Anda di halaman 1dari 58

ii

LAPORAN AKHIR PKL I MAHASISWA POLTEKKES


MUHAMMADIYAH MAKASSAR
PRODI RADIOLOGI
TAHUN 2022

NAMA LOKASI PKL : RSUP. Dr. TADJUDDIN CHALID


MAKASSAR

PERIODE : 17 Jan S/D 12 Feb 2022

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OSSA


ANTEBRACHI SINISTRA PADA KASUS FRAKTUR
INKOMPLIT 1/3 DISTAL OS RADIUS

OLEH

NURLAILA / P120027 / A

POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH


MAKASSAR
TAHUN 2022
ii

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus yang berjudul “Teknik Pemeriksaan Radiografi Ossa
Antebrachi Sinistra Pada Kasus Fraktur Inkomplit 1/3 Distal Os Radius
yang dilaksanakan di Radiologi RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID
MAKASSAR Selama 4 Pekan telah disetujui dan diperiksa Oleh
Pembimbing untuk diperbanyak

Menyetujui,
Supervisor Institusi Kepala Ruangan Radiologi

Sumarsono, S.Si, M.Adm.Kes Juanda, Dipl.Rad, S.Si

Mengetahui,
Kaprodi Radiologi Poltekkesmuh

Indah Musdalifah, S.Si, M.Si


ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil alamin, tiada kata yang paling indah dan patut
diucapkan selain puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan kasus yang
berjudul “TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OSSA ANTEBRACHI
SINISTRA PADA KASUS FRAKTUR INKOMPLIT 1/3 DISTAL OS
RADIUS ”
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dalam Praktek Kerja Lapangan I pada Politeknik Kesehatan
Muhammadiyah Makassar Prodi Radiologi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian laporan
kasus ini kami menghadapi beberapa hambatan dan tantangan. Namun,
kami berusaha menarik setitik hikmah bahwa semua itu merupakan warna
tersendiri dalam menuntut ilmu pengetahuan.
Laporan ini tersusun dan dapat diselesaikan berkat bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya :
1. Bapak Dr. H. Effendy Rasiyanto, M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Prof. dr. Mansyur Arif, Ph.D, Sp.PK(K) selaku Direktur Rumah
Sakit RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
3. Ibu dr. Zatriani, M.Kes, Sp.Rad selaku Kepala Ruangan Instalasi
Radiologi RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
4. Bapak Juanda, Dipl.Rad, S.Si selaku Kepala Ruangan Instalasi
Radiologi RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar.
5. Para pembimbing / senior di Radiologi RSUP Dr. Tadjuddin Chalid
Makassar.
ii

6. Ibu Indah Musdalifah, S.Si, M.Si selaku Kepala Prodi Radiologi


Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar sekaligus penanggung
jawab PKL I.
7. Bapak Sumarsono, S.Si, M.Adm.Kes selaku supervisor Institusi
8. Semua pihak yang telah membantu dan berperan dalam melacarkan
kegiatan PKL I serta pembuatan Laporan Kasus ini.

Saya menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih punya


banyak kekurangan, namun saya berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembacanya, terutama bagi teman-teman
Mahasiswa Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar yang
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan I pada masa yang akan datang.

Makassar, 11 Januari 2022

NURLAILA
ii
ii
ii
ii
ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL I) Politeknik Kesehatan


Muhammadiyah Makassar merupakan sarana meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa terutama dalam hal
penatalaksanaan Teknik Radiografi di sarana pelayanan masyarakat.
Adapun PKL I dilaksanakan selama 4 pekan di ruangan Radiologi
RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid pada Tanggal 17 januari – 12 februari
2022 sebanyak 7 orang mahasiswa.
Salah satu pemeriksaan radiologi yang biasa kita jumpai di rumah
sakit yaitu pemeriksaan ossa Antebrachi dimana biasanya terjadi
Fraktur atau patah tulang. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan
oleh rudapaksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah
dapat berupa trauma langsung ,misalnya benturan pada
lengan bawah yang menyebabkan fraktur radius dan ulna, dan
dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada
tangan yang menyebabkan tulang ulna atau radius distal patah.

Ossa antebrachi terdiri dari tulang os radius dan os ulna, dimana


pada tulang ini berbagai macam fraktur yang biasa terjadi, salah
satunya ialah fraktur monteggia. Fraktur monteggia yaitu fraktur ulna
proksimal yang disertai dengan dislokasi sendi radioulna proksimal.

