Puji syukur atas segala nikmat kesehatan, waktu dan kekuatan yang telah
diberikan Allah SWT sehingga penyusunan buku petunjuk praktikum ini dapat
diselesaikan sebagai mana mestinya. Keberadaan modul praktikum ini ditujukan
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan praktikum dan untuk
meningkatkan kemampuan penguasaan praktek mahasiswa terhadap mata kuliah
Fisiologi Hewan yang akan nantinya dapat diterapkan disekolah sebagai
keterampilan seorang guru.
Buku petunjuk praktikum ini disusun untuk digunakan sabagai petunjuk
kegiatan praktikum Fisiologi Hewan di Jurusan Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Borneo Tarakan sehingga diharapkan mahasiswa lebih terarah dalam
melakukan kegiatan praktikum sebagai pendukung matakuliah Fisiologi Hewan.
Dengan selesainya penyusunan buku praktikum ini tidak terlepas dari kontribusi
sangat berharga dari berbagai pihak baik material maupun moral.
Disampaikan kepada Dekan FKIP UB, Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,
dan segenap Tim pengajar Fisiologi Hewan, rasa terima kasih yang dalam juga
kami haturkan yang telah memberikan masukan baik berupa koreksi maupun
kontribusi referensi sehingga dapat mengoptimalkan isi dari buku petunjuk
praktikum ini. Semoga amal kebaikannya mendapat balasan yang lebih baik dari
Allah SWT
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada petunjuk praktikum
ini, untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan lebih lanjut sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan
fungsinya. Semoga buku bermanfaat dalam mendukung perkuliahan Fisiologi
Hewan.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iv
OKSIGEN LINGKUNGAN 1
2. EFISIENSI METABOLISME 4
5. ANALISIS URINE 16
TANGGAP SARAF 25
9. ALAT INDERA 32
DAFTAR PUSTAKA 41
ii
PERATURAN DAN TATA TERTIB KEGIATAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN
1. Setiap mahasiswa wajib memiliki buku petunjuk praktikum.
2. Setiap mahasiswa praktikan diwajibkan hadir tepat pada waktunya.
3. Praktikan yang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti
praktikum, kecuali seizin dosen pengampu Fisiologi Hewan.
4. Mahasiswa yang tidak hadir sampai 3 (tiga) kali berturut-turut, tanpa alasan
yang dapat diterima, tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan
praktikum selanjutnya dan harus menanggung konsekuensi penilaian.
5. Praktikan yang berhalangan hadir karena sakit wajib menyertakan surat
keterangan dokter. Jika tanpa surat keterangan tersebut akan dianggap absen.
6. Sebelum memasuki laboratorium, praktikan wajib mengenakan jas lab,
sepatu. Tidak diperkenankan memakai kaos oblong dan sandal.
7. Sebelum melakukan praktikum, mahasiswa praktikan harus sudah
mempelajari dan menguasai prosedur. Bila masih terdapat hal-hal yang
diragukan, segera menanyakan pada pembimbing sebelum melakukan
prosedur yang salah.
8. Praktikan wajib membawa objek sesuai petunjuk modul dan
menyerahkannya sebelum praktikum dimulai. Jika tidak membawa objek,
tidak diperkenankan mengikuti praktikum dan akan dianggap absen dan
pelanggaran berat.
9. Selama kegiatan praktikum tidak diperkenankan bersendau gurau berlebihan,
makan, minum, dan merokok.
10. Praktikan harus berhati-hati dalam berinteraksi dengan hewan percobaan
karena beberapa hewan dapat berbahaya (menggigit/menyengat/mencakar),
perhatikan petunjuk yang benar dalam memperlakukan hewan percobaan dan
usahakan mengenakan sarung tangan serta masker.
11. Beberapa zat dapat menyebabkan iritasi ringan hingga berat (ex. HCl), atau
bersifat toksik berat (ex. formalin, eter, kloroform, Hg dalam hayem), mudah
terbakar (ex. etanol), dan sumber penyakit (ex. darah, urine) sehingga harus
menggunakan sarung tangan, masker serta pelindung untuk keselamatan
lainnya yang sesuai.
12. Hati-hati dalam menggunakan instrumen-instrumen elektronik termasuk
sentrifus, mikroskop dll yang dapat menyebabkan kebocoran arus (setrum)
iii
atau kerusakan alat atau bahkan ledakan. Perhatikan petunjuk pemakaian
yang benar.
