Anda di halaman 1dari 34

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNSOED

PRAKTIKU
M ANATOMI
MANUSIA
MODUL PRAKTIKUM ANATOMI
MANUSIA

Tim Penyusun
: dr. Fitranto Arjadi,
M.Kes Adiutores
Anatomium 2007
Adiutores Anatomium 2019
Modul Praktikum Anatomi Manusia Khusus AKBID Siti Fatimah Selawi
Copyright ©2020
Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran UNSOED
Tim Penyusun
Adiutores Anatomium 2007 :
Melan Mulyana (Koordinator) – Agus Hariyanto – Muhammad
Ikbal – Supak Silawani – Nessyah Fatahan – Manggala Sariputri –
Aprianti Nur Hasanah – Elok Nurfaiqoh – Qonita Wachidah –
Aristi Intan Soraya
Adiutores Anatomium 2019 :
Yochananta Wira S. P. (Koordinator) - Anggita Rahmanisa S. –
Nadindra Ismi Pawestri - Annanisa Ilma Putri Herlina - Musalamah
Fatimah A. - Rosa Adri Sephiana - Rafly Syahrizal Yusan - Marsya
Bunga Dis Ardansyah - Atinaa Maulidiya H. U.
Adiutores Anatomium 2020 :
Nurul Robiah Aladawiyah (Koordinator) - Wulan Astari
Wibowo - Elisa Fitria Ningsih - Davina Aqiilah Aristya - Hanif
Fauzan Akbar - Meidy Pratiwi - Evi Christina Madalena S. -
Kevin Zufaries Fary - Nadia Zahra Nursetya R. - Dava
Leonanda Saviskaya - Khaefiyah Alhafizatun - Amanda Rafah
Awwalyya - Nida Fikriyah

Editor Asisten
Khaefiyah Alhafizatun, Amanda Rafah Awwalyya, Nida
Fikriyah

Desainer
Hanif Fauzan Akbar

Editor Dosen
dr. Fitranto Arjadi, M.Kes
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian
atau seluruh isi modul ini tanpa izin tertulis dari penyusun
PENDAHULUAN

Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan


hubungannya dengan bagian tubuh lain manusia secara makroskopis.
Ilmu anatomi akan menunjang ilmu kesehatan lainnya hubungannya
dengan manusia sebagai subjek kegiatan ilmu kesehatan. Dalam
menjalankan kegiatan rutinnya yang berkaitan dengan tindakan terhadap
pasien, seorang dokter, perawat, dan paramedis lainnya butuh
penguasaan dan pengetahuan dalam identifikasi struktur tubuh manusia.
Sehingga demikian, kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan kemedisan
saat melaksanakan tindakan dapat diminimalisasi bahkan dihindari.
Anatomi merupakan ilmu kedokteran yang memiliki karakteristik
penggunaan bahasa latin dalam istilah-istilah organ dan struktur organ
baik istilah posisi maupun nama organnya. Tujuan penggunaan bahasa
latin ini untuk menyamakan persepsi anggota tim medis dalam
mengidentifikasi struktur tubuh yang dimaksud sehingga setiap anggota
tim medis dapat mengerti dan menghindari kesalahan persepsi terutama
saat pencatatan dan dokumentasi tindakan medis. Selain itu, tim medis
lain dapat mengerti persepsi yang sama jika catatan harus dipindah
tangankan ke anggota tim medis lainnya dalam rujukan.
Peranan anatomi yang penting dalam kegiatan medis inilah yang
melatarbelakangi pembuatan modul anatomi oleh Laboratorium
Anatomi. Modul ini diharapkan dapat mempermudah kegiatan
pembelajaran anatomi di laboratorium sehingga praktikan dapat
mengefisiensikan waktu praktikum. Selain memudahkan praktikan, hal
ini juga mempermudah asisten laboratorium anato
DAFTAR ISI
Pendahuluan
Daftar Isi
Tata Tertib
Praktikum
Anatomi
Systemata :

I. Nervous System 9

II. Endocrine System 13

III. Reproductive System 19

Daftar Pustaka 31
TATA TERTIB PRAKTIKUM ANATOMI
A. KETENTUAN PENAMPILAN
1. Peserta wajib memakai jas praktikum beridentitas diri sendiri atau dilengkapi
dengan tanda pengenal. Memakai dan melepaskan jas praktikum harus di luar
ruangan.
2. Peserta wajib memakai sepatu, berpakaian rapi, dan sopan selama open lab.
3. Peserta dilarang memakai kaos oblong.
4. Peserta dilarang memakai rok atau celana berbahan jeans
5. Bagi peserta wanita dilarang menggunakan rok mini atau rok panjang dengan
belahan hingga diatas lutut.
6. Peserta dilarang berkuku panjang.
7. Peserta dilarang menggunakan lensa kontak.
8. Bagi peserta pria, rambut disisir rapi. Bagi peserta berhijab, kerudung dimasukkan
ke dalam jas praktikum, dan bagi peserta wanita yang tidak berhijab, apabila
berambut panjang diikat rapi ke belakang setinggi protuberantia os occipitalis
externa.
9. Peserta dilarang memodifikasi warna rambut.