Fraktur Antebrachi merupakan suatu perpatahan pada lengan


bawah yaitu pada tulang radius dan ulna dimana kedua tulang
tersebut mengalami perpatahan yaitu bagian proksimal, medial, serta
ii

distal dari kedua corpus tulang tersebut. (Satria Mas Agus, fraktur
Antebrachi 2014)
Menurut Arif Mansjoer (2000) ada 4 klasifikasi fraktur Antebrachi
antara lain :
1. Fraktur Colles
Defomitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan
(dinner fork deformity). Pasien terjatuh dalam keadaan tangan
terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke dalam
(endorotasi). Tangan terbuka terfiksasi di tanah berputar keluar
(eksorotasi supinasi).
2. Fraktur Smith
Fraktur dislokasi kea rah anterior (volar), karena itu sering disebut
reverse colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda.
Pasien jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi
tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan
pronasi.
3. Fraktur galeazzi.
Fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal. Saat
pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi
pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan
berat badan yang memberi gaya supinasi.
4. Fraktur Montegia.
Fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius
ulna proksimal.
(Muhammad Yudha Pranajaya AR, Radiodiagnostik dan
Radioterapi 2014).
ii

Proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaan ossa antebrachi di


RSUP Dr. Tadjuddin Chalid adalah proyeksi Ap dan Lateral. Pada
laporan kasus ini, penulis ingin mengetahui manfaat pemeriksaan
ossa antebrachii dengan proyeksi Ap dan Lateral di instalasi Radiologi
RSUP Dr. Tadjuddin Chalid untuk mendukung diagnosa suatu
penyakit atau fraktur. Dengan alasan diatas maka penulis tertarik
untuk mengangkatnya dalam bentuk tulisan dengan judul “TEKNIK
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OSSA ANTEBRACHI SINISTRA
PADA KASUS FRAKTUR INKOMPLIT 1/3 DISTAL OS RADIUS yang
dilaksanakan DI RSUP. Dr. TADJUDDIN CHALID.

B. Rumusan masalah

Sesuai dengan judul laporan dan latar belakang diatas,

maka penulisi merumuskan permasalahan yaitu: Bagaimana


tatalaksana pemeriksaan Ossa Antebrachi pada kasus Fraktur

Inkomplit 1/3 Distal Radius Sinistra DI RSUP. Dr.


TADJUDDIN CHALID MAKASSAR?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari


laporan ini

1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tatalaksana Pemerikasaan Ossa
Antebrachi pada kasus Fraktur Inkomplit 1/3 Distal radius
sinistra dI RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Mkassar.
ii

2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui tindakan pemeriksaan Antebrachi pada


kasus Fraktur Inkomplit 1/3 Distal di RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid
Makassar dan mengetahui proteksi radiasi pada pemeriksaan
Antebrachi di RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar.

D. Manfaat Penulisan

Dalam penyusunan laporan kasus ini memiliki manfaat bagi


masyarakat, akademik, dan penulis, yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat praktis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta
memberikan informasi kepada pembaca mengenai pemeriksaan
Ossa Antebrachii dengan proyeksi AP dan Lateral.
2. Manfaat ilmiah
Sebagai sumber informasi untuk mengetahui lebih dekat
mengenai Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi.
3. Manfaat institusi
Dapat dijadikan sebagai acuan literatul atau bahan pustaka
bagi petugas radiologi di RS mengenai teknik pemeriksaan
Antebrachi

4. Manfaat masyarakat
Kasus ini akan memberikan informasi ilmiah kepada
masyarakat sebagai tambahan pengetahuan mengenai keilmuan
radiologi dan memberikan diagnosa bagi pasien untuk pemeriksaan
selanjutnya.
ii

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL


1. Gambaran Umum RS

( Gambar 2.1 RSUP Dr. Tadjuddin Chalid)

Rumah Sakit Kusta Ujung Pandang dan sekarang menjadi


(RSUP Dr. Tadjuddin Chalid) resmi berdiri pada tanggal 1
oktober 1982 berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI Nomor
568/Menkes/SK/1982 tentang organisasi dan tata kerja Rumah
Sakit Umum Pusat. Rumah Sakit Umum Pusat merupakan unit
organic dalam lingkungan Departemen Kesehatan yang pada
waktu itu berada dan bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan.
ii

Diakibatkan karena masih tingginya angka prevalensi


kusta di seluruh wilayah Republik Indonesia, maka berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
270/MENKES/SK/VI/1985 tanggal 4 Juni 1985, ditunjuk menjadi
rumah sakit Pembina dan sekaligus sebagai pusat rujukan
kusta di Kawasan Timur Indonesia. Adapun wilayah binaan
adalah seluruh Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya. Seiring
dengan perkembangan jaman dan kondisi masyarakat, maka
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
297/Menkes/SK/III/2008 Rumah Sakit Kusta Makassar berubah
nama menjadi RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar yang
berada dan bertanggung jawab lansung kepada Direktur
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Di samping itu brdasarkan Surat Keputusan Menteri


Keuangan Nomor 2/KMK.05/2010, Rumah Sakit Dr. Tadjuddin
Chalid Makassar diberikan kepercayaan sebagai instansi
Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Berdasarkan pertumbuhan
pemukiman di Kota Makassar yang sangat pesat yang juga
berpengaruh kepada wilayah sekitar rumah sakit,
mengakibatkan Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
yang pada waktu dibangun, lokasinya berada di luar kota dan
sangat terisolasi sekarang berada di tengah pemukiman warga,
sehingga berdasarkan tuntutan dan kebutuhan masyarakat,
Rumah Sakit khusus Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
mempunyai kewajiban untuk setiap saat siap memberikan
pelayanan kepada masyarakat umum. Kondisi tersebut telah
disikapi dengan baik oleh Kementerian Kesehatan, di mana
pada tanggal 31 Mei 2010 Kementerian Kesehatan
memberikan ijin untuk membuka pelayanan umum melalui
ii

Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan


Kementerian Kesehatan No. HK.03.05/I/2835/10.