13. Segala kerusakan instrumen yang dipakai karena kesalahan praktikan akan
menjadi tanggung jawab praktikan dalam perbaikan atau penggantiannya.
14. Praktikan harus membersihkan seluruh alat/bahan praktikum yang dipakai
dan memeriksa kelengkapan alat/bahan yang ada untuk kemudian dicocokan
dengan list alat dan bahan yang telah disediakan pada baki objek. Mintalah
paraf asisten setelah dilakukan pengecekan secara benar.
15. Praktikan wajib menjaga kebersihan laboratorium, membuang sampah pada
kotak yang telah disediakan dan harus melaksanakan tugas piket laboratorium
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
16. Setiap pelanggaran terhadap tata tertib praktikum akan dicatat dalam berita
acara praktikum dan akan diberikan sanksi sesuai kesepakatan dosen dan
asisten.
17. Praktikan akan dinilai secara komprehensif dari aspek kognitif (kecakapan
berfikir dan teoritis), afektif (sikap dan moral), dan psikomotor (keterampilan
penguasaan teknis dan operasional kerja praktikum) termasuk keaktifan
dalam kerja praktikum dan diskusi.
18. Setelah kegiatan praktikum selesai, mahasiswa harus membuat laporan
sementara.
19. Laporan praktikum final diselesaikan 1 (satu) minggu kemudian dan
diserahkan pada waktu kuliah atau dikirim via e-learning Schoology dengan
Id Matakuliah Fisiologi Hewan
20. Laporan praktikum dilaporkan berupa Poster akademik berisi pokok-pokok
sebagai berikut:
Judul Simpulan
Nama & afiliasi Referensi (tambahan)
Latar belakang/introduksi/abstrak Sponsor/lembaga (+logo)
Metode Detail kontak
Hasil Temuan (teks & gambar Tanggal & Waktu penelitian
/fotografi/ skema) Keterangan
iv
21. Bentuk Poster :
Mudah dibaca dalam jarak 7 feet (dua meter lebih sedikit)
Ukuran umum A2 (840mm X 594mm, dapat disederhanakan sebagai 80cm
X 60cm
Konsep yang direncanakan termasuk typeface yang diusulkan
Full colour atau spot colour
Gambar besar resolusi >300 dpi; gambar kecil resolusi at least 160 dpi
Judul: 60 - 72 point (dapat lebih)
Sub judul: 36 - 44 point
Body text 24 - 32 point,
jika poster kecil > 18 - 24 point
Alternatif kombinasi jenis huruf/font:
San serif: Arial, Helvetica, Frutiger > sub judul & teks
Serif: Times New Roman, Palatino > judul (dan atau sub judul).
v
22. Contoh-contoh Poster Akademik
vi
vii
KEGIATAN PRAKTIKUM I
PENYESUAIAN HEWAN POIKILOTERMIK TERHADAP
OKSIGEN LINGKUNGAN
A. Tujuan Praktikum
B. Landasan Teori
D. Prosedur kerja
1. Pengaruh Kenaikan suhu medium / air
a. Jerang air dalam panci
b. Isi bak plastik dengan air suhu kamar, catat suhunya
c. Timbang ikan yang akan digunakan, kemudian masukan ke dalam bak
plastik. Hitunglah gerak operkulum selama satu menit. Lakukan
sebanyak tiga ulangan, ambil rata-ratanya
d. Naikan suhu air sebesar 30 C, dengan cara menuangkan air panas
kedalam bak air sedikit demi sedikit (jangan sampai terkena ikannya)
sampai tercapai suhu yang di kehendaki. Hitung gerak operkulum per
menit (3 ulangan).
e. Suhu air dinaikan terus sampai keseimbangan ikan mulai tidak normal.
2. Pengaruh penurunan suhu medium / air
a. Prosedur kerja seperti pada kegiatan 1
b. Menurunkan suhu dikerjakan dengan cara memasukan es kedalam bak
sampai tercapai suhu yang dikendaki ( interval 30C).
