Anda di halaman 1dari 11

BAB I

1.1 Latar Belakang

Lingkup bidang keperawatan gigi memberikan asuhan keperawatan gigi baik pada pasien
yang beresiko pertanggungan atau telah dipertanggungjawabkan.Pengetahuan tentang
memerlukan perlindungan sangat diperuntukkan untuk meningkatkan dan mencegah
penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu pengetahuan, ilmu, virologi dan
parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi. Selain itu, perlu juga cara untuk
memperbaiki atau mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik
diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi
atau tempat untuk melakukan asuhan keperawatan gigi. Perkembangan ilmu mikrobiologi
telah memberikan sumbangan yang besar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya
berbagai macam alat berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Diperlukan untuk mencegah
atau mengendalikan infeksi yang dapat menggunakan konsep steril atau bersih, untuk
membantu proses penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan
mencegah meningkatkan infeksi. Maka dari itu, kami perlu penting untuk menyusun sebuah
tulisan yang membahas tentang bagaimana menerapkan desinfeksi dalam makalah ini Juga
bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia keperawatan gigi.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:

1) untuk mengetahui maksud desinfeksi


2) untuk mengetahui tujuan desinfeksi
3) untuk memahami teknik desinfeksi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek


yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri (A. Aziz Alimul H., 2012).
Desinfeksi juga dilakukan pada suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman
patogen dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang ada pada alat perawatan
atau kedokteran. Desinfeksi dilakukan menggunakan bahan desinfektan melalui cara
mencuci, mengoles, merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi dan
mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai. Tujuan Desinfeksi adalah mencegah
penyebaran penyakit dan terjadinya infeksi, mencegah pembusukan dan kerusakan bahan
oleh mikroorganisme.

Kemampuan desinfeksi di tentukan oleh waktu sebelum pembersihan objek,


kandungan zat organik, jenis dan tingkat kontaminasi mikroba, konsentrasi dan waktu
pemaparan, kealamian objek , suhu dan derajat keasaman (pH).

2.2 Jenis Desinfeksi

Adapun desinfeksi dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu:

1. Desinfeksi Tingkat Tinggi

Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dapat membunuh semua jenis bakteri kecuali spora
bakteri. DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus atau menggunakan bahan kimia.

a) DTT dengan merebus


1) Mulai menghitung saat air mulai mendidih
2)
Merebus selama 20 menit dalam wadah tertutup
3)
Seluruh alat harus terendam
4)
Jangan menambah alat apa pun ke udara mendidih
5)
Pakai alat sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan kering yang
telah di DTT, maksimal satu minggu
b) DTT dengan mengukus
1) Kukus alat selama 20 menit
2) Kecilkan api agar udara tetap mendidih
3) Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
4) Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
5) Keringkan dalam kontainer DTT
c) DTT dengan kimia
1) Desinfektan kimia untuk DTT
2) Klorin 0.1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%
3) Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan dibilas lalu keringkan
4) Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 menit
5) Bilas dengan air yang telah di rebus dan dikeringkan di udara
6) Segera pakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT

2. Desinfeksi Tingkat Sedang

Desinfeksi tingkat sedang dapat membunuh bakteri, kebanyakan jamur kecuali spora
bakteri

3. Desinfeksi Tingkat Rendah

Desinfeksi tingkat rendah dapat membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus dan
beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil
tuberkel dan spora bakteri.

2.3 Cara desinfeksi

Menurut A. Aziz alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu
sebagai berikut:

1. Cara Desinfeksi dengan mencuci


Prosedur Kerja:
a. Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram membasahi
dengan alkohol 70%.
b. Cucilah Luka dengan H2O2, betadine, atau larutan lainnya.
c. Cucilah kulit / jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium tinktur 3%,
kemudian dengan alkohol.
d. Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.
2. Cara desinfeksi dengan mengoleskan
Prosedur kerja:
a. Oleskan luka dengan merkurokrom atau. bekas luka jahitan menggunakan
alkohol utau betadine
3. Cara desinfeksi dengan merendam
Prosedur kerja:
a. Rendamlah tangan dengan bantuan lisol 0,5%
b. Rendamlah peralatan dengan solusi lisol 3-5% selama 2 jam
c. Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam
4. Cara desinfeksi dengan menjemur
Prosedur kerja:
a. Jemurlah urinoir, pispot, dan lain-lain dengan masing-masing permukaan
selama 2 jam

2.4 Macam-macam

Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi
dengan membunuh jasad renik (bakterisid), terutama pada benda mati. Proses desinfeksi
dapat menghilangkan 60% - 90% jasad renik. Desinfektan digunakan secara luas untuk
sanitasi baik di rumah tangga, laboratorium, dan rumah sakit. Berikut ini merupakan bahan-
bahan desinfektan.

1. Alkohol

Etil alkohol atau propel alkohol pada udara digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol
yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk mendesinfeksi
permukaan.

2. Glutaraldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik
tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Glutaraldehid merupakan desine, yang kuat.
Glutaraldehid 2% dapat digunakan untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan.

3. Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh biguanid yang digunakan luas dalam bidang kedokteran gigi
sebagai antiseptik kontrok plak.

4.Fenol

Larutan jernih tidak dapat mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk menyelamatkan alat
yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik.Zat ini adalah virusidal
dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini,
banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.

5. Klorsilenol
Merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik,
aktivitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan
(misalnya dettol).

Kriteria desinfektan yang ideal adalah bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi
mikroorganisme pada suhu kamar; aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH,
temperature dan kelembapan; tidak toksik pada hewan dan manusia; tidak bersifat korosif;
tidak berwarna dan meninggalkan noda; tidak berbau; bersifat biodegradable/mudah diurai;
larutan stabil; mudah digunakan dan ekonomis; serta aktivitasnya berspektrum luas.

2.5 Cara Kerja Desinfektan

Menurut prosesnya, cara kerja desinfektan yaitu sebagai berikut:

1. Denaturasi protein mikroorganisme, yaitu dengan mengubah struktur mikroorganisme


hingga sifat-sifat khasnya hilang.

2. Pengendapan protein dalam protoplasma (zat-zat halogen, fenol, alkohol, dan garam
logam).

3. Protein oksidasi (Oksidanasia).

4. Mengganggu sistem dan proses enzim (zat-zat halogen, alkohol, dan garam logam)

5. Modifikasi dinding sel atau membran sitoplasma (desinfektasi dengan aktivitas


permukaan).

2.6 Cara Membuat Larutan Desinfektan

Berikut ini adalah cara membuat larutan desinfektan dengan bahan berupa sabun,
lisol/kreolin, dan savlon.
1. Sabun

Alat / bahan:

a. Sabun padat / krim / cair

b. Gelas ukuran

c. Timbangan

d. Sendok makan

e. Alat pengocok

f. Air panas / hangat dalam tempatnya

g. Baskom

Prosedur kerja:

a. Masukkan 4 gram sabun padat atau cair ke dalam 1 liter air panas/hangat, kemudian
diaduk sampai larut.

b. Masukkan 3 cc sabun cair ke dalam 1 liter air panas/hangat kemudian diaduk sampai larut.
Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan atau peralatan medis.

2. Lisol dan kreolin

Alat / bahan:

a. Larutan lisol / kreolin

b. Gelas ukuran

c. Baskom berisi air

Prosedur kerja:

a. Tambahkan larutan lisol / kreolin 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter udara. Larutan ini
dapat digunakan untuk mencuci tangan.

b. Masukkan larutan lisol / kreolin 2% sebanyak 20 cc atau larutan lisol / kreolin 3%


sebanyak 30 ce ke dalam 1 liter udara. Larutan ini dapat digunakan untuk merendam
peralatan medis.

3. Savlon

Alat / bahan:

a. Savlon

b. Gelas ukuran
c. Baskom berisi air secukupnya

Prosedur kerja:

a. Memasukkan savlon 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air.

b. Masukkan larutan savlon 1% sebanyak 10 cc ke dalam 1 liter air.

2.7 Alat dan Bahan Yang Harus Disiapkan Saat Desinfeksi

1. BOILING DESINFEKTOR

2. HANDUK KERING DAN STERIL

3. SABUN
4. SIKAT ALAT

5. SIKAT KUKU

6. LARUTAN DESINFEKTAN

7. BASKOM
8. BAK INSTRUMEN

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DESINFEKTAN

Disinfektan Keuntungan Kerugian


 Korosif bila konsentrasi-nya
 Murah tinggi’
 Mudah dipakai  Iritasi kulit
Gas Klorin Dan
 Residunya mudah diukur  Efektif bila pH< 7
Hipoklorit
 Spektrum luas untuk  Berbau
kuman sporanya  Sisa makanan/kotoran
menghambat daya kerjanya
 Kekuatan desinfektan
dapat dilihat dari  Tidak efektif terhadap spora
warnanya, 12 ppm  Mahal
Iodophor berwarna seperti teh, 25  Memberi warna bila pekat
ppm berwarna seperti air  Bereaksi dengan zat tepung
kopi memberi warna biru
 Tidak korosif
 Mahal
 Efektif pada pH netral
 Tidak kompatibel pada
 Tidak korosif
animik deterjen
 Tidak berbau
Quart (Amonium  Aktivitas rendah pada air
Quartener)  Tidak berperngaruh oleh sadah
sisa/debu makanan
 Kurang efektif untuk sporan
 Tidak menimbulkan kuman
iritasi
 Perlu di-rinse off
 Meninggalkan suatu  Memberikan rasa tambahan
lapisan film yang (off flavour’s)
menghambat
pertumbuhan mikroba

Anda mungkin juga menyukai