DINI SURYANI
1721312038
Topik : Diare
Sub Topik : Perawatan Diare Dirumah
Hari/Tanggal : Rabu, 26 September 2018
Waktu / Jam : 30 Menit / 15.00 – 15.30 WIB
Tempat : Rumah An. R
Peserta : Ibu dari An. R yang mengalami diare
A. LATAR BELAKANG
Penyakit utama yang menjadi penyebab kematian bayi dan balita salah satunya
adalah diare (Kemenkes RI, 2015). Diare adalah bertambahnya defekasi (buang air
besar) lebih dari biasanya sehari disertai dengan perubahan konsisten tinja menjadi cair
dengan atau tanpa darah (Brandt, de Castro Antunes, & da Silva, 2015). Berdasarkan
beberapa penelitian faktor yang menyebabkan tingginya angka mortalitas dan morbiditas
balita sakit adalah kurangnya antisipasi dalam penatalaksanaan diare, tingkat pendidikan
dan pengetahuan ibu yang rendah tentang perawatan diare (Masiha, 2015; Radlovic et al,
2015). Hal ini peran keluarga sangat penting dalam mencegah dan menangani diare.
Peran keluarga dalam menangani diare sangat penting sehingga keluarga yang paling
dekat balita yaitu ibu dituntut untuk mengetahui dan terampil menangani penyakit diare
ini ketika anaknya sakit (Mumtaz et al., 2014). Pemberian cairan tambahan dan
melanjutkan pemberian makan menjadi bagian penting yang harus diperhatikan dalam
perawatan balita dengan diare dirumah (WHO, 2017). Metode yang efektif perlu
dikembangkan sehingga ibu dapat mencegah terjadinya diare, ibu juga perlu mengenal
diare dan tanda bahaya diare sehingga ibu mengetahui kapan mencari pertolongan dan
rujukan pada sistem pelayanan kesehatan agar penyakit anaknya tidak menjadi berat
salah satunya dehidrasi.
Dehidrasi sangat rawan terjadi pada balita karena kebutuhan akan cairan dan
penggantinya untuk ukurannya relatif lebih besar, daya tahan tubuh kurang dan
kerentanannya terhadap agen fekal oral (Barr & Smith, 2014). Pada balita dengan diare
sangat rentan terjadi penurunan berat badan yang mengakibatkan pertumbuhan
terganggu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Giannattasio, Guarino, &
Lo Vecchio (2016) di Italia bahwa anak-anak sakit dengan diare 10% dari waktu selama
24 bulan pertama adalah 1,5 cm lebih pendek daripada anak-anak yang tidak pernah
mengalami diare. Menurut Pinkerton et al (2016) diare anak usia dini dan stunting
memiliki efek independen pada fungsi intelektual anak-anak hingga masa kanak-kanak.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan peran perawat memberikan pendidikan
kesehatan agar orangtua dapat merawat anak dengan baik dalam kondisi sehat maupun
sakit.
B. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu mampu mengetahui penanganan diare dan
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit ibu mampu :
1. Menyebutkan pengertian Diare
2. Menyebutkan penyebab diare
3. Menyebutkan bahaya diare
4. Menyebutkan akibat lanjut diare
5. Menyebutkan pencegahan diare
6. Menyebutkan fasilitas kesehatan yang dikunjungi
7. Menjelaskan cara perawatan diare
D. MATERI
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Bahaya diare
4. Akibat lanjut diare diare
5. Pencegahan diare
6. Fasilitas kesehatan yang dikunjungi
7. Cara perawatan diare
E. METODA
Ceramah Dan Tanya Jawab
F. MEDIA :
1. Leafleat
2. Lembar balik
G. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Mahasiswa
: Ibu
H. KEGIATAN PENYULUHAN
b. Puskesmas
Setiap Puskesmas mempunyai jenis pelayanan yang standar sesuai wilayah kerja
masing-masing. Beberapa Puskesmas melaksanakan jenis kegaitan
pengembangan dan penunjang sesuai kemampuan sumber daya manusia dan
sumber daya material yang dimilikinya.
Pelayanan Puskesmas didalam gedung (Puskesmas rawat inap dan rawat jalan).
Pelayanan Puskesmas di luar gedung : Posyandu Balita, Posyandu Lansia
c.Rumah sakit
Pelayanan rumah sakit ditunjukkan untuk : pasien/penderita dan keluarganya,
orang sehat, masyarakat luas, dan institusi (asuransi, pendidikan, dunia usaha,
kepolisian dan kejaksaan). Pelayanan terhadap pasien meliputi : pemeriksaan,
penegakan diagnosis, tindakan terapeutik (pengobatan), tindakan pembedahan,
penyinaran dan lain-lain.
7. Perawatan dirumah
Menurut (Kemenkes RI, 2015) Rencana terapi A : penanganan diare di rumah adalah
a. Pemberian cairan tambahan (sebanyak anak mau)
1) Jelaskan pada ibu :
a) Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian
b) Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang
sebagai tambahan
c) Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan
berikut : oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang
2) Ajari ibu cara mencampur oralit untuk diberikan di rumah
Alat
a) Gelas/cangkir
b) Sendok
c) Oralit
d) Air matang
Langkah langkah membuat oralit
a. Cuci tangan dengan sabun
b. Ukur 200 ml air matang (gunakan gelas ukur bila ada)
c. Gunakan air yang sudah direbus kemudian dinginkan.
d. Bila tidak mungkin gunakan air minum yang paling bersih yang
tersedia
e. Tuangkan seluruh bubuk oralit (200ml) kedalam berisi air matang
tersebut
f. Aduk sampai seluruh bubuk oralit larut
3) Tunjukan kepada ibu berapa banyak harus memberikan oralit/cairan lain
yang harus diberikan setiap kali anak buang air besar
a) Sampai umur 1 tahun : 50 - 100 ml setiap kali buang air besar
b) Umur 1 sampai 5 tahun : 100 - 200 ml setiap kali buang air besar
Katakan kepada Ibu :
1) Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari
mangkuk/cangkir/gelas
2) Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lebih lambat
3) Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti
b. Melanjutkan pemberian makan
Sebaiknya berikan makanan lunak ke anak agar sistem pencernaan anak tidak
terlalu bekerja keras untuk dapat mencerna makanan. Berikan anak makanan
seperti pisang (larasati, 2017) nasi tim atau bubur nasi, roti, daging, ayam, ikan
yang direbus atau dipanggang, telur matang, sayuran matang yang tidak
mengandung banyak serat, seperti wortel, kentang rebus atau panggang dan
yogurt. Sebaiknya anak tidak diberikan makanan yang digoreng, berminyak,
produk olahan, dan fast food saat anak diare. Makanan tersebut membutuhkan
kerja yang lebih bagi sistem pencernaan untuk mencernanya. Selain itu,
sebaiknya hindari makanan yang menyebabkan perut anak bergas, seperti
brokoli, kol, asparagus, kacang-kacangan, buncis, dan lainnya. Hindari juga
minuman dan makanan yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, dan
cokelat, serta minuman yang mengandung soda (Sinharoy et al., 2016).
c. Kapan harus kembali ke petugas kesehatan
Menurut (Kemenkes RI, 2015) menasihati ibu kapan harus kembali ke petugas
kesehatan ada dua :
1) Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang pasti pada anak dengan diare yaitu 3 hari
2) Kapan harus kembali segera jika anak diare dengan tinja campur darah dan
malas minum
DAFTAR PUSTAKA
Barr, W., & Smith, A. (2014). Acute diarrhea in adults. Retrieved from https://0-
www.clinicalkey.com.millenium.itesm.mx/#!/ContentPlayerCtrl/doPlayContent/31-
s2.0-12679/%7B%22scope%22:%22all%22,%22query%22:%22Acute diarrhea
%22%7D
Brandt, K. G., de Castro Antunes, M. M., & da Silva, G. A. P. (2015). Diarreia aguda:
manejo baseado em evidências. Jornal de Pediatria, 91(6), S36–S43.
https://doi.org/10.1016/j.jped.2015.06.002
Candra, I. A., & Huda, A. (2014). Pemanfaatan Media Lembar Balik Flanel Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mengenal Bilangan 1 Sampai 10 Siswa Tunagrahita
Kelas I Sdlb.
Cragg, W. N. and L. (2015). Health Promotion Practice.
Daryanto. (2014). Teori komunikasi. Jakarta: Gunung Samudera.
