PENDAHULUAN
terjadi pada usia lanjut, dimana terjadi sekitar 10 juta orang pada lansia yang
berusia kurang dari 65 tahun dan 47 % orang pada lansia yang berusia lebih
dari
2016 diperkirakan 47,5 juta. Di negara maju seperti Amerika Serikat, dimana
diketahui ada lebih dari 4 juta lansia menderita demensia. Jumlah total kasus
baru demensia di seluruh dunia adalah sekitar 7,7 juta setiap tahun. Artinya ada
menjadi
75,6 juta pada tahun 2030 dan 135,5 juta pada tahun 2050 (Sigalingging et
al.,
2020).
sehari-
hari. Berbagai intervensi nonfarmakologis untuk pengobatan demensia,
adalah
1
2
Puzzle, Terapi Musik, Terapi Stimulasi Kelompok (TSK), dan Brain Gym
(Yuliati et al., 2018). Perawatan yang paling efektif untuk meningkatkan fungsi
kognitif pada lansia dengan demensia adalah aktivitas kreatif seperti olahraga.
Latihan Brain Gym merupakan salah satu alternatif latihan fisik yang bisa
latihan otak. Hasil Studi kasus didapatkan bahwa Brain Gym lebih unggul
dalam meningkatkan kinerja kognitif pada orang tua. Brain gym sendiri
dirancang untuk memelihara keseimbangan antara otak kiri dan kanan, latihan
ringan melalui olahraga tangan dan kaki dapat menimbulkan rangsangan pada
otak (Godman, 2016). Menurut para ahli senam otak di lembaga Educational
(Franc, 2012).
penggunaan terapi brain gym pada 24 responden dengan kategori probable dan
(memori).
Studi kasus lain oleh Festi (2018) yang berjudul “Pengaruh Latihan Otak
menit selama 3 minggu, dilakukan dua kali sehari yaitu menjelang dan
2
sesudah
3
Studi kasus oleh Retno (2019) yang berjudul “Penerapan Senam Otak
menit dilakukan satu kali sehari yaitu pagi hari selama 7 hari mampu
secara mandiri.
demensia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2.Fungsi Kognitif
Pada lanjut usia selain mengalami kemunduran fisik juga sering mengalami
kognitif yang paling ringan diperkirakan dikealuhkan oleh 39% lanjut usia yang
berusia 50-59 tahun, meningkat menjadi lebih dari 85% pada usia lebih dari 80
tahun.
klinis yang paling berat (Arini dkk, 2012). Fungsi kognitif merupakan
bagian dari fungsi kortikal luhur, dimana pengetahuan fungsi kognitif luhur
terdiri dari
5
1
dkk, 2012)
a. Orientasi
tahun, musim, bulan, hari dan tanggal. Karena perubahan waktu lebih sering
daripada tempat, maka waktu dijadikan indeks yang paling sensitif untuk
b. Bahasa
Feldman,
2008).
1) Kelancaran
panjang, ritme dan melodi yang normal. Suatu metode yang dapat membantu
2) Pemahaman
perintah tersebut.
3) Pengulangan
4) Naming
c. Atensi
1) Mengingat segera
kembali.
2) Konsentrasi
memusatkan perhatiannya pada satu hal. Fungsi ini dapat dinilai dengan
dimulai dari angka 100 atau dengan memintanya mengeja kata secara terbalik
(Priyoto,
2015).
d. Memori
a. Memori baru
b. Memori lama
dengan demensia, ada berbagai cara yang dapat dilakukan, salah satunya melalui
baru di otak. Olahraga atau aktifitas fisik juga diketahui dapat meningkatkan
mood dan kualitas tidur, mengurangi stress dan kecemasaan. Studi kasus
sebelumnya
4
membuktikan bahwa bagian otak yang mengontrol proses berpikir dan mengingat
Brain Gym adalah serangkaian latihan gerak yang sederhana dan merupakan
alternatif yang bertujuan untuk memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak
kognitif dan fungsional yang biasanya muncul di kemudian hari karena proses
kemudian hari.
2.2.2 Etiologi
1) Drugs (obat)
Misalnya obat sedative, obat penenang, obat anti konvulsan, obat anti
hipertensi, obat anti aritmia. Menurut Sharon (1994) semua obat memiliki efek
termasuk obat yang kita kira tidak berbahaya seperti penghilang rasa sakit, obat
batuk dan obat pencahar. Sirkulasi darah yang buruk, metabolisme umum yang
2) Emotional (emosional)
membuat keputusan diikuti oleh periode yang stabil dan kemudian akan menurun
lagi.
3) Nutrtitional
B12 (anemia pernisiosa), asam folat dan asam lemak omega-3. Asam
lemak omega-3 merupakan komponen penting dari membran sel dari semua sel di
penurunan kognitif yang berkaitan dengan usia atau demensia. Para ilmuan
percaya bahwa asam lemak omega-3 DHA adalah perlindungan terhadap penyakit
4) Infeksi
(2005) dalam Harahap (2015) penyebab demensia terkait infeksi adalah semua
agen penyebab infeksi pada SSP dapat secara tunggal atau bersama-sama
1) Penyakit degeneratif
6
2) Penyakit vaskuler
jantung.