Catatan :
Pada semua perlakuan volume air didalam bak harus tetap sama
suhu awal pada kegiatan 1 dan 2 diusahakan sama
berat kedua ikan yang digunakan untuk kegitan 1 dan 2 relatif sama
E. Analisis Data
F. Diskusi
A. Tujuan Praktikum
B. Landasan Teori
F. Prosedur Kerja
Susun ember plastik dan beri label A, B, C, dan D. Selanjutnya isi ember
dengan jenis tanah atau media yang berbeda. Sediahkan cacing tanah masing-
masing 10 ekor untuk satu ember dan lakukan penimbangan terlebih dahulu
terhadap berat total dari masing-masing kelompok cacing tersebut (dicatat
sebagai berat awal atau Bs). Masukkan cacing ke dalam ember yang berbeda lalu
letakkan di tempat yang gelap dan lembab selama 6 hari dan ukur suhu
tanah/medium tiap dua hari. Setelah akhir pengamatan, lakukan pembongkaran
tanah di dalam ember dan ambil kembali cacing yang ada di dalamnya. Catat
jumlah cacing yang hidup, cacing yang mati, dan timbang berat cacing yang
masih hidup (dicatat sebagai berat akhir atau Bf). Lakukan analisis data dengan
menghitung persentase cacing yang bertahan hidup dan mati dan persentase
perubahan berat total dari cacing yang masih hidup tersebut pada masing-masing
perlakuan (jenis media). Sajikan data hasil pengamatan dalam bentuk grafik yang
representatif.
Nilai Perlakuan
No Parameter
A B C D
1 BTs (g)
2 BTf (g)
3 N hidup (indv)
4 N mati (indv)
5 Survive (%)
6 T0 (0C)
7 T1 (0C)
8 T2 (0C)
Ket : BTs (berat total cacing awal perlakuan), BTf (Berat total cacing akhir perlakuan), N (jumlah
individu), Survive (% jumlah individu yang survive atau bertahan hidup), T (suhu medium/tanah,
0, 1, 2 mengindikasikan waktu pengukuran awal, hari ketiga, dan hari terakhir).
A. Tujuan Praktikum
a. Untuk memahami metode pengukuran tekanan darah dan detak jantung
manusia
b. Untuk mengetahui hubungan tekanan darah dan detak jantung dengan
aktivitas dan jenis kelamin
c. Untuk melihat dan memahami arah aliran darah pada hewan
B. Landasan Teori
Sistem sirkulasi merupakan salah satu sistem yang vital bagi
keberlangsungan aktivitas fisiologi organisme. Dalam rangka menganalisa
aktivitas sistem sirkulasi, dapat dilakukan penghitungan tekanan darah dan detak
jantung (heart beat) yang karena kemampuan konduktivitasnya akan dapat
dihitung pada nadi di pergelangan tangan. Kecepatan detak nadi seirama dengan
detakan jantung memompa darah yang juga selaras dengan faktor kebutuhan
energi dari respirasi seluler.
Tekanan darah didefinisikan sebagai tekanan dari darah terhadap dinding
pembuluh darah. Faktor internal yang mempengaruhi tekanan darah adalah jumlah
darah yang ada dalam sistem peredaran, aktivitas memompa jantung, dan tahanan
dalam aliran darah. Pengukuran tekanan darah pada hewan bisanya dilakukan
secara langsung dengan menyisipkan kanula (bagian dari instrumen pengukur
tekanan) ke dalam pembuluh nadi carotis atau femoralis. Pada manusia,
pengukuran dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan
tensimeter (sfigmomanometer) yang dapat mengukur tekanan sistol dan diastol.
Tekanan darah 120/80 mmHg menunjukkan bahwa terdapat tekanan 120 mmHg
terhadap pembuluh arteri (sistole), dan 80 mmHg tekanan saat jantung berelaksasi
diantara pemompaan (diastole). Terdapat dua kelompok besar pembuluh darah
yaitu pembuluh nadi (arteri) yang membawa darah dari jantung menuju kapiler
dan pembuluh balik (vena) yang membawa darah kembali ke jantung. Pembuluh
Praktikum 1.
Mengukur Tekanan Darah Pada Berbagai Aktivitas
C. Alat dan Bahan :
Stopwatch, spigmomanometer, alat tulis, dan tubuh praktikan sendiri dengan jenis
kelamin berbeda.
D. Prosedur Kerja :
Lakukan pengukuran tekanan darah pada seluruh anggota kelompok
praktikum baik lakilaki maupun perempuan. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan spigmomanomeneter terhadap praktikan dengan berbagai posisi
(aktivitas) yaitu duduk, berdiri, berjalan santai, jalan cepat, dan berlari (masing-
masing selama 5 menit). Catat hasil pengukuran sistole dan diastole pada lembar
kerja dan buat grafik hubungan aktivitas dan jenis kelamin dengan tekanan darah
manusia. Interpretasikan hasil yang diperoleh.
Praktikum 2.
Hubungan Denyut Nadi dan Aktivitas
F. Prosedur Kerja:
Lakukan penghitungan denyut nadi pada pergelangan tangan untuk masing-
masing individu pada beberapa keadaan yaitu : duduk istirahat, berdiri, jalan
santai, jalan cepat dan berlari (masing-masing selama 5 menit). Hitung jumlah
detakan selama 60 detik dengan bantuan stetoscope atau dirasakan secara
langsung. Catat hasil yang diperoleh untuk semua individu kelompok praktikum
H. Prosedur Kerja:
Ambil kecebong dari wadahnya lalu letakkan di atas batu es beberapa saat
hingga pasif (jangan terlalu lama karena menyebabkan kematian). Angkat
kecebong tersebut lalu letakkan di atas kaca objek dan amati dengan mikroskop
dengan memposisikan bagian pinggir ekornya yang bening sehingga terlihat jelas
pada perbesaran minimum. Perhatikan aliran darah pada pembuluh darahnya dan
tentukan jenis pembuluh serta arah aliran darah dan catat hasil pada lembar
pengamatan. Buat sketsa arah aliran darah yang terlihat dan tentukan kategori
kecepatan alirannya (cepat, sedang, lambat).
Tekanan Darah
No Nama Praktikan L/P
Duduk Berdiri Jalan Jalan Cepat Lari
1
2
3
4
5
6
CatatanPenting :
....................................................................................................................................
.............................................................................................................................
Tekanan Darah
No Nama Praktikan L/P
Duduk Berdiri Jalan Jalan Cepat Lari
1
2
3
4
5
6
CatatanPenting :
....................................................................................................................................
.............................................................................................................................
Keterangan
A. Tujuan Praktikum
a. Untuk memahami metode pengukuran laju respirasi hewan melalui
penghitungan konsumsi oksigen.
b. Untuk melihat perbedaan laju respirasi pada berbagai spesies hewan dan
hubungannya dengan perbedaan temperatur lingkungan.
B. Landasan Teori
Respirasi secara sederhana didefinisikan sebagai proses pertukaran gas
berupa oksigen dan karbondioksida antara jaringan tubuh hewan dengan
lingkungan tempat hidupnya. Proses respirasi tersebut dikenal dengan proses
bernafas atau respirasi eksternal. Pada dasarnya peristiwa respirasi melibatkan
mekanisme produksi energi (ATP) yang merupakan manifestasi proses yang
terjadi pada level intraseluler (sitoplasama dan mitokondria) atau lebih dikenal
dengan respirasi seluler. Tujuan utama dari respirasi adalah untuk menghasilkan
energi (ATP) dan menetralisir senyawa buangan hasil metabolisme berupa
karbondioksida dari dalam tubuh.
Proses respirasi sangat erat kaitannya dengan dinamika perubahan
kuantitas gas oksigen yang dikonsumsi oleh tubuh dan karbondioksida yang
dikeluarkan. Oleh sebab itu salah satu cara untuk menaksir laju respirasi dapat
dilakukan dengan menghitung jumlah oksigen yang dikonsumsi per satuan waktu.
Dan karena faktor massa jaringan sangat menentukan level oksigen yang
dikonsumsi maka laju respirasi lebih tepat diukur dalam satuan volume oksigen
yang dikonsumsi per waktu per berat badan. Laju respirasi sangat bervariasi pada
hewan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor internal seperti aktivitas, usia, jenis
kelamin, dan status kesehatan serta faktor-faktor eksternal seperti temperatur,
kadar oksigen dan keberadaan gas-gas lainnya di lingkungan. Umumnya hewan-
hewan invertebrata memiliki efisiensi respirasi yang lebih tinggi daripada hewan
vertebrata.
Buku Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan
12
Praktikum 1.
Menghitung Laju Respirasi Invertebrata
C. Alat dan Bahan :
D. Prosedur Kerja :
Praktikum 2.
Menghitung Laju Respirasi Vertebrata
F. Prosedur Kerja :
Catatan Penting :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Vr
(ml/g/s)
Suhu (0C)
A. Tujuan
a. Mengidentifikasi ciri-ciri dan komposisi urin yang normal.
b. Mengidentifikasi kelainan ginjal dari hasil pemeriksaan urin.
c. Untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk sedimentasi pada urine normal dan urin
patologis serta menginterpretasikannya
B. Landasan Teori
Sistem ekskresi merupakan salah satu sisitem fisiologis yang sangat vital
dalam rangka mengatur keseimbangan tubuh (osmoregulasi). Salah satu cara
termudah untuk mempelajari sistem tersebut adalah dengan mengkaji produk hasil
kerjanya yang merupakan manifestasi dari aspek fisiologis yang dilakukannya.
