Modul Anat Blok Digestive

BLOK DIGESTIVE SYSTEM
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Buku Panduan Praktikum Anatomi

Blok Digestive System
Copyright 2015
Laboratorium Anatomi FK UNSOED
Tim Penyusun
Asisten Anatomi 2007
Melan Mulyana - Agus Hariyanto - Muhammad Ikbal - Supak Silawani - Nessyah
Fatahan - Manggala Sariputri - Aprianti Nur Hasanah - Elok Nurfaiqoh - Qonita
Wachidah - Aristi Intan Soraya
R Bagas Wicaksono (Koordinator) - Prakoso Jati Prasetyo - Fitria Nurlaely Annisa Farah Fadhilah - Alvita Mega Kumala - Aqmarina Rachmawati - Rian
Ainunnahqi - Lutfi Maulana - Teofilus Kristianto - Yolanda Shinta P - Rizka
Khairiza - Halimah Chairunnisa
Tomi Nugraha (Koordinator) Ahmad Agus Faisal Azka Rizki Hidayat Dzicky
Rifqi Fuady Rizqi Husni Mudzakkir Tauhid Yuda Putra Agustin Nurul
Fatmawati Indri Puspasari Hardina Bawatri Gabriella Cereira Angelina
Ratna Ernita Yudith Anindita
Editor Asisten
Dzicky Rifqi Fuady
Rizqi Husni Mudzakkir
Design
Rizqi Husni Mudzakkir
Editor
dr. Fitranto Aryadi, M.Kes
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi
buku ini tanpa izin tertulis dari penyusun.
PENDAHULUAN
Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan hubungannya
dengan bagian tubuh lain manusia secara makroskopis. Ilmu anatomi akan menunjang
ilmu kesehatan lainnya hubungannya dengan manusia sebagai subjek kegiatan ilmu
kesehatan. Dalam menjalankan kegiatan rutinnya yang berkaitan dengan tindakan
terhadap pasien, seorang dokter, perawat, dan paramedis lainnya butuh penguasaan dan
pengetahuan dalam identifikasi struktur tubuh manusia. Sehingga demikian, kesalahan
dalam pelaksanaan kegiatan kemedisan saat melaksanakan tindakan dapat
diminimalisasi bahkan dihindari.
Anatomi merupakan ilmu kedokteran yang memiliki karakteristik penggunaan
bahasa latin dalam istilah-istilah organ dan struktur organ baik istilah posisi maupun
nama organnya. Tujuan penggunaan bahasa latin ini untuk menyamakan persepsi
anggota tim medis dalam mengidentifikasi struktur tubuh yang dimaksud sehingga
setiap anggota tim medis dapat mengerti dan menghindari kesalahan persepsi terutama
saat pencatatan dan dokumentasi tindakan medis. Selain itu, tim medis lain dapat
mengerti persepsi yang sama jika catatan harus dipindah tangankan ke anggota tim
medis lainnya dalam rujukan.
Peranan anatomi yang penting dalam kegiatan medis inilah yang
melatarbelakangi pembuatan modul anatomi oleh Laboratorium Anatomi. Modul ini
diharapkan dapat mempermudah kegiatan pembelajaran anatomi di laboratorium
sehingga praktikan dapat mengefisiensikan waktu praktikum. Selain memudahkan
praktikan, hal ini juga mempermudah asisten laboratorium anatomi.
TATA TERTIB PRAKTIKUM