3) Demensia traumatik
mengalami keadaan yang sama seperti orang depresi yaitu akan mengalami
demensia adalah :
a. Gejala awal
menjadi empat :
c. Tahap III
memori yang dia tidak tahu keluarganya, dia tidak bisa mengontrol usus mereka
Dari tinjauan diatas maka sangat krusial bagi pemerintah & warga buat
demensia, mengingat demensia adalah salah satu sindroma yang WHO percaya
menjadi salah satu yang menurunkan harkat kemanusiaan. Salah satu hal yang
satunya ialah aktivitas yang teratur dan rutin yang merangsang intelek &
mengupayakan kegiatan sosial & kegiatan buat menghibur diri. Beberapa Studi
bahwa latihan olahraga yang teratur dalam populasi usia lanjut masih
sekali organ-organ lain. Hanya saja intensitas & jenis latihan wajib disesuaikan
alat yang paling umum untuk menilai penurunan kognitif pada lansia.
timbulnya gangguan neuropsikiatri ini, khususnya gangguan kognitif. Hal ini juga
digunakan selama tindakan pada pasien dengan gangguan kognitif untuk menilai
a. Orientasi ke ketika & tempat (mengetahui pada mana Anda berada, &
sederhana ke belakang)
Dan beberapa komponen ini telah diteliti ulang dan menunjukan bahwa
2.3.1 Definisi
Senam otak adalah sejenis alat bantu mandiri yang mudah dan efektif.
setiap bagian otak, dapat menarik tingkat konsentrasi otak dan juga
Latihan ini dapat mempercepat aliran darah dan oksigen ke otak, meningkatkan
tekanan darah.
2019).
kinerja otak. Gerakan-gerakan dalam senam otak dibuat untuk (sisi) tubuh
manusia dibagi di sisi kiri dan di sisi kanan . Sifat ini memungkinkan domain di
satu sisi misalnya untuk menulis dengan tangan kanan atau kiri, serta untuk
integrasi kedua belah pihak tubuh (pembicara bilateral). Sementara yang lain
untuk melintasi garis batas antara tubuh bagian atas dan bawah dan fungsi
penghubung dari otak atas dan bawah yaitu bagian tengah dari sistem limbik
(setengah dari otak) yang memproses informasi emosional dan otak untuk
dengan ketakutan yang tidak masuk akal, kecenderungan untuk melawan atau
pengaruh emosi negatif yang disebut fokus atau landasan (Yuliati, 2019).
Senam otak dapat dilakukan pada semua usia, termasuk pasien dengan
demensia, bayi, anak autis, remaja, dan dewasa.Senam otak dapat mengaktifkan
Gerakan ringan dengan permainan antara tangan dan kaki dapat memberikan
dibagi menjadi 3 dimensi dan pada setiap dimensi terdapat gerakan yang
otak :
a. Dimensi Lateral
secara
mata, lalu gambar angka 8 di posisi tidur dengan titik pusat yang jelas,
pisahkan lingkaran kiri dan lingkaran siku-siku, dan dihubungkan oleh garis yang
bergerak sedikit dan leher tetap rileks. Sebaiknya gerakan dilakukan 3 kali
untuk
12
masing-masing tangan dan juga 3 kali untuk kedua tangan secara bersamaan.
Gerakan ini berfungsi untuk meningkatkan integrasi belahan kiri dan kanan serta
gerakan 8 tidur
3) Double doodle
Double doodle adalah gerakan yang mirip dengan menggambar pada kedua
bebas lengan, leher, dan mata yang rileks. Gambar dilakukan dengan kedua
Coretan ganda paling baik dilakukan dengan otot lengan dan bahu
arah) pada setiap bentuk gerakan dan menggunakan 3 bentuk gerakan yang
yang dibuat di posisi depan, setengah lingkaran di kanan kiri dan sebaliknya,
pernapasan.
Putaran Leher
14
b. Kontraindikasi
BAB III
Bab ini menguraikan hasil Studi kasus beserta pembahasan dari studi kasus
sesudah pemberian terapi brain gym pada pasien demensia di Wilayah Kerja
Tampan, Pekanbaru, Riau. Luas wilayah kerja 65 km² yang terdiri dari empat
Simpang baru dan Kelurahan Tuah Karya. Kecamatan Tampan sebagai lokasi
berikut :
Karya
Selanjutnya Studi kasus ini dilakukan dirumah subyek Studi kasus, peneliti
yang peneliti datangi karena lokasi 2 subyek berdekatan, terletak di Jalan Taman
Karya, RT.01/RW.15.
