang akan nantinya dapat
diterapkan disekolah sebagaiketerampilan seorang guru.
Buku petunjuk praktikum ini disusun untuk digunakan sabagai petunjuk
kegiatan praktikum Anatomi dan Fisiologi Hewan di Jurusan Pendidikan Biologi
FKIP Universitas Borneo Tarakan sehingga diharapkan mahasiswa lebih terarah
dalam melakukan kegiatan praktikum sebagai pendukung matakuliah Anatomi
dan Fisiologi Hewan. Dengan selesainya penyusunan buku praktikum ini tidak
terlepas dari kontribusi sangat berharga dari berbagai pihak baik material maupun
moral.
Disampaikan kepada Dekan FKIP UBT, Ketua Jurusan Pendidikan
Biologi, dan segenap Tim pengajar Anatomi dan Fisiologi Hewan, rasa terima
kasih yang dalam juga kami haturkan yang telah memberikan masukan baik berupa
koreksi maupun kontribusi referensi sehingga dapat mengoptimalkan isi dari buku
petunjuk praktikum ini. Semoga amal kebaikannya mendapat balasan yang lebih
baik dari Allah SWT
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada petunjuk praktikum
ini, untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan lebih lanjut sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan
fungsinya. Semoga buku bermanfaat dalam mendukung perkuliahan Fisiologi
Hewan.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Pustaka 38
ii
PERATURAN DAN TATA TERTIB KEGIATAN PRAKTIKUM
ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN
iii
sentrifus, mikroskop dll yang dapat menyebabkan kebocoran arus (setrum)
atau kerusakan alat atau bahkan ledakan. Perhatikan petunjuk pemakaianyang benar.
13. Segala kerusakan instrumen yang dipakai karena kesalahan praktikan akan
menjadi tanggung jawab praktikan dalam perbaikan atau penggantiannya.
14. Praktikan harus membersihkan seluruh alat/bahan praktikum yang dipakaidan
memeriksa kelengkapan alat/bahan yang ada untuk kemudian dicocokan
dengan list alat dan bahan yang telah disediakan pada baki objek. Mintalah
paraf asisten setelah dilakukan pengecekan secara benar.
15. Praktikan wajib menjaga kebersihan laboratorium, membuang sampah pada
kotak yang telah disediakan dan harus melaksanakan tugas piket laboratorium
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
16. Setiap pelanggaran terhadap tata tertib praktikum akan dicatat dalam berita
acara praktikum dan akan diberikan sanksi sesuai kesepakatan dosen dan
asisten.
17. Praktikan akan dinilai secara komprehensif dari aspek kognitif (kecakapan
berfikir dan teoritis), afektif (sikap dan moral), dan psikomotor (keterampilan
penguasaan teknis dan operasional kerja praktikum) termasuk keaktifan dalam
kerja praktikum dan diskusi.
18. Sebelum praktikum dimulai mahasiswa wajib mengerjakan Tugas
Pendahuluan dan dikumpul sebelum masuk laboratorium
19. Setelah masuk laboratorium wajib mengikuti Pre-tes, kemudian melaksanakan
praktikum
20. Setelah kegiatan praktikum selesai, mahasiswa harus membuat laporan
sementara.
21. Laporan praktikum final diselesaikan 6 (enam) hari kemudian atau H-1
Praktikum selanjutnya. Pada saat mengumpulkan laporan akhir, mahasiswa
wajib melaksanakan assessment
22. Laporan praktikum dilaporkan berupa laporan lengkap berisi ketentuan sebagai
berikut:
a. Laporan ditulis tangan menggunakan kertas HVS A4, margin atas 3 cm,
kiri 4 cm, kanan dan bawah 3 cm.
b. Terdiri atas Sampul, kata pengantar, daftar isi, BAB 1, BAB 2, BAB 3,
iv
BAB 4, BAB 5, dan daftar pustaka
c. Minimal 28 baris tiap halaman. Pendahuluan minimal 1 halaman, BAB 2
minimal 5 halaman, BAB 4 Minimal 4 halaman.Daftar Pustaka minimal 7
(3 buku dan 4 artikel penelitian terbitan 5 tahun terakhir).
