Anda di halaman 1dari 45

Nur Fitriana Sam, S.Pd., M.

Pd

PANDUAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI
HEWAN DAN MANUSIA
24

Nama Mahasiswa :
NPM :
20

Lokal :
Kelompok :

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FKIP UBT
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala nikmat kesehatan, waktu dan kekuatan yang telah
diberikan Allah SWT sehingga penyusunan buku petunjuk praktikum ini dapat
diselesaikan sebagai mana mestinya. Keberadaan petunjuk praktikum ini ditujukan
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan praktikum dan untuk
meningkatkan kemampuan penguasaan praktikum dan praktek mahasiswa
terhadap mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Hewan yang akan nantinya dapat
diterapkan disekolah sebagaiketerampilan seorang guru.
Buku petunjuk praktikum ini disusun untuk digunakan sabagai petunjuk
kegiatan praktikum Anatomi dan Fisiologi Hewan di Jurusan Pendidikan Biologi
FKIP Universitas Borneo Tarakan sehingga diharapkan mahasiswa lebih terarah
dalam melakukan kegiatan praktikum sebagai pendukung matakuliah Anatomi
dan Fisiologi Hewan. Dengan selesainya penyusunan buku praktikum ini tidak
terlepas dari kontribusi sangat berharga dari berbagai pihak baik material maupun
moral.
Disampaikan kepada Dekan FKIP UBT, Ketua Jurusan Pendidikan
Biologi, dan segenap Tim pengajar Anatomi dan Fisiologi Hewan, rasa terima
kasih yang dalam juga kami haturkan yang telah memberikan masukan baik berupa
koreksi maupun kontribusi referensi sehingga dapat mengoptimalkan isi dari buku
petunjuk praktikum ini. Semoga amal kebaikannya mendapat balasan yang lebih
baik dari Allah SWT
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada petunjuk praktikum
ini, untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan lebih lanjut sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan
fungsinya. Semoga buku bermanfaat dalam mendukung perkuliahan Fisiologi
Hewan.

Tarakan, 12 Februari 2024

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Peraturan dan Tata Tertib Praktikum iv

Unit 1. Toleransi Hewan terhadap Salinitas 1

Unit 2. Fungsi Saraf Otak Besar dan Otak Kecil 5

Unit 3. Sistem Indera 10

Unit 4. Sistem Muskuloskeletal 17

Unit 5. Aktivitas Jantung dan Aliran Darah 21

Unit 6. Laju Respirasi Hewan 26

Unit 7. Analisis Urin 30

Unit 8. Penyesuaian Hewan Poikilotermik terhadap Oksigen Lingkungan 34

Daftar Pustaka 38

ii
PERATURAN DAN TATA TERTIB KEGIATAN PRAKTIKUM
ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN

1. Setiap mahasiswa wajib memiliki buku petunjuk praktikum.


2. Setiap mahasiswa praktikan diwajibkan hadir tepat pada waktunya.
3. Praktikan yang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti
praktikum, kecuali seizin dosen pengampu Fisiologi Hewan.
4. Mahasiswa yang tidak hadir sampai 3 (tiga) kali berturut-turut, tanpa alasan
yang dapat diterima, tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan praktikum
selanjutnya dan harus menanggung konsekuensi penilaian.
5. Praktikan yang berhalangan hadir karena sakit wajib menyertakan surat
keterangan dokter. Jika tanpa surat keterangan tersebut akan dianggap absen.
6. Sebelum memasuki laboratorium, praktikan wajib mengenakan jas lab, sepatu.
Tidak diperkenankan memakai kaos oblong dan sandal.
7. Sebelum melakukan praktikum, mahasiswa praktikan harus sudah mempelajari
dan menguasai prosedur. Bila masih terdapat hal-hal yang diragukan, segera
menanyakan pada pembimbing sebelum melakukan prosedur yang salah.
8. Praktikan wajib membawa objek sesuai petunjuk modul dan menyerahkannya
sebelum praktikum dimulai. Jika tidak membawa objek,tidak diperkenankan
mengikuti praktikum dan akan dianggap absen dan pelanggaran berat.
9. Selama kegiatan praktikum tidak diperkenankan bersendau gurau berlebihan,
makan, minum, dan merokok.
10. Praktikan harus berhati-hati dalam berinteraksi dengan hewan percobaan
karena beberapa hewan dapat berbahaya (menggigit/menyengat/mencakar),
perhatikan petunjuk yang benar dalam memperlakukan hewan percobaan dan
usahakan mengenakan sarung tangan serta masker.
11. Beberapa zat dapat menyebabkan iritasi ringan hingga berat (ex. HCl), atau
bersifat toksik berat (ex. formalin, eter, kloroform, Hg dalam hayem), mudah
terbakar (ex. etanol), dan sumber penyakit (ex. darah, urine) sehingga harus
menggunakan sarung tangan, masker serta pelindung untuk keselamatan
lainnya yang sesuai.
12. Hati-hati dalam menggunakan instrumen-instrumen elektronik termasuk

iii
sentrifus, mikroskop dll yang dapat menyebabkan kebocoran arus (setrum)
atau kerusakan alat atau bahkan ledakan. Perhatikan petunjuk pemakaianyang benar.
13. Segala kerusakan instrumen yang dipakai karena kesalahan praktikan akan
menjadi tanggung jawab praktikan dalam perbaikan atau penggantiannya.
14. Praktikan harus membersihkan seluruh alat/bahan praktikum yang dipakaidan
memeriksa kelengkapan alat/bahan yang ada untuk kemudian dicocokan
dengan list alat dan bahan yang telah disediakan pada baki objek. Mintalah
paraf asisten setelah dilakukan pengecekan secara benar.
15. Praktikan wajib menjaga kebersihan laboratorium, membuang sampah pada
kotak yang telah disediakan dan harus melaksanakan tugas piket laboratorium
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
16. Setiap pelanggaran terhadap tata tertib praktikum akan dicatat dalam berita
acara praktikum dan akan diberikan sanksi sesuai kesepakatan dosen dan
asisten.
17. Praktikan akan dinilai secara komprehensif dari aspek kognitif (kecakapan
berfikir dan teoritis), afektif (sikap dan moral), dan psikomotor (keterampilan
penguasaan teknis dan operasional kerja praktikum) termasuk keaktifan dalam
kerja praktikum dan diskusi.
18. Sebelum praktikum dimulai mahasiswa wajib mengerjakan Tugas
Pendahuluan dan dikumpul sebelum masuk laboratorium
19. Setelah masuk laboratorium wajib mengikuti Pre-tes, kemudian melaksanakan
praktikum
20. Setelah kegiatan praktikum selesai, mahasiswa harus membuat laporan
sementara.
21. Laporan praktikum final diselesaikan 6 (enam) hari kemudian atau H-1
Praktikum selanjutnya. Pada saat mengumpulkan laporan akhir, mahasiswa
wajib melaksanakan assessment
22. Laporan praktikum dilaporkan berupa laporan lengkap berisi ketentuan sebagai
berikut:
a. Laporan ditulis tangan menggunakan kertas HVS A4, margin atas 3 cm,
kiri 4 cm, kanan dan bawah 3 cm.
b. Terdiri atas Sampul, kata pengantar, daftar isi, BAB 1, BAB 2, BAB 3,

iv
BAB 4, BAB 5, dan daftar pustaka
c. Minimal 28 baris tiap halaman. Pendahuluan minimal 1 halaman, BAB 2
minimal 5 halaman, BAB 4 Minimal 4 halaman.Daftar Pustaka minimal 7
(3 buku dan 4 artikel penelitian terbitan 5 tahun terakhir).

