Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 1

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI FEMUR DENGAN KLINIS


CORPUS ALIENUM DI INSTALASI RADIOLOGI RSAU dr. M. MUNIR
LANUD ABDULRACHMAN SALEH

Disusun oleh :

BAYU SANTANO

NIM : 201104108

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG


WIDYA CIPTA HUSADA
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
PROGAM STUDI DIPLOMA 3 RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
DESEMBER 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Bayu Santano

Nomer Induk Mahasiswa : 201104108

Sekolah Tinggi : ITKM Widya Cipta Husada

Jurusan/Program Studi : D3 Radiodiagnostik dan Radioterapi


Judul : “Teknik Pemeriksaan Radiografi Femur
dengan Klinis Corpus alienum di Instalasi
Radiologi RSAU dr. M. MUNIR Lanud
Abdulrachman Saleh.

Malang, 21 Januari 2022

DISETUJUI DAN DITERIMA

Pembimbing institusi pembimbimg lapangan

Aris Samsul, S.ST., M.Si Putri Yuhana, A.Md., Rad,

MENGETAHUI
Kepala instalasi radiologi RSAU
Ketua Program Studi D3
dr. M. MUNIR Lanud
Radiodiagnostik dan Radioterapi
Abdulrachman saleh

Sri Sugiarti, S.Si. M.Si Dr. I Made Dewi K., Sp.Rad


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan


laporan kasus yang berjudul “TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
FEMUR DENGAN KLINIS POST FRAKTURE DI INSTALASI RADIOLOGI
RSAU dr. M. MUNIR LANUD ABDULRACHMAN SALEH”

Laporan ini di susun untuk memenhuhi salah satu tugas praktek kerja I,
yang dilaksanakan dari tanggal 20 Desember 2021 sampai dengan 21 januari 2022
di instalasi Radiologi RSAU dr. M. MUNIR LANUD ABDULRACHMAN
SALEH. Dalam menyelesaikan laporan kasus ini penulis telah banyak mendapat
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari pihak, dan untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Sri Sugiarti, S.Si., M.Si, selaku Kepala Program Studi D3


Radiodiagnostik dan Radioterapi ITKM Widya Cipta Husada.
2. Bapak Aris Samsul, S.Si., M.Si selaku CI Institusi prodi D3
Radiodiagnostik dan Radioterapi ITKM Widya Cipta Husada.
3. Dr. I Made Dewi K., Sp.Rad selaku kepala Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Ibu Putri Yuhana, A.Md., Rad, selaku CI Lapangan dan kepala ruangan
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah
Malang.

5. Semua Radiografer Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Universitas


Muhammadiyah Malang yang telah bersedia membimbing kami.

6. Teman-teman seperjuangan sewaktu praktek di Rumah Sakit Umum


Universitas Muhammadiyah Malang.
7. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa.

