Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Kebersihan Mulut pada Lansia

1. Definisi
Hiegiene perorangan adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara
kesehatan mereka (Potter & Perry, 2005). Salah satu bentuk hygiene yang sering
dilakukan adalah hygiene gigi dan mulut. Gigi dan mulut merupakan salah satu
organ jalan masuknya kuman oleh sebab itu, kebersihan gigi dan mulut perlu
dipertahankan. Membersihkan mulut merupakan tindakan membersihkan area
bibir,

gigi,

mukosa,

mempertahankan

status

gusi,

langit-langit,

kesehatannya.

dan

Tindakan

lidah
yang

untuk

membantu

dilakukan

yaitu

menggosok, membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan, plak, dan


bakteri; memasase gusi; dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari
bau yang dan rasa yang tidak nyaman (Potter & Perry, 2005).
2. Indikasi:
- Lansia yang masih memilik gigi maupun yang tidak memiliki lagi.
- Klien yang menggunakan gigi palsu.
- Klien yang memiliki giginya sehat maupun rusak.
3. Kontraindikasi:
- Tidak ada.
4. Alat-alat
- Sikat gigi
- Air bersih dalam gelas untuk kumur
- Air bersih dalam gelas kumur.
- Baskom plastik untuk membuang air kumur.
- Handuk untuk alas di dada.
5. Anatomi daerah yang akan dilakukan tindakan
Pada lansia, enamel gigi menjadi lebih keras dan rapuh, dan dentin menjadi
berserat. Gigi lansia juga cenderung lebih sensitif terhadap rangsang dan mudah
patah, sehingga kemungkinan gigi tanggal lebih besar. Selain itu, produksi saliva
pada lansia sudah menurun, sehingga kemampuan untuk mencerna makanan pun
berkurang. Otot-otot di dalam mulut juga mengalami perubahan yang
meningkatkan risiko bengkak dan terjadinya dispagia. Berkurangnya saliva dan
penurunan kemampuan menelan menyebabkan kebanyakan lansia mengalami
penurunan nafsu makan. Hal ini bisa lebih parah apabila kebersihan oral tidak
dijaga (Miller, 2005).
Perubahan

Implikasi Klinis

Hilangnya tulang periosteum dan

tanggalnya gigi

periodontal
Penyusutan dan fibrosis pada akar-akar Sensasi

ngilu

saat

mengunyah

halus setra retraksi gusi

dengan sisa gigi yang ada.

Atrofi sel-sel mukosa mulut

Mukosa mulut tampak merah dan


berkilat

Epithelium telah menyusut dan banyak Bibir dan gusi tampak tipis
mengandung keratin
Vaskularisasi mukosa pada mulut lansia gusi tampak pucat akibat dari
menurun

menurunnya suplai darah

menurunnya fungsi papil pengecap

kurangnya

kemampuan

untuk

mengenali rasa yang tidak tajam


6. Prosedur Umum
- Alat (baskom, sikat gigi, pasta gigi, dan handuk) diletakkan di atas meja
-

kecil atau korsi didekat tempat tidur.


Usahakan duduk dengan posisi yang nyaman. Bila tidak dapat duduk,
usahakan untuk dapat duduk setengah miring dengan cara menunggikan

bantal untuk menehan punggungnya.


Handuk direntangkan melebar sehingga menutup dada agar tidak basah.
Sikat gigi secara perlahan, mulai dari bagian luar lalu kedalam dan ke
belakang gigi. Arah menyikat dari atas kebawah untuk gigi bagian atas,
dan dari bawah ke atas untuk gigi bagian bawah agar kotoran/ sisa

makanan dapat tersapu.


Beri air bersih untuk kumur sampai bersih.
Sisa air kumur dituangkan dan ditampung dalam baskom plastik.

Bersihkan sekitar mulut dengan handuk hingga bersih dan kering.


Prosedur khusus
Kebersihan gigi dan mulut pada lansia yang masih mempunyai gigi
dapat dijaga dengan cara menyikat giginya dua kali sehari pada pagi dan
malam sebelum tidur, termasuk gusi. Bila ditemukan karies pada gigi dan
ada endapan warna kuning sampai cokelat sebaiknya segera dibawa ke

puskesmas (Hardywinoto, 2005).


