Anda di halaman 1dari 16

PENUNTUN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

SEMESTER I
2020/2021

Penyusun:

Dr.dr.Nurfadly, MKT
dr. Iqrina Widya Zahara, MKT
dr. Makmur Husaini, DTM&H, Sp.Par.K
dr.Nelly Murlina, MKT
dr. Said Munazar Rahmat, MKT

BAGIAN PARASITOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
PENUNTUN PRAKTIKUM PARASITOLOGI
SEMESTER I
2020/2021

Penyusun:

Dr.dr.Nurfadly, MKT
dr. Iqrina Widya Zahara, MKT
dr. Makmur Husaini, DTM&H, Sp.Par.K
dr.Nelly Murlina, MKT
dr. Said Munazar Rahmat, MKT
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sejak tahun 2016
menerapkan kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yaitu
kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat mengintegrasikan bidang pendidikan
dan bidang pelatihan serta pengalaman dalam rangka memberikan pengakuan kompetensi sesuai
dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No 44 tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) telah mewajibkan standar minimal pendidikan
tinggi di indonesia.
Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi
pengetahuan, sikap, ketrampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja. KKNI mengatur
9 level kualifikasi sesuai dengan tingkat pendidikan. Pendidikan sarjana (S1) menempati
kualifikasi level 6. Dalam KKNI disyaratkan bahwa tiap kualifikasi mengandung 4 elemen yang
meliputi: 1) Landasan kepribadian dan Pemahaman Kaidah Kehidupan Bermasyarakat
(Attitude), 2) Penguasaan Ilmu dan Ketrampilan (Knowledge dan Skills), 3) Kemampuan
Berkarya (Knowledge dan Skills), dan 4) Sikap dan Perilaku Dalam Berkarya (Attitude).
Praktikum adalah bagian dari perkuliahan yang merupakan kegiatan terstruktur dan
terjadwal yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman yang
nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang teori atau agar mahasiswa
menguasai keterampilan tertentu yang berkaitan dengan suatu pengetahuan atau suatu mata
kuliah. Konten praktikum dibuat berdasarkan tingkat kompetensi penyakit yang berhubungan
dengan ilmu biomedik serta pemeriksaan penunjang diagnosis penyakit sesuai kompetensi.
Konten praktikum juga sesuai dengan tujuan pembelajaran pada blok.

Dekan,
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

( Prof. dr.H. Gusbakti Rusip, M.Sc.,PKK,AIFM) )

i
Daftar Isi

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Praktikum I 1
Praktikum II 9

ii
PRAKTIKUM I
PEMBUATAN SEDIAAN TINJA

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat sediaan tinja untuk
pemeriksaan parasit pada tinja.
Tujuan Khusus :
Mahasiswa mampu mengawetkan tinja dan membuat sediaan tinja dengan cara langsung
(sediaan tinja basah dengan kaca tutup, sediaan apusan tinja basah, pemeriksaan tinja teknik
Kato Katz kualitatif dan kuantitatif ), tidak langsung (sedimentasi dan flotasi), metode
selotif,
dan pembiakan larva dengan modifikasi Harada Mori.

2. LANDASAN TEORI
Pemeriksaan tinja dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa infeksi parasit baik cacing
ataupun protozoa usus. Parasit yang hidup di dalam usus pada umunya dapat didiagnosa
melalui pemeriksaan tinja. Pada pasien yang terinfeksi cacing usus didalam tinjanya dapat
ditemukan cacing dewasa, larva dan telur cacing. Sedangkan pada pasien yang terinfeksi
protozoa usus di dalam tinjanya dapat ditemukan kista atau bentuk vegetatif. Bentuk vegetatif
dapat ditemukan dalam tinja segar, pergerakan khas protozoa dapat dilihat jelas. Dalam tinja
yang sudah tidak segar lagi, bentuk vegetatif akan mati dan tidak dapat dilihat lagi
pergerakannya. Bentuk kista dapat ditemukan pada tinja yang tidak segar, karena dapat
bertahan lebih lama.
Telur cacing dapat ditemukan pada pemeriksaan cara langsung atau cara konsentrasi,
sedangkan larva cacing dapat ditemukan pada pemeriksaan langsung dengan sediaan tinja
basah atau pada pembiakan.
Pada pemeriksaan tinja, untuk mendapatkan spesimen tinja yang benar, harus memenuhi syarat sebagai
berikut, yaitu:
1. Tinja tidak boleh tercampur dengan air kloset atau urin

