Disusun oleh :
BAYU SANTANO
NIM : 201104108
MENGETAHUI
Kepala instalasi radiologi RSAU
Ketua Program Studi D3
dr. M. MUNIR Lanud
Radiodiagnostik dan Radioterapi
Abdulrachman saleh
Laporan ini di susun untuk memenhuhi salah satu tugas praktek kerja I,
yang dilaksanakan dari tanggal 20 Desember 2021 sampai dengan 21 januari 2022
di instalasi Radiologi RSAU dr. M. MUNIR LANUD ABDULRACHMAN
SALEH. Dalam menyelesaikan laporan kasus ini penulis telah banyak mendapat
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari pihak, dan untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
DASAR TEORI
Femur adalah salah satu tulang panjang dari penyusun kerangka tubuh.
Bentuk dari tulang Femur menyerupai bentuk silinder yang memanjang. Os
Femur terbagi atas tiga bagian yaitu bagian proximal, medial, dan distal.
1. Proximal Femur
a. Kepala ( head)
Bentuk kepala femur melingkar dan merupakan bagian yang
menempel dengan pelvis membentuk Hip joint
b. Leher ( neck )
Leher femur menyerupai bentuk piramida memanjang, serta
merupakan penghubung antara kepala femur dengan trochanter.
c. Greater Trochanter
Adalah prominance besar yang berlokasi di bagian superior dan
lateral tulang femur. Lesser trochanter merupakan prominance kecil
yang berlokasi di bagian medial dan posterior dari leher dan body
tulang femur.
2. Medial Femur
3. Distal Femur
1
1
2 2
3
3
4
5 5
6
4
6
9 7
12
7 10
1
8 11 8
13
10 15 14
Keterangan :
Missouri.242)
2.3.5. Proyeksi Lateral
a. Lateral Proximal Femur
a. Posisi Pasien :Pasien tidur miring dengan sisi yang akan diperiksa
dekat kaset.
Tubuh pasien diatur sehingga pertengahan kaki
yang akan diperiksa (dalam posisi lateral).
b. Posisi Objek :Bagian punngung pasien diganjal bantal, pelvis
diatur
sehingga membentuk sudut 10 – 15 derajat
terhadap bidang vertical.
Genu kaki yang diperiksa fleksi, angkel di ganjal
sand bag kecil
c. Central Ray : Vertikal tegak lurus kaset atau film
d. Central Point : Pertengahan Femur
e. FFD : 90 – 100 cm
f. Kaset dan Film : 35 x 43 cm + grid atau 30 x 40 cm + grid
Kriteria Radiograf
a. Kaki yang tidak diperiksa tidak menutupi
b. Trochanter mayor dan minor tidak tampak terlalu prominent
Missouri.)
(gambar 2.3.5. proyeksi lateral distal femur. Bontrager, K.L., 2001, Textbook
Kriteria Radiograf
a. Permukaan anterior condylus femuris saling superposisi
b. Patella tampak
c. Femoropatella space terbuka
d. Condylus femoralis bagian inferior tidak superposisi
e.
PROFIL KASUS
Umur : 8 tahun
Alamat :-
No.RM : 032***
No.Reg RO :-
B. Proyeksi Lateral
a. posisi pasien
b. Posisi Objek
Knee joint kanan difleksikan, kaset diletakkan di bawah
femur. Femur kanan diletakkan di tengah kaset dalam
posisi lateral
c. Faktor Eksposi
47 kv dan 10 mAs
d. Kolimasi
Batas bawah Knee joint harus terlihat dan batas atas Hip
joint harus terlihat disesuaikan dengan klinis pasien.
Hasil Radiograf
Gambar 3.3.4 Cr
B. Film dan Kaset
PEMBAHASAN
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah penulis paparkan diatas, dapat ditarik
kesimpulan yaitu Teknik pemeriksaan rontgen Os. Femur yang dilakukan
sudah sesuai dan memenuhi kriteria pemeriksaan Foto Os. Femur
AP/LATERAL yang benar, sehingga dapat menegakkan diagnosa adanya
fraktur pada diagnosa klinis Corpus Alienum, dengan hal itu maka dapat
membantu dokter pengirim dalam pengobatan atau tindakan selanjutnya
dengan tepat.
5.2 Saran
Adapun saran mengenai laporan kasus yang dibuat ini, yaitu :
1. Selalu memperhatikan kebenaran identifikasi data pasien dan
jenis pemeriksaan serta melakukan teknik pemeriksaan yang
benar. Dengan hal ini bertujuan agar tidak terjadi pengulangan
foto.
2. Selalu memakai alat pelindung diri untuk mencegah terjadinya
resiko infeksi atau penularan penyakit, dan selalu mencuci
tangan setelah menangani pasien.
3. Memposisikan pasien atau melakukan pemeriksaan terhadap
pasien dengan sangat berhati-hati agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan, seperti kurang berhati hati saat melakukan
pemeriksaan mengakibatkan cidera pada pasien semakin
parah, karena hal seperti itu dapat mengakibatkan kerugian
bagi pasien, selain itu juga berpengaruh terhadap kinerja
pekerja yang disaat itu menangani pemeriksaan dan
mempengaruhi citra nama baik Institusi Rumah Sakit.
4. Menjaga proteksi radiasi terhadap pasien,petugas maupun
masyarakat umum. Bisa dengan membatasi luas lapangan
penyinaran sesuai dengan luas obyek yang akan difoto,
pengantar pasien atau orang yang tidak berkepentingan
hendaknya dilarang memasuki ruang pemeriksaan, kecuali
sangat dibutuhkan untuk membantu proses pemeriksaan dan
apabila memang dibutuhkan diberi APRON untuk
meminimalisir paparan radiasi yang diterima. Pengaturan
faktor eksposi yang sesuai pemeriksaan dan obyek yang
diperiksa.