B. KETENTUAN SIKAP SELAMA PRAKTIKUM

1. Peserta wajib menjaga sopan santun, ketertiban, ketenangan, dan kebersihan di


laboratorium anatomi
2. Peserta wajib berperilaku sopan, santun dan saling menghargai antar peserta,
peserta-asisten, dan peserta-dosen, serta peserta dengan cadaver (guru diam).
3. Peserta minimal sudah memahami dan telah siap dengan teori dasar yang diperlukan
saat bereksplorasi di laboratorium anatomi.
4. Peserta dilarang makan, minum, dan merokok selama melaksanakan kegiatan di
arena praktikum. Peserta wajib mengenakan protokol kesehatan berupa :
handscoon, masker (2 lapis).
5. Peserta memperlakukan Cadaver selayaknya “guru diam”
6. Peserta tidak diperkenankan untuk membawa dan menggunakan gawai selama
praktikum berlangsung.
7. Peserta tidak diperkenankan mengambil atau meminjam sendiri alat, bahan dan
sarana praktikum kecuali atas seizin asisten dosen dan dosen pengampu.
8. Peserta wajib menjaga keutuhan kondisi baik manekin, preparate lepas dan cadaver
sesuai dengan kondisi awal sebelum praktikum. Coretan pada manekin,
kerusakan manekin, kerusakan atau kehilangan jaringan berlebihan pada
cadaver atau preparat lepas tidak ditoleransi. Peserta bertanggung jawab penuh
apabila terjadi hal tersebut dengan membayar penggantian sesuai taksiran pihak
laboratorium anatomi.
C. KETENTUAN ALUR PRAKTIKUM
1. Peserta mengumpulkan tugas prepraktikum dan harus sudah di ACC oleh asisten
laboratorium masing-masing maksimal sebelum praktikum dimulai agar
mendapatkan kesempatan mengikuti praktikum yang bersangkutan. Jika belum di
ACC atau belum
2. dikumpulkan akan mendapatkan konsekuensi berupa tidak diperbolehkan mengikuti
praktikum anatomi yang bersangkutan.
3. Peserta akan diarahkan mengikuti pre-test (sebelum praktikum dimulai) dan post-test
(sesudah praktikum selesai) sesuai dengan instruksi asisten laboratorium yang
bertugas.
4. Terdapat 5 stase dalam satu pertemuan praktikum. Setiap stase dihadiri oleh 1
kelompok yang terdiri dari maksimal 6 peserta.
5. Tiap kelompok tersebut bergiliran mempelajari setiap stase dari satu stase ke stase
yang lainnya secara bersama-sama dengan alokasi waktu yang telah disepakati (12-
20 menit per stase).
6. Praktikan mendapat bimbingan dari asisten laboratorium yang bertugas pada masing-
masing stase yang bersangkutan.

D. KETENTUAN KEHADIRAN
1. Peserta wajib hadir di Laboratorium Anatomi paling lambat 5 menit sebelum
waktu yang ditentukan. Terlambat lebih dari 10 menit dilarang mengikuti
praktikum, kecuali dengan izin khusus.
2. Kehadiran praktikum adalah 100%.
3. Syarat ketidakhadiran praktikum sesuai dengan yang tercantum dalam peraturan
akademik.
4. Izin ketidakhadiran praktikum disertai penyerahan surat izin kepada dosen
pengampu dan menghubungi koordinator asisten dosen yang membimbing pada
blok yang bersangkutan maksimal H-2 praktikum yang bersangkutan.
5. Praktikan yang tidak hadir dan telah mengikuti prosedur perizinan ketidakhadiran
akan diberikan tugas pengganti.
E. KETENTUAN LAIN
1. Praktikan wajib mematuhi peraturan yang berlaku yang dibuat Laboratorium
Anatomi FK Unsoed dan peraturan FK Unsoed secara keseluruhan
2. Praktikan yang melanggar ketentuan tersebut tidak diperbolehkan mengikuti
praktikum
DAFTAR PEMBAGIAN TOPIK PRAKTIKUM ANATOMI
PRAK TOPIK

I Nervous System
(Sistem Saraf)

A. SSP 1: Encephalon dan Cerebellum


B. SSP 2: Truncus encephalon, Meninges, Sinus duramatris
C. SSP 3: Medulla spinalis
D. SST 4: Nervi spinales
E. SST 5: Nervi craniales

II Endocrine System
(Sistem endokrin)

A. Endokrin 1: Hypothalamus
B. Endokrin 2: Glandula pineal dan Glandula pituitary
C. Endokrin 3: Glandula thyroidea dan Glandula parathyroidea
D. Endokrin 4: Glandula adrenal dan Glandula pankreas
E. Endokrin 5 : timus, ovarium, testis

III Reproductive System


(Sistem Reproduksi)

A. Osteologi pelvis
B. Genitalia feminina externa
C. Genitalia feminina interna
D. Genitalia masculina externa et interna
E. Genitalia masculine interna
I. NERVOUS SYSTEM

Sistem saraf dibagi menjadi dua:


A. Sistem Saraf Pusat (SSP) = Central Nervous System (CNS), terdiri dari:
1. Otak, terbagi atas struktur-struktur utama sebagai berikut:
a. Cerebrum (otak besar) Struktur
dalam cerebrum :
- hemisphere dextra et sinistra
- fissura longitudinalis cerebrii
- corpus callosum
- gyrus et sulcus
Lobus-lobus dalam cerebrum :
1) Lobus frontalis
2) Lobus parietalis
3) Lobus occippitalis
4) Lobus temporalis
Sulcus utama pada cerebrum:

1) Sulcus centralis

2) Sulcus occipitoparietalis

3) Sulcus lateralis

b. Cerebellum (otak kecil)


c. Diencephalon (talamus dan hipotalamus)
d. Truncus encephali (batang otak), tediri atas 3 bagian:
1) Mesencephalon
2) Pons
3) Medulla oblongata

2. Medulla spinalis merupakan struktur lanjutan dari medulla oblongata; dan terletak di
dalam tulang belakang (os vertebrae).
Segmen medulla spinalis: C1-8, T1-12, L1-5, S1-4, Co1
Struktur penting di medulla spinalis:
- Conus medullaris
- Cauda equina
- Fillum terminale
Otak dan medulla spinalis dibungkus oleh suatu lapisan yang disebut

meninges. Tiga lapisan meninges: piamater, arachnoideamater, duramater.


