UNTAD
TUMOR RECTUM
REFERAT
Oleh :
Nurul Muthiah, S.Ked
N 111 17 005
Pembimbing Klinik :
1. dr. Dafriana Darwis, Sp.Rad, M.Kes
2. dr. Masyita, Sp. Rad, M.Kes
DEPARTEMEN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA
2018
0
HALAMAN PENGESAHAN
Bagian Radiologi
RSU ANUTAPURA PALU
Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako
1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN 1
DAFTAR ISI 2
BAB I. PENDAHULUAN 3
A. DEFINISI 4
B. ANATOMI 5
C. EPIDEMIOLOGI 7
D. ETIOLOGI 7
E. PATOMEKANISME 8
F. GEJALA KLINIS 9
G. GAMBARAN RADIOLOGI 11
H. TATALAKSANA 23
I. DIAGNOSIS BANDING 27
J. KOMPLIKASI 28
K. PROGNOSIS 29
DAFTAR PUSTAKA 41
2
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor Rectum terdiri dari dua jenis yakni tumor jinak dan tumor ganas.
Karsinoma rekti merupakan tumor ganas terbanyak di antara tumor ganas saluran
cerna, lebih 60% tumor kolorektal berasal dari rektum. Salah satu pemicu kanker
rektal adalah masalah nutrisi dan kurang berolah raga. Kanker rektal merupakan salah
satu jenis kanker yang tercatat sebagai penyakit yang paling mematikan di dunia.
Kanker rektal adalah kanker yang menyerang kolon dan rektum. Namun, penyakit ini
bukannya tidak dapat disembuhkan. Jika penderita telah terdeteksi secara dini, maka
kemungkinan untuk sembuh bisa mencapai 50 persen. 1
Keganasan anal yang merupakan 1/10 dari keganasan rekti dan kolon
kejadiannya banyak dihubungkan dengan berbagai faktor resiko, antara lain adalah
kelainan jinak yang terjadi misalnya fistula, infeksi genital, perokok, hubungan seks
yang tidak wajar yang
yang dihubungkan dengan infeksi HPV, HSV HIV, dan juga usia1
HSV
Tumor rektal adalah penyakit yang umum dengan tingkat mortalitas yang
tinggi di negara-negara Barat. Banyak perbaikan telah dilakukan selama 20 tahun
terakhir dalam perawatan bedah, radiologis, dan onkologi kanker rektal. Namun,
neoplasma ini tetap terkait dengan prognosis yang buruk karena risiko tinggi
metastasis dan kekambuhan lokal. Setelah perawatan bedah, tingkat kekambuhan
lokal untuk kanker rektum dapat bervariasi dari 3% hingga 32% 1
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
4
5
6
C. EPIDEMIOLOGI
104,950 kasus terjadi di kolon dan 40,340 kasus di rektal. Pada 56,300 kasus
dilaporkan berhubungan dengan kematian, 47.700 kasus Ca kolon dan 8,600
kasus Ca rectal. Ca kolorektal merupakan 11 % dari kejadian kematian dari semua
4
jenis kanker.
D. ETIOLOGI
7
dalam feses yang bervolume lebih kecil. Selain itu, masa transisi feses meningkat.
Akibatnya kontak zat yang berpotensi karsinogenik dengan mukosa usus
bertambah lama.
E. PATOMEKANISME
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker rektal antara lain ialah :
8
Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu darah
BAB
Feses yang lebih kecil dari biasanya
Keluhan tidak nyama pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa penuh
Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan nyeri pada
daerah gluteus.6
9
Stage C1 : menyebar
menyebar ke dalam muscularis propria tp belum
belum penetrasi
kedalamnya , namun melibatkan nodes lymph
Sa
3. Stadium II
Pada stadium II, kanker telah menyebar keluar rektum kejaringan terdekat namun
tidak menyebar ke limfonodi. Disebut juga Dukes
juga Dukes B rectal cancer .