kasus yaitu subyek I (Tn. F) dan subyek II (Tn. H) Kedua subyek sudah sesuai
Subyek I
demensia yang awalnya karena depresi setelah dilakukan PHK dari tempat
ia bekerja 3 tahun yang lalu. Subyek I belum berkeluarga dan tidak ada riwayat
obat penenang pada awal depresi untuk menenangkan diri, namun sudah
Subyek II
Subyek I
aniaya fisik, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. Tidak ada
Berdasarkan tabel 4.1, nilai fungsi kognitif subyek I yang diukur dengan
Subyek II
gangguan jiwa dan tidak ada pengobatan sebelumnya, tidak ada trauma,
memberi motivasi
Berdasarkan tabel 4.2, nilai fungsi kognitif subyek II yang diukur dengan
Brain Gym
senam. Senam brain gym dilakukan selama 15 menit di pagi hari dan latihan ini
Hasil pengukuran fungsi kognitif kedua subyek pada hari ke- 1 dan ke- 7
setelah intervensi brain gym dapat dilihat dari pada tabel 4.3 dan 4.4
dengan terapi brain gym pada hari ke-7 didapatkan hasil bahwa fungsi kognitif
point orientasi dari 6 menjadi 7 dan pada point bahasa dari 5 menjadi 6.
20
dengan terapi brain gym pada hari ke-7 menunjukan bahwa terjadinya
peningkatan fungsi kognitif pada subyek II, yaitu pada aspek bahasa dari 2
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan Studi kasus tentang penerapan terapi brain gym untuk
fungsi kognitif terhadap demensia pada orang dewasa dengan adanya perbedaan
skor kognitif sebelum dan sesudah dilakukan terapi brain gym. Hal ini sejalan
probable dengan durasi ± 15 menit dilakukan satu kali sehari yaitu pagi hari
selama 7 hari mampu meningkatkan kognitif secara signifikan dalam waktu yang
singkat.
kognitif berada pada probable gangguan kognitif, pada hari ke-7 intervensi skor
aspek kognitif orientasi dan bahasa. Hari pertama sebelum intervensi diberikan,
aspek kognitif orientasi memiliki 6 point menjadi 7 point di hari ke-7 intervensi.
Untuk aspek bahasa, hari pertama sebelum intervensi diberikan memiliki 5 point
menjadi
Pada subyek II didapatkan hasil bahwa skor kognitif hari pertama sebelum
pada aspek bahasa. Hari pertama sebelum intervensi diberikan, aspek bahasa
memiliki
22
2 point menjadi 4 point di hari ke-7 intervensi. Hal ini diasumsikan bahwa ada
pengaruh pemberian brain gym terhadap fungsi kognitif orang dewasa. Dari hasil
observasi diatas diketahui bahwa terdapat fungsi kognitif yang sedikit meningkat.
Menurut Richard (2010) stres adalah suatu proses yang menilai suatu
individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan
fisik, kognitif, dan tingkah laku yang diarahkan untuk mengubah peristiwa stres
pada kedua subyek, yaitu keduanya tidak memiliki pekerjaan dan bisa
memunculkan stres
pengkajian awal MMSE, subyek I memiliki skor kognitif yang lebih rendah
hanya tidur dirumah. Hasil Studi kasus ini didukung oleh teori Scanlon et al
fungsi kognitif menurun 30-50% dari pada yang aktif, karena dengan adanya
aktifitas yang pasti dilakukan disetiap harinya akan memberikan stimulus pada
Menurut teori Paul daan Gail E dennison (2008) menyatakan bahwa gerakan
senam otak dapat merangsang seluruh bagian otak untuk bekerja sehingga dapat
23
meningkatkan kemampuan kognitif. Gerakan senam otak juga mempunyai
otak. Baik itu otak kanan dan otak kiri (dimensi lateralis), otak belakang /
batang otak dan otak depan / frontal lobes (dimensi pemfokuskan) serta sistem
kegiatan yang tidak lazim untuk di lakukan bukan merupakan kegiatan rutin
karena akan membentuk sinapsis baru dalam hubungan antar sel saraf. Peneliti
sejalan dengan Retno (2019) yaitu dimana seseorang memasuki usia >30
tahun,
faktor lain yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif yaitu pekerjaan karena
fisik maupun psikis, sedangkan untuk subyek Studi kasus ini pada tidak memiliki
yang dapat mempengaruhi kondisi dari Studi kasus yang dilakukan yakni peneliti
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil Studi kasus yang telah dilakukan serta
MMSE sebelum diberikan latihan brain gym adalah 17 dan 19, yaitu pada
sesudah dilakukan intervensi brain gym selama 7 hari adalah 19 dan 21,
5.2 Saran
Hasil studi kasus ini sebagai salah satu sumber informasi bagi
tindakan brain gym pada pasien dengan demensia di masa yang akan
keperawatan.
25
pasien demensia.
DAFTAR PUSTAKA
Mimica, N., & Kalinic, D. (2011). Art therapy May Be Benefitial For
Reducing Stress Related Behaviours In People With
Dementia - Case Report. Psychiatria Danubina, 2011; Vol.
23, No. 1, pp 125–128.
Total Nilai
Interpretasi:
1. Skor 24-30 diinterprestasikan sebagai fungsi kognitif normal
pemusatan)
Tujuan :
e. Memberikan relaksasi
Indikasi :
Kontraindikasi :
a. Posisi rileks
ketat c. Pelaksanaan :
belakang.
tetap rileks.
tersebut.
bawah
bergantian.
9. Latihan di lakukan satu kali dalam sehari selama satu minggu baik di