Ginjal sebagai organ ekskresi paling vital pada akhir proses kerjanya akan
mengekskresikan produk berupa urine sehingga karakterisitik kerja ginjal akan
tercermin dari kondisi urine yang dihasilkannya. Urine merupakan zat ekskresi
yang dibuang keluar tubuh sebagai hasil proses filterisasi yang sangat kompleks.
Di dalam urine terkandung berbagai substansi terutama zat-zat toksik, urea, asam
urat, kreatin, garam-garam, sisa obat, protein, gula, dan berbagai sedimen yang
spesifik. Pemeriksaan pada urin tidak hanya dapat memberikan deskripsi tentang
kondisi fisiologis ginjal dan salurannya, tetapi juga juga mengenai berbagai
aktivitas fisiologis organ-organ lainnya di dalam tubuh seperti hepar, saluran
empedu, dan pankreas. Sedimen urine dapat berupa sedimen organik maupun non
organik. Sedimensedimen seperti kristal, benang lendir atau substansi-substansi
padat lainnya dapat diamati secara mikroskopis dan akan memberikan gambaran
penting terhadap kondisi fisiologis tubuh dan ginjal itu sendiri.
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian
proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
Praktikum 1
Pemeriksaan Urin
D. Prosedur Kerja
Lakukan pemeriksaan terhadap sampel urin yang ada untuk uji pH, amonia,
empedu, glukosa, protein dan ion klorida.
1) Mengukur pH urin
a) Masukkan urin ke dalam gelas kimia kemudian ukur pH urine dengan
menggunakan indikator universal!
b) Cocokkan warna pada indikator, berapa pH sampel urin ?
H. Diskusi
a. Jelaskan zat-zat yang terdapat dalam urin yang sehat?
b. Bagaimana jika terdapat glukosa dalam urin, mengapa hal demikian bisa
terjadi?
c. Jelaskan proses pembentukan urin?
J. Prosedur Kerja :
Kocoklah sampel urine dalam botolnya sehingga homogen lalu tuangkan
masing-masing urine ke dalam tabung sentrifus sebanyak 7 ml dan lakukan
sentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm. Selanjutnya tuangkan
cairan di bagian atas dari tabung dengan cepat dan lues sehingga sedimen di
bagian bawah tidak ikut terbuang, sisahkan larutan dan sedimennya hingga kira-
kira 0.5 ml. Kocoklah tabung berisi larutan dan sedimen tersebut agar homogen
lalu ambil dengan pipet dan teteskan ke kaca objek sebanyak 2 tetes ke tempat
yang terpisah pada kaca objek yang sama. Tutup dengan kaca penutup lalu amati
dengan mikroskop. Amati jenis atau tipe sedimen-sedimen yang terlihat dan
gambar pada lembar kerja praktikum. Selanjutnya perkirakan juga kriteria
kuantitas sedimen yang terlihat (sedikit, sedang atau banyak). Bandingkan apakah
ada perbedaan antara urine normal dengan urine patologis dari aspek sedimenya.
1 Urine Normal
2 Urine Patologis
Interpretasi :
.........................................................................................................................
.. ........................................................................................................................
Buku Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan
20
Gambar jenis/tipe sedimen yang ditemukan :
A. Tujuan Praktikum
1) Untuk mengetahui rentang toleransi hewan air tawar berupa ikan Hias;
Vertebrata) terhadap salinitas air
2) Untuk mengidentifikasi gejala-gejala fisiologis dan perilaku hewan yang
berhubungan dengan efek perubahan salinitas
B. Landasan Teori
Salinitas merupakan faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap
fisiologis hewan-hewan aquatis baik vertebrata maupun invertebrata. Masing-
masing spesies memiliki rentang toleransi fisiologis yang spesifik terhadap faktor
tersebut sehingga mekanisme adaptasinyapun juga berbeda. Kadar garam atau
salinitas berhubungan erat dengan sifat osmolaritas cairan tubuh dan lingkungan
eksternal, sehingga jika terjadi perubahan salinitas yang signifikan akan diikuti
oleh perubahan-perubahan fisiologis yang berupaya untuk menyeimbangkan
kondisi di dalam tubuh dan di luar tubuh (homeostasis). Faktor tersebut juga
berperan dalam hal regulasi ion dan pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada
respirasi dalam air. Hewan-hewan invertebrata sederhana seperti Planaria
memanfaatkan permukaan tubuhnya untuk melakukan respirasi dan pertukaran
ion-ion tubuh dengan lingkungannya melalui difusi. Hal tersebut menjadikan
tingginya sensitifitas fisiologis hewan tersebut terhadap perubahan-perubahan
faktor eksternal seperti salinitas. Konsentrasi larutan di luar tubuh yang terlalu
tinggi (misalnya tingginya kadar ion Na+ dan Cl) akan memicu terjadinya lisis sel-
sel dan pengeluaran sekret lendir yang berlebihan yang berujung pada kematian.