v
UNIT 1
TOLERANSI HEWAN TERHADAP SALINITAS

A. Tujuan Praktikum
1) Untuk mengetahui rentang toleransi hewan air tawar berupa ikan Hias
(vertebrata) terhadap salinitas air
2) Untuk mengidentifikasi gejala-gejala fisiologis dan perilaku hewan yang
berhubungan dengan efek perubahan salinitas

B. Landasan Teori
Salinitas merupakan faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap
fisiologis hewan-hewan aquatis baik vertebrata maupun invertebrata. Masing-
masing spesies memiliki rentang toleransi fisiologis yang spesifik terhadap faktor
tersebut sehingga mekanisme adaptasinyapun juga berbeda. Kadar garam atau
salinitas berhubungan erat dengan sifat osmolaritas cairan tubuh dan lingkungan
eksternal, sehingga jika terjadi perubahan salinitas yang signifikan akan diikuti oleh
perubahan-perubahan fisiologis yang berupaya untuk menyeimbangkan kondisi di
dalam tubuh dan di luar tubuh (homeostasis). Faktor tersebut juga berperan dalam
hal regulasi ion dan pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada respirasi dalam
air. Hewan-hewan invertebrata sederhana seperti Planaria memanfaatkan
permukaan tubuhnya untuk melakukan respirasi dan pertukaran ion-ion tubuh
dengan lingkungannya melalui difusi. Hal tersebut menjadikan tingginya
sensitifitas fisiologis hewan tersebut terhadap perubahan-perubahan faktor
eksternal seperti salinitas. Konsentrasi larutan di luar tubuh yang terlalu tinggi
(misalnya tingginya kadar ion Na+ dan Cl) akan memicu terjadinya lisis sel-sel dan
pengeluaran sekret lendir yang berlebihan yang berujung pada kematian. Hewan
vertebrata seperti ikan biasanya cenderung memiliki kemampuan toleransi yang
lebih baik terhadap perubahan-perubahan faktor eksternal seperti salinitas. Ikan
memiliki mekanisme osmoregulasi yang sangat baik guna menjaga stabilitas
fisiologis pada kondisi yang tidak menguntungkan. Akan tetapi tetap ada suatu

1
batas toleransi yang spesifik dimana hewan tersebut masih mampu bertahan atau
tidak dapat lagi menyeimbangkan kondisi fisiologisnya sehingga berujung pada
kematian. Ikan akan terlihat banyak mengeluarkan sekret pada salinitas yangtinggi
dan akan mempercepat laju respirasi dengan meningkatnya frekuensi gerakan
operculum.

C. Alat dan Bahan :


Beaker glass 200 ml, gelas ukur, pipet tetes, pinset, stopwatch, kertas label,
aquadest, larutan NaCl (konsentrasi 0.1%, 0.5%, 1% dan 1.5%, 2%) atau jika tidak
ada bisa diganti menggunakan garam dapur, ikan hias 12 ekor yang ukuran
badannya sama.

D. Prosedur Kerja:
Praktikum ini dilakukan dengan metode eksperimen sederhana. Kelompok
hewan coba dibagi menjadi dua yaitu vertebrata (ikan hias) yang diberi perlakuan
yang sama tetapi dianggap sebagai unit percobaan yang terpisah. Perlakuan dalam
eskperimen ini adalah konsentrasi NaCl (berhubungan dengan salinitas) yangterdiri
atas 5 macam perlakuan dan 1 kontrol (lihat tabel) dan 6 ulangan sebagai berikut :
Kode Perlakuan Perlakuan (medium Percobaan)
A Aquedest (kontrol)
B NaCl 0.1%
C NaCl 0.5%
D NaCl 1%
E NaCl 1.5%
F NaCl 2%

Sebagai persiapan, sediakan hewan percobaan (ikan hias) masing-masing 12


ekor. Selanjutnya sediahkan 6 beaker glass dengan volume dan bentuk yang sama
lalu isi dengan medium seperti pada tabel dan beri kode perlakuan pada masing-
masing beaker glass. Masukkan sebanyak 2 ekor hewan percobaan ke dalam
2
beaker glass yang berbeda sesuai urutan perlakuan lalu biarkan selama 10menit.
Lakukan observasi dan pencatatan sbb :
Parameter-parameter yang diamati pada ikan Hias.:
a. Pergerakan : skor 1 jika kurang aktif, 2 jika normal, dan 3 jika sangat aktif.
b. Frekuensi pergerakan overculum per menit (amati 1 ekor ikan saja
untukmasing-masing perlakuan)
c. Persentase individu yang bertahan hidup setelah 2 jam perlakuan.
d. Gejala-gejala pengeluaran sekret setelah akhir percobaan (ada lendir atau
tidak) dan gejala pendarahan atau bleeding pada permukaan tubuh, sirif,insang,
dan mata.
e. Tingkat kekeruhan air setelah akhir percobaan (jernih skor 0, agak keruh skor
1, keruh skor 2, sangat keruh skor 3).

E. Lembar Kerja Praktikum


Pengamatan pada ikan hias
No Parameter Kuantitatif / Perlakuan
Semikuantitatif
1 Pergerakan A B C D E F
2 Frekuensi gerak operculum/menit
3 Persentase survival individu (%)
4 Tingkat kekeruhan air
Catatan : kolom diisi dengan hasil penghitungan atau pemberian skor untuk tiap parameter

No Parameter Kuantitatif / Semikuantitatif Perlakuan


1 Pengeluaran sekret/lendir A B C D E F
2 Pendarahan di insang
3 Pendarahan di sirip
4 Pendarahan di mata
5 Pendarahan di tubuh
Jumlah macam gejala yang terlihat
Catatan : kolom diisi dengan tanda (+) jika ada, dan tanda (-) jika tidak ada

3
Tuliskan Interpretasi praktikum yang telah anda lakukan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

4
UNIT 2
FUNGSI SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL

A. Tujuan
1) Memeriksa fungsi sebagian besar saraf otak besar.
2) Memeriksa fungsi otak kecil.

B. Landasan Teori

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak
tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla
oblongata), dan jembatan varol.
Otak besar (serebrum) mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas
mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua
kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa
gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat
bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area
motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain
itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini
berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan
belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur
kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat
proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.
Otak tengah (mesensefalon) terletak di depan otak kecil dan jembatanvarol.
Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja
kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus
optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga
merupakan pusat pendengaran.