B. Sistem Saraf Tepi (SST) = Peripheral Nervous
System (PNS) Secara anatomis, SST dibagi
menjadi dua divisi:
1. Nervus cranialis (bercabang dari otak) ada 12 pasang saraf kranial, yaitu N. I-XII
2. Nervus spinalis (bercabang dari medulla spinalis ada 31 pasang saraf
spinal (sesuai dengan ruas tulang belakang mulai vertebrae cervicalis
sampai os coccygis)
Secara fungsional, SST dibagi menjadi dua divisi juga:
1. Divisi aferen (menuju ke otak dan medula spinalis)
2. Divisi eferen (keluar dari otak dan medulla spinalis), dibagi menjadi dua :
a. Sistem saraf somatis (volunter) menggerakkan otot-otot rangka
b. Sistem saraf otonom (involuter) mensarafi organ dalam, seperti
paru, hepar, dll. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua subdivisi:
1) Subdivisi simpatis sifat: berkaitan dengan stress, psikis, emosi,
latihan fisik. Fungsi:
a) Meningkatkan denyut jantung
b) Meningkatkan frekuensi pernafasan
c) Menurunkan gerak peristaltik usus
d) Mengkontraksikan pupil (pupil mengecil), dll
2) Subdivisi parasimpatis sifat dan fungsinya kebalikan dari saraf simpatis
II. ENDOCRINE SYSTEM

A. Glandula Hypothalamus:
Disebut juga master of gland.
Letak : di otak, superior glandula hipofisis
Fungsi :
a. Mengatur hormon yang dihasilkan glandula hipofisis:
- Releasing hormone (TRH, GnRH, PRH)
- Inhibiting hormone (TIH, GnIH, PIH)
b. Mengatur suhu
c. Mengatur emosi

B. Glandula Hypophysis:
Letak: sella turcica, fossa hypophysialis pada Os. sphenoidale Bagian:
● Infundibulum (menghubungkan hipotalamus dengan hipofisis)
● Lobus anterior (adenohypophysis)
● Lobus posterior (neurohypophysis) Hormon yang dihasilkan:

1. Lobus Anterior
No HORMON TARGET HORMON YANG
DIHASILKAN
ORGAN TARGET
1 TSH Tiroid Hormon T3 dan T4
(Thyroid Stimulating
Hormone)
2 ACTH Korteks glandula Hormon glukokortikoid
(Adrenocorticotropic adrenal
Hormone)
3 FSH ♀ Ovarium Estrogen, progesteron, inhibin
(Follicle Stimulating
Hormon) ♂ Testis Testosteron & inhibin
4 LH ♀ Ovarium Estrogen, progesteron, inhibin
(Luitenizing ♂ Testis Testosteron
Hormon)
5 PRL (Prolaktin) Mammae Fungsi: perkembangan mammae
6 GH Seluruh tubuh Fungsi : pertumbuhan
(Growth Hormone) Hati Hormon somatomedin
7 MSH (Melanocyte Kulit Merangsang produksi melanin di
Stimulating kulit
Hormone)

2. Lobus Posterior
No HORMON TARGET
1 Oksitosin ♂ Pengeluaran prostat
♀ Kontraksi saat melahirkan
Kontraksi glandula mammae
2 ADH Ginjal Retensi urin
(Anti Diuretic Hormone)

C. Glandula Pineal
Letak: epitalamus
Hormon yang dihasilkan: melatonin
Fungsi hormon melatonin yaitu:
1. Menghambat fungsi reproduksi dengan menurunkan sekresi GnRH. Melatonin
mempunyai peran dalam onset maturisasi seksual manusia. Kadar melatonin
dalam darah turun pada saat pubertas.
2. Melindungi kerusakan oleh radikal bebas. Melatonin merupakan antioksidan yang
sangat efektif. Melatonin melindungi sistem saraf pusat dari radikal bebas seperti
NO dan H2O2.
3. Mengatur irama sirkadian karena aktivitas pineal bersifat siklik. Pada keadaan gelap,
kadar melatonin akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Keadaan ini
dikarakteristikan dengan perubahan mood, kebiasaan makan, dan pola tidur.

D. Glandula Tiroid
Bentuk: seperti huruf H
Terdiri dari 2 lobus: dextra et sinistra lobus dihubungkan dengan isthmus
Struktur: vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epithelium silinder, disatukan oleh jaringan
ikat. Letak: anterior dan lateral trakea
Hormon yang dihasilkan:
a. Hormon triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4) dihasilkan oleh sel-sel folikel
kelenjar tiroid Fungsi hormon:
- Mengatur pertukaran zat/ metabolisme dalam tubuh
- Mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani Aplikasi
klinis:
- Hipofungsi: kretinismus dan penyakit miksedema.
- Hiperfungsi: eksotalmigoiter.
b. Hormon kalsitonin dihasilkan oleh sel C
Fungsi: Menurunkan konsentrasi kalsium plasma

E. Glandula Paratiroid Bentuk: bulat lonjong Jumlah: 4 buah


Letak: menempel di belakang tiroid
Hormon yang dihasilkan: parathormon (PTH)
Fungsi hormon: mempertahankan kadar kalsium dalam darah

F. Glandula Timus
Letak: Dalam mediastinum dibelakang os sternum Bagian: terdiri atas 2 lobus.
Dijumpai pada anak-anak dibawah 18 tahun.
Fungsi hormon yang dihasilkan:
1. Mengaktifkan pertumbuhan badan.
2. Mengurangi aktifitas glandula kelamin.
3. Perkembangan dan pematangan sel limfosit T
G. Glandula Adrenal
Letak: bagian atas ginjal kiri dan kanan
(sepasang). Bagian-bagian dan hormon
yang dihasilkan:
Korteks Aldosteron Mengatur keseimbangan air, elektrolit, dan garam-garam
(mineralokortikoid)

Kortisol Memecahkan simpanan protein dan lemak menjadi


(glukokortikoid) glukosa (glukoneogenesis)

Androgen Meningkatkan pertumbuhan massa pubertas dan


dorongan seks wanita
Medulla Adrenalin/ Pertahanan terhadap stres
Epinefrin Pada keadaan: takut, hipotensi, hipoksia, hipoglikemia
Noradenalin/ Pertahanan terhadap stres, menjaga ritme jantung
Norepinefrin Pada keadaan: takut, dingin, latihan, hipotensi postural

Aplikasi klinis:
Korteks Adrenal Medulla Adrenal
Hiperfungsi Sindroma Cushing Feokromositoma (tumor jinak)
Neuroblastoma (tumor ganas)
Hipofungsi Penyakit Addison Tidak terlalu serius

H. Glandula Pankreas
Letak: di belakang lambung, di depan vertebra lumbalis I
dan II Merupakan kelenjar endokrin dan eksokrin.

