Anda di halaman 1dari 22

BAGIAN RADIOLOGI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN AGUSTUS 2023


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

“TUMOR ANDEKSA”

OLEH :

Fitrianti

111 2022 2261

PEMBIMBING :

Dr. dr. Shofiyah Latief, Sp.Rad(K)-PRP, M.Kes.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya serta salam dan shalawat kepada
Rasulullah Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus ini dengan judul “Tumor
Adneksa” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan
Klinik di Bagian Radiologi.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang


setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian dan penulisan Laporan Kasus ini. Banyak terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Dr. dr. Shofiyah Latief, Sp.Rad(K)-PRP,
M.Kes sebagai pembimbing dalam penulisan Laporan Kasus ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kasus ini terdapat


banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan Laporan
Kasus ini. Saya berharap sekiranya Laporan Kasus ini dapat bermanfaat
untuk kita semua. Aamiin.

Makassar, Agustus 2023

Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan ini, yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Fitrianti

NIM : 111 2022 2261

Judul : Tumor Andeksa

Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus yang berjudul “Tumor Adneksa”

dan telah disetujui serta dibacakan di hadapan Dokter Pembimbing Klinik

dalam rangka Kepaniteraan Klinik pada Bagian Radiologi Fakultas

Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, Agustus 2023

Dokter Pendidik Klinik Mahasiswa

Dr. dr. Shofiyah Latief, Sp.Rad(K)-PRP, M.Kes Fitrianti


PENDAHULUAN
Tumor merupakan massa/ jaringan baru – abnormal yang terbentuk

dalam tubuh, mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda dari sel/jaringan

asalnya/sesungguhnya. Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan

abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian

ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan. Tumor adneksa

kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar sampai ke tuba fallopi

dan tuba fallopi akan mengalami peradangan dan bersarang di tuba fallopi,

cairan purulen dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan perlengketan

sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan berbagai gangguan.

Pada tuba infeksi dapat disebabkan oleh kuman seperti treptokokus,

stapiloko kus, klostridium welehi dan lain lain.1

Tumor adneksa adalah umum dan dapat muncul secara simptomatis

dengan nyeri panggul atau perut atau dapat diidentifikasi secara kebetulan

selama pencitraan untuk indikasi lain. Dalam kasus lesi jinak, tujuannya

adalah untuk meyakinkan pasien dan mengelola sesuai dengan kebutuhan

klinis, tanpa membuat pasien menjalani operasi yang terlalu luas atau tidak

tepat. Sebaliknya, dalam kasus yang menunjukkan fitur dengan

kemungkinan keganasan ovarium yang lebih tinggi, rujukan ke pusat

spesialis akan memastikan hasil terbaik bagi pasien. 2


BAB II

LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
a) Nama : Ny. H

b) Umur : 49 tahun

c) Jenis kelamin : Perempuan

d) Alamat : Padang lolo, Kassa, Pinrang

2.2 Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan: USG Ginekologi

Hasil pemeriksaan:

- Tumor mixed density dengan komponen kistik solid di adneksa

kiri, ukuran 5.07 x 3.67 x 4.69cm dan adneksa kanan ukuran 7 x

4.11 x 4.64cm
- Uterus letak anteflexi, bentuk dan echo myometrium normal. SOL

(-)

- Ascites ada

- Pelvisrenis dan prox ureter kanan kiri dilatasi, batu tidak tampak

Kesan:

1. Tumor Adneksa bilateral.

2. Ascites

3. Pelviocaliectasis Bilateral
BAB III

PEMBAHSAN
3.1 Definisi
Citra digital merupakan perubahan dari gambar analog menuju

gambar digital, yang diproses secara digital sehingga memungkinkan

untuk dilakukan manipulasi atau pengolahan gambar. Tujuan dari

manipulasi citra yaitu memperoleh kualitas gambar yang optimal sehingga

dapat mengurangi angka pengulangan eksposi karena kesalahan-

kesalahan. Citra digital radiografi digunakan untuk mendeskripsikan

gambar radiografi dalam bentuk digital yang dapat ditampilkan di layar

monitor. 3

Tumor merupakan massa/ jaringan baru – abnormal yang terbentuk

dalam tubuh, mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda dari sel/jaringan

asalnya/sesungguhnya. Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan

abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium

dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan. 1

3.2 Struktur Anatomi

Adneksa berisi ovarium, dengan mesosalpinges, tuba falopi, dan

ligamen yang luas. Ada juga pembuluh darah uterus dan ovarium bilateral.

