Anda di halaman 1dari 20

Laporan Tetap Praktikum

PERKEMBANGAN HEWAN
ACARA III
"METAMORPHOSIS SERANGGA"

OLEH :
NAMA : HANI ARDIYANTINI
NIM : 200104073
SEMESTER/KELAS : V/C

LABORATORIUM TERPADU
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum “Perkembangan Hewan” Di Susun Sebagai Salah
Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.

Mataram, Oktober 2022

Disahkan Oleh:

Co. Assisten

(Nuning Samtika)
NIM: 180104024

ii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan nikmat iman, kesempatan, dan kesehatan sehingga
dapat menyelesaikan laporan praktikum Perkembangan Hewan tentang
"Metamorphosis Serangga" ini dengan maksimal dan tepat pada waktu yang telah
dijadwalkan meski jauh dari kata sempurna.
Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan alam Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam
ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sampai saat ini. Adapun laporan ini
telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya bantuan dari beberapa
pihak sehingga memperlancar pembuatan laporan ini.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses praktikum ini, terkhusus kepada pihak laboran yang telah mendukung
terlaksananya praktikum ini, Dosen yang membimbing praktikum berjalan, dan
para Co.Asissten yang mengajarkan materi praktikum.

Mataram, 07 Oktober 2022

Hani Ardiyantini

iii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 2
BAB III METODOLOGI ....................................................................... 4
A. Pelaksanaan ................................................................................ 4
B. Alat dan Bahan ............................................................................ 4
C. Prosedur Kerja............................................................................. 4
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 6
A. Hasil Pengamatan ....................................................................... 6
B. Pembahasan .................................................................................. 9
BAB V PENUTUP .................................................................................. 12
A. Kesimpulan ............................................................................... 12
B. Saran .......................................................................................... 12
DAPTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pasca lahir dari beberapa hewan bisa terjadi secara
langsung maupun tidak langsung. Perkembangan secara langsung
melibatkan semacam perpanjangan periode pertumbuhan yang mungkin
berlangsung cepat contohnya mammalia dan aves, sedangkan
perkembangan tidak langsung melalui satu atau lebih stadium larva
sebelum mencapai kedewasaan contohnya pada serangga.
Metamorphosis merupakan suatu proses transformasi dari stadium
larva ke stadium dewasa, lalu metamorfhosis pada serangga diartikan
sebagai salah satu contoh pengontrolan diri pada proses morfogenesis
yang di kendalikan oleh hormon otak, hormon molting dan hormon juvenil
yang berinteraksi satu sama lain.
Karena larva serangga sangat berbeda dari organisme fase dewasa
nya dalam hal morfologi, fisiologi dan ekologi biasanya larva memiliki
nama khusus seperti ninfa dan pupae. Dalam rangkaian metamorphosis
nya yang sempurna maka diperlukan melakukan praktikum
metamorphosis serangga ini untuk mengetahui, mengamati setiap tahapan
yang dilalui lalat buah dalam siklus perkembangan nya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah tahapan perkembangan Drosophila Melanogaster?
C. Tujuan
Untuk mengetahui tahapan perkembangan Drosophila
Melanogaster.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada umumnya morfologi serangga itu bisa dikatakan mirip
setangkup bilateral yang kurang lebih memanjang seperti tabung dengan
kisaran panjang hanya 0,25 mm - 330 mm, pada proses perkembangan nya
serangga mengalami proses metamorphosis yaitu perubahan bentuk mulai
dari fase telur sampai dewasa, biasanya serangga dewasa akan terbagi
dalam satu rentetan ruas yaitu ada metamer dimana ruas-ruas tersebut
terbagi atas tiga bagian utama dan umum yaitu kepala, dada dan perut.
(Safira W, M. 2022: 59)
Metamorphosis merupakan siklus perkembangan biologis dari
masa pertumbuhan yaitu penetasan hingga mengalami perubahan, siklus
metamorphosis dipelajari dalam pembelajaran siswa khusus mata
pelajaran biologi, dan untuk melihat interaksi siklus metamorphosis
hewan, dibutuhkan waktu dan menemukan hewan yang ingin di amati
salah satunya serangga jenis lalat buah (drosophilla melanogaster). (Bagus
Bayu, K. 2020: 63)
Lalat buah (drosophilla melanogaster) merupakan organisme yang
paling pertama dimanfaatkan oleh manusia untuk mempelajari analisis
genetika dan kini termasuk eukariot yang paling dikenal dan digunakan
secara luas. Analisis tersebut digunakan untuk memahami transkripsi dan
replikasi, seorang ahli yang pertama kali mempelajari lalat buah bernama
Thomas Hunt Morgan melakukan percobaan terhadap lalat buah di Fly
Room Lab, Universitas Columbia pada tahun 1910 dan mendapati banyak
prinsip hederitas seperti pautan seks, epistatis, multialel dan pemetaan gen.
(Suharsono dkk. 2019: 114)
Drosophilla Melanogaster cukup populer karena sangat mudah
berkembang biak karena hanya memerlukan waktu dua Minggu untuk
menyelesaikan seluruh daur kehidupan nya, mudah pemeliharaan nya serta
memiliki banyak variasi fenotip yang relatif mudah diamati. Jumlah telur
drosophilla melanogaster yang di keluarkan akan menurun apabila

