Anda di halaman 1dari 17

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui sebagai laporan kasus untuk


menyelesaikan tugas Praktek Kerja Lapangan VI Akademi Teknik
Radiodiagnostik dan Radoterapi Bali (ATRO) Bali di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Nama : Amathyas Dimas Sthy Danu (022205442)
Judul Laporan : “Prosedur Pemeriksaan MRI Lumbosacral
Pada Kasus Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Di Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat”

Mataram, 7 Januari 2027


Ka. Instalasi Radiologi
Clinical Instruktur RSUD PROVINSI NTB

I Kadek Agus Mahendra Dwipayana, dr. Dewi Anjarwati, M.Kes, Sp.Rad


S.ST NIP. 196703081996032002
NIP. 199104112014021002
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus tentang “Prosedur
Pemeriksaan MRI Lumbosacral Pada Kasus Hernia Nukleus
Pulposus (HNP) Di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Barat”.
Penyusunan laporan kasus ini dimaksudkan untuk memenuhi
syarat Praktek Kerja Lapangan VI Akademi Teknik Radiodiagnostik
dan Radoterapi Bali (ATRO) Bali di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dalam penyusunan laporan kasus ini penulis telah banyak
mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,
untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. dr. Dewi Anjarwati, M.Kes, Sp.Rad Selaku Kepala Instalasi
Radiologi.
2. I Kadek Agus Mahendra Dwipayana, S.ST Selaku Clinical Instruktur
(CI).
3. Seluruh Radiografer di Instalasi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
4. Keluarga tercinta yang selalu memberi dukungan, semangat dan
doa tanpa henti.
5. Rekan-rekan mahasiswa Akademi Teknik Radiodiagnostik dan
Radoterapi Bali (ATRO) Bali.
6. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan laporan kasus ini selesai tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan laporan kasus ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga bagi para pembaca.
Daftar isi
Dafrt gambar
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Computed Tomography Scanner, merupakan metode pencitraan
diagnostik yang menggunakan komputer untuk memproses data
sinar-X yang telah melewati tubuh pasien dan mengalami atenuasi.
Detektor menangkap data tersebut, yang kemudian diubah menjadi
format digital dan dikirimkan ke komputer. Komputer dapat
mengolah, merekonstruksi, dan menampilkan data tersebut dalam
bentuk potongan tipis yang disebut "slices thickness" (Seeram, 2001).
Pentingnya CT Scan terutama terletak pada kemampuannya untuk
menggambarkan struktur kompleks dalam tubuh. Beberapa area yang
sering memerlukan CT Imaging yang lebih canggih untuk diagnosis
efektif termasuk kepala, leher, dada (thorax), dan abdomen. CT Scan
thorax, khususnya, merupakan teknik radiologi untuk memperoleh
informasi anatomi dan mendeteksi kelainan di rongga thorax
(Bontrager, 2001).
Carcinoma mammae (ca. mammae) adalah tumor mengganas yang
tumbuh di jaringan payudara seseorang. Carcinoma / kanker dapat
mulai tumbuh dalam kelenjar payudara, bisa juga di saluran payudara,
jaringan lemak maupun jaringan yang mengikat pada payudara
(SAFMA, 2019). Ca. mammae merupakan suatu kondisi dimana sel
telah kehilangan pengendalian dari fungsi nomal, sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat, serta tidak terkendali. Sel-sel
tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi,
yang kemudian membentuk benjolan atau massa (PPNI, 2018). Ca.
mammae merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat
berasal dari epitel ductus maupun lobulusnya (Kemenkes RI, 2011).
Menurut Bontrager (2001) pemeriksaan CT-Scan thorax dimulai dari
batas atas kedua apek paru dan batas bawah sampai pada diafragma
yaitu merupakan luas lapangan yang akan dibuat irisan. Menurut
Bushong, 2001 bahwa penyinaran atau irisan yang melebihi luas
lapangan dari pada kebutuhan klinis obyek akan menambah
penerimaan dosis radiasi pada pasien.
Keunggulan CT Scan pada kasus massa paru terletak pada
kemampuannya untuk memberikan informasi tentang lokasi, jenis,
ukuran, dan metastase tumor. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan
dengan menggunakan kontras untuk membedakan struktur dan
meningkatkan visualisasi. Kontras disuntikkan melalui pembuluh
darah untuk memperjelas vaskularisasi kanker terhadap pembuluh
darah besar. Penggunaan kontras juga memungkinkan identifikasi
jaringan yang menyerap kontras dengan berbagai tingkat,
memberikan informasi lebih lanjut tentang kelainan.
Selain itu penggunaan media kontras dalam pemeriksaan CT Scan
thorax pada Carsinoma Mamae diperlukan untuk menampakkan
pembuluh darah besar arteri dan vena yang banyak terdapat di
mediastinum. Karena cepatnya aliran pembuluh darah besar yang ada
di mediastinum maka kecepatan dari aliran media kontras yang
dipakai harus bisa disesuaikan sehingga informasi kelainan yang ada
di pembuluh darah besar dapat ditampakkan dengan jelas sehingga
kualitas gambar yang dihasilkan dapat optimal.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk membahas dalam
laporan kasus tentang “Prosedur Pemeriksaan CT Scan Thorax
Pada Kasus Carsinoma Mamae Di Instalasi Radiologi Rumah
Umum Daerah Provinsi NTB”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pemeriksaan Prosedur Pemeriksaan CT Scan
Thorax Pada Kasus Carsinoma Mamae Di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB?
2. Bagaimana efektifitas teknik pemasukan kontras media pada
pemeriksaan CT scan thorax pada Carsinoma Mamae di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB?
3. Adakah metatastase Carsinoma mamae ke Paru-paru?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar prosedur
pemeriksaan Pemeriksaan CT Scan Thorax Pada Kasus
Carsinoma Mamae
b. Untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Kerja Lapangan V.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui prosedur Pemeriksaan CT Scan Thorax Pada
Kasus Carsinoma Mamae di Rumah Sakit Umum Daerah
Provinsi NTB.
a. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas teknik pemasukan
kontras media pada pemeriksaan CT scan thorax pada kasus
Carsinoma Mamae di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi NTB?
b. Untuk mengetahui ada atau tidaknya metastase Carsinoma
mamae ke Paru-paru