Perkembangan pemikiran masyarakat yang modern


menuntut Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
mengikuti dengan melakukan perubahan dari internal
khususnya perubahan Struktur Organisasi yang telah
ketinggalan jaman dan dirasakan telah tidak sesuai dengan
kebutuhan pelayanan kesehatan oleh masyarakat yang
semakin kompleks, maka pada tanggal 14 Mei 2012 Menteri
Kesehatan RI mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 009 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kelola
Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar.

Selama berdirinya Rumah Sakit Dr. Tadjuddin chalid


Makassar telah dipimpin oleh 5 Direktur dan 1 Direktur Utama.
Urutan nama-nama direktur Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid
Makassar adalah:

1. dr. A. A. Munru
2. dr. Fahmi A.Tanjung
3. dr. Tambunan
4. dr. H. Sanusi Karateng
5. dr. H. Rasyidin Abdullah, MPH, dan Direktur Utama adalah :

dr. H. Kamal Ali Parengrengi, M.Kes. Pada masa


kepemimpinan dr. H. Kamal Ali Parengrengi, M.Kes telah terjadi
pengembangan unit pelayanan antara lain Unit Rehabilitasi
Terpadu (Poliklinik Rehabilitasi Medik, Ortetik Prostetik,
Fisioterapi, Okupasi Terapi, Unit Latihan Kerja) dan Unit Bedah
Rekonstruksi telah difungsikan dan dimanfaatkan sebagai pusat
rehabilitasi cacat kusta yang diarahkan bertaraf nasional.
Pengembangan ini disesuaikan dengan kemajuan dan
ii

permintaan/kebutuhan terkait rehabilitasi kusta khususnya di


wilayah binaan. Kondisi ini sejalan dengan visi Rumah Sakit Dr.
Tadjuddin Chalid Makassar yaitu :

“Menjadi Rumah Sakit Terkemuka di Indonesia dalam


Pelayanan Rehabilitasi Kusta Tahun 2019”.

Adapun Visi Misi dan Motto RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid

Visi
“Menjadi Rumah Sakit pilihan terpercaya di kawasan timur
Indonesia”
Misi
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang unggul dan
berkualitas
2. Melaksanakan pendidikan dan penelitian kesehatan yang
terintegrasi dengan pelayanan
3. Meningkatkan kualitas SDM yang professional dan
kompetitif
4. Membangun tata kelola yang efektif dan efisien
Motto
RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar Berdasarkan nilai-
nilai tersebut serta dalam upaya mencapai visi yang telah
ditetapkan, maka diperlukan suatu motto yang merupakan
perwujudan pengabdian dengan memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Adapun motto RSUP. Dr. tadjuddin
Chalid Makassar adalah :
“Kami Melayani Dengan Keikhlasan”.
ii

2. Gambaran Umum Instalasi Radiologi

(Gambar 2.2 Tampak Depan Ruang Instalasi Radiologi)

Instalasi Radiologi RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid saat ini

berada di gedung baru tepatnya di Gedung Seruni. Di dalam

gedung seruni Instalasi Radiologi tepat berada di belakang

ruang admisi dan berhadapan langsung dengan ruang Instalasi

Farmasi.

Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di unit


radiologi terbagi atas 6 bagian yaitu : Ruang Administrasi,
Ruang Tunggu Pasien, Ruang USG, Ruang Operator, Ruang
X-ray, dan Ruang CT-Scan.
ii

a. Tabel Pemeriksaan Radiologi

TARGE REALISAS
NO JENIS PEMERIKSAAN %
T I
1 Ekstremitas Atas 10
2 Ekstremitas Bawah 10
3 Thorax 50
4 Skull 2
5 Leher (Cervical) 2
6 Thoraco Lumbal 2
7 Lumbo Sacral 2
8 Pelvis 2
9 Abdomen 2
Radiografi Pediatric
10 2
(anak)
Radiografi Gediatric
11 2
(manula)
12 Pemeriksaaan Dental 2
13 Radiografi Khusus/Kritis 2

B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi dan Patologi


ii

1. Anatomi Ossa Antebrachi

(Gambar 2.3 Anatomi ossa Antebrachi)

Antebrachi terdiri dari dua tulang panjang yaitu radius


dan ulna,namun kita harus memperhatikan syarat pada
setiap pemeriksaan tulang panjang,selain objek inti yang kita
foto, kedua persendian tulang harus tampak. Jadi pada
pemeriksaan antebrachi kita juga perlu mengetahui tulang
carpal yaitu sendi bawah pada pergelangan tangan dan juga
sendi siku 1/3 distal humerus. (Dunia radiologi, 2013).