Otak kecil (serebelum) mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan

5
otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan
yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.
Sumsum sambung (medulla oblongata) berfungsi menghantar impuls yang
datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi
jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan
kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain
itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk,
dan berkedip.
Jembatan varol (pons varoli) berisi serabut saraf yang menghubungkan otak
kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang.

C. Alat dan Bahan


Bawang putih · Serbuk kopi · Cotton bud · Buku bacaan · Stop watch ·
Pensil, kertas karton

D. Prosedur Kerja
Anda hendaknya bekerja berpasangan. Kerjakan rangkaian langkah ini secara
lengkap terhadap teman anda, kemudian bergantian. Amati dan catat hasilnya.

UJI SARAF CRANIAL


1) Nervus Olfaktorius
Subjek uji coba diminta duduk dan menutup matanya. Botol berisi serbuk
kopi dibuka dan dilewatkan mendatar sejauh 8 cm dari muka lubang hidung. Giliran
berikutnya irislah satu siung bawang putih secara melintang, kemudian lewatkan
juga seperti botol kopi tadi. Urutan bahan dapat anda balik. Dapatkah subjek uji
coba membedakan keduanya?

2) Nervus Opticus
Bukalah suatu halaman buku penuh dengan tulisan. Tandailah awal suatu
kalimat. Mintalah subjek uji coba membaca kalimat-kalimat itu mulai dari awal

6
tanda selam 1 menit. Hitung dan catatlah banyaknya kata yang dapat dibaca selama
1 menit tersebut.
3) Nervus Aculomotor
Mintalah subjek uji coba untuk terus mengawasi pensil yang anda gerakkan
beberapa kali ke arah vertikal, horisontal, serong kiri, serong kanan dan berputar,
sambil menjaga agar kepalanya tetap tidak bergerak. Dapatkah dia mengikuti semua
gerakan tersebut?

4) Nervus Facialis
Mintalah subjek uji coba untuk tersenyum sambil menunjukkan giginya,
menggembungkan pipinya, mengerutkan dahinya, mengangkat alis satu per satu
maupun bersamaan. Dapatkah dia melakukan semuanya dengan baik?

b. UJI SARAF OTAK KECIL


Mintalah subjek uji coba berdiri sejauh 2 meter dari kertas yang bertuliskan
perintah berikut ini. Mintalah dia membaca tiap perintah, kemudian mengulang
membaca bersuara sambil melaksanakan tugas yang tertulis di situ. Amati dan
catatlah gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
Perintah tertulis antara lain:

1. RENTANGKAN KEDUA LENGAN KE SAMPING


DAN GERAKKAN SEMUA JARI-JARI DENGAN CEPAT.

RENTANGKAN KEDUA LENGAN KE SAMPING


DAN SALING SILANGKAN SEMUA JARI-JARIDENGAN
RAPAT.

2. TOLEHKAN KEPALA KE SAMPING DENGAN


PANDANGAN LURUS KE SAMPING. BERJALANLAH
MAJU DENGAN MELETAKKAN TUMIT YANG SATU DI
DEPAN UJUNG JARI KAKI YANG LAIN.
7
3. TUTUPLAH MATA DAN BERDIRILAH TEGAK
SELAMA SATU MENIT.

4. TUTUPLAH MATA DAN SENTUHLAH HIDUNG


DENGAN TELUNJUK KANAN.

5. TUTUPLAH MATA DAN SENTUHLAH HIDUNG


DENGAN TELUNJUK KIRI.

6. SENTUH TELUNJUK KANAN PENGAMAT.

7. BERDIRI TEGAK DAN GERAKKAN KAKI KANAN


KE ATAS KE BAWAH MENGGESER SEPANJANGKAKI
KIRI.

8. BERDIRI TEGAK DAN GERAKKAN KAKI KIRI KE


ATAS KE BAWAH MENGGESER SEPANJANG KAKI
KANAN.
Catatlah kedua hasil uji pada tabel untuk 2 subjek uji coba.

E. Diskusi
1. Samakah status saraf subjek 1 dengan subjek 2 ?
Jawab:
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
2. Bila sama, mengapa hal itu bisa terjadi?
Jawab:
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..

8
3. Bila tidak sama, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perbedaan
tersebut?

Jawab:

………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..

9
UNIT 3
SISTEM INDERA

Landasan Teori
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar
sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang
berasal dari luar tubuh dapat ditangkap oleh reseptor dibutuhkan alat-alat tubuh
tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga,
kulit dan lidah.
Apabila dibagi ke dalam kelompokreseptor, maka alat indera dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok, yakni :
1. Kemoreseptor : Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap
rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (Hidung) dan indra pengecap (lidah).
2. Mekanoreseptor: Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap
rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan
indra pendengaran (telinga).
3. Fotoreseptor: Fotoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap
rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau mata.

A. PENGECAP
1. Tujuan
a. Menentukan kecermatan pengecapan praktikan pada penggunaan beberapa
bahan.

b. Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecap


primer,berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutan.

c. Menentukan daerah penyebaran reseptor kecap selain sensasi primer.

2. Alat dan Bahan


a. Alat: Cotton bud, Cawan petri, Gelas kimia, Sapu tangan, Peta rasa (gambar lidah),
Tissue/ kapas
b. Bahan: Larutan NaCl (asin), Larutan asam, Laruatan glukosa (manis),

10
Larutan kopi tanpa gula (pahit),Larutan cabe/ merica (pedas), Air putih

3. Prosedur Kerja

a. Sebelum percobaan dimulai, bersihkan dulu gusi dan lidah dari sisa-sisa
makanan dengan berkumur. Kemudian bersihkan lidah dengan tissue/kapas
agar tidak basah oleh air ludah.
b. Tuangkan cairan pada cawan petri dan rendam cotton bud pada tiaptiap
larutan
c. Tutup mata praktikan, agar tidak mengetahui larutan apa yang dipergunakan.
d. Sentuhkan cotton bud pada tempat-tempat pusat pengecap dan praktikan
diminta untuk mengatakan rasa apa yang dirasakan setiap kali sentuhan dan
pada tempat mana yang paling terasa macam larutan yang disentuhkan.
e. Ulangi percobaan ini dengan cotton bud yang lain sesuai larutannya.
Tanyakan: Apakah pada daerah yang disentuh dirasakan rasa larutan tertentu
(sesuai/tidak dengan macam larutan yang dicobakan).
f. Bila jawaban praktikan sesuai dengan larutan yang dicobakan, maka pada
gambar lidah diberi tanda + dan bila tidak sesuai diberi tanda - .
g. Ulang percobaan ini pada orang lain dengan cotton bud yang berbeda.
Kemudian bandingkan hasilnya.
h. PERLU DIINGAT : Setiap penggantian larutan, praktikan harus kumur lebih
dahulu.