Penulis menyadari dalam penulisan laporan kasus ini masih banyak


kekurangan dan kesalahan, mengingat keterbatasan pengetahuan
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi sebagai salah satu
Akademi Kesehatan yang ikut berperan serta membantu meningkatkan mutu
pelayanan Kesehatan khususnya pelayanan radiologi.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai proses belajar mengajar
merupakan sarana untuk mengembangkan pengetahuan mahasiswa tentang
pendidikan tenaga kesehatan, menghasilkan tenaga kesehatan yang siap pakai
yang dapat memberikan pelayanan kesehatan seoptimal mungkin dengan tujuan
kualitas yang memadai dalam ruang lingkup yang efektif dan efesien.
Corpus Alienum atau Benda asing merupakan adanya benda didalam
tubuh yang keberadaanya tidak diinginkan yang dapat menyebabkan
terganggunya fungsi organ atau menimbulkan rasa sakit pada bagian tubuh tempat
adanya benda asing tersebut. Benda asing yang masuk kedalam tubuh dibedakan
menjadi dua yaitu logam dan non logam. Logam akan tampak radiopag sedangkan
jenis non logam memberikan gambaran yang radiolusen pada hasil radiografnya.
Corpus Alienum atau benda asing pada Os Femur adalah kasus yang
mungkin jarang terjadi, dalam menegakkan diagnosanya dibutuhkan pencitraan
dari organ tersebut (radiograf). Pembuatan radiograf Os Femur memerlukan
teknik khusus agar dihasilkan radiograf yang optimal yaitu dengan teknik
radiografi untuk tulang. Faktor eksposi yang digunakan cenderung tinggi
disesuaikan dengan keadaan obyek yang diperiksa. Disamping itu karena
keterbatasan peralatan dan kepraktisan dalam pemeriksaan sehingga sering kita
temukan modifikasi teknik pemeriksaan yang dilakukan di lapangan sehingga
tidak sesuai dengan teori.
Pada suatu pemeriksaan radiologi kita harus memperhatikan beberapa hal
seperti prosedur pemakaian alat, proyeksi pasien, besar kolimasi sinar-X,
pengaturan mAs dan KV. Seperti halnya pada kasus pasien dengan Corpus
alienum di Instalasi Radiologi RSAU dr. M. MUNIR Lanud Abdulrachman Saleh
yang memerlukan penggunaan rontgen sinar x untuk melihat struktur bagian
dalam Femur yang akan penulis kaji dalam laporan kasus yang berjudul: TEKNIK
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI FEMUR DENGAN KLINIS CORPUS
ALIENUM DI INSTALASI RADIOLOGI RSAU dr. M. MUNIR LANUD
ABDULRACHMAN SALEH
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah bagaimana Teknik Pemeriksaan Femur Dengan Klinis Corpus alienum
di Instalasi Radilogi RSAU dr. M. MUNIR. Lanud Abdulrachman Saleh.
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Tujuan Umum
Mengetahui lebih lanjut mengenai pelaksanaan Teknik Pemeriksaan
Femur Dengan Klinis Corpus Alienum di Instalasi Radilogi RSU Mitra Delima
Malang.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui hasil radiograf Femur pada pasien dengan kasus Corpus
Alienum.
1.4 Manfaat penulisan
1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai sumber informasi
tambahan dalam memperkuat hasil-hasil studi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pemeriksaan radiologi pasien Corpus Alienum dan sebagai
bahan kajian dalam perbandingan antara ilmu maupun teori yang ada
dengan kenyataan di instalasi radiologi.

1.4.2 Manfaat praktis

A. Manfaat bagi rumah sakit dapat dipakai sebagai saran untuk


prosedur Pemeriksaaan Femur dengan Klinis Corpus Alienum.
B. Manfaat bagi akademik dapat digunakan untuk litelature tambahan
dan bahan acuan untuk pemeriksaan lebih lanjut tentang Teknik
Pemeriksaan Femur dengan Klinis Corpus Alienum.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Anatomi femur

Femur adalah salah satu tulang panjang dari penyusun kerangka tubuh.
Bentuk dari tulang Femur menyerupai bentuk silinder yang memanjang. Os
Femur terbagi atas tiga bagian yaitu bagian proximal, medial, dan distal.

1. Proximal Femur

Adalah bagian tulang femur yang berdekatan dengan pelvis.


Terdiri atas : kepala (head), leher ( neck), greater, dan lesser trochanter.

a. Kepala ( head)
Bentuk kepala femur melingkar dan merupakan bagian yang
menempel dengan pelvis membentuk Hip joint

b. Leher ( neck )
Leher femur menyerupai bentuk piramida memanjang, serta
merupakan penghubung antara kepala femur dengan trochanter.

c. Greater Trochanter
Adalah prominance besar yang berlokasi di bagian superior dan
lateral tulang femur. Lesser trochanter merupakan prominance kecil
yang berlokasi di bagian medial dan posterior dari leher dan body
tulang femur.

2. Medial Femur

Adalah bagian tulang femur yang membentuk body dari femur


menyerupai bentuk silinder yang memanjang.

3. Distal Femur

Bagian anterior dari distal femur merupakan lokasi tempat


melekatnya tulang patella, terletak 1,25 cm di atas knee joint. Bagian
posterior dari distal femur terdapat dua buah condilus, yaitu condilus
lateral dan condilus medial. Kedua condilus ini dipisahkan oleh forsa
intercondilus.

Anatomi femur 2.1

1
1
2 2
3
3
4
5 5

6
4
6
9 7
12

7 10
1
8 11 8
13

10 15 14
Keterangan :

A. Anterior View B. Posterior View


1. Head 1. Head
2. Fovea Capitis 2. Fovea capitis
3. Greater Trochanter 3. Greater trochanter
4. Neck 4. Neck
5. Intertrochanteric line 5. Intertrochanteric crest
6. Lesser Trochanter 6. Lesser trochanter
7. Body of femur 7. Pectineal line
8. Medial epycondyle 8. Gluteal tuberosity
9. Lateral epicondyle 9. Linea aspera
10. Patellar groove 10. Body femur
11. Medial epicondyle
12. Lateral epicondyle
13. Intercondylar fossa
14. Lateral condyle
15. Medial condyle
2.2. Corpus Alienum
a. Definisi
Corpus alienum (benda asing) ialah benda yang berasal dari luar tubuh
atau dari dalam tubuh yang yang dalam keadaan normal tidak ada pada
bagian femur tersebut.
b. Klasifikasi
Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen
sedangkan yang berasal dari dalam tubuh disebut benda asing endogen.
Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair, atau gas. Benda asing
eksogen padat dapat berupa zat organic seperti kacang-kacangan dan tulang,
ataupun zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu, dan lain sebagainya.
Benda asing eksogen eksogen cair dapat berupa benda cair yang bersifat
iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4.
Benda asing endogen dapat berupa sekretel kental, darah atau bekuan
darah, nanah, krusta, perkejuan, membrane difteri, bronkolit, amnion.
2.3. Teknik Pemeriksaan Radiograf Femur
2.3.1 Indikasi Femur
a. Frakture
b. Fissure
c. Corpus Alienum
d. Tumor
2.3.2. Persiapan Pasien
Melepas benda – benda yang dapat mengganggu gambaran radiograf.
2.3.3. Persiapan Alat dan Bahan
a. Pesawat sinar x
b. Kaset dan film ukuran 35x43 atau 30x40 cm
c. Grid
d. Marker
e. Loud
f. Meteran
g. Processing film
h. Alat fiksasi
2.3.4. Proyeksi AP

(gambar 2.3.4. proyeksi AP Bontranger, K.L., 2001, Textbook of Radiographic

and Related Anatomy, Mosby Inc., Missouri. 242)

a. Posisi Pasien : Supine diatas meja pemeriksaan


b. Posisi Objek : Untuk pemeriksaan bilateral, MSP tubuh diatur pada
pertengahan meja atau kaset.
Untuk pemeriksaan unilateral, pertengahan femur
diatur pada pertengahan meja atau kaset.
c. Central Ray : Vertikal tegak lurus film atau kaset,
d. Central Point : Pertengahan kaset atau femur.
e. FFD : 90 – 100 cm
f. Kaset dan Film: 35 x 43 cm + grid atau 30 x 40 cm + grid
Kriteria Radiograf
a. Tampak gambaran femur dalam profil AP
b. Bagian femur dan sendi yang dekat dengan lesi harus tampak
c. Femoral neck tidak mengalami pemendekan (foreshortening)
d. Trochanter minor tidak tampak dalam gambar atau hanya sedikit saja
bagian trochanter minor yang tampak pada film
e. Articulatio genu tidak rotasi

(gambar criteria radiograf femur proyeksi AP. Bontranger, K.L., 2001,

Textbook of Radiographic and Related Anatomy, Mosby Inc.,

Missouri.242)
2.3.5. Proyeksi Lateral
a. Lateral Proximal Femur

(gambar 2.3.5. proyeksi lateral femur. Bontranger, K.L., 2001, Textbook of

Radiographic and Related Anatomy, Mosby Inc., Missouri.)

a. Posisi Pasien :Pasien tidur miring dengan sisi yang akan diperiksa
dekat kaset.
Tubuh pasien diatur sehingga pertengahan kaki
yang akan diperiksa (dalam posisi lateral).
b. Posisi Objek :Bagian punngung pasien diganjal bantal, pelvis
diatur
sehingga membentuk sudut 10 – 15 derajat
terhadap bidang vertical.
Genu kaki yang diperiksa fleksi, angkel di ganjal
sand bag kecil
c. Central Ray : Vertikal tegak lurus kaset atau film
d. Central Point : Pertengahan Femur
e. FFD : 90 – 100 cm
f. Kaset dan Film : 35 x 43 cm + grid atau 30 x 40 cm + grid
Kriteria Radiograf
a. Kaki yang tidak diperiksa tidak menutupi
b. Trochanter mayor dan minor tidak tampak terlalu prominent

(gambar 2.3.5 kriteria radiograf lateral proximal femur. Bontranger, K.L.,

2001, Textbook of Radiographic and Related Anatomy, Mosby Inc.,

Missouri.)

a. Lateral Distal Femur

(gambar 2.3.5. proyeksi lateral distal femur. Bontrager, K.L., 2001, Textbook

of Radiographic and Related Anatomy, Mosby Inc., Missouri.