4. Stadium III
Pada Stadium III, kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat, tapi tidak menyebar
kebagian tubuh lainnya. Disebut juga Dukes
juga Dukes C rectal cancer .
5. Stadium IV
Pada stadium IV tumor telah menyebar kebagian lain tubuh seperti hati, paru, atau
ovarium. Disebut juga Dukes
juga Dukes D rectal cancer
10
lain. Pada pemeriksaan ini akan tampak filling defect biasanya sepanjang 5 – 6 cm
berbentuk anular atau
atau apple core.
core. Dinding usus tampak rigid dan gambaran mukosa
rusak. Pemeriksaan barium enema telah terbukti aman dan akurat untuk mendeteksi
tumor kolorektal. Karsinoma awal biasanya muncul sebagai lesi polipoid. Polip
tampak sebagai Filling Defect pada pengisian barium di lumen colorectal atau
kepadatan jaringan lunak yang dilapisi dengan barium dalam lumen yang berisi
udara. Lesi polypoid yang lebih besar umumnya menunjukkan permukaan mukosa
yang tidak teratur dan / atau ulserasi
11
Gambar 616
Gambaran Barium Enema pasien 60 tahun, dengan perdarah perrectal. tampak penyempitan
segmen rectum, filling
rectum, filling defect
defect , dan permukaan mucosa yang irreguler
irregul er
Gambar 7 17
Gambaran Barium Enema double Contrast pasien 59 th, dengan BAB berdarah (A) Posisi
AP pada rectum ; tampakan Filling defect Flat Discoid ukuran 3.5 cm (Panah) (B) Posisi
Lateral
12
Gambar 8 18
Gambaran Barium Enema pasien 76 th, dengan perdarahan perectal (A) Posisi Oblique pada
rectum tampak Lesi polyposis dengan mukosa yang ireguler. Pada aspek posterior dari
rectum (B) Posisi Lateral
b. Ultrasonografi
USG adalah pemeriksaan non-invasif dalam diagnosis penyakit kolon.
Namun belakangan telah digantikan telah diganti oleh MRI yang jauh lebih mahal
serta computed tomography (CT), meskipun faktanya sebagai pemeriksaan
pertama, USG dapat berguna melengkapi proses diagnostik. USG transabdominal
dapat memberikan informasi cepat tentang status usus dan membantu dalam
Belakangan AS
pilihan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut yang memadai. Belakangan
mengembangkan seperti elastography,
elastography, ultrasound dengan kontras , US resolusi
tinggi dan pengembangan USG rektal (RUS) dan ultrasound transperineal (TPUS)
berkontribusi pada perluasan area indikasi dan peningkatan akurasi diagnostik.8
Pada pemeriksaan USG, Penebalan dinding usus hypoechoic dengan
kontur tidak teratur, hilangnya stratifikasi lapisan dinding, dan ketiadaan gerakan
peristaltik normal semuanya dapat mengarah pada keganasan colorectal.
Metastasis hati dari keganasan kolorektal dapat dideteksi dengan TAUS (trans
abdominal Ultrasonografi) sebagai teknik pencitraan pertama. Bahkan, TAUS
13
sering menjadi pilihan pertama untuk pasien dengan dugaan keganasan karena
sifatnya yang tidak invasif, biaya rendah, dan ketersediaan yang luas, meskipun
kinerja CT scan dan MRI yang lebih baik 8
Gambar 919
Pasien laki laki usia 69 tahun, dengan nyeri perut postprandial, dilakukan
ultrasonografi di area pelvis didapatkan adanya penebalan dinding rectum yang
irregular, segmental, dan sirkumferential. P = Prostate
14
Gambar 1019
USG pasien laki laki 63 tahun, dengan perdarahan per-rectal dengan feses
kecil dan sedikit, didapatkan pada area retrosigmoid didapatkan penebalan
dinding anterior rectum
rectum yang asimetrik (panah Putih) dan perhatikan
perhatikan juga
luminal echo complex (panah
complex (panah hitam).
c. CT scan
CT Scan direkomendasikan untuk staging local Tumor primer rectum.