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Rumah Sakit
Memberi masukan dan saran -saran yang berguna bagi rumah
sakit, dalam hal ini instalasi radiologi umumnya dan radiografer
pada khususnya mengenai teknik pemeriksaan CT scan thorax
pada kasus Carsinoma Mamae di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Provinsi NTB.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber pustaka bagi mahasiswa Akademi Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi ( ATRO ) Bali.
3. Bagi Penulis
Menambah dan memperdalam pengetahuan penyusun tentang
teknik pemeriksaan CT scan thorax pada kasus Carsinoma Mamae
di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Anatomy thorax
1. Rongga thorax
Thorax tersusun atas tulang dan tulang rawan. Rongga dada atau
thorax berbentuk kerucut, di bawah lebih leba daripada di atas dan di
belakang lebih panjang dari pada didepan. Bagian belakang thorax
dibentuk oleh duabelas vertebra thoracalis, di depan oleh sternum dan
disamping oleh keduabelas iga, yang melingkari badan mulai dari
belakang pada tulang belakang sampai ke sternum di depan.
Batas - batas yang membentuk rongga thorax adalah sternum dan
tulang rawan iga -iga di depan, keduabelas ruas tulang punggung beserta
cakram antar ruas (discus inverterbralis) yang terbuat dari tulang rawan di
belakang, iga – iga beserta ototinterkostalis di samping, diafraghma di
bawah, dandasarleher di atas. Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi
penuh oleh paru – paru beserta pembungkus pleuranya, pleura ini
membungkus setiap belahan dada dan membentuk batas lateral dan
mediastinum. Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada antara
kedua paru-paru. Isinya jantung, pembuluh – pembuluh besar, esofagus,
duktus torasikus, aorta desendens, dan vena kava superior, saraf vagus dan
frenikus serta sejumlah besar kelenjar limfe (Pearce, 2001).
Rangka dada dibentuk oleh susunan tulang - tulang yang berfungsi
untuk melindungi rongga dada yang terdiri dari Tulang dada (sternum)
berfungsi sebagai tonggak dinding depan daripada thorax, tulang iga
berfungsi sebagai pelindung rongga dada di bagian samping kanan dan
samping kiri, vertebra thoracalis berfungsi sebagai tempat melekatnya
koste.
Gambar 1. Rangka Thorax

