Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kepada kita semua, sehingga Buku Penuntun Kimia Dasar
ini dapat tersusun dan disajikan sebagaimana yang telah direncanakan. Buku ini berisi tentang
peraturan dan tata tertib laboratorium, tata cara penulisan jurnal dan judul-judul praktikum
semester ganjil.
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi, sehingga terwujudnya buku penuntun UPT. PP. LIDA USU. Smoga buku ini
bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penyusun,
TIM PENYUSUN
1. Praktikan yang diizinkan mengikuti praktikum adalah praktikan yang sudah mendaftar
dan mengikuti pengarahan di Laboratorium Kimia Dasar LIDA – FMIPA USU Medan
2. Praktikan harus berpakaian rapi, bersih, dan sopan
- Tidak boleh memakai T-shirt dalam bentuk apapun termasuk T-shirt berkerah
- Memakai kemeja yang sopan
- Memakai celana atau rok panjang yang menutupi kaki
- Memakai kaos kaki tebal dan menutupi mata kaki
- Memakai sepatu tertutup dan bertali
- Bagi wanita yang berambut panjang, rambut harus diikat rapi
- Tidak diperkenankan memakai perhiasan
3. Memakai jas praktikum berwarna putih bersih
4. Membawa buku laporan sementar beserta format data, kertas responsi, peralatan
laboratorium lengkap, flowsheet, sampel lengkap, tugas – tugas (jika ada)
5. Laporan Resmi Praktikum (Jurnal) diserahkan pada saat praktikum selesai, apabila tidak
lengkap maka praktikan akan diberikan sanksi.
JUDUL PERCOBAAN
2 cm
TUJUAN PERCOBAAN
- Untuk mengetahui..
(minimal 3 buah )
METODOLOGI PERCOBAAN
ALAT
Beaker Glass
Gelas Ukur
Tabung Reaksi
dst..
BAHAN
HCl(aq) 0,01 M
NaOH(aq) 0,01 M
Aquadest(l)
dst..
PROSEDUR PERCOBAAN
- Disediakan 1 tabung reaksi
- Diisi dengan 1 ml HCl 0,01 M
dst..
Perhitungan
M1.V1 = M2 . V2
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
(Sesuai dengan tujuan percobaan dan minimal 3 buah)
Saran
- Sebaiknya, praktikan selanjutnya….
(minimal 3 buah)
( ) ( )
PENENTUAN RUMUS EMPIRIS
TUJUAN PERCOBAAN
- Untuk mencari rumus empiris suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul senyawa
tersebut
- Untuk mengetahui metode-metode pembentukan kristal
- Untuk mengetahui aplikasi percobaan
- Untuk mengetahui reaksi percobaan
LATAR BELAKANG
Rumus empiris suatu senyawa menyatakan nisbah terkecil jumlah atom yang terdapat
dalam senyawa tersebut. Misalnya, hydrogen eroksida mempunyai rumus nyata H 2O2, ini berarti
rumus empirisnya HO. Asitilena adalah gas yang digunakan untuk mengelasdan benzene adalah
pelarut cair. Sifat fisis dan kimia kedua zat ini berbeda, tetapi rumus empirisnya sama yaitu CH.
Rumus molekul asetilena C2H2 , sedangkan rumus molekul Benzena C6H6.
Menurut sejarah, rumus empiris ditemukan lewat penggabungan nisbah dari bobot-bobot
dari unsur-unsurnya.ini merupakan langkh yang penting untuk memperlihatkan sifat berkala dari
unsur-unsur. Percobaan rumus empiriis juga dilakukan untuk menentukan gaya gabung suatu
unsure. Baru-baru ini, unsur-unsur sintetik lawrensium radioaktif, bergabung dengan klorin
membentuk lawrensium klorida dengan rumus lrcl3.