Secara sonografi, ovarium normal hampir selalu terdeteksi, terutama pada

masa subur. Tuba falopi normal yang tidak berdilatasi tidak teridentifikasi,

meskipun pita jaringan lunak hipoekoik tipis yang mengandung tuba

seringkali dapat dicitrakan berdekatan dengan tepi lateral fundus uteri.

Mesosalping normal dan ligamen lebar tidak terlihat secara sonografi.


Meskipun arteri dan vena uterina dan ovarika kalibrasi normal tidak

teridentifikasi dengan jelas pada USG grayscale, aliran Dopplernya dapat

dideteksi terutama di sepanjang batas lateral uterus dan berdekatan

dengan ovarium. 6

Gambar 1. Gambar US adneksa bilateral normal7

Gambar 2. (1) MRI aksial dengan struktur normal (panah); (2) MRI sagital
dengan struktur normal (panah).8
Gambar 3. CT scan panggul menunjukkan tidak ada massa di lokasi adneksa
kiri, dan ovarium kanan dan rahim tampak normal.9

3.2 Epidemiologi
Laboratorium Pusat Patologi Anatomi di Indonesia menunjukkan

bahwa angka proporsi kanker ovarium di antara kanker pada wanita adalah

4,9%. Alasan utama jeleknya luaran kanker ovarium adalah ditemukan

sebanyak 70-75% kasus saat diagnosis sudah pada stadium terminal

dengan angka harapan hidup selama 5 tahun secara keseluruhan hanya

20-30%. Namun, bila ditemukan pada stadium I, angka harapan hidup

selama 5 tahun mencapai 90-95%. Karena itu, kemampuan deteksi dini

kanker ovarium menjadi hal yang sangat penting sebagai upaya untuk

menurunkan morbiditas dan mortalitas yang diakibatkannya. 1

3.3 Etiologi
Penyebab tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi

kebanyakan diakibatkan karena infeksi yang menjalar ke atas dari uterus,


peradangan ini menyebar ke ovarium dan tuba fallopi dimana kuman itu

masuk ke dalam organ pelviks selama hubungan seksual, persalinan,

aborsi, sebagai akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi,dan sebagainya).

Organ-organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang dituba

fallopicairan purulen dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan

perlengketan sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan berbagai

gangguan.Padatuba infeksi dapat dise babkan oleh kuman seperti

streptokokus, stapilokokus, klostridium welehi dan lain lain. 1

3.4 Manifestasi Klinis


Pada awalnya penyakit tidak menimbulkan gejala. Mula-mula

keluhan samar-samar seperti : perasaan lelah, makan sedikit, terasa cepat

kenyang dan sering kembung, kemudian timbul demam dan rasa nyeri

pada uterus bagian kiri dan kanan perasaan sakit tadi timbul sebagai

akibat distensi dinding tumor. Diikuti dengan gejala perdarahan pervagina.

