Anda di halaman 1dari 10

Jet lag adalah sebuah istilah yang familier didengar sebagai gambaran kondisi tubuh orang

yang traveling dari belahan bumi satu ke belahan bumi yang lain. Efek jet lag ini
menyebabkan Anda mengalami masalah dengan waktu tidur, karena waktu malam dan siang
yang berlawanan.

Efek jet lag sebenarnya efek melayang, bingung, dan sulit berkonsentrasi yang muncul karena
Anda kurang tidur. Dan efek ini bisa saja terjadi bahkan tanpa harus melintasi dua belahan
dunia. Jika Anda ingin merasakan jet lag, bisa dicoba cukup dengan kurang tidur di malam
hari.

Beberapa situasi misalnya lembur kerja, acara pribadi yang mengharuskan Anda tetap aktif di
malam hari, sampai urusan si kecil yang mendadak rewel sehingga memaksa Anda tetap
terjaga sepanjang malam biasanya menjadi beberapa penyebab terjadinya kurang tidur.

Mari kita lupakan sejenak pentingnya tidur yang cukup untuk kesehatan, dan bagaimana
pengaruh kurang tidur bagi kondisi tubuh dan metabolisme Anda. Dalam situasi tertentu,
masalah kurang tidur tak dapat sepenuhnya Anda hindari, bukan?

Yang perlu Anda tahu sekarang adalah bagaimana mengatasi dampak buruknya pada tubuh
setidaknya pada hari setelahnya, ketika Anda mulai merasa kepala jadi berat, pening, dan
mata bahkan seluruh tubuh Anda mulai terasa kaku disertai kesulitan berkonsentrasi.
Beberapa orang akan kehilangan selera makan dan mood yang buruk akibat kurang tidur.

Sebenarnya, semua masalah yang muncul setelah kurang tidur terjadi karena otak tak
mendapat cukup asupan oksigen. Oksigen adalah asupan paling penting bagi fungsi otak. Dan
otak memiliki peran sangat besar dalam fungsinya mengendalikan tubuh dan dalam
kualitasnya untuk berpikir. Inilah yang menyebabkan tubuh terasa pegal dan kaku sekaligus
rasa malas dan lemas yang tidak mudah diatasi.

Dan untuk membantu Anda mengatasi dampak kurang tidur, silakan mencoba beberapa
langkah berikut.

1. Tetap upayakan jalankan rutinitas biasa


Ritme tubuh memang akan menurun karena tubuh terasa lemas, kaku, serta konsentrasi yang
menurun akan membuat Anda mengalami keterbatasan dalam bekerja dan berpikir. Malahan,
sebaiknya lupakan urusan berkendara atau multitasking selagi Anda kurang tidur.

Baca juga: 10 Cara Menghilangkan Rasa Kantuk agar Lebih Aktif dan Produktif

Tetapi upayakan untuk tetap menjalankan aktivitas sehari-hari sebagaimana seharusnya.


Sebenarnya tubuh sudah memiliki sejenis jam hidup yang mengatur kapan mereka tidur dan
kapan mereka beraktivitas. Dan pada kedua jam tersebut manusia sudah menghasilkan
sejumlah hormon yang berbeda tugas secara otomatis.
Manfaatkan pelepasan hormon aktif Anda yang memang secara otomatis diproduksi meski
mata mengantuk. Ini membantu Anda beradaptasi dengan kondisi jet lag dengan cepat.

2. Hindari makanan karbohidrat non-kompleks


Sebaiknya selama masa kurang tidur ini hindari makanan dengan kadar karbohidrat tinggi.
Perbanyak protein dan buah untuk membantu Anda tetap segar. Karbohidrat akan membuat
Anda merasa lebih mudah mengantuk karena efek pelepasan hormon serotonin setelah
mengonsumsinya. Demikian pendapat Michael Breus, PhD, seorang pakar tidur bersertifikat
asal Amerika.

Sebaiknya awali pagi dengan menu sarapan yang kaya kandungan protein dan buah segar
karena ini akan membantu Anda bertahan di awal hari meski ada rasa kantuk pada mata.

3. Konsumsi makanan yang bersifat melancarkan aliran darah


Efek mengantuk dapat menyebabkan jantung berdetak lebih lambat dan kondisi ini juga
menyebabkan pembuluh darah mengecil. Untuk itu beberapa pakar memang menyarankan
Anda mengasup kopi di pagi dan siang hari untuk membantu mempertahankan kondisi detak
jantung pada ritme yang normal.