Beberapa unsur menunjukkan daya gabung lebih dari satu, sehingga rumus empiris
senyawa bergantung pada bagaimana unsur itu bergabung. Misalnya, besi dapat bereaksi dengan
oksigen membentuk besi (II) oksida atau besi (III) oksida, bergantung pada kondisi percobaan
pembentukan senyawa. Dalam percobaan ini, pita magnesium akan dipanaskan dalam krus dan
di ubah menjadi oksida.
BAHAN
- Serbuk Logam Cu
- HNO3 4 M
PROSEDUR
- Dicuci dan dikeringkan cawan penguap
- Ditimbang
- Dimasukkan 0,5 gr serbuk logam Cu
- Ditambahkan dengan 10 ml HNO3 4 M
- Ditutup dengan kaca arloji
- Dipanaskan diatas nyala Bunsen sampai terbentuk endapan/kristal berwarna hitan
- Didinginkan
- Ditimbang
- Dihitung berat Kristal hitam dan ditentukan rumus empirisnya
DATA PERCOBAAN
No Perlakuan Pengamatan
1 Dicuci dan dikeringkan cawan penguap
2 Ditimbang
3 Dimasukkan 0,5 gr serbuk logam Cu
4 Ditambahkan dengan 10 ml HNO3 4 M
5 Ditutup dengan kaca arloji
6 Dipanaskan diatas nyala Bunsen sampai terbentuk
endapan/kristal berwarna hitan
7 Didinginkan
8 Ditimbang
9 Dihitung berat Kristal hitam dan ditentukan rumus
empirisnya
TUGAS
1. Jelaskan metode-metode pembentukan kristal!
2. Jelaskan aplikasi dari percobaan!
3. Tuliskan pengertian dari:
a. Rumus empiris
b. Kristal
c. Amorf
d. Oksidasi
e. Reduksi
f. Endapan
g. Filtrat
STRUKTUR SENYAWA
TUJUAN PERCOBAAN
- Untuk mengetahui bentuk tiga dimensi dari rumus molekul suatu senyawa
- Untuk mengetahui ikatan yang terjadi dalam suatu senyawa
- Untuk mengetahui struktur lewis dari suatu senyawa
LATAR BELAKANG
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau molekul. Atom yang satu
melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron ( serah terima elektron).
Tujuan dari pembentukan ikatan kimia yaitu agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur,
elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom
atau unsur yang dilihat pada tabel berkala dengan memperhatikan golongan unsur tertentu.
Berrdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan,
maka ikatan kimia dibedakan yaitu: ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan logam, ikatan hidrogen.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengambil kesimpulan mengenai rumus titik elektron
senyawa dari satu model.model tersenut disusun dari sejumlah bola dan tongkat penghubung
mewakili satu ikatan kovalen tunggal. satu ikatan tunggal terdiri dari dua elektron yang
digambarkan dengan dua titk elektron jadi untuk menggambarkan rumus titik elektron H-O-H
adalah H: O : H.
Untuk menyusun suatu model, satu tongkat yang menghubungkan dua bola
menggambarkan satu ikatan tunggal, jika dua bola bergabung dengan dua tongkat,ini berarti satu
ikatan ganda, atau empat elektron ikatan. tiga tongkat yeng menggabungkan dua bola
menggambarkan tiga pasang elektron ikatan.
Model disusun untuk menggambarkan satu senyawa. semua lubang yang terdapat pada
setiap bola harus dipenuhi dengan satu tongkat (kecuali nitrogen). untuk warna bola sesuaikan
dengan model melekul yang digunakan.
Hidrogen ( mempunyai satu lubang), karbon ( mempunyai empat lubang), Nitrogen
( mempunyai tiga lubang), klorin ( mempunyai satu lubang), iodin (mempunyai satu lubang).