v
UNIT 1
TOLERANSI HEWAN TERHADAP SALINITAS
A. Tujuan Praktikum
1) Untuk mengetahui rentang toleransi hewan air tawar berupa ikan Hias
(vertebrata) terhadap salinitas air
2) Untuk mengidentifikasi gejala-gejala fisiologis dan perilaku hewan yang
berhubungan dengan efek perubahan salinitas
B. Landasan Teori
Salinitas merupakan faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap
fisiologis hewan-hewan aquatis baik vertebrata maupun invertebrata. Masing-
masing spesies memiliki rentang toleransi fisiologis yang spesifik terhadap faktor
tersebut sehingga mekanisme adaptasinyapun juga berbeda. Kadar garam atau
salinitas berhubungan erat dengan sifat osmolaritas cairan tubuh dan lingkungan
eksternal, sehingga jika terjadi perubahan salinitas yang signifikan akan diikuti oleh
perubahan-perubahan fisiologis yang berupaya untuk menyeimbangkan kondisi di
dalam tubuh dan di luar tubuh (homeostasis). Faktor tersebut juga berperan dalam
hal regulasi ion dan pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada respirasi dalam
air. Hewan-hewan invertebrata sederhana seperti Planaria memanfaatkan
permukaan tubuhnya untuk melakukan respirasi dan pertukaran ion-ion tubuh
dengan lingkungannya melalui difusi. Hal tersebut menjadikan tingginya
sensitifitas fisiologis hewan tersebut terhadap perubahan-perubahan faktor
eksternal seperti salinitas. Konsentrasi larutan di luar tubuh yang terlalu tinggi
(misalnya tingginya kadar ion Na+ dan Cl) akan memicu terjadinya lisis sel-sel dan
pengeluaran sekret lendir yang berlebihan yang berujung pada kematian. Hewan
vertebrata seperti ikan biasanya cenderung memiliki kemampuan toleransi yang
lebih baik terhadap perubahan-perubahan faktor eksternal seperti salinitas. Ikan
memiliki mekanisme osmoregulasi yang sangat baik guna menjaga stabilitas
fisiologis pada kondisi yang tidak menguntungkan. Akan tetapi tetap ada suatu
1
batas toleransi yang spesifik dimana hewan tersebut masih mampu bertahan atau
tidak dapat lagi menyeimbangkan kondisi fisiologisnya sehingga berujung pada
kematian. Ikan akan terlihat banyak mengeluarkan sekret pada salinitas yangtinggi
dan akan mempercepat laju respirasi dengan meningkatnya frekuensi gerakan
operculum.
D. Prosedur Kerja:
Praktikum ini dilakukan dengan metode eksperimen sederhana. Kelompok
hewan coba dibagi menjadi dua yaitu vertebrata (ikan hias) yang diberi perlakuan
yang sama tetapi dianggap sebagai unit percobaan yang terpisah. Perlakuan dalam
eskperimen ini adalah konsentrasi NaCl (berhubungan dengan salinitas) yangterdiri
atas 5 macam perlakuan dan 1 kontrol (lihat tabel) dan 6 ulangan sebagai berikut :
Kode Perlakuan Perlakuan (medium Percobaan)
A Aquedest (kontrol)
B NaCl 0.1%
C NaCl 0.5%
D NaCl 1%
E NaCl 1.5%
F NaCl 2%
3
Tuliskan Interpretasi praktikum yang telah anda lakukan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4
UNIT 2
FUNGSI SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL
A. Tujuan
1) Memeriksa fungsi sebagian besar saraf otak besar.
2) Memeriksa fungsi otak kecil.
B. Landasan Teori
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak
tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla
oblongata), dan jembatan varol.
Otak besar (serebrum) mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas
mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua
kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa
gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat
bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area
motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain
itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini
berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan
belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur
kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat
proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.
Otak tengah (mesensefalon) terletak di depan otak kecil dan jembatanvarol.
Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja
kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus
optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga
merupakan pusat pendengaran.
5
otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan
yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.
Sumsum sambung (medulla oblongata) berfungsi menghantar impuls yang
datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi
jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan
kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain
itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk,
dan berkedip.
Jembatan varol (pons varoli) berisi serabut saraf yang menghubungkan otak
kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang.