A. Ketentuan umum bagi seluruh peserta praktikum adalah sebagai berikut:
1. Harus sudah hadir di Laboratorium Anatomi 5 menit sebelum waktu praktikum.
Terlambat lebihdari 10 menit dilarang mengikuti praktikum, kecuali dengan izin
khusus.
2. Wajib memakai jas praktikum, dilengkapi dengan tanda pengenal. Memakai dan
melepaskan jas praktikum harus di luar ruangan.
3. Wajib memakai sepatu selama praktikum, berpakaian rapi seperti perkuliahan.
4. Dilarang berkuku panjang.
5. Rambut untuk pria tidak panjang dan disisir rapi, untuk wanita yang berambut
panjang diikat ke belakang.
6. Peserta praktikum harus membawa perlengkapan yang dibutuhkan seperti alat
tulis, handschoon dan masker (sesuai kebutuhan).
7. Peserta praktikum harus sudah mengerti tentang rencana yang akan dikerjakan
selama praktikum dan telah siap dengan teori dan gambar yang diperlukan
selama praktikum.
8. Peserta Praktikum wajib membawa buku panduan praktikum ketika praktikum
berlangsung.
B. Ketentuan selama praktikum:
1. Tiap kelompok menghadapi 1 meja preparat (kadaver atau preparat lepas).
2. Tiap kelompok bergiliran mempelajari kadaver/ preparat lepas dari satu meja ke
meja secara bersama-sama dengan alokasi waktu yang telah disepakati.
3. Peserta praktikum mendapatkan bimbingan dari asisten mahasiswa yang
bertugas pada 1 meja preparat yang bersangkutan.
4. Kadaver sebagai guru diam mahasiswa, harus diperlakukan selayaknya.
5. Peserta praktikum dilarang mengambil gambar menggunakan HP atau alat yang
lainnya di laboratorium anatomi.
6. Peserta praktikum dilarang diharapkan menonaktifkan bunyi HP.
7. Tiap kelompok bertanggungjawab penuh atas kerusakan kadaver/ preparat
selama praktikum.
8. Peserta praktikum tidak diperkenankan mengambil sendiri atau meminjam alat/
bahan/ sarana praktikum kecuali atas seijin dosen pengampu.
9. Peserta praktikum wajib menjaga ketertiban, ketenangan dan kebersihan ruang
laboratorium selama praktikum.
10. Peserta praktikum dilarang merokok.
C. Ketentuan Lain
1. Peserta praktikum wajib mematuhi peraturan yang berlaku yang dibuat
Laboratorium Anatomi PPD UNSOED
2. Peserta praktikum yang melanggar ketentuan tersebut tidak diperbolehkan
mengikuti praktikum
3. Tiap kelompok mendapatkan 1 dosen pembimbing untuk berkonsultasi jika
terdapat kesulitan dalam pembelajaran
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
TATA TERTIB PRAKTIKUM ..................................................................................... 5
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 6
SISTEMA DIGESTIVUS
Organon Digestivus:
Mulut ......................................................................................................................... 7
Lingua ........................................................................................................................ 8
Pharynx ...................................................................................................................... 11
Esophagus .................................................................................................................. 15
Gaster ......................................................................................................................... 17
Intestinum Tenue ....................................................................................................... 24
Intestinum Crassum ................................................................................................... 29
Rectum ....................................................................................................................... 37
Canalis Analis ............................................................................................................ 38
Anus ........................................................................................................................... 38
Peritoneum ................................................................................................................. 41
Organon Accessorius Digesivus
Glandula saliva .......................................................................................................... 42
Gigi geligi .................................................................................................................. 43
Hepar ......................................................................................................................... 45
Vesica biliaris ............................................................................................................ 46
Pankreas ..................................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 54
ORGANON DIGESTIVUS
A. Mulut (Oris)
Gambar 1. Oris
1. Struktur oris
a. Labium oris
Struktur:
1) Labia superior et inferior
2) Gumun atau philtrum (struktur lekukan di area tengah-tengah antara
hidung dan bagian atas bibir)
3) Vermilion borders (batas tegas yang normal antara bagian bibir yang
berwarna merah dengan bagian kulit di sekitarnya)
4) Comissura oris
b. Musculus:
1) M. Orbicularis oris
2) M. Buccinator
c. Musculus masticator:
1) M. Masseter
2) M. Pterygoideus lateral
3) M. Pterygoideus medial
4) Temporalis
d. Cavum Oris
Bagian mulut :
1) Vestibulum oris/ cavum buccalis
2) Cavum oris
3) Palatum durum
4) Palatum molle
5) Diafragma oris
6) Caruncula sublingualis
7) Arcus palatoglossus
8) Arcus palatopharingeus
9) Tonsilla palatina
10) Tonsilla lingualis
11) Vallecula epiglotica
12) Fauces
13) Uvula
14) Ostium glandula parotis
2. Vaskularisasi
Labia superior oleh a. labialis superior (cabang dari a. fascialis) dan a.
infraorbitalis. Labia inferior oleh a. labialis inferior (cabang dari a. fascialis)
dan a. mentalis. Arteri labialis superior et inferior beranastomosis membentuk
cincin arteri.
3. Aliran limfe
Labia superior dan bagian lateral labia inferior bermuara ke nnll.
Submandibular. Bagian lateral labia inferior bermuara di nnll. Submental.
4. Inervasi
Labia superior oleh N. infraorbitalis, r. labii superior (cabang dari nervus
cranialis/ CN V[2] ). Labia inferior oleh N. mentalis, r. labii inferior (cabang
dari CN V[3] ).
5. Aplikasi klinis
a. Labioschisis dan labiopalatoschisis
Merupakan kelainan kongenital. Terjadi pada 1/1000 kelahiran, 60-80%
pada bayi laki-laki. Labioschisis dapat berupa notch pada zona transisional
dan vermillion border, maupun sampai ke dalam bibir dan hidung. Pada
beberapa kasus berat, dapat lebih dalam lagi sampai palatum yang disebut
labiopalatoschisis. Unilateral maupun bilateral.
b. Sianosis
Bibir memiliki aliran darah dari arteri superfisial yang melimpah, sama
seperti jari. Sehingga relatif sensitif terjadi disproporsi jumlah panas tubuh
apabila terpapar suhu lingkungan yang dingiN. Sianosis ini merupakan
kondisi perubahan warna menjadi biru keabuan atau keunguan akibat
menurunnya pasokan oksigen dari aliran darah.
B. Lingua
Gambar 2. Lingua
1. Struktur lingua
a. Bagian-bagian lingua
Apex lingua
Corpus lingua
Dorsum lingua
Radix lingua
b. Struktur-struktur pada lingua
Septum fibrosum mediana
Sulcus mediana lingua
Sulcus terminalis lingua
Foramen caecum
Frenulum lingua
Caruncula lingualis
c. Papilla lingualis
Papila fungiformis
Papilla viliformis
Papilla corniculata
Papilla circumvalata
Papila foliata
d. Otot-otot pada lingua
a. Otot-otot intrinsik
M. longitudinalis lingua superior
M. longitudinalis lingua inferior
M. tranversalis lingua
M. verticalis lingua
b. Otot-otot ekstrinsik
M. genioglossus
M. hyoglossus
M. Styloglossus
M. Palatoglossus
2. Aliran limfe
Aliran limfatik dari lingua, frenulum, dan labia inferior bagian medial tidak
mengikuti aliran venanya, tetapi berdiri sendiri. Aliran limfatik dari lingua
melalui 4 rute yaitu:
a. Radix lingua bilateral bermuara ke nnll. Servikalis profunda superior.
b. Corpus lingua bagian medial bilateral bermuara di nnll. Servikalis profunda
inferior.
c. Corpus lingua bagian lateral dextra et sinistra bermuara di nnll.
Submandibularis pada sisi ipsilateral.
d. Apex dan frenulum lingua menuju ke nnll. Submentalis.
Gambar 3. Vaskularisasi Lingua

3. Vaskularisasi
a. A. lingualis
b. Vena-venanya bermuara ke V. jugularis interna
4. Inervasi
NAMA OTOT PERSARAFAN
FUNGSI
Otot-otot intrinsik
Longitudinal
N. hypoglossus
Mengubah bentuk lidah
Transversal
Vertikal
Otot-otot ekstrinsik
Menjulurkan apex lingua ke luar rongga
M. genioglossus N. hypoglossus
mulut
M. hypoglossus N. hypoglossus
Menarik lidah ke bawah
M. styloglossus N. hypoglossus
Menarik lidah ke atas dan belakang
Plexus
Menarik akar lidah ke atas dan belakang,
M. palatoglossus pharyngeus
menyempitkan isthmus faucium
Sensorik lidah
2/3 anterior Chorda tympani

(N. VII)
1/3 posterior + papilla vallatae

N. glossopharyngeus
10
5. Aplikasi klinis
a. Paresis nervi hypoglossi
Banyak disebabkan oleh trauma, contohnya fraktur mandibula yang akan
merusak N. Hypoglossus (CN XII). Hasilnya berupa paralisis dan atrofi
satu sisi lingua, sehingga menghasikan gerakan lingua miring ke sisi yang
atrofi pada saat protrusi lingua.
b. Paralisis genioglossus
Lingua akan cenderung tertarik ke posterior, sehingga menghambat aliran
udara.
c. Disartria
Yaitu kerusakan pada CN XII dan VII, sehingga seseorang susah untuk
mengucapkan beberapa huruf (cadel).
d. Afasia (susah berbicara)
e. Absorpsi obat sublingual
Untuk keadaan butuh penyerapan obat yang lebih cepat, melalui vena
lingualis profunda, contohnya obat nitroglycerin pada angina pectoris.
f. Karsinoma lingua
Karsinoma lingua pada bagian posterior lingua akan bermetastasis ke nnll.
Servikalis profunda superior. Sedangkan pada bagian anterior lingua jarang
metastasis kecuali pada stadium lanjut ke nnll. Servikalis profunda inferior.
Karena limfe nodi dekat dengan vena jugularis interna, maka dapat
metastasis sepanjang region submentalis, submandubularis, dan leher.
C. Pharynx
1. Skeletopi
Dari basis cranii s.d. vertebrae cervicalis VI
2. Sintopi
Terdiri dari tiga bagian yaitu:
a. Nasopharynx
b. Oropharynx
Batas batas :
Superior
: permukaan bawah palatum molle dan isthmus
pharyngeus
Inferior
: 1/3 posterior lidah dan permukaan anterior epiglottis
Anterior
: cavitas oris lewat isthmus oropharynx
Posterior
: corpus vertebra cervicalis II
Lateral : arcus palatoglossus, arcus palatopharyngeus dan tosila palatina
c. Laryngopharynx
Batas batas :
Anterior : aditus laryngis dan posterior larynx
Posterior : corpus vertebra cervicalis III, IV, V dan VI
Lateral : cartilago thyroidea dan membrane thyroidea
3. Struktur pharynx
Struktur:
a. Choanae
b. Fauces
c. Adytus laryngis
d. Fossa piriformis
e. Plica aryepiglottica
f. Lamina cartilago thyroidea
11
Musculus:
a. M. constrictor pharyngeus superior
b. M. constrictor pharyngeus media
c. M. constrictor pharyngeus inferior
4. Vaskularisasi
Arcus Aorta
A.Carotis Communis
A.Carotis Externa
A. Pharyngea
Ascendent
A. Palatina
Ascendent
A. Facialis
A. Maxillaris
A. Lingualis
V. Maxillaris
V. Lingualis
FARING
V. Pharyngea
Ascendent
V. Palatina
Ascendent
V. Facialis
Plexus Venosus Pharyngeus
V. Jugularis Interna
V. Brachiocephalica
A. Facialis disebut juga
A. maxillaris externa
V. Cava Superior
12
Gambar 4. Arteri pada Faring
Gambar 5. Vena pada faring

5. Aliran limfe
Pembuluh limfe tonsiler, nl. Jugulodigastric, cincin limfatik faringeal (dari
cincin waldayer)
13
6. Inervasi
Inervasi Pharynx
NAMA OTOT
PERSARAFAN
M. constrictor
pharyngis superior
Plexus
pharyngeus
M. constrictor
pharyngis medius
M. constrictor
pharyngis inferior
Plexus
pharyngeus
Plexus
pharyngeus
Mendorong bolus ke bawah

Mendorong bolus ke bawah
Sebagai spyncter pada ujung bawah
pharynx
M. cricopharyngeus
M. stylopharyngeus
M.
salphingopharyngeu
s
M.
palatopharyngeus
FUNGSI
Membantu palatum molle dalam
menutup nasopharynx, mnendorong
bolus ke bawah
N.
Glossopharyngeu
s
Mengangkat larynx selama proses

menelan
Plexus
pharyngeus
Mengangkat pharynx
Plexus
pharyngeus
Mengangkat dinding pharynx
N. glossopharyngeus
N. vagus
N. symphaticus
Plexus
pharyngeus
Gambar 6. Innervasi Faring

14
7. Aplikasi klinis
a. Tonsilektomi
Pengangkatan tonsil palatina.
b. Adenoiditis
Inflamasi pada tonsil pharyngea yang dapat menghambat aliran udara
pernapasan.
D. Oesophagus
1.
Sintopi
Anterior
: trachea, bronchus principalis sinistra
Posterior
: corpus vertebra thoracica, ductus thoraccicus
Dextra
: pars mediastinalis pleura parietalis, v.azygos
Sinistra
: a. subclavia sinistra, arcus aorta, ductus thoraccicus
2. Skeletopi
Vertebrae cervicalis VI vertebrae thoracica X
3. Struktur oesophagus
a. Bagian :
pars cervicalis
pars thoracalis
pars abdominalis
b. Struktur :
Trigonum Zenker (V shaped area of Laimer)
sphincter oesophageal superior
sphincter gastroesophageal
hiatus esophageus
Ligamentum phreno-oesophageal
4. Vaskularisasi
Arteri
Aorta
Arcus aorta
A.Subclavia dex et
sin
A.thyroidea inferior
Aorta descendens
pars thoracica
Truncus coeliacus
1/3 bagian tengah
esofagus
A.phrenica inferior
sisnistra
1/3 bagian atas esofagus
A.gastrica sinistra
1/3 bagian bawah esofagus
15
Vena
1/3 bagian atas esofagus
1/3 bagian tengah esofagus
V.thyroidea inferior
V.azygos
1/3 bagian bawah esofagus
V.phrenica
inferior sinistra
V.gastrica
sinistra
V.brachiocephalica
V.cava inferior
V.porta hepatica
V.cava superior
COR (atrium dextra)
5.
Aliran limfe
Pembuluh limfe dari sepertiga bagian atas oesophagus mengalir masuk ke nodi
lymphatici cervicales profunda, sepertiga bagian tengah masuk ke nodi
lymphatici mediastinalis superior et posterior, sepertiga bagian bawah masuk
ke nodi lymphatici gastric sinistra yang berjalan sepanjang arteri dan vena
gastrica sinistra dan nodi lymphatici coeliaci.
Gambar 7. Aliran Limfe Oesophagus
16
6.
Inervasi
Inervasi Oesophagus
Truncus vagalis rami
gastric anterior et posterior
N. Splanchnicus mayor
(T5-T9)
Truncus symphaticus
N. Splanchnicus minor
(T10-T11)
Serabut N. vagus
7.
E
S
O
F
A
G
U
S
Plexus esophageus
Aplikasi klinis
a. Devertikulim zenker
b. Fistula trachea-esophageal
c. Varises esophageal
d. Hernia hiatal
E. Gaster
1. Holotopi
Kuadran kiri atas abdomen di bawah diafragma, atau regio epigastric
sampai hypocondriaca sinistra
2. Sintopi
Anterior
: dinding anterior abdomen, arcus costalis sinistra, pleura
Posterior : bursa omentalis, diaphragm,lien, glandula suprarenalis
sinistra, superior ren sinistra, a.lienalis, pancreas, mesocolon transversum
3. Skeletopi
Tepi cranialis cardia gaster setingga costae VII dan vertebrae thoracica IX. Tepi
cranialis fundus gaster setinggi costae V. Sedangkan letak pylorus gaster dalam
keadaan kosong setinggi vertebrae lumbalis I.
4. Struktur
a. Bagian bagian
Fundus
Fundus
Cardia
cardia
Corpus
Pylorus
b. Struktur
Anthrum pyloricum
Corpus
Canalis pyloricum
Sphincter pylorus
Ostium cardiacum
Pylorus
Curvatura major
Gambar 8. Gaster
17

Curvatura minor
Incisura angularis
Rugae
Oblique layer of smooth muscle
Incisura cardiaca
c. Lapisan
Omentum majus
Omentum minus
Ligamentum gastrolienalis
5. Aliran Limfe
Pembuluh limfenya yaitu nodi lymphatici gastrica dextra et sinistra, nodi
lymphatici gastroomentalis dextra et sinistra, dan nodi lymphatici gastrica
breves. Cairan limfe ini kemudian mengalir melalui nodi lymphatici coeliaci
yang terdapat di sekitar pangkal truncus coeliacus pada dinding posterior
abdomen.
6. Aplikasi Klinis
a. Gastritis
b. Ulcus Gastric
c. Paraesofageal hiatal hernia
d. Congenital diaphragmatic hernia
e. Hipertrofi Pylorus Stenosis
f. Situs Inversus
g. Adenokarsinoma gaster
18
Gaster bagian
bawah curvatura
A.
gastroomentalis
A.
A. gastrica
Gaster bagian
bawah curvatura
A. pancreatico
duodenalis
A. hepatica
Gaster bagian
atas curvatura
A. gastrica sinistra
Truncus coeliacus
Aorta descendens pars
Gaster bagian
fundus
A. gastrica breves
A. lienalis
Gaster bagian
atas curvatura
A. gastroomentalis
7. Vaskularisasi
Arteri (Gaster)
19
V. gastrica dextra
Gaster bagian bawah

curvatura minor
Cor (atrium dextra)
V. cava inferior
V. porta hepatica
V. gastrica sinistra
Gaster bagian atas

curvatura minor
V. gastrica breves
Gaster bagian
fundus
V. Lienalis
V. gastroomentalis
sinistra
Gaster bagian atas

curvatura mayor
V. mesenterica
superior
V. gastroomentalis
dextra
Gaster bagian bawah

curvatura mayor
Vena (Gaster)
20
8. Inervasi Gaster
Persarafan
parasimpatis
N. vagus
dextra
Persarafan
simpatis
Plexus
coeliacus
N. vagus
sinistra
TRUNCUS
VAGALIS
POSTERIOR
(dalam thorax)
TRUNCUS
VAGALIS
ANTERIOR
(dalam thorax)
M. sphyncter
pyloricus
(menerima
serabut motoris)
Memasuki
abdomen pada
permukaan
Posterior
esofagus
Anterior
esofagus
Bercabang pada
posterior gaster
Bercabang pada
anterior gaster
Cabang besar
Cabang
hepaticus
Plexus
mesenterica
superior
Plexus
coeliacus
Hepar
Ramus
pyloricus
usus
Pylorus
flexura coli
sinistra
pankreas
21
Gambar 9. Arteri pada Gaster
Gambar 10. Arteri pada Gaster
22
Gambar 11. Aliran Limfe Gaster
Gambar 12. Innervasi Gaster
23
F. Intestinum Tenue
1. Holotopi
a. Duodenum
Mendominasi pada RUQ (regio epigastrica dan region umbilical)
b. Jejunum & ileum
Letak jejunum mendominasi pada LUQ (region umbilical), sedikit pada
RUQ, bagian atas RLQ dan LLQ (region umbilical). Sedangkan ileum
pada mendominasi pada RLQ, sisanya sedikit pada LLQ (region
hypogastric).
Gambar 13. Regio Abdomen beserta Organnya

2. Sintopi dan Struktur
Duodenum
Bagian-bagian :
a. Pars Ampulla (pars I)
Panjang: 5 cm
Batas-batas:
Anterior : lobus quadrates hepar dan vesica biliaris
Posterior : bursa omentalis, a. gastroduodenalis, ductus choledocus
Superior : foramen epiploicum
Inferior : caput pancras
b. Pars descendens (pars II)
Panjang: 10 cm
Batas-batas:
Anterior : fundus vesica biliaris, lobus hepatis dextra,
Posterior : hilum renale dextra, ureter dextra
Lateral
: colon ascendens, flexura coli dextra, lobus hepatis
dextra
Medial
: caput pancreas, ductus choledocus, ductus pancreaticus
Muara dari :
24

Ductus pancreaticus santorini : papilla duodeni minor
Ductus pancreaticus wirsungi
Ampulla vater papilla duodeni major
Ductus choledocus
c. Pars horizontalis (pars III)
Panjang: 8 cm
Batas-batas:
Anterior : radix mesentrii, a.v. mesentrica superior, lengkung
jejunun
Posterior : ureter dextra, m. psoas major dextra, vena cava inferior
Superior : caput pancreas
Inferior : lengkung jejunum
d. Pars ascendens (pars IV)
Panjang: 5 cm
Batas-batas:
Anterior : permulaan radix mesentrii dan lengkung jejunun
Posterior : pinggir kiri aorta dan pinggir medial m. psoas major
sinistra
Struktur :
Ligamentum treitz (Ligamentum duodeno-jejunales)
Bulbus dodeni
Plexura duodenojejunales
Jejunum & Ileum
Perbedaan jejenum dan ileum
Jejunum
Ileum
Panjang
2,5 m
3,5 m
Dinding
Tebal
Tipis
Diameter
Besar
Kecil
Vasa Recta
Panjang/Tegak
Pendek
Arcade
Jarang-jarang
Beranyaman
Lemak mesenterium
Sedikit
Banyak
Perlekatan mesentrium
Superior, sinistra aorta
Inferior, dextra aorta
Plica circularis
Jaraknya rapat dan besar
Jaraknya longgar
Khas
Plaque peyer
Gambar 14. Perbedaan jejunum dengan ileum
Struktur :
25

Valvula ileocecalis/valvula Bauchini
Junctura ileo-caecal
Villi intestinalis
3. Skeletopi
a. Duodenum
Pars superior/ampula: Vertebrae LI
Pars descendens: Vertebrae LI-III
Pars horizontalis: Vertebrae LIII
Pars asendens: Vertebrae LIII-LII
b. Jejunum & Ileum
Vertebrae lumbalis II ke arah sacroiliaca dextra
4. Vaskularisasi
Aorta descenden
pars abdominalis
Truncus coeliacus
A.mesenterica superior
Anastomosis dengan
arteri lain membentuk :
A.hepatica communis
A.gastroduodenalis
A.pancreaticoduodenalis superior
A.pancreaticoduodenalis inferior
bagian bawah
duodenum
A.ileocolica
Vasa recta
(mesenterium)
Ileum bagian
bawah
bagian atas
duodenum
V.pancreaticoduodenalis inferior
V.mesenterica superior
V.pancreaticoduodenalis superior
V.porta hepatica
V.cava inferior
Cor (atrium dekstra)
26
Gambar 15. Arteri pada Intestinum Tenue
Gambar 16. Vena pada Intestinum Tenue
27
5. Inervasi
a. Duodenum
Simpatis
Parasimpatis
b. Jejunum dan Ileum

N. vagus
Simpatis
Segmen
medula
spinalis T5-T9
Plexus
coeliacus
Plexus
Parasimpatis
mesentericus
Truncus
vagalis
superior
Plexus
coeliacus
Gambar 17. Innervasi Intestinum Tenue

6. Aliran Limfe
a. Duodenum
Aliran limfe mengikuti arteri dan bermuara ke atas melalui nodi
pancreaticoduadenale ke nodi gastroduodenale dan kemudian nodi coeliaci.
Bermuara ke bawah juga melalui nodi pancreaticoduodenale ke nodi
mesenterica superior di sekitar pangkal arteri mesenterica superior.
b. Jejunum dan Ileum
Pembuluh limfe berjalan melalui banyak nodi lymphoidei mesenterica
superior dan nodi lymphoidei ileocolici.
28
Gambar 18. Aliran Limfe Intestinum Tenue

7. Aplikasi klinis
Duodenum
a. Ulkus duodenum
b. Ulkus peptik
c. Paraduodenal hernia
Jejunum & ileum
a. Ileus obstruktif
b. Ileus paralitik
c. Diverticulum Meckel/Ileal Diverticulum
d. Enteritis/Peradangan intestinum tenue
e. Diare
G. Intestinum Crassum
Caecum
1. Holotopi
Fossa iliaca dextra, regio inguinal dextra, kuadran kanan bawah abdomen
2. Sintopi
Anterior: lengkung intestinum tenue, omentum majus, dinding anterior
abdomen
Posterior: m. psoas major , m. iliacus , n. femoralis , n cutaneus femoris
lateralis, appendix vermiformis
Medial: appendix vermiformis
Lateral: appendix vermiformis
Appendix vermiformis
1. Holotopi
Regio iliaca dextra, Titik McBurney
2. Struktur
Mesentrium : Mesoappendix vermiformis
29
Colon Ascendens
1. Holotopi
Panjang sekitar 5 inch (13 cm), terletak di kuadran kanan bawah abdomen
2. Sintopi
abdomen
Posterior: m. iliacus, crista iliaca, m. quadrates lumborum, origo m.
transverses abdominis, n. iliohypogastricus dan n. ilioinguinalis
Superior: flexura coli dextra
Inferior: caecum
Colon Transversum
1. Sintopi
Anterior : omentum majus, dinding anterior abdomen
Posterior: pars descendens duodenum, caput pancreas dan lengkung jejunum
dan ileum
2. Struktur
Mesenterium: Mesocolon transversum
Colon Descendens
1. Holotopi
Panjang sekitar 10 inch (25 cm), terletak di kuadran kiri atas dan bawah
abdomen.
2. Sintopi
abdomen
Posterior: margo lateralis ren sinistra, origo m. transverses abdominis,
m.quadratus lumborum, m. iliacus, m. psoas major sinistra, crista
iliaca, n. iliohypogastrica dan n. ilioinguinalis
30
Colon Sigmoid
1. Holotopi
Panjang sekitar 10-15 inch (25-28 cm), berbentuk seperti huruf S,
merupakan lanjutan colon descendens yang terletak di apertura pelvis superior.
2. Sintopi
Anterior
: laki-laki vesica urinaria , perempuan posterior uterus,
superior vagina
Posterior
: rectum dan os sacrum
3. Struktur
Mesentrium : Mesocolon sigmoid
Stuktur intestinum crassum secara umum
Haustra
Taenia coli
Taenia libera, mesocolica, ometalis
Flexura coli dexter/flexura hepatica
Flexura coli sinister/flexura lienalis
Mesocolon
Aplikasi Klinis Intestinum Crassum Secara Umum
Apendisitis Tindakan: Appendectomy
Hirschprung disease/aganglionic megacolon
Chron Disease
Ulcerative Colitis
Laparoscopy
Colectomy
Colostomy
Colonoscopy
Ileostomy
Hernia
Diverticulosis
Volvulus
31
Vaskularisasi Intestinum Crassum

Aorta Descendens Pars Abdominalis
A.Mesenterica Superior
A.Ileocoliac
a
A.caecalis
anterior
A.Colica Dextra
A.caecalis
posterior
A.Mesenterica Inferior
A.Colica Media
A.Colica Sinistra
Aa.sigmoidea
colon
descenden
s
colon
ascendens
A.Appendicularis
colon
sigmoid
Caecum
V.caecalis V.caecalis
anterior posterior
Apendix
Vermiformis
2/3 proksimal
colon
transversum
1/3 distal
colon
transversum
V.Appendicularis
V.Ileocolica
V.Colica Dextra
V.Colica Media
V.Mesenterica Superior
V.Colica Sinistra
Vv.sigmoidea
V.Mesenterica Inferior
V.porta hepatica
V. Cava Inferior
32
Gambar 19. Arteri pada Intestinum Crassum
Gambar 20. Vena pada Intestinum Crassum
33
Inervasi Intestinum Crassum

1. Caecum
Nervus Vagus
Cabang Saraf Simpatis dan

Parasimpatis
Plexus Mesenterica Superior
Caecum
2. Appendix vermiformis
a. Aferen
Sistem saraf simpatis dari
nervus vagus
Sistem saraf simpatis dari

segmen thorakal X
Appendix
vermiformis
b. Eferen
Saraf simpatis
segmen thorakal X
Saraf
Parasimpatis
Nervus Vagus
Appendix
vermiformis
34
3. Colon Ascendens
Nervus Vagus
Cabang Saraf Simpatis dan

Parasimpatis
Colon Ascendens
4. Colon Transversum
a. Dua pertiga Proksimal
Nervus Vagus
Sistem saraf simpatis dari segmen

thorakal 5-11
Cabang Saraf Parasimpatis

Nervus Splanchnicus mayor dan
minor
b. Sepertiga distal
Saraf simpatis dari segmen L1-L2
Saraf parasimpatis dari segmen S2-S4
Ganglion Mesenterica
Nervi Splanchnici Pelvici
35
5. Colon Descendens
Saraf simpatis dari segmen L1L2
Saraf parasimpatis dari segmen S2S4
Plexus Mesenterica
Inferior
Nervi Splanchnici Pelvici
6. Colon Sigmoid
Saraf simpatis dari segmen L1-L2
Saraf parasimpatis dari segmen S2S4
Plexus Hypogastric Inferior
Colon Sigmoideum
Gambar 21. Innervasi Intestinum Crassum
36
Aliran Limfe
a. Caecum
Pembuluh limfe berjalan melalui beberapa nodi lymphatici mesenterici dan
akhirnya mencapai nodi lymphatici mesenterici superior.
b. Appendix vermiformis
Pembuluh limfe dari caecum dan appendix vermiformis menuju ke kelenjar
limfe dalam mesoappendix dan ke nodi lymphatici ileocolici sepanjang arteri
ileocolica. Pembuluh limfe eferen ditampung oleh nodi lymphatici mesenterica
superior.
c. Colon ascendens
Pembuluh limfe melintas ke nodi lymphatici paracolici dan nodi lymphatici
epicolici kemudian ke nodi lymphatici mesenterici superior.
d. Colon descendens
Cairan limfe dialirkan ke nodi lymphatici colici dan nodi lymphatici
mesentericus inferior yang terletak di sekitar pangkal arteri mesenterica
inferior.
e. Colon sigmoid
Pembuluh limfe berjalan di sepanjang arteri sigmoideum yang akan dialirkan
ke nodi lymphatici mesentericus inferior.
Gambar 22. Aliran Limfe Intestinum Crassum
H. Rectum
Struktur
Lanjutan colon sigmoid
Tidak mempunyai taenia coli
Pelebaran : Ampulla recti
Musculus : M. puborectalis
Plica transversa recti
37
Gambar 23. Rektum dan Canalis Analis
I. Canalis Analis
Struktur
Canalis analis anatomicum
Canalis analis surgical
Collumna analis (Morgagni)
Valvula analis
Linea dentata
Pecten
Intermuscular groove
Musculus :
M. Levator ani
M. Sphincter ani internus
M. Sphincter ani externus
J. Anus
Anus merupakan salah satu bagian dari trigonum analis yang merupakan lubang
tempat keluarnya feces dari tractus digestivus.
Vaskularisasi Rectum dan Canalis analis

38
Aorta Descendens
Pars Abdominalis
a. Mesenterica
superior
a. Iliaca communis
a. Iliaca interna
a. Rectalis media
a. Rectalis
superior
a. Iliaca
externa
a. pudenda interna
a. rectalis
inferior
Rektum dan Canalis