a. Posisi Pasien :Pasien tidur miring dengan sisi yang akan diperiksa
dekat kaset.
Tubuh pasien diatur sehingga pertengahan kaki yang
akan diperiksa (dalam posisi lateral).
Untuk imobilisasi pasien berpegangan pada tepi
meja.
b. Posisi Obyek :Bagian yang tidak diperiksa diatur didepan kaki
yang diperiksa, genu fleksi, angkel diganjal sand
bag.
Pelvis diatur dalam posisi true lateral.
c. Central Ray : Vertikal tegak lurus film atau kaset
d. Central Point : Pertengahan Distal femur
e. FFD : 90 – 100 cm
f. Kaset dan Film : 35 x 43 cm + grid atau 30 x 40 cm + grid

Kriteria Radiograf
a. Permukaan anterior condylus femuris saling superposisi
b. Patella tampak
c. Femoropatella space terbuka
d. Condylus femoralis bagian inferior tidak superposisi
e.

(gambar 2.3.5. criteria radiograf femur proyeksi lateral distal femur.

Bontrager, K.L., 2001, Textbook of Radiographic and Related Anatomy,

Mosby Inc., Missouri.)


BAB III

PROFIL KASUS

3.1 Identitas Pasien


Nama : Sdr. D

Umur : 8 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat :-

No.RM : 032***

No.Reg RO :-

Proyeksi Pemeriksaan : Femur Dekstra AP/Lat

Keterangan Klinis : Corpus Alienum

Ruang/Poli : Poli Bedah

Tanggal Pemeriksaan : 07 Januari 2022

Gambar 3.1 Surat Pengantar Permintaan Foto


3.2 Riwayat Pasien
Pada hari jum’at 07 Januari 2022 Sdr. D dari Poli RSAU dirujuk ke
Instalasi radiologi dengan membawa surat permintaan dari Dokter
pemeriksa dengan Corpus alienum. Pada surat permintaan pemeriksaan
tertulis Femur Ap/Lat.

3.3 Prosedur Pemeriksaan


Untuk mengevaluasi keadaan Os Femur umumnya menggunakan
proyeksi yaitu anteriorposterior(AP) dan Lateral diharapkan dengan kedua
proyeksi tersebut dapat memperlihatkan Corpus Alienum pada Pemeriksaan
Femur Dekstra dengan indikasi Osteoarthritis di instalasi radiologi RS
Medika Utama menggunakan proyeksi anteriorposterior(AP) dan Lateral.
Prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut:

A. Memanggil pasien dan mencocokan identitas pasien.


B. Mempersiapkan alat dan bahan seperti Kaset 35 x 43 cm atau 30 x 40
cm dan Pesawat X-ray.
C. Mempersiapkan dan memposisikan pasien.

3.3.1 Persiapan Alat dan Bahan


A. Pesawat rontgen

Gambar 3.3.1 Pesawat Rontgen


3.3.2 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus pada pemeriksaan Femur, hanya


menjauhkan benda-benda yang dapat menimbulkan artefak pada radiograf.
Pasien dapat menggunakan apron agar bagian atas tubuh yang tidak
diperiksa tidak terkena efek radiasi.

3.3.3 Prosedur Pemeriksaan


Proyeksi yang digunakan pada Instalasi Radiologi RSAU dr. M.
Munir adalah Teknik pemeriksaan Os femur anteroposterior (AP).
A. Proyeksi AP (AnteroPosterior )
a. Posisi Pasien
Supine
b. Posisi Objek
Aggota gerak bawah ekstensi dan diputar kedalam (Endorotasi)
sehingga patella paralel terhadap meja pemeriksaan, untuk
membantu posisi tersebut sandbag diletakkan pada tiap-tiap
tepi dari tungkai bawah dan antara knee joint sampai masuk
dalam kaset.
Pengaturan Sinar
Central Ray (CR) vertikal tegak lurus dan atur Central Point
(CP) pada pertengahan Os Femur.
c. Faktor Eksposi
47 kv dan 10 mAs
d. Kolimasi
Batas bawah Knee joint harus terlihat dan batas atas Hip joint
harus terlihat disesuaikan dengan klinis pasien.
e. Hasil Radiograf