B. PEMBAU
1. Tujuan

U n t u k Mengetahui pentingnya pengaruh rangsangan bau terhadap kepekaan


seseorang.
2. Alat dan Bahan
a. Alat : · Spuit/ syringe 2,5 ml · Sapu tangan · kapas
b. Bahan: Minyak menthol · Minyak angin · Parfum · Minyak cengkih

3. Langkah Kerja
a. Praktikan tidak boleh flu /pilek.
11
b. Tutup mata yang bersangkutan.

c. Ambil parfum dengan jarum syringe secukupnya, kemudian lepaskan jarum


dan biarkan syringe dalam kondisi posisi terbalik ( lubang jarum menghadap
ke atas)
d. Sisipkan ujung penutup pada bagian belakang dalam hidung melalui lubang
hidung satu sisi, sedangkan sisi lain lubang hidung ditutup dengan kapas, agar
yang membau hanya satu sisi saja. Kemudian praktikan membau/menghirup.
Tanyakan bau apa yang dibaunya. Catat hasilnya!

Setelah itu posisi syringe diarahkan ke atas dan disuruh menghirup lagi.
Tanyakan bau apa yang dibaunya dan mana yang lebih bau pada posisi pertama atau
posisi kedua. Bandingkan! Catat hasilnya!

e. Ulangi percobaan di atas dengan bahan yang lain.


f. Tutup lubang hidung yang satu dengan kapas dan yang satu tetap terbuka.
g. Tuang bahan pada spuit secukupnya.
h. Pegang syringe dan dekatkan pada hidung yang terbuka dengan jarak 1,5 cm
di depan hidung. Kemudian mintalah praktikan untuk menghirup dan
hembuskan lewat mulut.
i. Ulangi hal ini berkali-kali sampai tidak lagi membau bahan tersebut.

12
j. Hitunglah Olfactory Fatigue Times (OFT), yaitu waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai ketidakpekaan (kelelahan) pembau, artinya sampai tidak lagi
dapat membau sesuatu. Ulangi 3×, kemudian hitung rataratanya.
k. Hitunglah Olfactory Recovery Times (ORF), yaitu waktu yang dibutuhkan
untuk kesembuhan pembau, artinya sampai dapat membau kembali. Ulangi
3×, kemudian hitung rata-ratanya.
l. Ulangi semua percobaan di atas dengan praktikan yang lain dan bandingkan
hasilnya.
m. Diantara bahan-bahan yang ada, bau apa yang lebih merangsang praktikan?
Jelaskan, mengapa?

C. HUBUNGAN PEMBAU DAN PENGECAP


1. Tujuan
Mengetahui pentingnya pengaruh bau terhadap kesan pengecapan

2. Alat dan Bahan


a. Alat
· Tusuk gigi · Pisau · Kapas/tissue · Sapu tangan
b. Bahan
· Bengkoang · Kentang · Apel · Air putih

3. Langkah Kerja
a. Tutup mata praktikan dan hidungnya ditutup dengan sapu tangan.
b. Lidah dibersihkan dengan kapas atau tissue.
c. Letakkan sekerat bahan, secara bergantian. Tanyakan, apa yang dirasakan
setiap kali bahan diletakkan di lidah, dan tanyakan juga apakah ia dapat
membau atau mengecap.
d. Ulangi percobaan, akan tetapi pada keadaan hidung terbuka.
e. Ulangi percobaan 2× pada praktikan yang sama dan ulangi percobaan untuk
praktikan yang lain. Bandingkan!

13
D. RESEPTOR PANAS DAN DINGIN

1. Tujuan
Mengetahui banyaknya reseptor panas dan dingin.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
· Penggaris · Jarum pentul · Gelas kimia · spidol
b. Bahan
· Air hangat · Air dingin
3. Langkah Kerja
a. Buatlah kotak sepanjang 28 mm dan dibagi dalam 14 kotak pada tangan
bagian dorsal.
b. Masukkan jarum ke dalam gelas kimia yang berisi air hangat dan jarum lain
pada air dingin.
c. Tunggu lima menit, sentuhkan sebentar masing-masing jarum itu ke dalam
kotak bujurs angkar pada praktikan secara berurutan.
d. Untuk mempertahankan suhu jarum, masukkan lagi jarum ke gelas kimia.
e. Catat hasilnya, tanda + untuk kotak yang merasakan dan tanda – untuk kotak
yang tidak merasakan.
f. Ulangi percobaan untuk tangan bagian ventral pada praktikan yang sama.

E. PENGARUH DINGIN TERHADAP RASA SAKIT

1. Tujuan
Mengetahui adanya pengaruh dingin terhadap rasa sakit/nyeri

2. Alat dan Bahan


a. Alat · Jam/ stopwatch · Tissue
b. Bahan · Es batu

3. Langkah Kerja
a. Praktikan duduk dan telapak tangannya mendatar di atas meja.
b. Cubit telapak tangannya dengan intensitas sedang hingga dia mulai sakit dan
meneruskan hingga dia tidak merasakan sakit/nyeri.
14
c. Ulangi cubitan pada tempat yang tadi setelah membiarkan praktikan
beberapa saat.
d. Usap es dengan gerakan memutar sekitar daerah itu dan keringkan dengan
tissue.
e. Catat waktu begitu ia tidak merasakan sakit.
f. Usap es tetapi pada daerah terdekat dengan area cubitan tadi.
g. Lakukan pada telapak tangan yang lain.
h. Lakukan pada praktikan yang lain. Bandingkan !

F. BINTIK BUTA

1. Tujuan
Menentukan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta.

2. Alat dan Bahan


· Mata uang logam 5 buah · Kertas karton · penggaris

3. Langkah Kerja
a. Susunlah 5 buah mata uang logam berdiri lurus ke belakang dengan jarak
masing-masing 8 mm.
b. Tutuplah salah satu mata praktikan dengan karton tebal. Sedangkan mata
yang satunya tertuju pada bagian tengah dari uang logam yang terdepan.
c. Tanyakan, berapa banyak uang logam yang tampak? Uang logam mana yang
tidak kelihatan ? jarak mata uang logam itu ke mata merupakan jarak benda
yang bayangannya jatuh pada bintik buta.
d. Coba ubah ( memperbesar/ memperkecil) jarak antar mata uang logam itu,
bagaimana hasilnya? Bandingkan!
e. Ujilah juga mata yang sebelah lagi ! dan ulangi pada praktikan yang lain.
Benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta suatu mata, bayangannya
tidak akan jatuh pada bintik buta mata sebelahnya. Orang tidak memperoleh
kesan penglihatan dari bayangan yang jatuh pada tempat yang tidak
mengandung sel batang dan sel kerucut.

15
G. REFLEKS PUPIL TERHADAP INTENSITAS CAHAYA

1. Tujuan

Mengetahui refleks pupil ketika ada cahaya yang masuk.