D. Prosedur Kerja
Anda hendaknya bekerja berpasangan. Kerjakan rangkaian langkah ini secara
lengkap terhadap teman anda, kemudian bergantian. Amati dan catat hasilnya.
2) Nervus Opticus
Bukalah suatu halaman buku penuh dengan tulisan. Tandailah awal suatu
kalimat. Mintalah subjek uji coba membaca kalimat-kalimat itu mulai dari awal
6
tanda selam 1 menit. Hitung dan catatlah banyaknya kata yang dapat dibaca selama
1 menit tersebut.
3) Nervus Aculomotor
Mintalah subjek uji coba untuk terus mengawasi pensil yang anda gerakkan
beberapa kali ke arah vertikal, horisontal, serong kiri, serong kanan dan berputar,
sambil menjaga agar kepalanya tetap tidak bergerak. Dapatkah dia mengikuti semua
gerakan tersebut?
4) Nervus Facialis
Mintalah subjek uji coba untuk tersenyum sambil menunjukkan giginya,
menggembungkan pipinya, mengerutkan dahinya, mengangkat alis satu per satu
maupun bersamaan. Dapatkah dia melakukan semuanya dengan baik?
E. Diskusi
1. Samakah status saraf subjek 1 dengan subjek 2 ?
Jawab:
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
2. Bila sama, mengapa hal itu bisa terjadi?
Jawab:
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
8
3. Bila tidak sama, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perbedaan
tersebut?
Jawab:
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
9
UNIT 3
SISTEM INDERA
Landasan Teori
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar
sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang
berasal dari luar tubuh dapat ditangkap oleh reseptor dibutuhkan alat-alat tubuh
tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga,
kulit dan lidah.
Apabila dibagi ke dalam kelompokreseptor, maka alat indera dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok, yakni :
1. Kemoreseptor : Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap
rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (Hidung) dan indra pengecap (lidah).
2. Mekanoreseptor: Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap
rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan
indra pendengaran (telinga).
3. Fotoreseptor: Fotoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap
rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau mata.
A. PENGECAP
1. Tujuan
a. Menentukan kecermatan pengecapan praktikan pada penggunaan beberapa
bahan.
10
Larutan kopi tanpa gula (pahit),Larutan cabe/ merica (pedas), Air putih
3. Prosedur Kerja
a. Sebelum percobaan dimulai, bersihkan dulu gusi dan lidah dari sisa-sisa
makanan dengan berkumur. Kemudian bersihkan lidah dengan tissue/kapas
agar tidak basah oleh air ludah.
b. Tuangkan cairan pada cawan petri dan rendam cotton bud pada tiaptiap
larutan
c. Tutup mata praktikan, agar tidak mengetahui larutan apa yang dipergunakan.
d. Sentuhkan cotton bud pada tempat-tempat pusat pengecap dan praktikan
diminta untuk mengatakan rasa apa yang dirasakan setiap kali sentuhan dan
pada tempat mana yang paling terasa macam larutan yang disentuhkan.
e. Ulangi percobaan ini dengan cotton bud yang lain sesuai larutannya.
Tanyakan: Apakah pada daerah yang disentuh dirasakan rasa larutan tertentu
(sesuai/tidak dengan macam larutan yang dicobakan).
f. Bila jawaban praktikan sesuai dengan larutan yang dicobakan, maka pada
gambar lidah diberi tanda + dan bila tidak sesuai diberi tanda - .
g. Ulang percobaan ini pada orang lain dengan cotton bud yang berbeda.
Kemudian bandingkan hasilnya.
h. PERLU DIINGAT : Setiap penggantian larutan, praktikan harus kumur lebih
dahulu.
B. PEMBAU
1. Tujuan
3. Langkah Kerja
a. Praktikan tidak boleh flu /pilek.
11
b. Tutup mata yang bersangkutan.
Setelah itu posisi syringe diarahkan ke atas dan disuruh menghirup lagi.
Tanyakan bau apa yang dibaunya dan mana yang lebih bau pada posisi pertama atau
posisi kedua. Bandingkan! Catat hasilnya!