1
2. Tinja langsung ditampung dalam wadah atau ditampung di alas plastik, diambil sebanyak
lebih kurang 5 gram atau satu sendok teh tinja. masukkan ke dalam wadah , ditutup dan diberi
label.
3. Bila tinja mengandung darah atau lendir, diambil bagian tinja yang berlendir atau berdarah
4. Wadah yang berisi tinja dikirim bersama formulir permintaan pemeriksaan.
Tinja yaang dikumpulkan harus diperiksa sesegera mungkin (dalam waktu 15 menit. maksimum 1 jam
setelah pengumpulan). Bila menerima beberapa sampel tinja pada waktu bersamaan, pemeriksaan tinja
dilakukan pada tinja yang cair atau yang mengandung darah atau berlendir karena kemungkinan
mengandung bentuk vegetatif protozoa yang cepat mengalami kematian.
Bila tinja tidak dapat segera diperiksa, tinja sebaiknya diberi pengawet. dengan tujuan mengawetkan
morfologi protozoa dan mencegah berkembangnya telur atau larva.

CARA PENYIMPANAN DAN PENGAWETAN TINJA

Cara ini dipergunakan untuk pengiriman atau pemeriksaan tinja yang memerlukan waktu
lama dan untuk keperluan penyimpanan parasit dalam.

Alat dan bahan :


1. Formalin 5-10%
2. Pot plastik tertutup untuk wadah tinja

Cara kerja :
1. Larutan formalin 10 % dibuat dengan cara sebagai berikut:, yaitu:
- Persentase Formaldehid umumnya berkisar dari 37% - 40%, jadi kisaran tersebut
merupakan persentase maksimal dari Formaldehid (dianggap 100%).
- Cara membuat larutan Formalin 10% yakni formaldehid 37 % sebanyak 27 ml
dicampur dengan      73 ml akuades.
2. Tinja dimasukkan dalam pot - pot plastik dan di tambah larutan tersebut secukupnya
hingga terendam dan selanjutnya ditutup rapat.

Pemeriksaan tinja dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara langsung dan cara tidak langsung.

I. PEMERIKSAAN CARA LANGSUNG


Pada pemeriksaan cara langsung, tinja basah langsung diperiksa. Ada beberapa cara
pemeriksaan tinja langsung, yaitu:

2
A. Pemeriksaan sediaan tinja basah dengan kaca tutup
Alat dan bahan yang dibutuhkan:
1. Tinja yang akan diperiksa
2. Lidi ( 5 cm)
3. Object glass
4. Kaca penutup
5. Aqua atau zat warna (lugol atau eosin)
Cara kerja :
1. Letakkan setetes larutan zat warna diatas object glass.
2. Ambil sedikit tinja dengan menggunakan lidi
3. Hancurkan tinja di atas object glass hingga terdapat suspensi yang homogen.
Keluarkan bahan yang kasar (sisa makanan, pasir).
4. Tutuplah dengan kaca petutup.
5. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10

B. Pemeriksaan sediaan tinja basah hapus

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


1. Tinja yang akan diperiksa
2. Lidi ( 5 cm)
3. Object glass
4. Aqua atau zat warna (lugol atau eosin)
Cara kerja :
1. Letakkan setetes larutan zat warna diatas object glass.
2. Ambil sedikit tinja dengan menggunakan lidi
3. Hancurkan tinja di atas object glass hingga terdapat suspensi yang homogen.
Keluarkan bahan yang kasar (sisa makanan , pasir).
4. Sebarkan suspensi tinja itu di atas object glass, hingga terdapat lapisan tipis
5. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10

C. Teknik sediaan tebal / teknik Kato katz

3
Pada teknik ini di gunakan cellophane tape sebagai pengganti kaca penutup. Telur cacing
dapat ditemukan lebih banyak, karena kita menggunakan tinja lebih banyak (± 100 - 200
mg). Teknik ini dianjurkan untuk pemeriksaan tinja pada penelitian epidemiologi karena lebih
sederhana, murah dan morfologi telur cacing dapat dilihat cukup jelas.
Larutan Kato yang terdiri dari :
1. 100 bagian aquades
2. 100 bagian gliserin
3. 1 bagian malachite green 3 %

Cara membuat larutan Kato:


1. Timbang malachite green sebanyak 3 gram, masukkan ke dalam beaker glass dan
tambahkan aquades 100 cc sedikit demi sedikit lalu aduk sehingga homogen, maka akan
diperoleh larutan malchite green 3%.
2. Masukkan 100 cc aquades ke dalam wadah plastik, lalu tambahkan 100 cc gliserin
sedikit demi sedikit dan tambahkan 1 cc larutan malachite green 3%, lalu aduk sampai
homogen. Maka akan didapatkan Larutan Kato sebanyak 201 cc.

