Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN HASIL

KUNJUNGAN KE PANTI WERDHA YAYASAN


PANGAMASEANG PADA NY. E
Jl. Baji Gau II / 34 Tlp. ( 0411) 854341

Nama Anggota Kelompok 2 (IIIB) :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Elvin Pasunda
Emanuel Hendrikus
Efita Pratiwi
Evayanti Toding
Febi Ignasia
Febrianti Barung

7.

8.SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA


MARIS
9.MAKASSAR
10.
11.

2014

12. KATA PENGANTAR


13.
14.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Kunjungan Ke
Panti Werdha Pangamaseang ini tepat pada waktunya.
15.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen

pembimbing mata kuliah Keperawatan Gerontik yang telah memotivasi dan membimbing
penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu juga kepada teman-teman yang terlibat
dalam proses penyelesaian penyusunan laporan hasil ini, penulis juga mengucapkan terima
kasih.
16.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah

satu bentuk penugasan dalam mata kuliah Keperawatan Gerontik, memberikan asuhan
keperawatan gerontik dan melatih penulis dalam menyelesaikan karya tulis sederhana.
17.

Penulis meyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat

banyak kekurangan, oleh karena itu semua kritik, saran dan masukan dibutuhkan dalam
meyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermaanfaat dalam proses pembelajaran
dan menjadi panduan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik.
18.
19.
20.
21.
22.

Makassar, 30 Juni 2014


23.
24.
25.
nulis
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.

35.

Pe

36.
37.
38. DAFTAR ISI
39.
40. KATA PENGANTAR
41. DAFTAR ISI
42. BAB I : PENDAHULUAN
A Latar belakang
B Tujuan penulisan
43.
44. BAB II : ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. Pengkajian
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Rencana Tindakan (Intervensi) Keperawatan
45.
46. BAB III : TERAPI MODALITAS PADA LANSIA
A. Landasan Teori
B. Langkah Kerja
47.
48. BAB IV : JADWAL KEGIATAN RUTIN LANSIA
49.
50. BAB V : PENUTUP
A Kesimpulan
B Saran
51.
52. DAFTAR PUSTAKA
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65. BAB I

66. PENDAHULUAN
67.
A. Latar Belakang
68.

Penuaan adalah suatu proses akumulasi dari kerusakan sel somatik

yang diawali oleh disfungsi sel sehingga terjadi terjadi disfungsi organ dan pada
akhirnya akan meningkatkan resiko kematian bagi seseorang. Apabila dilihat dari
sudut pandang yang lebih luas, proses penuaan merupakan suatu perubahan
progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat
irreversibel serta menunjukan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Pada
hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya yaitu : masa kanak-kanak, masa remaja, mdan
masa tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki
masa tua berarti, mengalami kemunduran baik fisik maupun psikis.
69.

Corak proses penuaan bersifat lambat namun dinamis dan bersifat

individual baik secara fisiologi maupun patologis, karena banyak dipengaruhi oleh
riwayat maupun pengalaman hidup masa lalu yang terkait dengan faktor biologis,
psikologis, spiritual, fungsional, lingkungan fisik dan sosial. Perubahan struktur dan
penurunan fungsi sistem tubuh tersebut diyakini memberikan dampak yang signifikan
terhadap gangguan homeostatis sehingga lansia mudah menderita penyakit yang
terkait dengan usia, misalnya ; stroke, parkinson, dan osteoporosis serta berakhir
pada kematian. Penuaan patologis dapat menyebabkandisabilitas pada lansia
sebagai akibat dari trauma, penyakit kronis, atau perubahan degeneratif yang timbul
karena stress yang dialami oleh individu. Stress tersebut dapat mempercepat
penuaan dalam waktu tertentu, selanjutnya dapat terjadi akselerasi proses
degenerasi pada lansia, apabila menimbulkan penyakit fisik.
70.

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin

meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia


harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus
meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah
penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Diseluruh dunia penduduk
Lansia (usia 60 +) tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibanding
kelompok usia lainnya. Diperkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi ledakan jumlah
penduduk lanjut usia. Hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut
usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi
11,34 persen pada tahun 2020. Proses penuaan penduduk tentunya berdampak
pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan,

karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin
menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Dengan demikian,
peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan
pembangunan

sekaligus

sebagai

tantangan

dalam

pembangunan.

