OLEH
NURLAILA / P120027 / A
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus yang berjudul “Teknik Pemeriksaan Radiografi Ossa
Antebrachi Sinistra Pada Kasus Fraktur Inkomplit 1/3 Distal Os Radius
yang dilaksanakan di Radiologi RSUP Dr. TADJUDDIN CHALID
MAKASSAR Selama 4 Pekan telah disetujui dan diperiksa Oleh
Pembimbing untuk diperbanyak
Menyetujui,
Supervisor Institusi Kepala Ruangan Radiologi
Mengetahui,
Kaprodi Radiologi Poltekkesmuh
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, tiada kata yang paling indah dan patut
diucapkan selain puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan kasus yang
berjudul “TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OSSA ANTEBRACHI
SINISTRA PADA KASUS FRAKTUR INKOMPLIT 1/3 DISTAL OS
RADIUS ”
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dalam Praktek Kerja Lapangan I pada Politeknik Kesehatan
Muhammadiyah Makassar Prodi Radiologi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian laporan
kasus ini kami menghadapi beberapa hambatan dan tantangan. Namun,
kami berusaha menarik setitik hikmah bahwa semua itu merupakan warna
tersendiri dalam menuntut ilmu pengetahuan.
Laporan ini tersusun dan dapat diselesaikan berkat bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya :
1. Bapak Dr. H. Effendy Rasiyanto, M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Prof. dr. Mansyur Arif, Ph.D, Sp.PK(K) selaku Direktur Rumah
Sakit RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
3. Ibu dr. Zatriani, M.Kes, Sp.Rad selaku Kepala Ruangan Instalasi
Radiologi RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
4. Bapak Juanda, Dipl.Rad, S.Si selaku Kepala Ruangan Instalasi
Radiologi RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar.
5. Para pembimbing / senior di Radiologi RSUP Dr. Tadjuddin Chalid
Makassar.
ii
NURLAILA
ii
ii
ii
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
distal dari kedua corpus tulang tersebut. (Satria Mas Agus, fraktur
Antebrachi 2014)
Menurut Arif Mansjoer (2000) ada 4 klasifikasi fraktur Antebrachi
antara lain :
1. Fraktur Colles
Defomitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan
(dinner fork deformity). Pasien terjatuh dalam keadaan tangan
terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke dalam
(endorotasi). Tangan terbuka terfiksasi di tanah berputar keluar
(eksorotasi supinasi).
2. Fraktur Smith
Fraktur dislokasi kea rah anterior (volar), karena itu sering disebut
reverse colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda.
Pasien jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi
tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan
pronasi.
3. Fraktur galeazzi.
Fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal. Saat
pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi
pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan
berat badan yang memberi gaya supinasi.
4. Fraktur Montegia.
Fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius
ulna proksimal.
(Muhammad Yudha Pranajaya AR, Radiodiagnostik dan
Radioterapi 2014).
ii
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tatalaksana Pemerikasaan Ossa
Antebrachi pada kasus Fraktur Inkomplit 1/3 Distal radius
sinistra dI RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Mkassar.
ii
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat praktis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta
memberikan informasi kepada pembaca mengenai pemeriksaan
Ossa Antebrachii dengan proyeksi AP dan Lateral.
2. Manfaat ilmiah
Sebagai sumber informasi untuk mengetahui lebih dekat
mengenai Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi.
3. Manfaat institusi
Dapat dijadikan sebagai acuan literatul atau bahan pustaka
bagi petugas radiologi di RS mengenai teknik pemeriksaan
Antebrachi
4. Manfaat masyarakat
Kasus ini akan memberikan informasi ilmiah kepada
masyarakat sebagai tambahan pengetahuan mengenai keilmuan
radiologi dan memberikan diagnosa bagi pasien untuk pemeriksaan
selanjutnya.
ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. dr. A. A. Munru
2. dr. Fahmi A.Tanjung
3. dr. Tambunan
4. dr. H. Sanusi Karateng
5. dr. H. Rasyidin Abdullah, MPH, dan Direktur Utama adalah :
Visi
“Menjadi Rumah Sakit pilihan terpercaya di kawasan timur
Indonesia”
Misi
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang unggul dan
berkualitas
2. Melaksanakan pendidikan dan penelitian kesehatan yang
terintegrasi dengan pelayanan
3. Meningkatkan kualitas SDM yang professional dan
kompetitif
4. Membangun tata kelola yang efektif dan efisien
Motto
RSUP. Dr. Tadjuddin Chalid Makassar Berdasarkan nilai-
nilai tersebut serta dalam upaya mencapai visi yang telah
ditetapkan, maka diperlukan suatu motto yang merupakan
perwujudan pengabdian dengan memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Adapun motto RSUP. Dr. tadjuddin
Chalid Makassar adalah :
“Kami Melayani Dengan Keikhlasan”.
ii
Farmasi.