2. Fisiologi
a. Radius
Radius adalah tulang di sisi lateral lengan bawah
merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua
ujung dan lebih pendek dari pada ulna
ii

1) Ujung atas Radius


Radius kecil dan memperlihatkan kepala
berbentuk kancing dengan permukaan dangkal yang
bersendi dengan kapitulum dari humerus. Sisi-sisi
kepala radius bersendi dengan takik radial dari ulna.
Di bawah kepala terletak leher, dan di bawah serta di
sebelah medial dari leher ada tuberositas radii, yang
dikaitkan pada tendondari insersi otot bisep.
2) Batang Radius
Di sebelah atas batangnya lebih sempit dan
lebih bundar daripada di bawah dan melebar makin
mendekati ujung bawah. Batangnya melengkung ke
sebelah luar dan terbagi dalam beberapa permukaan,
yang seperti pada ulna memberi kaitan kepada flexor
pronator yang letaknya dalam di sebelah posterior
memberi kaitan pada extensor dan supinator di
sebelah dalam lengan bawah dan tangan ligamentum
interosa berjalan dari radus ke ulna dan memisahkan
otot belakang dari yang depan lengan bawah
3) Ujung bawah Radius
Agak berbentuk segiempat dan masuk dalam
formasi dua buah sendi. Persendian inferior dari ujung
bawah radius bersendi dengan skafoid (os navikular
radii ) dan tulang semilunar ( linatum ) dalam formasi
persendian pergelangan tangan. Permukaan di
sebelah medial dari ujung bawah bersendi dengan
kepala dari ulna dalam formasi persendian radio-ulnar
inferor. Sebelah lateral dari ujung bawah diperpanjang
ke bawah menjadi prosesus stiloid radius.
ii

b. Ulna
Ulna atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa
yang mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang
itu adalah tulang sebelah medial dan lengan bawah dan
lebih panjang dari radius atau tulang pengumpil. Kepala
ulna ada di sebelah ujung bawah.
1) Ujung atas Ulna
Kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi
sendi siku. Prosesus olekranon menonjol ke atas di
sebelah belakang dan tepat masuk di dalam fossa
olekranon dari humerus. Prosesus koronoideus dari
ulna menonjol di depannya, lebih kecil dari pada
prosesus olekranon dan tepat masuk di dalam fossa
koronoid dari humerus bila siku dibengkokan.
2) Batang Ulna
Makin mendekati ujung bawah makin mengecil.
Memberi kaitan kepada otot yang mengendalikan
gerakan dari pergelangan tangan dan jar. Otot-otot
flexor dating dari permukaan anterior dan otot-otot
extensor dari permukaan posterior. Otot yang
mengadakan pronasi atau perputaran ke depan, dan
otot yang mengadan supinasi atau putaran ke
belakang dari lengan bawah juga dikaitkan kepada
batang ulna.
3) Ujung bawah Ulna
Dua eminensi atau peninggian timbul di
atasnya. Sebuah eminensi kecil bundar, kepala ulna,
mengadakan sendi dengan sisi medial dari ujung
bawah radius dalam formasi persendian radio-ulnaris
inferior. Sebuah prosesus runcing, prosesus stiloideus
ii

menonjol ke bawah dari belakang ujung bawah.


(Dunia Radiology, 2013).

3. Patologi
Patofisiologi di ambil dari dua kata yaitu patologi dan
fisiologi. Patologi adalah ilmu yang mengenai tentang sebuah
penyakit.Fisiologi adalah ilmu tentang fungsi tubuh yang normal.
Indikasi yang biasa terjadi sehingga di lakukannya pemeriksaan
ossa antebrachi yaitu :
a) Trauma,adalah keadaan yang dapat mengakibatkan
retaknya suatu tulang yang dapat terjadi akibat
benturan,kecelakaan lalu lintas,jatuh dan lain-lain.
b) Dislokasi, adalah keluarnya atau terlepasnya tulang dari
tempatnya atau persendiannya
c) Fraktur Inkomplit, fraktur artinya patah tulang dan inkomplit
adalah tipe fraktur dimana tulang patah tapi tidak komplit
atau tidak sampai patah semua. Kebanyakan fraktur akibat
dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadapp proses
penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur
yang patologis, dan biasa ditandai dengan rasa nyeri,
pembekakan, deformitas gangguan fungsi,pemendekan dan
krepitas.
d) Corpus alienum adalah Adanya benda asing di dalam tubuh
yang mana benda asing tersebut mengganggu fungsi
fisiologis dalam tubuh. Contohnya ‘’ seorang pasien yang
terkena luka tembak dengan peluruh masih ada di dalam
tubuh, berarti corpus alienum peluruh tersebut harus di
keluarkan melalui operasi kecil.
(Prosedur Pemeriksaan Ossa Antebrachi dengan kasus
fraktur di instalasi radiologi Rumah Sakit pertamina Cirebon,
2012)
ii

C. Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan Radiografi


1. Persiapan Pasien
Membebaskan obyekdanbenda-benda yang dapat mengganggu
radiograf.
2. Alat dan Bahan
a. Pesawat sinar-X
b. Plate Detektor memakai ukuran 14x17 cm
c. Alat proteksi radiasi ( apron, gonad shield, ovarium shield,
dan lain-lain )
d. Pakaian pasien
e. Alat fiksasi ( sand bag, soft bag )
f. Alat processing (DR)
3. Teknik Pemeriksaan
1) Proyeksi AP ( anterior posterior )
a. Posisi pasien : Tempatkan pasien dekat dengan meja
radiograf dan cukup rendah untuk
menempatkan seluruh lengan pada
bidang yang sama.
b. Posisi objek : Atur Antebrachi pada posis supain,
ekstensikan siku, dan pusatkan
pertengahankaset pada pertengahan
antebrachi. Pastikan kedua
persendian masuk pada kaset.
Sesuaikan kaset sehingga sumbu
panjang sejajar dengan antebrachi.
Pada pasien yang lateral sampai
antebrachi berada dalam posisi true
supine. Karena proksimal antebrachi
umumnya dalam posisi ini memutar,
rabadansesuaikanepicondylushumeri
sampai berjarak sama dari kaset.
ii

Pastikan bahwa tangan dalam posisi


supine. Pronasi tangan akan
mengakibatkan persilangan radius di
atas ulna pada proksimal ketiga dan
humerus berputar dibagian tengah,
mengakibatkan proyeksi oblique dari
antebrachi. Pakaikan pasien apron
untuk proteksi radiasi.
c.FFD : 100 CM
d.CR : tegak lurus Vertikal
e.CP : titik tengah ossa antebrachi

(Gambar 2.4 Posisi Antebrachi AP)

Kriteria gambar:
1. Pergelangan tangan dan distal humerus nampak.
ii

2. Sedikit superposisi caput, colum, tuberosityradial,


pada daerah proksimal ulna.
3. Tidak ada perpanjangan atau foreshortening dari
epicondyles humeri.

(Gambar 2.5 Hasil Radiograf Ossa Antebrachi


Proyeksi AP)

2) Proyeksi lateral
a. Posisi pasien : Pesien duduk menyamping pada
meja dan rendahkan humerus,
shoulder joint, dan elbow joint
sejajar pada bidang yang sama.
b. Posisi objek : Articulation cubiti atau elbow
joint fleksikan 90 derajat, dan
pusatkan antebrachi di atas
setengah permukaan kaset yang
membuka dan sejajar dengan
long axis antebrachi. Pastikan
bahwa kedua sendi masuk pada
ii

gambaran radiograf. Atur lengan


pada posisi true lateral position.
Sisi ibu jari dari tangan harus
berada di atas. Pakaikan apron
pada pasien untuk mengurangi
dosis radiasi.
c. FFD : 100 CM
d. CR : tegak lurus vertical
e. CP : titik tengah antebrachi

(Gambar 2.6 Posisi Antebrachi Lateral)

Kriteria gambar Lateral


1. Wrist dan distal humerus masuk dalam
lapangan penyinaran
2. Radius dan ulna superposisi pada ujungnya
3. Caput radius superposisi dengan proc.
Coronoid
4. Epicondilus humerus superposisi
ii

5. Kualitas radiograf dapat menunjukkan soft


tissue dan trabekula tulang baik pada tulang
radius maupun ulna.

(Gambar 2.7 Hasil Radiograf Antebrachi


Proyeksi Lateral)

D. Tinjauan Umum Tentang Proteksi Radiasi


a. Pengertian Proteksi Radiasi
Proteksi Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan
radiasi.
1. Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang selanjutnya disebut
BAPETEN adalah instansi yang bertugas melaksanakan
pengawasan melalui peraturan, perizinan, dan inspeksi
terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir.
2. Keselamatan Radiasi Pengion di Bidang Medik yang
selanjutnya disebut Keselamatan Radiasi adalah tindakan
yang dilakukan untuk melindungi pasien, pekerja, anggota
masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya Radiasi.
ii

3. Radiasi Pengion yang selanjutnya disebut Radiasi adalah


gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang
karena energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media
yang dilaluinya.
b. Prinsip Dasar dalam Radiodiagnostik
Dalam penggunaan radiasi untuk radiografi dalam
radiodiagnostik akan memberikan kontribusi radiasi kepada
banyak pihak. Radiasi akan diterima oleh operator, hewan dan
lingkungan. Ada 3 prinsip yang telah direkomendasikan Prote
oleh International Commission Radiological ction (ICRP) untuk
dipatuhi, yaitu
1. Justifikasi
Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber lainnya
harus didasarkan pada azaz manfaat. Suatu kegiatan yang
mencakup paparan atau potensi paparan hanya disetujui jika
kegiatan itu akan menghasilkan keuntungan yang lebih
besar bagi individu atau masyarakat dibandingkan dengan
kerugian atau bahaya yang timbul terhadap kesehatan.
Hewan yang memang benar-benar memerlukan uji lanjut
dengan radiografi dengan pertimbangan asas manfaat lebih
banyak dapat dilakukan radiografi.
2. Limitasi
Dosisi ekivalen yang diterima pekerja radiasi atau
masyarakat tidak boleh melalmpaui Nilai Batas Dosis (NBD)
yang telah ditetapkan. Batas dosis bagi pekerja radiasi
dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek deterministik
(non stokastik) dan mengurangi peluang terjadinya efek
stokastik.
ii

3. Optimasi
Semua penyinaran ahrus diusahakan serendah-
rendahnya (as low as reasonably achieveable - ALARA),
dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial.
Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan
dan sumber radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk
menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat ditekan
serendah-rendahnya.

