FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Karsinoma Mamma
OLEH:
FIRDA LUTHFIANI SAFNA
11120202017
PEMBIMBING:
dr. Berry Erida Hasbi, Sp.B
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.Wr.Wb.
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga referat dengan judul “Karcinoma Mamma” dapat
diselesaikan. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas segala bantuan dan bimbingan dari dokter pembimbing bagian ilmu bedah
Terima kasih yang sebesar – besarnya kami ucapkan kepada berbagai pihak
yang telah membantu kami dalam penyusunan referat ini sehingga dapat selesai
tepat pada waktunya. Permohonan maaf juga kami sampaikan apabila dalam
referat ini terdapat kesalahan. Semoga laporan ini dapat menjadi acuan untuk
Tidak lupa ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya untuk kedua orang tua
tercinta, yang selalu memberikan motivasi, dukungan do’a, dan selalu sabar dalam
memberikan nasehat serta arahan kepada penyusun. Semoga apa yang telah kita lakukan
bernilai ibadah disisi Allah SWT dan kita senantiasa mendapatkan Ridho-Nya.
PENULIS
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
kematian sebesar 12,9 per 100.000 perempuan. Angka ini lebih tinggi
baik pada perempuan saja maupun pada seluruh populasi (laki-laki dan
atau 48.998 kasus baru per tahun. Angka ini merupakan 30,5% dari
seluruh jenis kanker pada perempuan atau 16,4 dari seluruh jenis
kanker pada laki-laki dan perempuan. Angka insiden ini meningkat dari
5
sementara angka kematian sebesar 16,6 per 100.000 perempuan atau
lobus yang terdiri dari beberapa lobulus. Beberapa pita fibrosa yang
dan otot pektoralis mayor. Terletak jauh di dalam otot pektoralis mayor,
6
dengan otot pektoralis minor. Nodus level I terletak di lateral batas
bening aksila terdiri dari limfatik dari ekstremitas atas, punggung, dan
payudara. 2
7
- Posterior, di sepanjang pembuluh darah subskapular;
Getah Bening” nanti). Dari aliran limfatik dari payudara, 75% diarahkan
kelenjar getah bening yang lebih medial (lihat Gambar 35.2). Drainase
8
sebagai drainase utama pada 5% pasien dan sebagai rute sekunder
jauh dan dekat dengan dinding dada di sisi medial aksila adalah saraf
yang mempersarafi otot latissimus dorsi. Saraf ini muncul dari korda
9
vena aksilaris, yang hanya cephalad dan dalam (superior dan posterior)
10
dengan jaringan kelenjar, namun akhirnya akan menghilang
meninggalkan payudara yang kecil dan menggantung. 4
2.5 Patogenesis
11
yang sebenarnya; dalam hal ini jenis kanker akan tergantung pada
diferensiasi sel progenitor.6
12
Setelah hyperplasia atipik, tahap berikutnya adalahh timbulnya
karsinoma in-situ, terjadi proliferasi sel yang memiliki gambaran sitology
sesuai dengan keganasan, tetapi proliferasi sel tersebut belum
menginvasi stroma dan menembus membran basal. 5
1. Geografis
2. Usia
tetapi, setelah itu, insiden terus meningkat sehingga pada usia 90 tahun
13
3. Jenis kelamin
4. Genetik
Ini terjadi lebih sering pada wanita dengan riwayat keluarga kanker
payudara namun memiliki dampak yang luas dalam hal konseling dan
pencegahan tumor pada wanita ini. Ini akan dibahas lebih lengkap di
kanker payudara.
5. Kelenjar endokrin
memiliki anak pertama pada usia dini, terutama jika dikaitkan dengan
14
dan HRT, dalam perkembangan kanker payudara. Bagi kebanyakan
wanita, manfaat perawatan ini akan jauh lebih besar daripada risiko
6. Radiasi sebelumnya
meninggal. Namun, ini adalah masalah nyata pada wanita yang telah
2.7 Stadium
15
Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan Sistem
Klasifikasi TNM American Joint Committee on Cancer (AJCC) 2018, Edisi
8, untuk Kanker Payudara:1
Tumor Primer
Tx Tumor primer tidak bisa diperiksa
16
T2 Diameter besar tumor > 2cm tetapi < 5
cm
17
Kelenjar Getah Bening (KGB) Regional (N)
N1 Metastasis pada KGB aksilla ipsilateral level 1 dan 2 yang masih dapat di
gerakkan
Pn1Mi Mikrometastasis > 0,2 mm hingga < 2mm
Pn1b KGB aksilla dengan metastasis mikro melalui sentinel node biopsy tetapi tidak
terlihat secara klinis
Pn1c T1-3 KGB aksilla dan KGB mammaria interna dengan metastasis mikro
melalui sentinel node biopsy tetapi tidak terlihat secara klinis
N2 Metastasis pada KGB aksilla ipsilateral yang tefiksir atau matted, atau KGB
mammaria interna yang terdeteksi secara klinis jika terdapat metastasis KGB
aksilla secara klinis
N2a Metastasis pada KGB aksilla ipsilateral yang terfiksir satu sama lain (matted)
atau terfiksir pada struktur lain.
pN2a 4-9 KGB aksilla
N2b Metastasis hanya pada KGB mammaria interna yang terdeteksi secara klinis,
dan jika tidak terdapat KGB aksilla secara klinis
pN2b KGB mammaria interna, terlihat secara klinis tanpa KGB aksilla
18
pN3a >10 KGB aksilla atau infraklavikula
N3b Metastasis pada KGB Mammaria interna ipsilateral dan KGB aksilla
pN3b KGB Mammaria interna, terlihat secara klinis, dengan KGB aksilla atau > 3
KGB aksilla dan mammaria interna dengan metastasis mikro melalui sentinel
node biopsy namun tidak terlihat secra klinis
N3c Metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral
Metasthasis Jauh
Stadium T N M
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium IA T1 N0 M0
T0 N1mi M0
Stadium IB
T1 N1mi M0
T0 N1 M0
Stadium IIA T1 N1 M0
T2 N0 M0
T2 N1 M0
Stadium IIB
T3 N0 M0
T0 N2 M0
T1 N2 M0
Stadium IIIA
T2 N2 M0
T3 N1-N2 M0
Stadium IIIB T4 N0-N2 M0
Stadium IIIC Semua T N3 M0
19
Stadium IV Semua T Semua N M1
2.8 Diagnosis
Tanda dan gejala lain yang lebih jarang muncul dari kanker payudara
retraksi, atau keluarnya cairan; (c) ulserasi atau eritema pada kulit
diagnosis.
A. Anamnesis
20
kanker payudara, riwayat pengobatan dan riwayat penyakit yang
Keluhan Utama :1
- Benjolan di payudara
B. Pemeriksaan FIsik
1. Inspeksi3
21
Dengan lengan terentang ke depan dan dalam posisi duduk, wanita itu
2. Palpasi3
dada dan lokasi kelenjar getah bening yang berdekatan berguna untuk
(Gbr. 17-19).
22
C. Pemeriksaan Penunjang
23
1) Fine Needle Aspiration (FNA)
pada jarum suntik. Dengan cara ini, beberapa area massa dapat
buffer fisiologis atau difiksasi segera pada slide dalam etil alkohol
dari lesi invasif jika sel ganas diidentifikasi. Jika FNA menunjukkan
24
resonance imaging (MRI). Lesi massa yang divisualisasikan pada
lokal disuntikkan, sayatan kulit kecil dibuat, dan jarum biopsi inti
yang tepat yang akan diperoleh untuk setiap jenis kelainan yang
menandai lokasi lesi, terutama untuk lesi kecil yang mungkin sulit
3) Biopsi Eksisi
25
meningkatkan biaya dan mengakibatkan penundaan operasi
definitif untuk pasien dengan kanker. Kurang dari 10% pasien yang
phyllodes.
2. Pemeriksaan Imaging
1) Skrining Mammografi
26
skrining akan lebih kecil, memiliki prognosis yang lebih baik, dan
pasien.
2) Ultrasonografi
yang standar.
3) MRI
tidak diketahui) atau pada pasien dengan penyakit Paget pada puting
tanpa bukti radiografi tumor primer. MRI mungkin juga berguna untuk
27
jaringan payudara yang padat; tingkat penyakit residual setelah
periode 2 tahun.
biopsi diagnostik lesi mamografi yang tidak teraba memiliki temuan jinak,
pendekatan CNB yang dipandu gambar yang lebih murah dan lebih murah
Payudara yang Tidak Dapat Dipalpasi Lesi payudara yang tidak dapat
dipalpasi harus dinilai dengan CNB yang dipandu gambar, sesuai dengan
28
jenis kelainannya. Jika diagnosis tidak sesuai dengan temuan pencitraan
definitif.
2.9 Tatalaksana
histopatologi, sifat biologi tumor serta stadium yang tepat. Modalitas terapi
1. Pembedahan
lokal/regional.
adrenalektomi, dsb.
29
Jenis pembedahan pada kanker payudara:
Indikasi: Kanker payudara stadium I, II, IIIA, IIIB IIIC. Bila diperlukan
pada stadium IIIb dan IIIc, dapat dilakukan setelah terapi neoajuvan
7
untuk pengecilan tumor.
30
2) Mastektomi Radikal Klasik (Classic Radical Mastectomy)
kelenjar getah bening aksilaris level I, II, III secara en bloc. Jenis
minimal, indikasi:
31
3) Mastektomi dengan teknik onkoplasti
4) Mastektomi Simpel
bening aksila.
Indikasi:
menghilangkan tumor.
- DCIS
32
dengan atau tanpa diseksi kelenjar getah bening aksila dengan
indikasi:
- Mastektomi profilaktik
- Prosedur onkoplasti
DFS dan OS yang sama antara BCT dan mastektomi. Namun pada
33
pilihan pembedahan yang aman pada pasien kanker payudara
Indikasi :
terapi neoajuvan.
Kontraindikasi :
34
Bedah Onkologi, dengan ketentuan tak ada lesi primer di organ
kandungan.
Indikasi :
8) Metastasektomi
masih kontroversi.
Indikasi:
sekitar
Syarat:
>3)
35
- Estimasi kesintasan lebih dari 6 bulan
2. Radiasi
terapi hormonal.
ditemukan.
aksila.
36
Radioterapi dinding dada pada pasca MRM diberikan pada:
- Tumor T3-4
- KGB aksila yang diangkat >4 yang mengandung sel tumor dari
- KGB aksila yang diangkat 1-3 yang mengandung sel tumor dari
ekstensi ekstrakapsul.
3. Kemoterapi
lain:
1) Kemoterapi Adjuvan
37
masih indeterminate, jika ada fasilitas dapat dilanjutkan ke pemeriksaan
mutasi genetik.
2) Kemoterapi Neoadjuvan
kemoterapi.
3) Kemoterapi Sensitizer
4) Kemoterapi Primer/Paliatif
4. Terapi Hormonal
38
1) Kriteria IHK
hormonal kurang
raloxifene, toramifene.
- Medikamentosa : goserelin
- Radiasi
- Terapi Target
- Immunoterapi
2.9 Follow Up
39
pengobatan operasi yang diharapkan akan memberikan manfaat yang
optimal pada penanganan pasien secara keseluruhan. Follow up rutin
pada penderita kanker payudara merupakan beban kerja yang sangat
besar di klinik-klinik spesialis RS tertier yang sebenarnya dapat dialihkan
atau didelegasikan ke fasilitas kesehatan yang dibawahnya dan berlokasi
lebih dekat dengan kediaman penderita. Tetapi agar tidak ada
kegamangan pada pelayan kesehatan dan penderitanya; maka pelayan
kesehatan harus mengerti prinsip-prinsip follow up secara benar dan
efektif. Bila melakukan follow up di RS tertier akan menemukan suasana
yang inconvenience, overcrowded, jarak yang jauh dan dilayani oleh
dokter yang paling junior di RS. Karena itu perlu pemikiran yang
mendalam tentang management follow up di RS dan perlunya peranan
yang lebih besar dari dokter umum/keluarga yang lebih dekat dari
kediaman pasien. 9
Ada 2 strategi dalam sistem follow up pada pasien kanker payudara
yaitu follow up yang dilakukan secara terjadwal/rutin atau follow up atau
kontrol hanya bila ada keluhan. Di Indonesia karena kebanyakan kasus
dalam stadium yang sudah tinggi dan faktor pendidikan dari pasien dan
keluarga yang belum tinggi maka sistim follow up yang dianjurkan adalah
yang terjadwal/rutin. Follow up ini juga sangat diperlukan meskipun belum
tentu kekambuhan lokal-regional atau jauh itu dapat disembuhkan tetapi
paling tidak akan memperbaiki kualitas hidup dan memberikan dukungan
9
psikologis pada penderita.
40
Tujuan follow up mempunyai tujuan yang lebih luas, yaitu :
merawat atau menilai hasil terapi dan mengatasi komplikasi terapi.
mengenali adanya kekambuhan, mengenal adanya kanker baru,
membimbing perubahan gaya hidup sehingga menurunkan risiko
terjadinya kanker baru, seperti gaya hidup aktif, diet sehat, membatasi
penggunaan alkohol, dan memiliki berat badan ideal (20-25 BMI),
mengetahui dan selalu menganalisa seluruh keadaan penderita. 9
Tahun ke 2-
Tahun Pertama
5 Selanjutnya
(bulan)
(bulan) (tahunan)
3 6 9 12 6 12
Anamnesis X X X X X X X
Pemeriksaan fisik X X X X X X X
Pemeriksaan foto thoraks X X X X X
Pemeriksaan laboratorium X X X X X
dan tumor marker
USG Liver X X X
Breast self examination X X X X X X X
CT-Scan kepala Y Y Y Y Y Y Y
PET SCAN WHOLE BODY X X X
Keterangan:
41
BAB III
Kesimpulan
keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus
wanita, usia > 50 tahun, riwayat keluarga dan genetik (Pembawa mutasi
gen BRCA1, BRCA2, ATM atau TP53 (p53), riwayat penyakit payudara
sebelumnya (DCIS pada payudara yang sama, LCIS, densitas tinggi pada
lambat (>55 tahun), riwayat reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak
42
yang diharapkan akan memeberikan manfaat yang optimal pada
43
DAFTAR PUSTAKA
November 2020)
66. doi:10.2478/v10163-012-0012-
44
ISBN: 978-1-25-983535-3,
https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer/treatment/surgery-for-
breast-cancer/mastectomy.html
45