Anda di halaman 1dari 22

PANDUAN PRAKTIKUM

ILMU NUTRISI TERNAK (209I1103)


TAHUN AJARAN : 2018/2019

NAMA :

STAMBUK :

KELOMPOK :

HARI/JAM :

ASISTEN :

LABORATORIUM KIMIA PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak

Laporan Lengkap : Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Lulus Praktikum
Ilmu Nutrisi Dasar Pada Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin

Nama :

Stambuk :

Kelompok /Hari/Tgl :

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Makassar, ......................................2018

Koordinator Asisten Asisten Pembimbing

( ) ( )

Menyetujui: Mengetahui:
Koordinator Mata Kuliah Koordinator Praktikum

(Prof.Dr. Ir. Asmuddin Natsir, M.Sc) (Dr. Sri Purwanti, S.Pt., M.Si)
NIP : 19590917 198503 1 003 NIP: 197511012003122002
)

Tanggal Pengesahan : .......................................

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 1


PENUNTUN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Ilmu Nutrisi Ternak

Semester : Awal 2018/2019

A. Deskripsi singkat : Praktikum ini memberikan pelatihan keterampilan kepada


mahasiswa mengenai kegiatan di laboratorium untuk
melakukan praktikum secara keseluruhan dengan benar
dan tepat.

C. Dosen Pengajar : Prof. Dr. Ir. Asmuddin Natsir, MSc


Prof. Dr.Ir. Ismartoyo, M.Agr.Sc
Dr. Ir. Syahriani Syahrir. M.Si
Dr. Andi Mujnisa, S.Pt., MP
Dr. Sri Purwanti, S.Pt., M.Si

D. Laboran : Muh. Syahrul

C. Team asisten : Anny Lamya Munasirah


Namirah
Nikmatul Riswanda
Fahruddin Wakano
Rezki Hidayah
Nurazizah Syafar
Aurelya Yulyanti Sudarmanto
Muhammad Ismail Rusli
Ahmad Rifai
Farliansyah
Lisa Nashfati Muhammad

D. Jenis Praktikum : Analisis Proksimat:


1. Kadar Air
2. Kadar Serat Kasar
3. Kadar Protein Kasar
4. Kadar Lemak Kasar
5. Penentuan Bahan Kering Tanpa Nirogen

Tata Tertib Praktikum

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 2


1. Peserta praktikum diharuskan hadir 20 menit sebelum praktikum dimulai
(memakai jas praktikum, masker, sepatu dan papan nama).
2. Peserta praktikum dilarang makan dan minum selama berjalannya praktikum,
HP di Non Aktifkan/Silent.
3. Setiap mengikuti praktek, praktikan diwajibkan untuk membawa penuntun
praktikum, kartu kontrol, dan note book dan alat tulis menulis.
4. Menyediakan alat dan bahan perkelompok maupun perorangan (telah
ditentukan).
5. Setiap praktikan bertanggung jawab sepenuhnya tentang hasil analisa sampel
yang dianalisa.
6. Praktikan membuat laporan sesuai dengan format yang telah ditentukan dan
dikumpulkan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
7. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum diwajibkan memberikan
keterangan tertulis maupun lisan/surat keterangan dokter (sakit) kepada dosen
atau asisten yang bertugas.

Peraturan laboratorium

1. Praktikan tidak diperkenankan mengutak-atik alat, bahan kimia dan sampel


penelitian yang ada di laboratorium tanpa instruksi dari dosen atau asisten.
2. Praktikan hanya boleh memakai alat yang telah dipinjam melalui bon
peminjaman alat.
3. Kerusakan alat atau memecahkan alat–alat yang disebabkan kelalaian
praktikan, maka akan dikenakan penggantian yang sesuai.
4. Praktikan diwajibkan memakai jas praktikum.
5. Praktikan hanya boleh melakukan praktikum pada waktu yang telah
ditetapkan/diizinkan oleh koordinator praktikum.
6. Praktikan yang ingin meninggalkan laboratorium harus seizin dosen atau
asisten yang bertugas.
7. Selama praktikum berlangsung, praktikan tidak diperkenankan untuk
mengambil gambar (selfie dll), ngobrol, makan, minum ataupun merokok di
dalam laboratorium.

ANALISA KADAR AIR

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 3


Latar Belakang

Umumnya sebagian peternak di lapangan untuk mengetahui kadar air suatu


bahan pakan hanya dengan melihat dari keadaan fisik dari bahan tersebut. Bagi
seorang nutritionist untuk mengetahui secara akurat seberapa besar kandungan air
dalam suatu bahan pakan tidak hanya dilihat dari keadaan fisiknya saja, tetapi perlu
dilakukan analisa Laboratorium sehingga tingkat keakuratannya lebih pasti.
Air adalah zat makanan yang paling sederhana, namun adalah yang paling
sukar penentuannya dalam analisis proksimat. Penentuan kadar air dilakukan dengan
pemanasan 1050C secara terus menerus sampai sampel bahan beratnya tidak berubah
lagi (konstant). Namun, untuk produk-produk biologik, bila dipanaskan dalam
temperatur yang melebihi 700C, akan kehilangan zat-zat volatil. Sehingga untuk
penentuan kadar air yang tepat, pemanasan dengan temperatur yang lebih rendah dan
dengan menggunakan desikator yang dapat divakumkan disarankan (Tillman, dkk.,
1994).

Tujuan Analisis

Menentukan kadar air dari suatu bahan pakan dengan cara pemanasan.

Prinsip Dasar

Mengunakan prinsip penguapan, dimana sampel dipanaskan pada suhu sedikit di atas
titik didih air, yaitu 1050C selama waktu tertentu sehingga air akan menguap
seluruhnya.

Alat-Alat yang Digunakan

Neraca analitik, oven, cawan porselin, desikator, dan gegep.

Prosedur Percobaan

1. Terlebih dahulu cawan porselin dikeringkan selama kira-kira 1 jam dalam oven pada
suhu 1300C, kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan timbang
(x).
2. Ditimbang dengan teliti lebih kurang 1 g contoh (y) dan dimasukkan ke dalam
cawan porselin.
3. Cawan porselin yang telah berisi sampel dimasukkan dalam oven pada suhu 1300C
untuk dikeringkan selama minimal 3 jam.
4. Cawan porselin berisi sampel yang sudah di oven, didinginkan dalam desikator
selama 30 menit, lalu ditimbang beratnya (z)
Rumus

z-x
Kadar BK = ---------------- x 100% ; Kadar Air = 100% - BK
Y

Catatan : Langkah 3 bisa di lakukan dengan oven pada suhu 70 oC selama 3 hari
(dilakukan untuk bahan-bahan yang akan di analisis lebih lanjut)

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 4


LEMBAR KERJA MAHASISWA (DIISI SAAT PRAKTIKUM)

Nama Mahasiswa : ………………………… Asisten : ....................................

Stambuk : …………………………

Judul Praktikum : ………………………… Paraf : ………………………….....

Hari/ Tanggal

Tujuan dan
Kegunaan

Alat dan Alat :


Bahan

Bahan:

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 5


Hasil Pengamatan
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6

Gambar

Keterangan:

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 6


ANALISA KADAR ABU

Latar Belakang

JumLah abu dalam bahan makanan penting untuk perhitungan BETN (Bahan
Ekstrak Tanpa Nitrogen). Kombinasi berbagai unsur mineral dalam bahan makan yang
berasal dari tanaman sangat bervariasi sehingga nilai abu tidak dapat dipakai sebagai
indeks untuk menentukan jumLah unsur mineral tertentu atau kombinasi unsur-unsur
yang penting. Pada bahan makanan yang berasal dari hewan, kadar abu berguna
sebagai indeks untuk penentuan kadar kalsium dan pospor.
Kadar abu ditentukan dengan membakar atau memijarkan sampel pada suhu
400 – 6000 C. Dalam suhu yang demikian tinggi, semua bahan organik (BO) terbakar
0

dan akhirnya teruapkan. Abu merupakan bagian contoh yang tidak terbakar. Kadar abu
ditentukan dengan pemijaran sampel secara kering atau dry ashing. Abu yang didapat
merupakan titik tolak untuk analisa mineral (kalsium, fosfor, magnesium dan lain-lain).