2
kekurangan makanan dan juga drosophilla yang sudah dewasa akan
kekurangan makanan cenderung akan menghasilkan larva yang berukuran
kecil. (Elsa dkk. 2020: 263-264)
Media kultur drosophilla melanogaster dapat menggunakan biakan
dari buah alami, bisa juga menggunakan tiga bahan solid untuk medium
lalat buah yakni jagung, jelai dan gandum pada wild tupe drosophilla
melanogaster. Salah satu biakan buah alami yang menjadi campuran media
standar adalah pisang karena media tersebut disukai lalat untuk dijadikan
inang jika dibandingkan jenis buah lain. (Decker A, dkk. 2020: 103)

3
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Jum'at/07 Oktober 2022
Waktu : 09.00 - Selesai
Tempat : Laboratorium Terpadu UIN Mataram
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Toples transparan
b. Kaos stoking
c. Tali atau karet gelang
2. Bahan
a. Buah pisang 5 macam
b. Ragi tempe 8,56 gram
c. Agar-agar putih 2,11 gram
d. Tepung jagung 36,52 gram
e. Air 500 ml
C. Prosedur Kerja
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum terlebih dahulu, selanjutnya mulailah membuat medium
perkembangan lalat buah dengan mencampurkan bahan-bahan yang sudah
disiapkan, tiang lah agar-agar sebelum padat ke dalam toples, lalu letakkan
lah toples yang sudah berisi medium di ruangan terbuka.
Kemudian tunggulah beberapa saat hingga medium mendingin dan
menunggu ada lalat buah (drosophilla melanogaster) masuk ke dalam
toples tersebut serta jangan lupa untuk mencatat waktunya, kemudian
amati lah perilaku lalat buah di dalam toples tersebut.
Selanjutnya jika sudah ada larva lalat buah yang terlihat, keluarkan
semua lalat buah dan tutup toples dengan kain stoking dan amatilah setiap

4
hari perkembangan larva sampai terbentuk imago, awetkan setiap tahap
perkembangan lalat dengan mengambil larva yang di masukkan botol
sampel yang sudah di isi alkohol 70 %, terakhir dokumentasi dan catat
setiap ciri-cirinya.

5
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Gambar Hasil Pengamatan
a. Pisang Susu
No Gambar Keterangan
1. Larva

2. Pupa

3. Imago (jantan)

b. Pisang Lumut
No Gambar Keterangan
1. Larva

6
2. Pupa

3. Imago (jantan)

c. Pisang Kepok
No Gambar Keterangan
1. Larva

2. Pupa

3. Imago (betina)

7
d. Tanpa Pisang
No Gambar Keterangan
1. Larva

2. Pupa

3. Imago (jantan)

e. Pisang Ketip
No Gambar Keterangan
1. Pupa

8
B. Pembahasan
Secara umum yang merupakan ciri dan sifat makhluk hidup yaitu
mampu berkembang biak melalui perkawinan untuk menghasilkan
keturunan yang nantinya keturunan tersebut pasti mewarisi sifat parental
induk yang dikontrol oleh DNA baik dalam inti sel maupun luar inti sel,
disana lah sitoplasma menyediakan lingkungan bagi gen-gen yang andil
peranan nya, biasanya induk betina lah yang mempengaruhi peranan gen-
gen tertentu dibandingkan induk jantan.
Drosophila Melanogaster mengalami metamorphosis sempurna
yang berarti siklus hidupnya terdiri dari empat fase yaitu fase telur, larva,
pupa dan imago. Fase pertama yaitu fase telur, biasanya telur lalat akan
menetas setelah 24 jam sejak peletakkan telur, menurut amatan literatur
bentuk nya lonjong dengan panjang ± 0,5 mm, pada salah satu ujung telur
terdapat sepasang filamen yang berfungsi untuk mencegah tenggelamnya
telur dalam media dan untuk membantu pernapasan lalat.
Fase kedua yaitu terbentuknya larva, fase larva terdapat tiga
tahapan yaitu ada larva instar biasanya muncul setelah telur menetas,
sehari kemudian berubah menjadi larva instar 2 dan setelah sehari larva
instar 2 berkembang menjadi larva instar 3. Larva akan terus makan
hingga ukurannya membesar, kecepatan makan dan geraknya akan
bertambah seiring dengan perkembangan larva.
Fase ketiga yaitu terbentuknya pupa, kulit terakhir larva akan
menjadi kulit pupa, mengeras dan menggelap. Setelah ± 3,5 jam pupa akan
sepenuhnya terpigmentasi, sebelum pupasi biasanya larva instar 3 akan
merayap pada bagian yang kering, biasanya pada dinding botol atau pada
kertas pupasi yang disediakan atas media pakan.
Fase keempat imago muncul dari puparium melalui operkulum.
Operkulum terletak pada bagian dorsal permukaan cangkang pupa, ketika
imago mendorong operculum, lapisan operculum pecah lalu tubuh imago
muda berukuran lebih kecil berwarna lebih terang dan memiliki sayap

9
yang belum terentang, bisa dalam beberapa jam tubuh imago akan
menggelap dan membulat sehingga sayap lalat akan merentang.
Adapun hasil pengamatan 4 pakan media dengan jenis pisang
berbeda-beda dan 1 pakan media tanpa pisang diperoleh hasil pengamatan
yang pertama yaitu pakan media lalat buah jenis pisang susu, pada fase
telur cukup sulit mengamati struktur bentuk nya dikarenakan kurang alat
bantu seperti lup dan kendala lain nya warna telur sangat menyerupai
pakan sehingga cukup kesulitan membedakan, namun dapat diamati fase
larva nya yang bercirikan panjang berkisar 4 mm bersegmen warna cokelat
pekat, sedangkan pupa terlihat semacam tanduk dengan warna cokelat
muda lebih memendek, dan imago nya kecil membulat dengan organ
lengkap bermata merah saat pengamatan menggunakan mikroskop.
Pengamatan kedua yaitu pakan media jenis pisang lumut, sama
seperti pakan pertama fase telur tidak berhasil di awetkan, namun fase
larva berhasil dengan ciri-ciri lebih panjang dibandingkan larva pisang
susu berkisar antara 4.5 mm bersegmen, lalu pupa bentuknya seperti
tabung dengan tanduk dan bagian ekor yang sudah terlihat. Untuk imago
pakan pisang lumut ini terlihat ciri-ciri imago nya belum sempurna karena
organ-organ nya masih belum kompleks berdasarkan hasil pengamatan
mikroskop.
Selanjutnya ketiga, pakan media tanpa pisang, larva nya
menunjukkan ciri-ciri panjang berkisar 3.8 mm, bersegemen dan untuk
pupa nya relatif lebih kecil di bandingkan kedua jenis pisang sebelum nya,
imago pakan tanpa pisang ini memiliki abdomen lebih kecil dan sempurna.
Kemudian pakan keempat yaitu media pisang kepok, fase telur tidak
berhasil di identifikasi dan awetkan, namun larva nya terlihat lebih besar
dan panjang berkisar 4.5 mm dengan bagian ujung abdomen menahan
bersegemen dan berwarna coklat pekat, lalu pupa nya pun terlihat
berukuran lebih besar sehingga imago nya pun berjenis sempurna dengan
ukuran tubuh yang lumayan besar dibandingkan 3 pakan pisang
sebelumnya.