Prinsip Proteksi Radiasi:


a. Menggunakan Shild Gonad
Penggunaan perisai/pelindung berupa apron berlapis
Pb, glove Pb, kaca mata Pb dsb yang merupakan sarana
proteksi radiasi individu. Tidak menghandle hewan
secara langsung, hewan dapat disedasi atau bila perlu
dianestesi.
Proteksi terhadap lingkungan terhadap radiasi dapat
dilakukan dengan melapisi ruang radiografi
menggunakan Pb untuk menyerap radiasi yang terjadi
saat proses radiografi.
b. Menjaga Jarak
Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi ke segala
arah. Semakin dekat tubuh kita dengan sumer radiasi
maka paparan radiasi yang kita terima akan semakin
besar. Pancaran radiasi sebagian akan menjadi
pancaran hamburan saat mengenahi materi. Radiasi
hamburan ini akan menambah jumlah dosis radiasi yang
diterima. Untuk mencegah paparan radiasi tersebut kita
dapat menjaga jarak pada tingkat yang aman dari
sumber radiasi.
ii

c. Mempersingkat Waktu Paparan


Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi ke segala
arah. Semakin dekat tubuh kita dengan sumer radiasi
maka paparan radiasi yang kita terima akan semakin
besar. Pancaran radiasi sebagian akan menjadi
pancaran hamburan saat mengenahi materi. Radiasi
hamburan ini akan menambah jumlah dosis radiasi yang
diterima. Untuk mencegah paparan radiasi tersebut kita
dapat menjaga jarak pada tingkat yang aman dari
sumber radiasi.
ii

BAB III
METODE PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

A. Tempat Dan Waktu Pemeriksaan


1) Tempat Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan di Ruang Instalasi Radiologi RSUP.
Dr. TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
2) Waktu Pemeriksaan
Hari/Tgl : Kamis, 03 Februari 2022
Waktu : 12 : 19 WITA

B. Kronilogis Riwayat Penyakit Pasien


Pada saat itu pasien jatuh dari motor dan merasakan bagian
lengan bawahnya nyeri. Kemudian pasien di bawa ke Poli Bedah
RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar, setelah itu pasien di
arahkan ke Instalasi Radiologi RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid untuk
dirontgen dengan permintaan Foto antebrachi sinistra AP dan
Lateral.

C. Persiapan Pasien
1) Pasien di instruksikan melepas benda-benda yang dapat
mengganggu hasil radiograf.
2) Pasien tidak boleh bergerak pada saat ingin di foto atau di
ekspose.
ii

D. Prosedur Kerja
a) Menjelaskan kepada pasien bahwa kita akan melakukan foto
rontgen sesuai dengan keluhan pasien/permintaan dokter yaitu
antebrachi
b) Melepaskan segala bentuk yang bisa mengganggu proses
pencitraan seperti besi dll.
c) Pasien duduk menyamping pada meja pemeriksaan dengan
organ yang ingin di periksa di posisikan AP dan LATERAL
d) Factor eksposi di berikan seoptimal mungkin
e) Menghindari terjadinya pengulangan foto.
f) Ukuran kolimasi dibatasi secukupnya
g) Processing Film dengan menggunakan Digital Radiography
(DR).
ii

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus


1. Data Pasien
Nama : Tn, Y.M.K
Umur : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pontiku
Tanggal : 03 Februari 2022
Jenis Pemeriksaan : Antebrachii AP/Lat. (S)
Status Peserta : Bpjs
NO. Foto : 030/088232
Asal Pasien : Poli bedah
Dokter Pengirim : dr. Benny Murtaza, M,Kes, SpOT
Dokter Pembaca : dr. Zatriani, M.Kes, Sp.Rad

2. Persiapan Alat dan Bahan yang di gunakan


a. Pesawat Konvensional
1. Merk Pesawat : Philips
2. Type Pesawat : Digital Diagnost
3. No Seri Pesawat : 20000334
4. No Seri Tabung : 270908
ii

