Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN (PRE PLANING)

PROMOSI KESEHATAN TENTANG MASALAH KESEHATAN

(DIARE) DESA LAHAKABA

Oleh PJ Kelompok 1-5 :

1. Sri bintang ohorella


2. Ade rahma yunita lessipela
3. Alfi darsiah
4. Novalina kelpitna
5. Ona salfut

DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI

2023
LAPORAN PENDAHULUAN (PRE PLANING)

PROMOSI KESEHATAN TENTANG MASALAH KESEHATAN

(DIARE) DESA LAHAKABA

Pertemuan : Ke 1

Tanggal : 06 Maret 2023

Tempat/Jam : Balai Desa Laha Kaba

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakanhasil dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan
manusia. Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak,
meskipun kadang bisa dicegah atau dihindari. Konsep sehat
Esakitsesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-
faktor di luar kenyataan klinis yangmempengaruhi terutama faktor sosial
budaya. Jadi, sangat penting menumbuhkan pengertian yang benar pada
benak masyarakat tentang konsep sehat dan sakit karena dengan
konsepyang benar maka masyarakat pun akan mencari alternatif yang benar
pulauntuk menyelesaikan masalah kesehatannya (Dinas Kesehatan, 2007).
Masalah kesehatan yang dibiarkan begitu saja akan dengan mudah
menimbulkan berbagai penyakit.
Contoh tindakan yang dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan
diantaranya yaitu, tidak cucitangan sebelum maupun sesudah makan, tidak
membuang sampah padatempatnya, mengabaikan kebersihan dirumahnya
baik itu kebersihankamar mandi, lantai rumah d an sebagainya.
Perilaku buruk yang dilakukan warga di wilayah tersebutmenyebabkan
banyak warga yang terserang penyakit diare. Penyakit diare masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, baik ditinjau dari
angka kesakitan dan angka kematian serta kejadian luar biasa(KLB) yang
ditimbulkan. Upaya peningkatan tersebut dapat dilakukan
pemberdayaan.Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara
terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran
serta prosesmembantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak
tahu menjaditahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau
(aspek attitude),dari mau menjadi mampu(aspek practice). Gerakan
pemberdayaanmerupakan salah satu strategi dalam promosi kesehatan.
Promosikesehatan didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan
terhadapmasyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara
danmeningkatkan kesehatan mereka sendiri.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar masyarakat dapat memahami mengenai diare
2. Tujuan Khusus
a. Agar masyarakat dapat memahami pengertian diare
b. Agar masyarakat dapat memahami penyebab diare
c. Agar masyarakat dapat memahami tanda dan gejala diare
d. Agar masyarakat memahami patofisiologi diare
e. Agar masyarakat dapat memahami komplikasi diare
f. Agar masyarakat dapat memahami cara pencegahan diare
g. Agar masyarakat dapat memahai cara penanganan diare

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi kesehatan tentang masalah kesehatan diare
2. Metode : Diskusi
3. Media : Poster
4. Waktu : Disesuaikan
5. Tempat : Disesuaikan
6. Sasaran : Masyarakat
7. Pelaksana Kegiatan :
a. RT 1
 PJ : sri bintang ohorella
 Pemateri : sri bintang ohorella
 Moderator: rupaeda lewenussa
 Mc : yudith halamurry
 Notulen : abdul haris makatita
 Seksi acara : bella safira matdoan,alda alfonsina uniwally
 Seksi perlengkapan : M sale mukadar, ulfa rengur,pitasari
walakulla
 Seksi konsumsi : suremni adi ,rati rumatiga,elvia
b. RT 2
 PJ: Ade rahma yunita. Lesipella
 MC : Ruslan ohorella
 Pemateri : retno anggraeni putri
 Moderator : yuan gloria adrianus
 Notulen : fitria keliwawa
 Seksi acara: sahra rahayaan
 Simulasi : juliati nanuayo, yulianti jufri
 Seksi Perlengkapan : clay tanamal
 Dokumentasi : yusni hamida nusy
 Seksi komsumsi : rostia rumasona