Pemeriksaan CT thorax serta abdomen maupun pelvis juga dapat mendeteksi
metastasis di tempat ain selain pada tumor primernya9
Ketika CT menunjukkan adanya penebalan dan penonjolan dinding usus yang
konsentris, terutama di rektum atau pada pasien muda, tumor rectum yang jenis
signet ring cell carcinoma dapat dipertimbangkan. Tetapi ketika penebalan
dinding usus eksentrik lebih dari 2 cm, dan kalsifikasi intratumoral dan
penyangatan yang heterogen terlihat bersama dengan area luas hypoattenuation,
terutama di hemi-kolon kanan, ada kemungkinan tinggi mucinous
adenocarcinoma.10
10
15
CT Scan/MRI Kasus
Gambar1111
Gambar 1211
16
Gambar 1310
Gambar 1510
17
Gambar 1610
STAGING DUKE’S
DUKE’S
Gambar 1720
18
Gambar 1820
Dukes C
Gambar 2020
19
DUKES D
Gambar 2211
d. MRI
MRI merupakan salah satu pemeriksaan diagnostic radiologi, yang
menghasilkan gambaran potongan tubuh manusia dengan menggunakan medan
magnet tanpa menggunakan sinar x. 12
20
Keuntungan MRI;
- Tidak memakai sinar x
- Tidak merusak kesehatan pada penggunaan yang tepat
- Banyak pemeriksaan yang dapat dikerjaan tanpa memerlukan zat kontras.
Kekurangan MRI;
- Alat mahal
- Waktu pemriksaan cukup lama
- Pasien yang mengandung metal tidak dapat diperiksa terutama alat pacu
jantung, sedangkan pasien dengan wire dan sten maupun pen boleh diperiksa.
d iperiksa.
- Pasien claustrofobi ( takut ruang sempit ), perlu anestesi umum.
MRI pelvis dengan resolusi tinggi dengan distensi rektum oleh agen
kontras positif merupakan pemeriksaan pilihan untuk penentuan stadium lokal
tumor rektum karena resolusi kontras jaringan lunaknya yang baik. MRI pasti
lebih unggul daripada CT dalam pementasan lokal kecuali pada tahap T1 & T2 di
mana keduanya memiliki akurasi yang sebanding (Gambar 23 dan 24). Meskipun
gambar T2W dalam bidang aksial memainkan peran kunci namun gambar sagital
juga sama pentingnya dalam penentuan infiltrasi tumor dan gambaran rectum
yang berliku-liku. Gambaran Coronal juga sangat berguna dalam mendeteksi
levator ani & keterlibatan kompleks sphincteric. Kanker rektal serta nodus yang
21
22
H. PENATALAKSANAAN
Berbagai jenis terapi tersedia untuk pasien kanker rektal. Beberapa adalah
terapi standar dan beberapa lagi masih diuji dalam penelitian klinis. Tiga terapi
standar untuk kanker rektal yang digunakan antara lain ialah :
1) Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan terutama
untuk stadium I dan II tumor rektal, bahkan pada pasien suspek dalam
stadium III juga dilakukan pembedahan. Meskipun begitu, karena kemajuan
ilmu dalam metode penentuan stadium kanker, banyak pasien kanker rektal
dilakukan pre-surgical
dilakukan pre-surgical treatment dengan
dengan radiasi dan kemoterapi. Penggunaan
kemoterapi sebelum pembedahan dikenal sebagai neoadjuvant chemotherapy,
chemotherapy,
dan pada kanker rektal, neoadjuvant chemotherapy digunakan
chemotherapy digunakan terutama pada
stadium II dan III. Pada pasien lainnya yang hanya dilakukan pembedahan,
meskipun sebagian besar jaringan kanker sudah diangkat saat operasi,
beberapa pasien masih membutuhkan kemoterapi atau radiasi setelah
pembedahan untuk membunuh sel kanker yang tertinggal. 2
2,13
Tipe pembedahan yang dipakai antara lain :
Eksisi lokal : jika kanker ditemukan pada stadium paling dini, tumor dapat
23
14
Gambar 25. Reseksi dan Anastomosis Gambar 26. Reseksi dan Kolostomi
Pengangkatan kanker rektum biasanya dilakukan dengan reseksi
abdominoperianal, termasuk pengangkatan seluruh rectum, mesorektum dan
bagian dari otot levator ani dan dubur. Prosedur ini merupakan pengobatan
yang efektif namun mengharuskan pembuatan kolostomi permanen. 11
Rektum terbagi atas 3 bagian yaitu 1/3 atas, tengah dan bawah.
