Oleh :
Kelompok 3
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi teknik penulisan maupun materi, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi
perkembangan laporan yang lebih baik. Akhir kata kami berharap semoga dengan
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan di rumah sakit yang wajib memberikan layanan perawatan yang prima,
efisien, efektif, dan produktif dengan segala perencanaan atau tindakan untuk
rumah sakit (Julianto, 2016). Berdasarkan standar tentang evaluasi dan pengendalian
keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam
program pengendalian kualitas di rumah sakit (Arham et al., 2021). Perawat memiliki
2021). Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
sakit dengan harapan ada faktor kelola yang optimal sehingga mampu menjadi
kepuasan pasien.
masyarakat, rumah sakit juga merupakan sebagai salah satu sarana kesehatan yang
1
satu fungsi rumah sakit yang merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang
2020). Dengan peranan rumah sakit tersebut, maka rumah sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, maka dari itu perlu adanya proses
swasta tipe-C. RS Unggul Karsa Medika menghadirkan tiga kegiatan pelayanan yaitu
harus dikuasai meliputi konsep tentang pengelolaan dan perubahan serta konsep
Keperawatan Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat, mencoba melakukan kajian
Wawancara (In Deph Interview). Dalam rangkaian praktik klinik keperawatan ini,
2
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
dimensi yaitu Man, Metode, Material, Money, dan Market di Ruang ICU RS
B. Manfaat
3
BAB II
“Menjadi Rumah Sakit yang Unggul, Bermutu, Terpercaya Berbasis Teknologi dan
3. Motto
1. Fokus telaah
Fokus telaah ruang ICU adalah pasien dewasa dengan usia lebih dari 14 tahun
berjenis kelamin laki – laki maupun perempuan dengan berbagai gangguan atau
kardiovaskuler, sistem perkemihan, sistem endokrin dan sistem lainnya yang dapat
4
2. Lingkup Garapan
Lingkup garapan ruang icu adalah memberikan pelayanan secara terpadu dari
berbagai multi disiplin ilmu secara aman, berkualitas, dan berkesinambungan dengan
dasar manusia dan meningkatkan kualitas hidup yang terjadi akibat masalah atau
3. Basis Intervensi
Ruang ICU merupakan salah satu bagian dari pelayanan intensive yang berfkokus
pada pasien dengan menggunakan ventilator, monitor dan alat medis lain yang
4. Denah Ruangan
Medika memiliki kapasitas bed berjumlah 5 bed dengan terbagi bed rawat 4 ditambah
5
C. Pengumpulan Data
1. MAN
Tabel 2.1
Laki-laki 6 65%
Perempuan 4 35%
Jumlah 10 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah perawat di Ruang ICU
ada 10 orang, mayoritas perawat di ruangan ini adalah laki-laki sebanyak 6 orang
(65%) dan perempuan 4 orang (35%). Di ruang ICU terdapat 1 orang sebagai Kepala
Ruangan, 1 orang sebagai Clinical Instructors (CI), 4 orang sebagai perawat PJ Shift,
Analisa Data :
Berdasarkan data yang diperoleh dari narasumber bahwa di ruang ICU 6 orang
Penelitian Ahmed & Safedi (2013) bahwa pria lebih kepada pengambilan keputusan
dan melakukan advance practice, pada ruang perawatan intensif perawat dituntut
untuk memberikan perawatan dengan sigap dan cekatan sehingga pasien dapat
ditangani. Dengan kemampuan pria maka kondisi pasien dapat diprediksi dengan
cepat dan ditangani dengan tepat dalam konsisi apapun. Bahwa peran gender dalam
6
berdasarkan 3 peran gender yaitu kesesuaian, maskulinitas, dan androginitas, sifat
mengambil keputusan dengan cepat untuk masalah medis yang kritis dan terjadi di
Tabel 2.2
D3 Keperawatan 3 30%
Ners 7 70%
Jumlah 10 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 3 orang (30%) perawat diruangan
Analisa Data :
Data yang diperoleh dari narasumber bahwa sebagian besar perawat memiliki
tingkat pendidikan terakhir Profesi Ners. Menurut (Ilyas, Kamil, & Yuswardi, 2021)
adalah salah satunya pendidikan profesi. Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi
setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan
yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi perawat. Mengingat salah satu
7
kepada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dan salah satu capaian
pembelajaran program studi profesi Ners dalam indikator keterampilan umum ialah
kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya.
3) Status Kepegawaian
Tabel 2.3
Jumlah 10 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pegawai tetap diruangan ICU
Analisa Data :
Hasil temuan menurut (Mulya & Lengkana, 2020) bahwa status kepegawaian
tersebut. Menurut penelitian Saefulloh (2012) menjelaskan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara status kepegawaian dengan kinerja perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan.
8
4) Lama Kerja
Tabel 2.4
Jumlah 10 100%
Berdasarkan tabel diatas bahwa sebanyak 6 orang perawat di Ruang ICU bekerja
Analisa Data :
Berdasarkan data yang diperoleh dari narasumber bahwa lama kerja di ruang ICU
lebih banyak <5 Tahun. Menurut penelitian Ericson, dkk (2007) menyatakan bahwa
lama bekerja akan mempengaruhi kapasitas dan tingkat kinerja diruangan intensif,
pada dasarnya semakin lama masa kerja perawat maka akan semakin mahir dan
memiliki kapasitas kemampuan yang lebih dibandingkan dengan perawat yang lebih
intervensi.
Tabel 2.5
9
Ada, Masa berlaku >1 tahun 10 100%
Jumlah 10 100%
Berdasarkan tabel diatas bahwa semua perawat yang ada di ruang ICU memiliki
Analisa Data :
Dari data diatas menunjukkan bahwa seluruh perawat diruangan ICU memiliki
STR dan sebagian besar STR masa berlakunya >1 tahun. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) nomor 1796 tahun 2011 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan sebagai pengganti PMK nomor 161 tahun 2010 tentang
registrasi yang disebut sebagai STR. Kewenangan perawat dalam menjalankan tugas
Tabel 2.6
10
Kardiovaskular Hemodinamik 9 orang
BTCLS 10 orang
Analisa Data :
Berdasarkan data yang diperoleh dari narasumber bahwa 10 perawat ruang ICU
sudah mengikuti pelatihan yang berbasis intensif. Menurut penelitian Jeffery, dkk
(2009) bahwa profesi perawat dengan pelatihan klinis yang didapatkan mengenai
asuhan di ruang intesif maka penanganan pasien akan lebih baik sebelum
pada pasien dan pelatihan diharapkan perawat di ruang perawatan intensif dapat
Tabel 2.7
PK I 5 50%
PK II 5 50%
Jumlah 10 100%
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa 5 orang (50%) perawat diruang ICU
memiliki jenjang karir PK I dan 5 orang (50%) memiliki jenjang karir PK II.
Analisa Data :
11
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 40 Tahun 2017 menjelaskan
menjadi perawat professional atau Ners. Jenjang karir perawat dapat dicapai melalui
formal dan berkelanjutan berbasis kompetensi serta pengalaman kerja dan kegiatan
dideskripsikan sesuai level jenjang karir perawat klinis yaitu (PK I-PK V).
12
8) Beban Kerja Perawat
Tabel 2.8
Sedang 3 38%
Ringan 4 50%
Total 8 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa banyak jawaban bahwa perawat
tidak memiliki beban kerja, karena banyaknya jawaban sangat setuju yang diberikan
Analisa Data :
13
9) Stress Kerja Perawat
Tabel 2.9
1. Ringan 0 0%
2. Sedang 7 88%
3. Berat 1 12%
Total 8 100%
Analisa Data :
Tabel 2.10
1. Tinggi 0 0%
2. Sedang 0 0%
14
3. Rendah 3 38%
Total 8 100%
Analisa Data :
Beberapa penyebab yang menurunkan motivasi kerja yaitu: tidak puas dengan
penghasilan, lingkungan kerja yang tidak nyaman, perlakuan yang tidak adil, beban
kerja yang berlebihan, kurangnya keterampilan, tidak punya tujuan, dan rutinitas.
