Anda di halaman 1dari 9

Memory on Everyday Life

Memori sangat diperlukan oleh manusia dalam menjalani kehidupan


sehari-hari. Tanpa adanya memori, manusia tidak akan bisa mengingat apa yang
sudah dilakukan/diperbuat di hari kemarin, hari ini dan sudah yang direncanakan
esok hari. Tanpa memori manusia juga tidak bisa mengingat barang yang ia
simpan sebelumnya, apa yang sudah dipelajari, bahkan tidak bisa mengingat nama
orang sekali pun. Itulah sebabnya, memori atau penyimpanan informasi menjadi
salah satu fungsi penting yang dimiliki oleh otak. Contoh penggunaan memori
dalam kehidupan sehari-hari terjadi ketika seseorang menemukan foto masa
kecilnya dan seketika langsung teringat peristiwa atau situasi yang terjadi saat ia
berada di dalam foto tersebut. Memori yang diingat tersebut merupakan bagian
dari memori otobiografi yang dimiliki oleh orang tersebut. Memori otobiografi
merupakan bentuk memori jangka panjang yang berkaitan dengan semua hal yang
telah terjadi atau dilalui oleh seseorang di masa lalunya (Purwandari & Lestari,
2005).

Meskipun manusia memiliki kemampuan yang luar biasa untuk mengingat


memori yang tersimpan dalam otak, namun tidak bisa dipungkiri bahwa manusia
juga seringkali mengalami kelupaan. Contohnya adalah lupa menaruh benda dan
lupa mengerjakan tugas perkuliahan bagi mahasiswa. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Arlotas dan Mustika (2019), lupa bisa terjadi apabila informasi
telah lama tersimpan dalam memori dan sudah lama tidak digunakan,
terganggunya skema kognitif mengenai suatu informasi, terganggunya informasi
lama akibat hadirnya informasi baru atau pun sebaliknya dan dikarenakan akibat
informasi yang memang sengaja untuk dilupakan. Dalam kondisi yang parah,
ketidakmampuan manusia untuk mengingat informasi yang telah dipelajari,
informasi terkait identitas diri serta orang sekitar, pengalaman atau segala hal
yang pernah dilalui merupakan gangguan fungsi otak yang dinamakan dengan
amnesia. Dalam tayangan televisi, amnesia sering dikaitkan dengan benturan yang
terjadi di area kepala akibat terjatuh atau tertabrak oleh sebuah kendaraan.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2022) secara ilmiah,
amnesia dapat terjadi apabila seseorang mengalami kerusakan sistem limbik
akibat sejumlah kondisi, seperti: cedera kepala, trauma, stroke dan lain-lain.

Untuk menghindari gangguan-gangguan fungsi otak yang berkaitan dengan


memori, manusia perlu menjaga kesehatan agar otak dapat berfungsi dengan baik.
Berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui segala sesuatu yang dapat
meningkatkan atau menurunkan kemampuan manusia untuk mengingat serta
menyimpan memori. Dari penelitian-penelitian tersebut didapatkan bahwa
terdapat tiga faktor penting yang dapat meningkatkan kemampuan manusia untuk
mengingat dan menyimpan memori, yakni: tidur yang cukup, berolahraga dan diet
tinggi DHA (Oudiette dkk., 2013; Antony dkk., 2012; Basner dkk., 2013; Poe
dkk., 2010; Berry dkk., 2015; Petersen, 2015; Segal dkk., 2012; Connor dkk.,
2012). Berikut merupakan penjelasan mengapa tiga faktor tersebut sangat
mempengaruhi memori:

1. Tidur yang cukup


Tidur merupakan bentuk istirahat terbaik agar tubuh dapat
memulihkan energi yang telah digunakan selama manusia melakukan
aktivitas di pagi hingga malam hari. Umumnya, manusia membutuhkan 7
hingga 9 jam waktu untuk tidur. Saat tertidur dengan pulas, otak manusia
mengalami spine spindle yang berperan dalam mempelajari dan
mengintegrasikan ingatan baru (Febriani, 2022). Adapun, berdasarkan
penelitian oleh Oudiette dkk. (2013) didapati bahwa ingatan yang dilatih
selama tidur dan saat bangun tidur dapat terkonsolidasi dengan baik
sehingga dapat diingat di kemudian hari. Ingatan yang dimaksud dalam
penelitian tersebut bukanlah ingatan yang memang sudah diingat atau
pernah diingat oleh subjek, melainkan ingatan yang baru saja akan
diberikan melalui bisikan suara yang dilakukan saat subjek penelitian
sedang tertidur atau baru saja bangun dari tidurnya. Dari penelitian
tersebut juga didapatkan bahwa perlakuan sama yang mungkin dilakukan
oleh peneliti kepada subjek saat terjaga ternyata hasilnya tidak lebih baik
dibandingkan perlakuan (bisikan) yang diberikan saat subjek sedang
tertidur. Hal ini menunjukkan bahwa tidur dapat bermanfaat bagi manusia
untuk melatih serta mengkonsolidasikan hal-hal yang ingin kita ingat sejak
bangun tidur.
Berkaitan dengan penelitian yang sebelumnya dibahas, penelitian
lain yang dilakukan oleh Antony dkk. (2012) menguji kemampuan
mengingat yang dilakukan kepada subjek penelitian yang sedang tertidur.
Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan dua buah lagu yang
sebelumnya tidak dikenali atau tidak pernah didengarkan oleh subjek
penelitian. Dalam penelitian, subjek dipersilahkan untuk tidur selama 90
menit. Saat tidur tersebutlah peneliti memutar satu lagu dan satu lagu lagi
diputar saat subjek dalam keadaan sadar. Hasilnya, subjek penelitian dapat
mengingat lagu yang mereka dengar saat tertidur lebih signifikan / lebih
baik dibandingkan lagu yang mereka dengarkan dalam keadaan sadar.
Berbeda dengan dua penelitian sebelumnya yang menunjukkan
bahwa manusia dapat mengingat informasi yang diberikan saat tertidur,
penelitian selanjutnya membahas mengenai manfaat tidur yang dapat
mencegah manusia untuk mengalami lupa. Melalui hasil penelitian Berry
dkk. (2015) ditujukan bahwa perlindungan terhadap ingatan baru dapat
dilakukan melalui tidur, yang menghambat cara kerja neurotransmitter
dopamine serta zat kimia yang terlibat dalam proses lupaan di area tertentu
dari otak. Bersarkan penelitian tersebut didapatkan bahwa tidur dapat
mengurangi jumlah gangguan fungsi otak yang dapat menyebabkan
seseorang menjadi lupa. Sebaliknya, kurang tidur justru dapat
mengganggu fungsi hippocampus yakni bagian otak yang sangat penting
untuk membentuk ingatan baru (Basner dkk., 2013; Poe dkk., 2010).
Dampak lain yang disebabkan oleh kurang tidur antara lain: badan menjadi
lemas dan lesu, kurang dapat berkonsentrasi saat belajar ataupun bekerja
dan terhambatnya proses berfikir dalam otak.
2. Olahraga
Olahraga memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan tubuh.
Olahraga bisa dilakukan dengan durasi 30 menit setiap harinya, jika tidak
olahraga pun bisa dilakukan 3 hingga 5 hari seminggu. Tidak jarang
olahraga pun dijadikan sebagai sebuah hobi dan dilombakan dalam ajang
nasional ataupun internasional. Selain itu, banyak asumsi yang
mengatakan bahwa menjaga kesehatan tubuh sejak muda dengan
berolahraga merupakan bentuk investasi yang dapat dinikmati di masa tua.
Hal ini bukan berarti bahwa olahraga hanya dapat dilakukan oleh orang-
orang di masa muda saja, lansia pun perlu melakukan olahraga agar bisa
merasakan manfaat dari berolahraga. Menurut Suryanto (2010) manfaat
olahraga bagi lansia, antara lain: menjaga kesehatan tubuh, mengurangi
stress, meningkatkan kekuatan otot-otot jantung dan juga meningkatkan
kekebalan yang dimiliki tubuh.
Selain itu, olahraga pun sangat bermanfaat untuk menjaga
kesehatan otak untuk mengingat atau mempertahankan memori (Petersen,
2015). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Segal dkk. (2012) mencoba
mengetahui manfaat olahraga terhadap ingatan subjek penelitian yang
berusia 50-85 tahun (lansia dan seseorang menuju lansia). Dalam
penelitian tersebut, subjek diminta untuk melihat sebuah foto binatang dan
pemandangan alam. Setelah itu, setengah dari jumlah subjek penelitian
diminta untuk mengendarai sepeda statis selama 6 menit lamanya. Satu
jam kemudian barulah tes dilakukan. Subjek penelitian diminta untuk
mengingat foto yang sebelumnya diberikan oleh peneliti. Diperoleh hasil
bahwa subjek yang tidak melakukan olahraga memiliki peningkatan
memori yang lebih buruk dibandingkan subjek yang berolahraga. Hal ini
mungkin dapat dijelaskan melalui adanya pelepasan norepinefrin ekstra
pada saat berolahraga, Norepinefrin, neurotransmitter yang didapati pada
otak memilik pengaruh krusial terhadap pembentukan ingatan.
3. Diet tinggi DHA
Selama ini, diet seringkali dikaitkan dengan seseorang yang ingin
melakukan penurunan berat badan. Tentunya hal tersebut tidaklah salah,
namun yang tidak tepat adalah orang-orang yang mendefinisikan diet
sebagai waktu untuk berhenti makan dan membatasi asupan makanan
dalam tubuh. Definisi diet menurut Oktrisia dkk. (2021) adalah
serangkaian cara yang dilakukan oleh seseorang untuk
menurunkan/menyeimbangkan berat badan dengan mengatur pola makan
sehari-hari. Meskipun diet tidak selalu bertujuan untuk
menurunkan/menyeimbangkan berat badan, pada umumnya diet adalah
cara/metode yang dilakukan oleh seseorang dengan mengatur pola makan.
Saat ini terdapat beragam jenis diet yang dapat dilakukan oleh
seseorang, contohnya: diet mayo, diet tinggi protein, diet atkins, diet
ketogenik dan lain-lain. Diet tersebut tentunya dilakukan untuk beragam
tujuan, seperti menurunkan berat badan, menjaga kesehatan ataupun
sekedar ingin mengatur asupan makanan yang sehat. Selain jenis-jenis diet
yang sebelumnya telah disebutkan, untuk menjaga kesehatan fungsi otak
untuk mengingat ada sebuah diet yang sangat dianjurkan, yakni diet tinggi
DHA.
Diet tinggi DHA memungkinkan orang-orang untuk menyantap
berbagagai jenis makanan yang memiliki kandungan DHA yang tinggi.
Connor dkk. (2012) melakukan penelitian untuk menguji manfaat DHA
terhadap salah satu bagian otak yang berfungsi untuk mengingat yaitu
Hippocamopus. Dalam penelitian tersebut peneliti memberi makanan
tinggi DHA kepada hewan di laboratorium. Hasilnya menunjukkan bahwa
hewan yang diberi makanan khusus mengalami peningkatan DHA sebesar
tiga puluh persen di hippocampus otak, sedangkan yang tidak diberi
makanan khusus tidak mengalami peningkatan DHA.
Umumnya, DHA dapat ditemukan pada beberapa jenis ikan seperti
salmon, tuna sirip biru atau albacore, dan ikan todak. Ikan-ikan tersebut
memiliki asam lemak berjenis omega-3 yang tinggi dengan sebutan DHA
(docosahexaenoic acid). Makanan lain yang tinggi DHA yaitu telur,
kacang-kacangan, telur dan daging sapi. DHA mampu menunjang
komunikasi antar sel-sel memori agar lebih baik, dan juga berperan dalam
meningkatkan fungsi memori. Maka dari itu, untuk meningkatkan
kemampuan fungsi memori otak kita dapat mengkonsumsi makanan dan
minuman yang mengandung DHA yang tinggi sehari-hari.
Kesimpulan

Dalam kehidupan sehari-hari, memori merupakan salah satu dari fungsi


otak yang sangat penting. Tanpa adanya memori, manusia tidak akan bisa
mengingat apa yang sudah dilakukan/diperbuat di hari kemarin, hari ini dan sudah
yang direncanakan esok hari. Tanpa memori manusia juga tidak bisa mengingat
barang yang ia simpan sebelumnya, apa yang sudah dipelajari, bahkan tidak bisa
mengingat nama orang sekali pun. Maka dari itu, penting bagi manusia menjaga
kesehatan tubuh terutama otak yang berkaitan langsung dengan memori. Upaya
yang dapat dilakukan, yakni tidur dengan cukup 7 hingga 9 jam per harinya,
berolahraga dengan durasi 30 menit setiap harinya atau 3 hingga 5 hari seminggu
dan diet tinggi DHA dengan mengkonsumsi berbagai jenis ikan, daging, sayur dan
buah-buahan.
Daftar Pustaka

Antony, J. W., Gobel, E. W., O’Hare, J. K., Reber, P. J., & Paller, K. A. (2012).
Cued memory reactivation during sleep influences skill learning. Nature
Neuroscience, 15(8), 1114-1116. doi: 10.1038/nn.3152

Artolas, R. K., & Mustika, R. (2019). Lupa, dalam perspektif psikologi belajar
dan Islam. PSYCHE: Jurnal Psikologi Universitas Muhammadiyah
Lampung, 1(1), 45-54. https://doi.org/10.36269/psyche.v1i1.72

Febriani, A. R. (2022). Apa yang terjadi pada otak saat manusia tertidur?. Detik
pedia. Diambil dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6289878/apa-
yang-terjadi-pada-otak-manusia-saat tertidur#:~:text=Saat%20manusia
%20tertidur%2C%20otak%20mengalami,ketika%20menghadapi
%20rangsangan%20dari%20luar.

Basner M., Rao, H., Goel, N., & Dinges, D. F. (2013). Sleep deprivation and
neurobehavioral dynamics. Current Opinion in Neurobiology. doi:
10.1016/j.conb.2013.02.008

Berry, J. A., Cervantes-Sandoval, I., Chakraborty, M., & Davis, R. L. (2015).


Sleep facilitates memory by blocking dopamine neuron-mediated
forgetting. Cell, 161(7), 1656–1667.

Ciccarelli, Saundra K., & White, Noland J. (2017). Psychology 5th: Global
edition England: Pearson Education.

Connor, S., Tenorio, G., Clandinin, M. T., & Sauv, Y. (2012). DHA
supplementation enhances high-frequency, stimulation-induced synaptic
transmission in mouse hippocampus. Applied Physiology, Nutrition, and
Metabolism, 37(5), 880–887. doi: 10.1139/h2012-062

Kementrian Kesehatan. (2022). Amnesia. Diambil dari


https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1817/amnesia
Oktrisia, C., Prabamurti, P. N., & Shaluhiyah, Z. (2021). Beberapa faktor yang
berhubungan dengan perilaku diet remaja akhir usia 18-22 tahun pada
konsumen Herbalife di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
9(2), 157-165.  https://doi.org/10.14710/jkm.v9i2.29467

Oudiette, D., Antony, J. W., Creery, J. D., & Paller, K. A. (2013). The role of
memory reactivation during wakefulness and sleep in determining which
memories endure. Journal of Neuroscience, 33(15), 6672. doi:
10.1523/JNEUROSCI.5497-12.2013

Petersen, R. (2015). Can exercise prevent memory loss and improve cognitive
function? Mayo Clinic: Diseases and Conditions: Alzheimer’s Disease.
Retrieved from http://
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/alzheimers-disease/expert-
answers/ alzheimers-disease/faq-20057881

Poe, G. R., Walsh, C. M., & Bjorness, T. E. (2010). Cognitive neuroscience of


sleep. In G. A. Kerkhof and H. P. A. van Dongen (Eds.), Human Sleep and
Cognition, 185, 1–19. Oxford: Elsevier Science.

Purwandari, E., & Lestari, S. (2005). Memori emosional remaja yang sedang
menjalani rehabilitas NAPZA. Jurnal Penelitian Humaniora, 6(2), 130-
143.

Segal, S. K., Cotman, C. W., & Cahill, L. F. (2012). Exercise-induced


noradrenergic activation enhances memory consolidation in both normal
aging and patients with amnestic mild cognitive impairment. Journal of
Alzheimer’s Disease, 32(4), 1011–1018. doi: 10.3233/JAD-2012-121078

Suryanto. (2010). Pentignya olahraga bagi lansia. Medikora: Jurnal Ilmiah


Kesehatan Olahraga, 6(1), 23-30.
https://doi.org/10.21831/medikora.v0i1.4666

Anda mungkin juga menyukai