2. Alat dan Bahan
· Penggaris · Sapu tangan · Senter
3. Langkah Kerja
a. Ukur dan catat diameter pupil praktikan, dengan meletakkan penggaris di
bawah salah satu matanya.
b. Praktikan diminta untuk memejamkan mata dan ditutup dengan tangan atau
saputangan, sedang penggaris tetap dipegang.
c. Secara mendadak mintalah praktikan dan ukur diameter pupil matanya.
Bandingkan dengan hasilnya !
d. Praktikan diminta kembali untuk memejamkan matanya. Akan lebih baik
hasilnya apabila praktikan berada di tempat gelap.
e. Secara mendadak terangi mata dengan senter, ukur diameter pupil.
f. Ulangi pada manusia coba yang lain. Bandingkan !

I. REFLEKS PUPIL TERHADAP AKOMODASI MATA

1. Tujuan
Mengetahui refleks pupil terhadap akomodasi mata.

2. Alat dan Bahan


· Penggaris

3. Langkah Kerja
a. Ukur diameter pupil pada keadaan normal praktikan, dengan meletakkan
penggaris di bawah salah satu matanya.
b. Praktikan di minta melihat benda-benda yang jauh letaknya, ukur diameter
pupilnya.
c. Praktikan di minta melihat benda-benda yang dekat letaknya, ukur diameter
pupilnya.
d. Ulangi percobaan pada praktikan yang lain.
16
UNIT 4

SISTEM MUSKULOSKELETAL

A. Tujuan Praktikum

1) Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan otot polos, otot rangka dan


otot jantung

2) Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem rangka

B. Landasan Teori

Sistem musculoskeletal merupakan bagian tubuh yg terdiri atas tulang,


sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi. Otot merupakan
sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat gerak
aktif yang menggerakkan tulang. Otot terdiri atas 3 jenis berdasarkan struktur dan
mekanisme kerjanya, yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung.

Sumber: Sherwood, 2016

Rangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa


organ lunak. Rangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan
menyediakan untuk kaitan otot. Sistem rangka terdiri dari tulang, sendi, dan tulang

17
rawan (kartilago). Tulang merupakan pondasi tubuh yang dihubungkan oleh
ligamen. Ligamen adalah jaringan elastis yang terdiri dari serat dan membentuk
sendi. Sebuah tulang terdiri atas beberapa jaringan berbeda yaitu jaringan osteus,
tulangrawan (cartilago), jaringan penghubung, jaringan adiposa, dan jaringan saraf
yang tersusun menjadi satu. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya
mengikuti kendali otot sedangkan otot sebagai alat gerak aktif. Tulang tetap
mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang.

Tulang rangka manusia berjumlah 206 yang terdiri atas 80 tulang pada poros
tubuh (aksial) dan 126 pada bagian alat gerak (apendikular). Berdasarkan
bentuknya tulang terdiri atas tulang Panjang/pipa, tulang pendek, tulang pipih, dan
tulang tidak beraturan. Berdasarkan jenisnya dibedakan atas tulang rawan dan
tulang sejati.

Gambar Sistem rangka manusia

18
C. Alat dan Bahan

1. Praktikum pengamatan jenis-jenis otot alat bahan yang diperlukan yaitu


preparate otot jantung, otot polos, otot lurik, dan mikroskop

2. Praktikum pengamatan rangka manusia alat bahan yang dibutuhkan yaitu


torso (alat peraga), jika tidak ada anda dapat menyiapkan gambar tiga
dimensi yang di print pada HVS

D. Prosedur Kerja

1. Amati jenis otot polos, otot lurik, dan jantung di bawah mikroskop, buat
masing-masing ciri preparat dan gambarlah temuan anda!

2. Amati torso/gambar yang telah disediakan, kemudian sebutkan anatomi


dan fisiologi bagian aksial dan apendikular secara lengkap

E. Lembar Kerja Praktikum

1. Perbedaan otot polos, otot jantung dan otot lurik


No Morfologi Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung
1. Letak pada
organ

2. Inti sel

3. Ciri-ciri

19
4. Gambar

2. Dari pengamatan rangka tubuh manusia, buatlah Analisa dan pembahasan


mengenai perbedaan rangka tubuh bagian aksial dan apendikular!

Jawab:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….

3. Tuliskan kesimpulan pada praktikum ini!

Jawab:

……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….

20
UNIT 5
AKTIVITAS JANTUNG DAN ALIRAN DARAH

A. Tujuan Praktikum
1) Untuk memahami metode pengukuran tekanan darah dan detak jantung
manusia
2) Untuk mengetahui hubungan tekanan darah dan detak jantung dengan
aktivitas dan jenis kelamin
3) Untuk melihat dan memahami arah aliran darah pada hewan
B. Landasan Teori
Sistem sirkulasi merupakan salah satu sistem yang vital bagi
keberlangsungan aktivitas fisiologi organisme. Dalam rangka menganalisa aktivitas
sistem sirkulasi, dapat dilakukan penghitungan tekanan darah dan detak jantung
(heart beat) yang karena kemampuan konduktivitasnya akan dapat dihitung pada
nadi di pergelangan tangan. Kecepatan detak nadi seirama dengan detakan jantung
memompa darah yang juga selaras dengan faktor kebutuhanenergi dari respirasi
seluler.

Tekanan darah didefinisikan sebagai tekanan dari darah terhadap dinding


pembuluh darah. Faktor internal yang mempengaruhi tekanan darah adalah jumlah
darah yang ada dalam sistem peredaran, aktivitas memompa jantung, dan tahanan
dalam aliran darah. Pengukuran tekanan darah pada hewan bisanya dilakukan
secara langsung dengan menyisipkan kanula (bagian dari instrumen pengukur
tekanan) ke dalam pembuluh nadi carotis atau femoralis. Pada manusia, pengukuran
dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan tensimeter
(sfigmomanometer) yang dapat mengukur tekanan sistol dan diastol. Tekanan darah
120/80 mmHg menunjukkan bahwa terdapat tekanan 120 mmHg terhadap
pembuluh arteri (sistole), dan 80 mmHg tekanan saat jantung berelaksasi diantara
pemompaan (diastole). Terdapat dua kelompok besar pembuluh darah yaitu
pembuluh nadi (arteri) yang membawa darah dari jantung menuju kapiler dan
pembuluh balik (vena) yang membawa darah kembali ke jantung. Pembuluh

21
nadi akan bercabang membentuk arteriol dan arteriol akan bercabang lebih banyak
lagi menjadi kapiler yang sangat halus. Arah dan kecepatan aliran darah pada
pembuluh darah tersebut dapat dijadikan indikator jenis pembuluh darahnya.

Praktikum 1.
Mengukur Tekanan Darah Pada Berbagai Aktivitas
C. Alat dan Bahan :
Stopwatch, spigmomanometer, alat tulis, dan tubuh praktikan sendiri dengan jenis
kelamin berbeda.
D. Prosedur Kerja :
Lakukan pengukuran tekanan darah pada seluruh anggota kelompok praktikum
baik lakilaki maupun perempuan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
spigmomanomeneter terhadap praktikan dengan berbagai posisi (aktivitas) yaitu
duduk, berdiri, berjalan santai, jalan cepat, dan berlari (masing- masing selama 5
menit). Catat hasil pengukuran sistole dan diastole pada lembar kerja dan buat
grafik hubungan aktivitas dan jenis kelamin dengan tekanan darah manusia.
Interpretasikan hasil yang diperoleh.

Praktikum 2.
Hubungan Denyut Nadi dan Aktivitas

A. Alat dan Bahan:


Stopwatch, stetoscope, alat tulis, dan tubuh praktikan sendiri

B. Prosedur Kerja:
Lakukan penghitungan denyut nadi pada pergelangan tangan untuk masing-
masing individu pada beberapa keadaan yaitu : duduk istirahat, berdiri, jalan santai,
jalan cepat dan berlari (masing-masing selama 5 menit). Hitung jumlah detakan
selama 60 detik dengan bantuan stetoscope atau dirasakan secara langsung. Catat
hasil yang diperoleh untuk semua individu kelompok praktikum

22
baik laki-laki maupun perempuan. Buat grafik hubungan antara aktivitas, jenis
kelamin dan jumlah detakan per menit lalu interpretasikan hasil praktikum.

Praktikum 3.
Aliran Darah Pada Kecebong
A. Alat dan Bahan:
Mikroskop, petridish, pinset, object glass, kecebong, batu es, kertas tissue

B. Prosedur Kerja:
Ambil kecebong dari wadahnya lalu letakkan di atas batu es beberapa saat
hingga pasif (jangan terlalu lama karena menyebabkan kematian). Angkat
kecebong tersebut lalu letakkan di atas kaca objek dan amati dengan mikroskop
dengan memposisikan bagian pinggir ekornya yang bening sehingga terlihat jelas
pada perbesaran minimum. Perhatikan aliran darah pada pembuluh darahnya dan
tentukan jenis pembuluh serta arah aliran darah dan catat hasil pada lembar
pengamatan. Buat sketsa arah aliran darah yang terlihat dan tentukan kategori
kecepatan alirannya (cepat, sedang, lambat).

C. Lembar Kerja Praktikum :


1. Pengukuran tekanan darah pada berbagai aktivitas

Tekanan Darah
No Nama Praktikan L/P
Duduk Berdiri Jalan Jalan Cepat Lari
1
2
3
4
5
6

23
CatatanPenting :
....................................................................................................................................
.............................................................................................................................

2. Pengukuran detak nadi pada berbagai aktivitas

Tekanan Darah
No Nama Praktikan L/P
Duduk Berdiri Jalan Jalan Cepat Lari
1
2
3
4
5
6

CatatanPenting :
....................................................................................................................................
.............................................................................................................................

3. Pengamatan aliran darah pada kecebong

24
Keterangan

25
UNIT 6
LAJU RESPIRASI HEWAN

A. Tujuan Praktikum
1) Untuk memahami metode pengukuran laju respirasi hewan melalui
penghitungan konsumsi oksigen.
2) Untuk melihat perbedaan laju respirasi pada berbagai spesies hewan dan
hubungannya dengan perbedaan temperatur lingkungan.

B. Landasan Teori
Respirasi secara sederhana didefinisikan sebagai proses pertukaran gas
berupa oksigen dan karbondioksida antara jaringan tubuh hewan denganlingkungan
tempat hidupnya. Proses respirasi tersebut dikenal dengan proses bernafas atau
respirasi eksternal. Pada dasarnya peristiwa respirasi melibatkan mekanisme
produksi energi (ATP) yang merupakan manifestasi proses yang terjadi pada level
intraseluler (sitoplasama dan mitokondria) atau lebih dikenal dengan respirasi
seluler. Tujuan utama dari respirasi adalah untuk menghasilkan energi (ATP) dan
menetralisir senyawa buangan hasil metabolisme berupa karbondioksida dari dalam
tubuh.
Proses respirasi sangat erat kaitannya dengan dinamika perubahankuantitas
gas oksigen yang dikonsumsi oleh tubuh dan karbondioksida yang dikeluarkan.
Oleh sebab itu salah satu cara untuk menaksir laju respirasi dapat dilakukan dengan
menghitung jumlah oksigen yang dikonsumsi per satuan waktu. Dan karena faktor
massa jaringan sangat menentukan level oksigen yang dikonsumsi maka laju
respirasi lebih tepat diukur dalam satuan volume oksigen yang dikonsumsi per
waktu per berat badan. Laju respirasi sangat bervariasi pada hewan dan dipengaruhi
oleh berbagai faktor internal seperti aktivitas, usia, jenis kelamin, dan status
kesehatan serta faktor-faktor eksternal seperti temperatur, kadar oksigen dan
keberadaan gas-gas lainnya di lingkungan. Umumnya hewan- hewan invertebrata
memiliki efisiensi respirasi yang lebih tinggi daripada hewan vertebrata.

26
Praktikum 1.
Menghitung Laju Respirasi Invertebrata
A. Alat dan Bahan :

Respirometer lengkap dengan perangkatnya, timbangan, kantung plastik,


beaker glass, termometer, jarum suntik, pemanas air, kapas, vaselin, eosin, KOH
4%, dan beberapa spesies hewan invertebrata kecil (contoh : Valanga sp.,
Periplaneta sp., larva kupu-kupu, dll).

B. Prosedur Kerja :

Lakukan penimbangan hewan percobaan terlebih dahulu satu per satu(untuk


tiap praktikum digunakan minimal 3 spesies yang berbeda). Selanjutnya susun
respirometer sebagai mana mestinya dengan menginjeksikan eosin pada pipa
respirometer (manometer) hingga skala 12 dan usahakan tidak adanya gelembung
udara. Selanjutnya masukkan kapas dan KOH 4% pada tabung sampel yang kosong
dan masukkan hewan percobaan pada tabung yang lainnya. Isolasi sistem dengan
mengoleskan vaselin sehingga tidak terjadi kebocoran gas oksigen atau
karbondioksida. Letakkan perangkat percobaan pada posisi yang ideal dan biarkan
selama 5 menit lalu hitung perubahan skala yang ditunjukkan oleh eosin pada
manometer. Untuk memvariasikan faktor suhu, maka percobaan pertama dilakukan
pada suhu ruangan, percobaan kedua pada suhu lebih rendah (dengan meletakkan
tabung hewan pada gelas berisi es), dan percobaan ketiga dengan suhu lebih tinggi
(dengan meletakkan tabung hewan percobaan pada gelas berisi air panas). Jangan
lupa mengukur suhu air pada gelas dengan menggunakan termometer. Laju
respirasi dapat dihitung dengan rumus sbb :
Dimana Vr : laju respirasi (ml/g/s)
Ss : skala awal manometer
Vr = (Sf – Ss) /Wb/T
Sf : Skala akhir manometer
T : Waktu (sekon)

27
Lakukan analisis data dengan membuat grafik hubungan laju respirasi per masing-
masing spesies terhadap suhu yang bervariasi (suhu perlakuan). Interpretasikan data
secara ringkas.