Kanker yang berada di lokasi 1/3 atas dan tengah ( 5 s/d 15 cm dari garis
dentate ) dapat dilakukan ” restorative anterior resection” kanker 1/3 distal
rectum merupakan masalah pelik. Jarak antara pinggir bawah tumor dan garis
dentate merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan jenis
operasi.11
24
letak bawah, dimana teknik stapler tidak dapat dipergunakan. Local excision
dapat diterapkan untuk mengobati kanker rectum dini yang terbukti belum
memperlihatkan tanda-tanda metastasis ke kelenjar getah bening. Operasi ini
dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu transanal, transpinchteric
atau transsacral. Pendekatan transpinshter dan transacral memungkinkan
untuk dapat mengamati kelenjar mesorectal untuk mendeteksi kemungkinan
telah terjadi metastasis. Sedang pendekatan transanal memiliki kekurangan
untuk mengamati keterlibatan kelenjar pararektal. 14
1. Indikasi
Tumor bebas, berada 8 cm dari garis dentate
T1 atau T2 yang dipastikan dengan pemeriksaan ultrasound
25
3) Kemoterapi
Adjuvant chemotherapy,
chemotherapy, (menengani pasien yang tidak terbukti
memiliki penyakit residual tapi beresiko tinggi mengalami kekambuhan),
dipertimbangkan pada pasien dimana tumornya menembus sangat dalam atau
tumor lokal yang bergerombol ( Stadium II lanjut dan Stadium III). Terapi
standarnya ialah dengan fluorouracil, (5-FU) dikombinasikan dengan
leucovorin dalam jangka waktu enam sampai dua belas bulan. 5-FU
26
Gambar 2721
CTscan lower pelvic dengan kontras, tampak rectum yang eksentrik dan
terdorong kea rah kiri akibat massa soft tissue yang mulanya diduga sebaga tumor
rectum, tampak pembuluh darah yang besar, myang kemudia mengarahkan ke
27
- Endometriosis
Gambar 2823
J. KOMPLIKASI
Selain obstruksi, perforasi dan penetrasi ke struktur yang berdekatan
merupakan komplikasi kanker kolon dan rektum yang terkenal, pembentukan
fistula ke bagian lain dari saluran pencernaan dianggap sebagai komplikasi berat,
namun jarang terjadi ,komplikasi ini dapat didiagnosis dengan mudah dengan
pencitraan radiografi, kolonoskopi juga 24
28
Gambar 28. barium enema menampakkan apple core di rektum bawah dan
saluran fistula yang mengarah ke ileum (panah; ileum,
il eum, panah; rektum sisi oral
lumen) Rectoileal Fistula25
K. PROGNOSIS
sering terjadi pada. Penyakit kambuh pada 5-30% pasien, biasanya pada 2 tahu
29
30
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Tn. B
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : laki laki
Pekerjaan : Petani
Alamat : kel. Kamonji
Agama : Islam
Ruangan : Garuda
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Nyeri pada Anus
merah segar (+). Pasien juga mengeluhkan BAB sering tertahan , dan hanya
keluar sedikit sedikit.