2. Paru- paru
Paru-paru adalah alat pemapasan utama. Paru-paru terdiri dari dua
yaitu kanan dan kiri, yang mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan
dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah
besarnya serta struktur lainnya yang terletak didalam mediastinum. Paru-
paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apek di atas dan muncul
sedikit lebih tinggi dari belakang klavikula di dalam dasar leher. Pangkal
paru-paru terletak diatas landai rongga thorax di atas diafraghma.
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura.
Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus.
Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronchial kecil masuk
kedalam setiap lobula dan semakin bercabang, semakin menjadi tipis dan
akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, yang merupakan kantong
udara paru-paru. Jaringan paru-paru bersifat elastis, berpori seperti spon.
Setiap paru-paru dilapisi oleh membran serosa rangkap dua, yaitu pleura.
Pleuraviseralis erat melapisi paru-paru, masuk kedalam fisura dan dengan
demikian memisahkan satu dengan yang lainnya. yang melapisi iga adalah
pleurakostalis, bagian yang melapisi diafraghma adalah
pleuradiafraghmatika, dan bagian yang terletak di leher ialah
pleuraserfikalis. Pleura ini diperkuat oleh rnembran yang kuat bernama
membran suprapleuralis dan di atas membran ini terletak arteri subklavia.
Diantara lapisan kedua pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk
meminyaki permukaannya dan menghindari gesekan antara paru- paru dan
dinding dada sewaktu pergerakan pernapasan. Dalam keadaan sehat kedua
lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan. Ruang atau rongga
pleura itu hanya lah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak
normal, udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang
diantaranya menjadi jelas (Pearce, 2001).
Fungsi dari paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida. Pada pernapasan melalui paru-paru atau eksterna, oksigen
dipungut melalui hidung atau mulut, pada waktu bernapas oksigen masuk
melalui trachea dan pipa bronkohial ke alveoli, dan erat hubunganya
dengan darah didalam kapiler. Hanya satu lapis membran, yaitu membran
alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus
membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa
ke jantung. Dan disinilah dipompa keseluruh bagian tubuh. Darah
meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100mm Hg dan pada
tingkat ini hemaglobinnya 95 persen jenuh oksigen. Didalam paru- paru,
karbondioksida, salah satu hasil buangan metabolisma, menembus
membran alveolar-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui
pipa bronkokhial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau
pernapasan externa :
a. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara
dalam alveoli dengan dunialuar.
b. Arus darah melalui paru-paru.
c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dapat
mencapai semua bagian tubuh.
d. Difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan
kapiler, CO2 lebih mudah berdifusi dari pada oksigen.
Gambar 2. Paru - Paru
3. Payudara/ Mamae
Pada wanita dewasa, payudara terletak di bagian depan sampai
samping dinding dada, dari setinggi iga ke dua sampai iga ke tujuh dan
terbentang dari tepi lateral sternum sampai linea axillaris media. Tepi
lateral atasnya meluas sampai sekitar tepi bawah muskulus pectoralis
major dan masuk ke axilla. Besarnya ukuran payudara bervariasi
tergantung usia seorang wanita dan dipengaruhi oleh faktor hormonal
(Febie Irsandy 2018).
Payudara mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan subkutan yaitu
lapisan bawah kulit yang terdiri dari kulit, jaringan lemak bawah kulit
dan jaringan ikat luar. Lapisan kedua adalah lapisan mammaria yang
terdiri dari
Kelenjar, duktus dan jaringan ikat, lapisan ketiga adalah lapisan
retromammaria yaitu lapisan belakang payudara yang terdiri dari
lemak belakang payudara, otot dan jaringan ikat dalam (Febie Irsandy
2018).
Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu :

a. Glandular (kelenjar): kelenjar susu (lobus) dan salurannya


(duktus).
b. Jaringan stromal (penopang) : Jaringan lemak, jaringan ikat
dan aliran limfe. (Febie Irsandy 2018).
Gambar 3. Payudara

Keterangan :
1. Aeorolla
2. Papilla mammae
3. Alveoli
4. Ductus Lactiferus
5. Ampula
a. Alveolli
Alveolli adalah daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar
dan mengalami pigmentasi dan masing-masing payudara bergaris
tengah kira-kira 2,5 cm. letaknya mengelilingi puting susu dan
berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan
penimbunan pigmen pada kulitnya (Rini and Kumala 2017).
b. Papilla Mammae
Papilla mammae atau putting susu terletak setinggi intercosta IV,
tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka
letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang
kecil yang merupakan muara dari duktuk laktiferus ( Rini dan
Kumala).
c. Alveoli( Lobus)
Alveoli, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari
alveoli adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos, dan
pembuluh darah (Rini and Kumala 2017).
d. Duktus Lactiferus
Duktus laktiferus adalah saluran sentral yang merupakan muara
beberapa tubulus laktiferal (Rini and Kumala 2017).
e. Ampulla
Ampula adalah bagian ductus lactifer yang melebar, merupakan
tempat menyiram air susu. Ampulla terletak dibawah aerolla (Rini and
Kumala 2017).
Untuk mempermudah menyatakan letak suatu kelainan,
payudara dibagi menjadi lima regio, yaitu :
1) Kuadran atas bagian medial (kuadran superomedial).
2) Kuadran atas bagian lateral (kuadran superolateral.
3) Kuadran bawah bagian medial (kuaran inferomedial).
4) Kuadran bawah bagian lateral (kuadran inferolateral.
5) Regio Putting Susu ( nipple )
Gambar 4. Kuadran Payudara

B. Patology Casinoma Mammae


Carcinoma mammae (ca. mammae) adalah tumor mengganas yang
tumbuh di jaringan payudara seseorang. Carcinoma / kanker dapat mulai
tumbuh dalam kelenjar payudara, bisa juga di saluran payudara, jaringan
lemak maupun jaringan yang mengikat pada payudara (SAFMA, 2019). Ca.
mammae merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dari fungsi nomal, sehingga mengalami pertumbuhan yang
tidak normal, cepat, serta tidak terkendali. Sel-sel tersebut membelah diri
lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk
benjolan atau massa (PPNI, 2018). Ca. mammae merupakan keganasan
pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel ductus maupun
lobulusnya (Kemenkes RI, 2011).
1. Tanda dan Gejala Ca. Mammae
Tanda dan gejala ca. mammae menurut Suyatno (2011) adalah:
a. Benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa
rasas akit.
b. Putting susu berubah (retraksi nipple) atau putting
mengeluarkan cairan/darah (nippledischarge).
c. Kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk
(peau’ud’orange), melekuk kedalam (dimpling) dan
ulkus.
d. Adanya benjolan-benjolan kecil didalam atau kulit
payudara (nodul satelit).
e. Putting payudara luka, dan sulit sembuh f. Payudara
terasa panas, memerah dan bengkak g. Payudara terasa
sakit/nyeri h. Benjolan yang keras itu tidak bergerak
dan biasanya pada awal-awalnya tidak terasa sakit i.
Benjolan pada awalnya hanya pada satu payudara j.
Terdapat benjolan di aksila dengan atau tanpa masa di
payudara

2.

Anda mungkin juga menyukai