Anda di halaman 1dari 12

SYSTEMATIC REVIEW: EFEKTIVITAS TERAPI SENAM OTAK (BRAIN GYM)

TERHADAP DAYA INGAT PADA LANSIA

Ulfia Nur Malihah, Verawati Sanjaya, Willa Rizki Amalia, Winia Noviyanti, Yusril Saeful Milah,
Yustika Ramadhan, Nawang Asih Komariyah

Program Studi Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat

Corresponding Author:

ABSTRAK / ABSTRACT
Tujuan systematic review ini untuk mengetahui pengaruh terapi senam otak (brain gym)
terhadap daya ingat pada lansia agar dapat diaplikasikan sebagai evidence-based practice
(EBP) pada lansia dengan penurunan daya ingat di Kelurahan Padjajaran RW 04, Kota
Bandung. Metode penelitian menggunakan Critical Appraisal Skills Programme (CASP)
Systematic Review yang terdiri dari 11 daftar pertanyaan. Pembuatan rumusan pertanyaan
klinis menggunakan format PICOT. Hasil systematic review diperoleh sebanyak 3 bukti
penelitian, dengan 3 bukti memiliki level of evidence 3 karena menggunakan desain studi quasi
experiment. Terapi senam otak (brain gym) dapat dilakukan secara rutin oleh lansia dengan
penurunan daya ingat di kelurahan ini. Senam otak dapat dilakukan selama 5 -10 menit
sebanyak 2-3 x dalam sehari dalam 2 minggu berturut-turut. Senam otak merupakan
serangkaian gerakan sederhana yang dapat menyeimbangkan setiap bagian-bagian otak atau
atau latihan berbasis gerakan tubuh sederhana yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan
saja, serta mudah dilakukan. Senam otak memiliki manfaat yaitu melawan proses penuaan pada
otak, menghambat proses penurunan fungsi kognitif, menghilangkan stess dan menjernihkan
pikiran. Senam otak dapat dijadikan sebagai alternatif tambahan dalam meningkatkan fungsi
kognitif pada lansia.
This study aims to systematic reviewon the effect brain gym therapy on memory in the elderly
and can be can be applied as evidence-based practice (EBP) in the elderly with decreased
memory in Padjajaran Village RW 04, Bandung City. The research method uses the Critical
Appraisal Skills Program (CASP) Systematic Review which consists of 11 lists of questions.
Formulation of clinical questions using the PICOT format. The results obtained as much as 3
research evidence, with 3 evidence having a level of evidence 3 because it uses a quasi-
experimental study design. Brain gym therapy (brain gym) can be carried out routinely by the
elderly with reduced memory in this village. Brain gymnastics can be done for 5-10 minutes
2-3 times a day for 2 consecutive weeks. Brain gym is a series of simple movements that can
balance each part of the brain or exercises based on simple body movements that can be done
anywhere and anytime, and are easy to do. Brain gymnastics has benefits, namely fighting the
aging process in the brain, inhibiting the process of decreasing cognitive function, eliminating
stress and clearing the mind. Brain exercise can be used as an additional alternative in
improving cognitive function in the elderly.
Kata Kunci: Lansia, Daya Ingat, Terapi Senam Otak (Brain Gym)