15
11) Kepuasan Kerja Perawat
2. Puat 4 50%
3. Tidak Puas 0 0%
Total 8 100%
orang perawat mengatakan bahwa mereka puas dan 4 orang menyatakan sangat puas
Analisa Data :
berpengaruh terhadap kinerja hal ini menandakan semakin tinggi kepuasan kerja maka
akan menunjukan kinerja yang baik, pengaruh factor kepuasan kerja terdiri dari gaji,
Maka karyawan yang puas berkemungkinan lebih besar untuk berbicara positive
tentang organisasi, membantu yang lain, dan membuat kinerja pekerjaan mereka
melampaui perkiraan normal. Hal ini sejalan dengan kepuasan kerja perawat yang ada
di ruang ICU
16
12) Tenaga Non Keperawatan
Tabel 2.12
Satpam 2 29%
Jumlah 7 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Dokter Spesialis (14%)
jumlah ahli gizi (14%), jumlah satpam (29%), jumlah office boy (OB) (43%).
Analisa Data :
non keperawatan yaitu salah satunya adalah dokter spesialis, apoteker, ahli gizi, dan
OB serta administrasi. Tenaga medis terkait baik perawat maupun non keperawatan
rumah sakit, tenaga kesehatan bertugas memfasilitasi dan membantu pasien unutk
mendapatkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu kolaborasi antar profesi seperti
dokter, perawat sangat diperlukan dan perlu mendapat prioritas bagi institusi pemberi
pelayanan kesehatan, kolaborasi antar dokter dan perawat merupakan faktor penentu
yang sangat penting bagi kualitas proses perawatan ( Barrere & Ellis, 2002).
17
13) Jumlah Pasien
Tabel 2.13
Analisa Data :
Berdasarkan data yang diperoleh dari narasumber bahwa data pasien di Ruang
18
14) Tingkat Ketergantungan Pasien
Tabel 2.14
Tingkat Ketergantungan pasien per bulan April tanggal 2-16 April 2022
1. Total 9
Analisa Data :
diruangan ICU yaitu total care (keperawatan total) dengan jumlah pasien 9 pasien di
Bulan April 2022. Menurut Nursalam (2004) total care yaitu klien memerlukan
bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat yang lebih lama.
Tabel 2.14
5. Risiko Syok
6. Risiko Infeksi
Analisa Data :
19
Spontan, Gangguan Bersihan Jalan Nafas, Gangguan Perfusi Jaringan Serebral,
2. MONEY
Medika pada tanggal 19 April 2022 bahwa sumber anggaran didapatkan dari
Yayasan Maranatha yang diberikan kepada setiap ruangan yang diajukan sesuai
Analisa Data :
Hasil Kajian situasi diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran Rumah Sakit
Medika pada tanggal 19 April 2022 didapatkan bahwa jenis pembayaran pasien
terbagi atas BPJS dan tunai atau umum, kebanyakan pasien yang ada diruangan ICU
Analisa Data :
pasal 1 ayat 1 dan 2 bahwa Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan
setiap orang yang telah membayar iuran jaminan kesehatan atau iuran jaminan
20
kesehatannya dibayar oleh pemerintah atau pemerintah daerah. Badan
Jaminan Kesehatan. Tarif BPJS sesuai dengan ketentuan pemerintah terhadap BPJS
c. Gaji perawat
Medika pada tanggal 19 April 2022 didapatkan hasil bahwa gaji perawat sudah
UMK tetapi berbeda-beda tergantung pada tingkat golongan yang terbagi menjadi
karyawan kontrak dan karyawan tetap. Gaji karyawan kontrak dan tetap ada di
rentang Rp. 3.500.000 sampai dengan Rp. 4.600.000. Sistem penggajian perawat
dilakukan dengan transfer ke Bank dan dilakukan diakhir bulan biasanya setiap
tanggal 27. Untuk tindakan diberikan berdasarkan kategori yang sudah ditetapkan
tentang upah minimum kota Kabupaten Bandung sebesar 3.241.929, untuk gaji
pegawai kontrak diberikan sesuai hasil dari kesepakatan sebelum masuk ke rumah
sakit dan sudah sesuai dengan UMK. Rincian gaji perawat itu terdapat gaji pokok,
tunjangan jabatan, tunjangan harian, jasa pelayanan yang nilai nya tergantung dari
jumlah pasien.
Analisa Data :
Berdasarkan dari data yang didapat gaji perawat sudah sesuai dengan peraturan
kesehatan terdiri dari gaji pokok, tunjangan jabatan + kesejahteraan seperti uang
21
d. Dana Pengembangan SDM
1) Pelatihan
Karsa Medika didapatkan hasil bahwa dana pelatihan berasal dari Rumah sakit,
dispensasi dinas. Adapula pelatihan yang diikuti secara mandiri oleh perawat ICU
tidak akan di dispensasi oleh rumah sakit atau akan dianggap tidak hadir.
2)Penelitian
Medika didapatkan hasil bahwa dana pelatihan berasal dari Rumah Sakit dan
Mandiri
3) Workshop
Medika didapatkan hasil bahwa dana pelatihan full berasal dari Rumah Sakit
Analisa Data :
dipakai untuk pelatihan, penelitian, dan worksop, dana tersebut banyaknya dibiayai
oleh rumah sakit akan tetapi tidak menutup kemungkinan menggunakan biaya pribadi.
22
e. Alur pembayaran pasien
Medika pada tanggal 19 April 2022 didapatkan hasil bahwa diruangan ICU, alur
pasien pulang sesuai dengan ACC dokter, pemulangan pasien memiliki tiga alasan,
yang pertama pasien pulang karena meninggal, kedua pasien pulang karena pindah
ruangan rawat biasa yang sudah mengalami perbaikan status kesehatan dan ketiga
pasien pulang secara paksa. Dokter akan mengisi dan memberikan resep obat pulang.
Ketika tiga alasan tersebut dilakukan pasien harus sudah melengkapi : resume medik,
perawat mengecek kembali tindakan yang dilakukan oleh perawat, obat, dan edukasi
Analisa Data :
dengan PMK RI no.4 tahun 2018 tentang kewajiban rumah sakit dan kewajiban
kedua belah pihak untuk selanjutnya pasien dapat melakukan pembayaran dan
pindah ke ruang rawat inap atau pulang baik yang umum maupun BPJS jika sudah
mendapatkan izin pulang dari dokter, pasien boleh pulang dan melengkapi: resume
medik, surat pulang, surat kontrol, resep yang dibawa pulang, perawat
pihak administrasi verifikasi data dan jaminan pasien, kemudian keluarga pasien
23
yang bertugas, kemudaian perawat memberikan surat pulang, surat kontrol, obat, dan
Medika pada tanggal 19 April 2022 didapatkan hasil bahwa anggaran yang didapatkan
untuk ruangan ICU melalui pengajuan anggaran dimana sebelum melakukan anggran
Kemudian bukti pengajuan di print dan di ajukan kepada kepala bidang keperawatan
Setelah di tanda tangan oleh direktur rumah sakit dilanjutkan ke yayasan untuk
24
Analisa Data :
Kajian situasi diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan ruangan ICU dicatat
dan diajukan oleh kepala ruangan dikumpulkan menjadi anggaran satu tahun akan
tetapi dapat juga mengajukan barang/anggaran jika ada hal yang tak terduga melalui
rumah sakit dan dilanjutkan kepada Yayasan Maranatha. Setelah anggaran atau
barang pencairan akan disimpan oleh pengadaan alat sarana dan prasarana sampai
g. Tunjangan Kesehatan
Medika pada tanggal 19 April 2022 didapatkan hasil bahwa perawat di ruangan ICU
Kesehatan.
Analisa data :
Sesuai dengan keputusan presiden RI tahun 2013 tetang tenaga kesehatan bahwa
yaitu BPJS hal ini sesuai dengan peraturan presiden RI tahun 2013 bahwa peserta
BPJS yaitu jika terjadi kecelakaan saat perjalanan ke tempat kerja dan atau dalam
perjalanan pulang ke rumah maka akan dibantu oleh BPJS ketenaga kerjaan.
Medika pada tanggal 19 April 2022 didapatkan hasil bahwa tunjangan hari raya yang
di berikan oleh rumah sakit sesuai besaran gaji di tambah dengan tunjangan.
25
Analisa data :
Pekerja/tenaga profesional yang bermasa kerja 12 bulan secara terus menerus atau
3. METHOD
1) Metode Unit
A. Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Intensive Care Unit (ICU) RS
Unggul Karsa Medika pada tanggal 18-04-2022 struktur organisasi di ruangan ICU
Kepala Ruangan/CM
Perawat Pelaksana
Analisa Data :
(ICU), struktur organisasi sudah ada sejak awal diadakan ruang rawat intensive,
26
mengelola asuhan keperawatan secara efektif dan efisien untuk sejumlah pasien di
Rumah Sakit dengan jumlah tenaga keperawatan dan fasilitas yang tersedia. Tujuan
bahwa sangat penting karena salah satu bagian penting karena organisasi di
a) Kepala Ruangan
Tugas Pokok
1. Memimpin rapat
4. Menyediakan Material
Tugas Pokok
supervisor
27
c) Perawat Penanggung jawab shift
Tugas Pokok :
4. Mendelegasikan tugas
d) Perawat Pelaksana
Tugas Pokok
4. Mengdokumentasikan tindakan
Analisa Data :
sesuai dengan tanggung jawabnya dan sudah sesuai dengan pedoman PMK RI No.
28
2. Manajemen Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Intensive Care Unit (ICU) pada tanggal 19
April 2022 – 24 April 2022 didapatkan bahwa manajemen asuhan keperawatan sebagai
berikut :
Berdasarkan hasil kajian situasi alur pasien datang bisa dari IGD ataupun ruang
rawat inap jika terdapat status kesehatan pasien mengalami perburukan dengan
kemudian konfirmasi kepada bagian IGD atau rawat inap untuk menanyakan
mengenai masuk ke ruang ICU. Sebelum transfer pasien datang di ruangan ICU,
perawat IGD mengenai identitas, diagnose, Tanda-tanda vital, alat bantu invasif apa
saja yang terpasang dipasien dan kemudian menyiapkan tempat dan alat yang akan
digunakan oleh pasien di ruang ICU. Apabila sudah masuk ke ruangan ICU maka
perawat akan segera melakukan kajian kondisi pasien meliputi ABCDE, obat-obatan
yang diberikan (termasuk riwayat alergi obat), ronde keperawatan dan timbang
terima pasien. Namun, beberapa kali saat diobservasi pernah ada komunikasi yang
Berdasarkan hasil kajian situasi dan wawancara perawat ruang ICU, alur pasien
pulang sesuai dengan Acc dokter, pemulangan pasien memiliki tiga alasan yang
pertama, pasien pulang karena meninggal, kedua, pasien pulang karena pindah ke
ruangan rawat biasa yang sudah mengalami perbaikan status kesehatan, dan ketiga,
29
pasien pulang secara paksa. Dokter akan megisi dan memberikan resep obat pulang,
jika ada obat yang return maka berikutnya adalah return obat ke bagian farmasi,
farmasi menyiapkan obat pulang, ruangan memberikan resume dan surat kontrol ke
kasir, jika obat di farmasi sudah beres, akan dilakukan konfirmasi ke kasir,
selanjutnya jika kasir sudah beres maka kasir akan menelfon ke ruangan dan
Analisa Data :
Menurut hasil kajian situasi ruangan ICU sudah sesuai dengan ketentuan dari
The Health Executive (2003) yang mengatakan bahwa setiap pasien yang dirawat
sampai pulang akan mendapatkan pelayanan yang sama sesuai dengan kebutuhan
atau sesuai dengan rencana keperawatan pasien tersebut. Adapun 4 pengkajian yang
harus di lakukan di ruangan ICU meliputi : Pengkajian sebelum pasien datang (pre
tahapan permohonan pasien dirawat dan pulang akan melewati proses sebagai
berikut : tahap pra admisi (pre admission), tahap admisi (admission), dan tahap
pembayaran.
c. Metode Penugasan
digunakan di ruang ICU yaitu metode kasus, namun dikarenakan pasien yang di rawat
masih sedikit, Pasien dapat di kelola secara bersamaan oleh tenaga keperawatan
yang ada. Hasil observasi dan wawancara sebelumnya perawat mengatakan belum
30
terdapat seminar/ pelatihan metode kasus ataupun tim yang diberikan kepada SDM
perawat ruang ICU. Kemudian, belum terdapat buku panduan mengenai metode kasus
ataupun tim di ruangan. Perawat akan melayani seluruh kebutuhan pasien pada saat
berdinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak
ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Analisa Data :
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang ICU di dapatkan bahwa motode asuhan
keperawatan yang ada sudah sesuai dikarenakan terdapat tanggung jawab dan
tanggung gugat yang dilakukan, metode kasus ini pun memiliki kelebihan dan
kekurangan .
Adapun kelebihannya :
terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit (Gillics, 1998). Keuntungan
kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan
- Beban kerja tinggi jika jumlah pasien banyak sehingga tugas rutin yang
31
- Pendelegasian perawat klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab
klien tugas
Kepala Ruangan
2. Ada otonomi
Berdasarkan hasil wawancara untuk SOP yang ada di ruangan ICU berjumlah 32
SOP yang sudah di SK kan. SOP saat ini tidak berbentuk hard copy tetapi berbentuk
library.
Analisa Data :
merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas perkerjaan sesuai
dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indicator-
32
indikator teknis, administrative dan procedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan
sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Semua tindakan keperawatan di
ruang ICU Rumah Sakit Unggul Karsa Medika sudah dilakukan sesuai dengan SOP
di ruangan.
e. Tindakan keperawatan
diruangan yaitu pemantauan alat monitor dan ventilator setiap 1 jam sekali,
decubitus, pemberian nebulaizer, pemberian obat melalui IV, IM, SC, oral.
hygiene, memandikan),
Analisa Data :
sesuai PMK RI No. 340 Tahun 2010 tentang standar pelayanan keperawatan di
Timbang terima atau hand over dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari, yaitu
pada pergantian shift malam ke pagi (pukul 07.00 WIB), pagi ke sore (pukul 14.00
WIB), sore ke malam (pukul 21.00 WIB). Biasanya timbang terima saat pagi
dipimpin oleh CI atau ketua tim, dan di ikuti oleh perawat yang telah dinas dan akan
berdinas. Operan pasien di ruangan Intensive Care Unit (ICU) menggunakan format
Flow Chart, SBAR, dan SIMRS yang ada di Rumah Sakit Karsa Medika. Untuk hal
yang biasa disiapkan oleh perawat meliputi buku saku atau catatan kecil dan pulpen.
33
Analisa Data :
perawat. Hasil yang diperoleh yakni pelaksanaan serah terima, tugas jaga dengan
kriteria baik dalam hal ini operan yang dilakukan yaitu telah menyiapkan tempat
untuk serah terima pasien, komunikasi antara pemberi tanggung jawab dan penerima
berapa jumlah pasien, diagnose, terapi yang diberikan, alat yang sudah digunakan,
terhadap pasien belum ada, standar baku mengenai timbang terima asuhan
34
SOP timbang terima menurut Nursalam (2011) adalah sebagai berikut:
35
g. Pre dan Post Conference
mengenai mengenai peminjaman alat dan uraian tugas yang akan dilakukan.
Analisa Data :
Berdasarkan hasil kajian situasi bahwa Ruang ICU Rumah Sakit Unggul Karsa
Menurut Modul MPKP (2006), Pre conference adalah komunikasi katim dan
perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim
tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah
rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim.