Beberapa pakar juga menyarankan untuk menikmati secangkir teh jahe yang hangat, teh
rempah dengan rasa hangat dan pedas atau bahkan mengonsumsi semangkuk makanan pedas
setelah sarapan. Jahe, cabai, lada, dan beberapa jenis rempah hangat lain seperti cengkeh,
akan sangat membantu membuka pembuluh darah dan melancarkan aliran darah.

Otak Anda akan mendapatkan cukup aliran darah untuk mensuplai oksigen berkat bantuan
aliran darah yang kembali dilancarkan. Ini setidaknya bisa membantu mengurangi rasa
kantuk dan meningkatkan konsentrasi.

4. Tidur siang sebentar


Ambil waktu antara pagi dan siang dan manfaatkan untuk tidur siang sejenak. Ini bisa
menjadi bantuan cepat mengatasi kantuk. Pakar tidur Michael Breus menyarankan untuk tidur
setidaknya 30 menit saja karena tidur lebih dari 1 jam akan membuat Anda merasa lelah
sepanjang hari.

Baca juga: Bahaya Tidur setelah Makan yang Harus Anda Ketahui

Breus juga mengenalkan konsep coffee nap, Konsumsi secangkir kecil kopi latte kental yang
siap menendangkan rasa segar tepat sebelum Anda tidur. Minumlah sekaligus, bukan dengan
menyesapnya sedikit demi sedikit. Lalu tidurlah setidaknya 20 sampai 30 menit. Setelah itu,
tubuh Anda akan terasa lebih segar setidaknya untuk 4 jam ke depan.
Baca artikel tentang coffee nap untuk mengetahui bagaimana cara kerja dari teknik coffee
nap tersebut.

5. Hindari pekerjaan yang menguras pikiran dan emosi


Bila memungkinkan hindari pekerjaan yang memaksa Anda untuk menganalisa,
berkonsentrasi pada data atau masalah yang mengandalkan aspek emosi dan kreativitas.
Karena kadang ini akan menyebabkan otak Anda semakin merasa lelah. Pekerjaan yang lebih
dinamis dimana Anda bisa lebih banyak bergerak lebih disarankan karena akan memaksa
aliran darah menjadi lebih kencang dan mendorong suplai aliran oksigen menuju otak.

6. Tidur lebih awal di hari berikutnya


Ini perlu Anda lakukan untuk membantu Anda kembali segar keesokan harinya. Sebaiknya
pergi tidur 1 atau 1,5 jam lebih awal dari waktu biasanya. Jangan lupa untuk tidak
melewatkan waktu makan malam meski di saat ini selera makan Anda sudah benar-benar
buruk. Karena Anda tentu tidak ingin terbangun malam hanya karena Anda mendadak merasa
lapar, bukan?

Jadi bila Anda mengalami jet lag atau kurang tidur, beberapa ide di atas bisa membantu Anda
mengatasi dampak yang muncul karena kurang tidur. Setidaknya, inilah cara yang aman dan
“sehat” untuk mengurangi ketidaksehatan dari kurang tidur. Tapi segeralah atasi dengan tidur
yang cukup secara rutin, karena itulah satu-satunya cara terbaik dan paling sehat demi
menjaga kesehatan jangka panjang.