Pulau langerhans
Terdiri dari:
Tipe sel Hormon fungsi
Sel alpha Glukagon Mengubah glukagon menjadi glukosa
Sel beta Insulin Mengubah glukosa menjadi glukagon
Sel delta somatostatin Menghambat pencernaan dan penyerapan nutrien
Aplikasi klinis : Diabetes melitus

I. Gonad
1. Testis (♂) Letak: skrotum
Hormon: testosterone Fungsi hormon:
a. Menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis, jakun, dll
b. Menghasilkan sel mani (spermatozoid)
c. Mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.
d. Mendorong penutupan lempeng epifise
2. Ovarium(♀)
Letak: ovarium bagian kiri
dan kanan uterus. Hormon:
progesterone dan esterogen,
Fungsi hormon:
a. Mempengaruhi pekerjaan uterus
b. Memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit, dll.
III. REPRODUCTIVE SYSTEM

Reproduksi merupakan suatu cara yang dimiliki makhluk hidup untuk


melestarikan generasinya. Keberlangsungan serta keeksistensian makhluk hidup
dipengaruhi oleh seberapa besar makhluk hidup itu beradaptasi terhadap lingkungan dan
seberapa besar makhluk hidup itu dapat melakukan reproduksi. Oleh karena itu,
pembahasan mengenai anatomi organ-organ reproduksi menjadi penting untuk dibahas.

A. ORGAN GENITALIA FEMININA


Organ genitalia feminina terdiri atas organ genitalia feminina externa dan
organ genitalia feminina interna. Berikut ini daftar organ-organ yang termasuk ke
dalam organ genitalia feminina externa dan interna.

Tabel 1. Tabel organ genitalia feminina


Genitalia feminina Genitalia Feminina
Ovarium 1.
Tuba uterina/tuba
2. Glandula
falopii/salphinx

1. Organ genitalia feminina interna


1) Ovarium (ovaries)
a) Fungsi
Sebagai organ endokrin (estrogen) dan organ eksokrin (penghasil ovum).
b) Lokasi dan jumlah
● Terletak di depan dinding lateral pelvis, pada lekukan fossa
ovarica. Fossa ini dibatasi diatas oleh arteria dan vena iliaca
externa serta di belakang oleh arteri dan vena iliaca interna
● Sering juga ditemukan di excavatio rectouterina (cavum douglasi)
● Terdapat dua ovarium berbentuk oval, berukuran 4 x 2 cm
c) Ovarium dikelilingi oleh capsula fibrosa tipis disebut tunica albuginea
ovarii. Bagian luar dibungkus oleh epitelium germinativum.
d) Ligamentum yang mengikat ovarium
a. Ligamentum Ovarii proprium (ovarian ligament), untuk fiksasi ovarium dan
uterus
b. Ligamentum Suspensorium ovarii (suspensory ligament),
untuk fiksasi ovarium dan dinding pelvis
c. Mesovarium/mesosalpinx, untuk fiksasi ovarium dan tuba uterina

2) Tuba uterina/tuba falloppii (uterina tubes)


a) Lokasi dan jumlah
● Berjumlah dua buah
● Masing-masing panjangnya 10 cm
● Terletak pada pinggir atas ligamentum latum uteri
b) Fungsi
Menerima ovum dari ovarium dan merupakan tempat fertilisasi (ampulla
tubae), menyediakan makanan untuk ovum yang telah difertilisasi.
c) Terbagi menjadi empat segmen, yaitu :
a. Infundibulum tubae uterina, dilengkapi fimbriae tubae
yang berfungsi menangkap ovum saat ovulasi
b. Ampulla tubae uterina, berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan
biasanya terjdi kehamilan ektopik terganggu
c. Isthmus tubae uterina
d. Pars uterina tubae uterina

3) Uterus (uterina)
a) Uterus normal mempunyai dua sudut yaitu anteversi (sudut antara
serviks uteri dan vagina) dan antefleksi (sudut antara serviks dan
corpus uteri).
b) Batas-batas :
a) Anterior : excavatio vesicouterina dan facies superior vesica urinaria
b) Posterior : excavatio rectouterina, lengkung ileum atau
colon sigmoideum yang ada
c) Lateral : ligamentum latum uteri, arteriae dan vena uterina
c) Uterus terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
a) Fundus uteri
b) Corpus uteri (uterina body), ruang di dalamnya disebut cavum uteri
(uterina cavity)
c) Isthmus uteri (uterina isthmus), di bagian dalamnya terdapat ostium
uteri interna (internal orifice)
d) Cervix uteri (uterina cervix), ruang di dalamnya disebut canalis
cervicalis / canalis cervicis uteri (cervical canal/internal os) yang
berujung pada ostium uteri externa (external orifice/cervical os)
d) Lapisan-lapisan uterus dari dalam ke luar :
a) Tunica mucosa/endometrium
b) Tunica muscularis/myometrium
c) Tunica serosa/perimetrium superficial
e) Penyokong uterus
a) Tonus musculus levator ani dan corpus perineal
b) Kondensasi fascia pelvis yang membentuk tiga ligamentum
(ligamentum transversum cervicis/ligamentum cardinale,
ligamentum Pubovesicalis, ligamentum Sacrocervicale)
f) Ligamentum pada uterus :
a) Ligamentum Latum uteri (broad ligament)
b) Ligamentum Teres uteri/Lig. rotundum (round ligament)
c) Ligamentum Uterosacrale (rectouterine ligament), untuk fiksasi
uterus lateral dan permukaan anterior sacrum
d) Ligamentum Cardinale (lateral ligament), fiksasi uterus dan
vagina pada dinding pelvis