ALAT DAN BAHAN
ALAT
- Model Molekul
BAHAN
-
PROSEDUR PERCOBAAN
- Disusun molekul-molekul dalam bentuk tiga dimensi dengan menggunakan model
molekul
- Digambar strukturnya
- Ditentukan titik elektron berdasarkan elektron valensi
- Dihitung jumlah elektron valensi dari masing-masing unsur
DATA PERCOBAAN
Model Tiga Rumus Titik
Senyawa Rumus Struktur Elektron Valensi
Dimensi Elektron
TUGAS
1. Jelaskan pengertian dari :
a. Unsur
b. Senyawa
c. Jari-jari atom
d. Energi ionisasi
e. Afinitas elektron
2. Jelaskan pembagian teori perkembangan atom
3. Jelaskan pembagian ikatan kimia beserta contohnya
4. Tuliskan konfigurasi unsur dibawah ini
a. 8O
b. 11Na
c. 17Cl
5. Tuliskan reaksi ionisasi senyawa dibawah ini
a. NaOH
b. HCl
c. H2SO4
REAKSI – REAKSI KIMIA
TUJUAN PERCOBAAN
- Untuk mengetahui jenis-jenis reaksi kimia
- Untuk mengetahui tanda-tanda terjadinya reaksi kimia
- Untuk mengetahui perbedaan antara reaksi kimida dan reaksi fisika
LATAR BELAKANG
Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yang hasil reaksi terbentuk dari
beberapa zat aslinya yang disebut dengan pereaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh
kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna, pembentukan endapan, dan timbulnya gas.
Ada lima jenis reaksi kimia biasa. Jenis pertama adalah sintesis satu jenis senyawa dari
dua zat atau lebih. Jenis ini dinamakan reaksi penggabungan.
A+Z AZ
Jenis kedua disebut reaksi penguraian, yaitu terpecahnya suatu senyawa menjadi dua zat atau
lebih, biasanya dengan memasok kalor
A Z A + Z
Jenis reaksi ketiga dinamakan penggantian, disini satu unsure menggantikan unsur lain didalam
senyawa. Unsur yang digantikan adalah yang letaknya lebih bawah dalam deret elektromotif
(deret elektromotif : Li, K, Ba, Ca, Na, Al, Zn, Fe, Cd, Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Ag, Hg, Au)
HX + BOH BX + HOH
Reaksi netralisasi sesungguhnya adalah jenis khusus dari reaksi penggantian rangkap, dengan
satu kation hydrogen dan satu anion hidroksida.
BAHAN
- Pita Magnesium (Mg)(s)
- CuSO4.5H2O(S)
- Serbuk Magnesium (Mg)(s)
- Serbuk Tembaga (Cu)(s)
- HNO3(aq) 0,1 M
- HCl(aq) 1 M
- KI(aq) 0,1 M
- AgNO3(aq) 0,1 M
- Hg(NO3)2(aq) 0,1 M
- H2SO4(aq) 0,1 M
- H3PO4(aq) 0,1 M
- NaOH(aq) 3 M
- Indikator Phenolptalein(aq)
PROSEDUR PERCOBAAN
* Reaksi Penggabungan
- Pita Magnesium dijepit dengan penjepit tabung
- Dibakar pada nyala api bunsen
- Diamati perubahan yang terjadi sampai pita magnesium terbakar seperti kembang api
* Reaksi Penguraian
- Sejumlah tertentu CuSO4.5H2O dimasukkan ke dalam tabung reaksi (dengan
menggunakan spatula)
- Kemudian dijepit dengan penjepit tabung dan dibakar pada nyala api bunsen
- Diamati perubahan yang terjadi sampai kristal berubah warna dari biru menjadi putih dan
terdapat uap air pada dinding tabung
* Reaksi Netralisasi
- Sebanyak 1 mL larutan HNO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 1 tetes indikator Phenolptalein (indikator PP)
- Kemudian diteteskan larutan NaOH 0,1 M setetes demi setetes sampai larutan berubah
warna menjadi larutan merah lembayung sambil dihitung jumlah tetesan
- Dilakukan hal yang sama untuk larutan H 2SO4 0,1 M dan larutan H 3PO4 sebagai pengganti