a. Cara Pemeriksaan Kualitatif (modifikasi teknik Kato katz)


Hasil pemeriksaan tinja kualitatif berupa positif atau negatif cacingan. Prevalensi
cacingan dapat berupa prevalensi seluruh jenis cacing atau per jenis cacing.
Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Cellophane tape yang telah direndam dalam larutan Kato selama 18 - 24 jam
2. Kertas saring
3. Object glass
4. Lidi
5. Tinja yang akan diperiksa
6. Tutup botol dari karet
Cara kerja :
1) Ambil tinja yang diperiksa dengan lidi (kira-kira sebesar kacang hijau) dan letakkan
diatas object glass.
2) Tutuplah dengan cellophane tape
3) Tekan cellophane tape dengan object glass lain atau tutup botol karet untuk
meratakan tinja di bawah cellophane tape.
4) Letakkan sediaan secara terbalik di atas kertas saring , dan biarkan sediaan selama
lebih kurang 20 - 30 menit

4
5) Periksa sediaan di bawah mikroskop dengan pembesaran 100 x (obyektif 10 x dan
okuler 10x), bila, bila diperlukan diperlukan dapat dibesarkan 400 x (obyektif 40 x dan
okuler 10 x).

b. Cara Pemeriksaan Kuantitatif


Pemeriksaan kuantitatif diperlukan untuk menentukan intensitas infeksi atau berat ringannya
penyakit dengan mengetahui jumlah telur per gram tinja pada setiap jenis cacing.
Bahan yanq diperlukan :
1. Cellophane tape yang telah direndam dalam larutan Kato selama 18-24 jam
2. Kawat kasa halus untuk menyaring tinja dengan ukuran 3x4 cm
3. Kertas karton ditengah berlubang dengan ukuran 3x4 cm. Berat tinja dalam
lubang karton telah diketahui sebelumnya (misalnya: 50 mg)
4. Object glass
5. Tutup botol karet
6. Kertas saring ukuran 10 x 10 cm
7. Kertas minyak ukuran 10x10 cm.
8. Lidi
9. Tinja yang akan diperiksa

Cara kerja :
1. Letakkan kertas saring diatas kertas minyak
2. Ambil tinja dengan lidi dan letakkan di atas kertas saring
3. Letakkan kawat kasa di atas tinja.
4. Ambil object glass dan letakkan kertas karton di atas kaca benda , lubang
kertas karton letakkan tepat ditengah kaca benda.
5. Dengan menggunakan lidi tekan kawat kasa diatas tinja , kemudian ambil tinja
yang tersaring diatas kawat kasa dan dimasukkan ke dalam lubang kertas karton .
6. Isilah lubang karton sampai penuh dan permukaannya rata dengan permukaan
kertas karton.
7. Angkatlah kertas karton, dan tinja dalam lubang akan tertinggal di atas object
glass.
8. Tutuplah object glass dengan cellophane tape.
9. Tekan cellophane tape dengan object glass lain atau tutup botol dari karet untuk
meratakan tinja di bawah cellophane tape.

5
10. Letakkan secara terbalik di atas kertas saring.
11. Biarkan sediaan selama 20 - 30 menit.
12. Hitunglah telur cacing , jumlah telur cacing di kali 1000 / 50 sama dengan jumlah telur
cacing dalam 1 gram tinja.

Menghitung telur cacing dengan cara Kato Katz = 1000 x N


Y
Keterangan:

N = Jumlah telur yang ditemukan pada sediaan Kato


Y = Berat tinja dalam mg

Tabel Klasifikasi intensitas infeksi menurut jenis cacing

Klasifikasi Jenis Cacing


Ascaris lumbricoides Trichuris trichiura Cacing tambang
Ringan 1-4.999 1-999 1-1.999
Sedang 5000-49.999 1000 – 9.999 2.000 – 3.999
Berat ≥ 50.000 ≥ 10.000 ≥ 4000

II. PEMERIKSAAN CARA TIDAK LANGSUNG


Pada pemeriksaan tidak langsung tinja yang diperiksa memakan waktu dari beberapa
jam sampai beberapa hari .Pemeriksaan tinja cara tidak langsung dapat dilakukan dengan
beberapa cara , antara lain :
A. Cara Sedimentasi
Bahan yang di perlukan :
1. Gelas sedimentasi ( 250 cc )
2. Saringan kawat
3. Beaker glass
4. Air
5. Sepotong lidi ± 25 cm
6. Pipet dengan karet penghisap

6
7. Object glass dan kaca penutup
Cara Kerja :
1. Saringan di letakkan di atas gelas sedimentasi.
2. Letakkan ± 2 cc tinja dalam beaker glass.
3. Hancurkan tinja dengan lidi sambil dituangi air sedikit demi sedikit .
4. Saring ke dalam gelas sedimentasi .
5. Tambahkan air hingga gelas hampir penuh, diamkan hingga terbentuk sedimen
6. Setelah sedimen terbentuk, cairan keruh di atas sedimen dibuang dan diganti dengan
air baru, diulang hingga air diatas sedimen jernih .
7. Sedimen diambil dengan pipet, diletakkan di atas object glass dan periksa di bawah
mikroskop .

B. Cara Flotasi
Alat dan bahan yang diperlukan :
1. Lidi ± 25 cm
2. Larutan NaCl
3. Tabung reaksi
4. Object glass
5. Kaca tutup
6. Beaker glass

Cara kerja :
1. Isi tabung reaksi dengan larutan NaCI hingga penuh.
2. Letakkan sebanyak 1 gram tinja ke dalam beaker glass.
3. Hancurkan tinja dengan lidi sambil diberi larutan NaCI sedikit demi sedikit.
4. Tuangkan semua larutan NaCI ke dalam beaker glass dan aduk hingga bercampur
5. Tuangkan isi beaker glass ke dalam tabung reaksi kembali sampai penuh, buang
bagian - bagian yang kasar yang terdapat di permukaaan dengan lidi
6. Letakkan kaca tutup di atas tabung reaksi sehingga menyentuh permukaaan.
7. Diamkan selama 45 menit
8. Dengan hati - hati kaca tutup diambil dan diletakkan diatas object glass
9. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesarn 10 x 10

C. Pembiakan Larva dengan modifikasi Harada Mori


Metode ini digunakan untuk menemukan dan mengidentifikasi larva cacing
A.duodenale, N. americanus, Strongyloides stercoralis,-Trichostrongylus sp. Dalam teknik ini
telur cacing dapat berkembang menjadi larva infektif pada kertas saring basah. Kemudian larva akan
ditemukan di dalam air yang terdapat diujung kantong plastik.
Bahan yanq diperlukan :
7
1. Kantong plastik es mambo yang diujungnya sempit tertutup ukuran ± 17 x 3 cm
2. Kertas saring yang dibuat ujungnya runcing berukuran ± 15 x 2,5 cm
3. Air bersih
4. Api lilin
5. Lidi
Cara kerja :
1. Oleskan tinja pada kertas saring bagian tengah.
2. Masukkan kertas saring yang sudah diolesi tinja ke dalam kantung plastik lebih
dahulu, sehingga bagian runcing kertas saring masuk ke bagian sempit dari kantung
plastik.
3. Masukkan air ±2 cc ke dalam kantung plastik, kertas saring dengan olesan tinja
menjadi basah dan air akan tertampung diujung sempit kantong.
4. Tutup kantung plastik dengan memakai api lilin .
5. Gantunglah kantung plastik dengan jepitan kertas .
6. Biarkan selama 4 - 7 hari pada suhu kamar.
7. Larva diperiksa dalam air di ujung sempit kantung plastik dengan pembesaran
kecil.

III. PEMERIKSAAN DENGAN METODE SELOTIP PADA ANAL SWAB

Metode ini dipakai untuk pemeriksaan telur cacing Oxyuris vermicularis. Pemeriksaan ini
dilakukan pada pagi hari sebelum kontak dengan air. Dengan spatel kayu atau salah satu ujung
tangkai gelas pengaduk , dilapisi dengan selotip ( cellophane paper ) ukuran 2x1,5 cm dengan
permukaan yang berperekat disebelah luar.
Kemudian oleskan / tempelkan permukaan yang berperekat tersebut pada daerah lubang dubur
dan ditekankan dengan ujung jari . Kemudian selotip tersebut dilepaskan dan langsung ditempelkan
pada objek glass secara terbalik (bagian yang berperekat menempel pada permukaan object glass)
dan dilihat di bawah mikroskop. Boleh diberikan 1 tetes Toluol atau 1 tetes Jodium dalam Xylol
untuk membuat telur lebih jelas penilaian jumlah telur yang terlihat dalam satu lapangan pandang di
bagi dalam :
+ berarti 1-5 telur dalam 1 lapangan pandang
++ berarti 6- 10 telur dalam 1 lapangan pandang
+++ berarti 11 - 20 telur dalam 1 lapangan pandang
++++ berarti 21 – lebih telur dalam 1 lapangan pandang

IV. TUGAS / LAPORAN PRAKTIKUM


Buat laporan praktikum terdiri dari alat dan bahan, cara kerja dan hasil praktikum.

8
PRAKTIKUM II

PEMBUATAN SEDIAAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN PARASIT

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat sediaan darah untuk
pemeriksaan parasit.
Tujuan Khusus :
Mahasiswa mampu membuat sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal dengan pulasan
Giemsa.

2. LANDASAN TEORI
Darah merupakan salah satu bahan untuk mendiagnosa infeksi parasit. Beberapa parasit
dapat ditemukan dalam darah antara lain : Plasmodium malaria, Mikrofilaria, Leishmania,
Tripanosona dan lain-lain.
Darah diperiksa dengan cara membuat sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal
dengan pulasan Giemsa. Sediaan darah tebal mempunyai kepekaan 20 x dibandingkan sediaan
darah tipis untuk mendeteksi ada tidaknya parasit di dalam sediaan, sedangkan sediaan darah
tipis digunakan untuk menentukan spesies parasit berdasarkan morfologinya.

Perbedaan di antara sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal adalah :
Sediaan darah tipis Sediaan darah tebal
Lebih sedikit darah yang diperiksa Lebih banyak darah yang diperiksa
Morfologi parasit lebih jelas, sehingga lebih Jumlah parasit lebih banyak 20x dalam satu
mudah menentukan spesies dan stadium lapang pandang, sehingga pada infeksi
parasit ringan lebih mudah ditemukan
Perubahan pada eritrosit yang dihinggapi Perubahan pada eritrosit yang dihinggapi
parasit dapat dilihat jelas parasit tidak dapat dilihat jelas

9
A. SEDIAAN DARAH TIPIS
Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Object glass
2. Lanset
3. Alkohol 70 %
4. Metil alkohol
5. Air mengalir
6. Larutan giemsa (dibuat dari campuran 1 bagian giemsa diencerkan dengan 30-50 bagian
larutan pengencer PH 7,2)
Cara kerja :
1. Ujung jari diusap dengan kapas yang dibasahi alkohol 70 %, biarkan kering
2. Tusuk dengan lanset steril
3. Letakkan tetes darah yang kedua pada object glass yang bersih
4. Ambil object glass lain, letakkan ujungnya pada tetes darah tadi, diamkan sedemikian
rupa hingga darah melebar sepanjang tepi object glass
5. Geserkan dengan cepat object glass tersebut dengan sudut 45 derajat sepanjang tepi
object glass pertama sehingga terbentuk lapisan darah tipis
6. Biarkan kering
7. Setelah darah kering, sediaan difiksasi dengan cara membasahi dengan metil alkohol
selama 1-2 menit
8. Buang sisa metil alkohol, keringkan di udara
9. Tuang larutan giemsa di atas sediaan, biarkan selama 20-30 menit
10. Cuci dengan air mengalir secara pelan-pelan
11. Keringkan dengan cara ditegakkan sehingga air dapat turun
12. Periksa di bawah mikroskop

10
Gambar 1 Pembuatan apusan darah tipis

B. SEDIAAN DARAH TEBAL


Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Object glass
2. Lanset
3. Alkohol 70 %
4. Air mengalir
5. Larutan giemsa
Cara pembuatan :
1. Ujung jari diusap dengan kapas yang dibasahi dengan alkohol 70 %, biarkan kering
2. Tusuk dengan lanset steril
3. Letakkan 2 tetes darah pada object glass yang bersih
4. Tetes darah dilebarkan sehingga membentuk sebuah lingkaran dengan diameter 1 cm
5. Biarkan kering,
6. Setelah darah kering, tuang larutan giemsa di atas sediaan, biarkan selama 20-30 menit
7. Cuci dengan air mengalir secara pelan-pelan
8. Keringkan dengan cara ditegakkan sehingga air dapat turun
9. Periksa di bawah mikroskop

11
Gambar 2 Sediaan darah tebal dan tipis

3. TUGAS / LAPORAN PRAKTIKUM


Buat laporan praktikum terdiri dari alat dan bahan, cara kerja dan hasil praktikum.

12

Anda mungkin juga menyukai