4) Vagina
a) Lokasi , panjang, dan fungsi:
● Terletak di antara cervix uteri dan vestibulum vaginae, ½ bagian atas
terletak didasar pelvis dan ½ bagian bawah terletak di dalam
perineum
● Panjangnya sekitar 7,5-9 cm
● Berfungsi sebagai jalan lahir, pengeluaran darah menstruasi, dan untuk
coitus
b) Batas-Batas:
a) Anterior :
● vesica urinaria
● urethra
b) Posterior :
● excavatio rectouterina (atas)
● ampulla recti( tengah)
● corpus perineale (bawah)
c) Lateral :
● ureter (atas)
● serabut anterior m.levator ani diaphragma urogenitale (bawa)

3. Struktur-strukturnya
a) Hymen, membatasi vagina dan vestibulum. Bentuk hymen
bermacam-macam, antara lain berbentuk annularis (bulat),
cribriformis (dilapisi kulit), falciformis (bulan sabit), dan imperforate
(tidak berlubang-lubang).
b) Dinding vagina membentuk rugae vaginales
c) Fornix vaginae, terdiri atas fornix anterior, posterior, lateral ( dekstra dan
sinistra)

I. Glandula mammae
• Letak
Terletak di fascia superfisialis yang meliputi dinding anterior thorax. Pada
dewasa muda terletak di atas costa II sampai VI dan cartilagenes costalesnya;
meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris media
• Struktur-struktur
a) Papilla mammaria (terletak setinggi SIC 4, sekitar 4 cm dari garis tengah)
b) Areola mammae
c) Sinus lactiferous
d) Ductus lactiferous
e) Lobuli glandulae mammariae
4. Organ genitalia feminina externa (vulva/pudendum)
Genitalia Feminina externa dikenal sebagai vulva, yang terdiri dari :
Mons pubis, Labium majus pudendi, labium minus pudendi, clitoris,
vestibulum vaginae, ostium vaginae, bulbus vestibuli, glandula vestibularis
major dan glandula vestibularis minor

A. Mons pubis
● Mons pubis adalah penonjolan berlemak sebelah ventral
symphysis pubica dan daerah suprapubik.
● Jumlah jaringan lemak bertambah saat akil balik dan berkurang saat
menopause
● Terdapat pubes (rambut pubis) : pada perempuan mempunyai
pinggir superior yang jelas, sedangkan laki-laki dapat meluas
hingga umbilicus

B. Labium majus pudendi


● Merupakan lipatan kulit yang menonjol, berambut, meluas
ke posterior dari mons pubis dan bersatu di posterior pada
garis tengah
● Melindungi muara-muara urethra dan vagina

C. Labium minus pudendi


● Merupakan lipatan kulit lembut tidak berambut dan terletak
diantara labium majus pudendi
● Mengandung banyak saraf sensorik
● Di anteriornya terpisah membentuk preputium clitoridis dan
frenulum clitoridis di posterior

D. Vestibulum
● Merupakan daerah lunak berbentuk segitiga yang di sebelah
lateral dibatasi oleh labium minus pudendi, dengan clitoris pada
apexnya dan frenulum labium pudendi pada basisnya
● Merupakan ruang antara ruang labium minus pudendi
● Terdapat 4 ostium, yaitu : ostium urethrae externum, introitus
vaginae, ostium glandula vestibularis major (Bartholin’s gland),
dan ostium glandula paraurethralis (Skene’s glands)
E. Introitus Vagina
• Glandula vestibularis major di kanan-kiri vestibulum vaginae
o Glandula vestibularis major mengeluarkan lendir saat terjadi rangsangan
seksual
o Pada gadis, introitus vaginae dilindungi oleh hymen

F. Clitoris
● Merupakan organ erektil yang terletak pada pertemuan labium
minus pudendi di sebelah ventral atau apex anterior vestibulum
vaginae.
● Organ yang homolog dengan penis pada pria
● Sebagian glans clitoridis tertutupi preputium
● Terdiri dari radix clitoris dan corpus clitoridis

G. Bulbus Vestibuli
Terletak pada sisi ostium vaginae, di sebelah dalam M. Bulbospongiosus.
B. ORGAN GENITALIA MASCULINA
Organ genitalia masculina terdiri atas organ genitalia masculina externa dan
organ genitalia masculina interna. Berikut ini daftar organ-organ yang termasuk ke
dalam organ genitalia feminina externa dan interna.

Tabel 3. Organ Genitalia Masculina


Organ Interna Organ Externa
Ductuli : Penis
Testes Scrotum
Epididymis
Ductus deferens
Ductus ejaculatorius
Urethra
Funiculus spermaticus
Glandula assesorius :
Vesicula Seminalis
Glandula prostat
Glandula Bulbourethralis

1. Organ Genitalia Masculina Interna


A. Testis
● Merupakan organ kuat, mudah bergerak dan terletak di dalam scrotum
● Testis sinistra lebih rendah daripada testis dextra
● Ekstremitas superior kelenjar sedikit lebih miring ke depan
● Masing-masing testis dikelilingi oleh capsula fibrosa yang kuat, Tunica albuginea
testis
● Testis terbagi menjadi lobulus-lobulus (Lobuli testis)
● Didalam setiap lobules terdapat satu sampai tiga tubuli seminiferi yang berkelok-
kelok
● Tubuli seminiferi bermuara ke dalam jalinan saluran yang dinamakan
rete testis
● Ductuli efferentes testis yang kecil menghubungkan rete testis dengan
ujung atas epididymis