larutan HNO3
DATA PERCOBAAN
No. Perlakuan Pengamatan
Reaksi Penggabungan
1 Mg + O2 2MgO
Reaksi Penguraian
2
CuSO4.5H2O CuSO4 + H2O
3 Reaksi Pergantian Tunggal
a. Mg + 2HCl MgCl2 + H2
Reaksi Netralisasi
a. HNO3 + NaOH pp NaNO3 + H2O
TUGAS
1. Jelaskan pembagian reaksi kimia dan contohnya!
2. Tuliskan tanda-tanda terjadinya reaksi kimia!
3. Jelaskan perbedaan reaksi kimia dan reaksi fisika beserta contoh!
KESETIMBANGAN KIMIA
TUJUAN PERCOBAAN
- Untuk mengukur konstanta kesetimbangan dari reaksi percobaan
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia
- Untuk mengetahui perbedaan reaksi reversibel dan reaksi irreversibel
- Untuk mengetahui pembagian titrasi
LATAR BELAKANG
Dalam mengukur konstanta kesetimbangan pada prakteknya akan ditemui beberapa
kesulitan. Dalam menentukan nilai Kc dalam suatu reaksi, pertama reaksi harus ditunggu sampai
mencapai kesetimbangan, kemudian konsentrasi produk diukur dan kemudian nilai Kc dapat
ditentukan. tetapi dalam pengukuran konsentrasi reakten atau produk harus diambil sejumlah
larutanya untuk dianalisa. pengambilan larutan akan mempengaruhi kesetimbangan. Idealnya
digunakan suatu metode yang tidak melibatkan pengambilan larutan untuk dianalisa seperti
metode diatas.
Salah satu metode yang tidak melibbatkan pengambilan larutan dalam menentukan
konsentraasi reaktan atau produk adalah metode kalorimetri. Pada percobaan ini akan dipelajar
reaksi kesetimbangan :
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H3 + H2O
reaksi ini berlangsung sangat lambat, tetapi dapat dapat dikatalisa oleh ion H +. Walaupun telah
dikatalisa, untuk mencapai kesetimbangan masih dibutuhkan beberapa hari, agar reaksi berjalan
sempurna. konsentrasi reaktan maupun poduk dapat ditentukan dengan titrasi yang dilakukan
dengan tepat, sehingga tidak mengganggu kesetimbangan secara nyata. Konstanta
kesetimbangan dapat dicari dengan menggunakan persamaan :
[ C H 3 COOC 2 H 5 ][ H 2 O ]
Kc=
[C H 3 COOH ] [ C2 H 5 OH ]
ALAT DAN BAHAN
ALAT
- Erlenmeyer 125 ml
- Pipet Volum 5 ml
- Bola Karet
- Pipet tetes
- Gelas ukur 10 ml
- Statif dan klem
- Buret
- Beaker glass 250 ml
- Plastik
- Karet
BAHAN
- HCl 2 M
- Etanol absolute
- Asam asetat glacial
- NaOH 3M
- Aquadest
PROSEDUR PERCOBAAN
- Disediakan 5 erlenmeyer 125 ml
- Diisi masing-masing Erlenmeyer dengan 5 ml HCl 2 M
- Ditambahkan etanol absolute kedalam masing-masing Erlenmeyer dengan volume
sebagai berikut : 4 ml untuk Erlenmeyer II, 3 ml untuk Erlenmeyer III, 2 ml untuk
Erlenmeyer IV dan 1 ml untuk Erlenmeyer V, sedangkan Erlenmeyer I tidak
ditambahkan etanol absolute
- Ditambahakan Asam asetat glacial kedalam masing-masing Erlenmeyer dengan volume
sebagai berikut : 1 ml untuk Erlenmeyer II, 2 ml untuk Erlenmeyer III, 3 ml untuk
Erlenmeyer IV dan 4 ml untuk Erlenmeyer V sedangkan Erlenmeyer I tidak ditambahkan
Asam asetat glacial.