Bila

permasalahan tersebut tidak diantisipasi dari sekarang, maka tidak tertutup


kemungkinan bahwa proses pembangunan akan mengalami berbagai hambatan.
Oleh sebab itu, permasalahan lanjut usia harus menjadi perhatian kita semua, baik
pemerintah, lembaga masyarakat maupun masyarakat itu sendiri. Mindset yang
selama ini ada bahwa penduduk lanjut usia merupakan kelompok rentan yang hanya
menjadi tanggungan keluarga, masyarakat dan negara, harus kita ubah. Kita harus
menjadikan lanjut usia sebagai aset bangsa yang harus terus diberdayakan. Hal ini
tidak akan tercapai bila kita tidak mempersiapkan diri dari sekarang. Untuk menjadi
lanjut usia yang sehat, produktif dan mandiri, kita harus mulai dengan pola hidup
sehat dan mempersiapkan masa lanjut usia secara lebih baik. Dengan demikian,
sasaran dari permasalahan lansia tidak hanya lansia itu sendiri, tetapi juga penduduk
usia muda. Pola hidup sehat harus diterapkan sejak usia dini, bahkan sejak dalam
kandungan. Penduduk Lanjut usia dua tahun terakhir menglami peningkatan yang
signifikan pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan
meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009 (U.S. Census Bureau, International
Data Base, 2009) jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China, India dan
Jepang. Karena usia harapan hidup perempuan lebih panjang dibandingkan laki-laki,
maka jumlah penduduk lanjut usia perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki
(11,29 juta jiwa berbanding 9,26 juta jiwa).
71.

Oleh karena itu, permasalahan lanjut usia secara umum di Indonesia,

sebenarnya tidak lain adalah permasalahan yang lebih didominasi oleh perempuan.
72.

Badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada

tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang,
balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi dengan usia harapan hidup yang lebih tinggi
juga mempunyai jumlah penduduk lanjut usia yang lebih banyak. Suatu wilayah
disebut berstruktur tua jika persentase lanjut usianya lebih dari 7 persen.
73.

Dari seluruh provinsi di Indonesia, ada 11 provinsi yang penduduk lansianya

sudah lebih dari 7 persen, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara
Barat, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sedangkan lima provinsi dengan
persentase lansia terendah adalah: Papua (2,15 persen); Papua Barat (2,92 persen),
Kepulauan Riau (3,78 persen), Kalimantan Timur (4,53 persen), dan Riau (4,86

persen). Perempuan lansia di Indonesia berpotensi mengalami diskriminasi ganda,


baik karena statusnya sebagai perempuan maupun karena statusnya sebagai
penduduk yang usianya sudah lanjut. Sebagai perempuan, diskriminasi yang
disebabkan oleh struktur sosial dan budaya masyarakat sebenarnya sudah terjadi
sejak usia muda. Hal ini kita ketahui sebagai akibat dari perbedaan yang sifatnya
kodrati maupun sebagai akibat dari perbedaan gender.
74.

Oleh karena itu, diperlukan pelaksanaan asuhan keperawatan yang

diperlukan suatu instrumen atau parameter yang bisa digunakan untuk mengevaluasi
kondisi lansia, sehingga mudah untuk menentukan intervensi keperawatan
selanjutnya. Tetapi tentunya parameter tersebut harus disesuaikan dengan kondisi
lingkungan, dimana lansia itu berada, karena hal ini sangat individual dan apabila
dipaksakan justru tidak akan memperoleh hasil yang diharapkan. Dalam keadaan ini,
maka kami tertarik untuk membuat asuhan keperawatan pada lansia.
75.
B. Tujuan
1. Asuhan keperawatan pada lansia
2. Terapi modalitas pada lansia (TAKS)
3. Jadwal kegiatan lansia di Panti Werdha Pangamaseang
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94. BAB II
95. ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY E

96.
97.
98. Pengkajian Keperawatan Gerontik
99. Nama mahasiswa/(i) yang mengkaji :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Elvin Pasunda
Emanuel Hendrikus
Efita Pratiwi
Evayanti Toding
Febi Ignasia
Febrianti Barung

100.

Tanggal pengkajian
Autoanamnese

101.

I.

Panti / unit
Alloanamnese

102.

: 26 / 05 / 2014

Tanggal masuk panti

Panti

Werdha

Pangamaseang

:: 2009

DATA BIOGRAFI KLIEN


A. Identitas Klien
103. Nama klien ( inisial )
: Ny E
104. Tempat / tanggal lahir / umur : Klaten, 27 November 1933 / 80 tahun
105. Jenis kelamin
: Perempuan
106. Status perkawinan
: Tidak kawin
107. Agama
: Katolik
108. Kebangsaan / suku
: Jawa
109. Pendidikan terakhir
: SMA
110.
B. Riwayat Keluarga
1. Pasangan
111.
Hidup / mati : 112.
Jika hidup
Jika mati
113.
Nama( inisial )
: 114.
Umur
:Sebab kematian
:115.
Kesehatan
:Tahun kematian
:116.
Pekerjaan
:117.
Alamat
:2. Anak
118.
Jumlah anak
:119.
Jumlah anak hidup
:120.
Alamat
:121.
Jumlah anak mati
:122.
Sebab kematian
:123.
Keluarga yang dapat di hubungi
124.
Nama ( inisial)
: Tn.E
125.
Umur
: 50 tahun
126.
Jenis kelamin
: Laki-laki
127.
Hubungan dengan klien
: Saudara
128.
C. Riwayat Pekerjaan

1. Pekerjaan sebelumnya
: Pegawai perpustakaan
2. Pekerjaan saat ini / sumber penghasilan
:129.
D. Riwayat Keluarga ( genogram ) dan kesehatan keluarga
130.
131.
132.
133.
134.
135. Keterangan :
136.

: Meninggal
137.
138.

: pasien

: Perempuan
: Laki-laki

139.
E. Riwayat Lingkungan Hidup Sekarang
140. Tipe tempat tinggal / panti

II.

: Permanen / Panti Werdha

Pangamaseang
141. Jumlah kamar
: 12 kamar
142. Jumlah tingkat
:1
143. Jumlah penghuni panti / rumah
: 11 orang
144. Jumlah penghuni tiap unit
: 1/1 (1 orang / kamar)
145. Kondisi panti / rumah
: Bersih dan tertata rapih
PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat kesehatan masa lalu
1. Penyakit masa kanak-kanak : tidak ada
2. Penyakit serius / kronik : hipertensi dan nyeri kronik pada salah satu tungkai
kaki (kiri)
3. Perawatan

di

RS

(alasan,

bulan,

tahun,

dan

lamanya)

pasien

mengatakantidak pernah menjalani perawatan di RS


4. Operasi (alasan, jenis operasi, bulan, tahun, tempat, hasil) : pasien
mengatakan tidak pernah di operasi
5. Riwayat obstetrik : 146.
B. Riwayat kesehatan sekarang
1. Status imunisasi
: pasien mengatakan pada zamannya imunisasi belum
lengkap, hanya Polio, BCG dan DPT
2. Alergi ( catat agen dan reaksi spesifik )
a. Obat obatan
: tidak ada
b. Makanan
: ikan kering
c. Substansi
: tidak ada
d. Lingkungan
: tidak ada
3. Penyakit yang sedang di derita : hipertensi
4. Obat-obatan yang sedang di konsumsi : -

5. Nutrisi (24 jam) :

Pasien mengatakan makan sebanyak tiga kali sehari

dengan menghabiskan satu porsi setiap kali makan.

Pasien juga

mengatakan diantara jam makan dia juga sering makan roti, kue dan buahbuahan.
6. Masalah dalam pemenuhan nutrisi : pasien mengatakan sedang menjalani
diit rendah garam untuk mengatasi hipertensi, selain itu pasien tidak dapat
mengkonsumsi ikan kering karena dapat menimbulkan reaksi alergi berupa
rasa gatal pada kulit
7. Riwayat peningkatan / penurunan BB : tidak ada peningkatan dan

III.

penurunan berat badan yang berarti


8. BB sekarang : 60 kg
9. IMT : 60 kg/(1,60)2 = 23,43
Kesimpulan : BB kurang
147.
148.
149.
150.
PEMERIKSAAN FISIK MELALUI TINJAUAN SISTEMATIS
A. Keadaan Umum
1. Inspeksi : pasien tampak sakit sedang
2. Anamnesis keluhan utama ( saat ini ) : Pasien mengatakan kadang-kadang
lehernya terasa berat dan tegang disertai sakit kepala. Pasien mengatakan
merasa nyeri dan kelemahan pada tungkai kaki sebelah kiri sehingga ia
B.

C.

D.
1.
2.
3.

tidak dapat berjalan


Sistem Integumen
a. Keadaan kulit secara umum
: sedikit keriput dan terdapat pigmentasi
b. Keadaan rambut
: berwarna putih dan mudah rontok
c. Kuku
: kuku tangan dan kaki mudah rapuh
d. Keluhan/ gangguan kulit
: tidak ada
e. Lain-lain
: tidak ada
151.
Sistem Respirasi
1. Frekuensi pernapasan
: 18x/menit
2. Suara napas
: vesikuler
3. Suara tambahan
: tidak ada
4. Alat bantu pernapasan
: tidak ada
5. Keluhan pada fungsi pernapasan
: tidak ada
6. Lain-lain
: tidak ada
152.
Sistem Muskuloskletal
Bentuk tulang belakang
: tidak tampak kelainan
Tingkat mobilisasi
: terbatas
Pergerakan sendi
: terbatas
4. Uji kekuatan otot
:Kekuatan
otot
kurang dibandingkan dengan sisi yang

5. Reflex biseps
6. Reflex triseps
7. Reflex kuadriseps

lain
: positif
: positif
: positif

8. Keluhan

pada

:pasien

otot

dan

sendi

mengatakan

merasa

nyeri pada persendian kaki sebelah kiri


dan susah digerakkan
: tidak ada

9. Lain-lain
153.
154.
E. Sistem Kardiovaskuler
1. Frekuensi nadi
2. Frekuensi denyut jantung
3. Tekanan darah perifer
4. MAP
5.
6.
7.
8.
9.

: 86x/mnt
: 88x/mnt
: 160/90 mmHg
: 113,33 mmHg

Kesimpulan
Kelainan bunyi jantung
Kelainan pembesaran jantung
Tanda-tanda edema
Tekanan vena jugularis
Akral (warna,kehangatan)

: Perfusi ginjal memadai


: tidak ada
: tidak dikaji (pasien menolak)
: tidak ada
: tidak dikaji (pasien menolak)
: hangat
10. Keluhan pada fungsi kardiovaskuler
: pasien mengatakan kadang
merasa jantungnya berdebar kencang

11. Lain-lain
155.
F. Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi secara umum
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

teratur)
Keadaan gigi
Peristaltik dan bising usus
Distensi abdomen
Konstipasi/obstipasi
Diare
Inkontinensia alvi
Keluhan mual/muntah

dan membuat tidak nyaman


:: baik (Nafsu makan baik dan pola makan
: masih utuh dan sehat
: 18x/mnt dan bising usus tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
9. Kemampuan mengunya makanan

(jenis

makanan) : mampu mengunya makanan


10. Asupan diit
11. Lain-lain
156.
G. Sistem Perkemihan
1. Jumlah intake cairan/ 24 jam
2. Frekuensi berkemih dan jumlah
3.
4.
5.
6.
7.

1500 cc
Warna urin
Bau urin
Distensi kandung kemi
Tanda-tanda disuria
Poliuri

dengan baik, kecuali daging yang keras


: diit rendah garam
: tidak ada
: 6-8 gelas/hari
output urine/ 24 jam : 4-6x/hari dan jumlah urin
: kuning muda (jernih)
: amonia
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada

8. Anuri

: tidak ada
9. Lain-lain

:pasien

mengatakan

sulit

menahan dan mengendalikan buang air kecil


(inkontinensia) terutama pada malam hari
ketika tidur (nokturia)
157.
H. Sistem Persyarafan
1. Paralisis
2. Parese/hemiplegic
3. Reflex babinski

I.

:
:
:
4.

tidak ada
Ada kelemahan otot pada sisi kiri kaki
negatif
Keluhan
: Pasien mengatakan

terasa

nyeri, kaku dan lemah pada kaki sebelah kiri


5. Lain-lain
: 158.
Sistem Sensori
1. Pengelihatan
a. Jelas / kabur
: kabur
b. Pandangan ganda
: tidak ada
c. Jarak pandang untuk menulis dan membaca : + 15 cm
d. Lain-lain
:pasien mengatakan sangat kesulitan
dalam membaca dan menulis dan penggunaan alat
bantu berupa kacamata tidak dapat

membantu

meringankan keluhan.
Pendengaran
: masih mampu mendengar dengan baik
Pengecapan
: tidak ada gangguan
Penghiduan
: tidak ada gangguan
Lain-lain
: tidak ada keluhan lain
159.
J. Sistem Endokrin
1. Kelenjar getah bening leher, sub mandibula, dan sekitar telinga : tidak ada
2.
3.
4.
5.

pembesaran dan nyeri ketika dipalpasi


Kelenjar tiroid
: tidak ada pembesaran dan nyeri
Kelenjar getah bening axial / mammae : tidak dikaji
Keluhan
: tidak ada
Lain-lain
: tidak ada
160.
K. Sistem Genitoreproduksi
1. Jenis kelamin
: Perempuan
2. Kelainan pada genitalia eksterna : tidak dikaji
3. Keluhan mengenai fungsi genitalia dan seksualitas : tidak dikaji
4. Lain-lain : tidak dikaji
161.
2.
3.
4.
5.