Analis
v. rectalis superior
v. rectalis media
v. mesenterica
superior
v. iliaca interna
v. porta hepatica
v. iliaca communis
v. rectalis inferior
v. pudenda interna
Vena Cava Inferior
39
Inervasi Rectum dan Canalis Analis

S2 S4
n. Pudendus
nn. Splanchnici sacralis
Truncus simpaticus
pars pelvica
n. Rectalis Inferior
Pleksus hypogastricus
inferior
Canalis analis, anus .
Rectum
(sphingter ani
externa)
40
K. Peritoneum
Organ intraperitoneal : gaster, duodenum pars I (bulbus duodeni), jejunum,
ileum, caecum, appendix vermiformis, colon transversum, colon sigmoid,
hepar
Organ retroperitoneal : pancreas, duodenum pars II,III,IV, colon ascendens,
colon descendens, rectum, canalis analis
Gambar 24. Peritoneum

Struktur :
Cavum peritonei major
Cavum peritonei minor
Peritoneum parietalis
Peritoneum visceralis
Bursa omentalis
Foramen epiploicum
Ligamentum peritonealis
Omentum majus
Omentum minus
Mesentrium
Radix mesentrii
Cul de sac / excavatio uterorectalis (pada wanita); pada pria
excavatio vesicorectalis
Excavation hepatorenalis (Morrisons pouch)
ORGANON ACCESORIUS DIGESTIVUS

41
A. Glandula Salivaria
Gambar 25. Glandula Salivaria

Kelenjar utama :
Glandula parotis
1. Sintopi
Superior
: meatus acusticus externus,
Anterior
: ramus mandibulae,
Posterior
: m. sternocleidomastoideus
Menembus m, buccinators yang berfungsi sebagai katup
2. Struktur
o Pars : pars superficialis dan pars profunda, dengan percabangan N. VII di
antaranya
Ductus Stenson
3. Vaskularisasi
a. carotis externa , v, retromandibularis
4. Aliran limfe
nodi lymphoidei paratiroidea dan nodi lymphoidei cervicalis profunda
5. Inervasi
Nucleus salivatorius n. IX
Glandula submandibularis
1. Sintopi
Superior: Os mandibula
2. Struktur
Pars : superficial dan profunda
Ductus Wharton
3. Vaskularisasi
a. facialis, a. lingualis, v. facialis, v. lingualis
4. Aliran limfe
nodi lymphoidei submandibularis dan nodi lymphoidei cervicalis profunda
5. Inervasi
Nucleus salivatorius n. VII
Glandula sublingualis
1. Sintopi
42
2.
3.
4.
5.
Superior: lingua
Struktur
Ductuli linguales
Vaskularisasi
a. facialis, a. lingualis, v. facialis, v. lingualis
Aliran limfe
nodi lymphoidei submandibularis dan nodi lymphoidei cervicalis profunda
Inervasi
Nucleus salivatorius n. VII
B. Dentis
1. Struktur
Perbedaan Gigi Anak dan Dewasa
Gigi Anak-Anak (20)
Gigi Dewasa (32)
4 incisivus media,
4 incisivus media,
4 incisivus lateral,
4 incisivus lateral,
4 caninus,
4 caninus,
4 molar pertama,
4 premolar pertama,
4 molar kedua
4 premolar kedua,
4 molar pertama,
4 molar kedua,
4 molar ketiga
a. Facies gigi :
Facies oral
Facies occlusal
Facies vestibular
Facies mesial
Facies distal
b. Struktur penting pada gigi:
Jugulum alveolaris maxillae
Jugulum alveolaris mandibulae
Ligamentum periodontal
Corona dentis
Collum/cervix dentis
Email
Radix dentis
Cementum
Dentinum
Pulpa
Cavitas dentis/ cavitas pulparis
Canalis radices dentis
Gingiva
Sulcus gingivalis
Apex radices dentis
Periodontum (desmodontium)
Dens decidua
Dens incisivus
Gambar 26. Dentis
43
Dens caninus
Dens molaris
Processus alveolaris os mandibulae
2. Vaskularisasi
Vaskularisasi gigi geligi berasal dari A.V alveolaris superior et inferior
3. Inervasi
Nervus Trigeminus
Nervus oftalmikus
Nervus maksilaris
Nervus mandibularis
Nervus alveolaris
superior
Nervus alveolaris
inferior
Gigi geligi Atas
Gigi geligi bawah
44
C. Hepar
Gambar 27. Hepar

Hepar merupakan organ terbesar di abdomen
1. Holotopi
Regio hipocondriaca dextra dan regio epigastrica
2. Sintopi
Anterior : diaphragm, arcus costalis dextra et sinistra, pleura dextra et
sinistra, margo inferior pulmo dextra et sinistra, processus xyphoideus
Posterior : diaphragm, rend extra, flexura coli dextra, duodenum,
vesica biliaris, vena cava inferior, esophagus, fundus gaster
3. Skeletopi
Costae VII-XI dextra pada kondisi normal
4. Struktur
a. Terdiri dari 4 lobus, yaitu:
Lobus hepatis dextra
Lobus hepatis sinistra
Lobus quadratus
Lobus caudatus
b. Ligamentum
Ligamentum falciforme
Ligamentum teres hepatis
Ligamentum coronarium
Ligamentum triangulare dextra
Ligamentum triangulare sinistra
Ligamentum venosum (arantii)
c. Struktur :
Processus caudatus
Area nuda hepatis
Capsula hepatica
Vena porta hepatica
45
Gambar 28. Vena Porta Hepatica

5. Aplikasi klinis
Hepatic lobectomies dan segmentectomy
Ruptur hepar
Hepatomegali
Siroris hepatis
Pada vena porta hepatica:
Varises esophageal
: pelebaran v. esophageal
Hemoroid
: pelebaran v. rectalis
Caput Medusa
: pelebaran v. paraumbilicalis
D. Vesica biliaris / Vesica felea
1. Holotopi
Terletak pada regio hypocondriaca dextra
2. Sintopi
Anterior
: dinding anterior abdomen dan facies viseralis hepar
Posterior
: colon transversum pars descendens duodenum
3. Skeletopi
Fundus setinggi ujung cartilago costalis IX dextra
4. Struktur
Terdiri atas
Fundus vesica biliaris
Corpus vesica biliaris
Collum vesica biliaris
Fungsi memekatkan dan menyimpan sementara empedu yang berasal
dari hepar dan nantinya akan dikeluarkan menuju duodenum
46
Ductus-ductus yang berperan dalam proses pengeluaran empedu

a. Ductus biliaris intrahepatica
b. Ductus biliaris extrahepatica
c. Ductus hepaticus dextra et sinistra
d. Ductus hepaticus communis
e. Ductus cycticus
f. Ductus choledocus
Lobus hepatis dextra
Lobus hepatis sinistra
Ductus hepaticus dextra
Ductus hepaticus sinistra
Vesica Fellea
Ductus hepatica communis
Ductus cysticus
Ductus choledocus
Duodenum
5. Aliran limfe
Cairan limfe mengalir ke nodus cysticus yang terletak dekat collum vesicae
billiaris. Dari sini, pembuluh limfe berjalan ke nodi hepatici dengan
berjalan sepanjang perjalanan arteria hepatica communis dan kemudian ke
nodi coelici.
6. Inervasi
Plexus Coeliacus (simpatis dan nyeri)
N. Vagus (parasimpatis)
N. Phrenicus dextra (somatik aferen)
7. Aplikasi klinis
Gallstone/ cholelithiasis (batu empedu)
Cholecystectomy
47
E. Pankreas
Gambar 29. Pancreas
1.
2.
3.
4.
5.
a. Organ endokrin (penghasil hormon insulin, glukagon, somatostatin)

b. Organ eksokrin (penghasil enzim amilase, lipase, tripsin)
Holotopi
Terletak pada regio epigastrium dan kuadran kiri atas
Sintopi
Anterior : colon transversum, mesocolon transversum, bursa omentalis,
gaster
Posterior : ductus choledocus, vena porta hepatica, vena lienalis, vena cava
inferior, aorta, a. Mesentrica superior, m. psoas major sinistra,
glandula suprarenalis sinistra, ren sinistra, hilum renale
Skeletopi
Setinggi vertebrae lumbalis I dan II
Struktur
a. Terdiri dari 4 bagian, yaitu :
Caput pancreas
Collum pancreas
Corpus pancreas
Cauda pancreas
b. Terdapat :
ductus pancreaticus wirsungi, bermuara ke papilla duodeni mayor
ductus pancreaticus Santorini, bermuara ke papilla dudeni minor.
Ampula Vater/hepatopancreatica
Sphincter Oddi
Acinus pancreas
Aliran limfe
Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteria yang memperdarahi pankreas.
Pembuluh limfe eferen akhirnya mengalirkan cairan limfe ke nodi lymphatici
coeliaci dan mesenterici superior.
6. Inervasi
Berasal dari N. Vagus dan N. Splanchnici Abdominopelvici
Plexus Coeliacus (serabut simpatis dan parasimpatis)
48
7. Aplikasi klinis
a. Pancreatectomy
Gambar 30. Pancreatectomy

b. Ruptur pancreas
c. Kanker pancreas
49
Vaskularisasi Organ Acessorius Digestivus (Hepar, vesical biliaris, pancreas)

Aorta descendens
pars abdominalis
Truncus coeliacus
A. Mesenterica superior
A. hepatica communis
A. hepatica propria
A. cystica
hepar
A. lienalis
A. gastroduodenalis
A. pancreatica
dorsalis
A. cauda
pancreatica
A. pancreaticoduodenalis
superior
Vesica biliaris
V. cystica
A. pancreatica
magna
A. pancreaticoduodenalis
inferior
Pankreas
V. pancreaticoduodenalis
superior
V. pancreatica
dorsalis
V. pancreatica
magna
V.cauda
pancreatica
V. lienalis
V. pancreaticoduodenalis
inferior
V. mesenterica inferior
V. porta hepatica
V. cava inferior
50
Gambar 31. Arteri pada Hepar
Gambar 32. Vena pada Hepar
51
Gambar 33. Arteri pada Vesica Felea
Gambar 34. Aliran Limfe Hepar dan Vesica Felea
52
Gambar 35. Innervasi Hepar dan Vesica Felea
Gambar 36. Innervasi Pancreas
53
DAFTAR PUSTAKA
Martini, Frederich H., Nath, Judi l., et al. 2009. Fundamentals of anatomy and
physiology, 8th edition.san fransisco: pearson international education.
Moore, Keith l. 2002. Anatomi klinis dasar. Jakarta: hipokrates.
Seeley, Rod., Stephens, Trent., Tate, Philip. Anatomy and phisiology.mc graw hill.
Diakses di http://highered.mcgraw-hill.com/novella/quizprocessingservlet
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC
54
55
56

Modul Anat Blok Digestive

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Modul Anat Blok Digestive

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Buku Panduan Praktikum Anatomi

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

TATA TERTIB PRAKTIKUM

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Gambar 3. Vaskularisasi Lingua

2/3 anterior Chorda tympani

1/3 posterior + papilla vallatae

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Plexus Venosus Pharyngeus

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Gambar 4. Arteri pada Faring

Gambar 5. Vena pada faring

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Mendorong bolus ke bawah

Mengangkat larynx selama proses

Mengangkat dinding pharynx

Gambar 6. Innervasi Faring

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

1/3 bagian tengah

1/3 bagian bawah esofagus

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

1/3 bagian tengah esofagus

1/3 bagian bawah esofagus

COR (atrium dextra)

Gambar 7. Aliran Limfe Oesophagus

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Truncus vagalis rami

gastric anterior et posterior

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Aorta descendens pars

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Gaster bagian bawah

Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Cor (atrium dextra)

Gaster bagian atas

Gaster bagian atas

Gaster bagian bawah

BLOK DIGESTIVE SYSTEM

BLOK DIGESTIVE SYSTEM