Desta, B. K., Assimamaw, N. T., & Ashenafi, T. D. (2017). Knowledge, Practice, and
Associated Factors of Home-Based Management of Diarrhea among Caregivers of
Children Attending Under-Five Clinic in Fagita Lekoma District, Awi Zone,
Amhara Regional State, Northwest Ethiopia, 2016. Nursing Research and Practice,
2017, 1–8. https://doi.org/10.1155/2017/8084548
Giannattasio, A., Guarino, A., & Lo Vecchio, A. (2016). Management of children with
prolonged diarrhea. F1000Research, 5(0), 206.
https://doi.org/10.12688/f1000research.7469.1
Herdhianta, D., Istiaji, E., & Nafikadini, I. (2014). Gambaran Komunikasi Informasi dan
Edukasi Generasi Berencana Dalam Upaya Pendewasaan Usia Perkawinan ( Studi
Kuantitatif di Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso Tahun 2014 )
( Description of Information Communication and Education Generation Plan in an,
1–6.
Hirsh, V., Blais, N., Burkes, R., Verma, S., & Croitoru, K. (2014). Management of
diarrhea induced by epidermal growth factor receptor tyrosine kinase inhibitors.
Current Oncology (Toronto, Ont.), 21(6), 329–336.
https://doi.org/10.3747/co.21.2241
Indonesia. (2013). KIE KKB Lini Lapangan Konsep, Rancangan Strategi, Media KIE
Kreatif dan Evaluasi. Jakarta: BKKBN.
John Potter • Julian McDougall. (2017). Digital Media, Culture and Education.
Kemenkes RI. (2015). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta.
Kementerian Kesehatan, R. (2015). Pedoman Peningkatan Penerapan MTBS. Jakarta:
Direktorat Bina Kesehatan Anak.
Levitskaya, A., Management, T., Instit, E., Vinogradova, S., Melnik, G., & Foundation,
R. S. (2018). Media Education. 2018. № 1., (March).
Masiha, S. A., Khalid, A., Malik, B., Muhammad, S., & Shah, A. (2015). Oral
Rehydration Therapy- Knowledge , Attitude and Practice ( KAP ) Survey of
Pakistani Mothers. Journal of Rawalpindi Medical College Students Supplement,
19, 51–54.
Mumtaz, Y., Zafar, M., Mumtaz, Z., & others. (2014). Knowledge Attitude and Practices
of Mothers about Diarrhea in Children under 5 years. Journal of the Dow
University of Health Sciences, 8(1), 3–6. Retrieved from
http://www.duhs.edu.pk/download/jduhs-vol.8-issue-1/2.pdf
Pinkerton, R., Oriá, R. B., Lima, A. A. M., Rogawski, E. T., Oriá, M. O. B., Patrick, P.
D., … Guerrant, R. L. (2016). Early childhood diarrhea predicts cognitive delays in
later childhood independently of malnutrition. American Journal of Tropical
Medicine and Hygiene, 95(5), 1004–1010. https://doi.org/10.4269/ajtmh.16-0150
Radlović, N., Leković, Z., Vuletić, B., Radlović, V., & Simić, D. (2015). Acute diarrhea
in children. Srpski Arhiv Za Celokupno Lekarstvo, 143(11–12), 755–762.
https://doi.org/10.2298/SARH1512755R
Rai, P. K., & Nathawat, M. S. (2016). Geoinformatics in health facility analysis.
Geoinformatics in Health Facility Analysis. https://doi.org/10.1007/978-3-319-
44624-0
Sinharoy, S. S., Schmidt, W. P., Cox, K., Clemence, Z., Mfura, L., Wendt, R., …
Clasen, T. (2016). Child diarrhoea and nutritional status in rural Rwanda: a cross-
sectional study to explore contributing environmental and demographic factors.
Tropical Medicine and International Health, 21(8), 956–964.
https://doi.org/10.1111/tmi.12725
WHO. (2017). Assessing and managing children at primary health-care facilities to
prevent overweight and obesity in the context of the double burden of malnutrition
UPDATES FOR THE INTEGRATED MANAGEMENT OF CHILDHOOD
ILLNESS (IMCI). Retrieved from
file:///C:/Users/zkara/AppData/Local/Temp/9789241550123-eng.pdf
WILLS, J. (2014). Fundamentals of Health Promotion for Nurses. (J. Wills, Ed.)
(second).