162.

IV. PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL

163.

Pengukuran kemampuan klien untuk melakukan aktifitas sehari-hari (ADL)

secara mandiri menggunakan Indeks Kemandirian Katz.


164.
165.

INDEKS KATS
166.
KRITERIA

SKOR
E
167.

168.

1
169.

170.

A
171.

dan berkemih), berpindah ke kamar kecil, berpakain dan mandi.


172.
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali

B
173.

satu dari fungsi tersebut.


174.
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali

C
175.

mandi dan satu fungsi tambahan.


176.
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali

D
177.

mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan.


178.
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali

E
179.

mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan.


180.
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali

F
181.

mandi, berpakaian, berpindah dan satu fungsi tambahan.


182.
Ketergantungan dari enam fungsi tersebut.

G
183.

184.

Lain-

Kemandirian dalam enam fungsi : Makan, Kontinen (defekasi

Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak bias

diklasifikasikan sebagai C,D,E,F atau G

lai
n
185.
186.

Kesimpulan : Skore D

187.
188.
189.

V. PENGKAJIAN STATUS KOGNITIF


Mendeteksi adanya kerusakan intelektual denagan menggunakan Short

Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ).


190.

Terdiri dari 10 hal mengenai orientasi, memori dalam hubungannya dengan

kemampuan perawatan diri, memori jauh, dan kemampuan matematika.


191. SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ).
192.
193. 194.
Pertanyaan
195.
Skor
196.

197.

201. 202. 203.

Tanggal berapa hari ini ?

1
205. 206. 207.

Hari

Ja

waban

apa

sekarang

(hari,tanggal,tahun)

209. 210. 211.

Apa nama tempat ini ?

204.

26

208.

Se

nin,26/05/
2014
212.

Pa

nti Werdha
Pangamas

213.

214. 215. 216.

Berapa nomor telpon anda ?

eang
217.

Dimana alamat anda ?(tanyakan

221.

4
218. 219. 220.
4

hanya bila tidak tidak mempunyai telepon)

222. 223. 224.

5
226. 227. 228.

Jln.

Bajigau II

Berapa usia anda ?

225.

Kapan anda lahir ?

tahun
229.
27

80

November

230. 231. 232.

Siapa

presiden

Indonesia

7
sekarang ?
234. 235. 236.
Siapa presiden sebelumnya ?
8

1933
233.

SB

Y
237.

Me

gawati
Soekarno

238. 239. 240.

Siapa nama kecil ibu anda ?

9
242. 243. 244.

Kurangi

1
246.

dari

20

dan

tetap

pengurang 3 dari setiap angka baru,emua

247. 248.

secara menurun.
Jumlah kesalahan total

Putri
241.

Ro

sali
245.

17,

14, 11, 8,
5, 2, -1
249.
0

0
250.

Kesimpulan :

251.

Kesalahan 0-2 : Fungsi intelektual utuh.

252.
253. VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
254.
Pengukuran status afektif adanya depresi pada lansia menggunakan Sekala
depresi Geriatric Yesavage.
255.
Keterangan : untuk setiap respon klien yang cocok dengan jawaban setelah
pertanyaan (ya / tidak) mendapat nilai 1. Jika tidak cocok mendapat nilai 0.
256.
257.

258.

Skala Depresi Geriatrik Yesavage

N
260. 261.

259.
Ni

Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan

262.

1
anda? (Tidak)
263. 264.
Sudakah anda mengeluarkan aktivitas dan minat

0
265.

2
anda? (Ya)
266. 267.
Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? (Ya)

0
268.

3
269. 270.

Apakah anda sering bosan? (Ya)

0
271.

Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap

1
274.

4
272. 273.

5
waktu? (Tidak)
275. 276.
Apakah anda takut sesuatu terjadi pada anda? (Ya)

0
277.

6
278. 279.

Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu? (Tidak)

1
280.

Apakah anda lebih suka tinggal dirumah pada malam

1
283.

8
hari, dari pada pergi dan melakukan sesuatu yang baru? (Ya)
284. 285.
Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih

1
286.

9
banyak masalah dengan ingatan dari pada yang lainya? (Ya)
287. 288.
Apakah anda berpikir sangat menyenangkan hidup

0
289.

7
281. 282.

sekarang ini? (Tidak)

290. 291.
1

Apakah anda merasa saya sangat tidak berguna

dengan keadaan anda sekarang? (Ya)

293. 294.

Apakah anda merasa penuh energi? ( Tidak)

1
Apakah anda berpikir bahwa situasi anda tidak ada

harapan? (Ya)

299. 300.
1

Apakah anda berpikir bahwa banyak orang yang lebih

baik dari pada anda? (Ya)

302.

Total nilai

303.

Kesimpulan : Tidak ada depresi

:4

305.

Penilain Skala Depresi Geriatrik Yesavage :

306.

Nilai 0-4 : Depresi Tidak ada

307.

Nilai > 5 : Depresi

308.
VII. PENGKAJIAN STATUS SOSIAL
310.

0
295.

298.
0

304.

309.

292.

296. 297.
1

Pengukuran menggunakan APGAR keluarga, dengan skore :

301.
0

311.

0 : Hampir tidak pernah

312.

1 : Kadang-kadang

313.

2 : Selalu

314.
315.
316. 317.
N

membantu pada waktu sesuatu menyusahkan

Hub

saya
326.

keluarga

Saya

(teman-teman)

puas

dengan

saya

cara

untuk

keluarga

ungan

(teman-teman) saya membicarakan sesuatu

(Partnershi

dengan saya dan mengungkapkan masalah

Pert

dengan saya
330.
Saya puas bahwa keluarga (teman-

umbuhan

teman)

(Growth)

keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau

Afek

saya

arah baru
334.
Saya

menerima

puas

dan

dengan

mendukung

cara

keluarga

si

(teman-teman) saya mengekspresikan afek dan

(Affecction)

berespon terhadap emosi-emosi saya, seperti

336. 337.
5

Saya puas bahwa saya dapat kembali

(Adaptation

332. 333.
4

322.
pada

p)
328. 329.
3

Ada

Sk

ptasi

)
324. 325.
2

319.

gsi

320. 321.
1

APGAR KELUARGA
318.
Uraian

Fun

Pe

marah, sedih atau mencintai


338.
Saya puas dengan cara teman-teman

mecahan

saya dan saya menyediakan waktu bersama-

(Resolves)

sama

340.
341.
Kesimpulan : Klien merasa puas dengan apa yang dia peroleh dari keluarga
dan teman-temannya.
342.
343.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.

323.
0

327.
1

331.
0

335.
1

339.
1

351.
352.
353.
354.
355.
356.
357.
358.
359.
360.
361.
362.
363.
364.
365.
366.

Analisa Data
367.

368.

369.

DATA

370.

N
372. 373.
Ds :

Pasien
mengatakan
kadang-kadang
1
kepalanya terasa berat, nyeri dan tegang
Pasien
mengatakan
sering
merasa
jantungnya berdebar kencang
374.
375.
Do :
KU sedang
Tanda-tanda vital :
376.
TD : 160/90 mmHg
377.
N : 86x/mnt
378.
381. 382.
Ds:
2 Pasien mengatakan nyeri, kaku dan lemah
pada kaki sebelah kiri
Pasien mengatakan tidak dapat berdiri
dalam waktu yang lama dan tidak dapat
berjalan
383. DO:
KU sedang
Pasien tampak menggunakan kursi roda

MASA

371.

LAH
379.
akut

OLOGI

Nyeri
/

ETI

sakit

kepala

380.

Age

n
penyebab
cidera
(biologis)

384.

Hamb

385.

Into

atan mobilitas

leran

fisik

aktivitas
dan
penurunan
kekuatan
dan
ketahanan

; nyeri
386.
387.
388.

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


389.

390.
1. Nyeri akut / sakit kepala berhubungan dengan agen penyebab cidera (biologis)
391.
Nic :
a. Kaji nyeri PQRST
b. Observasi warna kulit, kelembaban, capillari refilling time
c. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
d. Beri posisi semifowler
e. Berikan kompres hangat pada daerah nyeri
f. Anjurkan pasien untuk diet rendah garam dan berlemak.
g. Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat diubah.
h. Kolaborasi untuk pemberian analgetic
2. Hambatan mobilitas fisik b/d Intoleran aktivitas dan penurunan kekuatan dan ketahanan ;
nyeri
392.

Noc : Mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan

dengan criteria : Tidak mengalami kontraktur sendi, kekutan otot bertambah dan mampu
menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.
393.
Nic :
a. Kaji mobilitas yang ada dan fungsi motorik
b. Observasi daerah yang terkena termasuk warna, edema atau tanda lain dari
gangguan sirkulasi.
c. Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit
d. Lakukan gerak pasif pada ekstremitas yang sakit
e. Tinggikan tangan dan kepala pasien
394.
395.
396.
397.
398.
399.
400.
401.
402.
403.
404.
405.
406.
407.
408.
409.
410.
411.
412.
413.
414.
415.

416.
417.
418.
419.
420.
421. BAB III
422. LAPORAN HASIL TERAPI AKTIVITAS SOSIAL (TAKS) PADA LANSIA
423. DI PANTI WERDHA PANGAMASEANG
424. TANGGAL : 26 MEI 2014
425.
A. Landasan Teori
1.
Pengertian
a. Terapi modalitas adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengisi waktu
luang bagi lansia.
b. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang diberikan
kelompok klien dengan tujuan memberi terapi bagi anggotanya. Dimana
berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan respon
sosial.
c. Terapi Aktivitas Sosialisasi adalah upaya memfasilitasi sejumlah klien dalam
membina hubungan sosial yang bertujuan untuk menolong klien dalam
berhubungan dengan orang lain seperti kegiatan mengajukan pertanyaan,
berdiskusi, bercerita tentang diri sendiri pada kelompok, menyapa teman
dalam kelompok.
d. Terapi Aktivitas Sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan
2.

sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.


Tujuan
a. Tujuan umum
426. Lansia
dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
b. Tujuan khusus
1) Lansia mampu memperkenalkan diri.
2) Lansia mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
3) Lansia mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
4) Lansia mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan.
5) Lansia mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada
orang lain
6) Lansia mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
7) Lansia mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS
yang telah dilakukan

427.
428.
429.
B. Langkah Kerja
430.
Aktivitas dan Indikasi
1. Rencana kegiatan
a. Waktu
: Senin, 26 Mei 2014, jam 08.00-10.30 WITA
b. Tempat
: Panti Werdha Pangalaseng

c. Jumlah lansia : 5 orang terdiri dari :


1) Ny. Lis
2) Ny.Is
3) Ny. Clara
4) Ny. Vince
5) Ny. Martha
2. Tujuan
431.
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok :
a. Menyebutkan jati diri : Nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobby.
b. Menanyakan jati diri anggota kelompok lain : Nama lengkap, nama panggilan,
asal dan hobby.
3. Strategi dan Skema Kegiatan
432.
Peserta dan terapis duduk dalam lingkaran
433.
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.
Keterangan :
442.
: peserta / lansia
443.
444.
: Terapis / leader
445.
446.
: Observer
447.
448.
: co leader
449.
450.
: Fasilitator
451.
4. Panitia
452.
Jumlah panitia : 6 orang
453.
Terbagi atas :
a. Leader : 1 orang ( Elvin Pasunda), Co leader : 1 orang (Febrianti Barung)
454. Tugas leader dan co leader :
1) Mengkoordinir jumlah peserta yang telah ditentukan
2) Mampu mengatasi masalah yang timbul dalam kelompok
3) Memimpin perkenalan dan menjelaskan tujuan kegiatan
4) Menjelaskan proses kegiatan
5) Mendemonstrasikan cara atau gerakan
b. Fasilitator : 3 orang ( Emanuel Hendrikus , Efita Pratiwi, Evayanti Toding)
455. Tugas fasilitator :
1) Mampu memotivasi anggota untuk melaksanakan TAKS
2) Mampu memotivasi anggota terlibat dalam kegiatan
3) Mampu menjadi role mode
c. Observer : 1 orang (Feby Ignasia)
456. Tugas observer :
1) Menilai dan mengevaluasi kegiatan
2) Mengevaluasi kemampuan lansia dalam mengikuti kegiatan
3) Mengamati ada tidaknya masalah yang muncul selama kegiatan
berlangsung