Hewan vertebrata seperti ikan biasanya cenderung memiliki kemampuan toleransi
yang lebih baik terhadap perubahan-perubahan faktor eksternal seperti salinitas.
Ikan memiliki mekanisme osmoregulasi yang sangat baik guna menjaga stabilitas
fisiologis pada kondisi yang tidak menguntungkan. Akan tetapi tetap ada suatu
D. Prosedur Kerja:
Praktikum ini dilakukan dengan metode eksperimen sederhana. Kelompok
hewan coba dibagi menjadi dua yaitu vertebrata (ikan Hias) yang diberi perlakuan
yang sama tetapi dianggap sebagai unit percobaan yang terpisah. Perlakuan dalam
eskperimen ini adalah konsentrasi NaCl (berhubungan dengan salinitas) yang
terdiri atas 5 macam perlakuan dan 1 kontrol (lihat tabel) dan 6 ulangan sebagai
berikut :
Kode Perlakuan Perlakuan (medium Percobaan)
A Aquedest (kontrol)
B NaCl 0.1%
C NaCl 0.5%
D NaCl 1%
E NaCl 1.5%
F NaCl 2%
A. Tujuan
Mengetahui pengaruh zat stimulan yang terdapat pada berbagai minuman
kemasan terhadap kecepatan tanggap saraf.
B. Dasar Teori
Sel saraf dalam sistem saraf berfungsi untuk menjalarkan impuls. Impuls
dapat menjalar pada sebuah sel saraf, juga dapat menjalar pada sel lain dengan
melintasi sinapsis. Penjalaran impuls dapat terjadi dengan cara transmisi elektrik
atau transmisi kimiawi yang menggunakan bantuan neurotransmitter. Proses
transmisi sinapsis dapat berlangsung lebih lambat atau mengalami gangguan.
Beberapa bahan yang diketahui sebagai sumber gangguan dalam transmisi
sinapsis ini adalah pestisida, racun ular dan obat bius. Proses transmisi sinapsis
juga dapat berlangsung lebih cepat akibat pengaruh dari konsumsi zat-zat yang
mengandung zat stimulan.
Stimulan adalah obat-obatan yang menaikkan tingkat kewaspadaan di dalam
rentang waktu singkat. Stimulan biasanya menaikkan efek samping dengan
menaikkan efektivitas. Stimulan menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik,
sistem saraf pusat (CNS), atau kedua-duanya sekaligus. Beberapa stimulan
menghasilkan sensasi kegembiraan yang berlebihan, khususnya jenis-jenis yang
memberikan pengaruh terhadap CNS. Stimulan dipakai di dalam terapi untuk
menaikkan atau memelihara kewaspadaan, untuk menjadi penawar rasa lelah,
untuk menjadi penawar keadaan tidak normal yang mengurangi kewaspadaan atau
kesadaran (seperti di dalam narkolepsi), untuk menurunkan bobot tubuh
(phentermine), juga untuk memperbaiki kemampuan berkonsentrasi bagi
orangorang yang didiagnosis sulit memusatkan perhatian (terutama ADHD).
Stimulan kadang-kadang dipakai untuk memompa ketahanan dan produktivitas,
juga untuk menahan nafsu makan.