Keywords: Elderly, Cognitive, Brain Gym


PENDAHULUAN dan bantuan informasi yang baik dan benar
(Nugroho, 2008).
Proses menua dalam perjalanan
hidup manusia merupakan suatu hal wajar Menurut (Markam, 2009) demensia
dan akan dialami oleh semua orang yang cukup sering dijumpai pada lanjut usia,
dikaruniai umur panjang, hanya lambat menimpa sekitar 10 % kelompok usia di
cepatnya proses tersebut bergantung pada atas 65 tahun dan 47 % kelompok usia di
masing-masing individu. Berdasarkan UU atas 85 tahun. Sekitar 10-20% kasus
No.13 Tahun 1998 dikatakan bahwa demensia bersifat reversible atau dapat
batasan lanjit usia adalah pada umur 60 diobati. Ada beberapa cara yang dapat
tahun, terjadi proses penuaan secara ilmiah. dilakukan untuk mengatasai masalah ini
Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, salah satunya adalah senam otak (brain
memtal, ekonomi, dan psikologis. gym). Senam yang dianjurkan bagi lanjut
usia adalah senam yang tidak banyak
Sebagian besar klien usia lanjut
membutuhkan energi seperti senam otak
mengeluh memgalami nyeri dan
menurut Mayza dalam Hutapea, (2005).
sakit/pegal-pegal pada ekstermitas bawah.
Kondisi yang masih baik ini tentunya perlu Menurut WHO (2013), klasifikasi
dipertahankan dan dilakukan tindakan lansia adalah sebagai berikut: 1) Usia
pencegahan untuk menjaga kesehatan pertengahan (middle age), yaitu kelompok
kognitif maupun mencegah keluhan fisik. usia 45-54 tahun. 2) Lansia (elderly), yaitu
Oleh karena itu, dipandang perlu untuk kelompok usia 55-65 tahun. 3) Lansia muda
mengadakan penyuluhan yang bertujuan (young old), yaitu kelompok usia 66-74
untuk menjaga kesehatandan meningkatkan tahun. Pada usia (65 tahun keatas)
derajat kesehatan termasuk fungsi kognitif seringkali terjadi dimensia. Kondisi ini pun
dan kesehatan fisik. Senam otak merupakan dapat memengaruhi gaya hidup, aktivitas
temuan baru yang sudah dibuktikan melalui sehari-hari, hingga kemampuan
penelitian dapat digunakan sebagai upaya bersosialisasi penderitanya (Geriatri,
pencegahan atau dapat mengatasi masalah 2021).
kesehatan kognitif, mencegah demensia,
Terapi non farmakologis perlu
sehingga senam otak merupakan topik yang
diterapkan untuk menunda kemunduran
menarik untuk dilakukan pada acara
kognitif dengan menerapkan perilaku sehat
penyuluhan.
dan melakukan stimulasi otak sedini
Sering mengalami penurunan mungkin untuk melatih kemampuan otak
kognitif sering dianggap sebagai masalah bekerja. Oleh karena itu perlu
biasa pada mereka yang memasuki usia mengantisipasi dan meminimalisir
lajut. Mitos yang terdapat di masyarakat perubahan yang terjadi pada lansia tersebut.
bila lanjut usia mengalami demensia atau Salah satu stimulasi otak yang dilakukan
kepikunan, hal itu dianggap wajar dan bila untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia
lanjut usia sudah menderita demensia sudah yaitu dengan aktivitas fisik yaitu olahraga
tidak bisa dilakukan apa-apa lagi. Pada senam otak (brain gym) untuk
kenyataannya demensia stadium ringan dan mempertahankan kemampuan yang ada
sedang klien masih bisa ditolong bila dengan terus memberikan stimulasi pada
terdeteksi secara dini, diberikan nasihat, otak (Markam, 2005).
Senam otak atau lebih dikenal pada sebuah jurnal tertentu yang terindeksi
dengan Brain Gym adalah gerakan-gerakan pada Science Direct dan Google Scholar.
ringan dengan permainan melalui olah
Daftar periksa tersebut terbagi menjadi 3
tangan dan kaki dapat memberikan
bagian yang dipertimbangkan saat
rangsangan atau stimulus pada otak.
penilaian sebagai berikut:
Gerakan yang menghasilkan stimulus itulah
yang dapat membantu meningkatkan fungsi Bagian A: Apakah hasil studi tersebut