Praktikum 2.
Menghitung Laju Respirasi Vertebrata
A. Alat dan Bahan :

Respirometer lengkap dengan perangkatnya, timbangan, kantung plastik,


beaker glass, termometer, jarum suntik, pemanas air, kapas, vaselin, eosin, KOH
4%, dan hewan vertebrata berukuran kecil (misalnya cicak minimal 2 individu).

B. Prosedur Kerja :

Hewan percobaan ditimbang terlebih dahulu, selanjutnya dimasukkan ke


dalam tabung sampel hewan pada respirometer dan diukur laju respirasinya seperti
pada prosedur pengukuran respirasi hewan invertebrata (termasuk perlakuan suhu
dan analisis datanya). Data hasil penghitungan juga disajikan dalam grafik
hubungan laju respirasi dengan suhu lingkungan dan dibandingkan dengan spesies
invertebrata yang telah diukur sebelumnya. Interpretasikan hasil percobaan secara
tepat.

C. Lembar Kerja Praktikum :


Pengukuran Laju Respirasi
Spesies
No Parameter
A : ............. B : .............. C : .............. D : ...............
1 BW (g)
2 Ss Td (ml)
3 Sf Td (ml)
4 Ss Tr (ml)
5 Sf Tr (ml)
6 Ss Tp (ml)
7 Sf Tp (ml)

28
8 Vr Td (ml/g/s)
9 Vr Tr (ml/g/s)
10 Vr Tp (ml/g/s)
Ket: BW (berat badan), Ss (skala awal manometer), Sf (skala akhir manometer), Td (suhu dingin),
Tr (suhu ruangan), Tp (suhu panas), Vr (laju respirasi)

Catatan Penting :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Contoh grafik hubungan laju respirasi hewan dan suhu:

Vr

(ml/g/s)

29
UNIT 7
ANALISIS URIN

A. Tujuan
1) Mengidentifikasi ciri-ciri dan komposisi urin yang normal.
2) Mengidentifikasi kelainan ginjal dari hasil pemeriksaan urin.
3) Untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk sedimentasi pada urine normal dan
urinpatologis serta menginterpretasikannya

B. Landasan Teori

Sistem ekskresi merupakan salah satu sisitem fisiologis yang sangat vital
dalam rangka mengatur keseimbangan tubuh (osmoregulasi). Salah satu cara
termudah untuk mempelajari sistem tersebut adalah dengan mengkaji produk hasil
kerjanya yang merupakan manifestasi dari aspek fisiologis yang dilakukannya.
Ginjal sebagai organ ekskresi paling vital pada akhir proses kerjanya akan
mengekskresikan produk berupa urine sehingga karakterisitik kerja ginjal akan
tercermin dari kondisi urine yang dihasilkannya. Urine merupakan zat ekskresi
yang dibuang keluar tubuh sebagai hasil proses filterisasi yang sangat kompleks. Di
dalam urine terkandung berbagai substansi terutama zat-zat toksik, urea, asam urat,
kreatin, garam-garam, sisa obat, protein, gula, dan berbagai sedimen yang spesifik.
Pemeriksaan pada urin tidak hanya dapat memberikan deskripsi tentang kondisi
fisiologis ginjal dan salurannya, tetapi juga juga mengenai berbagai aktivitas
fisiologis organ-organ lainnya di dalam tubuh seperti hepar, saluranempedu, dan
pankreas. Sedimen urine dapat berupa sedimen organik maupun non organik.
Sedimensedimen seperti kristal, benang lendir atau substansi-substansi padat
lainnya dapat diamati secara mikroskopis dan akan memberikan gambaran penting
terhadap kondisi fisiologis tubuh dan ginjal itu sendiri. Ginjal berperan dalam
proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu:
penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.

30
1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di
kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan
permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah,
keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecilyang terlarut
di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,
bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer,
mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya
2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap
kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal
terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui
dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air
melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan
tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam
dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi
maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan
tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang
bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi
di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga
ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong
kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul
rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang
dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa

31
substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau
pada urin.
Dalam tubuh makhluk hidup terjadi proses metabolisme yangmenghasilkan
zat-zat yang sangat penting untuk tubuh. Dari metabolisme tersebut ada beberapa
zat yang tidak diperlukan tubuh, sehingga harus dikeluarkan dari tubuh. Zat-zat itu
antara lain CO2 , H2O dan amonia [NH3]. Amonia berasal dari perombakan protein
yang sebelumnya dirombak dulu menjadi urea. Amonia berbahaya bagi sel
sehingga harus dikeluarkan.
Zat warna empedu merupakan sisa hasil perombakan sel darah merah di hati
dan disimpan dalam kandung empedu. Zat itu akan mengalami oksidasimenjadi
urobilinogen yang memberi warna kekuningan pada urine. Selain zat tersebut di
dalam urin juga terdapat garam-garam mineral yang dikeluarkan antaralain: natrium
dan kalium klorida serta zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin B dan
C.

C. Bahan dan Alat


Sampel Urin, Indikator universal pH, Reagen Benedict, Reagen Biuret,
Larutan AgNO 1%, Larutan Iodium tincture, Korek api, Tabung reaksi, Raktabung
reaksi, Pembakar spiritus, Gelas kimia 100 ml, pipet.

D. Prosedur Kerja
Lakukan pemeriksaan terhadap sampel urin yang ada untuk uji pH, amonia,
empedu, glukosa, protein dan ion klorida.
1) Mengukur pH urin
a) Masukkan urin ke dalam gelas kimia kemudian ukur pH urine dengan
menggunakan indikator universal!
b) Cocokkan warna pada indikator, berapa pH sampel urin ?

32
2) Menguji amonia
a) Masukkan 1 ml urin dalam tabung reaksi, kemudian panaskan dengan
pembakar spiritus sampai mendidih!
b) Bagaimana bau hasil pemanasan urine tersebut?
3) Menguji empedu
a) Masukkan 2 ml urin dalam tabung reaksi !
b) Miringkan tabung dan tetesi dengan larutan Iodium tincture hingga seluruh
permukaan urin tertutup. Perhatikan pada batas urin dan iodium tincture.
Apakah ada bentukan cincin warna hijau?
4) Menguji glukosa
a) Masukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi
b) Tambahkan 5 tetes reagen benedict kemudian panaskan. Amati perubahan
warnanya!
5) Menguji protein
a) Masukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi
b) Tambahkan 5 tetes reagen biuret kemudian biarkan selama 5 menit. Amati
perubahan warnanya!
6) Menguji ion klorida
a) Masukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi !
b) Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 1% kemudian biarkan selama 5 menit.
Amati apakah terbentuk endapan putih? Mengapa hal itu bisa terjadi?

