Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN ANAK

PROFESI NERS STIK BINA HUSADA PALEMBANG

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DHF

1. Definisi

Dengue haemorargic fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

virus

dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang

semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada pada anak serta sering

menimbulkan wabah. Jika nyamuk aedes aegypti menggigit orang dengan demam berdarah,

maka virus dengue masuk ke tubuh nyamuk bersama darah yang diisapnya. Di dalam tubuh

nyamuk virus berkembang biak dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk, dan

sebagian besar berada di kelenjar liur.

2. Etiologi

Dengue haemorargic fever (DHF) disebabkan oleh virus dengue yang termasuk

kedalam family flaviviridae genus flavivirus. Virus dengue ditularkan oleh seorang penderita

ke orang lain melalui gigitan nyamuk genus aedes, yaitu nyamuk aedes aegypti tersebar di

daerah tropis dan subtropis yang merupakan vektor utama.


3. Anatomi dan Fisiologi

Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah system

sirkulasi. System sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari

traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, system sirkulasi merupakan

sarana untuk membuang sisa-sisa metabolism dari sel- sel ginjal, paru-paru dan kulit

yang merupakan tempat ekskresi pembuluh darah dan darah.

1. Jantung.

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung

merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama

dengan ototserat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar

kemauan kita. Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul

(pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang

disebut apekscordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan, sebelah kiri

bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat

dibelakang kiri antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat

ini teraba adanya denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang

sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.

2. Pembuluh Darah

Pembuluh darah ada 3 yaitu :

a. Arteri

Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah

keseluru bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang
keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang

kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan. Arteri yang paling

besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis tengahnya kira-kira 1-

3 cm. arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan tubuh yang disebut

arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah rambut (kapiler).

b. Vena

Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa darah

dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Vena-vena yang ukurannya

besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai

cabang tang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler.

c.Kapiler

Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat halus

diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan endotel.

Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu; rambut, kuku, dan tulang rawan.

Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-

sel jaringan. Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat makanan

mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.

3. Darah

Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut plasma

dan bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya tidak tetap

bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya. Darah yang

banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalamdar

ah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada
peristiwa pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau orang 

dewasa terdapat darah seanyak kira-kira 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5

liter.

Fungsi darah: 

1. Sebagai alat pengangkut.

2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh

dengan perantaraan leukosit dan antibody/zat-zat antiracun.

3. Mengatur panas keselurh tubuh.Adapun proses pembentukan sel dara terdapat

tiga tempat yaitu: sumsung tulang,hepar, dan limpa

4. Patofiologi

Virus dengue yang telah masuk ke tubuh penderita akan menimbulkan viremia. Hal

tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu tubuh di hipotalamus

sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan suhu. Selain itu viremia menyebabkan

hipovilemia, Trombositopenia dapat terjadi akibat dari penurunan produksi trombosit

sebagai reaksi dari antibodi melawan virus. Pada pasien dengan trombositopenia terdapat

adanya perdarahan baik kulit seperti ptekia atau perdarahan pada mukosa di mulut. Hal

ini mengakibatkan adanya kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme

hemostatis secara normal. Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan jika tidak

ditangani maka akan menimbulkan syok. Masa virus demgue inkubasi 3-15 hari,rata-rata

5- 8 hari
5. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari demam berdarah dengue adalah seperti berikut :

1) Demam tinggi mendadak yang berlangsung selama 2-7 hari.

2) Hepatomegali.

3) Renjatan, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun atau nadi tidak teraba,

kulit dingin, dan anak gelisah.

4) Perdarahan spontan berbentuk ptekia, perdarahan gusi.

6. Pemeriksaan Penunjang

A. Darah 

a)Trombosit menurun 

b)HB meningkat lebih 20%.

c)HT meningkat lebih 20%.

d)Leukosit menurun pada hari ke-2 dan ke-3.

e)Protein dalam darah rendah.

f)Ureum PH bisa meningkat.

g)NA dan CL rendah

B. Serologi : HI (Hemaglutination Inhibition Test).

a)Rontgen thorax : efusi ureum.

b)Uji tes tuoniket (+).


7. Penatalaksaan

Penderita demam dengue dapat berobat jalan,tidak perlu rawat inap. Pada fase

demam penderita dianjurkan :

1) Tirah baring selama demam.

2) Obat antipiretik untuk menurunkan panas dibawah 39ºC.

3) Kompres hangat.

4) Cairan dan elektrolit diberikan per oral, jus buah , susu, disamping air putih.

5) Memonitor suhu badan, trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesen.

8. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Identitas klien meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama,

pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit,

tanggal pengkajian, diagnose medis. 

2) Keluhan utama meliputi alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF

saat datang ke rumah sakit.

3) Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan utam yang merupakan keluhan

klien, data yang dikaji yang dirasakan klien saat ini.

4) Riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah menderita penyakit yang

diderita sekarang.

9. Diagnosa Keperawatan
1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan inflamasi ditandai

dengan peningkatan suhu tubuh.

2) Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.

3) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

mual, muntah, anoreksia.

4) Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas

dinding plasma.

5) Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan.

6) Kecemasan berhubungan dengan kondisi buruk pasien dan pendarahan yang

dialami.

7) Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit.

10. Intervensi

NO. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Kriteria Hasil
1. Gangguan pemenuhan Kebutuhan 1. Kaji tanda-tanda 1. Untuk
nutrisi kurang dari nutrisitubuh vital mengetahuitan
kebutuhan terpenuhi. 2. Berikan makanan da vital klien.
tubuh berhubungan denga Kriteria hasil : yang mudah 2. Membantu
n intake yang tidak kliendapat ditelan seperti meningkatkan
adekuat Ds: -klien memenuhi bubur. asupan
mengatakan merasa kebutuhan 3. Anjurkan klien makana
mual,-klien mengatakan nutrisinya. untuk makan 3. Untuk
kurang nafsu makan. Ds: klien mampu dalam porsi sedikit  mencegahatau
Do: Klien terlihat lemah. menghabiskan dan frekwensi menghindarira
makananya, rasa sering seperti sa mual.
mual klien hilang. memberi bubur 5 s 4. untuk
Do: Tidak ada endoktiap 15 mengetahui ju
keluhan mual. menit. mlah nutrisi ya
Klien telihat sehat. 4. Catat ngmasuk
jumlah porsi maka dalam tubuh.
nanyang 5. Untuk
dihabiskan klien. mengetahuiter
5. Kolaborasi api yang tepat
dalam pemberian untuk
terapi. digunakan.
2. Resiko peningkatan suhu Resiko tidak terjadi. 1. Pantau tanda-tanda 1. Untuk
tubuh berhubungan denga Kriteria hasil : suhu vital mengetahu
nreaksi proses infeksivirus badan klien 2. Anjurkan klien TTV.
dengue kembali normal. untuk minum air 2. Untuk
Ds: Klien mengatakan Ds : suhu badan putih banyak. menurunan
Panas sejak 2hari lalu klien normal. 3. Anjurkan klien suhu tubuh
Do: Badan klien teraba Do : badan klien untuk memakai dan mencegah
panas. tidak panas. baju yang bias terjadinya
menyerap keringat. dehidrasi.
TTV. TD : 120/80 mmhg TTV. TD : 120/80 4. Kalaborasi dalam 3. Untuk
R : 20x/menit mmhg pemberian obat menurunkan
N : 72x/menit R :16-20x/menit dan cairan suhu tubu dan
S : 36.8 C N : 80-100x/menit menghindari
S : 36 C timbulnya
penyakit lain
4. Untuk
mengganti
cairan yang
keluar dari
keringat.
3. Gangguan rasa nyaman Rasa nyeri 1. Kaji tingakat nyeri 1. Untuk
berhubungan dengan nyeri menghilang dan 2. Berikan posisi mengetahui
perut. rasa nyaman nyaman seberapa berat
Ds : klien mengatakan meningkat. 3. Alihkan perhatian nyeri yang
nyeri pada bagian perut. Kriteria hasil : klien dari rasa nyeri. dirasakan
Do : klien terlihat merasa nyaman dan 4. Kolaborasi dalam klien.
menahan sakit nyeri hilang. pemberian terapi 2. Untuk
Ds : klien merasa untuk mengurangi
nyaman dan nyeri menghilangkan rasa nyeri.
hilang. rasa nyeri 3. Dengan
Do : Wajah klien melakukan
tampak rileks dan tindakan lain,
tenang. rasa nyeri
dapat
dilupakan
4. Menentukan
terapi obat
yang dapat
menghilang
nyeri
Daftar Pustaka
Hidayat, A. Aziz Alimul (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Lestari. (2016). Asuhan Keperawatan Anak, Yokyakarta: Nuha Medika.
Nengrum,AS. (2014) Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An.E Umur 4 Tahun Dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD) Derajat 1 https://digilib.uns.ac.id di akses pada tanggal 20 maret
2017 jam 10 : 45 WIB
Nugrahajati. P. (2012) Thypus DBD Malaria pencegahan dan penanggulangannya. Jakarta:
Wahyu Media.

Anda mungkin juga menyukai