Ulfia Nur Malihah, Verawati Sanjaya, Willa Rizki Amalia, Winia Noviyanti, Yusril Saeful Milah,
Yustika Ramadhan, Nawang Asih Komariyah
Corresponding Author:
ABSTRAK / ABSTRACT
Tujuan systematic review ini untuk mengetahui pengaruh terapi senam otak (brain gym)
terhadap daya ingat pada lansia agar dapat diaplikasikan sebagai evidence-based practice
(EBP) pada lansia dengan penurunan daya ingat di Kelurahan Padjajaran RW 04, Kota
Bandung. Metode penelitian menggunakan Critical Appraisal Skills Programme (CASP)
Systematic Review yang terdiri dari 11 daftar pertanyaan. Pembuatan rumusan pertanyaan
klinis menggunakan format PICOT. Hasil systematic review diperoleh sebanyak 3 bukti
penelitian, dengan 3 bukti memiliki level of evidence 3 karena menggunakan desain studi quasi
experiment. Terapi senam otak (brain gym) dapat dilakukan secara rutin oleh lansia dengan
penurunan daya ingat di kelurahan ini. Senam otak dapat dilakukan selama 5 -10 menit
sebanyak 2-3 x dalam sehari dalam 2 minggu berturut-turut. Senam otak merupakan
serangkaian gerakan sederhana yang dapat menyeimbangkan setiap bagian-bagian otak atau
atau latihan berbasis gerakan tubuh sederhana yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan
saja, serta mudah dilakukan. Senam otak memiliki manfaat yaitu melawan proses penuaan pada
otak, menghambat proses penurunan fungsi kognitif, menghilangkan stess dan menjernihkan
pikiran. Senam otak dapat dijadikan sebagai alternatif tambahan dalam meningkatkan fungsi
kognitif pada lansia.
This study aims to systematic reviewon the effect brain gym therapy on memory in the elderly
and can be can be applied as evidence-based practice (EBP) in the elderly with decreased
memory in Padjajaran Village RW 04, Bandung City. The research method uses the Critical
Appraisal Skills Program (CASP) Systematic Review which consists of 11 lists of questions.
Formulation of clinical questions using the PICOT format. The results obtained as much as 3
research evidence, with 3 evidence having a level of evidence 3 because it uses a quasi-
experimental study design. Brain gym therapy (brain gym) can be carried out routinely by the
elderly with reduced memory in this village. Brain gymnastics can be done for 5-10 minutes
2-3 times a day for 2 consecutive weeks. Brain gym is a series of simple movements that can
balance each part of the brain or exercises based on simple body movements that can be done
anywhere and anytime, and are easy to do. Brain gymnastics has benefits, namely fighting the
aging process in the brain, inhibiting the process of decreasing cognitive function, eliminating
stress and clearing the mind. Brain exercise can be used as an additional alternative in
improving cognitive function in the elderly.
Kata Kunci: Lansia, Daya Ingat, Terapi Senam Otak (Brain Gym)
Tabel 4. Rekapitulasi penilaian kualitas bukti CASP Checklist dan Evidence Level
Penulis Lokasi Metode Populasi & Instrument Hasil Nilai Evidenc
Sampel CASP e Level
Ni Banjar Pre Lansia yang Kuesioner Hasil penelitian 72,7% Level 3
Nyoman muncan experimental mengalami Mini Mental mengenai
Suma kapal penurunan State Pengaruh Terapi
Wardani mengwi daya ingat Examinations Senam Otak
badung yang sesuai (Brain Gym)
kriteria Terhadap Daya
inklusi dan Ingat Jangka
eksklusi Pendek Pada
sebanyak 33 Lansia di Banjar
lansia Muncan Kapal
secara Mengwi Badung
purposive maka dapat
sampling disimpulkan
sebagai berikut:
Tingkat daya
ingat pada lansia
di banjar
Muncan Kapal
Mengwi Badung
sebelum
diberikan senam
otak diperoleh
32 orang (96,9
%) yang
mengalami
gangguan daya
ingat ringan, dan
1 orang (3,02
%) yang
mengalami
gangguan daya
ingat berat.
Tingkat daya
ingat pada lansia
di banjar
Muncan Kapal
Mengwi setelah
diberikan senam
otak didapatkan
hasil yaitu yang
mengalami
gangguan daya
ingat ringan
yaitu 29 orang
(87 %) dan
responden yang
tidak mengalami
gangguan daya
ingat 4 orang
(12,3 %).
Yuliati, Surabaya Pre Lansia yang Kuesioner Hasil peneltian 72,7% Level 3
Nur experimental berumur 60- MMSE menunjukkan
Hidayah 74 tahun bahwa senam
sebesar 10 otak mampu
responden meningkatkan
di RT 03 fungsi kognitif
RW 01 pada lansia
Kelurahan dibandingkan
Tandes sebelum
secara diberikan senam
simple otak. Melalui
random gerakangerakan
sampling permainan olah
didapatkan tangan dan kaki
6 orang yang
mengahasilkan
stimulus itulah
yang dapat
meningkatkan
fungsi kognitif.
Menurut
Dennison (2009)
bahwa senam
otak (brain gym)
adalah
serangkaian
gerak sederhana
yang
menyenangkan
bisa digunakan
dari berbagai
usia dan
gerakangerakan
pada brain gym
dapat
memberikan
rangsangan atau
stimulus pada
otak. Gerakan
yang
menghasilkan
stimulus itulah
yang dapat
membantu
meningkatkan
fungsi kognitif
dan menunda
penuaan dini
dalam arti
menunda pikun
atau perasaan
kesepian yang
biasanya
menghantui para
manula (Gunadi,
2009)
Yogi Panti Experimental 30 orang Kuesioner Selama 7 hari, 72,7% Level 3
Udjaja, Jompo lanjut usia, MMSE ada beberapa
Reinert Pusaka 18 orang kasus di mana
Yosua 41 dan dari Panti orang lanjut usia
Rumagit Panti Jompo yang penyakit
a, Jompo Pusaka 41 Alzheimernya
Wikaria dan 12 termasuk
Gazalia , orang dari kategori sedang
Jonathan Panti Jompo justru membaik,
Deni Berea. Usia dan penyakit
rata-rata Alzheimer
mereka kategorinya
adalah 56 menjadi ringan.
hingga 77 Beberapa kasus
tahun justru
menunjukkan
bahwa lansia
dengan penyakit
Alzheimer
kategori ringan
membaik ke
kategori normal.
Selain itu,
peningkatan
kognitif juga
terjadi, rata-rata
3 sampai 23
persen.
Sebaliknya, 2
orang lansia
justru
mengalami
penurunan, dan
setelah
diwawancarai,
diketahui bahwa
2 orang tersebut
tidak rutin
bermain game