12
j. Hitunglah Olfactory Fatigue Times (OFT), yaitu waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai ketidakpekaan (kelelahan) pembau, artinya sampai tidak lagi
dapat membau sesuatu. Ulangi 3×, kemudian hitung rataratanya.
k. Hitunglah Olfactory Recovery Times (ORF), yaitu waktu yang dibutuhkan
untuk kesembuhan pembau, artinya sampai dapat membau kembali. Ulangi
3×, kemudian hitung rata-ratanya.
l. Ulangi semua percobaan di atas dengan praktikan yang lain dan bandingkan
hasilnya.
m. Diantara bahan-bahan yang ada, bau apa yang lebih merangsang praktikan?
Jelaskan, mengapa?
3. Langkah Kerja
a. Tutup mata praktikan dan hidungnya ditutup dengan sapu tangan.
b. Lidah dibersihkan dengan kapas atau tissue.
c. Letakkan sekerat bahan, secara bergantian. Tanyakan, apa yang dirasakan
setiap kali bahan diletakkan di lidah, dan tanyakan juga apakah ia dapat
membau atau mengecap.
d. Ulangi percobaan, akan tetapi pada keadaan hidung terbuka.
e. Ulangi percobaan 2× pada praktikan yang sama dan ulangi percobaan untuk
praktikan yang lain. Bandingkan!
13
D. RESEPTOR PANAS DAN DINGIN
1. Tujuan
Mengetahui banyaknya reseptor panas dan dingin.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
· Penggaris · Jarum pentul · Gelas kimia · spidol
b. Bahan
· Air hangat · Air dingin
3. Langkah Kerja
a. Buatlah kotak sepanjang 28 mm dan dibagi dalam 14 kotak pada tangan
bagian dorsal.
b. Masukkan jarum ke dalam gelas kimia yang berisi air hangat dan jarum lain
pada air dingin.
c. Tunggu lima menit, sentuhkan sebentar masing-masing jarum itu ke dalam
kotak bujurs angkar pada praktikan secara berurutan.
d. Untuk mempertahankan suhu jarum, masukkan lagi jarum ke gelas kimia.
e. Catat hasilnya, tanda + untuk kotak yang merasakan dan tanda – untuk kotak
yang tidak merasakan.
f. Ulangi percobaan untuk tangan bagian ventral pada praktikan yang sama.
1. Tujuan
Mengetahui adanya pengaruh dingin terhadap rasa sakit/nyeri
3. Langkah Kerja
a. Praktikan duduk dan telapak tangannya mendatar di atas meja.
b. Cubit telapak tangannya dengan intensitas sedang hingga dia mulai sakit dan
meneruskan hingga dia tidak merasakan sakit/nyeri.
14
c. Ulangi cubitan pada tempat yang tadi setelah membiarkan praktikan
beberapa saat.
d. Usap es dengan gerakan memutar sekitar daerah itu dan keringkan dengan
tissue.
e. Catat waktu begitu ia tidak merasakan sakit.
f. Usap es tetapi pada daerah terdekat dengan area cubitan tadi.
g. Lakukan pada telapak tangan yang lain.
h. Lakukan pada praktikan yang lain. Bandingkan !
F. BINTIK BUTA
1. Tujuan
Menentukan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta.
3. Langkah Kerja
a. Susunlah 5 buah mata uang logam berdiri lurus ke belakang dengan jarak
masing-masing 8 mm.
b. Tutuplah salah satu mata praktikan dengan karton tebal. Sedangkan mata
yang satunya tertuju pada bagian tengah dari uang logam yang terdepan.
c. Tanyakan, berapa banyak uang logam yang tampak? Uang logam mana yang
tidak kelihatan ? jarak mata uang logam itu ke mata merupakan jarak benda
yang bayangannya jatuh pada bintik buta.
d. Coba ubah ( memperbesar/ memperkecil) jarak antar mata uang logam itu,
bagaimana hasilnya? Bandingkan!
e. Ujilah juga mata yang sebelah lagi ! dan ulangi pada praktikan yang lain.
Benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta suatu mata, bayangannya
tidak akan jatuh pada bintik buta mata sebelahnya. Orang tidak memperoleh
kesan penglihatan dari bayangan yang jatuh pada tempat yang tidak
mengandung sel batang dan sel kerucut.