B. Epididymis
● Merupakan struktur kuat, saluran yang sangat berkelok kelok
dan panjangnya sekitar 6 meter dan tertanam didalam
jaringan ikat
● Saluran epididymis berasal dari cauda epydidimis sebagai
ductus deferens dan masuk ke dalam funiculus spermaticus
● Saluran yang panjang ini merupakan tempat penyimpanan
spermatozoa untuk menjadi matang
● Terletak posterior terhadap testis, dengan ductus deferens pada sisi medialnya
● Mempunyai ujung atas yang melebar yang terdiri dari caput epididymis, corpus
epididymis dan cauda epididymis yang arahnya ke inferior
● Di lateral, terdapat alur nyata antara testis dan epididymis, yang
dibatasi oleh lapisan visceral vaginalis dan dinamakan sinus
epididymis.
● Fungsi utama epididymis adalah mengabsorbsi cairan
● Fungsi lainnya menambahkan zat pada cairan semen untuk
memberikan makanan pada spermatozoa yang sedang mengalami
proses pematangan
C. Ductus deferens (vas deferens)
● Merupakan saluran berdinding tebal dengan panjang kurang lebih 45 cm
● Fungsi : menyalurkan sperma matang dari epididymis ke ductus ejaculatorius
dan urethra
● Berasal dari ujung bawah atau cauda epididymis dan berjalan di dalam canalis
inguinalis kemudian keluar dari annulus inguinalis profundus da berjalan di
sekitar arteri epogastrica inferior. Kemudian vas deferens berjalan ke bawah
dan belakang pada dinding lateral pelvis dan menyilang ureter pada region spina
ischiadica. Vas deferens kemudian berjalan ke medial dan bawah pada facies
posterior vesicae
● Bagian terminal melebar membentuk ampulla ductus deferentis. Ujung bawah
ampulla ductus deferentis menyempit bergabung dengan ductus vesicular
seminalis membentuk ductus ejaculatorius.

D. Ductus Ejaculatorius
● Masing-masing panjangnya kurang lebih 1 inchi
● Dibentuk oleh persatuan ductus deferens dan ductus vesicular seminalis
● Menembus facies posterior prostat dan bermuara ke urethra pars prostatica, dekat
pinggir utriculus prostaticus
● Fungsi : mengalirkan cairan semen ke urethra

E. Urethra Masculina
● Urethra Masculina panjangnya sekitar 8 inchi ( 20 cm ) dan terbentang dari
collum vesicae urinaria sampai ostium urethra externum pada glans penis.
● Urethra masculina dibagi menjadi tiga bagian:
1) Urethra pars prostatica
2) Urethra pars membranacea
3) Urethra pars spongiosa
Bagian glans penis yang melebar membentuk fossa navicularis (fossa
terminalis). Glandula bulbourethralis bermuara ke dalam urethra pars
spongiosa distal dari diaphragm urogenitale.

F. Glandula Prostat
1) Pendahuluan
Merupakan kelenjar fibromuskular yang mengelilingi urethra pars
prostatica. Glandula prostat mempunyai panjang kurang lebih 3 cm dan
terletak antara collum vesicae (di bagian atas) dan diaphragma urogenital (di
bagian bawah). Prostat dikelilingi oleh capsula fibrosa.
2) Batas-batas
Superior : Collum vesicae
Inferior : Facies superior diaphragma urogenital
Anterior : Symphysis pubica
Posterior : Facies anterior ampulla rectii
Lateral : Facies lateralis prostat difiksasi oleh serabut anterior
musculus levator ani pada saat serabut ini berjalan ke
posterior dari pubis
3) Struktur
● Basis prostatae terletak di superior dan berhadapan dengan collum
vesicae
● Apex prostatae yang terletak di inferior dan berhadapan dengan
diaphragma urogenitale
● Prostata secara tidak sempurna terbagi menjadi lima lobus, yaitu:
a. Lobus anterior, terletak di depan urethra
b. Lobus medianus atau medius, terletak di antara urethra dan ductus
ejaculatorius. Permukaan atasnya berhubungan dengan trigonum
vesicae
c. Lobus posterior, terletak di belakang urethra dan di bawah ductus
ejaculatorius
d. Lobi prostata dexter dan sinister, terletak di samping urethra

G. Vesicula Seminalis
● Merupakan dua buah organ yang berlobus dengan panjang kurang lebih
5 cm Terletak pada posterior vesicae
● Ujung atasnya terletak agak berjauhan dan ujung bawahnya saling
berdekatan
● Batas :
a. Medial : bagian terminal ductus deferens
b. Posterior : rectum
c. Bagian inferiornya menyempit dan bersatu dengan ductus deferens
sisi yang sama untuk membentuk ductus ejaculatorius
● Fungsi : menghasilkan secret yang ditambahkan pada cairan semen.
Sekretnya mengandung makanan yang penting untuk makanan sperma.

H. Glandula Bulbourethralis
Glandula Bulbourethralis merupakan dua kelenjar kecil yang terletak dibawah
musculus sphincter urethrae. Sekretnya dikeluarkan ke urethra sebagai akibat
stimulasi erotis.

PERJALANAN SPERMA
Tubulus seminiferus → Tubulus recti → rete testes → ductus efferens →
epididymis → ductus deferens (vas deferens) + ductus vesicula seminalis→
ductus ejaculatorius → urethra → Ostium Urethrae Externa (OUE)

I. Funiculus Spermaticus
1. Morfologi dan Letak
a. Sepasang struktur yang terbentang dari cavitas abdominopelvic hingga ke testes
, dimulai dari annulus inguinalis profundus canalis inguinalis annulus inguinalis
superficialis scrotum. Hal ini menjadi locus minores resisten
b. Terdiri atas fascia dan musculus yang membungkus : vassa, nervus, dan limfe.
c. Selubung funiculus spermaticus :
Fascia spermatica externa → aponeurosis m. obliquus externus
abdominis→ Fascia cremasterica → aponeurosis m. obliquus internus
abdominis → Fascia spermatica interna dari fascia transversalis
2. Pembentukan diawali saat janin dan melibatkan processus vaginalis dan
gubernaculum dengan induksi dari testosteron. Proses turunnya testes dan
ovarium desensus testiculorum dan desensus ovarium.
3. Struktur penyusun :
a. Vas deferens saluran berotot tebal
b. A. testicularis
c. V. testicularis/ plexus pampiniformis
d. Pembuluh limfatik
e. Saraf-saraf otonom
f. Sisa processus vaginalis
g. A. cremasterica
h. A. ductus deferentis/ a. deferentialis
i. Ramus genitalis N. genitofemoralis
4. Aplikasi Klinis
Hernia inguinales indirek

2. Organ Genitalia Masculina Externa


A. Penis
Penis mempunyai radix penis yang terfiksasi dan corpus yang tergantung bebas
1) Radix penis
● Terdiri atas Bulbus penis dan crus penis dextra dan sinistra
● Bulbus penis ditembus oleh urethra dan permukaan luranya dibungkus
oleh musculus bulbospingiosus
● Masing-masing crus penis melekat pada pinggir arcus pubicus dan
permukaan luarnya diliputi oleh musculus ischiocavernosus
● Bulbus melanjutkan diri ke depan sebagai corpus penis dan membentuk
corpus spongiosum
● Di anterior kedua crus penis saling mendekati dan di bagian dorsal
corpus penis terletak berdampingan membentuk corpus cavernosum
penis.