H. Diskusi
1. Jelaskan zat-zat yang terdapat dalam urin yang sehat?
2. Bagaimana jika terdapat glukosa dalam urin, mengapa hal demikian bisa terjadi?
3. Jelaskan proses pembentukan urin?

33
UNIT 8
PENYESUAIAN HEWAN POIKILOTERMIK TERHADAP
OKSIGEN LINGKUNGAN

A. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengamati :


1) Adakah pengaruh kandungan oksigen lingkungan terhadap respirasi ikan
2) Bagaimana pengaruh kandungan oksigen di dalam air terhadap
respirasiikan
3) Rentang penyesuaian ikan terhadap kandungan oksigen

B. Landasan Teori

Oksigen sangat berperan dalam penyediaan energi yang sangat dibutuhkan


untuk proses-proses kehidupan. Sel-sel organisme memperoleh energi dari reaksi-
reaksi enzematis yang sebagian besar memerlukan oksigen yang diperoleh lewat
respirasi. Respirasi meliputi dua proses yang penting yaitu : 1) pertukaran gas
oksigen dan karbondioksida antara organisme dan lingkungan luar ( respirasi
eksternal) dan 2) penggunaan oksigen di dalam sel untuk metabolisme molekul
organik (respirasi internal). Pada organisme bersel satu pertukaran gas dapat secara
langsung lewat permukaan sel, sedang pada organisme tinggi harus melewati organ
khusus antara lain paru-paru dan insang.
respirasi eksternal sangat dipengaruhi oleh komposisi gas di dalam
lingkungan luar organisme yang bersangkutan. Di udara ( pada permukaan air laut)
kandungan oksigen maksimum adalah 20,95% atau 159 mm Hg. Di dalam air
kandungan oksigen sangat dipengaruhi oleh kelarutan oksegen di dalam air. Secara
umum kelarutan oksigen didalam larutan /air dipengaruhi oleh tekanan partial
oksigen diatas permukaan air (PO2), suhu air dan kandungan garam di dalam air.
Jika kandungan oksigen (pO2) lingkungan berkurang, beberapa golongan
hewan melakukan konfomitas dan golongan lain mampu melakukan regulasi
konsumsi oksigen sehingga konsumsi oksigennya konstan. Jadi pada golongan
regulator penurunan pO2 (sampai batas tertentu) tidak menyebabkan berkurangnya

34
konsumsi oksigen. Hal ini di mungkinkan karena terjadi penyeimbangan duafaktor
yaitu 1) ekstraksi oksigen dari lingkungan dan 2) ventilasi.
Kegiatan prantikum ini berdasar pada beberapa prinsip yaitu :
⎯ kelarutan oksigen di dalam air dipengaruhi oleh suhu air
⎯ aktivitas ekspirasi eksternal tercemin pada gerak operkulum

C. Alat dan Bahan

Bak plastik, termometer, timbangan, panci, gelas piala (gelas Bekker), gelas
ukur, pengaduk, alat penghitung, ikan air tawar (hidup) 2, es batu, air panas.

D. Prosedur kerja
1) Pengaruh kenaikan suhu medium / air
a. Jerang air dalam panci
b. Isi bak plastik dengan air suhu kamar, catat suhunya
c. Timbang ikan yang akan digunakan, kemudian masukan ke dalam bak
plastik. Hitunglah gerak operkulum selama satu menit. Lakukan
sebanyak tiga ulangan, ambil rata-ratanya
d. Naikan suhu air sebesar 30 C, dengan cara menuangkan air panas
kedalam bak air sedikit demi sedikit (jangan sampai terkena ikannya)
sampai tercapai suhu yang di kehendaki. Hitung gerak operkulum per
menit (3 ulangan).
e. Suhu air dinaikan terus sampai keseimbangan ikan mulai tidak normal.
2) Pengaruh penurunan suhu medium / air
a. Prosedur kerja seperti pada kegiatan 1
b. Menurunkan suhu dikerjakan dengan cara memasukan es kedalam bak
sampai tercapai suhu yang dikendaki ( interval 30C).

c. Penurunan suhu dihentikan apabila ikan sudah mulai kelihatan tidak


seimbang.
Catatan :
⎯ Pada semua perlakuan volume air didalam bak harus tetap sama
⎯ suhu awal pada kegiatan 1 dan 2 diusahakan sama
⎯ berat kedua ikan yang digunakan untuk kegitan 1 dan 2 relatif sama

35
E. Analisis Data

1) Pengaruh kenaikan suhu medium/air

Ikan Berat Suhu Rata-rata Gerakan operculum tiap kenaikan suhu


ikan awal air +30C +30C +30C +30C +30C +30C

2) Pengaruh penurunan suhu medium/air

Ikan Berat Suhu Rata-rata Gerakan operculum tiap penurunan suhu


ikan awal air -30C -30C -30C -30C -30C -30C

3) Buatlah grafik pengaruh suhu terhadap rata-rata Gerakan operculum

Suhu (0C)
Suhu (0C)

0 0C Gerakan
Suhu (0C)
operculum
)

36
F. Diskusi

1) Pada kegiatan ini perubahan kandungan oksigen lingkungan dikendalikan


oleh perubahan suhu lingkungan. Apakah perubahan suhu tidak berpengaruh
terhadap proses fisiologis didalam tubuh ikan? jelaskan.
2) Bandingkan hasil kegiatan 1 dan kegiatan 2
3) Mengapa interval suhu sebesar 30C?

37
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, 2003, Biologi jilid 3, Erlangga : Jakarta

Djarubito B M, 1989. Zoologi Dasar.Erlangga; Jakarta

Djuhanda Tatang. 1984. Analisa Struktur Vertebrata jilid 2.Armico.Bandung

Djuhanda Tatang. 1983. Analisa Struktur Vertebrata jilid 1.Armico.Bandung

Isnaeni Wiwi,2006. Fisiologi Hewan. Kanisius: Yogyakarta

Putra Santoso,2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Fakultas Matematika


Dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Andalas Padang

Raharjo,Dkk.2011. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Jurusan Biologi Fakultas


Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.

Susilowati,Dkk.2000. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Fakultas Matematika


Dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Negeri Malang.

Syarifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

38
PENILAIAN PRAKTIKUM
Nama :
NIM :
Lokal :
Kelompok :

Nilai
No Judul Praktikum Rata-
TP Respon Ket Laporan Evaluasi
Rata
1 Toleransi hewan terhadap
salinitas
2 Fungsi Saraf Otak besar &
kecil
3 Sistem Indera
4 Sistem Muskuloskeletal
5 Aktivitas jantung & airan
darah
6 Laju respirasi Hewan
7 Analisis Urin
8 Penyesuaian hewan
poikilotermik
Rata-Rata Nilai

Ket. TP: Tugas Pendahuluan


Ket: Keterampilan Praktikum

Anda mungkin juga menyukai