Pada masareproduksi perdarahan tersebut biasanya terjadi antara dua

masa haid dan jumlahnya hanya sedikit tapi dapat berlangsung secara

terus menerus setiap hari.1

3.5 Pemeriksaan Radiologi

1. Ultrasonografi (USG)

Secara optimal, USG transvaginal (TVUS) dan USG

transabdominal (TAUS) digabungkan untuk memberikan karakterisasi

massa adneksa dan diferensiasinya dari rahim atau kelainan panggul

lainnya. TAUS juga memberikan informasi tentang temuan tambahan yang


mungkin penting untuk diagnosis, misalnya adanya implan peritoneal,

asites, efusi pleura, dan pembesaran kelenjar getah bening, serta

penilaian ginjal dan usus. Untuk karakterisasi massa adneksa, pencitraan

berikut yang menunjukkan keganasan telah banyak digunakan

ketidakteraturan dinding, septations tebal (3 mm), proyeksi papiler,

komponen padat, dan ukuran besar (4 cm). Sayangnya ini tumpang tindih

dengan patologi jinak, misalnya abses tuba- ovarium, kista korpus luteum,

endometrioma, dan beberapa tumor jinak yang jarang.4

Gambar 4. Torsi adneksa yang mengalami nyeri pinggang kanan. (a) Gambar US
transvaginal tampak ovarium kanan yang membesar (RO) berukuran 7 cm, dengan
peningkatan echogenisitas sentral dan folikel normal di dalamnya. (b) Gambar US tampak
whirlpool dengan bengkok hypoechoic pembuluh, yang dikonfirmasi sebagai kontinu
dengan ovarium dan rahim pada penilaian US dinamis.4

2. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI direkomendasikan sebagai teknik pencitraan lini kedua untuk

mengevaluasi massa adneksa yang tetap tidak dapat ditentukan pada

US.(7) MRI menggabungkan resolusi kontras yang sangat baik dan

kurangnya radiasi non ionisasi, yang sangat penting pada anak-anak dan

usia reproduksi. Studi menunjukkan sensitivitas diagnostik yang tinggi (67-

100%) dan spesifisitas (77-100%).4


Gambar 5. MRI aksial (gambar 1) dan koronal (gambar 2) T2 menunjukkan ovarium
kanan yang membesar (panah di gambar 1) dan pedikel menebal yang bengkok (panah
di gambar 2 ), konsisten dengan torsi adneksa.4

3. Computed Tomography (CT)

Dalam praktik klinis, CT dengan peningkatan kontras banyak

digunakan untuk menilai patologi perut, dan biasanya ini dilakukan dengan

menutupi perut dan panggul. Untuk karakterisasi massa sonografi tak

tentu, CT tidak dianjurkan, karena lebih rendah dari MRI dan US untuk

menilai massa padat dan hemoragik. Bagaimanapun, CT adalah modalitas

pilihan untuk menentukan stadium lanjut yang dicurigai.(9) Peran lain dari

CT adalah dalam keadaan darurat, di mana CT secara luas digunakan

untuk menilai perut akut, baik untuk penyebab ginekologi maupun non-

ginekologi. 6
Gambar 6. Gambar CT dengan kontras aksial menunjukkan massa adneksa
kanan (panah padat) dengan atenuasi tinggi intrinsik, jaringan lunak adneksa
(panah putus-putus), dan cairan bebas di sekitarnya (*).6

3.6 Diagmosis Banding

1. Kehamilan Ektopik

Kehamilan di mana sel telur yang telah dibuahi tumbuh di

suatu tempat di luar rahim.7

Gambar 7. Kehamilan Ektopik.7

- Uterus tidak terisi

- Massa adneksa kompleks (kehamilan ektopik [EP]) terpisah


dari ovarium.

2. Endometrioma

Endometrioma ovarium terjadi ketika jaringan endometrium

ektopik pada ovarium mengalami perdarahan, membentuk

hematoma, diselimuti oleh parenkim ovarium. Kista jinak pada

ovarium yang berisi darah tua kental yang berwarna coklat.7

Gambar 8. Endometrioma7

- Kista endometriotik dengan parenkim teratur di pinggiran

- "tanda bulan sabit" merupakan karakteristik lesi jinak.

- Tidak ada vaskularisasi intralesi

3. Kanker Ovarium

Kanker ovarium tidak memiliki gejala pada stadium awal

sehingga lebih sering ditemukan pada stadium lanjut, bisa

berupa kanker epitel ovarium yang tumbuh di sel permukaan

ovarium atau kanker sel benih ganas pada telur.8


Gambar 9. Kanker Ovarium.9

- massa residif pada punctum vagina.

3.7 Penatalaksanaan

1. Pembedahan.

Total Heroscopy Abdominal (THA) dan tanpa Bilateral Salpingo

Oporectomy (BSO) adalah penanganan yang sangat umum dilakukan

pada tumor/ kanker ginekologi.2

2. Terapi Radiasi

Radiasi ulang intra cervical saat prabedah untuk mengecilkan tumor

sehingga dapat menjamin tingkat keamanan saat dilakukan pembedahan.2

3.8 Pencegahan
Sebelum seseorang terkena penyakit yang cukup ganas ini lebih baik
melaksanakan tindakan pencegahan dengan cara :
a. Hindari pasangan koitus yang sering berganti.
b. Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun.1
BAB IV

KESIMPULAN
Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem

reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya

terjadi bersamaan. Tumor adneksa merupakan tumor ganas primer di tuba fallopi

yang lebih sekunder berasal dari tumor ganas ovarium atau uterus. Laboratorium

Pusat Patologi Anatomi di Indonesia menunjukkan bahwa angka proporsi kanker

ovarium di antara kanker pada wanita adalah 4,9%.Pada awalnya penyakit tidak

menimbulkan gejala. Mula-mula keluhan samar-samar seperti perasaan lelah,

makan sedikit, terasa cepat kenyang dan sering kembung, kemudian timbul

demam dan rasa nyeri pada uterus bagian kiri dan kanan perasaan sakit tadi

timbul sebagai akibat distensi dinding tumor.

USG adalah modalitas pencitraan lini pertama, yang memungkinkan

karakterisasi sebagian besar massa adneksa. MRI hanya diindikasikan untuk

karakterisasi massa yang tidak dapat ditentukan secara sonografi, sedangkan CT

dindikasikan untuk penentuan stadium lebih lanjut. Pada pasien yang telah

terdiagnosis tumor adneksa dapat dilakukan pembedahan dan Radiasi ulang

intra cervical saat prabedah. Pencegahan yang dapat dilakukan Hindari

pasangan yang sering berganti dan pemeriksaan pap smear minimal sekali

setahun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Putri Ayu. 2018. Tumor Adnexal. 2018;28(1–13)

2. Levine D, Brown DL, Andreotti RF, et al. Management of

asymptomatic ovarian and other adnexal cysts imaged at US:

Society of Radiologists in Ultrasound Consensus Conference

Statement. Radiology. 2010;256:943–54.

3. Mesaroh, D. Analisis factor penyebab pengulangan citra digital

menggunakan Computed Radiography (CR) instalasi radiologi

RSUD Sunan Kalijaga. 2019;(1-12).

4. Thomassin-Naggara I, Aubert E, Rockall A, et al. Adnexal masses:

development and preliminary validation of an MR imaging scoring

system. Radiology. 2013;267:432–43.

5. Kaijser J, Vandecaveye V, Deroose CM, et al. Imaging techniques

for the pre-surgical diagnosis of adnexal tumours. Best Pract Res

Clin Obstet Gynaecol. 2014;28:683–95.

6. Bhosale RP, Javitt CM, et al. ACR appropriateness criteria® acute

pelvic pain in the reproductive age group. Ultrasound Q.

2016;32:108–15.

7. Royal College of Obstetricians & Gynaecologists. Diagnosis and

Management of Ectopic Pregnancy. BJOG.2016;123:e15-e55

8. Testini, V., Eusebi, L., Grechi, G. et al. Pencitraan Endometriosis:

Peran USG dan Resonansi Magnetik. Curr Radiol Rep 10 , 21–39

(2022).
9. Rafli,R. 2019. Tatalaksana Radioterapi pada Kekambuhan Lokal
Kanker Ovarium Clear Cell .Health and Medica;l Journal Vol I No 2
July 2019

Anda mungkin juga menyukai