- Ditutup dengan plastic dan diikat dengan karet
- Diguncang-guncang selama ± 15 menit
- Dititrasi dengan menggunakan larutan baku NaOH 3 M
- Dicatat volume NaOH yang terpakai
DATA PERCOBAAN
TUGAS
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia
2. Tuliskan bunyi asas Le Chatelier
3. Jelaskan perbedaan titrasi asidimetri dan alkalimetri
EKSTRAKSI
TUJUAN PERCOBAAN
- Untuk mengetahui kandungan senyawa dalam sampel
- Untuk mengetahui pelarut yang sesuai untuk sampel
- Untuk mengetahui pembagian ekstraksi
LATAR BELAKANG
Ekstraksi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan suatu senyawa tertentu yang
diinginkan dari bahan yang diduga mengandung senyawa tersebut. Untuk melakukan ekstraksi
dapat dilakukan dengaqn berbagai cara yaitu Mechanical dan Solvent Extraction (ekstraksi
pelarut).
Melalui cara ekstraksi pelarut biasanya dengan bahan yang sedikit dapat diperoleh hasil
semaksimal mungkin dan salah satu cara dapat digunakan melalui cara sokletasi. Umumnya
disamping hasil yang maksimal mungkin juga dapat digunakan dalam penentuan secara
kuantitatif terutama dalam penentuan minyak dan lemak dari bahan yang memiliki kandungan
tersebut. Untuk ekstraksi minyak maupun lemak umumnya digunakan pelarut organik seperti n-
heksan, petroleum, gasoline,karbondisulfida serta pelarut-pelarut lainnya.
BAHAN
- n-Heksana
- kertas saring Whatman No. 1
- Sampel
PROSEDUR PERCOBAAN
- Ditimbang 125 gr sampel
- Dihaluskan dengan alu dan lumpang
- Dimasukkan dalam botol plastik
- Ditambahkan 150 ml n-heksan
- Ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet
- Ditutup botol dengan tutup botol plastik
- Dimaserasi selama 3 hari
- Disaring dengan kertas saring
- Diuapkan n-heksan sampai habis
- Dihitung volume minyak yang diperoleh
DATA PERCOBAAN
No. Perlakuan Pengamatan
1. Ditimbang 125 gr sampel
2. Dihaluskan dengan alu dan lumpang
3. Dimasukkan dalam botol plastik
4. Ditambahkan 150 ml n-heksan
5. Ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet
6. Ditutup botol dengan tutup botol plastik
7. Dimaserasi selama 3 hari
8. Disaring dengan kertas saring
9 Diuapkan n-heksan sampai habis
10. Dihitung volume minyak yang diperoleh
TUGAS
1. Sebutkan pengertian ekstraksi dan pembagiannya!
2. Jelaskan kebaikan dan keburukan dari sokletasi dan maserasi!
3. Mengapa dalam ekstraksi lemak dan minyak digunakan pelarut non polar?
PENGENDALIAN KEASAMAN (pH) LARUTAN BUFFER
DAN PENGGUNAAN INDIKATOR
TUJUAN PERCOBAAN
- untuk mengetahui cara pembuatan larutan buffer asam dan buffer basa
- untuk mengetahui jenis-jenis larutan buffer
- untuk mengetahui pengukuran pH dari sampel
- untuk mengetahui perubahan warna indikator dalam suasana asam dan basa
LATAR BELAKANG
Bila didefinisikan secara sederhana asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam
air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hydrogen sebagai satu-satunya ion positif.
Basa secara sederhana dapat didefenisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan dalam air mengalami
disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negative.
Dalam analisis kimia, kita sering berhadapa dengan konsentrasi-konsentrasi ion hydrogen yang
rendah. Untuk menghindari kerumitan menuliskan angka-angka dengan factor 10 berpangkat
negative, Sorensen (1909) memperkenalkan eksponen ion-Hidrogen (pH), yang didefenisikan
sebagai berikut :
pH=−log ¿ ¿
Jadi, besarnya pH adalah sama dengan logaritma dari konsentrasi ion Hidrogen dengan
diberi tanda negative, atau logaritma dari kebalikan konsentrasi ion-Hidrogen.
suatu penetapa kasar pH suatu larutan dapat dilakukan dengan mudah dengan indicator asam
basa. indicator asam basa adalah asam basa organic yang mempunyai satu warna jika konsentrasi
hydrogen lebih tinggi dari suatu harga tertentu dan suatu warna lain jika konsentrasi itu lebih
rendah. Akan digunakan rumus umum HIn untuk indicator asam lemah untuk menggambarkan
tipe reaksi yang terlibat. kesetimbangan untuk pengionannya dinyatakan sebagai
HIn H+ + In-
Larutan penyanggga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan
keasaman (pH) tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan asam, basa atau
pengenceran.