Gambar 4.1 Pesawat Konvensional


(Dokumentasi RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makasar, 2022)

b. Plate Detektor
Ukuran : 14 x 17 cm

Gambar 4.2 Plate Detektor 14x17 cm


(Dokumentasi RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makasar, 2022)
ii

c. Film

Gambar 4.3 Film DR


(Dokumentasi RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makasar, 2022)

d. Processing Film

Gambar 4.4 Processing Film DR


(Dokumentasi RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar,2022)
ii

3. Teknik Pemeriksaan

a. Pengertian

Antebrachii terdiri dari dua tulang panjang yaitu radius dan


ulna, namun kita harus memperhatikan syarat pada setiap
pemeriksaan tulang panjang, selain objek inti yang kita foto,
kedua persendian tulang harus tampak. Jadi pada
pemeriksaan antebrachii kita juga perlu mengetahui tulang
carpal yaitu sendi bawah pada pergelangan tangan dan juga
siku yaitu 1/3 distal humerus.

b. Tujuan pemeriksaan
1. Untuk mengetahui ossa Antebrachii secara menyeluruh
2. Untuk mengetahui gambaran radiograf Antebrachii

c. Indiksi Pemeriksaan
Fraktur :
 Untuk mengetahui tata laksana pemeriksaan
antebrachi
 Untuk mengetahui proyeksi-proyeksi yang digunakan
dalam pemeriksaan antebrachi dengan indikasi fraktur.
 Untuk mengetahui letak fraktur yang terjadi pada
antebrachi.

d. Proyeksi
1) Posisi Pasien (PP)
 Posisi Pasien Proyeksi AP :
Pasien duduk di samping meja pemeriksaan
sehingga lengan atas dan bawah dalam bidang yang
sama.
ii

 Posisi Pasien Proyeksi Lateral :


Pasien duduk di samping meja pemeriksaan sehingga
lengan atas dan bawah dalam bidang yang sama.

2) Posisi Objek (PO)


 Posisi Objek AP :
Letakkan ossa antebrachi di tengah-tengah kaset
dalam keadaan true AP. Wris joint dan elbow joint
diupayakan masuk diatas kaset.
 Posisi Objek Lateral :
Letakkan ossa Antebrachii di tengah-tengah kaset
dalam keadaan true lateral.

3) Central Ray (CR) : Tegak Lurus plate


4) Central Point (CP) : Mid Antebrachi
5) Fokus Film Distand (FFD) : 100 cm
6) Kolimasi
a. Batas Atas : Elbow Joint
b. Batas Bawah : Wrist Joint
7) Pengaturan Faktor Eksposi, KV= 55, mAs= 10
8) Pengolahan Film= DR (Digital Radiography)
ii

4. Analisis Radiografi
a. Hasil Radiografi
AP LATERAL

(Gambar 4.5 Hasil Radiografi Ossa Antebrachi AP dan


Lateral)

b. Kriteria Gambaran
o Proyeksi AP
- Tampak gambaran Ossa Antebrachi proyeksi
AP
- Kedua sendi Wrist joint dan Elbow joint
terlihat
- Batas atas 1/3 Distal Oss Humerus dan
Batas bawah 1/3 proximal Carpal
- Tampak marker L
o Proyeksi Lateral
- Tampak gambaran Ossa Antebrachi proyeksi
LATERAL
- Radius dan ulna superposisi pada ujungnya
- Batas atas 1/3 Distal Oss Humerus dan
Batas bawah 1/3 proximal Carpal.
c. Hasil Interpretasi Dokter
- Alignment sendi di tulang pada Antebrachi
ialah tidak ada dislokasi
ii

- Tampak diskontinuitas Inkomplit pada 1/3


Distal Os Radius kiri
- Celah sendi baik
- Mineralisasi tulang menurun
- Soft tissue swelling
- Kesan : Fraktur Inkomplit 1/3 Distal Os Radius
Sinistra dan Osteoporosis

d. Kelebihan Dan Kekurangan Foto yang dibuat


 Kelebihan
- Tampak tulang Os Radius dan Os Ulna
- Batas bawah wrist join nampak pada
gambaran radiograf
 Kekurangan
- Tidak ada

B. Pembahasan Laporan

Pemeriksaan antebrachii pada pasien dengan indikasi


fraktur pada instalasi Radiologi RSUP Dr. Tadjuddin Chalid
Makassar adalah menggunakan proyeksi yang biasa digunakan
yakni AP dan Lateral. Proyeksi ini dilakukan karena dengan
menggunakan proyeksi tersebut dapat menampakkan struktur
tulang antebrachii dengan baik, mengetahui letak fraktur serta
immobillitas atau kenyamanan bagi pasien.
Fraktur ekstremitas atas adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang terjadi pada
ekstremitas atas yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa.
Trauma yang menyebabkan fraktur dapat berupa trauma
ii

langsung, misalnya sering terjadi benturan pada ekstremitas


atas yang menyebabkan fraktur pada tibia dan fibula.
Fraktur Antebrachi merupakan fraktur yang terjadi pada
radius dan ulna. Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak
mempunyai hubungan dengan dunia luar. Maka fraktur
antebrachi tutup adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang,
tulang rawan sendi maupun tulang rawan epifisis yang terjadi
pada radius dan ulna yang tidak berhubungan dengan dunia
luar.
ii

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan kasus 0ssa Antebrachii di atas
dengan indikasi fraktur, dapat di simpulkan bahwa :
1. Teknik pemeriksaan ossa antebrachii adalah
pemeriksaan secara radiologi dengan menggunakan
sinar-X untuk mendiagnosa adanya kelainan ossa
antebrachii.
2. Proyeksi yang digunakan di Instalasi Radiologi RSUP
Dr. Tadjuddin Chalid Makassar sudah sesuai dengan
teori yaitu menggunakan proyeksi AP dan Lateral yang
sangat membantu seorang dokter radiologi dalam
mendiagnosa suatu penyakit.

B. SARAN
1. Perlunya penjelasan tentang persiapan pemeriksaan
pada pasien agar penderita paham maksud dan tujuan
dari pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Sebaiknya lebih memperhatikan proteksi radiasi agar
mengurangi radiasi yang diterima pasien, petugas dan
masyarakat umum.
ii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2012.Prosedur Pemeriksaan Ossa Antebrachi


Dengan Kasus Fraktur di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
PertaminaCirebon.
http://ajatkainama.blogspot.com.Diakses25Januari2018

https://tadjuddinchalid.blogspot.com/2015/06/sejarah-rsk-dr-
tadjuddin-chalid-makassar.html

M. Fahrul Ulum,2008. Prinsip Dasar Proteksi Radiasi Dalam


Radiodignostik, PRINSIP DASAR PROTEKSI RADIASI
DALAM RADIODIAGNOSTIK (ipb.ac.id) (diakses 12 Februari
2022)

https://radiologimu.blogspot.com/2015/06/teknik-radiografi-
ossa-antebrachii.html.
ii

LAMPIRAN 1
SURAT PENGANTAR FOTO

Gambaran Surat Pengantar Foto


(Dokumentasi RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID Makassar,2022)
ii

LAMPIRAN 2

HASIL BACA LAPORAN KASUS

Hasil Interpretasi Dokter


(Dokumentasi RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID Makassar,2022)
ii

LAMPIRAN 3

DOKUMENTASI GEDUNG RS DAN RADIOLOGI

Gambaran RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID Makassar

(Dokumentasi RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID Makassar,2022)

Gambaran Tampak Depan Ruang Radiologi

(Dokumentasi RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID Makassar,2022)

LAMPIRAN 4
ii

STRUKTUR ORGANISASI RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID


MAKASSAR

Struktur Organisasi RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID Makassar

LAMPIRAN 5
ii

STRUKTUR ORGANISASI RADIOLOGI

Struktur Organisasi Radiologi RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID Makassar

LAMPIRAN 6
ii

DENAH INSTALASI RADIOLOGI

Denah Instalasi Radiologi RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID Makassar

LAMPIRAN 7
ii

DOKUMENTASI RUANGAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Gambaran Ruangan Pemeriksaan Radiologi

(Dokumentasi Ruangan Pemeriksaa Radiologi RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID


Makassar,2022)
ii

LAMPIRAN 8

DOKUMENTASI RUANGAN PENGOLAHAN HASIL


RADIOGRAFI

Gambaran Ruangan Pengolahan Hasil Radiografi

(Dokumentasi Ruangan Pengolahan Hail Rdiografi RSUP Dr. TADJUDDIN


CHALID Makassar,2022)
ii

LAMPIRAN 9

DOKUMENTASI PERALATAN RADIOLOGI

Gambar Ruangan Pesawat Konvensional

(Dokumentasi Ruangan Pesawat Konvensional RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID


MAKASSAR,2020)

Gambar Peralatan USG

(Dokumentasi Peralatan USG RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID Makassar)


ii
ii

Gambar Peralatan CT-SCAN

(Dokumentasi Peralatan CT-SCAN RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID Makassar)


ii

LAMPIRAN 10

DOKUMENTASI KEGIATAN PKL DAN SEMINAR

Dokumentasi Penerimaan Mahasiswa PKL 1 POLTEKKESMU Makassar Di


RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID Makassar,2022

DOKUMENTASI SEMINAR PKL 1 DI INSTALASI RADIOLOGI RSUP Dr.


TADJUDDIN CHALID Makassar,2022
ii

Gambar Aktivitas Mahasiswa pada saat melakukan Tindakan Pemeriksaan

(Dokumentasi Ruang Pemeriksaan Radiologi RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID


Makassar,2022)

Gambar Aktivitas Mahasiswa Di Ruangan Pengolahan Hasil Radiografi

(Dokumentasi Ruang Pemeriksaan Radiologi RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID


Makassar,2022)
ii

Gambar Aktivitas Mahasiswa di Ruang Administrasi Radiologi

(Dokumentasi Di Ruang Administrasi Radiologi RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID


Makassar ,2022)
ii

LAMPIRAN 11

DAFTAR HADIR SEMINAR LAPORAN KASUS DAN RS

Daftar Hadir Seminar Laporan Kasus di RSUP Dr.TADJUDDIN CHALID


Makassar,2022
ii

BIODATA PENULIS

Anda mungkin juga menyukai