2) Corpus Penis
● Terdiri atas 3 jaringan erektil, 2 corpora cavernosa dan 1 corpus
spongiosum
● Pada bagian distal, corpus spongiosum penis melebar menjadi glans penis
yang meliputi ujung distal corpora capernosa.
● Pada glans penis terdapat ostium urethra externa
● Preputium penis merupakan lipatan kulit seperti kerudung yang
meliputi glans penis
● Preputium dihubungkan dengan glans penis oleh lipatan yang terdapat
tepat di bawah muara urethra dan dinamakan frenulum preputii

B. Scrotum
Merupakan suatu kantong yang menonjol keluar dari bagian bawah dinding
anterior abdomen. Berisi testis dan ujung bawah funiculus spermaticus.

Dinding Penyusun Scrotum :


a. Cutis tipis, berkerut, berpigmen, membentuk suatu kantong tunggal.
Peninggian bagian tengah yang menyatu (raphe).
b. Fascia superficialis panniculus adiposus dan stratum membranosum.
c. Panniculus adiposus m. dartos dipersarafi dengan saraf simpatis
untuk pengerutan kulit di atasnya ; stratum membranosum : Fascia
collesi jadi fascia scarpae. Fascia septum scroti.
d. Fascia spermatica sama pada funiculus spermaticus.
e. Tunica vaginalis bagian bawah processus vaginalis yang telah menutup
dan memisah.
C. Aplikasi Klinis
Reflex cremaster : aferen ramus femoralis N.Genitofemoralis L1 dan L2 eferen
motorik ramus genitalis pengangkatan testis dan scrotum ke atas,
menghangatkan, dan melindungi testis dari cedera.
C. Vaskularisasi organ genitalia Genitalia Maskulina
a. Penis
1) a. dorsalis penis
2) a. profunda penis (corpus cavernosa penis)
3) a. urethralis
4) a. bulbi penis (corpus spongiosum penis)
5) v. dorsalis superfisialis penis
6) v. dorsalis profunda penis
* no 1), 2), 4) merupakan cabang dari a.pudenda interna
b. Prostata
1) a. vesicalis inferior
2) vena berasal dari plexus venosus prostaticus
c. Glandula vesicula seminalis
1) a. vesicalis inferior
2) a.rectalis media
3) plexus venosus prostaticus
d. Ductus Ejakulatorius
1) a. vesicalis superior
2) plexus venosus prostaticus
e. Ductus Deferens
1) a. vesicalis superior
2) plexus pampiniformis distal
f. Testis dan epididimis
1) a. testicularis ( cabang aorta abdominalis )
2) cab. a.cremasterica
3) v. testicularis (Vena testikularis sinistra mengalir ke vena renalis sinistra sedangkan
vena testikularis dektra mengalir langsung ke v.cava inferior)
4) plexus pampiniformis
g. Scrotum
1) a. pudenda interna (cabang dari a. femoralis)
2) rami scrotales arteriae pudenda interna
3) vena mengikuti arteri
*plexus subcutanius dan anastomosis arteriovenosa menyebabkan suhu turun dan
mampu membantu mengontrol temperatur lingkungan disekitar testis
h. Funiculus Spermaticus
1) Vassa : a. testicularis, a. cremasterica, a. ductus deferentis (cabang a. vesicalis inferior).
2) vena-vena testes yang beranyaman menjadi plexus pampiniformis vena testicularis vena
renalis sinistra atau vena cava inferior.
Genitalia Feminina
a. Vagina
1) anterior/ inferior (2/3) : a. vaginalis dan a. pudenda interna
2) posterior/superior (1/3): a. uterina rami vaginalis
3) plexus venosus vaginalis ( bermuara ke vena iliaci interna)
b. Uterus
1) a. Uterina (paling utama memperdarahi uterus dan merupakan cabang a. iliaci
interna). Pada akhirnya akan beranatstomosis dengan a.ovarica.Arteria
uterina bercabang kecil dan akan memperdarahi cervix dan vagina
2) vena uterina (bermuara ke vena iliaca interna)
c. Tuba uterina
1) a. ovarica (cabang aorta abdominalis setinggi vertebra lumbalis)
2) a. uterina (Cabang a. iliaca interna)
3) v. uterina
d. Ovarium
1) a.ovarica (cabang aorta abdominalis setinggi vertebra lumbalis)
2) v.ovarica (vena ovarica dextra bermuara ke vena cava inferior; vena
ovarica sinistra ke vena renalis sinistra

D. Inervasi Organ Genitalia Genitalia Maskulina


a. Ductus deferens
1) Plexus hypogastricus inferior
2) Vesicular seminalis
3) nervi splanchnici pelvici
b. Prostat
1) Simpatis: plexus hypogastricus inferior
2) Parasimpatis: nervi splanchnici pelvic (S2-S4)
c. Epididymis
Serabut simpatis T10 melalui pleksus renalis dan pleksus aorticus
d. Corpus Penis
Nervus pudendus (S2-S4) yang merupakan bagian dari plexus sacralis
e. Scrotum
N. genitofemoralis cabang plexus lumbales
f. Funiculus Spermaticus
N. genitofemoralis cabang plexus lumbales

Genitalia Feminina
a. Vagina
1) Plexus uterovaginalis yaitu perluasan dari plexus hypogastricus
inferior (simpatis, parasimpatis, aferen).
2) Serabut aferen melalui nervi thoracici X-XII dan nervus subcostalis.
b. Uterus
1) Simpatis: Plexus hypogastricus inferior (plexus uterovaginalis).
2) Parasimpatis: nervi splanchnici pelvic (S2-S4)Afferent: nervi
thoracici X-XII,n. subcostalis
c. Tuba Uterina
1) Plexus ovaricus dan plexus uterina
2) Serabut afferent: nervi thoracici XI-XII, nervus lumbalis I
d. Ovarium
1) Plexus ovaricus dan plexus uterina
2) Parasimpatis: n. vagus
3) Afferent: nervi thoracici X

E. Aliran Limfe Organ Genitalia Genitalia Masculina


a. Testis dan epididimis
Berjalan ke atas didalam funiculus spermaticus dan berakhir di nodi limfenodi di
samping aorta ( nodi lymphoidei lumbales atau paraaortici ) setinggi vertebra lumbalis
I
b. Penis
Cairan limf kulit penis dialirkan ke nodi inguinales superficialis. Struktur profunda
penis mengalirkan cairan limfnya ke nodi iliaci interni.

Genitalia feminina
a. Ovarium
Aliran mengikuti arteria ovarica dan mengalirkan limfe ke nodi para aortici, setinggi
vertebrae L1.
b. Tuba uterina
Aliran mengikuti jalannya arteria dan bermuara ke nodi iliaci interna dan para aortici
c. Uterus
1) fundus uteri berjalan bersama dengan a.ovarica dan mengalir ke nodi para aortici
setinggi vertebrae lumbal 1.
2) corpus uteri dan cervix uteri bermuara ke nodi iliaci interni dan nodi iliaci externa
3) beberapa pembuluh limfe mengikuti lig.teres uteri di dalam canalis
inguinalis dan mengalirkannya ke nodi inguinales superficiales.
d. Vagina
1) 1/3 atas bermuara ke nodi iliaci interna dan externa
2) 1/3 tengah bermuara ke nodi iliaci interni
3) 1/3 bawah bermuara ke nodi inguinales superficialis

OSTEOLOGI PELVIS

Pelvis terdiri atas :


Bagian keras tulang
Bagian lunak ligamenta dan otot

1. Tulang panggul
Terdiri dari 4 tulang, yaitu os coxa (ossa coxae) 2 buah, os sacrum (sacrum), dan os
coccygeus (coccyx).
Ossa coxae terbagi menjadi 3 zona, yaitu:
● Os ilium (ilium), terletak di atas
● Os ischium (ischium), terletak di bawah dan pada permukaan lateral ischium
dextra dan sinistra terdapat acetabulum yang berartikulasi dengan caput os
femur. Pada os ischium juga terdapat spina ischiadicae
● Os pubis (pubis), bergabung menjadi tulang rawan fibrosa yang disebut
symphisis ossis pubis (pubic symphisis).

2. Pintu panggul , terbagi menjadi 3 pintu, yaitu :

A. Pintu atas panggul (PAP) atau Apertura


Pelvis Superior Batas-batas :
● Promontorium os sacrum
● Linea terminalis/illeopectinea
● Tepi atas symphisis ossis pubis
B. Pintu tengah panggul (bidang
sempit panggul) Batas-batas :
● Os Sacrum 4-5
● Spina ischiadicae
● Tepi bawah symphisis ossis pubis
C. Pintu bawah panggul atau apertura pelvis inferior Terdiri dari dua segitiga
dengan dasar sama yaitu:

Segitiga bagian depan :


● Tepi bawah symphisis os pubis
● Tuber ischiadicum Segitiga bagian belakang :
● Ujung os.coccygeus
● tuber ischiadicum

3. Ruang panggul
Pelvis terbagi menjadi 2 ruang :
A. Pelvis major (false/greater pelvis)
B. Pelvis minor (true/lesser pelvis)

4. Ukuran-ukuran panggul
● Conjugata vera = 11 cm (dari promontorium –tepi atas symphisis pubis)
● Conjugata obstetrica=<11cm (dari promontorium – tepi tengah symphisis os pubis)
● Conjugata diagonalis = 12,5 - 13 cm (dari promontorium – tepi bawah
symphisis pubis). (CV = CD – 1,5 cm)

5. Bentuk-bentuk panggul
● Gynecoid (paling ideal)
● Android
● Anthropoid
● Platypelloid

5. Bidang hodge
Untuk menentukan berapa jauhnya bagian depan anak turun ke dalam rongga panggul
- H I : sama dengan pintu atas panggul (janin sejaajar dengan tepi atas symphisis os pubis)
- H II: sejajar dengan H I melalui pinggir bawah symphisis ossis pubis
- H III: sejajar dengan H I melalui spina ischiadicae
- H IV : sejajar dengan H I melalui ujung os coccygeus

6. Perbedaan pelvis laki-laki dengan perempuan

Pembeda Laki-laki Perempuan


Pelvis minor Dalam Dangkal
Pintu atas panggul Hati Oval
Pintu bawah Lebih sempit Lebih lebar
panggul
Promontorium Menonjol Tidak menonjol
Jarak dan Lebih panjang Lebih pendek
PAP pintu
bawah panggul
Cavitas pelvis Sempit Lapang
Tuber ischiadicum Menonjol ke dalam Menonjol keluar
Angulus 0 0
≤ 90 ≥ 100
subpubicus
Os sacrum - Lebih pendek, lebar,
rata
Daftar Pustaka

Kahle, Werner. 1997. Atlas berwarna & teks Anatomi Manusia – Alat-Alat
Dalam. Jakarta: EGC.

Netter, F. H. 2014. Atlas of Human Anatomy 6th Edition. Philadelphia: Saunders.


Martini, Frederic H dan Judi L. Nath. 2009. Fundamentals of Anatomy and
Physiology eighth edition. San Fransisco: Pearson Education Inc.
Moore KL, Agur AMR. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai