NAMA :
STAMBUK :
KELOMPOK :
HARI/JAM :
ASISTEN :
Laporan Lengkap : Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Lulus Praktikum
Ilmu Nutrisi Dasar Pada Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin
Nama :
Stambuk :
Kelompok /Hari/Tgl :
Makassar, ......................................2018
( ) ( )
Menyetujui: Mengetahui:
Koordinator Mata Kuliah Koordinator Praktikum
(Prof.Dr. Ir. Asmuddin Natsir, M.Sc) (Dr. Sri Purwanti, S.Pt., M.Si)
NIP : 19590917 198503 1 003 NIP: 197511012003122002
)
Peraturan laboratorium
Tujuan Analisis
Menentukan kadar air dari suatu bahan pakan dengan cara pemanasan.
Prinsip Dasar
Mengunakan prinsip penguapan, dimana sampel dipanaskan pada suhu sedikit di atas
titik didih air, yaitu 1050C selama waktu tertentu sehingga air akan menguap
seluruhnya.
Prosedur Percobaan
1. Terlebih dahulu cawan porselin dikeringkan selama kira-kira 1 jam dalam oven pada
suhu 1300C, kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan timbang
(x).
2. Ditimbang dengan teliti lebih kurang 1 g contoh (y) dan dimasukkan ke dalam
cawan porselin.
3. Cawan porselin yang telah berisi sampel dimasukkan dalam oven pada suhu 1300C
untuk dikeringkan selama minimal 3 jam.
4. Cawan porselin berisi sampel yang sudah di oven, didinginkan dalam desikator
selama 30 menit, lalu ditimbang beratnya (z)
Rumus
z-x
Kadar BK = ---------------- x 100% ; Kadar Air = 100% - BK
Y
Catatan : Langkah 3 bisa di lakukan dengan oven pada suhu 70 oC selama 3 hari
(dilakukan untuk bahan-bahan yang akan di analisis lebih lanjut)
Stambuk : …………………………
Hari/ Tanggal
Tujuan dan
Kegunaan
Bahan:
Gambar
Keterangan:
Latar Belakang
JumLah abu dalam bahan makanan penting untuk perhitungan BETN (Bahan
Ekstrak Tanpa Nitrogen). Kombinasi berbagai unsur mineral dalam bahan makan yang
berasal dari tanaman sangat bervariasi sehingga nilai abu tidak dapat dipakai sebagai
indeks untuk menentukan jumLah unsur mineral tertentu atau kombinasi unsur-unsur
yang penting. Pada bahan makanan yang berasal dari hewan, kadar abu berguna
sebagai indeks untuk penentuan kadar kalsium dan pospor.
Kadar abu ditentukan dengan membakar atau memijarkan sampel pada suhu
400 – 6000 C. Dalam suhu yang demikian tinggi, semua bahan organik (BO) terbakar
0
dan akhirnya teruapkan. Abu merupakan bagian contoh yang tidak terbakar. Kadar abu
ditentukan dengan pemijaran sampel secara kering atau dry ashing. Abu yang didapat
merupakan titik tolak untuk analisa mineral (kalsium, fosfor, magnesium dan lain-lain).
Tujuan Analisis
Prinsip Dasar
Abu dapat ditetapkan berdasarkan pembakaran sampel dalam tanur pada suhu
400 – 6000 C selama 6 jam, maka semua zat organik akan menguap. Sampel yang
tersisa dapat dihitung sebagai kadar abu yang terdiri dari mineral-mieral. Penetapan
kadar abu untuk mengerjakan penetapan atau analisa mineral selanjutnya.
Prosedur Percobaan
1. Terlebih dahulu cawan porselin dikeringkan selama kira-kira 1 jam dalam oven
pada suhu 1050C, kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan
timbang (a).
2. Ditimbang dengan teliti lebih kurang 1 g contoh (b) dan dimasukkan ke dalam
cawan porselin.
3. Cawan yang telah berisis sampel di masukkan dalam tanur dengan suhu 6000C
kemudian dibiarkan selama 3 jam sampai sempurna menjadi abu.
4. Cawan berisi sampel yang telah ditanurkan, dibiarkan agak dingin kemudian
dimasukkan ke dalam desikator selama ½ jam, lalu diimbang (c).
5. Disimpan untuk penetapan kadar kalsium dan pospor (Ca dan P).
Rumus
c - a 100
Kadar Abu = ----------- x 100% x --------------
b BK Sampel
Stambuk : …………………………
Hari/ Tanggal
Tujuan dan
Kegunaan
Bahan:
Gambar
Keterangan:
Latar Belakang
Pati adalah monosakarida dari heksosa yang mudah dicerna dan merupakan
sumber energi yang baik. Sedangkan selulosa yang juga berisi heksosa, tetapi sukar
dicerna dan merupakan sumber energi yang rendah. Serat kasar berisi selulosa,
hemiselulosa dan lignin. Selulosa dan hemiselulosa adalah komponen dalam dinding sel
tanaman dan tidak dapat dicerna oleh hewan-hewan monogastrik.
