Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2019

NAMA : Dienda Febriani, S.Kep


NIM : 1811436624
TANGGAL : 18 Februari – 01 Maret 2019
PERTEMUAN : Minggu Ke-1 (Kunjungan 1 - 3)

1. Konsep Lansia
A. Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas baik pria maupun wanita, yang
masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk mencari
nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk menghidupi dirinya
(Mubarak, 2009).
Lansia bukan merupakan suatu penyakit, namun merupakan tahapan lanjut dari suatu
proses kehidupan yang ditandai dengan proses penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stress lingkungan (Effendi, 2009).
Proses penuaan terjadi pada setiap orang dan akan mengalami kemunduran fisik,
mental, dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011).
B. Batasan Karakteristik
Proses menua merupakan proses alamiah setelah 3 tahap kehidupan yaitu masa
anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh individu. Menurut
organisasi kesehatan dunia (WHO), sesorang yang dikatakan lanjut usia (lansia) meliputi:
a. usia pertengahan (middle age) dengan rentang usia 45 sampai 59 tahun,
b. usia lanjut (elderly) antara 60 sampai 74 tahun,
c. usia tua (old) antara 75 sampai 90 tahun,
d. usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
(Azizah, 2011).
Departemen kesehatan RI (2013) memberikan batasan lansia dengan 3 kategori yaitu:
a. Pralansia (45-59 tahun)
b. Lansia (60 tahun atau lebih)
c. Lansia resiko tinggi (70 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan)
d. Lansia potensial (lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang/jasa)
e. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain.
Sedangkan menurut Undang-Undang No.13 tahun 1998 pasal 1 “seseorang
dinyatakan sebagai lanjut usia adalah yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.
C. Perubahan pada lansia
1. Perubahan fisiologis
a. Sistem integument (kulit kehilangan elastisitas dan kelembabannya, pertumbuhan
kuku melambat, kesulitan mengatur suhu tubuh, dan penurunan kelenjar keringat.
b. Sistem Neurologis (penurunan jumlah neuron, hipotalamus kurang efektif
mengatur suhu tubh, peningkatan ambang batas nyeri, reflex kornea lebih lambat,
perubahan kulitas dan kuantitas tidur).
c. Sistem pernafasan (penuruan kapasitas pernafasan dan kedalaman pernafasa,
kemmapuan untuk batuk berkurang, penurunan otot pernafasan).
d. Sistem gastrointestinal (kehilangan gigi, indra pengecap menurun, esophagus
melebar, sesitifitas dan rasa lapar menurun, produksi asam lambung menurun dan
gerakan peristaltik menurun).
e. Sistem kardiovaskuler (katup jantung menebal dan kaku, kemmapuan jantung
memompa darah menurun, kehilangan elastisitas oembuluh darah, dan tekanan
darah meningkat serta kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi).
f. System sensori (penurunan adaptas gelap-terang, lensa mata menguning,
perubahan persepsi warna, pupil lebih kecil, kehilangan pendengaran, kemampuan
mengecap dan menghidu menurun, penurunan jumlah reseptor kulit.

(Effendi, 2009)
2. Perubahan psikososial
Perubahan psikososial berhubungan dengan gaya hidup, perubahan fisik,
perubahan pada keluarga serta hubungan dengan linkungan sekitar (Effendi, 2009).
3. Perubahan kognitif
Perubahan ini berhubungan dengan kemampuan daya ingat jangka panjang dan jangka
pendek, lansia sering mudah lupa (Ekasari, Riasmini, dan Hartini, 2018).
D. Teori Penuaan
1. Teori radikal bebas
Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkan karena adanya molekul tidak stabil
dan reaktif yang dihasilkan dari proses metabolism.
2. Teori imunity
Menjelaskan bahwa proses menua disebabkan penurunan imunitas seiring dengan
peningkatan usia sehingga tubuh mudah terpengaruh benda asing.
3. Teori apoptosis
Proses menua bukan karen proses peradangan, ditentukan oleh gen, merupakan proses
normal sepanjang kehidupan.
4. Cross linkage
Proses menua diibaratkan sepeti mesin jika terlalu lama maka akan rusak

(Meiner, 2015)

E. Tugas perkembangan lansia


Menurut Potter dan Perry (2012) tugas perkembangan lansia yaitu:
1. Menyesuaikan terhadap penurunan fisik dan kesehatan
2. Menyesuaikan terhadap penurunan pendapatan dan pensiun
3. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan
4. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup
5. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak dewasa
6. Menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup
F. Status Kesehatan Lansia
Kemunduran-kemunduran yang dialami oleh lansia berdampak pada penyakit yang
dideritanya. Beberapa penyakit yang ditemukan pada lansia memiliki karakteristik tertentu
yaitu penyakit yang sering multiple (berhubungan satu sama lain), penyakit bersifat
degenerative (sering menimbulkan kecacatan), gejala sering tidak jelas yakni berkembang
secara perlahan), sering bersama-sama problem psikologis dan sosial, lansia sangat peka
terhadap penyakit infeksi akut, dan sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenik
(Mubarak, 2009). Beberapa penyakit yang sering pada lansia, yaitu:
a. Paru-paru (gangguan pernafasan)
b. Kardiovaskuler (penyakit jantung)
c. Hipertensi
d. Pencernaan (konstipasi dan gastritis)
e. Rematik
f. Penyakit lain (perdarahan otak, penyakit gigi dan mulut, keganasan, penyakit infeksi,
malaria, ginjal dan saluran kemih dll)
(Ekasari, Riasmini, dan Hartini, 2018).
G. Asuhan Keperawatan
Proses asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu proses kompleks dengan
pendekatan yang sistematis berdasarkan konseptualisasi kperawatan keluarga untuk
bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga digunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi serta evaluasi. Pengkajian merupakan tahap
utama dimana seorang perawat harus mengumpulkan data dan menggali informasi secara
bertahap dan terus-menerus terhadap lansia. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa
sehingga mendapatkan suatu rumusan masalah dan dapat ditegakkan suatu diagnosa
keperawatan. Setelah diagnosa keperawatan ditegakkan maka perawat akan merumuskan
rencana asuhan keperawatan yang kemudian akan di implementasikan kepada lansia
binaan.
H. Data yang perlu dikaji
Data yang perlu dikaji pada tahap penjajakan 1, meliputi :
1. Data umum yang terdiri dari nama kepala keluarga, alamat dan nomor telepon,
komposisi keluarga, suku, agama, status social ekonomi keluarga dan aktivitas rekreasi.
2. Riwayat kesehatan sebelumnya dan alasan masuk ke PSTW.
3. Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga,
struktur peran serta nilai dan norma budaya.
4. Stress dan koping terdiri dari stress jangka pendek, stress jangka panjang, kemampuan
keluarga berespon terhadap masalah, strategi koping yang digunakan, dan strategi
adaptasi disfungsional.
5. Pemeriksaan fisik secara head to toe.
I. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan belum dapat dirumuskan karena nersmuda belum melakukan
pengkajian secara mendalam terhadap klien. Masalah kesehatan baru bisa ditemukan pada
hari ketiga setelah melakukan pengkajian terhadap klien.
2. Proses Keperawatan
A. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan belum bisa ditegakkan karena belum melakukan pengkajian
mendalam terhadap klien. Pengkajian dilakukan mulai tanggal 19 Februari – 21 Februari
2019. Diagnosa keperawatan bisa ditegakkan pada hari ketiga tanggal 21 Februari 2019.
B. Tujuan Umum
Dalam waktu 3 pertemuan x 60 menit dapat mengidentifikasi dan membuat asuhan
keperawatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga dimulai dari tahap
pengkajian, diagnosa, dan menyusun rencana asuhan keperawatan.
C. Tujuan Khusus
1) Keluarga menerima kunjungan mahasiswa dan terbina hubungan saling percaya dalam 1
x 60 menit.
2) Keluarga memberikan informasi masalah kesehatan yang dialami lansia, pemeriksaan
fisik.
3) Teridentifikasi masalah keperawatan
3. Implementasai Tindakan Keperawatan
A. Topik
Melakukan pengkajian secara menyeluruh dari berbagai aspek lansia binaan.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data yaitu dengan cara
wawancara, observasi, pemerikasaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi).
C. Media dan alat
Media dan alat yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data yaitu format
pengkajian, nursing kit, dan alat tulis.
D. Waktu dan tempat
Waktu kunjungan dengan lansia binaan berlangsung yang dimulai dari tahap pengkajian
sampai dengan implementasi dan evaluasi selama dua minggu dimulai dari tanggal 18
Februari 2019 sampai 2 Maret 2019 di UPT PSTW Khusnul Khotimah.
4. Kriteria Evaluasi
A. Kriteria terstruktur
1) Menyiapkan laporan pendahuluan.
2) Menyiapkan alat bantu dan media yang digunakan.
3) Mendapatkan lansia binaan dan membuat kontrak selanjutnya.
B. Kriteria proses
1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan tempat yang ditetapkan
2) Keluarga menerima mahasiswa dan aktif dalam kegitan.
C. Kriteria hasil
1) Diperoleh data umum keluarga, riwayat kesehatan, kebiasaan sehari hari dan
pemeriksaan fisik.
2) Teridentifikasi masalah kesehatan dalam keluarga.
3) Diagnosa dapat ditegakkan.
4) Menetapkan skala prioritas dari diagnosa yang sudah diangkat.
5) Rencana tindakan keperawatan disusun sesuai dengan diagnosa.
Daftar Pustaka

Azizah, L. 2012. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Departemen Kesehatan RI. 2013. Infodatin Situasi Lanjut Usia. Jakarta: Depkes RI

Effendi, F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika

Ekasari, F. M., Riasmini, N, M., & Hartini, T. 2018. Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia.
Malang: Wineka Media

Mubarak, I.W., & Cahyati, N. 2009. Ilmu Kerawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta:
Salemba Medika

Potter, P.A & Perry A.G. 2012. Fundamental of Nursing. Jakarta: EGC

Meiner, S. E.2015. Gerontologic Nursing (5th Ed). USA: Mosby, Elsevier Inc

Anda mungkin juga menyukai