TARGE REALISAS
NO JENIS PEMERIKSAAN %
T I
1 Ekstremitas Atas 10
2 Ekstremitas Bawah 10
3 Thorax 50
4 Skull 2
5 Leher (Cervical) 2
6 Thoraco Lumbal 2
7 Lumbo Sacral 2
8 Pelvis 2
9 Abdomen 2
Radiografi Pediatric
10 2
(anak)
Radiografi Gediatric
11 2
(manula)
12 Pemeriksaaan Dental 2
13 Radiografi Khusus/Kritis 2
2. Fisiologi
a. Radius
Radius adalah tulang di sisi lateral lengan bawah
merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua
ujung dan lebih pendek dari pada ulna
ii
b. Ulna
Ulna atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa
yang mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang
itu adalah tulang sebelah medial dan lengan bawah dan
lebih panjang dari radius atau tulang pengumpil. Kepala
ulna ada di sebelah ujung bawah.
1) Ujung atas Ulna
Kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi
sendi siku. Prosesus olekranon menonjol ke atas di
sebelah belakang dan tepat masuk di dalam fossa
olekranon dari humerus. Prosesus koronoideus dari
ulna menonjol di depannya, lebih kecil dari pada
prosesus olekranon dan tepat masuk di dalam fossa
koronoid dari humerus bila siku dibengkokan.
2) Batang Ulna
Makin mendekati ujung bawah makin mengecil.
Memberi kaitan kepada otot yang mengendalikan
gerakan dari pergelangan tangan dan jar. Otot-otot
flexor dating dari permukaan anterior dan otot-otot
extensor dari permukaan posterior. Otot yang
mengadakan pronasi atau perputaran ke depan, dan
otot yang mengadan supinasi atau putaran ke
belakang dari lengan bawah juga dikaitkan kepada
batang ulna.
3) Ujung bawah Ulna
Dua eminensi atau peninggian timbul di
atasnya. Sebuah eminensi kecil bundar, kepala ulna,
mengadakan sendi dengan sisi medial dari ujung
bawah radius dalam formasi persendian radio-ulnaris
inferior. Sebuah prosesus runcing, prosesus stiloideus
ii
3. Patologi
Patofisiologi di ambil dari dua kata yaitu patologi dan
fisiologi. Patologi adalah ilmu yang mengenai tentang sebuah
penyakit.Fisiologi adalah ilmu tentang fungsi tubuh yang normal.
Indikasi yang biasa terjadi sehingga di lakukannya pemeriksaan
ossa antebrachi yaitu :
a) Trauma,adalah keadaan yang dapat mengakibatkan
retaknya suatu tulang yang dapat terjadi akibat
benturan,kecelakaan lalu lintas,jatuh dan lain-lain.
b) Dislokasi, adalah keluarnya atau terlepasnya tulang dari
tempatnya atau persendiannya
c) Fraktur Inkomplit, fraktur artinya patah tulang dan inkomplit
adalah tipe fraktur dimana tulang patah tapi tidak komplit
atau tidak sampai patah semua. Kebanyakan fraktur akibat
dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadapp proses
penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur
yang patologis, dan biasa ditandai dengan rasa nyeri,
pembekakan, deformitas gangguan fungsi,pemendekan dan
krepitas.
d) Corpus alienum adalah Adanya benda asing di dalam tubuh
yang mana benda asing tersebut mengganggu fungsi
fisiologis dalam tubuh. Contohnya ‘’ seorang pasien yang
terkena luka tembak dengan peluruh masih ada di dalam
tubuh, berarti corpus alienum peluruh tersebut harus di
keluarkan melalui operasi kecil.
(Prosedur Pemeriksaan Ossa Antebrachi dengan kasus
fraktur di instalasi radiologi Rumah Sakit pertamina Cirebon,
2012)
ii
Kriteria gambar:
1. Pergelangan tangan dan distal humerus nampak.
ii
2) Proyeksi lateral
a. Posisi pasien : Pesien duduk menyamping pada
meja dan rendahkan humerus,
shoulder joint, dan elbow joint
sejajar pada bidang yang sama.
b. Posisi objek : Articulation cubiti atau elbow
joint fleksikan 90 derajat, dan
pusatkan antebrachi di atas
setengah permukaan kaset yang
membuka dan sejajar dengan
long axis antebrachi. Pastikan
bahwa kedua sendi masuk pada
ii
3. Optimasi
Semua penyinaran ahrus diusahakan serendah-
rendahnya (as low as reasonably achieveable - ALARA),
dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial.
Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan
dan sumber radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk
menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat ditekan
serendah-rendahnya.
BAB III
METODE PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
C. Persiapan Pasien
1) Pasien di instruksikan melepas benda-benda yang dapat
mengganggu hasil radiograf.
2) Pasien tidak boleh bergerak pada saat ingin di foto atau di
ekspose.
ii
D. Prosedur Kerja
a) Menjelaskan kepada pasien bahwa kita akan melakukan foto
rontgen sesuai dengan keluhan pasien/permintaan dokter yaitu
antebrachi
b) Melepaskan segala bentuk yang bisa mengganggu proses
pencitraan seperti besi dll.
c) Pasien duduk menyamping pada meja pemeriksaan dengan
organ yang ingin di periksa di posisikan AP dan LATERAL
d) Factor eksposi di berikan seoptimal mungkin
e) Menghindari terjadinya pengulangan foto.
f) Ukuran kolimasi dibatasi secukupnya
g) Processing Film dengan menggunakan Digital Radiography
(DR).
ii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Plate Detektor
Ukuran : 14 x 17 cm
c. Film
d. Processing Film
3. Teknik Pemeriksaan
a. Pengertian
b. Tujuan pemeriksaan
1. Untuk mengetahui ossa Antebrachii secara menyeluruh
2. Untuk mengetahui gambaran radiograf Antebrachii
c. Indiksi Pemeriksaan
Fraktur :
Untuk mengetahui tata laksana pemeriksaan
antebrachi
Untuk mengetahui proyeksi-proyeksi yang digunakan
dalam pemeriksaan antebrachi dengan indikasi fraktur.
Untuk mengetahui letak fraktur yang terjadi pada
antebrachi.
d. Proyeksi
1) Posisi Pasien (PP)
Posisi Pasien Proyeksi AP :
Pasien duduk di samping meja pemeriksaan
sehingga lengan atas dan bawah dalam bidang yang
sama.
ii
4. Analisis Radiografi
a. Hasil Radiografi
AP LATERAL
b. Kriteria Gambaran
o Proyeksi AP
- Tampak gambaran Ossa Antebrachi proyeksi
AP
- Kedua sendi Wrist joint dan Elbow joint
terlihat
- Batas atas 1/3 Distal Oss Humerus dan
Batas bawah 1/3 proximal Carpal
- Tampak marker L
o Proyeksi Lateral
- Tampak gambaran Ossa Antebrachi proyeksi
LATERAL
- Radius dan ulna superposisi pada ujungnya
- Batas atas 1/3 Distal Oss Humerus dan
Batas bawah 1/3 proximal Carpal.
c. Hasil Interpretasi Dokter
- Alignment sendi di tulang pada Antebrachi
ialah tidak ada dislokasi
ii
B. Pembahasan Laporan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan kasus 0ssa Antebrachii di atas
dengan indikasi fraktur, dapat di simpulkan bahwa :
1. Teknik pemeriksaan ossa antebrachii adalah
pemeriksaan secara radiologi dengan menggunakan
sinar-X untuk mendiagnosa adanya kelainan ossa
antebrachii.
2. Proyeksi yang digunakan di Instalasi Radiologi RSUP
Dr. Tadjuddin Chalid Makassar sudah sesuai dengan
teori yaitu menggunakan proyeksi AP dan Lateral yang
sangat membantu seorang dokter radiologi dalam
mendiagnosa suatu penyakit.
B. SARAN
1. Perlunya penjelasan tentang persiapan pemeriksaan
pada pasien agar penderita paham maksud dan tujuan
dari pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Sebaiknya lebih memperhatikan proteksi radiasi agar
mengurangi radiasi yang diterima pasien, petugas dan
masyarakat umum.
ii
DAFTAR PUSTAKA
https://tadjuddinchalid.blogspot.com/2015/06/sejarah-rsk-dr-
tadjuddin-chalid-makassar.html
https://radiologimu.blogspot.com/2015/06/teknik-radiografi-
ossa-antebrachii.html.
ii
LAMPIRAN 1
SURAT PENGANTAR FOTO
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
ii
LAMPIRAN 5
ii
LAMPIRAN 6
ii
LAMPIRAN 7
ii
LAMPIRAN 8
LAMPIRAN 9
LAMPIRAN 10
LAMPIRAN 11
BIODATA PENULIS