kognitif dan menunda penuaan dini dalam valid?
arti menunda pikun atau perasaan kesepian
Bagian B: Apa hasilnya?
yang biasanya menghantui para manula
(Gunadi, 2009). Bagian C: Hasilnya membantu secara
lokal?
Hasil peneltian sebelumnya
menunjukkan bahwa senam otak mampu Daftar periksa yang terdiri atas 11
meningkatkan fungsi kognitif pada lansia pertanyaan dirancang untuk membantu
dibandingkan sebelum diberikan senam memikirkan tentang sebuah permasalahan
otak. Melalui gerakangerakan permainan secara sistematis. Catat jawaban daftar
olah tangan dan kaki yang mengahasilkan pertanyaan sesuai dengan jawaban di
stimulus itulah yang dapat meningkatkan tempat yang tersedia. Apabila ada beberapa
fungsi kognitif. Menurut Dennison (2009) pertanyaan bersifat tumpang tindih di
bahwa senam otak (brain gym) adalah antara pertanyaan, maka diminta mencatat
serangkaian gerak sederhana yang ‘ya’, ‘tidak’ atau ‘tidak dilaporkan’.
menyenangkan bisa digunakan dari
Pembuatan daftar periksa tersebut
berbagai usia dan gerakangerakan pada
dibuat dengan pembuatan rumusan
brain gym dapat memberikan rangsangan
pertanyaan klinis dengan menggunakan
atau stimulus pada otak. Gerakan yang
format PICOT. Rumusan PICOT
menghasilkan stimulus itulah yang dapat
digunakan untuk membantu
membantu meningkatkan fungsi kognitif
mengidentifikasi masalah pada satu
dan menunda penuaan dini dalam arti
populasi serta intervensi yang akan
menunda pikun atau perasaan kesepian
dilakukan sehingga proses pencarian bukti
yang biasanya menghantui para manula.
atau hasil penelitian lebih spesifik
Peneliti tertarik untuk melihat efektivitas
berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
senam otak (brain gym) untuk melatih
Adapun penjelasan rumusan PICOT terdiri
stimulus otak pada lansia.
atas: P merujuk pada populasi atau pasien;
BAHAN DAN METODE I adalah intervensi yang akan dilaksanakan
(fokus utama); C adalah intervensi
Pada penelitian ini menggunakan pembanding; O merupakan hasil yang
metode Critical Appraisal Skills diharapkan; dan T adalah durasi waktu
Programme (CASP) Systematic Review (dimana T tidak wajib ada) (Melnyk &
(CASP, 2018). Metode CASP ini terdiri Fineout-Overholt, 2006; Melnyk &
atas daftar periksa yang terdiri dari 11 Fineout-Overholt, 2019).
pertanyaan untuk membantu memahami
sebuah tinjauan sistematis pada sebuah HASIL
artikel penelitian yang telah dipublikasikan
Hasil dari rumusan pertanyaan atau hasil penelitian terbaru melalui situs
klinis sesuai format PICOT untuk mencari Science Direct dengan alamat
bukti atau hasil penelitian lebih spesifik ScienceDirect.com | Science, health and
terkait dengan terapi senam otak (brain medical journals, full text articles and
gym) terhadap daya ingat pada lansia sesuai books. dan Google Scholar dengan alamat
pedoman EBP dijelaskan pada deskripsi website https://scholar.google.co.id/.
sesuai tabel 1 di bawah ini. Dalam
TABEL 1 Hasil rumusan PICOT untuk
pencarian EBP pada penelitian ini
Terapi Senam Otak (Brain Gym) terhadap
menggunakan sumber/database yang paling
Daya Ingat pada Lansia
sering digunakan untuk mencari sumber
Elemen Hasil
Intervensi P: Lansia
I: Terapi Senam Otak (Brain Gym)
C: Tidak ada
O: Daya Ingat
T: Selama 1 x pelaksanaan terapi
Etiologi Apakah lansia dengan penurunan daya
ingat yang melakukan terapi senam otak
mempengaruhi fungsi daya ingat selama
1x pelaksanaan terapi
Diagnosis Pada intervensi keperawatan lansia
dengan penurunan daya ingat, apakah
terapi senam otak (brain gym) efektif
dalam fungsi daya ingat?
Prognosis Pada lansia dengan penurunan daya ingat
keperawatan dengan terapi senam otak
(brain gym) selama 1 x pelaksanaan terapi

Dalam tahapan proses pencarian search dengan pemakain boolen operator


reference memperhatikan penggunaan (AND/OR) dan mengunduh (download)
strategi pencarian tepat dan efektif yaitu hasil penelitian tersebut untuk
dengan memasukan PICOT secara lengkap mendapatkan artikelnya secara penuh (full
kedalam pencarian dan menggunakan text). Pencarian EBP tersebut digambarkan
sinonim untuk setiap istilah atau kata kunci, pada gambar 1 di bawah ini.
serta menggunakan menggunakan advance
Jumlah artikel yang didapat
n: 2.500 Jumlah artikel yang diexclude
(berdasarkan kriteria inklusi)

Jumlah artikel yang layak


n: 10
Jumlah artikel yang exclude
(berdasarkan kriteria inklusi)

Jumlah artikel yang masuk n:7


dalam pengkajian
n:3
Penilaian terhadap hasil penelitian penelitian ini. Langkah pada tahap ini
atau bukti yang diperoleh diperlukan untuk menjadi tahapan kritis terhadap artikel yang
menentukan apakah hasil penelitian didapatkan untuk kemudian dinilai sesuai
tersebut merupakan hasil penelitian terbaik dengan format analisis Daftar periksa
yang tidak menimbulkan bahaya jika CASP Systematic Review Checklist dari
diterapkan, dan diperoleh hasil akhir artikel yang diperoleh. 11 daftar periksa
sebanyak 3 artikel yang memenuhi kriteria tersebut terdapat pada tabel 2 di bawah ini.
yang ditetapkan sesuai dengan tujuan
Pertanyaan Fokus
Apakah studi tersebut menjelaskan • Studi populasi
masalahnya secara fokus? • Intervensi yang diberikan
• Kelompok control (komparasi)
• Hasil (outcome)
Apakah pembagian pasien kedalam • Apakah dihentikan lebih awal
kelompok intervensi dan kontrol dilakukan • Apakah pasien dianalisis dalam
secara acak? kelompok untuk yang diacak
Apakah semua pasien yang terlibat dalam • Bagaimana ini dilakukan
penelitian dicatat dengan benar di • Apakah alokasi pasien dilakukan
kesimpulannya? secara tersembunyi dari peneliti dan
pasien
Apakah pasien, petugas kesehatan dan
responden pada penelitian ini ‘Blind’
terhadap intervensi yang dilaksanakan?
Apakah waktu pelaksanaan untuk setiap
grup sama?
Selain intervensi yang dilaksanakan, apakah
setiap grup diperlakukan sama (adil)?
Seberapa besar efek dari intervensi tersebut? • Apa outcome yang diukur
• Apakah hasil dijelaskan secara
spesifik
• Hasil apa yang ditemukan untuk
• Apa hasil dari setiap outcome yang
diukur
Seberapa tepat dan akurat efek intervensi?? Berapa confidence limit-nya
Bisakah hasilnya diterapkan populasi lokal, • Apakah karakteristik pasien sama
atau di konteks saat ini di lingkungan dengan tempat bekerja (populasi)
sekarang? anda
• Jika berbeda, apa perbedaannya
Apakah hasil penelitian ini penting secara • Apakah infomasi yang anda
klinis untuk dipertimbangkan? inginkan sudah terdapat dalam
penelitian
• Jika tidak, apakah akan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan
Apakah manfaatnya sepadan dengan bahaya Meskipun tidak tercantum dalam penelitian,
dan biaya yang dibutuhkan? bagaimana menurut anda
Penilaian CASP Systematic Review pertanyaan pada kolom fokus pada 11
sesuai daftar periksa pada tabel 3 di atas daftar pertanyaan CASP Systematic
diperoleh hasil dalam bentuk persentase. Review, seperti yang dijelaskan pada tabel
Hasil penilaian tersebut merupakan 3 di bawah ini.
pembagian antara jumlah jawaban ‘ya’
Tabel 3. Hasil penilaian CASP Checklist
yang memiliki nilai 1 dibagi dengan jumlah
Judul Artikel Hasil
Pengaruh terapi senam otak (brain gym) 72,7%
terhadap daya ingat jangka pendek pada
lansia di banjar muncan kapal mengwi
badung
Pengaruh senam otak (brain gym) terhadap 72,7%
fungsi kognitif pada lansia di rt 03 rw 01
kelurahan tandes Surabaya
Healthy Elder: Brain Stimulation Game for 72,7%
the Elderly to Reduce the Risk of Dementia

Hasil penilaian kemudian dengan CASP Systematic Review Checklist


disesuaikan dengan level of evidence yang dan Level of Evidence dijelaskan pada tabel
tingkatannya dijelaskan pada gambar 2. 4.
Rekapitulasi hasil penilaian kualitas bukti

Tabel 4. Rekapitulasi penilaian kualitas bukti CASP Checklist dan Evidence Level
Penulis Lokasi Metode Populasi & Instrument Hasil Nilai Evidenc
Sampel CASP e Level
Ni Banjar Pre Lansia yang Kuesioner Hasil penelitian 72,7% Level 3
Nyoman muncan experimental mengalami Mini Mental mengenai
Suma kapal penurunan State Pengaruh Terapi
Wardani mengwi daya ingat Examinations Senam Otak
badung yang sesuai (Brain Gym)
kriteria Terhadap Daya
inklusi dan Ingat Jangka
eksklusi Pendek Pada
sebanyak 33 Lansia di Banjar
lansia Muncan Kapal
secara Mengwi Badung
purposive maka dapat
sampling disimpulkan
sebagai berikut:
Tingkat daya
ingat pada lansia
di banjar
Muncan Kapal
Mengwi Badung
sebelum
diberikan senam
otak diperoleh
32 orang (96,9
%) yang
mengalami
gangguan daya
ingat ringan, dan
1 orang (3,02
%) yang
mengalami
gangguan daya
ingat berat.
Tingkat daya
ingat pada lansia
di banjar
Muncan Kapal
Mengwi setelah
diberikan senam
otak didapatkan
hasil yaitu yang
mengalami
gangguan daya
ingat ringan
yaitu 29 orang
(87 %) dan
responden yang
tidak mengalami
gangguan daya
ingat 4 orang
(12,3 %).
Yuliati, Surabaya Pre Lansia yang Kuesioner Hasil peneltian 72,7% Level 3
Nur experimental berumur 60- MMSE menunjukkan
Hidayah 74 tahun bahwa senam
sebesar 10 otak mampu
responden meningkatkan
di RT 03 fungsi kognitif
RW 01 pada lansia
Kelurahan dibandingkan
Tandes sebelum
secara diberikan senam
simple otak. Melalui
random gerakangerakan
sampling permainan olah
didapatkan tangan dan kaki
6 orang yang
mengahasilkan
stimulus itulah
yang dapat
meningkatkan
fungsi kognitif.
Menurut
Dennison (2009)
bahwa senam
otak (brain gym)
adalah
serangkaian
gerak sederhana
yang
menyenangkan
bisa digunakan
dari berbagai
usia dan
gerakangerakan
pada brain gym
dapat
memberikan
rangsangan atau
stimulus pada
otak. Gerakan
yang
menghasilkan
stimulus itulah
yang dapat
membantu
meningkatkan
fungsi kognitif
dan menunda
penuaan dini
dalam arti
menunda pikun
atau perasaan
kesepian yang
biasanya
menghantui para
manula (Gunadi,
2009)
Yogi Panti Experimental 30 orang Kuesioner Selama 7 hari, 72,7% Level 3
Udjaja, Jompo lanjut usia, MMSE ada beberapa
Reinert Pusaka 18 orang kasus di mana
Yosua 41 dan dari Panti orang lanjut usia
Rumagit Panti Jompo yang penyakit
a, Jompo Pusaka 41 Alzheimernya
Wikaria dan 12 termasuk
Gazalia , orang dari kategori sedang
Jonathan Panti Jompo justru membaik,
Deni Berea. Usia dan penyakit
rata-rata Alzheimer
mereka kategorinya
adalah 56 menjadi ringan.
hingga 77 Beberapa kasus
tahun justru
menunjukkan
bahwa lansia
dengan penyakit
Alzheimer
kategori ringan
membaik ke
kategori normal.
Selain itu,
peningkatan
kognitif juga
terjadi, rata-rata
3 sampai 23
persen.
Sebaliknya, 2
orang lansia
justru
mengalami
penurunan, dan
setelah
diwawancarai,
diketahui bahwa
2 orang tersebut
tidak rutin
bermain game

PEMBAHASAN ini dilakukan dimulai pada tanggal 16


Maret sampai 16 April selama 3x dalam 1
Hasil penelitian pada bukti pertama
minggu. Sampel dalam penelitian ini adalah
yaitu menggunakan desain penelitiannya
lansia yang mengalami penurunan daya
adalah Pre experimental dengan one grup
ingat yang sesuai dengan kriteria inklusi
pretest postest yang dilakukan di Banjar
dan eksklusi sebanyak 33 lansia. Cara
Muncan Kapal Mengwi Badung. Penelitian
pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu post-test. Pre-test adalah proses pengujian
purposive sampling. Analisa data yang yang dilakukan sebelum percobaan
digunakan untuk membandingkan hasil sedangkan post-test adalah proses
daya ingat sebelum dan setelah diberikan pengujian yang dilakukan setelah
senam otak diukur dengan menggunakan percobaan. Kesimpulan dari penelitian ini
uji Paired Samples T-Test karena jenis data adalah game dapat dianggap sebagai alat
berdistribusi normal. Kesimpulan dari untuk mencegah atau mengurangi risiko
penelitian tersebut adalah terapi senam otak demensia. Selama 7 hari, ada beberapa
berpengaruh terhadap daya ingat jangka kasus di mana orang lanjut usia yang
pendek lansia sehingga yang mengalami penyakit Alzheimernya termasuk kategori
gangguan daya ingat ringan 29 orang dan sedang justru membaik menjadi ringan.
yang tidak mengalami ganggun daya ingat Beberapa kasus justru menunjukkan bahwa
4 orang. lansia dengan penyakit Alzheimer kategori
ringan membaik ke kategori normal. Selain
Hasil penelitian pada bukti kedua
itu, peningkatan kognitif juga terjadi, rata-
yaitu menggunakan desain Pra
rata 3 sampai 23 persen.
Eksperimental dengan pendekatan one
group pra post test. Populasi penelitian ini Dari ketiga bukti hasil penelitian
adalah lansia yang berumur 60-74 tahun tersebut bahwa terapi senam otak (brain
sebesar 10 responden di RT 03 RW 01 gym) berpengaruh terhadap daya ingat pada
Kelurahan Tandes. Pengambilan sampel lansia. Senam otak sebaiknya dilakukan
secara simple random sampling didapatkan secara rutin dengan kisaran waktu
6 orang. Waktu penelitian adalah mulai pelaksanaan 5-10 menit sebanyak 2-3 kali
bulan april sampai mei 2015. Analisa data dalam sehari dan hasilnya bisa diketahui
dengan SPSS 18 menggunakan uji setelah latihan teratur selama 2 minggu
Wilcoxon Sign Rank dengan α = 0,05. berturut-turut (Andri, 2013). Senam otak
Pemberian senam otak 1 x sehari dalam satu dapat melawan proses penuaan pada otak
bulan. Senam otak dilakukan sesuai dengan dan dapat menghambat proses penurunan
SPO senam otak yang dilakukan 5-10 menit fungsi kognitif.
secara door to door. Kesimpulan dari
Menurut Nugroho (2008)
penelitian ini adalah ada pengaruh senam
menyebutkan untuk menghambat
otak terhadap fungsi kognitif pada lansia
penurunan fungsi kognitif ada 2
yang diberikan senam otak di RT 03 RW 01
penatalaksanaan yaitu penatalaksaan
Kelurahan Tandes Surabaya.
farmakologis dengan menggunakan obat-
Hasil penelitian pada bukti kedua obatan dan penatalaksanaan non
yaitu dengan menggunakan desain farmakologis dengan melakukan 3 kegiatan
experiment. Populasi penelitian ini adalah stimulasi otak diantaranya aktivitas fisik,
30 orang lanjut usia, 18 orang dari Panti aktivitas sosial dan aktivitas mental.
Jompo Pusaka 41 dan 12 orang dari Panti
Bentuk terapi yang sudah teruji
Jompo Berea. Usia rata-rata mereka adalah
untuk mencegah demensia adalah senam
56 hingga 77 tahun. Pengujian dilakukan
otak. Senam otak adalah serangkaian
selama 7 hari, dan waktu pemutaran
aktivitas atau gerakan fisik yang dapat
maksimal 1 jam sehari. Pengujian
membantu menghilangkan stres,
dilakukan dengan pemberian pre-test dan
menjernihkan pikiran, dan meningkatkan A. Kesimpulan
daya ingat (Andani, FT & Suratini. S,
Terapi senam otak dapat dilakukan
2016). Senam otak juga dianggap sebagai
secara rutin oleh lansia yang berada di
metode pengobatan yang aman karena
Kelurahan Padjajaran RW 04. Hal tersebut
bersifat non farmakologis dan tidak
dilakukan sebagai upaya meningkatkan
melibatkan pengobatan apapun.
fungsi kognitif pada lansia. Keluarga
Senam otak dapat memfasilitasi ataupun kader dapat membantu
kegiatan belajar dan memberikan menjadwalkan dalam pelaksanaan senam
penyesuaian terhadap ketegangan, otak agar lansia teratur dalam melakukan
tantangan, dan tuntutan sehari-hari. senam otak. Senam otak dapat dilakukan
Bermain game dapat meningkatkan selama 5-10 menit sebanyak 2-3 x dalam
kemampuan kognitif otak. Selain itu juga sehari. Senam otak memiliki manfaat yaitu
dapat memberikan dampak positif bagi melawan proses penuaan pada otak,
kesehatan seseorang karena dapat menghambat proses penurunan fungsi
meningkatkan kemampuan visual dan kognitif, menghilangkan stess dan
proses pengambilan keputusan. Faktanya, menjernihkan pikiran. Senam otak dapat
orang yang bermain game dapat mengambil dijadikan sebagai alternatif tambahan
keputusan 85% lebih cepat dibandingkan dalam meningkatkan fungsi kognitif pada
mereka yang tidak bermain game (Novia, lansia.
A. 2010).
B. Saran
Selain itu senam otak dapat 1. Berdasarkan penelitian ini dan
memperlancar peredaran darah dan oksigen untuk meningkatkan kemampuan
ke otak serta merangsang kedua belahan klinik perawat di ruangan,
otak agar dapat bekerja secara seimbang. disarankan agar penelitian ini dapat
Senam otak juga terbukti dapat memicu diaplikasikan bagi lansia baik yang
otak agar kemampuan intelektual dan mengalami penurunan daya ingat
kesadaran tidak berkurang, dan senam otak ataupun yang tidak mengalami
diyakini dapat memulihkan pikiran pelupa penurunan daya ingat.
karena mengaktifkan kembali pusat-pusat 2. Bagi peneliti, mahasiswa dan
sistem saraf di batang otak (Guslinda, YY praktisi keperawatan diharapkan
& Hamdayani, D. 2013).
intervensi terapi senam otak (brain
Senam otak merupakan serangkaian
gym) ini dapat dilaksanakan dengan
gerakan sederhana yang dapat
baik. Hasil penelitian ini pun dapat
menyeimbangkan setiap bagian-bagian
dijadikan bahan pelajaran bagi
otak atau atau latihan berbasis gerakan
mahasiswa yang praktek di
tubuh sederhana yang dapat dilakukan
lapangan tempat dilakukan
dimana saja dan kapan saja, serta mudah
intervensi tersebut.
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Andani, FT, & Suratini, S. (2016). evidence-based practice. Nursing
PENGARUH SENAM OTAK Administration Quarterly, 30, 123-
(Senam Otak) TERHADAP 127
KEJADIAN DEMENSIA PADA
Melnyk, B.M., & Fineout-Overholt, E.
LANSIA DI BALAI
(2011). Evidence-based Practice in
PELAYANAN SOSIAL TRESNA
Nursing and Healthcare: A Guide to
WERDHA YOGYAKARTA UNIT
Best Practice. 3rd Ed., Wolters
BUDI LUHUR KASONGAN
Kluwer: Philadelphia
BANTUL
Novia, A. (2010). Melatih otak setajam
Andri. (2013). Memaksimalkan Otak
silet. Media Pressindo
Melalui Senam Otak (Brain Gym).
Yogyakarta, TernovaBooks Nugroho, W. (2008). Keperawatan
Gerontik dan Geriatrik, Edisi 3,
Critical Appraisal Skills Programme.
Jakarta, EGC.
(2018). CASP Systematic Review
Checklist. https://casp-uk.net/wp- Wardani, N. N. S. (2016). Pengaruh terapi
content/uploads/2018/01/CASP- senam otak (brain gym) terhadap
Systematic-Review- daya ingat jangka pendek pada
Checklist_2018 lansia di banjar muncan kapal
mengwi badung Retrieved from
Dennison, P. (2009). Brain Gym (senam
https://www.neliti.com/id/public
otak). Edisi Bahasa Indonesia Alih
ations/76869/pengaruh-terapi-
bahasa: Ruslan. dan Rahayu, M.
senam-otak-braingym-terhadap-
Jakarta: Grasindo
daya-ingat-jangka-pendekpada-lans
Guslinda, YY, & Hamdayani, D. (2013).
Yogi Udjaja;Reinert Yosua
Pengaruh senam otak terhadap
Rumagit;Wikaria Gazali;Jonathan
fungsi kognitif pada lansia dengan
Deni; (2021). Healthy Elder: Brain
dimensia di Panti sosial tresna
Stimulation Game for the Elderly to
werdha sabai nan aluih Sicincin
Reduce the Risk of Dementia .
padang pariaman tahun 2013. Jurnal
Procedia Computer Science, (), –
Keperawatan Padang: STIKes
. doi:10.1016/j.procs.2020.12.013
Mercubaktijaya Padang.
Yuliati, Y., & Hidaayah, N. (2017).
Markam, S. (2005). Latihan Vitalisasi Otak
Pengaruh senam otak (brain gym)
Indonesia (Senam untuk Kebugaran
terhadap fungsi kognitif pada lansia
Fisik dan Otak). Jakarta, Grasindo
di rt 03 rw 01 Kelurahan Tandes
Melnyk, B. M., & Fineout-Overholt, E. Surabaya. Journal of Health
(2006). Consumer preferences and Sciences, 10(1).
values as an integral key to

Anda mungkin juga menyukai