Anda di halaman 1dari 2

POWER NAP DI KALANGAN MAHASISWA

Tidur merupakan suatu kebutuhan yang mendasar bagi manusia. Ketika tidur, di dalam
tubuh manusia terjadi proses alami berupa pemulihan jaringan, pergantian sel-sel tubuh yang telah
rusak serta terjadi pemulihan energi guna memenuhi kebutuhan tenaga sehari-hari. Waktu tidur
yang ideal bagi seseorang yakni antara 7 hingga 8 jam.
Akan tetapi, dewasa ini, masyarakat, khususnya mahasiswa semakin mengabaikan
kebutuhan akan istirahat tersebut. Hal yang mendasari diantaranya padatnya kegiatan perkuliahan,
banyaknya tugas yang diberikan, serta berbagai macam kegiatan lain baik kegiatan akademik
maupun non-akademik. Akibatnya mahasiswa seringkali mengalami rasa lelah tinggi dan sulit fokus.
Dengan alasan produktivitas, tidur sering dianggap sebagai suatu bentuk kemalasan. Namun
sebenarnya hal ini dinilai kurang tepat. Tidur yang benar justru akan meningkatkan
produktivitas, dan termasuk didalamnya tidur siang.
Mengatur tidur yang sehat merupakan solusi yang tepat untuk mencapai suatu hidup
produktif. Salah satu ciri tidur sehat yakni dapat memberikan rasa segar kepada pelakunya ketika
bangun, bahkan tidur sejenak dengan waktu 10-20 menit sangat dianjurkan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center menyatakan bahwa sepertiga
orang di Amerika terbiasa tidur siang untuk meningkatkan produktivitasnya. Periode tidur siang ini
dikenal dengan istilah Power Nap, karena setelah tidur siang sekitar 10-20 menit seseorang akan
segar bugar seolah baru di-recharge.
Melalui Power Nap seseorang bisa mengoptimalkan penggunaan waktu yang dimilikinya
untuk istirahat. Adapun beberapa manfaat yang bisa diperoleh melalui power nap ini diantaranya
mampu mengurangi stres, meningkatkan daya memori, meningkatkan kemampuan berpikir,
menjaga fungsi jantung, mempertahankan keseimbangan hormon, dan perbaikan sel.
Mahasiswa memiliki kecenderungan untuk tidak istirahat dengan alasan agar segera
terpenuhinya tugas-tugas kuliah. Akan tetapi, apa yang sebenarnya terjadi? Sejatinya tubuh manusia
memproduksi hormon kortisol, yang berfungsi untuk mengatur tekanan darah. Akan tetapi, dalam
keadaan kurang tidur produksi hormon ini meningkat. Sehingga pada akhirnya mampu
menyebabkan stres serta kelainan gula darah. Peneliti dari Pennsylvania University menemukan
bahwa dengan melakukan tidur siang singkat dapat mengurangi jumlah kortisol yang diakibatkan
kurang tidur pada malam sebelumnya. Maka dari itu, kadar stres pada seseorang yang melakukan
tidur siang singkat dapat menurun.
Sebuah publikasi pada jurnal SLEEP di tahun 2008 bahkan membuktikan bahwa tidur siang
sejenak akan meningkatkan kemampuan mengingat seseorang. Penelitian yang dipimpin oleh
Matthew A. Tucker, PhD, dari Center for Sleep and Cognition dan departemen psikiatri Harvard
Medical School, menilai 33 subyek (11 laki-laki, 22 perempuan) dengan rata-rata usia 23,3 tahun.
Penelitian dilakukan dengan cara meminta para peserta untuk masuk ke laboratorium tidur
pada jam 11:30 siang. Selanjutnya mereka diminta untuk melakukan sebuah uji memori pada jam
12:15. Di jam 13:00 16 peserta diminta untuk tidur siang, sementara 17 lainnya diminta untuk tetap
terjaga. Setelah tidur siang, semua peserta diminta untuk tetap di laboratorium untuk dites ulang
pada jam 16:00. Hasilnya, subyek yang tidur siang menunjukkan performa memori yang lebih baik
dibanding yang tidak tidur. Menurut Dr.Tucker, ini menunjukkan bahwa proses tidur siang akan
mengoptimalkan kemampuan memori jangka pendek seseorang. Dengan memiliki memori jangka
pendek yang baik, maka proses pembentukan memori jangka panjang akan semakin baik.
Penelitian lain yang dilakukan oleh NASA pada tahun 2005 membuktikan, bahwa dengan
tidur siang selama 20 menit, otak cukup banyak mengumpulkan energi yang selanjutnya digunakan
untuk memperbaiki neuron-neuron otak agar dapat bekerja lebih efektif. Hasilnya seseorang mampu
menjadi lebih waspada, berpikir jernih, memilik daya ingat lebih baik, serta meningkatnya
kemampuan memecahkan masalah. Karena otak menjadi bekerja lebih efektif saat belajar dan
menerima informasi baru, maka hal ini mampu meningkatkan daya berpikir kreatif mahasiswa.
Selama terjaga, tubuh membakar oksigen dan makanan untuk menyediakan energi. Tetapi
saat tidur, tubuh akan mulai memproduksi hormon pertumbuhan, Human Growth Hormone (HGH).
HGH inilah yang mampu mendorong pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan otot dan tulang.
Melakukan power nap sebetulnya tidaklah sulit jika kita disiplin dalam memanfaatkan waktu
senggang sekecil apapun. Dalam perkuliahan biasanya mahasiswa diberi waktu istirahat pada pukul
12.00 hingga pukul 13.00. Jika beribadah dan makan siang memerlukan waktu sekitar 30 menit,
maka sisa waktu selama 30 menit bisa dimanfaatkan untuk melakukan power nap. Pertama, niatkan
dalam hati bahwa alasan untuk melakukan power nap bukan untuk bermalas-malasan, melainkan
untuk memperbarui energi yang terdapat dalam tubuh kita. Setelah itu, carilah tempat istirahat yang
yang nyaman. Ketika istirahat berlangsung, ruang kelas mungkin saja untuk dijadikan sebagi tempat
istirahat. Kemudian pilih posisi tidur senyaman mungkin. Selain itu suasana tenang juga mampu
merangsang tubuh untuk lebih cepat terlelap, karenanya mendengarkan musik dengan alunan
tenang lewat ear phone merupakan alternatif yang baik. Jika takut untuk tidur terlalu lama, maka
pasanglah alarm dan mintalah teman untuk membangunkan.

Anda mungkin juga menyukai