sedikit. Nyeri perut (-) nafsu makan baik. BAK lancar. Menurut
Pasien, pasien mengalami penurunan berat badan yang drastis sejak 2 bulan
belakangan
31
Tanda Vital
● Tekanan Darah : 120/80 mmHg
● Nadi : 95 kali/menit
● Suhu : 36,8oC
● Pernapasan : 24 kali/menit
32
33
Kesan :
- Cystitis
34
Usul :
- Colon in Loop
- CT Scan abdomen dengan kontras
35
36
VI. DIAGNOSIS
- Susp CA Rectum
VII. TERAPI
- IVFD RL 20 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/12 jam
37
berdarah, darah berwarna merah segar (+). Pasien juga mengeluhkan BAB sering
tertahan , dan hanya keluar sedikit sedikit. Nyeri perut (-) nafsu makan baik.
BAK lancar.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan umum Sakit sedang,
esadaran compos mentis E4M6V5, Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 95
kali/menit, Suhu 36,8oC, Pernapasan 24 kali/menit.
Pada pemeriksaan laboratorium di dapatkan penurunan, RBC 4 x 10^6/dL
,HCT 37%. Pada pemeriksaan HbSAg : Reaktif serta Kadar CEA yang didaptkan
meningkat 5,40 ng/dl.
Pada pemeriksaan Radiologi USG didapatkan penebalan dinding rectum
dengan kesan massa Rectum. Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan CT scan
38
39
BAB IV
KESIMPULAN
1. Tumor atau Carsinoma Rekti adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang
terjadi pada rektum. Rektum terletak di anterior sakrum dan coccygeus
panjangnya kira kira 15 cm
2. Secara anatomi rektum terbentang dari vertebre sakrum ke-3 sampai garis
anorektal. Secara fungsional dan endoskopik, rektum dibagi menjadi bagian
ampula dan sfingter.
3. Etiologi karsinoma rektum sama seperti kanker lainnya yang masih belum
diketahui penyebabnya. Faktor predisposisi munculnya karsinoma rektum
adalah polyposis familial, defisiensi Imunologi, mungkin berkaitan adalah
kebiasaan maka, dietnya rendah selulosa tapi tinggi protein hewani dan
lemak, memiliki insiden yang cukup tinggi.
4. Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada tumor rectal antara lain
Perubahan pada kebiasaan BAB , Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi
perut tidak benar benar kosong saat BAB, Feses yang lebih kecil dari
biasanya, keluhan tidak nyaman pada perut, Penurunan berat badan yang
tidak diketahui sebabnya,dan mual dan muntah,
5. CT Scan direkomendasikan untuk penentuan lokasi Tumor primer rectum,
namun MRI lebih unggul daripada CT pada penentuan stadium lokal kanker
rektum yang melibatkan keterlibatan lymph nodes dan jaringan mesorectal.
mesorectal.
40
DAFTAR PUSTAKA
1. Iafrare, F., Laghi, A., Rengo, M., 2016. Preoperative Staging of Rectal
Cancer with MR Imaging: Correlation with Surgical and Histopathologic
Findings.. Radiographics teaching center. Volume 26, Number 3. Accessed in
Findings
26 April 2018.
2. Cirincione, Elizabeth., 2005. Rectal Cancer . Accessed in 24 April Available from
www.emedicine.com
8. Bor, R., Fabian, A., Szepes, Z., Role of Ultrasound in colorectal disease.
World Journal of Gastroenterology. 2016. From <
http://www.wignet.com/esps/helpdesk.Aspx
http://www.wignet.com/esps/helpdesk.Aspx >
9. Faculty of Clinical Radiology. 2017. Racommendation for cross sectional
imaging cancer in cancer management. Second Edition. Royal college of
< http://www.rcr.ac.uk
Radiologist. From <
10. Huili, Z., You,D.Y., Gao, D.P., 2017. Role of CT scan in differentiating the
type of colored cancer. OncoTargets and Therapy. Vol. 10.
41
42