10
Terakhir ada pakan media pisang ketip diperoleh hasil pengamatan
berupa pupa dengan ciri-ciri berukuran sedang dan membulat, pupa yang
diamati menggunakan mikroskop menunjukkan sedikit lagi pipa tersebut
akan berubah imago persis gambar hasil pengamatan bagian e pakan
media pisang ketip.

11
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Drosophila Melanogaster mengalami metamorphosis sempurna
yang berarti tahapan perkembangan nya terdiri atas empat fase, yang
pertama fase telur yang biasanya menetas setelah 24 jam sejak peletakkan
telur, menurut amatan literatur bentuk nya lonjong dengan panjang ± 0,5
mm.
Lalu fase larva terdapat 3 tahapan pula ada larva instar 1 biasanya
muncul setelah telur menetas, sehari kemudian ada larva instar 2 dan
setelah sehari larva instar 2 berkembang menjadi larva instar 3, kecepatan
makan dan gerak larva akan bertambah seiring dengan perkembangan
larva.
Kemudian fase pupa yaitu kulit terakhir larva akan menjadi kulit
pupa, biasanya mengeras dan menggelap, lalu fase imago muncul dari
puparium melalui operkulum yang terletak pada bagian dorsal permukaan
cangkang pupa, ketika imago mendorong operculum, lapisan operculum
pecah lalu tubuh imago muda berukuran lebih kecil berwarna lebih terang
dan memiliki sayap yang belum terentang.
B. Saran
Untuk kakak co’as kece semoga lebih humble lagi yaa menghadapi
kengaretan pengumpulan laporan kami, karena maklum sudah terverifikasi
resmi nokturnal nih kak hehehe :)

12
DAFTAR PUSTAKA
Bagus Bayu, k, dkk. 2020. Metamorphosis Visualization With Augmented Reality

Using Marker-Based Tracking. Jurnal Riset Informatika. Vol. 3 (1). Hal:

63.

Elsa Msy, M, A, dkk. 2020. Monohobridization With Different Media Treatmenta

on Fruit Flies (Drosophilla Melanogaster). Jurnal Biologi Tropis. Vol. 20

(2). Hal: 263-264.

Decker Alexa, dkk. 2020. Acoustic Stimulus Influences Ovipostioning in

Drosophilla Melanogaster. Jurnal Buletin of Insectology. Vol. 73 (1).

Hal: 103.

Safira Widya, W, dkk. 2022. Pengaruh Media Kultur Pisang Lokal Ternate

terhadap Fekunditas Lalat Buah (Drosophilla Melanogaster) Strain

Normal. Jurnal Bioedukasi. Vol. 5 (1). Hal: 59.

Suharsono, Nuryadin. 2019. Pengaruh Suhu Terhadap Siklus Hidup Lalat Buah

(Drosophilla Melanogaster). Jurnal Bioeksperimen. Vol. 5 (2). Hal: 114.


LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai