Anda di halaman 1dari 28

PENUNTUN PRAKTIKUM

ILMU KESEHATAN TERNAK (380I113)


Nama :……………………….
NIM :……………………….
Kelompok :…………………….....
Asisten :………………………

Oleh
Drh. Farida Nur Yuliati, M.Si.
Prof.Dr.Drh. Ratmawati Malaka, M.Sc.
Dr. drh. Muflihanah, M.Si

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN KESEHATAN TERNAK FAKULTAS


PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Imam Malik bin Anas r.a berkata, “yang bernama ilmu itu bukanlah
kepandaian atau banyak meriwayatkan (sesuatu), melainkan hanya nur yang
diturunkan oleh Allah kedalam hati manusia. Adapun gunanya ilmu itu adalah untuk
mendekatkan manusia kepada Allah dan menjauhkannya dari kesombongan diri.”
Syukur Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah SWT dan Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan Rasulullah Muhammad SAW
beserta para sahabat serta para Nabiullah atas terselesaikannya Penuntun Praktikum
Ilmu Kesehatan Ternak.
Penuntun praktikum ini berisi tiga (3) materi praktikum yaitu helminthologi,
ektoparasit, dan penanganan kesehatan ternak (pengiriman sampel ke laboratorium,
biosekuriti, pengenalan hewan sehat dan sakit, cara pemberian obat dan pengambilan
darah). Penuntun praktikum ini untuk mendukung proses pembelajaran mata kuliah
Ilmu Kesehatan Ternak. Dengan adanya praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu
memberikan solusi terhadap masalah-masalah kesehatan terutama pencegahan
penyakit ternak.
Semoga penuntun ini bermanfaat bagi praktikan.

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page ii


TATA TERTIB
PRAKTIKUM ILMU KESEHATAN TERNAK

1. Semua Praktikan hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai


2. Semua praktikan wajib memakai baju lab dan nametag, dilapangan memakai
cattlepack
3. Semua praktikan sudah wajib membawa buku penuntun dan TP yang sudah
dibagikan sehari sebelum praktikum dimulai
4. Semua praktikan wajib membawa bahan yang akan digunakan pada saat
praktikum, sesuai informasi yang sudah diberikan sehari sebelum praktikum
dimulai
5. Semua praktikan tidak diperkenalkan makan, minum, dan merokok selama
praktikum berlangsung
6. Semua praktikan tidak diperkenankan menggunakan handphone selain pihak
dokumentasi per kelompok
7. Hal-hal yang belum tercantum diatas, ditentukan pada kegiatan Asistensi
Umum.

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page iii


LEMBAR NILAI
PRAKTIKUM ILMU KESEHATAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN MAKASSAR
2024

Nama :
NIM :
Kelompok/Gelombang :
Asisten :
Hari / Materi Rata-
No TP Laporan Keaktifan Diskusi Ujian TTD
tanggal praktikum Rata
1.
2.
3.

Catatan: boleh / tidak boleh mengikuti pratikum ilmu kesehatan ternak


Makassar, 2024

Disetujui
Koordinator Asisten
Diperiksa
Asisten Pembimbing

Rizal Jamalludin
NIM. I011 20 1118
( )

Mengetahui,
koordinator mata
kuliah

drh. Farida Nur Yuliati, M.Si


Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page iv
N
I
P
.

1
9
6
4
0
7
1
9

1
9
8
9
0
3

0
0
1

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page v


PRAKTIKUM I
HELMINTHOLOGI

Simbiosis parasitisme merupakan interaksi antara dua makhluk hidup, dimana


satu makhluk hidup diuntungkan (disebut parasit) dan satunya lagi dirugikan (disebut
inang atau hospes). Parasitologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang hubungan antara parasit dengan inangnya. Beberapa kelompok hewan yang
hidup sebagai parasit di antaranya adalah cacing (helminth), protozoa, serta serangga
(insecta) dan arthropoda.
Helminthologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai cacing. Cacing dalam
pengertian sehari-hari adalah hewan kecil memanjang yang lunak, tidak mempunyai
rangka, tidak mempunyai kaki, dan tubuhnya dapat dibedakan menjadi anterior
(depan), pasterior (belakang), permukaan punggung (dorsal), dan permukaan perut
(ventral).

Tujuan dan Kegunaan


Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pengambilan feses
sebelum dilakukan pengamatan di dalam laboratorium, selain itu untuk mengetahui
dan mengidentifikasi jenis-jenis telur cacing baik jenis nematoda, cestoda dan
trematoda yang menyerang ternak.
Kegunaan praktikum ini adalah agar praktikum dapat mengetahui cara
pengambilan sampel feses dalam anus sebelum dilakukan pengamatan dalam
laboratorium, juga dapat mengetahui dan mengidentifikasi jenis telur cacing yang
sering menyerang ternak baik jenis nematoda, cestoda dan trematoda.

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 1


Materi dan Metode Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Alat penggerus
5. Pipet tetes
2. Erlemeyer
6. Toples plastik kecil
3. Saringan teh
7. Timbangan
4. Batang pengaduk
8. Mikroskop

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :


1. Feses sapi, kambing, dan ayam
3. Garam
2. Air
4. Tissu roll

Metode praktek adalah :


A. Pengambilan sampel (feses)
1. Siapkan ternak sapi/ kambing/ayam
2. Bersihkan toples plastik kecil sebelum menyimpan feses tersebut didalamnya.
3. Masukkan 1-2 jari ke dalam anus kambing tersebut sebanyak 3-5 gram. Bisa
juga pengambilan feses yang baru dikeluarkan dari hewan tersebut
menggunakan plastik yang baru dan bersih.
4. Masukkan feses tersebut kedalam toples kambing tersebut ke dalam toples
plastik kecil kemudian tutup rapat, feses jangan disimpan lebih dari 24 jam
(masih baru)
5. Hindari kontak langsung dengan sinar matahari dan udara bebas.

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 2


B. Metode Pengendapan
1. Mencampur 2 gram feses dengan 28-30 ml air dan diaduk dengan alat
pengaduk, saring lalu masukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Biarkan mengendap selama 30 menit atau untuk mempercepat pengendapan
dapat dilakukan sentrifugasi meggunakan sentrifuge selama 3-5 menit dengan
kecepatan 1500 rpm.
3. Buang cairan supranatanya lalu tambahkan air ke dalam endapannya. Ambil
sedikit endapannya kemudian letakkan di atas objek glass.
4. Tetesi 2-3 tetes NaOH 10% dan ratakan kemudian biarkan selama 3- 5 menit.
5. Tetesi dengan methylen blue 1-2 tetes
6. Tutup dengan deck glass dan amati dibawah mikroskop dan tulis hasilnya.

Nb : untuk mengidentifikasi telur cacing


trematoda Warna kuning : Fasciola sp
Warna biru : Paraphistonum

C. Metode Uji Apung


1. Mencampurkan 2 gram feses (kambing, sapi, dan ayam) dengan 30 ml air
kemudian diaduk sampai merata dengan alat pengaduk sampai homogen .
2. Setelah homogen saring dengan menggunakan saringan teh dan dimasukkan
ke dalam tabung sentrifus.
3. Tabung dimasukkan ke dalam sentrifuse dengan kecepatan 1500 rpm selama
5 menit.
4. Tambahkan lagi sedikit larutan garam jenuh sampai cairan naik diatas
permukaan tabung (cembung).
5. Sentuhkan objek glass pada larutan cembung di atas permukaan tabung.
Biarkan selama 5 menit
6. Tutup dengan cover glass dan amati dibawah mikroskop dengan pembesaran
10 x 10.

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 3


HELMINTHOLOGI
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak

Hari/ Tanggal :
Materi :
Nama Sampel :
Hasil Pengamatan :

Sumber :

Paraf Asisten :

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 4


Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak

Hari/ Tanggal :
Materi :
Nama Sampel :
Hasil Pengamatan :

Sumber :

* bila lembar kerja tidak cukup, harap diperbanyak Paraf Asisten :

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 5


PRAKTIKUM II
EKTOPARASIT

Ektoparasit merupakan parasit yang menyerang atau hidup pada permukaan


tubuh atau pada liang-liang kulit inangnya, berbeda dengan endoparasit (seperti
cacing dan protozoa) yang hidup di dalam tubuh inangnya. Terdapat dua filum utama
dalam kingdom animalia (hewan) yang berperan sebagai ektoparasit, yaitu filum
insekta (serangga) dan filum arthropoda (hewan berbuku-buku). Beberapa parasit
yang termasuk dalam filum ini yaitu:

1. Serangga (insecta, ilmu yang mempelajarinya disebut entomologi)


a. Pinjal (flea)
b. Kutu (lice)
c. Nyamuk, Lalat, dsb.
2. Arthropoda
a. Caplak (tick)
b. Tungau (mite)

Tujuan dan Kegunaan


Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pengambilan sampel
kerokan kulit pada ternak sebelum dilakukan pemeriksaan laboratorium, dan untuk
mengetahui jenis-jenis ektoparasit yang terdapat pada tubuh ternak, penyakit yang
ditimbulkan dan cara penularannya.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui cara pengambilan sampel
kerokan kulit pada ternak kambing sebelum dilakukan pemeriksaan laboratorium, dan
untuk mengetahui jenis-jenis ektoparasit yang terdapat pada tubuh ternak, penyakit
yang ditimbulkan dan cara penularannya.

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 6


Materi dan metode praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Objek glass
3. Mikroskop
2. Minyak emersi
4. Pinset
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Larutan NAOH 10 %
5. Caplak
2. Sampel kerokan kulit
6. Nyamuk
3. Tissue roll
7. Lalat
4. Kutu ternak
8. Alkohol 70 %

Metode Praktek
Pengamatan kutu penghisap, lalat, caplak, nyamuk dan pinjal
Untuk pengamatan sampel diatas mengamatinya baik secara langsung maupun
dengan menggunakan mikroskop. Untuk yang menggunakan mikroskop dilakukan
pembuatan preparat secara langsung pada objek glass dan ditutup dengan cover glass,
kemudian diamati dibawah mikroskop. Hasil pengamatan yang dilakukan kemudian
digambar.

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 7


EKTOPARASIT
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak

Hari/ Tanggal :
Materi :
Nama Sampel :
Hasil Pengamatan :

Sumber :

Paraf Asisten :

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 8


Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak

Hari/ Tanggal :
Materi :
Nama Sampel :
Hasil Pengamatan :

Sumber :

* bila lembar kerja tidak cukup, harap diperbanyak Paraf Asisten :

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 9


PRAKTIKUM III
BIOSEKURITI
(Pemberian Antibiotika, Vitamin, Obat Cacing, Pengambilan Sampel Darah,
Penerapan Biosekuriti, dan Metode Desinfeksi)

Antibiotika adalah senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam
proses infeksi oleh bakteri. Berdasarkan sifat kerjanya, antibiotika dibagi menjadi
dua: antibiotik yang bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan atau
multiplikasi bakteri) dan antibiotika yang bersifat bakterisidal (membunuh bakteri).
Vitamin adalah sekolompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme. Istilah “vitamin” sebenarnya sudah tidak
tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan
gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata latin vital yang artinya hidup dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N),
karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak
vitamin sama sekali tidak memiliki atom N. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh
tubuh tapi harus ditambahkan lewat makanan yang kita konsumsi.
Obat cacing atau antelmentik adalah obat yang digunakan untuk memberantas
atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Sebagian besar obat
cacing efektif terhadap satu macam kelompok cacing, sehingga diperlukan diagnosis
yang tepat sebelum menggunakan obat tertentu. Diagnosis dilakukan dengan
menemukan cacing, telur cacing dan larva dalam tinja, urin, sputum, darah atau
jaringan lain penderita. Beberapa jenis obat cacing untuk yang spektrum luas pada
umumnya mengandung zat aktif albendazol atau oxbendozol yang dalam pasaran
berupa bentuk bolus atau larutan.
Biosekuriti merupakan suatu sistem usaha yang diterapkan untuk mencegah
masuknya penyakit dan mencegah penyebaran penyakit, sehingga memberi jaminan
bagi konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Beberapa tindakan biosekuriti yang
dilakukan di lingkungan kandang adalah desinfeksi bangunan, lantai, dan peralatan

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 10


kandang menggunakan desinfektan, membatasi mobilitas pegawai dan pengunjung
untuk mengurangi resiko penularan penyakit, memisahkan ternak yang sakit, dan
membakar atau mengubur bangkai ternak yang mati. Desinfektan adalah senyawa
untuk mencegah infeksi dengan cara menghancurkan atau melarutkan bakteri
pathogen. Aplikasi desinfektan dilakukan pada jaringan tak hidup seperti ruang
operasi, alat-alat operasi, kandang, RPH dan RPA. Desinfektan hanya dapat
membunuh atau menekan pertumbuhan bakteri dalam bentuk vegetatif
(perkembangan dengan multiplikasi) saja, tidak efektif untuk fase spora.

Tujuan dan kegunaan


Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pemberian vaksin,
antibiotik dan vitamin pada ternak, dengan metode penyuntikan baik secara intravena,
intra muscular, ataupun dengan cara sub cutan sesuai dengan petunjuk yang tertera
pada sampel obat, selain itu untuk mengetahui manfaat pemberian vaksin, antibiotik
dan vitamin pada ternak.
Kegunaan dari praktikum ini dapat mengetahui cara pemberian vaksin,
antibiotik, dan vitamin pada ternak sesuai dosis yang telah dianjurkan, dengan
metode penyuntikan baik secara intra vena, intra muscular, ataupun dengan cara sub
cutan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada sampel obat, selain itu untuk
mengetahui manfaat pemberian vaksin, antibiotik dan vitamin pada ternak.

Materi dan metode praktikum


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Sprayer 4. Termometer
2. Spoit 5. Vacutainer
3. Alat Pelindung Diri (Sepatu boot, cattle pack, masker, goggle, sarung tangan)

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :


1. Kambing
3. Antibiotik
2. Alkohol 70 %
4. Kalium permanganat (PK)

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 11


5. Desinfektan

Metode praktek adalah :


Pemberian antibiotik dan vitamin
1. Siapkan ternak yang akan diberi sampel diatas
2. Isi spoit dengan sampel yang akan diberikan sesuai dosis yang dianjurkan
3. Suntik ternak dengan spoit yang telah berisi sampel pada daerah dada,
pinggang, leher atau paha dengan metode penyuntikan yang telah dianjurkan.
4. Sterilkan spoit yang telah disuntikkan pada ternak tersebut dengan
menggunakan alkohol 70%.

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 12


MENGAMATI TERNAK SEHAT
Tujuan : - mengetahui secara umum ternak sehat
- Mengetahui secara umum ternak tidak sehat.
Bahan : ternak sapi, kambing, atau ayam
Cara :
1. Berdiri agak dekat dengan ternak
2. Mengamati
- Kondisi umum : apakah ternak berdiri atau berbaring, lesu atau biasa
saja/lincah, lemas, atau aktif gerakannya.
- Mau makan / minum atau tidak
- Apakah di mata, hidung dan telinga keluar cairan
- Apakah fesesnya normal/ tidak ada kelainan atau tidak/ diare
- Feses sapi potong :
- Feses sapi perah
- Feses kambing
- Cara berjalan : (normal atau pincang )
- Perilaku di dalam kandang, ternak sakit cenderung memisahkan diri.

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 13


“ PENGIRIMAN SPESIMEN “
1. Spesimen
2. Surat pengantar untuk pengiriman spesimen ke laboratorium kesehatan
hewan
Tujuan : mengetahui informasi untuk keperluan pengiriman spesimen
kelaboratorium kesehatan hewan
1. Spesimen
- Apabila ternak yang sakit / baru saja mati, ternak besar maka dilaporkan
ke petugas di kecamatn.
- Apabila yang sakit ternak kecil maka ternak tersebut dibawa ke
laboratorium kesehatan hewan (misalnya ayam)
- Apabila ada anjing yang menggigit maka dilaporkan ke petugas di
kecamatan dan anjingnya dikurung dan dibawa ke laboratorium
2. Isi surat
- Jenis ternak : sapi, ayam, kambing, dan lain-lain
- Jenis kelamin ternak
- Umur ternak
- Tanda lain (warna kulit/ bulu)
- Kelainan
- Jumlah
a. Populasi ternak sekandang :
b. Jumlah ternak yang sakit :
c. Jumlah ternak yang mati :
- Pengirim dan alamatnya :
- Tanggal, bulan, tahun
- Pemeriksaan yang diminta/ diinginkan (jika perlu)

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 14


BIOSEKURITI
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak

Hari/ Tanggal :
Materi :
Jenis Hewan :
Hasil Pengamatan :

Sumber :

Paraf Asisten :

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 15


Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak

Hari/ Tanggal :
Materi :
Nama Sampel :
Hasil Pengamatan :

Sumber :

* bila lembar kerja tidak cukup, harap diperbanyak Paraf Asisten :

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 16


Lampiran 1. Jenis dan telur cacing

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 17


Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 18
Lampiran 2. Jenis dan telur ektoparasit

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 19


Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 20
Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 21
Telur Sarcoptes scabies Telur Pinjal

Jentik nyamuk (Culex sp) Telur lalat Buah (Musca domestica sp)

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 22


Telur lalat Petak (Tabanus sp) Telur lalat Kandang (Stomoxys calcitrans sp)

Laboratorium Ilmu Kesehatan ternak page 23

Anda mungkin juga menyukai