Bagi lansia yang menggunakan gigi palsu, gigi dapat dibersihkan
dengan sikat gigi dan pasta gigi perlahan-lahan di bawah air yang
mengalir. Pada waktu tidur gigi palsu dilepas dan direndam dalam air

bersih (Hardywinoto, 2005; Maryam, 2008).


Bagi lansia yang tidak mempunyai gigi sama sekali setiap habis makan
juga harus menyikat secara lembut bagian gusi dan lidah menggunakan
sikat atau kain yang lembut (Hardywinoto, 2005).

7. Prosedur tindakan oral hygiene lansia dengan gigi palsu


-

Lepaskan gigi palsu


Pasang sarung tangan
Jika klien tidak dapat melepaskan gigi palsunya, ambil tisu atau kasa, pegang
bagian depan lempeng gigi atas dengan ibu jari dan jari telunjuk, dan
gerakkan gigi palsu ke atas dan ke bawah
Turunkan lempeng atas, keluarkan dari mulut, dan letakkan pada wadah gigi
palsu
Angkat lempeng gigi bawah, geser sehingga salah satu sisi lebih rendah untuk
mengangkat lempeng dari mulut tanpa melebarkan bibir, letakkan lempeng

gigi bawah pada wadah


Bersihkan gigi
Gunakan sikat gigi lembut, gosok gigi palsu dengan menggunakan pasta gigi
dan air hangat
Bersihkan gusi dengan menggunakan kain lunak atau alat khusus secara

perlahan dan bilas dengan air bersih


Bilas dengan menggunakan air mengalir
Inspeksi gigi palsu dan mulut:
Observasi adanya bagian kasar, tajam, atau area using pada gigi palsu yang
dapat mengiritasi lidah atau membrane mukosa mulut, bibir, dan gusi
Inspeksi adanya kemerahan, area iritasi, atau adanya infeksi pada area mulut
Pasang kembali gigi ke mulut
Beri obat kumur dan bengkok untuk membilas mulut
Jika klien tidak mampu memasang gigi palsu secara mandiri, pasang lempeng
sa persatu, tahan masing-masing lempeng gigi palsu dengan agak miring

untuk menghindari cedera pada bibir


Keringkan tangan dan mulut klien dengan handuk
Jika klien tidak ingin menggunakan gigi palsu, simpan dalam wadah gigi palsu
yang diisi air

8. Aspek keamanan dan keselamatan yang perlu diperhatikan


Pastikan ukuran gigi palsu yang digunakan klien sudah sesuai
9. Hal-hal penting yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melakukan
tindakan
Inspeksi adanya kemerahan, area iritasi, atau adanya infeksi pada area
mulut
Observasi adanya bagian kasar, tajam, atau area using pada gigi palsu yang
dapat mengiritasi lidah atau membrane mukosa mulut, bibir, dan gusi

10. Hal yang harus dicatat (dokumentasi)


- Kebersihan
- Mukosa mulut: warna, hidrasi, tekstur, luka
- Struktur gigi
- Nyeri
- Jenis gigi palsu
- Jenis bahan pembersih gigi
Referensi:
Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik. (Renata Komalasari, penerjemah). Jakarta: EGC.
Maryam, Siti. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Miller, C.A. (2005). Nursing care of older adults: Theory and practice. Philadelphia:
JB. Lippincot.

Kebersihan Kuku Tangan dan Kaki


1. Pengertian
Personal hygiene merupakan sebuah tindakan yang digunakan untuk memelihara
kebersihan serta kesehatan seseorang untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan
psikis. Personal hygiene sendiri memiliki beberapa bagian sub tubuh yang biasanya
dapat dilakukan tindakan personal hygiene. Bagian tubuh tersebut salah satunya
adalah kuku tangan dan kaki.
Tangan dan kaki merupakan salah satu bagian tubuh yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai macam aktivitas. Hal ini menyebabkan kuku tangan dan kaki.
menjadi perantara untuk menyebarkan penyakit dari satu orang ke orang lain.
2. Tujuan tindakan
- Menjaga kebersihan kaki, tangan dan kuku
- Mengurangi persebaran penyakit melalui kuku dan tangan
- Mencegah terjadinya infeksi, bau dan cedera pada jaringan
3. Waktu
- Bersihkan tangan dan kuku sebelum melakukan aktivitas berupa menyediakan
-

makanan, memegang bayi atau individu yang masih rentan terhadap penyakit
Bersihkan tangan dan kuku sebelum makan
Bersihkan tangan dan kuku setelah cebok, melakukan aktivitas seperti
membersihkan rumah, dll

4. Frekuensi
Setiap hari, sebelum dan sesudah melakukan berbagai macam aktivitas
5. Indikasi
- Klien yang mengalami pengeringan pada kulitnya
- Klien cedera serebrovaskular (stroke)
- Kilen dengan gagal jantung maupun gagal ginjal
- Klien dengan diabetes maupun orang dengan penyakit vaskular perifer yang
kurang baik ke kaki
6. Kontra indikasi
Tidak ada
7. Alat dan bahan
- Baskom
- Mangkok piala ginjal
- Waslap
- Handuk kering
- Pemotong kuku
- Lotion badan

Sarung tangan

8. Langkah-langkah perawat
Perawatan kuku tangan dan kaki
- Jelaskan prosedur kepada klien (termasuk juga pada saat melakukan perendaman
-

yang kurang lebih membutuhkan waktu beberapa menit)


Perawat mencuci tangannya dahulu,lalu atur peralatan ke meja pasien
Berikan privasi pada klien
Bantu klien untuk duduk disamping tempat tidur jika memungkinkan. Letakkan

alas disamping tempat tidur klien


Isi baskom dengan air hangat, dan cek suhunya
Letakkan baskom dibawah kaki klien dan bantu klien memasukkan kakinya ke

dalam baskom
Atur meja klien dengan posisi rendah, dan letakkan mangkok piala ginjal dengan

air hangat dan letakkan baskom diatas alas


Instruksikan kepada klien untuk meletakkan tangannya pada mangkok, dan siku

tangan pada posisi yang nyaman


Biarkan kaki dan jari tangan klien terendam selama 10 menit hingga 20 menit.

Ganti air hangat setelah 10 menit jika diperlukan


Bersihkan dengan lembut bagian bawah kuku jari tangan dengan stik jingga saat
jari-jari dicelup. Kemudian pindahkan mangkok serta keringkan tangan secara

menyeluruh
Lalu lakukan pemotongan kuku
Gunakan sarung tangan sekali pakai untuk membersihkan kalus kaki dengan

menggunakan waslap
Bersihkan dengan lembut bagian bawah kaki dengan stik jingga saat jari-jari

dicelup. Kemudian pindahkan mangkok serta keringkan tangan secara menyeluruh


Bersihkan dan potong kuku jari kaki dengan cara yang sama
Gunakan losion untuk kaki dan tangan dan kemudian bantu klien untuk kembali

ke posisi semula
Buka sarung tangan yang telah digunakan lalu buang. Kemudian periksa kembali

bagian kaki dan tangan yang telah dibersihkan


Catat prosedur dan observasi. Laporkan jika ada kerusakan kulit

9. Hal yang harus diperhatikan


1. Pasien harus menggunting kuku secara hati-hati agar tidak terjadi luka khususnya
pasien dengan diabetes mellitus.
2. Potong kuku minimal 1 minggu sekali.
3. Kuku tidak boleh dipotong terlalu pendek.
4. Jika kaki sering berkeringat, cuci kaki secara teratur kemudian keringkan dan
taburi bedak.
5. Gunakan sepatu dan sandal yang sesuai dengan ukuran kaki.
6. Gunakan kaos kaki dari bahan katun.
7. Gunakan air biasa atau air hangat agar kulit lansia tidak terbakar.
8. Cairan untuk merendam kaki:
Cleansing
air hangat dengan beberapa tetes sabun cair
Kalus, kapalan, dan gelas cuka atau baking soda dengan
mata ikan
liter air hangat
Kulit kering
Air hangat
Luka dan infeksi 2 sendok makan garam Epson atau 1 sendok
ringan

teh garam dapur dengan liter air hangat

10. Dokumentasi
(Nama pasien, tanggal pemeriksaan, tindakan yang telah dilakukan, nama perawat,
tanda tangan)

Referensi:
Maryam, Siti. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. (2010). Fundamental of nursing, 7th edition. Singapore: Elsevier.
Setiabudhi, T. & Hardywinoto. (2005). Panduan gerontologi tinjauan dari berbagai aspek:
Menjaga keseimbangan kualitas hidup para lanjut usia. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Anda mungkin juga menyukai