15
G. REFLEKS PUPIL TERHADAP INTENSITAS CAHAYA
1. Tujuan
1. Tujuan
Mengetahui refleks pupil terhadap akomodasi mata.
3. Langkah Kerja
a. Ukur diameter pupil pada keadaan normal praktikan, dengan meletakkan
penggaris di bawah salah satu matanya.
b. Praktikan di minta melihat benda-benda yang jauh letaknya, ukur diameter
pupilnya.
c. Praktikan di minta melihat benda-benda yang dekat letaknya, ukur diameter
pupilnya.
d. Ulangi percobaan pada praktikan yang lain.
16
UNIT 4
SISTEM MUSKULOSKELETAL
A. Tujuan Praktikum
B. Landasan Teori
17
rawan (kartilago). Tulang merupakan pondasi tubuh yang dihubungkan oleh
ligamen. Ligamen adalah jaringan elastis yang terdiri dari serat dan membentuk
sendi. Sebuah tulang terdiri atas beberapa jaringan berbeda yaitu jaringan osteus,
tulangrawan (cartilago), jaringan penghubung, jaringan adiposa, dan jaringan saraf
yang tersusun menjadi satu. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya
mengikuti kendali otot sedangkan otot sebagai alat gerak aktif. Tulang tetap
mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang.
Tulang rangka manusia berjumlah 206 yang terdiri atas 80 tulang pada poros
tubuh (aksial) dan 126 pada bagian alat gerak (apendikular). Berdasarkan
bentuknya tulang terdiri atas tulang Panjang/pipa, tulang pendek, tulang pipih, dan
tulang tidak beraturan. Berdasarkan jenisnya dibedakan atas tulang rawan dan
tulang sejati.
18
C. Alat dan Bahan
D. Prosedur Kerja
1. Amati jenis otot polos, otot lurik, dan jantung di bawah mikroskop, buat
masing-masing ciri preparat dan gambarlah temuan anda!
2. Inti sel
3. Ciri-ciri
19
4. Gambar
Jawab:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
Jawab:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
20
UNIT 5
AKTIVITAS JANTUNG DAN ALIRAN DARAH
A. Tujuan Praktikum
1) Untuk memahami metode pengukuran tekanan darah dan detak jantung
manusia
2) Untuk mengetahui hubungan tekanan darah dan detak jantung dengan
aktivitas dan jenis kelamin
3) Untuk melihat dan memahami arah aliran darah pada hewan
B. Landasan Teori
Sistem sirkulasi merupakan salah satu sistem yang vital bagi
keberlangsungan aktivitas fisiologi organisme. Dalam rangka menganalisa aktivitas
sistem sirkulasi, dapat dilakukan penghitungan tekanan darah dan detak jantung
(heart beat) yang karena kemampuan konduktivitasnya akan dapat dihitung pada
nadi di pergelangan tangan. Kecepatan detak nadi seirama dengan detakan jantung
memompa darah yang juga selaras dengan faktor kebutuhanenergi dari respirasi
seluler.
21
nadi akan bercabang membentuk arteriol dan arteriol akan bercabang lebih banyak
lagi menjadi kapiler yang sangat halus. Arah dan kecepatan aliran darah pada
pembuluh darah tersebut dapat dijadikan indikator jenis pembuluh darahnya.
Praktikum 1.
Mengukur Tekanan Darah Pada Berbagai Aktivitas
C. Alat dan Bahan :
Stopwatch, spigmomanometer, alat tulis, dan tubuh praktikan sendiri dengan jenis
kelamin berbeda.
D. Prosedur Kerja :
Lakukan pengukuran tekanan darah pada seluruh anggota kelompok praktikum
baik lakilaki maupun perempuan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
spigmomanomeneter terhadap praktikan dengan berbagai posisi (aktivitas) yaitu
duduk, berdiri, berjalan santai, jalan cepat, dan berlari (masing- masing selama 5
menit). Catat hasil pengukuran sistole dan diastole pada lembar kerja dan buat
grafik hubungan aktivitas dan jenis kelamin dengan tekanan darah manusia.
Interpretasikan hasil yang diperoleh.
Praktikum 2.
Hubungan Denyut Nadi dan Aktivitas
B. Prosedur Kerja:
Lakukan penghitungan denyut nadi pada pergelangan tangan untuk masing-
masing individu pada beberapa keadaan yaitu : duduk istirahat, berdiri, jalan santai,
jalan cepat dan berlari (masing-masing selama 5 menit). Hitung jumlah detakan
selama 60 detik dengan bantuan stetoscope atau dirasakan secara langsung. Catat
hasil yang diperoleh untuk semua individu kelompok praktikum
22
baik laki-laki maupun perempuan. Buat grafik hubungan antara aktivitas, jenis
kelamin dan jumlah detakan per menit lalu interpretasikan hasil praktikum.
Praktikum 3.
Aliran Darah Pada Kecebong
A. Alat dan Bahan:
Mikroskop, petridish, pinset, object glass, kecebong, batu es, kertas tissue
B. Prosedur Kerja:
Ambil kecebong dari wadahnya lalu letakkan di atas batu es beberapa saat
hingga pasif (jangan terlalu lama karena menyebabkan kematian). Angkat
kecebong tersebut lalu letakkan di atas kaca objek dan amati dengan mikroskop
dengan memposisikan bagian pinggir ekornya yang bening sehingga terlihat jelas
pada perbesaran minimum. Perhatikan aliran darah pada pembuluh darahnya dan
tentukan jenis pembuluh serta arah aliran darah dan catat hasil pada lembar
pengamatan. Buat sketsa arah aliran darah yang terlihat dan tentukan kategori
kecepatan alirannya (cepat, sedang, lambat).
Tekanan Darah
No Nama Praktikan L/P
Duduk Berdiri Jalan Jalan Cepat Lari
1
2
3
4
5
6
23
CatatanPenting :
....................................................................................................................................
.............................................................................................................................
Tekanan Darah
No Nama Praktikan L/P
Duduk Berdiri Jalan Jalan Cepat Lari
1
2
3
4
5
6
CatatanPenting :
....................................................................................................................................
.............................................................................................................................
24
Keterangan
25
UNIT 6
LAJU RESPIRASI HEWAN
A. Tujuan Praktikum
1) Untuk memahami metode pengukuran laju respirasi hewan melalui
penghitungan konsumsi oksigen.
2) Untuk melihat perbedaan laju respirasi pada berbagai spesies hewan dan
hubungannya dengan perbedaan temperatur lingkungan.
B. Landasan Teori
Respirasi secara sederhana didefinisikan sebagai proses pertukaran gas
berupa oksigen dan karbondioksida antara jaringan tubuh hewan denganlingkungan
tempat hidupnya. Proses respirasi tersebut dikenal dengan proses bernafas atau
respirasi eksternal. Pada dasarnya peristiwa respirasi melibatkan mekanisme
produksi energi (ATP) yang merupakan manifestasi proses yang terjadi pada level
intraseluler (sitoplasama dan mitokondria) atau lebih dikenal dengan respirasi
seluler. Tujuan utama dari respirasi adalah untuk menghasilkan energi (ATP) dan
menetralisir senyawa buangan hasil metabolisme berupa karbondioksida dari dalam
tubuh.
Proses respirasi sangat erat kaitannya dengan dinamika perubahankuantitas
gas oksigen yang dikonsumsi oleh tubuh dan karbondioksida yang dikeluarkan.
Oleh sebab itu salah satu cara untuk menaksir laju respirasi dapat dilakukan dengan
menghitung jumlah oksigen yang dikonsumsi per satuan waktu. Dan karena faktor
massa jaringan sangat menentukan level oksigen yang dikonsumsi maka laju
respirasi lebih tepat diukur dalam satuan volume oksigen yang dikonsumsi per
waktu per berat badan. Laju respirasi sangat bervariasi pada hewan dan dipengaruhi
oleh berbagai faktor internal seperti aktivitas, usia, jenis kelamin, dan status
kesehatan serta faktor-faktor eksternal seperti temperatur, kadar oksigen dan
keberadaan gas-gas lainnya di lingkungan. Umumnya hewan- hewan invertebrata
memiliki efisiensi respirasi yang lebih tinggi daripada hewan vertebrata.
26
Praktikum 1.
Menghitung Laju Respirasi Invertebrata
A. Alat dan Bahan :
B. Prosedur Kerja :
27
Lakukan analisis data dengan membuat grafik hubungan laju respirasi per masing-
masing spesies terhadap suhu yang bervariasi (suhu perlakuan). Interpretasikan data
secara ringkas.
Praktikum 2.
Menghitung Laju Respirasi Vertebrata
A. Alat dan Bahan :
B. Prosedur Kerja :
28
8 Vr Td (ml/g/s)
9 Vr Tr (ml/g/s)
10 Vr Tp (ml/g/s)
Ket: BW (berat badan), Ss (skala awal manometer), Sf (skala akhir manometer), Td (suhu dingin),
Tr (suhu ruangan), Tp (suhu panas), Vr (laju respirasi)
Catatan Penting :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Vr
(ml/g/s)
29
UNIT 7
ANALISIS URIN
A. Tujuan
1) Mengidentifikasi ciri-ciri dan komposisi urin yang normal.
2) Mengidentifikasi kelainan ginjal dari hasil pemeriksaan urin.
3) Untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk sedimentasi pada urine normal dan
urinpatologis serta menginterpretasikannya
B. Landasan Teori
Sistem ekskresi merupakan salah satu sisitem fisiologis yang sangat vital
dalam rangka mengatur keseimbangan tubuh (osmoregulasi). Salah satu cara
termudah untuk mempelajari sistem tersebut adalah dengan mengkaji produk hasil
kerjanya yang merupakan manifestasi dari aspek fisiologis yang dilakukannya.
Ginjal sebagai organ ekskresi paling vital pada akhir proses kerjanya akan
mengekskresikan produk berupa urine sehingga karakterisitik kerja ginjal akan
tercermin dari kondisi urine yang dihasilkannya. Urine merupakan zat ekskresi
yang dibuang keluar tubuh sebagai hasil proses filterisasi yang sangat kompleks. Di
dalam urine terkandung berbagai substansi terutama zat-zat toksik, urea, asam urat,
kreatin, garam-garam, sisa obat, protein, gula, dan berbagai sedimen yang spesifik.
Pemeriksaan pada urin tidak hanya dapat memberikan deskripsi tentang kondisi
fisiologis ginjal dan salurannya, tetapi juga juga mengenai berbagai aktivitas
fisiologis organ-organ lainnya di dalam tubuh seperti hepar, saluranempedu, dan
pankreas. Sedimen urine dapat berupa sedimen organik maupun non organik.
Sedimensedimen seperti kristal, benang lendir atau substansi-substansi padat
lainnya dapat diamati secara mikroskopis dan akan memberikan gambaran penting
terhadap kondisi fisiologis tubuh dan ginjal itu sendiri. Ginjal berperan dalam
proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu:
penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
30
1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di
kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan
permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah,
keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecilyang terlarut
di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,
bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer,
mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya
2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap
kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal
terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui
dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air
melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan
tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam
dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi
maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan
tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang
bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi
di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga
ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong
kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul
rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang
dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa
31
substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau
pada urin.
Dalam tubuh makhluk hidup terjadi proses metabolisme yangmenghasilkan
zat-zat yang sangat penting untuk tubuh. Dari metabolisme tersebut ada beberapa
zat yang tidak diperlukan tubuh, sehingga harus dikeluarkan dari tubuh. Zat-zat itu
antara lain CO2 , H2O dan amonia [NH3]. Amonia berasal dari perombakan protein
yang sebelumnya dirombak dulu menjadi urea. Amonia berbahaya bagi sel
sehingga harus dikeluarkan.
Zat warna empedu merupakan sisa hasil perombakan sel darah merah di hati
dan disimpan dalam kandung empedu. Zat itu akan mengalami oksidasimenjadi
urobilinogen yang memberi warna kekuningan pada urine. Selain zat tersebut di
dalam urin juga terdapat garam-garam mineral yang dikeluarkan antaralain: natrium
dan kalium klorida serta zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin B dan
C.
D. Prosedur Kerja
Lakukan pemeriksaan terhadap sampel urin yang ada untuk uji pH, amonia,
empedu, glukosa, protein dan ion klorida.
1) Mengukur pH urin
a) Masukkan urin ke dalam gelas kimia kemudian ukur pH urine dengan
menggunakan indikator universal!
b) Cocokkan warna pada indikator, berapa pH sampel urin ?
32
2) Menguji amonia
a) Masukkan 1 ml urin dalam tabung reaksi, kemudian panaskan dengan
pembakar spiritus sampai mendidih!
b) Bagaimana bau hasil pemanasan urine tersebut?
3) Menguji empedu
a) Masukkan 2 ml urin dalam tabung reaksi !
b) Miringkan tabung dan tetesi dengan larutan Iodium tincture hingga seluruh
permukaan urin tertutup. Perhatikan pada batas urin dan iodium tincture.
Apakah ada bentukan cincin warna hijau?
4) Menguji glukosa
a) Masukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi
b) Tambahkan 5 tetes reagen benedict kemudian panaskan. Amati perubahan
warnanya!
5) Menguji protein
a) Masukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi
b) Tambahkan 5 tetes reagen biuret kemudian biarkan selama 5 menit. Amati
perubahan warnanya!
6) Menguji ion klorida
a) Masukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi !
b) Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 1% kemudian biarkan selama 5 menit.
Amati apakah terbentuk endapan putih? Mengapa hal itu bisa terjadi?
H. Diskusi
1. Jelaskan zat-zat yang terdapat dalam urin yang sehat?
2. Bagaimana jika terdapat glukosa dalam urin, mengapa hal demikian bisa terjadi?
3. Jelaskan proses pembentukan urin?
33
UNIT 8
PENYESUAIAN HEWAN POIKILOTERMIK TERHADAP
OKSIGEN LINGKUNGAN
A. Tujuan Praktikum
B. Landasan Teori
34
konsumsi oksigen. Hal ini di mungkinkan karena terjadi penyeimbangan duafaktor
yaitu 1) ekstraksi oksigen dari lingkungan dan 2) ventilasi.
Kegiatan prantikum ini berdasar pada beberapa prinsip yaitu :
⎯ kelarutan oksigen di dalam air dipengaruhi oleh suhu air
⎯ aktivitas ekspirasi eksternal tercemin pada gerak operkulum
Bak plastik, termometer, timbangan, panci, gelas piala (gelas Bekker), gelas
ukur, pengaduk, alat penghitung, ikan air tawar (hidup) 2, es batu, air panas.
D. Prosedur kerja
1) Pengaruh kenaikan suhu medium / air
a. Jerang air dalam panci
b. Isi bak plastik dengan air suhu kamar, catat suhunya
c. Timbang ikan yang akan digunakan, kemudian masukan ke dalam bak
plastik. Hitunglah gerak operkulum selama satu menit. Lakukan
sebanyak tiga ulangan, ambil rata-ratanya
d. Naikan suhu air sebesar 30 C, dengan cara menuangkan air panas
kedalam bak air sedikit demi sedikit (jangan sampai terkena ikannya)
sampai tercapai suhu yang di kehendaki. Hitung gerak operkulum per
menit (3 ulangan).
e. Suhu air dinaikan terus sampai keseimbangan ikan mulai tidak normal.
2) Pengaruh penurunan suhu medium / air
a. Prosedur kerja seperti pada kegiatan 1
b. Menurunkan suhu dikerjakan dengan cara memasukan es kedalam bak
sampai tercapai suhu yang dikendaki ( interval 30C).
35
E. Analisis Data
Suhu (0C)
Suhu (0C)
0 0C Gerakan
Suhu (0C)
operculum
)
36
F. Diskusi
37
DAFTAR PUSTAKA
38
PENILAIAN PRAKTIKUM
Nama :
NIM :
Lokal :
Kelompok :
Nilai
No Judul Praktikum Rata-
TP Respon Ket Laporan Evaluasi
Rata
1 Toleransi hewan terhadap
salinitas
2 Fungsi Saraf Otak besar &
kecil
3 Sistem Indera
4 Sistem Muskuloskeletal
5 Aktivitas jantung & airan
darah
6 Laju respirasi Hewan
7 Analisis Urin
8 Penyesuaian hewan
poikilotermik
Rata-Rata Nilai