JANGAN karena banyak pekerjaan Anda lantas tidak ada waktu untuk istirahat
dan tidur. Pasalnya, hal ini bisa berisiko membunuh performa kerja Anda. Ini dia
buktinya!
Tidur adalah salah satu aktivitas yang sering dianggap remeh oleh kaum
profesional. Mayoritas merasa tidur sama sekali tidak menghasilkan apa-apa dan
bukan sesuatu yang produktif. Lebih parah lagi, hal ini menjadi kebiasaan karena
mereka tidak merasa lemas atau capek, meski kerap hanya tidur beberapa jam di
malam hari.
Jam tidur optimal setiap individu tentu berbeda sesuai usia dan aktivitas. Secara
umum, diperkirakan orang dewasa butuh tujuh hingga sembilan jam dan menurut
ahli, tidur enam jam atau kurang sama saja efeknya dengan tidak tidur sama sekali.
Ada alasan khusus mengapa mengacaukan waktu tidur dan istirahat tersangka
teroris adalah salah satu teknis menyiksa CIA. Ketika kurang tidur, tubuh manusia
akan mengalami beberapa degradasi fisik dan mental yang bisa berujung kematian.
Bahkan jika Anda tidak merasa lelah atau sakit kepala, kurang tidur sebetulnya
diam-diam menghadirkan sejumlah efek negatif yang langsung memengaruhi
kemampuan kognitif, performa kerja, dan kesuksesan karier Anda.
1. Konsentrasi
Hal pertama yang menurun ketika Anda kurang tidur adalah kemampuan
konsentrasi. Anda mungkin merasakan sendiri bagaimana sulitnya memproses
informasi rumit atau memikirkan ide-ide segar ketika merasa letih. Coba ingat
kembali hari-hari kerja ketika Anda merasa lelah. Kemungkinan besar Anda akan
merasa mudah terdistraksi dan sulit fokus pada satu pekerjaan. Satu akar
sumbernya bisa jadi karena Anda kurang tidur.
2. Memori
Semakin besar kapasitas memori aktif (working memory) yang Anda miliki,
semakin luas pula lingkup permasalahan kompleks yang bisa Anda tangani. Jika
Anda dihadapkan dengan masalah atau tugas rumit, Anda perlu bergantung pada
memori Anda untuk menarik informasi dari otak untuk membentuk solusi yang
tepat.
Ketika jam tidur Anda terganggu, kapasitas memori Anda juga berkurang.
Imbasnya terasa ketika Anda perlu mengambil keputusan penting untuk sebuah
permasalahan.
3. Kemampuan menyerap informasi baru
Hippocampus adalah bagian otak yang membantu Anda belajar keahlian baru dan
menyerap informasi baru. Saat Anda kurang tidur, Hippocampus tidak akan bisa
bekerja secara optimal. Minum kopi mungkin akan membuat Anda merasa sedikit
lebih segar dan aktif, tapi tidak akan membantu Hippocampus Anda bekerja lebih
baik.
Ketika Anda tidur, otak juga terus memproses memori dan informasi baru. Jika
Anda kurang tidur, proses ini tidak akan berjalan secara efektif dan Anda akan
kesulitan mengingat informasi baru yang Anda pelajari.
4. Mood
Anda pasti tahu kalau suasana hati Anda juga bisa dipengaruhi minimnya jam
tidur. Tentu saja satu aspek ini saja tidak cukup untuk membuat Anda mencak-
mencak di kantor. Bos galak, kolega menyebalkan, dan beberapa alasan lainnya
juga berpengaruh. Tapi emosi Anda mungkin tidak akan setinggi itu jika Anda
cukup istirahat.
Gangguan terhadap siklus tidur ini juga ditemukan berkaitan erat dengan gejala
depresi.
5. Efek jangka panjang
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di The Journal of Neuroscience, kurang
tidur bisa menyebabkan otak mulai memakan sel-selnya sendiri. Proses ini
sebetulnya lazim terjadi untuk membuat sel-sel usang, namun ketika individu
kekurangan tidur, aktivitas sel ini akan lebih sering terjadi.
Kondisi otak yang melemah ini menjadi salah satu penyebab rentannya individu
terserang Alzheimer’s dan penyakit dementia lainnya.
Orang yang suka lembur cenderung tidak
bisa memisahkan dunia kerja dengan dunia
pribadi

Tidak percaya? Untuk lebih meyakinkan Anda menghentikan kebiasaan lembur, simak apa
kata sebuah penelitian asal University of Zürich yang diterbitkan dalam Journal of Business
and Psychology ini. Setelah meng-kroscek data dan kebiasaan kerja dari hampir 2 ribu
karyawan dari negara-negara berbahasa Jerman, ditemukan bahwa sekitar 50 persennya
bekerja lebih dari 40 jam per minggu.

Setiap karyawan diminta mengisi survei online untuk menilai seberapa baik mereka mampu
memisahkan hal-hal yang berbau pekerjaan dan kantor dari kehidupan pribadi mereka.
Misalnya, mereka ditanya apakah mereka pernah memikirkan pekerjaan di akhir pekan, dan
seberapa sering mereka bekerja di akhir pekan. Mereka juga ditanya apakah mereka
memberi waktu bagi diri sendiri untuk bersantai dan menikmati hobi atau bersosialisasi
ketika tidak sedang kerja.

Hasilnya, orang-orang yang tidak mampu memisahkan antara waktu kerja dan kehidupan
pribadi tampak lebih sering kelelahan dan lebih cepat stres. Sebaliknya, orang-orang yang
mampu memberi batasan tegas dan jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka
bisa hidup lebih sejahtera. Kenapa?

Efek lembur lanjut di rumah bikin makin


susah tidur malam
Ketika Anda tidak mengabaikan email atau telepon yang masuk di luar jam kerja, atau ketika
Anda tengah malam menyalakan laptop di rumah untuk memastikan pekerjaan bisa selesai
hari ini juga, artinya Anda tidak memberikan waktu cukup bagi tubuh dan pikiran Anda untuk
pulih sejenak dari tekanan kerja sebelum akhirnya Anda masuk kerja lagi keesokan harinya.
Begitu terus selanjutnya. Artinya, baik tubuh maupun pikiran Anda selalu dalam mode siap
kerja 24 jam setiap hari.

Jika dari awal Anda sudah terbiasa memiliki jadwal tidur yang berantakan, Anda tidak akan
merasa bugar dan semangat untuk beraktivitas keesokan harinya. Badan yang terasa
“berat” karena kurang tidur bisa membuat Anda lebih gampang kecapekan. Akumulasi dari
kombinasi stres fisik karena badan yang kecapekan dan stres emosional dari aktivitas harian
yang ditambah dengan stres karena Anda merasa tidak kunjung bisa tidur yang kemudian
membuat waktu tidur Anda makin berkurang, bisa menyebabkan Anda jadi sulit tidur malam.

Lambat laun tanpa disadari, kombinasi stres fisik dan mental ini akan memengaruhi
kesehatan tubuh Anda hingga bertahun-tahun yang akan datang, kata para peneliti.
Masalah emosional dari rekan kerja yang
menyebalkan juga turut campur
Sebuah kelompok peneliti dari tiga lembaga independen terkemuka, yakni Oakland
University, Portland State University, dan USDA (Dinas Kehutanan dan Perkebunan di
Amerika) melaporkan bahwa efek susah tidur nyenyak akibat lembur tidak hanya berasal
dari banyaknya tumpukan pekerjaan saja. Namun juga dari beban mental yang Anda pikul
sebagai hasil dari interaksi dengan rekan kerja yang menyebalkan dan pengalaman di
kantor yang tidak mengenakkan, misalnya kena omel bos atau bermasalah dengan klien.

Kepala peneliti, Caitlin Demsky dari Oakland University, menegaskan bahwa bahwa orang-
orang yang mengalami kejadian buruk di tempat kerja, misalnya disepelekan oleh supervisor
atau dikucilkan rekan kerjanya, lebih cenderung mudah mengalami insomnia yang ditandai
dengan sulit mulai tidur hingga mudah terbangun tengah malam hingga beberapa kali. Hasil
penelitian tersebut dimuat dalam Journal of Occupational Health Psychology.

Kurang tidur menurunkan produktivitas kerja


Tidur adalah salah satu aktivitas pemulihan diri yang sangat penting, ungkap Demsky.
Mendapatkan waktu tidur yang cukup adalah kunci dari produktivitas dan fokus kerja yang
tinggi. Tidur cukup juga memainkan peran penting dalam menentukan kesuksesan Anda di
tempat kerja.

Efek lembur sudah lama dikaitkan dengan penurunan fokus, kewaspadaan, dan daya ingat
otak. Dijelaskan lebih lanjut oleh para peneliti dari Brigham and Women’s Hospital, ini
karena kemampuan dan kecepatan otak dalam mencerna informasi akan semakin menurun
seiring banyaknya waktu yang dihabiskan tubuh untuk menjaga Anda tetap terjaga agar
tidak ketiduran.

Pada akhirnya, lembur justru akan memperlambat produktivitas Anda di kantor. Semakin
sering lembur, semakin sedikit waktu tidur yang Anda dapat. Semakin jarang tidur nyenyak,
semakin meningkatnya stres karena jam kerja yang makin panjang.

Dilansir dari laman Huffington Post, kurang tidur biasanya akan menghambat kerja otak
yang menyebabkan Anda menjadi sulit berpikir kreatif, menciptakan inovasi untuk hal-hal
baru, hingga sering dikaitkan dengan penurunan kemampuan berpikir jernih atau logis.

Jadi ketika Anda kurang tidur, tidak hanya rasa ngantuk seharian yang akan Anda alami,
tapi juga berbagai efek negatif yang bisa berpengaruh terhadap produktivitas kerja Anda
yang bisa dinilai oleh atasan.

Kuncinya, sempatkan waktu untuk bersantai


Memang, melepaskan pekerjaan untuk bisa bersantai sejenak bisa jadi hal yang sulit bagi
sebagian orang. Apalagi bagi Anda yang mudah dihantui oleh pekerjaan yang belum tuntas.
Yang jadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana caranya menyingkirkan
kecenderungan lembur yang bisa jadi pemicu stres?
Sederhana saja, coba temukan kegiatan ringan yang akan membuat Anda merasa rileks
dan santai usai bekerja.

Entah itu hanya sekadar berjalan-jalan di taman, melukis, membaca buku, atau nonton film
bersama orang terdekat. Intinya, lakukan aktivitas yang bisa membantu menyingkirkan
pikiran negatif tentang pekerjaan Anda, yang pada akhirnya bisa membuat Anda tidur tak
nyenyak.

Intinya, pastikan Anda tidak membawa beban dari pekerjaan di kantor hingga ke rumah dan
biarkan diri Anda menikmati waktu luang di rumah setelah disibukkan dengan setumpuk
pekerjaan kantor.

KOMPAS.com — Pekerjaan yang masih menumpuk atau sedang menghadapi masalah yang
butuh perhatian sering menjadi alasan kita mengabaikan tidur. Nyatanya, kekurangan tidur justru
akan membuat masalah semakin buruk, belum lagi efeknya pada kesehatan. “Tidur bukan
kemewahan, melainkan keharusan,” ungkap direktur departemen kedokteran tidur di Cleveland
Clini, Michelle Drerup. “Jam tidur yang hilang mengurangi kualitas kesehatan lebih besar dari
yang disadari.” Sebuah kajian terhadap 16 penelitian tidur, misalnya, menemukan orang yang
durasi tidurnya kurang dari 6-8 jam per malam risiko kematiannya meningkat hingga 12 persen.
Berikut tujuh efek mengerikan lain dari kekurangan tidur: 1. Kelelahan Saat lelah, kamu akan
tidur di mana saja. Jika sudah begitu, tubuh kamu mengingatkan untuk segera istirahat, tidak
ditunda-tunda. “Otak membutuhkan tidur untuk mengonsolidasikan ingatan dan melatih peristiwa
penting, memproses emosi, dan melakukan sedikit ‘pembersihan’, melalui sistem gimfatik (dalam
sistem saraf pusat), setelah seharian sibuk bekerja,” kata psikiater Alex Dimitriu, MD, dari Menlo
Park Psychiatry & Sleep Medicine. Tanda paling jelas dari kurang tidur adalah kelelahan dan
kantuk di siang hari yang berlebihan. Biasanya ditandai dengan tidur atau rasa kantuk di
beberapa tempat, seperti transportasi umum, kelas, atau kantor. Kondisi tersebut sering kali kita
lawan dengan minum kopi. Namun, perlu dicatat, penggunaan kafein tidak diperkenankan
melebihi dosis rekomendasi—empat cangkir per hari. Baca juga: Gemetar Setelah Minum Kopi?
Mungkin Anda Overdosis Kafein 2. Perubahan suasana hati “Suasana hati adalah hal pertama
yang harus dihadapi saat kurang tidur,” kata Drerup. Saat kita kurang tidur, kadar kortisol—
hormon stres—akan naik. Sebaliknya, tidur malam yang nyenyak secara alami mengurangi
kadar kortisol di tubuh. Agar jadwal tidur kembali ke normal, coba bangun pada waktu yang
sama setiap hari, tidur siang sekitar 30 menit dan berolahraga pagi. 3. Berat badan Saat kurang
tidur, sore hari akan terasa berat dan segala camilan terlihat menarik. Nah, ada alasan
hormonal di balik kondisi tersebut. Kurang tidur dapat menyebabkan berkurangnya kadar leptin,
hormon yang membuat merasa kenyang, menurut Christopher Hollingsworth, MD, dokter bedah
umum. “Ketika kamu tidak cukup tidur, tingkat leptin menurun sehingga mudah lapar dan lebih
mungkin untuk makan makanan berkalori tinggi. Yang artinya akan ada kemungkinan berat
badan naik,” kata Hollingsworth. 4. Halusinasi Ketika seseorang kekurangan tidur, kondisi paling
mungkin terjadi adalah halusinasi. Misalnya saja membayangkan hal-hal yang tidak ada di sana,
seperti benda mati berbicara atau bayangan yang mengambil kehidupan mereka sendiri. Selain
mengganggu fokus dan ingatan, halusinasi juga bisa mulai terjadi saat akan tidur atau
bangun. “Kondisi ini dikenal sebagai halusinasi hypnagogic dan hypnopompic, dan sering dapat
mengambil bentuk halusinasi seperti orang hingga suara,” katanya. Gangguan neurologis
lainnya termasuk penglihatan kabur sampai masalah ingatan. Baca juga: Berapa Lama Manusia
Bisa Bertahan Tanpa Tidur? 5. Penyakit jantung Salah satu risiko kesehatan dari kurang tidur
adalah hipertensi alias tekanan darah tinggi. Menurut Hollingsworth, kurang tidur juga dapat
berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit terkait jantung lainnya, seperti serangan jantung
dan detak jantung yang tidak teratur. 6. Testosteron rendah dan gairah seks menurun Robert
Zembroski, penulis REBUILD, mengungkapkan, kurang tidur pun memengaruhi kadar
testosteron. Dalam satu penelitian kecil, peserta yang tidur lima jam per malam selama
seminggu mengalami kekurangan tingkat testosteron, sehingga berefek mengurangi libido.
Selain itu, studi lain juga menunjukkan, kurang tidur menyebabkan jumlah sperma yang lebih
rendah dan memengaruhi kemampuan gerak sperma. 7. Respons lambat Saat kekurangan tidur,
respons kamu pun lebih lambat. "Kekurangan tidur dapat menyebabkan rasa disorientasi. Kita
dapat kehilangan jejak waktu hingga soal tempat," kata Zembroski. "Mungkin lebih serius, kurang
tidur juga dapat mengurangi waktu respons."
4. Halusinasi Ketika seseorang kekurangan tidur, kondisi paling mungkin terjadi adalah
halusinasi. Misalnya saja membayangkan hal-hal yang tidak ada di sana, seperti benda mati
berbicara atau bayangan yang mengambil kehidupan mereka sendiri. Selain mengganggu fokus
dan ingatan, halusinasi juga bisa mulai terjadi saat akan tidur atau bangun. “Kondisi ini dikenal
sebagai halusinasi hypnagogic dan hypnopompic, dan sering dapat mengambil bentuk halusinasi
seperti orang hingga suara,” katanya.

KOMPAS.com - Para ahli menyarankan agar kita tidur sekitar 7 hingga 9 jam setiap malam.
Tubuh kita butuh tidur teratur untuk dapat melakukan fungsi fisiologis yang penting, seperti
perbaikan otot atau jaringan, memori dan sintesis hormon. Namun, bagi manusia modern setiap
waktu harus selalu produktif. Terkadang mereka mengorbankan waktu tidur untuk bekerja atau
bersantai sampai larut malam. Sebenarnya berapa lama seseorang mampu secara fisik tanpa
tidur? Randy Gardner pria asal Amerika yang saat ini berusia 70 tahun adalah pemegang "rekor
dunia" untuk tidak tidur selama 11 hari 25 menit. W. Christopher Winter, ahli syaraf dan
sekaligus peneliti tidur dari Amerika, mengaku skeptis dengan catatan rekor ini. "Tim peneliti
mengakui bahwa dia mengalami 'tidur mikro' yang konstan atau periode tidur singkat yang
hanya berlangsung beberapa detik selama penelitian," kata Winter. Jika seseorang mampu tidak
tidur selama berhari-hari, tentu kesehatan mentalnya akan terganggu. Sebagai contoh, tahun
1959 presenter radio bernama Peter Tripp memutuskan untuk menyiarkan acaranya dari tengah
Times Square selama 201 jam secara langsung untuk menggalang dana bagi sebuah yayasan.
Pada hari ketiga, efek kurang tidur pada mental Tripp mulai terlihat. Ia memaki-maki orang di
sekitarnya dan berhalusinasi melihat laba-laba. Tripp memang berhasil menyelesaikan misinya
dan pulih tak lama setelah itu. Namun, anggota keluarganya mengatakan ia telah berubah. Ada
banyak cerita yang beredar di media sosial tentang orang-orang yang mengklaim mereka tidak
tidur sama sekali atau hanya tidur satu jam per malam. Tapi, Winter mengatakan kisah-kisah ini
mungkin tidak akurat. Menurutnya, banyak orang berpikir mereka tidak tidur dan tak percaya
pada apa yang dikatakan oleh dokter mereka. Dengan kata lain, meski seseorang mengatakan
mereka hanya tidur satu jam atau lebih setiap malam, kenyataannya mereka tidur tanpa
menyadarinya, meskipun hanya untuk beberapa menit. Baca juga: 6 Penyakit yang Umum
Terjadi Pada Orang yang Sering Begadang Sebenarnya, hampir secara fisik tidak mungkin untuk
tetap terjaga selama berhari-hari. Ini terjadi karena otak pada dasarnya akan memaksa kita
tertidur. Winter mengatakan sebanyak mungkin kita mencoba memaksakan diri untuk tetap
terjaga, akhirnya otak terpaku pada tidur dan pada titik tertentu kita tak bisa menahannya.
"Selain itu, ada banyak risiko kesehatan terkait dengan kurangnya tidur untuk jangka panjang,"
kata Michael J. Breus, selaku spesialis tidur. Menurutnya, kurang tidur dapat mengakibatkan
kenaikan berat badan, penurunan gairah seksual, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Kita
juga lebih rentan mengalami kecelakaan, terutama jika kita sedang mengemudi. Menurut Winter,
tidak ada jumlah jam yang ditetapkan untuk berapa lama seseorang bisa tetap terjaga,
percobaan ini mungkin tidak pantas untuk dilakukan. "Rekor saya adalah 48 jam dan saya
berhalusinasi suara ibu saya yang berbisik kepada saya," katanya.

Tapi, Winter mengatakan kisah-kisah ini mungkin tidak akurat. Menurutnya, banyak orang
berpikir mereka tidak tidur dan tak percaya pada apa yang dikatakan oleh dokter mereka.
Dengan kata lain, meski seseorang mengatakan mereka hanya tidur satu jam atau lebih setiap
malam, kenyataannya mereka tidur tanpa menyadarinya, meskipun hanya untuk beberapa
menit. Baca juga: 6 Penyakit yang Umum Terjadi Pada Orang yang Sering Begadang
Sebenarnya, hampir secara fisik tidak mungkin untuk tetap terjaga selama berhari-hari. Ini terjadi
karena otak pada dasarnya akan memaksa kita tertidur. Winter mengatakan sebanyak mungkin
kita mencoba memaksakan diri untuk tetap terjaga, akhirnya otak terpaku pada tidur dan pada
titik tertentu kita tak bisa menahannya. "Selain itu, ada banyak risiko kesehatan terkait dengan
kurangnya tidur untuk jangka panjang," kata Michael J. Breus, selaku spesialis tidur.
Menurutnya, kurang tidur dapat mengakibatkan kenaikan berat badan, penurunan gairah
seksual, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Kita juga lebih rentan mengalami
kecelakaan, terutama jika kita sedang mengemudi. Menurut Winter, tidak ada jumlah jam yang
ditetapkan untuk berapa lama seseorang bisa tetap terjaga, percobaan ini mungkin tidak pantas
untuk dilakukan. "Rekor saya adalah 48 jam dan saya berhalusinasi suara ibu saya yang berbisik
kepada saya," katanya.

Jakarta - Masalah tidur seringkali dianggap remeh sehingga kurang diperhatikan. Padahal
jika dibiarkan berlarut-larut bisa mengganggu kesehatan yang bersangkutan. Tak cuma itu,
fokus dan kreativitas pun bisa terpengaruh.

Perusahaan konsultasi McKinsey & Company melaporkan masih banyak perusahaan yang
tidak melakukan promosi tidur sehat pada karyawannya. Padahal jika karyawannya tidak
mendapat cukup tidur bisa berujung pada akibat yang lebih serius ke depannya.

Dari survei yang digelar McKinsey & Company pada para pemimpin di perusahaan,
ditemukan fakta bahwa 66 persen menyebut tidak puas dengan jam tidurnya. Sedangkan 36
persen mengatakan perusahaannya tidak memungkinkan bagi mereka untuk
memprioritaskan tidur.

McKinsey & Company menggarisbawahi temuan ini bisa menjadi masalah yang signifikan.
Sebab kurang tidur bisa menghambat konsentrasi, proses belajar, penyelesaian masalah,
juga kemampuan seseorang untuk mempercayai orang lain. Demikian dikutip dari Sydney
Morning Herald.

Jika memang kantuk menyerang begitu hebat lantaran kurangnya waktu tidur, sebenarnya
tidak ada salahnya untuk tidur sejenak di kantor. Sebab penelitian menunjukkan tidur singkat
dalam waktu 10-30 menit bisa meningkatkan kewaspadaan dan performa hingga 2,5 jam.
Sayangnya masih kuat pendapat yang menyamakan istirahat sebentar dengan malas.
Sebenarnya asal cuma dilakukan kurang dari 30 menit, tentu tidak mengganggu pekerjaan.

Baca juga: Paparan Cahaya di Malam Hari Dikaitkan dengan Risiko Obesitas

Phyllis Zee, Direktur Medis di Centre for Circadian and Sleep Medicine, Northwestern
University Feinberg School of Medicine menyebut tidak ada salahnya jika perusahaan
menggelar program training tidur untuk karyawannya. Apalagi seringkali ada karyawan yang
bangga betapa dia tidur hanya sebentar, namun tetap bisa melakukan banyak hal.

Oke, kebiasaan itu mungkin 'baik' untuknya hanya dalam jangka pendek. Tapi manusia
bukanlah mesin. Dalam jangka panjang akan ada efek yang mana hanya dia sendiri yang
bisa merasakannya. Yang terpenting adalah memahami betapa jam tidur yang cukup
janganlah diabaikan. Waktu untuk tidur upayakan bisa terpenuhi 7-8 jam, dan penuhilah
secara konsisten.

"Faktor terbesar adalah kita tidak memprioritaskan tidur kita. Kita tidak mengatur tidur dan
waktu untuk bangun. Jika Anda merasa ada sesuatu yang perlu Anda lakukan, Anda
kemungkinan mengurangi waktu tidur," tutur Zee.

Namun banyak orang terkadang tidak segera tidur meski tidak ada hal mendesak yang
harus dilakukan sehingga mengurangi jam tidur. Kadang kala waktu tidur malah berkurang
karena hal-hal yang tidak terlalu penting, misalnya bermain-main dengan gadget, juga
menonton film atau acara televisi menjelang tidur malam. Padahal kebiasaan melakukan
aktivitas-aktivitas ini bisa mengubah pola tidur.

"Anda tidur terlalu larut, terpapar lebih banyak cahaya (dari gadget), yang membuat Anda
lebih sulit untuk tidur, sehingga Anda tetap terjaga. Begitu seterusnya," imbuh Zee.

Baca juga: 'Hari Tidur Sedunia' pada 18 Maret, Upaya Promosi Manfaat Tidur yang Baik

Zee mengingatkan jika seseorang tidur kurang dari enam jam per hari berisiko mengalami
obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan diabetes. Untuk itu Zee memberikan
tips agar memiliki kebiasaan mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas:

1. Setelah pukul 21.00 redupkan lampu di rumah Anda. Ini bisa menjadi tanda bagi tubuh
Anda untuk beristirahat.
2. Saat berada di tempat tidur, hindarilah perangkat elektronik.
3. Saat hari sudah terang, biarkan Anda mendapat paparan cahaya alami, bukan cahaya
lampu.
3. Jika kantor Anda begitu tertutup sehingga Anda tidak bisa melihat cahaya matahari dari
jendela, cobalah untuk makan siang di luar. Saat Anda berjalan menuju tempat makan, akan
terpapar matahari dan dengan berjalan artinya Anda sudah melakukan aktivitas. Cara lain
untuk terpapar matahari adalah beberapa menit duduk di luar kantor.

"Kami melakukan studi sekitar setahun yang lalu dan menemukan bahwa orang yang
kantornya memiliki akses ke jendela sehingga mendapat cahaya yang lebih, kemudian ada
aktivitas fisik di siang hari dan setelah bekerja, maka kualitas tidurnya dan suasana hatinya
jadi lebih baik," tutur Zee. (vit/ajg)

Anda mungkin juga menyukai