Sedangkan Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post
conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal penting untuk
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Intensive, SAK yang di gunakan di
ruangan untuk asuhan keperawatan yaitu menggunakan pedoman SDKI, SIKI, SLKI
Analisa Data :
SAK yang digunakan di ruang Ciwalagri sudah sesuai dan lengkap mengacu
pada SAK ruangan yang dibuat berdasarkan SDKI, SIKI, SLKI. SAK ini juga
36
mengkuti PMK nomor 10 tahun 205 tentang pemberian dan manajemen asuhan
keperawatan.
i. Discharge Planning
mengenai obat yang diberikan, edukasi mengenai alat yang dipakai oleh pasien,
aktivitas pasien. Apabila pasien sudah dinyatakan akan lepas pemasangan ventilator
dan monitor berikan penjelasan kepada keluarga, jika pasien akan pulang maka
dilakukan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJB), edukasi obat dilakukan
Analisa Data :
discharge planning di ruang ICU sudah sesuai dengan PMK nomor 10 tahun 2015
j. Supervisi
setiap hari kamis oleh bagian jajaran direksi maupun kepala bagian keperawatan.
Jika ada yang kurang dalam pemberian asuhan keperawatan maka dikomunikasikan
secara langsung kepada kepala ruangan, kemudian kepala ruangan selalu melakukan
morning report setiap hari dengan dokter maupun direktur mengenai penyakit dan
pada pasien. Kemudian kepala ruangan akan berdiskusi dengan semua perawat
mengenai perbaikan dan akan menegur langsung kepada perawat jika ada yang
37
Analisa Data :
supervisi sudah sesuai menurut PMK nomor 10 tahun 2015 tentang standar
dan SLKI.
38
l. Kajian Manajemen Risiko Pasien Safety
Catatan pemberian obat ditulis dalam flow chart pasien berikut dengan dosis
dan waktu pemberian. Obat-obatan yang ada disimpan dalam lemari obat dekat
bed pasien berdasarkan nama pasien yang menerima terapi obat tersebut. Saat
akan diberikan obat baru disiapkan dan dibagian luar (spuit/plastik obat) diberi
keterangan nama pasien, jenis obat, waktu dan aturan minum (jika PO).
Tidak ada.
APD level 2 (gown, masker (n95 dan medis), handscoon dan cup topi). Selain
itu, sebelum dan setelah bertemu dengan pasien perawat selalu mencuci tangan
39
atau menggunakan hand scrub. Untuk tindakan keperawatan maupun infasif
perawat selalu sesuai dengan SOP yang berlaku. Selain itu, untuk pasien yang
keluarga pasien diberikan edukasi. Setelah itu, jika setelah pasien dipindahkan
ke ruang isolasi maka perawat segera meminta kepada petugas cleaning service
sanitizer yang dapat digunakan oleh keluarga pasien. Di ruangan sudah terdapat
kebersihan dari keluarga saat kunjungan pasien belum terjamin bersih, karena
- Sasaran VI
dengan warna kuning, selain itu bed pasien juga sudah dilengkapi dengan
palang pembatas agar pasien tetap terjaga dan juga bed pasien sudah dilengkapi
dengan teknologi yang dapat membuat bed bisa diatur ketinggiannya dengan
mudah sehingga risiko jatuh pasien dapat dicegah. Kemudian jika pasien banyak
pasien terjatuh.
Analisa Data :
identifikasi yang dilakukan di ruang ICU Rumah Sakit Unggul Karsa Medika
40
mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, nomor identifikasi
menggunakan nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang identitas pasien dengan
bar-code, atau cara lain. Nomor kamar atau lokasi pasien tidak bisa digunakan
4. MATERIAL
Pengumpulan data material yang dilakukan di ruang ICU Rumah Sakit Unggul
Karsa Medika bertujuan untuk mengetahui ketersedian sarana dan prasarana yang
tersedia dengan mengacu kepada pedoman ruang ICU yang dikeluarkan oleh
Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Intensive Care Unit (ICU) Di Rumah Sakit
dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
4. Tempat istirahat
perawat
5. Tempat istirahat
dokter
6. Tempat untuk sholat Belum ada tempat khusus,
melainkan gabung dengan
41
ruang ganti
17. Spoelhoek
Analisa Data :
Data yang didapatkan dari hasil observasi pada tanggal 19 April 2022 dan saat
dilakukan wawancara pada tanggal 21 April 2022 bersama dengan Kepala Ruangan
didapatkan hasil bahwa ruang ICU Rumah Sakit Unggul Karsa Medika sudah sesuai
dengan PERMENKES no 31 tahun 2018, dimana terdapat loker, ruang ganti untuk
pria dan wanita, ruang kepala ruangan, dan ruang dokter tentang persyaratan teknis
bangunan dan prasarana rumah sakit. Dengan lengkapnya sarana dan prasara yang
42
b. Sarana dan prasarana untuk pasien
1. Bed pasien
2. Kasur decubitus
4. Alat tenun
5. Identitas pasien
Analisa Data :
Data yang didapatkan dari hasil observasi pada tanggal 19 April 2022 dan saat
dilakukan wawancara pada tanggal 21 April 2022 bersama dengan Kepala Ruangan
didapatkan hasil bahwa ruang ICU Rumah Sakit Unggul Karsa Medika sesuai dengan
karena menjaga privasi pasien dan tidak ada didalam peraturan PERMENKES tentang
persyaratan teknis bangunan dan prasarana rumah sakit. Adanya sarana dan prasarana
yang lengkap di ruangan ICU RS Unggul Karsa Medika sesuai dengan pernyataan
KEMENKES 2019 yang menyatakan bahwa sarana dan pranasarana yang lengkap
43
dimaksudkan untuk tetap adanya tatakelola yang bisa memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan pasien.
Baik Rusak
4. Central O2
6. Suction central
9. Troly Emergency
10. Defibrilator
13. Laringoscope
44
Analisa Data :
Data yang didapatkan dari hasil observasi pada tanggal 19 April 2022 dan saat
dilakukan wawancara pada tanggal 21 April 2022 bersama dengan Kepala Ruangan
didapatkan hasil bahwa ruang ICU Rumah Sakit Unggul Karsa Medika sudah sesuai
dengan PERMENKES no 31 tahun 2018, tentang alat medis lengkap, dan kalibrasi
(pengaturan ulang) alat dilakukan sehari sekali atau setiap akan ada pasien baru untuk
kalibrasi kecil dan kalibrasi sedang yang melibatkan pihak ketiga dilakukan setiap 1
tahun sekali. Hal ini sesuai dengan peraturan PERMENKES no 8 tahun 2021. Hal ini
menjadikan kekuatan karena ada nya perawatan dan pemeliharaan sarana dan
45
Sarana dan prasarana untuk alat tenun
1. Sprei 25
2. Sarung bantal 25
3. Selimut 25
4. Stik laken 25
5. Handuk 20
6. Baju pasien 3
7. Celana pasien 3
Analisa data:
Data yang didapatkan dari hasil observasi pada tanggal 26 Febuari 2022 dan saat
dilakukan wawancara pada tanggal 1 Maret 2022 bersama dengan Kepala Ruangan
didapatkan hasil bahwa ruang icu RS Unggul Karsa Medika sudah sesuai dengan
46
d. Sarana dan prasarana alat mebel, air dan elektronik
1. AC Obs : central 1
2. Dispenser
3. Kulkas
6. Komputer
9. Lemari loker
12. Printer
47
Analisa data:
Pada saat dilakukan wawancara pada tanggal 21 April 2022 bersama dengan
narasumber (Kepala ruangan) didapatkan hasil bahwa di ruangan ICU Rumah Sakit
dalam ruang perawatan ICU semua barang sudah lengkap namun tidak terdapat papan
white board kecil dikarenakan ada kebijakan dalam ruangan untuk meminimalisir
pemajangan ditembok. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Amalia et al (2018) yang
pendokumentasian sehingga, dengan tidak adanya papan white board tidak akan
4. Buku inventaris 1
alkes
48
8. Form konsultasi 100 Selalu tersedia, jika diperlukan
atau ketika habis maka ada
yang baru
49
Analisa data :
Pada saat di lakukan wawancara pada tanggal 21 April 2022 bersama dengan
narasumber (Kepala ruangan) didapatkan hasil bahwa di ruang ICU sudah sesuai
namun untuk jumlahnya tidak diketahui karena selalu tersedia, jika diperlukan atau
a. Jika minimal stok 10 lembar sudah habis maka akan melakukan pengadaan
barang
ke bagian logistik
Analisa data :
Pada saat di lakukan wawancara pada tanggal 21 April 2022 bersama dengan
narasumber (Kepala ruangan) didapatkan hasil bahwa di ruang icu sudah sesuai
namun untuk jumlahnya tidak diketahui karena selalu tersedia, jika diperlukan atau
50
e. Standar pelayanan ruang icu
51
Analisa data :
Pada saat di lakukan observasi pada tanggal 19 April 2022 dan wawancara
didapatkan hasil bahwa ruangan ICU Rumah Sakit Unggul Karsa Medika masih
5. MARKET
a. BOR
Nilai Bed Occupancy Rate (BOR) pada Ruang ICU RS Unggul Karsa Medika
selama periode Januari-Maret 42.4%.Nilai BOR ini bernilai kurang ideal dengan
Rumus :
BOR
Analisa Data :
Hasil nilai BOR periode 3 bulan di Ruang ICU dikatakan kurang ideal karena
nilainya kurang ideal dari standar yang diberlakukan. Dimana standar ideal untuk
52
b. AVLOS
Nilai Average Length of Stay (ALOS) pada Ruang ICU RS Unggul Karsa Medika
pada periode 2022 adalah 4 hari. Nilai ini belum optimal dengan standar ketentuan
yang diberlakukan.
Rumus
AVLOS
Analisa Data :
Hasil ALOS di Ruang ICU dikatakan kurang ideal karena nilainya belum
mencapai standar ketentuan yang diberlakukan oleh Depkes RI yaitu 6-9 hari. Dari
aspek medis, semakin panjang nilai ALOS maka bisa menunjukkan kinerja kualitas
medis yang kurang baik, karena pasien harus dirawat lebih lama. Sedangkan dari
aspek ekonomis, semakin panjang nilai ALOS berarti semakin tinggi biaya yang
nantinya harus dibayar oleh pasien. Jadi perlu keseimbangan antara sudut pandang
c. BTO
Nilai Bed Turn Over (BTO) pada Ruang ICU RS Unggul Karsa Medika selama
periode Januari-Maret bernilai 38. Nilai ini berada dibawah standar nilai yang
diberlakukan.
53
Analisa Data :
Untuk hasil nilai BTO pada Ruang ICU RS Unggul Karsa Medika dikatakan
rendah karena nilainya berada diabawah standar nilai yang diberlakukan. Standar
yang diberlakukan dalam satu tahun yaitu, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
d. TOI
Nilai Turn Over Interval (TOI) pada Ruang ICU RS Unggul Karsa Medika
selama periode Januari-Maret rata-rata bernilai 4. Nilai ini sesuai dengan standar
Hasil ini menunjukan bahwa nilai TOI diruang ICU pada bulan januari – maret
adalah 4 dari nilai parameter yang ideal antara 1 sampai 3 hari sehingga nilai hasil
TOI atau tempat tidur tidak ditempati sudah sesuai dengan standar
Analisa Data :
Hasil nilai TOI pada Ruang Icu dikatkan baik karena nilainya sudah sesuai
mempuyai nilai ideal 1-3 hari. Semakin besar nilai TOI berarti semakin lama hari
dimana tempat tidur kosong yakni tidak digunakan oleh pasien. Hal ini membuat
tempat tidur semakin tidak produktif, kondisi ini tentu tidak menguntungkan dari
segi ekonomi bagi pihak menajemen rumah sakit. Semakin kecil angka TOI, berarti
semakin singkat saat tempat tidur akan digunakan pasien berikutnya. Hal ini
54
menyebabkan tempat tidur sangat produktif, sehingga bisa menguntungkan dari segi
ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit, akan tetapi bisa merugikan pasien
dikarenakan tempat tidur belum disiapkan secara baik, serta meningkatkan infeksi
f. NDR
NDR (Net Deat Ret) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-
Rumah Sakit. Nilai NDR di ruang ICU pada bulan April adalah :
Analisa Data :
Standar nilai NDR yang diberlakukan adalah kurang dari sama dengan
25/1000 pasien. Hal ini membuat angka kematian pada pasien yang sedang
dalam masa perawatan >48 jam di Ruang Icu masih terbilang rendah.
g. GDR
Nilai Gross Death Rate (GDR) pada Ruang ICU selama periode januari - maret
bernilai 3,5. Nilai ini didapatkan dengan data total pasien meninggal 3 orang dan
jumlah pasien yang keluar dari Ruang ICU dalam keadaan hidup maupun mati
berjumlah 53 orang.
55
Hasil ini menunjukan bahwa nilai parameter GDR diruang ICU pada bulan
Analisa Data :
Standar nilai GDR yang diberlakukan adalah kurang dari sama dengan
45/1000 pasien. Hal ini membuat angka kematian umum pada pasien di Ruang
ICU masih terbilang rendah. Kejadian ini terjadi dikarenakan kapasitas Ruang Icu
h. Kepuasan pasien
Berdasarkan hasil pengolaan data kuesioner yang dibagikan pada tanggal 19 April
2022 kepada pasien atau keluarga pasien mengenai kepuasan pasien didapat 100%
pasien merasa puas dari segi jaminan dan pelayanan yang terdapat di ICU. Tingkat
kepuasan pasien merupakan satu hal yang sangat penting dalam melihat mutu
56
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.Apabila nilai kepuasan pasien tinggi maka mutu
Analisis Kajian :
Data kepuasan pasien ini menjadi parameter pelayanan perawat di ruang ICU
yang baik sehingga sebanyak 100% pasien merasa puas dengan pelayanan yang
diterima. Hail ini menjadi aspek kekuatan untuk Rumah Sakit UKM.
57
BAB III
ANALISA DATA
MAN
58
terjadi di ruang perawatan
intensif.
59
Pendidikan perawat 0,028 4 0,112 penelitian Gibson J.L (2012)
sudah sesuai dengan menjelaskan bahwa perawat
aturan permenkes dengan tingkat pemdidikan
dengan jenis Profesi Ners memiliki
pendidikan D3( 30%) kebijakan otonomi yang besar
dan Profesi Ners dalam ruang perawatan intensif
(70%) karena lebih memiliki
pemikiran kritis dan
kemampuan kognitif yang
baik. Hal ini disebabkan karena
perawat dengan jenjang
pendidikan Profesi Ners lebih
memiliki kemampuan untuk
menggabungkan antara basic
knowledge dan praktek dengan
mempertimbangkan rasional
tindakan yang diberikan.
Ruang perawatan intensif
sangat memerlukan dan
mempertimbangkan
pengambilan keputusan dalam
memberikan asuhan
keperawatan dengan baik dan
cepat pada pasien dengan
kondisi kritis yang 60ating.
Salah satu capaian
pembelajaran program studi
Profesi Ners dalam
60ating6060r keterampilan
umum ialah
mendokumentasikan,
menyimpan,
mengaudit, ,mengamankan,
dan menemukan kembali data
dan informasi untuk keperluan
pengembangan hasil kerja
profesinya.
60
mempengaruhi kapasitas dan
tingkat kinerja diruangan
intensif, pada dasarnya
semakin lama masa kerja
perawat maka akan semakin
mahir dan memiliki kapasitas
kemampuan yang lebih
dibandingkan dengan perawat
yang lebih sedikit masa kerja.
Sehingga dapat meningkatkan
keahlian dalam pemberian
intervensi
61
berdampak positif juga
terhadap perkembangan rumah
sakit untuk kedepanya. Maka
dari itu perawat yang ada di
ruang ICU tidak memiliki
beban kerja, dan sesuai
menurut teori.
62
lebih besar untuk berbicara
positive tentang organisasi,
membantu yang lain, dan
membuat kinerja pekerjaan
mereka melampaui perkiraan
normal. Hal ini sejalan
dengan kepuasan kerja
perawat yang ada di ruah
ICU.
MONEY
63
Maranatha, sehingga
memudahkan dalam cross
check pelaporan anggaran
pertahun.
METHOD
64
Metode Unit Struktur struktur organisasi sudah ada
Organisasi sejak awal diadakan ruang
rawat intensive, tujuannya
0.05 3 0.10
untuk mengelola asuhan
keperawatan secara efektif dan
efisien
MATERIAL
65
Sarana dan prasarana 0.034 3 0.102 Sarana dan prasarana alat
alat mebel, air dan medis sudah sesuai dengan
elektronik sudah PERMENKES no 31 tahun
sesuai 2018, tentang alat medis
lengkap, dan kalibrasi
(pengaturan ulang) alat
dilakukan setiap satu tahun
sekali. Hal ini sesuai dengan
peraturan PERMENKES no 8
tahun 2021.
Sarana dan prasarana 0.021 2 0.042 Sarana dan prasarana alat tenun
alat tenun sudah di ruang ICU RS Unggul Karsa
sesuai. Dengan ratio Medika sudah sesuai dengan
PERMENKES no 56 tahun
2014 dengan ratio
MARKET
66
ruangan ICU RS menurut Depkes RI adalah 60-
Unggul Karsa 85%.
Medika selama
tanggal pada tanggal
18 April 2022
didaptakan hasil
BOR pada bulan
januari - maret 2022
hasilnya adalah 42,4
%,
Nilai Net Deat Rate 0,03 3 0,09 Standar nilai NDR yang
(NDR) pada diberlakukan Depkes RI adalah
Ruangan ICU RS kurang dari sama dengan
Unggul Karsa 25/1000 pasien.
Medika selama
periode janauri-
maret 53/1000.
67
Sakit
Total 3,135
68
i. MATRIKS IFAS WEAKNES
MAN
69
service, Namun keperawatan berperan penting
belum memilki dalam penyelengaraan upaya
Administrasi menjaga mutu pelayanan kesehatan
khusus untuk di rumah sakit, tenaga kesehatan
ruang ICU bertugas memfasilitasi dan
membantu pasien unutk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu kolaborasi antar
profesi seperti dokter , perawat
sangat diperlukan dan perlu
mendapat prioritas bagi institusi
pemberi pelayanan kesehatan,
kolaborasi antar dokter dan
perawat merupakan faktor penentu
yang sangat penting bagi kualitas
proses perawatan ( Barrere & Ellis,
2002).
MONEY
METHODS
70
dilakukan karena belum adanya
pelatihan maupun seminar yang
diberikan kepada perawat ruang
ICU
MARKET
Nilai Bed Turn 0,08 -3 -0,024 Bed Turn Over (BTO) sedikit lebih
Over (BTO) pada rendah dan tidak sesuai standar
ruangan ICU di yang diberlalukan dalam satu
RS UKM periode tahun yaitu, satu tempat tidur rata-
Januari-Maret rata dipakai 40-50 kali (Depkes RI.
bernilai 38 2005, Kementrian Kesehatan
2011).
Total -1,293
TOTAL 1,842
71
memenuhi disiplin, mandiri, produktif,
kebutuhan inovatif, dan bertata nilai
pelayanan. daoat dilakukan melalui
pendidikan atau pelatihan.
Terselenggaranya 0,15 3 0,12
pelatihan atau
seminar oleh suatu
lembaga yang
ditunjukan kepada
perawat.
72
yang lebih modern yang lebih modern di
wilayah bandung yang dekat
dengan rumah sakit Unggul
Karsa Medika
Total -1.642
TOTAL 0,528
73
Opportunity
Weakness Strength
Threaths
Analisa Data :
Berdasarkan hasil analisis didapatkan posisi unit kerja ruang ICU berada pada
kuadran I, sehingga strategi yang dilakukan adalah Aggressive Strategy. Dimana terdapat
banyak peluang yang dapat dicapai. Untuk itu, strategi yang tepat yaitu staretgi SO
dengan kata lain menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
MATRIKS
74
3. Lama kerja perawat (BOR) pada Ruangan ICU
Ruangan ICU rata-rata > RS Unggul Karsa Medika
5 tahun periode Januari-Maret
4. Seluruh perawat sudah bernilai 41.2%.
memiliki STR 4. Metode penugasan di
5. System jenjang karir ruangan icu belum sesuai
perawat Ruang ICU dengan metode kasus
sudah berjalan 5. RS Unggul Karsa Medika
6. Stress kerja perawat belum terakreditasi
Ruangan ICU berada
pada kategori sedang
88.0%
7. Jenis Pelatihan yang
diikuti perawat di Ruang
ICU sebagian besar
sudah mengikuti
HIPPERCI dan BTCLS
8. Sudah terdapat tenaga
Non-Perawat di Ruang
ICU
9. Kesejahteraan bagi
karyawan tetap dan
karyawan kontrak berupa
gaji pokok, Tunjangan
Hari Raya, Tunjangan
Kesehatan, Uang
Transportasi, Uang
Makan yang di dapatkan
dari yayasan
10. Kepala ruangan dan CI
dilibatkan dalam
pembuatan atau
penyusunan anggaran
untuk ruangan ICU
11. Sumber keuangan pada
ruangan ICU berasal dari
yayasan
12. Kepala ruangan, CI, dan
perawat pelaksana sudah
bekerja sesuai dengan
uraian tugasnya
13. Perawat ruangan ICU
sudah mengikuti tata
tertib sesuai peraturan
14. Alur pasien datang di
ruangan ICU sudah
sesuai dengan SOP
15. Timbang terima di
ruangan icu sudah
dilakukan sesuai dengan
75
SOP
16. SAK yang digunakan di
ruangan icu sudah sesuai
dan berdasarkan SDKI,
SLKI, SIKI
17. Dokumentasi
kelengkapan ruangan icu
sudah sesuai
18. Discharge planning
ruangan icu sudah sesuai
dengan SOP
19. Identifikasi ketepatan
pasien di ruang icu sudah
sesuai dengan sasaran
keselamatan yang
pertama
20. Peningkatan komunikasi
yang efektif pasien di
ruang icu sudah sesuai
dengan sasaran
keselamatan yang kedua
21. Peningkatan keamanan
obat yang perlu
diwaspadai (highalert
medications) di ruang
icu sudah sesuai dengan
sasaran keselamatan
yang ketiga
22. Kepastian tepat lokasi-
tepat prosedur- tepat
pasien operasi di ruang
icu sudah sesuai dengan
sasaran keselamatan
yang keempat
23. Pengurangan risiko
pasien jatuh di ruang icu
sudah sesuai dengan
sasaran keselamatan
yang keenam
24. Sarana dan prasarana
alat mebel, air dan
elektronik sudah sesuai
25. Sarana dan prasarana
alat tenun sudah sesuai.
dengan ratio 1:3
26. Sarana dan prasarana
alat mebel, air dan
elektronik sudah sesuai
27. Sarana dan prasarana
dokumentasi sudah
76
sesuai
28. Sarana dan prasarana
pasien sudah sesuai
29. Sarana dan prasarana
petugas kesehatan sudah
sesuai
77
POA (Plan Of Action)
Kurangnya Meningkatkan 1. Pemberian modul Untuk meningkatkan Perawat ICU 1. KEPMENKES RI tahun 13 Mei 2022
pemahaman kompetensi metode kasus kompetensi perawat 2010 tentang standar
mengenai perawat di ruang 2. Membuat role play di ruang ICU ruangan ICU
metode ICU ronde keperawatan
penugasan kasus dan timbang terima
di ruang ICU 3. Memberikan SOP
ronde keperawatan
dan SOP timbang
terima
78
BAB IV
berupa dua kegiatan, yaitu pelaksanaan pembuatan video role play ronde
79
1. Optimalisasi pelaksanaan metode kasus
Waktu
Strategi Program Kegiatan Hasil Evaluasi
pelaksanaan
80
pelaksanaan
Optimalisasi Pembuatan media Senin, 9Mei - Pembagian tugas - Hambatan dalam 1. SOP sudah diteima
pelaksanaan edukasi tentang 2022 pembuatan Video dan mencari sumber oleh CI
ronde pelaksanaan ronde SOP literature dalam
keperawatan keperawatan - Mencari sumber pembuatan SOP
literatur materi
pembahasan video
dan SOP
- Penyusunan SOP
Rabu, 11 Mei - Mencari sumber - Hambatan dalam
2022 literatur materi mencari sumber
- Menyusun proposal literatur
Ronde Keperawatan
- Pembagian peran role
play Rone
Keperawatan
- Membuat naskah role
play
Kamis, 12 Mei - Konsultasi proposal - Waktu untuk revisi
2022 dan SOP dengan proposal sedikit
pembimbing kurang
- Brainstorming dengan - Saat dilakukan
CI mengenai SOP brainstorming
- Pembuatan Video dengan CI ada
Ronde keperawatan persamaan tentang
- Editing video unsur pembuatan
SOP
- Perizinan tempat
pembuatan video
(Ruang ICU) Kepala
ruangan
81
membolehkan
pembuatan video di
ruangan
- Skenario di terima
oleh pembingbing
- Hambatan dalam
pembuatan video
harus mengecilkan
suara karena di
ruangan sedang ada
pasien
- Hambatan dalam
editing video
82
BAB V
1. Metode Kasus
Selama proses pembuatan modul kegiatan ada hambatan dan kendala yang kami
hadapi, yaitu keterbatasan waktu dan kendala lain diluar kepanitiaan. Dalam mengatasi
keterbatasan waktu kami membagi panitia dalam beberapa divisi dengan jobdesk masing-
masing, sehingga setiap persiapan yang dibutuhkan dapat selesai tepat pada waktunya.
Selain itu, kami mendahulukan tugas yang memang harus diselesaikan lebih dahulu
mengenai webinar ini seperti pembuatan rundown, proposal kegiatan, dan surat bagi tamu
undangan.
antar divisi. Dengan tetap menjaga koordinasi antar divisi maka komunikasi juga akan
panitia dan hal tersebut yang akan membuat hambatan yang kami hadapi dapat teratasi dan
kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu hambatan juga terjadi pada saat
pelaksanaan seminar dimana peserta kurang ada feedback antara peserta dengan
narasumber.
2. Ronde Keperawatan
Selama proses persiapan dan pelaksanaan pembuatan video Ronde keperawatan ada
beberapa kendala yang kami hadapi, yaitu keterbatasan ruang gerak dan suara dikarenakan
pembuatan video dilaksanakan di ruang perawatan ICU serta terdapat pasien di ruangan.
ruangan yang tersedia untuk pelaksanaan pengambilan video agar tetap maksimal tanpa
83
Pembagian tugas dengan kelompok di bagi secara adil dan semua anggota kelompok
berberan sebagai perawat ruangan yang melakukan ronde, pengambilan dan pengeditan
video
84
BAB VI
Untuk rencana tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilakukan kami berharap
yang kami buat agar dapat dijadikan salah satu media edukasi dalam menyelesaikan
masalah keperawatan yang terdapat di ruangan. Rencana tindak lanjut dari pemberian
modul metode kasus yang telah kami buat, diharapkan seluruh perawat di ruangan mampu
memahami bagaimana proses pelaksanaan dari metode kasus diruangan ICU, sehingga
jawab
dilaksanakan sesuai
terdapat di ruangan.
85
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan di ruang ICU berada pada
memunculkan lebih banyak peluang yang dapat dicapai. Untuk itu, strategi yang tepat
Implementasi POA yang telah dilakukan adalah Metode Kasus dan Metode
pembuatan modul, namun dapat teratasi dengan pembagian tugas untuk penyusunan
Kegiatan Ronde Keperawatan dan Metode Kasus telah dilakukan pada tanggal
13 Mei 2022 yang dihadiri oleh Karu dan beberapa perawat dari RS Unggul Karsa
Medika. Hambatan dalam proses persiapan sampai selesai acara dapat teratasi dengan
B. Saran
1. Bagi Ruangan
86
proses pelayanan keperawatan secara menyeluruh serta meningkatkan komunikasi
antar tim untuk memudahkan dalam mengatasi konflik yang terjadi dan
87
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, A., Malini, H., & Yulia, S. (2018). Kepuasan Perawat Terhadap Kualitas
Indonesia. https://doi.org/10.7454/jki.v21i3.680
Malang.
Julianto, M. (2016). Peran dan fungsi manajemen keperawatan dalam manajemen Konflik.
Mahdarsari, M., & R. (2021). Manajemen Keperawatan Di Rumah Sakit. Initium Community
Journal.
1(3),102-114.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2015 Standar Pelayanan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 Kewajiban Rumah
88
Sakit dan Kewajiban Pasien
PMK No. 24. (2016). Permenkes No 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
dan Prasarana Rumah Sakit. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Peraturan Menteri
https://doi.org/10.31603/nursing.v6i2.2742
89
LAMPIRAN
90
91
PEDOMAN WAWANCARA DAN INSTRUMEN MAN
a. Perempuan
b. Laki-laki
JUMLAH
b. Mengkaji jumlah tingkat pendidikan, status kepegawaian, jenjang karir, pelatihan yang
diikuti, dan masa kerja atau lama kerja dan kepemilikan STR perawat di Ruang ICU RS Unggul
Karsa Medika
92
- Berapa orang yang Ners
- Berapa orang yang S2
4. Sudah berapa lama kerja perawat yang bekerja di ruang ICU RS
Unggul Karsa Medika ?
- Berapa orang PK I
- Berapa orang PK II
- Berapa orang PK III
- Berapa orang PK IV
c. Mengkaji Beban Kerja Perawat, stress kerja perawat, motivasi perawat dan kep uasan
perawat
93
a. Mengkaji jumlah dokter umum, dokter spesialis dan ahli gizi
No. Pertanyaan Hasil
a. Perempuan
b. Laki-laki
3. Berapa jumlah Dokter Umum ?
94
3. Apa saja masalah keperawatan yang sering muncul di ruang ICU RS
Unggul Karsa Medika?
95
d. Memdokumentasikan rencana keperawatan
4 Implementasi
a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan
Nama :
Jenis Kelamin : P/L
Pendidikan : D3/S1/S1-Profesi/ S2/ dll............
Status Kepegawaian :
Lama Bekerja :
Memiliki STR : Ya/Tidak
Memiliki SIK : Ya/Tidak
Pelatihan :
Berilah tanda check list (√) pada salah satu dari kolom yang tersedia di samping
pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang anda pilih
STP : Sangat tidak puas TP : Tidak puas
P : Puas SP : Sangat puas
Inisial Nama : ..........................................................
NO PERNYATAAN STP TP P SP
1 Kebebasan melakukan tindakan secara mandiri dalam
menyelesaikan masalah dalam perawatan pasien
96
10 Sistem penyelesaian masalah yang dilakukan di Ruangan
Tuliskanlah tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedia untuk pilihan jawaban yang benar
menurut anda
Keterangan:
STM = Sangat Tidak Memuaskan
TM = Tidak Memuaskan
M = Memuaskan
SM = Sangat Memuaskan
No PERNYATAAN SM M TM ST
M
1 Perawat berpenampilan rapi dan menarik dalam
memberikan pelayanan
2 Perawat memperkenalkan diri secara sopan sebelum
melakukan tindakan
3 Perawat memanggil nama pasien dengan benar
4 Perawat bersikap ramah dalam memberikan pelayanan
5 Perawat terampil dalam melakukan tindakan
6 Perawat memberikan pelayanan tepat waktu
7 Perawat menjelaskan peraturan rumah sakit, hak dan
kewajiban pasien
8 Perawat melatih saya untuk dapat merawat diri sendiri
Tuliskanlah tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedia untuk pilihan
jawaban yang benar menurut anda
97
Keteranga
n:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
CS = Cukup Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Skala Penilaian
No Pertanyaan
SS S CS TS STS
98
keterampilan dan pengetahuan perawat.
Tuliskanlah tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedia untuk pilihan jawaban yang benar
menurut anda
Keterangan:
Nama :
Umur :
Masa Kerja :
Unit Kerja :
1 = Sangat tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Tidak Tahu
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
SKOR
No PERTANYAAN
1 2 3 4 5
99
11. Saya tidak nyaman karena tidak diikutsertakan dalam
pengambilan keputusan oleh pihak manajemen rumah
sakit
Tuliskanlah tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedia untuk pilihan
jawaban yang benar menurut anda
Keteranga
n:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
CS = Cukup Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No PERTANYAAN
SS S CS TS STS
100
5. Perawat yang memiliki tanggung jawab akan
melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat
4. MONEY
Pertanyaan Jawaban
1. Data Operasional RS
a. Sumber Dana
c. Gaji Karyawan
e. Intensif
g. Tarif Rs
h. Sumber Penghargaan
101
2. Dana Pengembangan SDM
a. Pelatihan
b. Penelitian
c. Workshop
5. METHOD
102
5. Apakah masalah yang disampaikan dalam operan berfokus pada masalah keperawatan
pasien ?
103
2. Apakah perawat selalu memberikan promosi kesehatan pada pasien yang pulang ?
3. Apakah sudah ada pembagian tugas perawat tentang perencanaan pulang ?
4. Apakah ada pemberian brosur atau leafet tentang kesehatan saat pasien pulang ?
5. Saat melakukan perencanaan pulang apakah anda melakukan pendokumentasien pada
buku yang telah disediakan ?
1. Apakah anda mengerti tentang cara pengisian format dokumentasi yang benar dan
tepat ?
2. Apakah menurut anda format yang digunakan dalam dokumentasi bisa memudahkan
perawat dalam melakukan pengkajian pada pasien ?
3. Apakah anda sudah melaksanakan pendokumentasian tepat waktu (segera setelah
melakukan tindakan) ?
4. Apakah menurut anda model dokumentasi digunakan menambah beban kerja perawat
?
5. Apakah menurut anda model pendikumentasian yang digunakan menyita banyak
waktu perawat.?
104
8. Metode Unit
Struktur Organisasi, Uraian tugas, Peraturan (pasien, keluarga, pengunjung, perawat)
(Pedoman Wawancara)
No Pertanyaan Penjelasan
105
sop penugasan?
106
Pedoman Wawancara Tingkat Ketergantungan
Wawancara Terstruktur
MAKP
a. Bagaimanakah metode penugasan
4 (struktur) Modifikasi: MAKP Tim-
Primer di Ruanganz?
b. Bagaimanakah fungsi setiap peran?
5 Timbang terima
a. Bagaimana bentuk timbang terima
yang dilakukan di ruangan?
b. Berapa kali operan/timbang terima
dilakukan di ruangan
c. Apakah kegiatan operan/ timbang
terima dilakukan dan didampingi oleh
107
penanggung jawab? Jika ya, siapa
yang mendampingi kegiatan
operan/timbang terima?
Ronde Keperawatan
9 Dokumentasi
108
positif pada perawat?
Tingkat ketergantungan
10 Bagaimana alokasi bed untuk minimal care,
partial, total care
6. MATERIAL
LEMBAR OBSERVASI
1. Nurse Station
4. Tempat istirahat
perawat
5. Tempat istirahat
dokter
6. Tempat untuk
sholat
8. Pantry
109
9. Telpon ruangan
17. Spoelhoek
1. Bed pasien
2. Kasur decubitus
3. Bedsite monitor
4. Alat tenun
5. Identitas pasien
6. Identitas pasien di
luar kamar
7. Standar infus
8. Lemari pasien
110
c. Sarana dan prasarana untuk alat medis kesehatan
1. Ventilator
2. Infus Pump
3. Syringe Pump
4. Central O2
5. O2 Portable
6. Suction central
7. Suction Portable
8. EKG
9. Troly Emergency
10. Defibrilator
13. Laringoscope
14. Stetoskop
111
Ada Tidak Layak Tidak
1. Sprei
2. Sarung bantal
3. Selimut
4. Stik laken
5. Perlak
6. Handuk
7. Baju pasien
8. Celana pasien
1. AC
2. Dispenser
3. Kulkas
4. Jam dinding
5. Kursi lipat
6. Komputer
8. Lemari alkes
9. Lemari loker
12. Printer
112
14. Tempat sampah non-
medis
15. Tempat sampah kimia
beracun
16. Safety box
1. Flowchart
3. Buku register
8. Buku permintaan
logistik ATK
9. Form konsultasi
113
12. Form awal assesmen
pasien tahap terminal
22. Form
resep/permintaan
obat
114
STANDAR KELAYAKAN RUANG INTENSIVE CARE UNIT
115
14. Terdapat helm untuk keselamatan
rumah sakit terhadap
bencana(kebakaran, gempa,
bom,penculikan)
15. Terdapat adanya petunjuk arah atau
jalurevakuasi di ruangan
16. Apakah sumber listrik dari rumah sakit
116
KONTRAK KERJA KELOMPOK 3 MANAJEMEN KEPERAWATAN NERS C
117
berdasarkan matriks
14. Menyusun PoA Diskusi - Isma M
15. Menyiapkan laporan Syifa N
presentasi hasil kajian Diskusi -
situasi
16. Menyiapkan kegiatan Siti M,
seminar awal Diskusi Restu,
-
manajemen keperawatan Rika,
Liedya
Evaluasi kajian situasi Miftah,
1. Analisis SWOT Syarifah
17. Indikator Mutu Diskusi - N, Yugi
Pelayanan Kesehatan
dan Keperawatan
Mengelola seminar awal Siti M,
Diskusi Syifa,
-
Restu,
Vini
Mempresentasikan hasil Seminar Isma M
PPT
kajian situasi dan PoA
1. Perbaikan laporan awal
2. Mempersiapkan
Implementasi ssi hasil
seminar dan hasil kajian
situasi
3. Merancang struktur
Rika,
tugas berdasarkan
Diskusi Liedya,
rencana implementasi -
Siti M,
4. Menetapkan anggota
Syifa
dalam struktur tugas
5. Menyusun jadwal
dinasberdasarkan
rencana implementasi
Berkoordinasi dengan
pembimbing akademik
1. Sosialisasi Seluruh
Implementasi di Ruang Diskusi - anggota
kelolaan kelompok
118
2. Melakukan implementasi Syarifah
berdasarkan Schedule - - N
PoA
1. Melakukan Evaluasi Restu F,
kegiatan Yugi
2. Menyusun laporan Diskusi -
kegiatan implementasi
3. Persiapan seminar
akhir
Evaluasi Implementasi: Vini,
1. Analisis Manajemen Diskusi - liedya
konflik
Mengelola seminar akhir Yugi,
Diskusi Miftah,
-
Isma,
Rika
Mempresentasikan laporan Seminar PPT Syarifah
kegiatan implementasi
Perbaikan laporan akhir Seluruh
Diskusi - anggota
kelompok
Pengumpulan laporan prak Seluruh
profesi manaj. Keperawatan - - anggota
kelompok
Keterangan
Hijau : pengelolaan
Biru : presentasi
119
Ketua Kelompok 3: Syarifah Nisrina
Anggota: Tim
120