5. Persiapan
a. Persiapan lansia
1) Mengidentifikasi jumlah lansia sesuai dengan kriteria yang ditentukan
2) Jumlah lansia yang mengikuti TAK 5 orang dan didampingi oleh fasilitator
3) Fasilitator telah membina hubungan saling percaya dengan lansia
4) Melaksanakan kontak dengan lansia 10 menit sebelum dimulai TAK
b. Persiapan terapis
1) Diperlukan 6 perawat
2) 1 orang sebagai leader, 1 orang sebagai co leader
3) 1 orang sebagai observer
4) 3 orang sebagai fasilitator
c. Persiapan alat dan perlengkapan
1) Tape recorder / laptop
2) Kaset lagu
3) Bola
4) Buku catatan dan pulpen
5) Jadwal kegiatan klien
6) Lembar observasi
d. Persiapan lingkungan
1) Menyiapkan 1 ruangan dengan penerangan dan ventilasi yang cukup
2) Hindari kebisingan / keributan
6. Metode
457.
Dinamika kelompok / Metode terpimpin, dimana jalannya kegiatan
dipimpin oleh seorang leader dan dibantu oleh co leader serta fasilitator
7. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis
b) Peserta dan terapis memakai name tag
2) Evaluasi / Validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
b) Menanyakan apakah pernah memperkenalkan diri pada orang lain.
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan
b) Menjelaskan aturan main yaitu :
Berkenalan dengan anggota kelompok
Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus minta
izin pada pemimpin TAK
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Tahap kerja
1) Hidupkan musik dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam
2) Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola,
mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada
di sebelah kanan dengan cara :
a) Memberi salam
b) Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobby
c) Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobby dimulai
dari terapis sebagai contoh.

3) Ulangi no.1 dan 2 sampai semua anggota kelompok mendapat giliran


4) Putarkan musik lagi dan edarkan bola tenis. Pada saat lagu dimatikan
minta anggota kelompok yang memegang bola untuk memperkenalkan
anggota kelompok yang ada di sebelah kanannya kepada kelompok yaitu
nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobby.
5) Ulangi no.4 sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
6) Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti TAK
b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
2) Rencana tindak lanjut
a) Mengganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
kepada orang lain di dalam kehidupan sehari-hari
b) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harian lansia
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok
b) Menyepakati waktu dan tempat
8. Evaluasi dan Dokumentasi (Lembar Obsevasi)
458.
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja untuk menilai kemampuan lansia melakukan TAK. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Evaluasi
kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan
menggunakan tabel di bawah ini :
459.
Kemampuan Memperkenalkan Diri
460.
Kemampuan verbal
461.

462.

Aspek yg dinilai
466.

No

463.
467.

Nama Peserta
468.
469.

470.

Menyebutkan nama

Ny. L

Ny. I

Ny. C

Ny. M

Ny. V

1
lengkap
473. 474. Menyebutkan nama

2
panggilan
475. 476. Menyebutkan asal

3
477. 478.

471. 472.

Menyebutkan

4
hobby
479. Jumlah
485.
486.

Petunjuk :

480.

481.

482.

483.
4

484.
4

487.

Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 lansia

mampu dan jika nilai 0, 1, atau 2 lansia belum mampu.


9. Kesimpulan :
488.
Rata-rata semua peserta (lansia) mampu mengikuti TAKS yang
diberikan.
489.
490.
491.
492.
493.
494.
495.
496.
497.
498.
499.
500.
501.
502.
503.
504.
505.
506.
507.
508.
509.
510.
511.
512.
513.
514.
515.
516.
517.
518. BAB IV
519. JADWAL KEGIATAN RUTIN LANSIA
520. DI PANTI WERDAH YAYASAN PANGAMASEANG
521.

Jl. Baji Gau II / 34 Tlp. ( 0411) 854341

522.
523.
Ja
m (WITA)
526.
05.
30
528.
06.
30
530.
08.
00
532.
09.
00 - 10.00

524.

Kegiatan

525.
527.

Mandi pagi

529.

Pergi kapel

531.

Makan pagi

533.

Istirahat ( duduk santai sambil cerita dengan lansia lain )

534.
10.
00
536.
12.
00
538.
14.
00
540.
16.
00
542.
17.
00
544.
18.
00
546.
19.
30 - .
548.

535.

Snack

537.

Makan siang

539.

Istirahat

541.

Mandi

543.

Duduk santai ( cerita dengan lansia lain )

545.

Makan malam

547.

Istirahat

Anda mungkin juga menyukai