Tujuan Analisis

Menentukan kadar abu dari suatu bahan pakan dengan pemijaran.

Prinsip Dasar

Abu dapat ditetapkan berdasarkan pembakaran sampel dalam tanur pada suhu
400 – 6000 C selama 6 jam, maka semua zat organik akan menguap. Sampel yang
tersisa dapat dihitung sebagai kadar abu yang terdiri dari mineral-mieral. Penetapan
kadar abu untuk mengerjakan penetapan atau analisa mineral selanjutnya.

Alat-alat yang Digunakan


Cawan porselin, tanur listrik, desikator, dan gegep.

Prosedur Percobaan

1. Terlebih dahulu cawan porselin dikeringkan selama kira-kira 1 jam dalam oven
pada suhu 1050C, kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan
timbang (a).
2. Ditimbang dengan teliti lebih kurang 1 g contoh (b) dan dimasukkan ke dalam
cawan porselin.
3. Cawan yang telah berisis sampel di masukkan dalam tanur dengan suhu 6000C
kemudian dibiarkan selama 3 jam sampai sempurna menjadi abu.
4. Cawan berisi sampel yang telah ditanurkan, dibiarkan agak dingin kemudian
dimasukkan ke dalam desikator selama ½ jam, lalu diimbang (c).
5. Disimpan untuk penetapan kadar kalsium dan pospor (Ca dan P).

Rumus

c - a 100
Kadar Abu = ----------- x 100% x --------------
b BK Sampel

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 7


LEMBAR KERJA MAHASISWA (DIISI SAAT PRAKTIKUM)

Nama Mahasiswa : ………………………… Asisten : ....................................

Stambuk : …………………………

Judul Praktikum : ………………………… Paraf : ………………………….....

Hari/ Tanggal
Tujuan dan
Kegunaan

Alat dan Alat :


Bahan

Bahan:

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 8


Hasil Pengamatan
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6

Gambar

Keterangan:

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 9


ANALISA KADAR SERAT KASAR

Latar Belakang

Pati adalah monosakarida dari heksosa yang mudah dicerna dan merupakan
sumber energi yang baik. Sedangkan selulosa yang juga berisi heksosa, tetapi sukar
dicerna dan merupakan sumber energi yang rendah. Serat kasar berisi selulosa,
hemiselulosa dan lignin. Selulosa dan hemiselulosa adalah komponen dalam dinding sel
tanaman dan tidak dapat dicerna oleh hewan-hewan monogastrik.
Tujuan Analisis

Menentukan kadar serat kasar dari suatu sampel atau bahan pakan.

Prinsip Dasar

Serat kasar adalah semua bahan organik yang tidak larut dalam H 2SO4 dan
NaOH lemah yang dimasak berturut-turut selama 30 menit. Serat kasar akan terbakar
dalam tanur sehingga serat kasar didapat dari perbedaan berat sebelum dan sesudah
terbakar.

Alat dan Bahan yang Digunakan

Alat yang digunakan neraca analitik, gelas piala 600 mL, penangas listrik,
tabung reaksi bertutup 50 cc, sintered glass, pompa vakum, corong, tanur, oven,
desikator dan gegep.
Bahan yang digunakan H2SO4 0,3 N, NaOH 1,5 N, alkohol teknis, aquades, dan
kertas saring.
Prosedur Percobaan

1. Timbang sample 0,5 g lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi


2. Tambahkan 30 mL H2SO4 0,3 N dan direfluks selama 30 menit
3. Tambahkan 15 mL NaOH 1,5 N kemudian direfluks selama 30 menit dan disaring
dengan menggunakan sintered glass no.1 sambil diisap dengan pompa vakum
4. Cuci dengan menggunakan 50 cc air panas, 50 cc H2SO4 0,3 N, 50 cc air panas dan
50 cc alcohol
5. Keringkan dalam oven pada suhu 1050C selama 8 jam atau biarkan bermalam lalu
dinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang (a gram).
6. Tanurkan selama 3 jam lalu dimasukkan kedalam desikator selama 30 menit
kemudian ditimbang (b gram).
Rumus

a–b 100
Kadar Serat Kasar = -------------- x 100% x -----------
Berat contoh BK Sampel

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 10


LEMBAR KERJA MAHASISWA (DIISI SAAT PRAKTIKUM)

Nama Mahasiswa : ………………………… Asisten : ....................................

Stambuk : …………………………

Judul Praktikum : ………………………… Paraf : ………………………….....

Hari/ Tanggal

Tujuan dan
Kegunaan

Alat dan Alat :


Bahan

Bahan:

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 11


Hasil Pengamatan
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6

Gambar

Keterangan:

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 12


ANALISA PROTEIN KASAR

Latar Belakang

Protein kasar adalah kumpulan yang mengetengahkan lebih dari 20 asam


amino, dan tiap-tiap asam amino mempunyai fungsi khusus dalam metabolisme yang
berikatan satu sama lain.
Kadar nitrogen dari bahan makanan ditentukan dengan cara kjedhal, yang
hasilnya kemudian dikalikan dengan faktor protein 6,25 untuk mendapatkan kadar
protein. Faktor protein 6,25 didapat dari perkiraan kadar nitrogen dalam bahan
makanan 16% dari kadar protein. Pada umumnya kadar protein dalam bahan makanan
mengandung kadar nitrogen tak menyimpang jauh dari angka 16%.
Cara yang umum digunakan untuk penetapan kadar nitrogen dalam bahan
makanan ialah cara Kjedhal. Cara tersebut terdiri dari :

1. Oksidasi (destruksi) dari bahan makanan yang akan dianalisa dan perubahan N-
protein kedalam ammonium sulfat
2. Pemecahan Ammonium sulfat dengan alkali yang kuat dan penyulingan dari
ammonia yang timbul kedalam asam standar
3. Titrasi dari asam standar dengan basa standar
4. Perhitungan kadar protein yang terdapat dalam bahan dari beratnya dan volume
asam standar yang dinetralisier oleh amonia.

Tujuan Analisis

Menentukan kadar protein dari suatu sampel atau bahan pakan.

Prinsip Dasar

Bahan organik yang mengandung nitrogen dipecah oleh H 2 SO4 pekat panas
dengan bantuan katalis campuran selenium. Senyawa N yang ada dijadikan amonium
yang terikat sebagai amonium sulfat. Kemudian N dibebaskan dalam bentuk NH3 oleh
NaOH dan di tangkap dengan suatu asam. Kelebihan basa dititar dengan suatu larutan
H2SO4. Protein kasar didapat dengan jalan mengalikan jumLah N dengan faktor protein
6,25.

Alat dan Bahan yang Digunakan

Alat yang digunakan Cawan porselin, Neraca Analitik, Labu kjedhal 100 mL,
Labu ukur 100 mL, Labu semprot, Alat penyuling nitrogen beserta kelengkapannya
(Destilator), Penangas listrik, Lemari asam, Buret asam, Pompa pengisap, dan
Erlenmeyer.

Bahan kimia yang digunakan H2SO4 pekat, Campuran selenium, H3BO3 2%,
Larutan H2SO4 0,0229 N, dan NaOH 30%.

Prosedur Percobaan

1. Timbang kurang lebih 0,5 g sampel danmasukkan kedalam labu khjedhal 100 mL
2. Tambahkan kurang lebih 1 g campuran selenium dan 10 - 25 mL H2SO4 pekat
(teknis).
Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 13
3. Labu khjedhal bersama isinya digoyangkan sampai semua sampel terbasahi
dengan H2SO4, kemudian di destruksi dalam lemari asam sampai jernih.
4. Setelah dingin, dituang kedalam labu ukur 100 mL dan dibilas dengan air suling.
5. Pipet 5 mL sampel kedalam labu destilasi dan tambahkan 5 mL larutan NaOH 30%
dan air suling 100 mL.
6. Siapkan labu penampung yang terdiri dari 10 mL H3BO3 2% ditambah dengan 4
tetes larutan indikator campuran dalam erlenmeyer 100 mL.
7. Suling hingga volume penampung menjadi lebih kurang 50 mL.
8. Bilas ujung penyuling dengan air suling kemudian penampung bersama isinya
dititrasi dengan larutan HCL atau H2SO4 0,0142 N.

Rumus

V x N x 14 x 6,25 x P 100
Kadar Protein = ---------------------------- x 100 % x ------------
Berat contoh (mg) BK Sampel

Keterangan :

V = Volume titrasi contoh


N = Normalitas larutan HCl atau H2SO4, sebagai penitar
P = Faktor pengencer 100/5

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 14


LEMBAR KERJA MAHASISWA (DIISI SAAT PRAKTIKUM)

Nama Mahasiswa : ………………………… Asisten : .....................................

Stambuk : …………………………

Judul Praktikum : ………………………… Paraf : ………………………….....

Hari/ Tanggal
Tujuan dan
Kegunaan

Alat dan Alat :


Bahan

Bahan:

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 15


Hasil Pengamatan
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6

Gambar

Keterangan:

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 16


ANALISA KADAR LEMAK KASAR

Latar Belakang

Beberapa bahan makanan di Indonesia dapat mengandung 10% atau lebih


ekstrak eter (lemak), terutama bahan lemak kopra utuh atau dedak padi. Lemak dedak
padi tidak stabil, karena pengaruh penyimpanan akan menyebabkan ketengikan dan
dapat mengurangi kesukaan ternak serta mengurangi nilai makanannya.
Tujuan Analisis

Menentukan kadar lemak dari suatu sampel atau bahan pakan.

Prinsip Dasar

Kloroform yang di bermalamkan pada tabung yang berisi sampel akan


melarutkan kandungan lemaknya. Lemak kasar dapat di hitung dengan menyaring
sampel dan menguapkan kloroform.

Alat dan Bahan yang Digunakan

Alat yang digunakan berupa Tabung reaksi berskala 10 mL, Neraca analitik,
Pipet skala 5 cc, Cawan porselin, Oven, Desikator, dan Gegep.
Bahan kimia yang digunakan Cloroform atau pelarut lemak lainnya

Prosedur Percobaan

1. Timbang lebih kurang 1 gr sample


2. Masukkan ke dalam tabung reaksi berskala 10 mL
3. Tambahkan cloroform mendekati skala
4. Tutup rapat kemudian kocok dan biarkan bermalam
5. Saring dengan kertas tissu ke dalam tabung reaksi
6. Pipet 5 mL ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya (a gram)
7. Ovenkan pada suhu 1000C selama 8 jam atau biarkan bermalam
8. Masukkan ke dalam desikator lebih kurang 30 menit
9. Timbang (b gram).

Rumus

P(b–a) 100
Kadar Lemak = --------------- x 100% X -------------
Berat contoh BK Sampel

Keterangan :

P = Faktor pengenceran = 10/5 = 2

BETN = 100 – AIR – ABU – PK – LK – SK

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 17


LEMBAR KERJA MAHASISWA (DIISI SAAT PRAKTIKUM)

Nama Mahasiswa : ………………………… Asisten : ...............................

Stambuk : …………………………

Judul Praktikum : ………………………… Paraf : ………………………….....

Hari/ Tanggal

Tujuan dan
Kegunaan

Alat dan Alat :


Bahan

Bahan:

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 18


Hasil Pengamatan
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6

Gambar

Keterangan:

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 19


PUSTAKA ACUAN

Association of Official Analytical Chemists (AOAC). 1990. Official Methods of Anaysis,


15th eds. K. Helrick (Eds). AOAC, Arlington, USA.

Tillman, A.D., Hartadi H., S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, S. Lebdosoekodjo.


1986. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 20


KARTU KONTROL PRAKTIKUM
ILMU NUTRISI TERNAK
SEMESTER AWAL 2018/2019

NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
GELOMBANG :

Hari/ Judul Praktikum Respon Keaktifan Diskusi Laporan Total Paraf


Tanggal

Makassar,

Mengetahui
Koordinator Praktikum Asisten Pembimbing

(Dr. Sri Purwanti, S.Pt., M.Si) ( )

Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 21

Anda mungkin juga menyukai