c. RT 3
 PJ:Alfi darsiah
 MC:fika leasa
 Moderator :Alfi darsiah
 Pemateri : jenap lewenussa
 Notulen:siti Romania
 Seksi acara:linda sangadji,saida yanlua
 Simulasi: herlin hatu, siti nuria tuasikal
 Perlengkapan : asrul,krisdianti makwalaina
 Konsumsi:yumila rumatiga,wita sarisa
d. RT 4
 PJ : Novalina Kelpitna
 Pemateri : Novalina Kelpitna
 MC : Safira Ukratallo
 Moderator : Christy Rehuwallo
 Noutulen : Murdiani Rumaolat
 Simulasi : Masna Qomaria Naimudin Widya Laheba
Darmiyanti
 Seksi Perlengkapan: Samsul Manuputty
 Seksi Dokumentasi & Acara : Arbia Tuhuteru , Siti Rumia
Manuputty
 Seksi Konsumsi : Nur Cahya Manuputty , Wiwin Lamina ,
Siti Rumia Manuputty
e. RT 5
 PJ : ona saflut
 MC : sumiya tubaka
 Moderator : zefania G. Sopacuaperu
 Pemateri : elliez B. Sahertian
 Notulen : windi watimena
 Seksi acara: nursya sokanfuty, nurul tawrutubun
 Simulasi : Rikardo okute, yosina hursepuny
 Perlengkapan : sarpan manuputty
 Dokumentasi : dwi irma
8. Strategi Pelaksanaan

No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Waktu


Peserta

1 Persiapan : 5 Menit
a. Ruangan
b. Media ( kursi )
c. Peralatan
d. Leaflet
2 Pembukaan : Menjawab salam, 5 Menit
a. Mengucapkan salam mendengarkan dan
dan perkenalan memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan
pertemuan
c. Menjelaskan
secarasingkat poin
poin yang akan
dibahas
3 Pelaksanaan : Memperhatikandan 20 Menit
a. Menjelaskan mendengarkan
pengertian diare materiyang
b. Menjelaskan disampaikan oleh
penyebab diare pemateri
c. Menjelaskan tanda
dan gejala diare
d. Menjelaskan
patofisiologi diare
e. Menjelaskan
komplikasi diare
f. Menjelaskan
pencegahan diare
g. Menjelaskan
penanganan diare
h. Persiapan simulasi
pembuatan oralit
larutan gula garam
dan cara mencuci
tangan
4 Evaluasi : - Menyimak dan 10 Menit
a. Tanya Jawab berpartisipasi aktif
b. Menjawab dalam menjawab
Pertanyaan pertanyaan
c. Menanyakan - Masyarakat
kembali materi yang mendemostrasi
di sampaikan kan kembali
d. Penutup cara
pembuatan
oralit larutan
gula galam dan
cara mencuci
tangan

9. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning disiapkan dua hari sebelum pelaksanaan
pendidikan kesehatan
b. Kontrak waktu dan tempat satu hari sebelum pendidikan
kesehatan
c. Alat, media dan tempat telah disiapkan
d. Mahasiswa siap memberikan pendidikan kesehatan tentang
diare
2. Evaluasi Proses
a. Peserta kooperatif selama dilakukan pendidikan kesehatan
b. Waktu dan tempat pelaksanaan sesuai kontrak
c. Pemateri , Moderator , Mahasiswa, dan Masyarakat
melakukan kegiatan sesuai dengan perannya
d. Peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
e. Acara berjalan sesuai dengan perencanaan
10. Evaluasi Hasil
a. Masyarakat mengerti tentang diare dari
pengertian,penyebab,tanda dan gejala,komplikasi
patofisiologi,pencegahan serta penanganann diare
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang studi : Masyarakat pesisir


Topik : Diare
Sub Topik : Pencegahan Dan Pertolongan Pertama Diare
Sasaran : Masyarakat Desa Lahakaba
Hari/Tanggal    : Hari Senin (06-03-2023)
Jam/Waktu            : Disesuaikan
Tempat             : Desa Lahakaba