Larutan penyangga terdiri dari campuran antara asam lemah dan basa konjugasinya atau
basa lemah dan asam konjugasinya.larutan buffer dibedakan atas larutan penyangga asam dan
larutan penyangga basa
- larutan buffer asam (mempertahankan pH asam/ pH<7),larutan buffer ini mengandung asam
lemah (HA) dan basa konjugasinya (A-) dibuat dengan mencampurkan asam lemah dengan
garam dari asam lemah tersebut. Contoh :
CH3COOH + NaCH3COO (komponen buffernya : CH3COOH & CH3COO-)
- larutan buffer basa (mempertahankan pH basa/ pH>7), larutan buffer ini mengandung suatu
basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+) dibuat dengan mencampurkan suatu basa lemah
dengan garamnya. Contoh:
NH3 + NH4Cl (komponen buffernya NH3 & NH+)
BAHAN
- Aquadest
- HCl 1M
- NaOH 1M
- CH3COOH 1M
- CH3COONa 1M
- NH4OH 1M
- NH4Cl 1 M
- Indikator PP
- Indikator Metil Orange
- Indikator BTB
- Sampel
PROSEDUR PERCOBAAN
A. Pengujian pH
I. Pengujian pH terhadap larutan bukan buffer
- Disediakan tiga buah tabung reaksi
- Diisi masing – masing tabung reaksi dengan 1 ml aquadest, 1 ml HCl 1M, dan NaOH 1M
- Diukur dan dicatat pH masing-masing larutan tersebut
- Ditambahkan sebanyak 1 tetes HCl 1M kedalam masing-maing larutan
- Diiukur dan dicatat kembai pH dari masing-masing larutan
DATA PERCOBAAN
A. Pengujian pH
Keasaman (pH)
Larutan Sebelum penambahan Setelah penambahan Setelah penambahan
HCl 1M/NaOH 1M HCl 1M NaOH 1M
A. Larutan bukan
buffer
1. air suling
2. NaOH 1M
3. HCl 1 M
B. Larutan buffer
1. buffer asam
(CH3COOH +
CH3COONa)
2. buffer basa
(NH4OH + NH4Cl)
C. Sampel
B. Penggunaan Indikator
Daerah Pengamatan
Indikator PP Indikator MO Indikator BTB
Netral ( Aquadest)
Asam (HCl 1M)
Basa (NaOH 1M)
Sampel
PERHITUNGAN
1. Menentukan pH larutan bukan buffer
Asam : pH = -log [H+]
Basa : pH = 14-pOH
pOH = -log [OH-]
TUGAS
1. Jelaskan teori asam-basa menurut Arhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis!
2. Tuliskan pembagian indikator!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan larutan buffer dan cara kerjanya!
KINETIKA KIMIA
TUJUAN PERCOBAAN
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
- Untuk mengetahui pembagian orde reaksi
- Untuk mengetahui aplikasi percobaan
LATAR BELAKANG
Cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang laju reaksi disebut kinetika kimia.
Tujuan utama kinetika kimia adalah menjelaskan bagaimana laju tergantung pada konsentrasi
reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi berdasarkan pengetahuan tentang laju reaksi
yang diperoleh dari eksperimen.
Kinetika kimia dsebut juga dinamika kimia, karena adanya gerakan molekul, elemen,
atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu. Mekanisme reaksi dapat
diramalkan dengan bantuan pengamatan dan pengukuran besaran termodinamika suatu reaksi
dengan mengamati arah jalannya reaktan maupun produk suatu sistem.
Pengukuran laju reaksi merupakan bidang kimia yang menakjubkan. Dari kajian kinetika,
dapat diperoleh informasi tentang mekanisme reaksi dan reaksi katalis. laju reaksi kimia dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konsentrasi pereaksi, suhu dan katalis. Pengukuran laju
dilakukan dibawah kondisi percobaan yang tetap dan satu factor diragamkan dan factor lain
tetap.
BAHAN
- Asam oksalat(aq) 0,1 M
- Asam sulfat(aq) 6N
- KMnO4(aq) 0,1N
- Aquadest(l)
- Na2S2O3(aq) 0,15 M
- HCl(aq) 3 M
- Sampel
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
- Disediakan 3 buah Erlenmeyer 100 ml
- Diisi masing-masing Erlenmeyer dengan 6 ml asam oksalat 0,1 M
- Ditambahakan 2 ml asam sulfat pada masing-masing Erlenmeyer
- Erlrnmeyer pertama dipanaskan pada nyala Bunsen sampai suhu 50 oC, dan erlemmeyer
kedua sampai 100oC sedangakan Erlenmeyer ketiga tidak dipanaskan
- Ditambahkan 3 tetes KMnO4 0,1 N pada masing-masing Erlenmeyer
- Diamati prubahan warna dan dicatat waktu mulai saat penambahan KMnO 4 0,1N sampai
larutan jernih
4. Orde Reaksi dalam Reaksi antara Natrium Tiosulfat dengan Asam klorida
- Disediakan 5 erlenmeyer 125 ml
- Di isi masing-masing Erlenmeyer dengan natrium tiosulfat 0,15 M dengan volume
sebagai berikut : 25 ml untuk Erlenmeyer I, 20 ml untuk Erlenmeyer II, 15 ml untuk
Erlenmeyer III, 10 ml untuk erlenemeyer IV dan 5 ml untuk Erlenmeyer V
- Ditambahkan H2O kedalam masing-masing Erlenmeyer dengan volume sebagai berikut :
5 ml untuk Erlenmeyer I, 10 ml untuk Erlenmeyer II, 15 ml untuk Erlenmeyer III, dan 20
ml untuk Erlenmeyer IV, sedangkan Erlenmeyer I tidak ditambahkan akuades
- Diaduk campuran Natrium Tiosulfat dan air sampai homogeny
- Ditambahkan 4 ml HCl 3 M kedalam masing-masing Erlenmeyer dan dicatat waktu saat
HCl ditambahakan sampai terbentuk endapan belerang yang ditandai dengan
mengkeruhnya larutan.
DATA PERCOBAAN
1. Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi
Erlenmeyer Volume Asam Volume Asam Volume Suhu waktu
oksalat sulfat KMnO4
1 6 ml 2 ml 3 tetes 50oC
2 6 ml 2 ml 3 tetes 100oC
3 6 ml 2 ml 3 tetes -
4. Orde Reaksi dalam reaksi antara Natrium Tiosulfat dengan Asam Klorida
Erlenmeyer Volume Natrium Volume Volume HCl waktu
Tiosulfat 0,15 M H2O 3M
1 25 ml - ml 4 ml
2 20 ml 5 ml 4 ml
3 15 ml 10 ml 4 ml
4 10 ml 15 ml 4 ml
5 5 ml 20 ml 4m
TUGAS
1. Jelaskan pengertian dari :
a. Kinetika kimia
b. Orde reaksi
c. Larutan
d. Waktu paruh
e. Kelarutan
f. Katalis
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi!