Langkah Kerja
a. Persilahkan subjek uji coba untuk duduk santai.
b. Letakkan sebuah penggaris secara tegak lurus di antara ibu jari dan telunjuk
tangan kanan. Usahakan posisi titik 0 berada tepat di antara ibu jari dan
telunjuk tangan kanan.
c. Tugas subjek uji coba adalah menangkap penggaris yang dilepas oleh
temannya.
d. Tanpa memberitahu dahulu, lepaskan penggaris itu ke bawah dan mintalah
subjek uji coba untuk menangkap dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk tangan kanan. Kemudian lihat tepat pada skala berapa kedua jari
tersebut menempel pada penggaris. Ulangi kegiatan di atas sampai 5 kali!
e. Ulangi langkah d, namun menggunakan tangan kiri.
f. Mintalah subjek uji coba meminum zat stimulan ( usahakan semua kelas
mencoba semua jenis stimulan). Tunggu selama 30 menit (gunakan untuk
mengerjakan praktikum lain).
D. Diskusi
1) Samakah kecepatan merespon antara tangan kiri dengan tangan kanan?
2) Samakah kecepatan merespon antara sebelum minum stimulan dengan
setelah minum stimulan?
3) Bagaimana respon zat stimulan terhadap respon kecepatan secara umum?
4) Setelah mendapat data dari kelompok lain, apakah jenis zat stimulan
memberikan pengaruh yang sama terhadap kecepatan merespon?
A. Tujuan
1) Memeriksa fungsi sebagian besar saraf otak besar.
2) Memeriksa fungsi otak kecil.
B. Landasan Teori
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak
tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla
oblongata), dan jembatan varol.
Otak besar (serebrum) mempunyai fungsi dalam pengaturan semua
aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan
(memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari
semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga
beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna
kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah
belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat
kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah
bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian
depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara,
kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
Otak tengah (mesensefalon) terletak di depan otak kecil dan jembatan
varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur
kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan
lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan
juga merupakan pusat pendengaran.
D. Prosedur Kerja
Anda hendaknya bekerja berpasangan. Kerjakan rangkaian langkah ini
secara lengkap terhadap teman anda, kemudian bergantian. Amati dan catat
hasilnya.
3) Nervus Aculomotor
Mintalah subjek uji coba untuk terus mengawasi pensil yang anda
gerakkan beberapa kali ke arah vertikal, horisontal, serong kiri, serong kanan dan
berputar, sambil menjaga agar kepalanya tetap tidak bergerak. Dapatkah dia
mengikuti semua gerakan tersebut?
4) Nervus Facialis
Mintalah subjek uji coba untuk tersenyum sambil menunjukkan giginya,
menggembungkan pipinya, mengerutkan dahinya, mengangkat alis satu per satu
maupun bersamaan. Dapatkah dia melakukan semuanya dengan baik?
A. PENGECAP
1. Tujuan
a. Menentukan kecermatan pengecapan praktikan pada penggunaan beberapa
bahan.
b. Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecap primer,
berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutan.
c. Menentukan daerah penyebaran reseptor kecap selain sensasi primer.
2. Alat dan Bahan
a. Alat.
· Cotton bud · Cawan petri · Gelas kimia · Sapu tangan · Peta rasa (gambar lidah)
· Tissue/ kapas
b. Bahan. · Larutan NaCl (asin) · Larutan asam · Laruatan glukosa (manis) ·
Larutan kopi tanpa gula (pahit) · Larutan cabe/ merica (pedas) · Air putih
3. Prosedur Kerja
B. PEMBAU
1. Tujuan Mengetahui pentingnya pengaruh rangsangan bau terhadap kepekaan
seseorang.
2. Alat dan Bahan
a. Alat : · Spuit/ syringe 2,5 ml · Sapu tangan · kapas
b. Bahan
· Minyak menthol · Minyak angin · Parfum · Minyak cengkih
3. Langkah Kerja
a. Praktikan tidak boleh flu /pilek.
b. Tutup mata yang bersangkutan.
Buku Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan
33
c. Ambil parfum dengan jarum syringe secukupnya, kemudian lepaskan jarum
dan biarkan syringe dalam kondisi posisi terbalik ( lubang jarum menghadap
ke atas)
d. Sisipkan ujung penutup pada bagian belakang dalam hidung melalui lubang
hidung satu sisi, sedangkan sisi lain lubang hidung ditutup dengan kapas,
agar yang membau hanya satu sisi saja. Kemudian praktikan
membau/menghirup. Tanyakan bau apa yang dibaunya. Catat hasilnya!
Setelah itu posisi syringe diarahkan ke atas dan disuruh menghirup lagi.
Tanyakan bau apa yang dibaunya dan mana yang lebih bau pada posisi pertama
atau posisi kedua. Bandingkan! Catat hasilnya!
3. Langkah Kerja
a. Tutup mata praktikan dan hidungnya ditutup dengan sapu tangan.
b. Lidah dibersihkan dengan kapas atau tissue.
c. Letakkan sekerat bahan, secara bergantian. Tanyakan, apa yang dirasakan
setiap kali bahan diletakkan di lidah, dan tanyakan juga apakah ia dapat
membau atau mengecap.
d. Ulangi percobaan, akan tetapi pada keadaan hidung terbuka.
e. Ulangi percobaan 2× pada praktikan yang sama dan ulangi percobaan untuk
praktikan yang lain. Bandingkan!
1. Tujuan
Mengetahui banyaknya reseptor panas dan dingin.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
· Penggaris · Jarum pentul · Gelas kimia · spidol
b. Bahan
· Air hangat · Air dingin
3. Langkah Kerja
a. Buatlah kotak sepanjang 28 mm dan dibagi dalam 14 kotak pada tangan
bagian dorsal.
b. Masukkan jarum ke dalam gelas kimia yang berisi air hangat dan jarum lain
pada air dingin.
c. Tunggu lima menit, sentuhkan sebentar masing-masing jarum itu ke dalam
kotak bujursangkar pada praktikan secara berurutan.
d. Untuk mempertahankan suhu jarum, masukkan lagi jarum ke gelas kimia.
e. Catat hasilnya, tanda + untuk kotak yang merasakan dan tanda – untuk kotak
yang tidak merasakan.
f. Ulangi percobaan untuk tangan bagian ventral pada praktikan yang sama.
1. Tujuan
Mengetahui adanya pengaruh dingin terhadap rasa sakit/nyeri
F. KEPEKAAN SENTUHAN
1. Tujuan
a. Mengetahui letak kepekaan terhadap sentuhan dari bagian kulit. b. Melatih
kepekaan terhadap sentuhan.
3. Langkah Kerja
a. Praktikan ditutup matanya dan salah satu lengannya diletakkan di atas meja.
b. Letakkan kaki jangka pada jarak 3 cm dan sentuhkan dengan tekanan ringan
kedua kaki jangka tadi secara bersama-sama pada bagian ventral lengan
bawah praktikan. Jika ia merasakan dua titik maka jarak kedua kaki jangka
diperkecil, sebaliknya bila praktikan mersakan satu titik maka jarak kedua
kaki diperbesar.
c. Dilakukan sedikit demi sedikit hingga memperoleh jarak terpendek yang
masih dirasakan dua titik oleh praktikan.
d. Catat data yang diperoleh.
Buku Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan
37
e. Ulangi pada praktikan yang lain.
f. Ulangi kegiatan di atas pada lengan bawah bagian dorsal, telapak tangan
bagian ventral dan dorsal, ujung jari tangan kiri dan tangan kanan, dahi,
pipi, tengkuk dan bibir.
G. BINTIK BUTA
1. Tujuan
Menentukan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta.
3. Langkah Kerja
a. Susunlah 5 buah mata uang logam berdiri lurus ke belakang dengan jarak
masing-masing 8 mm.
b. Tutuplah salah satu mata praktikan dengan karton tebal. Sedangkan mata
yang satunya tertuju pada bagian tengah dari uang logam yang terdepan.
c. Tanyakan, berapa banyak uang logam yang tampak? Uang logam mana yang
tidak kelihatan ? jarak mata uang logam itu ke mata merupakan jarak benda
yang bayangannya jatuh pada bintik buta.
d. Coba ubah ( memperbesar/ memperkecil) jarak antar mata uang logam itu,
bagaimana hasilnya? Bandingkan!
e. Ujilah juga mata yang sebelah lagi ! dan ulangi pada praktikan yang lain.
Benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta suatu mata, bayangannya
tidak akan jatuh pada bintik buta mata sebelahnya. Orang tidak memperoleh
kesan penglihatan dari bayangan yang jatuh pada tempat yang tidak
mengandung sel batang dan sel kerucut.
1. Tujuan
1. Tujuan
Mengetahui refleks pupil terhadap akomodasi mata.
3. Langkah Kerja
a. Ukur diameter pupil pada keadaan normal praktikan, dengan meletakkan
penggaris di bawah salah satu matanya.
b. Praktikan di minta melihat benda-benda yang jauh letaknya, ukur diameter
pupilnya.
c. Praktikan di minta melihat benda-benda yang dekat letaknya, ukur diameter
pupilnya.
d. Ulangi percobaan pada praktikan yang lain.