1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Pencegaan
dan Penanganan Diare di Puskesmas Perak Timur selama   40
menit, diharapkan yang menderita atau beresiko dapat memahami
tentang penanganan pertama Diare dan dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Diare di
Puskesmas Perak Timur selama 40 menit, diharapkan seluruh pasien
atau keluarga dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Diare
2. Etiologi diare
3. Penyebab Diare
4. Tanda dan gejala
5. Paotofisiologi diare
6. Komplikasi diare
7. Pencegahan diare
8. Penanganan diare
9. Nutrisi bagi penderita diare
10. Pembuatan dan Pemberian larutan gula garam
2. MATERI
Terlampir
3. MEDIA
1. Materi SAP
2. LCD
3. Poster
4. Infokus
5. leptop
4. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
5. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS
Uraian tugas
-moderator
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim
kepada peserta
b. Mengatur proses dan lamanya penyuluhan
c. Menutup acara penyuluhan
1. Penyuluh / pemateri
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta/masyarakat
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
2. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yag belum jelas
d. Meginterupsi penyuluh tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang
jelas bagi peserta
e. Memperagakan atau mempraktekkan teknik mencuci tangan
f. Mengajari cara pembuatan dan pemberian oralit
3. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan
diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya
proses penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan
d. Menyampaikan evaluasi langsung kepada peyuluh yang dirasa
tidak sesuai dengan rencana penyuluhan
4. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
persiapan:
1.Ruangan
1 5 menit 2.Peralatan
(infokus,laptop,dan poster)

Pembukaan :
3.Memberi salam
Menjawab salam,
4.Menjelaskan tujuan
5 menit mendengarkan
penyuluhan
dan
5.Menyebutkan materi/pokok
memperhatikan
bahasan yang akan
disampaikan
Pelaksanaan :
 Menjelaskan materi
penyuluhan secara
berurutan dan teratur.
Materi :
1. Pengertian Diare
2 20 menit Menyimak dan
2. Penyebab Diare
memperhatikan
3. Tanda dan gejala
4. patofisiologi
5. komplikasi
6. pencegahan
7.penanganan
8.Simulasi pembuatan oralit
Evaluasi :
1. Menyimpulkan inti
penyuluhan.
2. Tanta jawab
3. Menjawab pertanyaan Menyimak,
3 10 menit 4. Menanyakan kembali mempraktekkan
materi yang disampaikan dan
5. Memberi kesempatan mendengarkan
kepada peserta untuk
mengulang
mendemonstrasikan cara
pembuatan oralit
Penutup

4 5 menit Menjawab salam


MATERI
A. Pengertian
Menurut World Healt Organization (WHO, 2005), penyakit diare
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya
frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih
dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang
berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama
pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami
1-3 episode diare berat (Simatupang, 2004).
Diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali sehari, disertai
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dan satu minggu (Juffrie, dkk, 2010).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya. Dan dapat disimpulkan bahwa diare
adalah buang air besar yang bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
3 kali perhari dan konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair.

B. Penyebab Diare

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan timbulnya diare


(Simatupang, 2005). Diare disebabkan oleh masuknya kuman kedalam
tubuh melalui perantara hewan, kuman yang berada dalam makanan,
air, melalui tubuh (tidak mencuci tangan waktu makan). Berikut adalah
faktor penyebab lainnya, yaitu :
1. Efek samping obat-obatan tertentu
2. Faktor malabsorbsi. Malabsorbsi ini pada zat yang mengandung
karbohidrat, lemak, dan protein.
3. Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebihan
4. Faktor makanan. Faktor makanan ini yang seringkali bisa
menyebabkan terjadinya diare. Diantaranya yaitu akibat dari
makanan basi, beracun, terlalu banyak lemak, sayuran dimasak
kurang matang.
5. Minum air tidak masak
6. Makan jajanan yang tidak bersih
7. Berak disembarang tempat
8. Makan dengan tangan kotor
9. Faktor psikologis. Psikologis ini ternyata juga berpengaruh keada
angka kejadian dari diare. Diantara faktor psikologis yang
mempengaruhi terjadinya diare adalah rasa takut, cemas, dan
gelisah.
C. Tanda dan gejala

Menurut staf pengajar IKA FKUI (2000: 285), manifestasi klinik diare adalah
sebagai berikut:

1) Anak cengeng dan gelisah

2) Suhu tubuh meningkat

3) Tinja cair, warna kehijau-hijauan, disertai lendir atau darah

4) Anus dan daerah sekitarnya lecet

5) Muntah

6) Berat badan menurun

7) Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% dan BB, turgor masih baik,
penderita belum jatuh dalam keadaan pre syok, haus. Dehidrasi
sedang : kehilangan cairan 5-8% dari BB, turgor kulit menurun, UUB
cekung, mata cowong, nadi cepat, nafas cepat dan dalam (kusmoul),
penderita jatuh pada pre syok/syok.

8) kehilangan cairan 8-10 % dari BB, turgor jelek, kesadaran turun


(apatis sampai koma), otot kaku, sianosis, nadi cepat, nafas cepat
dan dalam, penderita jatuh pada pre syok.

D. Patofisiologi
Dua cara utama dimana organisme patogen menyebabkan diare : Invasi
bakteri pada mukosa kolon menyebabkan peradangan ulserasi. Hal ini
menyebabkan diare berdarah dengan pasasi mucus dan nanah (sering
disebut disentri). Sekresi entero toksin bakterial menyebabkan sekresi air
dan elektrolit dengan diare berair yang banyak. Enterotoksin dapat dihasilkan
sesudah kolonisasi bakteri (tanpa invasi) pada usus halus (masa inkubasi 6-
24 jam). Enterotoksin ini mungkin masuk ke dalam karena makanan yang
terkontaminasi kurang dimasak terutama oleh pencemaran makanan
terkontaminasi kurang dimasak terutama oleh pencemaran makanan
stafilokoki (Carpenito, 2000: 188).

1. Komplikasi
a) Dehidrasi
Dehidrasi meliputi dehidrasi ringan, sedang dan berat. Dehidrasi ringan
terdapat tanda atau lebih dari keadaan umumnya baik, mata terlihat
normal, rasa hausnya normal, minum biasa dan turgor kulit kembali
cepat. Dehidrasi sedang keadaan umumnya terlihat gelisah dan rewel,
mata terlihat cekung, haus dan merasa ingin minum banyak dan turgor
kulitnya kembali lambat. Sedangkan dehidrasi berat keadaan umumnya
terlihat lesu, lunglai atau tidak sadar, mata terlihat cekung, dan turgor
kulitnya kembali sangat lambat > 2 detik. (Depkes RI, 2008).
b) Hipernatremia
biasanya terjadi pada diare yang disertai muntah, menurut penelitian
jurmalis, Sayoeti, dan Dewi tahun (2008) , menemukan 14 bahwa 10,3%
anak yang menderita diare akut dengan dehidrasi berat mengalami
hipernatremia.
c) Hiponatremia
Hiponatremia terjadi pada anak yang hanya minum air putih saja atau
hanya mengandung sedikit garam, ini sering terjadi pada anak yang
mengalami infeksi shigella dan malnutrisi berat dengan edema (Sayoeti
& Dewi tahun 2008).
d) Hipokalemia
Hipokalemia terjadi karena kurangnya kalium (K) selama rehidrasi yang
menyebakan terjadinya hipokalemia ditandai dengan kelemahan otot,
peristaltik usus berkurang, gangguan fungsi ginjal, dan aritmia
(Ngastiyah, 2005 dalam penelitian Andri 2015).
e) Demam
Demam sering ditemui pada kasus diare. Biasanya demam timbul jika
penyebab diare berinvansi ke dalam sel epitel usus (Grace & Jerald,
2010). Bakteri yang masuk ke dalam tubuh dianggap sebagai antigen
oleh tubuh. Bakteri tersebut mengeluarkan toksin lipopolisakarida dan
membran sel. Sel yang bertugas menghancurkan zat-zat toksik atau
infeksi tersebut adalah neutrofil dan makrofag dengan cara fagosistosis.
Sekresi fagosik menginduksi timbulnya demam (Ariani, 2016).