3. Jelaskan aplikasi percobaan!
UJI MOLEKUL HAYATI
TUJUAN PERCOBAAN
- Untuk mengetahui cara identifikasi karbohidrat secara kualitatif
- Untuk mengetahui cara identifikasi protein secara kualitatif
- Untuk mengetahui pembagian karbohidrat
LATAR BELAKANG
Seperti kebanyakan alcohol, karbohidrat mengalami reaksi dehidrasi dengan asam sulfat
pekat. Pentosa menghasilkan fulsural, sedangkan ketoheksosa dan aldo heksosa menghasilkan
metal fulfural.Ini merupakan dasar dari uji molisch, yaitu uji umum untuk karbohidrat. Produk-
produk dehidrasi dari karbohidrat bereaksi dengan naftol memberikan senyawa berwarna.
Semua monosakarida dari banyak disakarida mereduksi bahan pengoksidasi lemah
seperti Cu2+ dalam reagent fehling. karbohidrat ini disebut gula pereduksi. Agar berfungsi
sebagai gula pereduksi karbohidrat harus memiliki gugus fungsi aldehid atau gugus hemiasetal
yang dapat membuka menjadi aldehid.
Protein adalah gabungan dari asam-asam amino melalui ikatan peptida.Protein terdapat
dalam semua jaringan hidup baik hewan maupun tumbuhan. Untuk menunjukan apakah bahan
makanan mengandung protein atau tidak dapat diuji melalui reaksi warna yaitu, xantoprotein,
millon, ninihidrin, dan sakaguchi.
Reaksi biuret, kupri sulfat dalam keadaan alakalis bereaksi dua atau lebih ikatan
peptida.reaksi ini menghasilkan warna ungu. Intensitas warna tergantung oleh banyaknya ikatan
peptida yang terdapat dalam protein tersebut.
Prinsip reaksi millon, senyawa yang mengandung radikal hidroksi benzen bereaksi
dengan pereaksi millon membentuk kompleks merah. Hanya protein yang mengandung tirosin
dan turunan-turuan menngandung reaksi positif.
Prinsip reaksi Xantoprotein, asam amini yang mempunyai inti aromatik menghasilkan
turunan nitro berwarna kuning bila dipanaskan dengan asam nitrat pekat.
ALAT DAN BAHAN
ALAT
Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
Beaker glass
Kaki tiga
Kawat kasa
Api bunsen
Penjepit tabung
Korek Api
Ultrasonik
BAHAN
Fehling A
Fehling B
Larutan Benedict
NaOH 10%
Reagensia Molisch
H2SO4(p)
HCl 2M
Air salifah
CuSO4
Pb(CH3COO)20,01M
CH3COOH 3%
Reagensia Millon
HNO3(p)
FeCl3 0,01 N
Reagensia Tollens
PROSEDUR PERCOBAAN
I. Identifikasi Terhadap Karbohidrat
1. Uji Fehling
Dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan fehling A
Ditambahkan fehling B
Dipanaskan selama 10 menit
Diamati perubahan warnanya
2. Uji Benedict
Dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan larutan Benedict
Dipanaskan selama 10 menit
Diamati perubahan warnanya
3. Uji Pendamaran
Dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan NaOH 10%
Dipanaskan selama 10 menit
Diamati perubahan warnanya
4. Uji Molisch
Dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 3 tetes reagensia Mollisch
Ditambahakan H2SO4(p) melalui dinding tabung
Diamati perubahannya
2. Uji Belerang
Dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan NaOH 10%
Ditambahkan Pb(CH3COO)2
Ditambahkan CH3COOH
Dipanaskan 10 menit
Diamati perubahan warnanya
3. Uji Millon
Dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan reagensia Millon
Dipanaskan selama 10 menit
Diamati perubahan warnanya
4. Uji Xantoprotein
Dimasukkan sampel ke dalam ke tabung reaksi
Ditambahkan HNO3(p)
Diamati perubahan warnanya
5. Uji Denaturasi dengan pemanasan
Dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi
Dipanaskan selama 10 menit
Diamati perubahan bentuknya
DATA PERCOBAAN
I. Identifikasi Terhadap Karbohidrat
SAMPEL
NO UJI PERLAKUAN ............ ............
1. Fehling Sampel + Fehling A + Fehling B →↓ merah
s bata
Sampel + HNO3(p)→kuning
4. Xantoprotein