Tujuan Analisis
Menentukan kadar serat kasar dari suatu sampel atau bahan pakan.
Prinsip Dasar
Serat kasar adalah semua bahan organik yang tidak larut dalam H 2SO4 dan
NaOH lemah yang dimasak berturut-turut selama 30 menit. Serat kasar akan terbakar
dalam tanur sehingga serat kasar didapat dari perbedaan berat sebelum dan sesudah
terbakar.
Alat yang digunakan neraca analitik, gelas piala 600 mL, penangas listrik,
tabung reaksi bertutup 50 cc, sintered glass, pompa vakum, corong, tanur, oven,
desikator dan gegep.
Bahan yang digunakan H2SO4 0,3 N, NaOH 1,5 N, alkohol teknis, aquades, dan
kertas saring.
Prosedur Percobaan
a–b 100
Kadar Serat Kasar = -------------- x 100% x -----------
Berat contoh BK Sampel
Stambuk : …………………………
Hari/ Tanggal
Tujuan dan
Kegunaan
Bahan:
Gambar
Keterangan:
Latar Belakang
1. Oksidasi (destruksi) dari bahan makanan yang akan dianalisa dan perubahan N-
protein kedalam ammonium sulfat
2. Pemecahan Ammonium sulfat dengan alkali yang kuat dan penyulingan dari
ammonia yang timbul kedalam asam standar
3. Titrasi dari asam standar dengan basa standar
4. Perhitungan kadar protein yang terdapat dalam bahan dari beratnya dan volume
asam standar yang dinetralisier oleh amonia.
Tujuan Analisis
Prinsip Dasar
Bahan organik yang mengandung nitrogen dipecah oleh H 2 SO4 pekat panas
dengan bantuan katalis campuran selenium. Senyawa N yang ada dijadikan amonium
yang terikat sebagai amonium sulfat. Kemudian N dibebaskan dalam bentuk NH3 oleh
NaOH dan di tangkap dengan suatu asam. Kelebihan basa dititar dengan suatu larutan
H2SO4. Protein kasar didapat dengan jalan mengalikan jumLah N dengan faktor protein
6,25.
Alat yang digunakan Cawan porselin, Neraca Analitik, Labu kjedhal 100 mL,
Labu ukur 100 mL, Labu semprot, Alat penyuling nitrogen beserta kelengkapannya
(Destilator), Penangas listrik, Lemari asam, Buret asam, Pompa pengisap, dan
Erlenmeyer.
Bahan kimia yang digunakan H2SO4 pekat, Campuran selenium, H3BO3 2%,
Larutan H2SO4 0,0229 N, dan NaOH 30%.
Prosedur Percobaan
1. Timbang kurang lebih 0,5 g sampel danmasukkan kedalam labu khjedhal 100 mL
2. Tambahkan kurang lebih 1 g campuran selenium dan 10 - 25 mL H2SO4 pekat
(teknis).
Digunakan untuk Lingkungan sendiri Paraf Asisten 13
3. Labu khjedhal bersama isinya digoyangkan sampai semua sampel terbasahi
dengan H2SO4, kemudian di destruksi dalam lemari asam sampai jernih.
4. Setelah dingin, dituang kedalam labu ukur 100 mL dan dibilas dengan air suling.
5. Pipet 5 mL sampel kedalam labu destilasi dan tambahkan 5 mL larutan NaOH 30%
dan air suling 100 mL.
6. Siapkan labu penampung yang terdiri dari 10 mL H3BO3 2% ditambah dengan 4
tetes larutan indikator campuran dalam erlenmeyer 100 mL.
7. Suling hingga volume penampung menjadi lebih kurang 50 mL.
8. Bilas ujung penyuling dengan air suling kemudian penampung bersama isinya
dititrasi dengan larutan HCL atau H2SO4 0,0142 N.
Rumus
V x N x 14 x 6,25 x P 100
Kadar Protein = ---------------------------- x 100 % x ------------
Berat contoh (mg) BK Sampel
Keterangan :
Stambuk : …………………………
Hari/ Tanggal
Tujuan dan
Kegunaan
Bahan:
Gambar
Keterangan:
Latar Belakang
Prinsip Dasar
Alat yang digunakan berupa Tabung reaksi berskala 10 mL, Neraca analitik,
Pipet skala 5 cc, Cawan porselin, Oven, Desikator, dan Gegep.
Bahan kimia yang digunakan Cloroform atau pelarut lemak lainnya
Prosedur Percobaan
Rumus
P(b–a) 100
Kadar Lemak = --------------- x 100% X -------------
Berat contoh BK Sampel
Keterangan :
Stambuk : …………………………
Hari/ Tanggal
Tujuan dan
Kegunaan
Bahan:
Gambar
Keterangan:
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
GELOMBANG :
Makassar,
Mengetahui
Koordinator Praktikum Asisten Pembimbing