E. Pencegahan Diare

Adapun pencegahan diare adalah :

a) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan


b) Menutup makanan dan minuman
c) Mencuci buah atau sayuran sebelum dimakan atau dimasak
d) Selalu minum air yang sudah dimasak
e) Menjaga kebersihan lingkungan : rumah, aliran air, sampah di buang
pada tempatnya dan ditutup
f) Makan makanan yang sehat dan bergizi

Bila telah dilakukan upaya pertolongan pertama namun diare


masih terus berlangsung segera bawa penderita ke pusat pelayanan
kesehatan terdekat.

F. Penanganan Diare
Diare menyebabkan khilangan cairan dan elektrolit sehingga
penderita harus diberi cairan sebanyak mungkin untuk mengganti cairan
yang hilang. Sebagai pertolongan pertama, diberi cairan rumah tangga
seperti tajin, air sayur, air matang, teh. Disamping itu, harus diberi cairan
elektrolit berupa oralit. Jka tidak ada oralit, bisa menggunakan larutan
gula garam. Cara pembuatannya sebagai berikut : satu sendok teh
munjung gula pasir, seperempat sendok teh muntung garam, dilarutkan
dalam satu gelas air matang (200cc). Selanjutnya penderita diberi minum

G. Nutrisi bagi penderita Diare


Kondisi peristaltik usus yang tidak memungkinkan, maka perlu
diberi makanan yang lunak untuk membantu peristaltik usus. Bagi bayi
yang menyusui, ASI tetap diberikan dan PASI diencerkan.
Diet BRAT adalah singkatan dari Banana, Rice, Applesuace, and
Toast (pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang). Makanan tersebut
penting dikonsumsi terutama 24 jam pertama diare yang dapat
membantu meringankan diare serta memberikan vitamin penting,
mineral, dan karbohidrat yang mudah dicerna (diserap).
Bisa disimpulkan, makanan yang baik dikonsumsi saat diare
antara lain :
a. Pisang
b. Beras
c. Sereal
d. Saus apel
e. Apel
f. Teh
g. Roti dan jelly
h. Yoghurt
i. Kentang rebus
j. Asupan cairan dan elektrolit (LGG / Oralit )
Menu diatas baik dikonsumsi untuk orang dewasa dan anak-anak,
namun mengenai makanan untuk bayi diare dibawah usia 12 bulan harus
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Hindari makanan berikut ini saat diare, yaitu:
a. Makanan berlemak : gorengan dan makanan yang bersantan kental
b. Susu, mentega, es krim, dan keju
c. Minuman alkohol dan kafein
d. Pemanis buatan
e. Makanan yang menyebabkan gas berlebih : kubis atau kol, kacang-
kacangan, brokoli, dan kembang kol.

1.Cara pembuatan dan takaran pemberian oralit

Bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membuat oralit adalah :


 1 sendok teh gula
 Seperempat (1/4) sendok teh garam
 1 gelas air putih (200 ml)
Cara membuatnya adalah dengan melarutkan bahan-bahan di
atas yaitu 1 sendok teh gula dan seperempat sendok teh garam ke dalam
1 gelas air putih (200 ml). Kemudian aduk perlahan hingga semuanya
larut lalu bisa diminum.

Untuk memberian oralit, tentu ada takarannya sehingga tidak


terlalu berlebihan yang malah akan membahayakan. Dan juga jangan
terlalu sedikit sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal.
Berikut aturannya :
 Untuk anak di bawah 1 tahun, 3 jam pertama diberikan 1,5 gelas
oralit. Selanjutnya 0,5 gelas setiap kali selesai berak/mencret
 Untuk anak di bawah 5 tahun (balita), 2 jam pertama diberikan 3
gelas oralit. Selanjutnya 1 gelas setiap kali selesai berak/mencret
 Untuk anak di atas 5 tahun, 3 jam pertama diberikan 6 gelas oralit.
Selanjutnya 1,5 gelas setiap kali selesai berak/mencret
 Untuk anak di atas 12 tahun dan dewasa, 3 jam pertama diberikan 12
gelas oralit. Selanjutnya 2 gelas setiap kali selesai berak/mencret.

Itulah cara pemberian oralit untuk menghindari dari dehidrasi


akibat diare.
POSTER !!
Lefleat!!

Anda mungkin juga menyukai