Gambar 3.3.3 (a) Hasil Radiograf Proyeksi Anteroposterior

B. Proyeksi Lateral

a. posisi pasien

Pasien tidur miring dengan bagian kanan menempel meja


pemeriksaan atau kaset, kaki kiri difleksikan dalam posisi
tegak dan kaki kanan difleksikan dalam posisi lateral.

b. Posisi Objek
Knee joint kanan difleksikan, kaset diletakkan di bawah
femur. Femur kanan diletakkan di tengah kaset dalam
posisi lateral
c. Faktor Eksposi

47 kv dan 10 mAs

d. Kolimasi
Batas bawah Knee joint harus terlihat dan batas atas Hip
joint harus terlihat disesuaikan dengan klinis pasien.
Hasil Radiograf

Gambar 3.3.3 (b) Hasil Radiograf Proyeksi Lateral

3.3.4 Processing Film


Pengolahan film dilakukan diruang gelap karena masih
menggunakan Automatic sehingga daerah kerja berada di daerah
basah.
A. Mesin Processing Film

Gambar 3.3.4 Cr
B. Film dan Kaset

Merk film : FUJIFILM

Merk Kaset : FCR FUJI IP ( ukuran 35x43 cm )

Gambar3.3.4 (b) Film Dan Kaset


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Teknik Pemeriksaan


Di Instalasi Radiologi RSAU dr. M. MUNIR Lanud Abdulrachman
Saleh Yang sering digunakan untuk pemeriksaan Os Femur adalah Proyeksi
anteroposterior (AP) dan Lateral, dengan proyeksi ini dapat dihasilkan
gambaran radiograf yang akurat untuk memperlihatkan klinis Corpus
Alienum

4.2 Posisi Pasien


Untuk memposisikan pasien cukup dengan posisi supine atau tidur
terlentang diatas meja pemeriksaan dan beri arahan ke pasien untuk tetap
rileks supaya tidak ada pergerakan saat mengambil gambar.

4.3 Faktor Eksposi


Faktor eksposi yang digunakan pada pemeriksaan Os Femur adalah
47 kV dan 10 mAs. Dengan menggunakan faktor eksposi tersebut
dihasilkan kontras dan densitas yang cukup untuk mengevaluasi Femur.

4.4 Hasil Pembacaan Radiograf oleh Dokter


Tampak corpal densitas logam pada soft tissue regio femur 1/3 medial
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah penulis paparkan diatas, dapat ditarik
kesimpulan yaitu Teknik pemeriksaan rontgen Os. Femur yang dilakukan
sudah sesuai dan memenuhi kriteria pemeriksaan Foto Os. Femur
AP/LATERAL yang benar, sehingga dapat menegakkan diagnosa adanya
fraktur pada diagnosa klinis Corpus Alienum, dengan hal itu maka dapat
membantu dokter pengirim dalam pengobatan atau tindakan selanjutnya
dengan tepat.
5.2 Saran
Adapun saran mengenai laporan kasus yang dibuat ini, yaitu :
1. Selalu memperhatikan kebenaran identifikasi data pasien dan
jenis pemeriksaan serta melakukan teknik pemeriksaan yang
benar. Dengan hal ini bertujuan agar tidak terjadi pengulangan
foto.
2. Selalu memakai alat pelindung diri untuk mencegah terjadinya
resiko infeksi atau penularan penyakit, dan selalu mencuci
tangan setelah menangani pasien.
3. Memposisikan pasien atau melakukan pemeriksaan terhadap
pasien dengan sangat berhati-hati agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan, seperti kurang berhati hati saat melakukan
pemeriksaan mengakibatkan cidera pada pasien semakin
parah, karena hal seperti itu dapat mengakibatkan kerugian
bagi pasien, selain itu juga berpengaruh terhadap kinerja
pekerja yang disaat itu menangani pemeriksaan dan
mempengaruhi citra nama baik Institusi Rumah Sakit.
4. Menjaga proteksi radiasi terhadap pasien,petugas maupun
masyarakat umum. Bisa dengan membatasi luas lapangan
penyinaran sesuai dengan luas obyek yang akan difoto,
pengantar pasien atau orang yang tidak berkepentingan
hendaknya dilarang memasuki ruang pemeriksaan, kecuali
sangat dibutuhkan untuk membantu proses pemeriksaan dan
apabila memang dibutuhkan diberi APRON untuk
meminimalisir paparan radiasi yang diterima. Pengaturan
faktor eksposi yang sesuai pemeriksaan dan obyek yang
diperiksa.

Anda mungkin juga menyukai