Anda di halaman 1dari 10

Askep asma bronchial pada anak

By : safiyah kamilah
definisi

 Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan


karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan
peradangan; penyempitan bronkus tersebut terhadap keadaan ventilasi yang
lebih normal (Sylvia A. Price dalam Nurarif, 2015).

 Menurut (Corwin, 2009). Asma adalah penyakit pernapasan obstruksif yang


ditandai inflamasi saluran napas dan spasme akut otot polos bronkiolus. Hal
ini menyebabkan mucus yang berlebihan dan menumpuk penyumbatan aliran
udara, dan penurunan ventilasi alveolus.
Etiologi
 Sampai saat ini penyebab asma belum diketahui. Suatu hal yang menonjol pada
penderita asma adalah fenomena aktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat
peka terhadap rangsangan imunologi maupun non imunologi.
1. Faktor ekstrinsik (alergik)
2. Faktor instrinsik
3. Faktor gabungan
 Faktor predisposisi
1. Genetik
 Faktor presipitasi
 Perubahan cuaca
 Stress
 Lingkungan kerja
 Olahraga atau aktifitas jasmani
patofisiologi
 Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas
bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma
tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal.
Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada
interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila
seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen
bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini
akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang
bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan
bradikinin.Pencetus serangan yaitu berupa alergen, emosi, stress, obat-obatan,
infeksi, dll dapat menimbulkan reaksi antigen dan antibodi kemudian dikeluarkannya
substansi vasoaktif/sel mast (histamin, bradikinin, anafilatoksin, prostaglandin),
setelah itu terjadi kontraksi otot polos (bronkospasme), peningkatan permeabilitas
kapiler (adema, mukosa, hipersekresi), dan sekresi mukus meningkat kemudian
obstruksi saluran nafas yang menyebabkan batuk, dispnea, dan mengi.
Manifestasi klinis
 Suara ngik-ngik sepanjang siklus pernapasan ketika terjadi inflamasi.
 Asimtomatik antara serangan asma. Gejala hilang walaupun tidak ada
inflamasi
 Kesulitan bernapas (dyspnea) ketika jaringan napas menyempit karena
inflamasi
 Frekuensi napas lebih dari 20 kali per menit ketika tubuh berusaha
mendapatkan lebih banyak oksigen dari paru-paru.
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan darah tepi ( sekret hidung )
 Pemeriksaan IGE
 Pemeriksaan rontgen thorak biasanya ujung depan kosta terangkat dan
puncak dada lebar. Pemeriksaan alergi tes untuk menentukan jenis alergen
pencetus asma.
Penatalaksaan :
 Oksigen 2-4 liter per menit
 Infus cairan 2 – 3 liter / hari, penderita boleh minum
 Aminophilin 5 – 6 mg / kg BB / IV, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 0,5
– 0,9 mg / kg BB / jam
 Kortikostereoid : hidrokortison 4 mg / kg BB / IV atau deksametason 10 – 20
mg. setelah tampak perbaikan kortikosteroid intravena dapat diganti dengan
bentuk oral
Askep teoritis
1. Pengakajian
a. Identitas pasien
b. Identitas penanggung jawab
c. Keluhan utama
2. Riwayat kesehatan
d. Riwayat kesehatan dahulu
e. Riwayat penyakit sekarang
f. Riwayat peyakit keluarga
g. Riwayat kehamilan dan persalinan
h. Riwayat imunisasi dan pemberian makan
i. Riwayat tumbuh kembang
 Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
• Keadaan umum : melihat dari ekspresi klien
• Kepala : yang perlu kita kaji meliputi rambut, kulit kepala, wajah,
konjungtiva, sklera, penglihatan, penciuman, pernafasan, adanya secret atau tidak,
terpasang alat bantu nafas atau tidak bibir, lidah, pergerakan leher, KGB tidak teraba
• Thoraks : Retraksi intercostae, bentuk dan gerak dada, tidak teraba pembesaran
jantung, bunyi jantung normal, bunyi napas normal
• Abdomen : Retraksi epigastrium, nyeri tekan, Bising usus.
• Ekstremitas : Akral, gerak dan bentuk, kuku, ada edema atau tidak
• Refleks pada bayi : Moro, sucking, grasping, rooting.
Diagnosa keperawatan

 Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan secret


berlebih dalam bronkiolus
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai O2.
 Pola napas inefektif berhubugan dengan meningkatnya produksi mucus di
trakea dan bronkiolus
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai