Anda di halaman 1dari 124

LAPORAN PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG ICU RS UNGGUL KARSA MEDIKA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan

dengan Dosen Pengampu Ns. Diwa Agus Sudrajat, M.Kep

Oleh :

Kelompok 3

Isma Melina 321078

Liedya Fitriani 321079

Restu Fujaswati Nur 321084

Rika Meidarahman 321085

Siti Mardiah 321087

Syarifah Nisrina 321088

Syifa Nurfalah 321089

Vini Novianti 321090

Yugi Bahtiar Effendi 321091

Mochammad Miftah Hakim 321097

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

PPNI JAWA BARAT

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Profesi Manajemen

Keperawatan Ruang Intensive Care Unit (ICU) sebagai syarat untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan pada Program

Pendidikan Profesi Ners di STIKep PPNI Jawa Barat.

Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata

sempurna baik dari segi teknik penulisan maupun materi, oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi

perkembangan laporan yang lebih baik. Akhir kata kami berharap semoga dengan

adanya penyusunan laporan ini dapat bermaanfaat bagi dunia keperawatan.

Bandung, 26 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berorientasi pada pelayanan

kesehatan di rumah sakit yang wajib memberikan layanan perawatan yang prima,

efisien, efektif, dan produktif dengan segala perencanaan atau tindakan untuk

membantu meningkatkan kesejaterahan kehidupan masyarakat melalui pelayanan

rumah sakit (Julianto, 2016). Berdasarkan standar tentang evaluasi dan pengendalian

kualitas dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan

keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam

program pengendalian kualitas di rumah sakit (Arham et al., 2021). Perawat memiliki

andil yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, rumah sakit perlu lebih

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat (Mahdarsari, M.,

2021). Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam

pelayanan keperawatan adalah pembenahan dalam manajemen keperawatan di rumah

sakit dengan harapan ada faktor kelola yang optimal sehingga mampu menjadi

wahana peningkatan keefektifan pemberian pelayanan keperawatan dan menjamin

kepuasan pasien.

Rumah sakit memiliki peran penting dalam membantu kesehatan setiap

masyarakat, rumah sakit juga merupakan sebagai salah satu sarana kesehatan yang

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat

strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Wulandari &

Wildani, 2019). Pengelolaan pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan salah

1
satu fungsi rumah sakit yang merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang

bertujuan mempertahankan status kesehatan masyarakat seoptimal mungkin (Asmuji,

2020). Dengan peranan rumah sakit tersebut, maka rumah sakit dituntut untuk

memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan

dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, maka dari itu perlu adanya proses

manajemen (Mahdarsari, M., 2021).

Proses manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola

keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan

wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Untuk melaksanakan proses

manajemen diperlukan keterampilan teknik, keterampilan hubungan antar manusia,

dan keterampilan konseptual RS Unggul Karsa Medika merupakan rumah sakit

swasta tipe-C. RS Unggul Karsa Medika menghadirkan tiga kegiatan pelayanan yaitu

IGD, pelayanan Rawat Jalan, dan pelayanan Rawat Inap.

Berdasarkan uraian di atas, didapatkan bahwa pengaplikasian manajemen

keperawatan dapat bemanfaat di lapangan, yaitu Rumah Sakit dan komunitas

sehingga perawat perlu memahami konsep serta pengaplikasiannya. Konsep yang

harus dikuasai meliputi konsep tentang pengelolaan dan perubahan serta konsep

manajemen keperawatan. Maka dari itu, mahasiswa kelompok 3 Manajemen

Keperawatan Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat, mencoba melakukan kajian

situasional dengan menggunakan metode Focus Group Discussion (FDG) dan

Wawancara (In Deph Interview). Dalam rangkaian praktik klinik keperawatan ini,

mahasiswa akan mendapatkan bentuk pengalaman belajar praktik klinik keperawatan

di Ruang ICU RS Unggul Karsa Medika.

2
A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan praktik, diharapkan mahasiswa mampu

melakukan pengelolaan manajemen unit dan manajemen asuhan keperawatan

secara komprehensif.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan kajian situasi menggunakan analisis SWOT terhadap lima

dimensi yaitu Man, Metode, Material, Money, dan Market di Ruang ICU RS

Unggul Karsa Medika

b. Mediagnosa masalah terkait 5M dalam proses pemberian pelayanan

kesehatan di Ruang RS Unggul Karsa Medika

c. Membuat Plan of Action (PoA) untuk mengatasi masalah yang ditemukan

B. Manfaat

1. Bagi Rumah Sakit

Membantu meningkatkan kualitas manajemen di Ruang ICU untuk dapat


mencapai peningkatan pelayanan kepada pasien dengan memberikan pelayanan
keperawatan demi memenuhi apa yang dibutuhkan pasien secara holistik.
2. Bagi Ruangan
Membantu perawat ruangan mencapai standar pelayanan yang holistik
untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien agar dapat membantu
dalam proses penyembuhan pasien.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi acuan untuk menerapkan konsep, teori dan prinsip
model praktik dalam kepemimpinan, pengelolaan keporawatan profesional,
berperan dalam kepemimpinan dan pengelolaan manajemen keperawatan yang
profesional secara langsung dengan data yang nyata.

3
BAB II

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Kajian Situasi RS Unggul Karsa Medika

1. Visi Rumah Sakit

“Menjadi Rumah Sakit yang Unggul, Bermutu, Terpercaya Berbasis Teknologi dan

Berguna bagi masyarakat dengan mengutamakan Kasih dan nilai-nilai kemanusiaan.”

2. Misi Rumah Sakit

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang memenuhi standar

nasional maupun internasional.

b. Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat serta

didukung tenaga profesional.

c. Turut berperan aktif dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat

3. Motto

“Melayani Sepenuh Hati”

B. Kajian Situasi Ruangan ICU

1. Fokus telaah

Fokus telaah ruang ICU adalah pasien dewasa dengan usia lebih dari 14 tahun

berjenis kelamin laki – laki maupun perempuan dengan berbagai gangguan atau

kelainan fisiologis yang mengancam nyawa pada sistem pernafasan, sistem

kardiovaskuler, sistem perkemihan, sistem endokrin dan sistem lainnya yang dapat

memperburuk keadaan pasien secara tiba-tiba.

4
2. Lingkup Garapan

Lingkup garapan ruang icu adalah memberikan pelayanan secara terpadu dari

berbagai multi disiplin ilmu secara aman, berkualitas, dan berkesinambungan dengan

segala aktivitas untuk mengatasi gangguan atau hambatan pemenuhan kebutuhan

dasar manusia dan meningkatkan kualitas hidup yang terjadi akibat masalah atau

gangguan fisiologi pada satu atau berbagai sistem tubuh.

3. Basis Intervensi

Ruang ICU merupakan salah satu bagian dari pelayanan intensive yang berfkokus

pada pasien dengan menggunakan ventilator, monitor dan alat medis lain yang

mensupport perawatan pasien untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan

memperpanjang jangka hidup pasien.

4. Denah Ruangan

5. asitas Unit Rawat

Berdasarkan hasil observasi di ruang ICU di rumah sakit Unggul Karsa

Medika memiliki kapasitas bed berjumlah 5 bed dengan terbagi bed rawat 4 ditambah

1 bed rawat isolasi.

5
C. Pengumpulan Data

1. MAN

1) Karakteristik Perawat Ruangan ICU

Tabel 2.1

Karakteristik jumlah perawat berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Perawat Presentase

Laki-laki 6 65%

Perempuan 4 35%

Jumlah 10 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah perawat di Ruang ICU

ada 10 orang, mayoritas perawat di ruangan ini adalah laki-laki sebanyak 6 orang

(65%) dan perempuan 4 orang (35%). Di ruang ICU terdapat 1 orang sebagai Kepala

Ruangan, 1 orang sebagai Clinical Instructors (CI), 4 orang sebagai perawat PJ Shift,

dan 4 orang sebagai perawat pelaksana.

Analisa Data :

Berdasarkan data yang diperoleh dari narasumber bahwa di ruang ICU 6 orang

perawat berjenis kelamin laki-laki dan 4 orang perawat perempuan. Menurut

Penelitian Ahmed & Safedi (2013) bahwa pria lebih kepada pengambilan keputusan

dan melakukan advance practice, pada ruang perawatan intensif perawat dituntut

untuk memberikan perawatan dengan sigap dan cekatan sehingga pasien dapat

ditangani. Dengan kemampuan pria maka kondisi pasien dapat diprediksi dengan

cepat dan ditangani dengan tepat dalam konsisi apapun. Bahwa peran gender dalam

pemberian tindakan sangat memiliki pengaruh dengan kesesuaian dan kesuksesan

6
berdasarkan 3 peran gender yaitu kesesuaian, maskulinitas, dan androginitas, sifat

androginitas lebih memfokuskan kepada perhatian sedangkan sifat maskulinitas dapat

mengambil keputusan dengan cepat untuk masalah medis yang kritis dan terjadi di

ruang perawatan intensif.

2) Karakteristik Perawat Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 2.2

Karakteristik perawat berdasarkan tingkat pendidikan di ruangan ICU

Jendang Pendidikan Frekuensi Presentase

D3 Keperawatan 3 30%

Ners 7 70%

Jumlah 10 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 3 orang (30%) perawat diruangan

ICU memiliki tingkat pendidikan terakhir D3 Keperawatan dan 7 orang (70%)

perawat memiliki tingkat pendidikan terakhir Ners.

Analisa Data :

Data yang diperoleh dari narasumber bahwa sebagian besar perawat memiliki

tingkat pendidikan terakhir Profesi Ners. Menurut (Ilyas, Kamil, & Yuswardi, 2021)

Pendidikan Keperawatan di Indonesia mengacu kepada Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia

adalah salah satunya pendidikan profesi. Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi

setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan

dengan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan profesi juga merupakan pendidikan

yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi perawat. Mengingat salah satu

capaian pembelajaran program studi profesi Ners dalam indikator penguasaan

pengetahuan ialah menguasai konsep dan prinsip pengelolaan asuhan keperawatan

7
kepada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dan salah satu capaian

pembelajaran program studi profesi Ners dalam indikator keterampilan umum ialah

mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan

kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya.

3) Status Kepegawaian

Tabel 2.3

Karakteristik perawat di ruangan ICU berdasarkan status kepegawaian

Kepegawaian Jumlah Perawat Presentase

Pegawai Tetap 5 50%

Pegawai Kontrak 5 50%

Jumlah 10 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pegawai tetap diruangan ICU

sebaganyak 5 orang (50%), dan pegawai kontrak sebanyak 5 orang (50%).

Analisa Data :

Hasil temuan menurut (Mulya & Lengkana, 2020) bahwa status kepegawaian

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai, dan motivasi sendiri

berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai di rumah sakit. Hasil

menunjukan sebagian kinerja pegawai tetap di ruangan ICU memiliki status

kepegawaian masih kontrak maka akan berpotensi terhadap kinerja karyawan

tersebut. Menurut penelitian Saefulloh (2012) menjelaskan bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara status kepegawaian dengan kinerja perawat dalam melakukan

asuhan keperawatan.

8
4) Lama Kerja

Tabel 2.4

Karakteristik perawat diruangan ICU berdasarkan lama kerja

Lama Kerja Jumlah Perawat Presentase

<5 tahun 4 40%

>5 tahun 6 60%

Jumlah 10 100%

Berdasarkan tabel diatas bahwa sebanyak 6 orang perawat di Ruang ICU bekerja

>5 tahun dan 4 orang diantaranya bekerja di RS UKM <5 tahun.

Analisa Data :

Berdasarkan data yang diperoleh dari narasumber bahwa lama kerja di ruang ICU

lebih banyak <5 Tahun. Menurut penelitian Ericson, dkk (2007) menyatakan bahwa

lama bekerja akan mempengaruhi kapasitas dan tingkat kinerja diruangan intensif,

pada dasarnya semakin lama masa kerja perawat maka akan semakin mahir dan

memiliki kapasitas kemampuan yang lebih dibandingkan dengan perawat yang lebih

sedikit masa kerja. Sehingga dapat meningkatkan keahlian dalam pemberian

intervensi.

5) Surat Tanda Registrasi (STR)

Tabel 2.5

Karakteristik perawat diruangan ICU berdasarkan Surat Tanda Registrasi

Kepemilikan STR Jumlah Perawat Presentase

Ada, Masa Berlaku <1 tahun 0 0%

9
Ada, Masa berlaku >1 tahun 10 100%

Jumlah 10 100%

Berdasarkan tabel diatas bahwa semua perawat yang ada di ruang ICU memiliki

STR dengan masa berlaku >1 tahun.

Analisa Data :

Dari data diatas menunjukkan bahwa seluruh perawat diruangan ICU memiliki

STR dan sebagian besar STR masa berlakunya >1 tahun. Hal ini sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) nomor 1796 tahun 2011 tentang Registrasi

Tenaga Kesehatan sebagai pengganti PMK nomor 161 tahun 2010 tentang

Registrasi Tenaga Kesehatan. Dalam peraturan menteri kesehatan tersebut

tercantum bahwasannya seluruh tenaga kesehatan diwajibkan memiliki surat tanda

registrasi yang disebut sebagai STR. Kewenangan perawat dalam menjalankan tugas

dalam profesinya secara prinsif diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan RI no

1293/Menkes/SK/XI/2001 Tentang registrasi dan praktek perawat.

6) Jenis Pelatihan Yang diikuti

Tabel 2.6

Karakteristik perawat diruangan ICU berdasarkan

Jenis Pelatihan Yang Diikuti

Daftar Pelatihan Yang Diikuti Jumlah

PPI Lanjutan 1 orang

Pelatihan ICU Dasar dan Lanjutan 4 orang

Pelatihan Clinical Instruktur 1 orang

Pelatihan Komunikasi Efektif 9 orang

Pelatihan Hipercci 4 orang

10
Kardiovaskular Hemodinamik 9 orang

Paint Management 8 orang

BTCLS 10 orang

Analisa Data :

Berdasarkan data yang diperoleh dari narasumber bahwa 10 perawat ruang ICU

sudah mengikuti pelatihan yang berbasis intensif. Menurut penelitian Jeffery, dkk

(2009) bahwa profesi perawat dengan pelatihan klinis yang didapatkan mengenai

asuhan di ruang intesif maka penanganan pasien akan lebih baik sebelum

mendapatkan pelatihan sehingga menekan angka prevalensi komplikasi yang terjadi

pada pasien dan pelatihan diharapkan perawat di ruang perawatan intensif dapat

meminimalisir kesalahan yang terjadi dalam memeberikan asuhan keperawatan.

7) Jenjang Karir Perawat

Tabel 2.7

Karakteristik perawat diruangan ICU berdasarkan Jenjang Karir

Jenjang Karir Jumlah Perawat Presentase

PK I 5 50%

PK II 5 50%

Jumlah 10 100%

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa 5 orang (50%) perawat diruang ICU

memiliki jenjang karir PK I dan 5 orang (50%) memiliki jenjang karir PK II.

Analisa Data :

11
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 40 Tahun 2017 menjelaskan

bahwa pengembangan karir perawat professional perawat mendorong perawat

menjadi perawat professional atau Ners. Jenjang karir perawat dapat dicapai melalui

formal dan berkelanjutan berbasis kompetensi serta pengalaman kerja dan kegiatan

keprofesionalan di fasilitas pelayanan. Kompetensi perawar klinis di Rumah Sakit

dideskripsikan sesuai level jenjang karir perawat klinis yaitu (PK I-PK V).

12
8) Beban Kerja Perawat

Tabel 2.8

Karakteristik perawat diruangan ICU berdasarkan Beban Kerja

Dimensi Kategori Jumlah Presentase

Beban Kerja Berat 1 12%


Perawat

Sedang 3 38%

Ringan 4 50%

Total 8 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa banyak jawaban bahwa perawat

tidak memiliki beban kerja, karena banyaknya jawaban sangat setuju yang diberikan

atas pertanyaan yang dilontarkan.

Analisa Data :

Menurut (Runtu, Pondaag, & Hamel, 2018) menyimpulkan bahwa ada


hubungan yang signifikan antara beban kerja fisik dengan stres kerja perawat. Beban
kerja merupakan kondisi kerja dan uraian tugasnya yang dalam waktu tertentu mesti
terselesaikan, Munandar (2005). Beberapa aspek yang berhubungan dengan beban
kerja tersebut adalah jumlah pasien yang harus dirawat, kapasitas kerjanya sesuai
dengan pendidikan yang diperoleh, shift yang digunakan untuk mengerjakan
tugasnya yang sesuai dengan jam kerja yang berlangsung setiap hari, serta
kelengkapan fasilitas yang dapat membantu perawat menyelesaikan kerjanya dengan
baik.

13
9) Stress Kerja Perawat

Tabel 2.9

Karakteristik perawat diruangan ICU berdasarkan Stress Kerja

No Kategori Jumlah Presentase

1. Ringan 0 0%

2. Sedang 7 88%

3. Berat 1 12%

Total 8 100%

Berdasarkan tabel diatas menyatakan bahwa rata-rata perawat di ruang icu

mengalami stress kerja dengan kategori sedang (88%).

Analisa Data :

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar perawat menunjukkan


mengalami stress sedang sehingga berdampak positif bagi ruangan. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian (Nurmalasari, 2015) yang mengungkapkan bahwa dengan
meningkatnya stress maka prestasi kerja cenderung naik, karena stress membantu
pegawai untuk mengerahkan segala sumberdaya dalam memenuhi berbagai
persyaratan atau kebutuhan pekerjaan dan merupakan suatu kekuatan yang
memaksa seseorang untuk berubah, bertumbuh, berjuang, beradaptasi atau
mendapatkan keuntungan. Bila tidak ada stress, tantangan-tantangan kerja juga
tidak ada, dan prestasi kerja cenderung rendah.

10) Motivasi Kerja Perawat

Tabel 2.10

Karakteristik perawat diruangan ICU berdasarkan Motivasi Kerja

No Kategori Jumlah Presentase

1. Tinggi 0 0%

2. Sedang 0 0%

14
3. Rendah 3 38%

4. Sangat Rendah 5 62%

Total 8 100%

Berdasarkan tabel diatas bahwa didapatkan 62 % perawat yang masih rendah

akan motivasi kerja di ruang ICU.

Analisa Data :

Beberapa penyebab yang menurunkan motivasi kerja yaitu: tidak puas dengan

penghasilan, lingkungan kerja yang tidak nyaman, perlakuan yang tidak adil, beban

kerja yang berlebihan, kurangnya keterampilan, tidak punya tujuan, dan rutinitas.

15
11) Kepuasan Kerja Perawat

No. Kategori Jumlah Presentase

1. Sangat Puas 4 50%

2. Puat 4 50%

3. Tidak Puas 0 0%

Total 8 100%

Berdasarkan tabel diatas bahwa perawat memiliki kepuasan dalam bekerja, 4

orang perawat mengatakan bahwa mereka puas dan 4 orang menyatakan sangat puas

terhadap kepuasan selama bekerja di Ruang ICU.

Analisa Data :

Menurut penelitian Parwanto dan wahyudi 2011 bahwa kepuasan kerja

berpengaruh terhadap kinerja hal ini menandakan semakin tinggi kepuasan kerja maka

akan menunjukan kinerja yang baik, pengaruh factor kepuasan kerja terdiri dari gaji,

kepemimpinan, sikap rekan kerja, memiliki pengaruh terhadap kinerja seseorang,

Maka karyawan yang puas berkemungkinan lebih besar untuk berbicara positive

tentang organisasi, membantu yang lain, dan membuat kinerja pekerjaan mereka

melampaui perkiraan normal. Hal ini sejalan dengan kepuasan kerja perawat yang ada

di ruang ICU

16
12) Tenaga Non Keperawatan

Tabel 2.12

Distribusi Frekuensi Tenaga Non-Keperawatan diruangan ICU

Kualifikasi Jumlah Presentase

Dokter Spesialis 1 14%

Ahli Gizi 1 14%

Satpam 2 29%

Office Boy (OB) 3 43%

Jumlah 7 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Dokter Spesialis (14%)

jumlah ahli gizi (14%), jumlah satpam (29%), jumlah office boy (OB) (43%).

Analisa Data :

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan pasal 43 Tahun 2017 tentang ketenagaan

non keperawatan yaitu salah satunya adalah dokter spesialis, apoteker, ahli gizi, dan

OB serta administrasi. Tenaga medis terkait baik perawat maupun non keperawatan

berperan penting dalam penyelengaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di

rumah sakit, tenaga kesehatan bertugas memfasilitasi dan membantu pasien unutk

mendapatkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu kolaborasi antar profesi seperti

dokter, perawat sangat diperlukan dan perlu mendapat prioritas bagi institusi pemberi

pelayanan kesehatan, kolaborasi antar dokter dan perawat merupakan faktor penentu

yang sangat penting bagi kualitas proses perawatan ( Barrere & Ellis, 2002).

17
13) Jumlah Pasien

Tabel 2.13

Jumlah pasien perhari di Ruangan ICU

Tanggal Jumlah Pasien

2 April 2022 1 pasien

3 April 2022 1 Pasien

6 April 2022 1 Pasien

7 April 2022 1 Pasien

10 April 2022 1 Pasien

11 April 2022 1 Pasien

13 April 2022 1 Pasien

14 April 2022 1 Pasien

16 April 2022 1 Pasien

Analisa Data :

Berdasarkan data yang diperoleh dari narasumber bahwa data pasien di Ruang

ICU pada bulan April sebanyak 9 orang.

18
14) Tingkat Ketergantungan Pasien

Tabel 2.14

Tingkat Ketergantungan pasien per bulan April tanggal 2-16 April 2022

No. Tingkat Kergantungan Jumlah

1. Total 9

Analisa Data :

Berdasarkan data yang diperoleh dari narasumber tingkat ketergantungan pasien

diruangan ICU yaitu total care (keperawatan total) dengan jumlah pasien 9 pasien di

Bulan April 2022. Menurut Nursalam (2004) total care yaitu klien memerlukan

bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat yang lebih lama.

15) Masalah Keperawatan

Tabel 2.14

Masalah keperawatan yang sering muncul

No. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Ventilasi Spontan

2. Gangguan Bersihan Jalan Nafas

3. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral

4. Gangguan Keseimbangan Elektrolit

5. Risiko Syok

6. Risiko Infeksi

Analisa Data :

Berdasarkan data yang diperoleh dari narasumber rata-rata masalah keperawatan

pasien di ruang ICU didapatkan masalah keperawatan yaitu Gangguan Ventilasi

19
Spontan, Gangguan Bersihan Jalan Nafas, Gangguan Perfusi Jaringan Serebral,

Gangguan Keseimbangan Elektrolit, Risiko Syok, dan Risiko Infeksi.

2. MONEY

a. Sumber Keuangan Ruang ICU

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Rumah Sakit Unggul Karsa

Medika pada tanggal 19 April 2022 bahwa sumber anggaran didapatkan dari

Yayasan Maranatha yang diberikan kepada setiap ruangan yang diajukan sesuai

kebutuhan diruangan dan Rumah Sakit tidak memberikan anggaran langsung

berbentuk nominal uang.

Analisa Data :

Hasil Kajian situasi diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran Rumah Sakit

Unggul Karsa Medika didapatkan dari Yayasan Maranatha.

b. Jenis Pembayaran Pasien

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Rumah Sakit Unggul Karsa

Medika pada tanggal 19 April 2022 didapatkan bahwa jenis pembayaran pasien

terbagi atas BPJS dan tunai atau umum, kebanyakan pasien yang ada diruangan ICU

menggunakan BPJS hampir seluruhnya namun ada juga yang melakukan

pembayaran dengan secara umum.

Analisa Data :

Berdasarkan hasil wawancara hampir seluruh pasien menggunakan jenis

pembayaran menggunakan BPJS sesuai dengan PERMENKES No. 51 tahun 2018

pasal 1 ayat 1 dan 2 bahwa Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan

kesehatan agar pasien memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada

setiap orang yang telah membayar iuran jaminan kesehatan atau iuran jaminan

20
kesehatannya dibayar oleh pemerintah atau pemerintah daerah. Badan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disebut BPJS

Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program

Jaminan Kesehatan. Tarif BPJS sesuai dengan ketentuan pemerintah terhadap BPJS

sesuai dengan kelas BPJS itu sendiri.

c. Gaji perawat

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Rumah Sakit Unggul Karsa

Medika pada tanggal 19 April 2022 didapatkan hasil bahwa gaji perawat sudah

UMK tetapi berbeda-beda tergantung pada tingkat golongan yang terbagi menjadi

karyawan kontrak dan karyawan tetap. Gaji karyawan kontrak dan tetap ada di

rentang Rp. 3.500.000 sampai dengan Rp. 4.600.000. Sistem penggajian perawat

dilakukan dengan transfer ke Bank dan dilakukan diakhir bulan biasanya setiap

tanggal 27. Untuk tindakan diberikan berdasarkan kategori yang sudah ditetapkan

Berdasarkan surat keputusan (SK) Gubernur Jawa Barat 561/kep.732-Kesra/2021

tentang upah minimum kota Kabupaten Bandung sebesar 3.241.929, untuk gaji

pegawai kontrak diberikan sesuai hasil dari kesepakatan sebelum masuk ke rumah

sakit dan sudah sesuai dengan UMK. Rincian gaji perawat itu terdapat gaji pokok,

tunjangan jabatan, tunjangan harian, jasa pelayanan yang nilai nya tergantung dari

jumlah pasien.

Analisa Data :

Berdasarkan dari data yang didapat gaji perawat sudah sesuai dengan peraturan

menteri kesehatan No 1199/Menkes/Per/X/2004 yang menyebutkan bahwa gaji

pokok dapat diberikan tunjangan jabatan fungsional sehingga penghasilan tenaga

kesehatan terdiri dari gaji pokok, tunjangan jabatan + kesejahteraan seperti uang

transportasi, uang makan dan lain-lain.

21
d. Dana Pengembangan SDM

1) Pelatihan

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Rumah Sakit Unggul

Karsa Medika didapatkan hasil bahwa dana pelatihan berasal dari Rumah sakit,

namun dalam beberapa kesempatan pihak rumah sakit akan memprioritaskan

perawat senior untuk mengikuti pelatihan dengan ketentuan yang meringankan

perawat, pada saat berlangsungnya pelatihan akan dianggap hadir sebagai

dispensasi dinas. Adapula pelatihan yang diikuti secara mandiri oleh perawat ICU

dengan biaya pribadi dengan ketentuan pada saat berlangsungnya pelatihan,

perawat harus mengantisipasi jadwal dinas dengan pengajuan cuti dikarenakan

tidak akan di dispensasi oleh rumah sakit atau akan dianggap tidak hadir.

2)Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Rumah Sakit Unggul Karsa

Medika didapatkan hasil bahwa dana pelatihan berasal dari Rumah Sakit dan

Mandiri

3) Workshop

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Rumah Sakit Unggul Karsa

Medika didapatkan hasil bahwa dana pelatihan full berasal dari Rumah Sakit

Analisa Data :

Berdasarkan dari data yang didapat disimpulkan bahwa dana pengembangan

dipakai untuk pelatihan, penelitian, dan worksop, dana tersebut banyaknya dibiayai

oleh rumah sakit akan tetapi tidak menutup kemungkinan menggunakan biaya pribadi.

22
e. Alur pembayaran pasien

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Rumah Sakit Unggul Karsa

Medika pada tanggal 19 April 2022 didapatkan hasil bahwa diruangan ICU, alur

pasien pulang sesuai dengan ACC dokter, pemulangan pasien memiliki tiga alasan,

yang pertama pasien pulang karena meninggal, kedua pasien pulang karena pindah

ruangan rawat biasa yang sudah mengalami perbaikan status kesehatan dan ketiga

pasien pulang secara paksa. Dokter akan mengisi dan memberikan resep obat pulang.

Ketika tiga alasan tersebut dilakukan pasien harus sudah melengkapi : resume medik,

perawat mengecek kembali tindakan yang dilakukan oleh perawat, obat, dan edukasi

kepada pasien/keluarga. Untuk pasien BPJS pasien mengumpulkan syarat (fotocopy

BPJS, Kartu Anggota).

Analisa Data :

Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa alur pembayaran sudah seseuai

dengan PMK RI no.4 tahun 2018 tentang kewajiban rumah sakit dan kewajiban

pasien dimana pasien harus memenuhi kewajiban pembayaran yaitu sebelum

melakukan pembayaran pasien harus menetukan cara pelunasan, penandatangan

kedua belah pihak untuk selanjutnya pasien dapat melakukan pembayaran dan

meninggalkan rumah sakit.

Berdasarkan Standar Prosedur Operasional yang sudah diterapkan bahwa pasien

pindah ke ruang rawat inap atau pulang baik yang umum maupun BPJS jika sudah

mendapatkan izin pulang dari dokter, pasien boleh pulang dan melengkapi: resume

medik, surat pulang, surat kontrol, resep yang dibawa pulang, perawat

menginformasikan pelayanan yang telah dilakukan kepada petugas administrasi,

pihak administrasi verifikasi data dan jaminan pasien, kemudian keluarga pasien

mengurus pembayaran dikasir, dan menyerahkan bukti pembayaran kepada perawat

23
yang bertugas, kemudaian perawat memberikan surat pulang, surat kontrol, obat, dan

edukasi mengenai perawatan dirumah.

f. Anggaran untuk Ruangan

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Rumah Sakit Unggul Karsa

Medika pada tanggal 19 April 2022 didapatkan hasil bahwa anggaran yang didapatkan

untuk ruangan ICU melalui pengajuan anggaran dimana sebelum melakukan anggran

ruangan membuat daftar kebutuhan ruangan terlebih dahulu.

Kepala ruangan membuat data barang yang dibutuhkan

Kepala ruangan mengajukan melalui sistem SIMRS

Kemudian bukti pengajuan di print dan di ajukan kepada kepala bidang keperawatan

Setelah di tanda tangan oleh kepala bidang keperawatan

dilanjutkan kepada direktur rumah sakit

Setelah di tanda tangan oleh direktur rumah sakit dilanjutkan ke yayasan untuk

pengajuan barang atau anggaran yang diperlukan

Ketika anggaran / barang sudah pencairan akan disimpan oleh pihak

pengadaan alat sarana dan prasarana rumah sakit

Ruangan akan mengambil ke pengadaan alat sarana dan prasarana

atau akan diantarkan ke ruangan ICU

24
Analisa Data :

Kajian situasi diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan ruangan ICU dicatat

dan diajukan oleh kepala ruangan dikumpulkan menjadi anggaran satu tahun akan

tetapi dapat juga mengajukan barang/anggaran jika ada hal yang tak terduga melalui

sistem SIMRS. Kemudian diajukan kepada kepala bidang keperawatan, direktur

rumah sakit dan dilanjutkan kepada Yayasan Maranatha. Setelah anggaran atau

barang pencairan akan disimpan oleh pengadaan alat sarana dan prasarana sampai

ruangan ICU mengambil atau diantarkan ke ruangan ICU.

g. Tunjangan Kesehatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Rumah Sakit Unggul Karsa

Medika pada tanggal 19 April 2022 didapatkan hasil bahwa perawat di ruangan ICU

dan perawat-perawat diruang lain mendapatkan tunjangan kesehatan yaitu BPJS

Kesehatan.

Analisa data :

Sesuai dengan keputusan presiden RI tahun 2013 tetang tenaga kesehatan bahwa

setiap tenaga kesehatan menyebutkan bahwa tenaga kesehatan diberikan tunjangan

kesehatan. Di Rumah Sakit Unggul Karsa Medika mendapatkan tunjangan kesehatan

yaitu BPJS hal ini sesuai dengan peraturan presiden RI tahun 2013 bahwa peserta

BPJS yaitu jika terjadi kecelakaan saat perjalanan ke tempat kerja dan atau dalam

perjalanan pulang ke rumah maka akan dibantu oleh BPJS ketenaga kerjaan.

h. Tunjangan Hari Raya (THR)

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Rumah Sakit Unggul Karsa

Medika pada tanggal 19 April 2022 didapatkan hasil bahwa tunjangan hari raya yang

di berikan oleh rumah sakit sesuai besaran gaji di tambah dengan tunjangan.

25
Analisa data :

Berdasarkan Permenkes No.6/2016 pekerja/tenaga profesional yang mempunyai

masa kerja 1 bulan berhak mendapatkan THR Keagamaan dari perusahaan.

Pekerja/tenaga profesional yang bermasa kerja 12 bulan secara terus menerus atau

lebih maka berhak mendapat THR sebesar satu bulan upah.

3. METHOD

1) Metode Unit

A. Struktur Organisasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Intensive Care Unit (ICU) RS

Unggul Karsa Medika pada tanggal 18-04-2022 struktur organisasi di ruangan ICU

adalah sebagai berikut :

Kepala Bidang Keperawatan

Kepala Ruangan/CM

Clinical Intruktur (CI)

Perawat Penanggung Jawab

Perawat Pelaksana

Analisa Data :

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Intensive Care Unit

(ICU), struktur organisasi sudah ada sejak awal diadakan ruang rawat intensive,

akan tetapi struktur ini belum terpajang di ruangan. Dalam manajemen

keperawatan struktur organisasi ini memiliki aktivitas sangat penting seperti

26
mengelola asuhan keperawatan secara efektif dan efisien untuk sejumlah pasien di

Rumah Sakit dengan jumlah tenaga keperawatan dan fasilitas yang tersedia. Tujuan

dalam pengorganisasian ini adalah untuk mempermudah pelaksanaan tugas. Peran

organisasi di keperawatan sudah diatur didalam Depkes 2000 yang menyatakan

bahwa sangat penting karena salah satu bagian penting karena organisasi di

keperawatan memegang kendali dalam menentukan mutu pelayanan kesehatan.

B. Uraian Tugas dan Wewenang Kepala Ruangan

a) Kepala Ruangan

Tugas Pokok

1. Memimpin rapat

2. evaluasi kinerja perawat

3. Membuat daftar dinas (jadwal dinas)

4. Menyediakan Material

5. Perencanaan, pengawasan, pengarahan diruangan

b) Clinical Instruktur (CI)

Tugas Pokok

1. Meminta informasi atau petunjuk kepada komite keperawatan atau

supervisor area atau manajer area

2. Mengatur jadwal prakter keperawatan sesuai situasi ruangan

3. Membimbing praktek klinik bagi perawat atau bidan baru (orientasi)

perawat atau bidan (mutasi) mahasiswa keperawatan atau kebidanan

4. Mengorganisasi dan mengendalikan penggunaan fasilitas dan sarana yang

menunjang pelaksanaan praktek asuhan keperawatan

5. Memberi masukan dan sarana komite keperawatan, manajer area,

supervisor

27
c) Perawat Penanggung jawab shift

Tugas Pokok :

1. Membuat perencanaan asuhan keperawatan

2. Mengadakan tindakan kelaborasi

3. Memimpin timbang terima

4. Mendelegasikan tugas

5. Memimpin ronde keperawatan

6. Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan

7. Bertangung jawab pada klien

8. Memberi petunjuk jika klien akan pulang

9. Mengisi resume asuhan keperawatan

d) Perawat Pelaksana

Tugas Pokok

1. Tugas memberikan asuhan kepaerawatan

2. Mengikuti timbang terima

3. Melaksanakan tugas yang didelegasikan

4. Mengdokumentasikan tindakan

5. Melaporkan asuhan keperawatan yang dilaksanan

Analisa Data :

Berdasarkan hasil kajian situasi didapatkan bahwa uraian tugas dan

wewenang di ruangan sudah dilaksanakan sesuai pembagian tugas masing-masing

sesuai dengan tanggung jawabnya dan sudah sesuai dengan pedoman PMK RI No.

836 Tahun 2005 tentang pedoman pengembangan manajemen kinerja perawat.

Sehingga, setiap penanggung jawab dapat melaksanakan kegiatan asuhan

keperawatan dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

28
2. Manajemen Asuhan Keperawatan

Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang Intensive Care Unit (ICU) pada tanggal 19

April 2022 – 24 April 2022 didapatkan bahwa manajemen asuhan keperawatan sebagai

berikut :

a. Pengelolaan Pasien Datang

Berdasarkan hasil kajian situasi alur pasien datang bisa dari IGD ataupun ruang

rawat inap jika terdapat status kesehatan pasien mengalami perburukan dengan

membawa surat pengantar untuk rawat di ICU langsung ke bagian administrasi,

kemudian konfirmasi kepada bagian IGD atau rawat inap untuk menanyakan

mengenai masuk ke ruang ICU. Sebelum transfer pasien datang di ruangan ICU,

perawat penanggung jawab dan perawat pelaksana akan menanyakan kepada

perawat IGD mengenai identitas, diagnose, Tanda-tanda vital, alat bantu invasif apa

saja yang terpasang dipasien dan kemudian menyiapkan tempat dan alat yang akan

digunakan oleh pasien di ruang ICU. Apabila sudah masuk ke ruangan ICU maka

perawat akan segera melakukan kajian kondisi pasien meliputi ABCDE, obat-obatan

yang diberikan (termasuk riwayat alergi obat), ronde keperawatan dan timbang

terima pasien. Namun, beberapa kali saat diobservasi pernah ada komunikasi yang

kurang efektif, mengenai pasien tiba-tiba diantar ke ruang ICU tanpa

mengkonfirmasi terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan ketidaksiapan tempat dan

alat, dan pasien dapat mengalami penurunan status kesehatan.

b. Pengelolaan Pasien Pulang

Berdasarkan hasil kajian situasi dan wawancara perawat ruang ICU, alur pasien

pulang sesuai dengan Acc dokter, pemulangan pasien memiliki tiga alasan yang

pertama, pasien pulang karena meninggal, kedua, pasien pulang karena pindah ke

ruangan rawat biasa yang sudah mengalami perbaikan status kesehatan, dan ketiga,

29
pasien pulang secara paksa. Dokter akan megisi dan memberikan resep obat pulang,

jika ada obat yang return maka berikutnya adalah return obat ke bagian farmasi,

farmasi menyiapkan obat pulang, ruangan memberikan resume dan surat kontrol ke

kasir, jika obat di farmasi sudah beres, akan dilakukan konfirmasi ke kasir,

selanjutnya jika kasir sudah beres maka kasir akan menelfon ke ruangan dan

memberitahukan pihak pasien dan keluarga untuk administrasi kepulangan sudah

bisa di bereskan di kasir.

Analisa Data :

Menurut hasil kajian situasi ruangan ICU sudah sesuai dengan ketentuan dari

The Health Executive (2003) yang mengatakan bahwa setiap pasien yang dirawat

akan mendapatkan pelayanan admisi di Rumah Sakit. Pengelolaan pasien datang

sampai pulang akan mendapatkan pelayanan yang sama sesuai dengan kebutuhan

atau sesuai dengan rencana keperawatan pasien tersebut. Adapun 4 pengkajian yang

harus di lakukan di ruangan ICU meliputi : Pengkajian sebelum pasien datang (pre

arrival), Pengkajian segera (quick assasment), Pengkajian lengkap (comprehensive

assasment), Pengkajan berkelanjutan (on going assasment). Selain itu, adapun

tahapan permohonan pasien dirawat dan pulang akan melewati proses sebagai

berikut : tahap pra admisi (pre admission), tahap admisi (admission), dan tahap

pembayaran.

c. Metode Penugasan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara narasumber metode penugasan yang

digunakan di ruang ICU yaitu metode kasus, namun dikarenakan pasien yang di rawat

masih sedikit, Pasien dapat di kelola secara bersamaan oleh tenaga keperawatan

dengan berdasarkan konsep kooperatif & kolaboratif berdasarkan jadwal kegiatan

yang ada. Hasil observasi dan wawancara sebelumnya perawat mengatakan belum

30
terdapat seminar/ pelatihan metode kasus ataupun tim yang diberikan kepada SDM

perawat ruang ICU. Kemudian, belum terdapat buku panduan mengenai metode kasus

ataupun tim di ruangan. Perawat akan melayani seluruh kebutuhan pasien pada saat

berdinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak

ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.

Analisa Data :

Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang ICU di dapatkan bahwa motode asuhan

keperawatan yang ada sudah sesuai dikarenakan terdapat tanggung jawab dan

tanggung gugat yang dilakukan, metode kasus ini pun memiliki kelebihan dan

kekurangan .

Adapun kelebihannya :

- Bersifat continue dan komprehensif

- Perawat dalam metode kasus ini mendapatkan aakuntabilitas yang tinggi

terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit (Gillics, 1998). Keuntungan

yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya

kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan

tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,

informasi, dan advokasi sehingga pasien merasa puas.

- Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat

- Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai

Adapun kekurangan metode kasus :

- Membutuhkan banyak tenaga

- Beban kerja tinggi jika jumlah pasien banyak sehingga tugas rutin yang

sederhana menjadi terlewatkan

31
- Pendelegasian perawat klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab

klien tugas
Kepala Ruangan

Perawat Perawat Perawat Perawat

Klien Klien Klien Klien

Bagan Metode Kasus

Konsep dasar metode kasus :

1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat

2. Ada otonomi

3. Ketertiban pasien dan keluarga

Ketenagaan metode kasus :

1. Setiap perawat primer adalah perawat “bed side”

2. Beban kasus pasien 4-6 orang untuk 1 perawat

3. Penugasan ditentukan oleh kepala jaga

d. Standar Operasional Prosedur

Berdasarkan hasil wawancara untuk SOP yang ada di ruangan ICU berjumlah 32

SOP yang sudah di SK kan. SOP saat ini tidak berbentuk hard copy tetapi berbentuk

library.

Analisa Data :

Menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar Operasional Prosedur (SOP)

merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas perkerjaan sesuai

dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indicator-

32
indikator teknis, administrative dan procedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan

sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Semua tindakan keperawatan di

ruang ICU Rumah Sakit Unggul Karsa Medika sudah dilakukan sesuai dengan SOP

di ruangan.

e. Tindakan keperawatan

Berdasarkan wawancara dan observasi ruangan tindakan yang dilakukan

diruangan yaitu pemantauan alat monitor dan ventilator setiap 1 jam sekali,

melakukan suction, melakukan perhitungan balance cairan, melakukan perawatan

trakeostomi, melakukan pemberian sonde melalui NGT, melakukan perawatan luka

decubitus, pemberian nebulaizer, pemberian obat melalui IV, IM, SC, oral.

Melakukan pengecekan gula darah, melakukan perawatan personal hygiene (oral

hygiene, memandikan),

Analisa Data :

Menurut hasil observasi di ruangan ICU proses tindakan keperawatan sudah

sesuai PMK RI No. 340 Tahun 2010 tentang standar pelayanan keperawatan di

rumah sakit juga sudah menggunakan standar prosedur dengan benar.

f. Operan / Timbang Terima

Timbang terima atau hand over dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari, yaitu

pada pergantian shift malam ke pagi (pukul 07.00 WIB), pagi ke sore (pukul 14.00

WIB), sore ke malam (pukul 21.00 WIB). Biasanya timbang terima saat pagi

dipimpin oleh CI atau ketua tim, dan di ikuti oleh perawat yang telah dinas dan akan

berdinas. Operan pasien di ruangan Intensive Care Unit (ICU) menggunakan format

Flow Chart, SBAR, dan SIMRS yang ada di Rumah Sakit Karsa Medika. Untuk hal

yang biasa disiapkan oleh perawat meliputi buku saku atau catatan kecil dan pulpen.

33
Analisa Data :

Hasil observasi pada tanggal 20 April 2022 terhadap pelaksanaan operan

perawat. Hasil yang diperoleh yakni pelaksanaan serah terima, tugas jaga dengan

kriteria baik dalam hal ini operan yang dilakukan yaitu telah menyiapkan tempat

untuk serah terima pasien, komunikasi antara pemberi tanggung jawab dan penerima

tanggung jawab dilakukan di dekat pasien dengan menginformasikan mengenai

berapa jumlah pasien, diagnose, terapi yang diberikan, alat yang sudah digunakan,

rencana tindakan yang harus dilakukan selanjutnya, dan perkembangan status

kesehatan pasien secara umum. Adapun metode pemecahan masalah keperawatan

terhadap pasien belum ada, standar baku mengenai timbang terima asuhan

keperawatan belum ada di ruangan Intensive.

Menurut Nursalam (2011) tujuan timbang terima adalah:

- Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum

- Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya

- Tersusunnya recana kerja untuk dinas berikutnya

34
SOP timbang terima menurut Nursalam (2011) adalah sebagai berikut:

TAHAP KEGIATAN YA TIDAK

Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan setiap √


pergantian shift /operan
2. Melakukan timbang terima terhadap semua pasien √
pasien baru masuk dan pasien yang memiliki
memiliki permasalahan yang belum dapat teratasi
3. Menyampaikan timbang terima pada perawat √
selanjutnya di nurse station, informasi meliputi:
a. Jumlah pasien
b. Identitas klien dan diagnosis medis
c. Data (keluhan/subjektif dan objektif)
d. Masalah keperawatan yang masih muncul
e. Intervensi keperawatan yang sudah dilakukan dan
belum dilakukan
f. Intervensi kolaboratif dari tim dokter 
g. Rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan operasi, persiapan
pemeriksaan penunjang dan lain-lain)
Pelaksanaan 1. Menyiapkan kedua kelompok untuk berkeliling untuk √
memastikan langsung kepada pasien
2. Kedua kelompok menyiapkan buku catatan √

3. Kepala ruangan membuka acara timbang terima √

4. Memberikan salam kepada pasien, keluarga, serta √


mengkaji ulang keadaan pasien secara umum dan
menanyakan keluhan pasien
5. Melakukan penyampaian informasi kepada √
kepada pasien/keluarga nama perawat shift
berikutnya
6. Mengkaji secara penuh terhadap masalah √
keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang
telah/belum dilaksanakan serta aspek keselamatan
klien
Post Operan 1. Melakukan diskusi terkait keadaan pasien dan hal-hal √
yang diperlukan
2. Menandatangani dokumen oleh perawat pelaksana √
yang berjaga dan perawat pelaksana yang akan
berjaga berikutnya
3. Kepala ruangan/perawat primer menutup kegiatan √
timbang terima

35
g. Pre dan Post Conference

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di ruang ICU dilakukan bersamaan

sebelum timbang terima atau operan. Kepala ruangan ataupun CI menjelaskan

mengenai mengenai peminjaman alat dan uraian tugas yang akan dilakukan.

Analisa Data :

Berdasarkan hasil kajian situasi bahwa Ruang ICU Rumah Sakit Unggul Karsa

Medika sudah sesuai dengan pelayanan standar keperawatan di Rumah Sakit.

Menurut Modul MPKP (2006), Pre conference adalah komunikasi katim dan

perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut

yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim

tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah

rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim.

Sedangkan Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang

hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post

conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal penting untuk

operan (tindak lanjut).

h. Standar Asuhan Keperawatan

Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Intensive, SAK yang di gunakan di

ruangan untuk asuhan keperawatan yaitu menggunakan pedoman SDKI, SIKI, SLKI

Analisa Data :

SAK yang digunakan di ruang Ciwalagri sudah sesuai dan lengkap mengacu

pada SAK ruangan yang dibuat berdasarkan SDKI, SIKI, SLKI. SAK ini juga

36
mengkuti PMK nomor 10 tahun 205 tentang pemberian dan manajemen asuhan

keperawatan.

i. Discharge Planning

Berdasarkan hasil observasi discharge planning di ruangan ICU berupa edukasi

mengenai obat yang diberikan, edukasi mengenai alat yang dipakai oleh pasien,

aktivitas pasien. Apabila pasien sudah dinyatakan akan lepas pemasangan ventilator

dan monitor berikan penjelasan kepada keluarga, jika pasien akan pulang maka

diberikan edukasi perawatan pasien saat di rumah. Edukasi mengenai penyakit

dilakukan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJB), edukasi obat dilakukan

oleh tenaga farmasi.

Analisa Data :

Berdasarkan hasil kajian situasi di ruangan di dapatkan bahwa kegiatan

discharge planning di ruang ICU sudah sesuai dengan PMK nomor 10 tahun 2015

tentang standar pelayanan keperawatan di rumah sakit.

j. Supervisi

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan ICU supervisi dilakukan

setiap hari kamis oleh bagian jajaran direksi maupun kepala bagian keperawatan.

Jika ada yang kurang dalam pemberian asuhan keperawatan maka dikomunikasikan

secara langsung kepada kepala ruangan, kemudian kepala ruangan selalu melakukan

morning report setiap hari dengan dokter maupun direktur mengenai penyakit dan

intervensi yang tepat untuk meringankan atau menyelesaikan masalah keperawatan

pada pasien. Kemudian kepala ruangan akan berdiskusi dengan semua perawat

mengenai perbaikan dan akan menegur langsung kepada perawat jika ada yang

kurang baik dalam pemberian asuhan keperawatannya. Untuk rapat bulanan.

37
Analisa Data :

Berdasarkan hasil kajian situasi di ruangan di dapatkan bahwa kegiatan

supervisi sudah sesuai menurut PMK nomor 10 tahun 2015 tentang standar

pelayanan keperawatan di rumah sakit.

k. Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Pada saat kajian situasi yg dilaksanakan tanggal 20 April 2022 dokumentasi

asuhan keperawatan dilakukan dengan melalui tahap :

- Pengkajian : dilakukan dengan cara observasi. Format yang di gunakan

menggunakan flow chart yang memiliki lembar ceklis, sehingga dapat

memudahkan perawat dalam mengkaji pasien. Pengkajian ini hanya meneruskan

dari ruang sebelumnya, baik IGD maupun ruang rawat inap.

- Diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan : dari hasil observasi di

ruangan menggunakan system komputerisasi yang bersumber dari SDKI, SIKI,

dan SLKI.

- Implementasi keperawatan : dilakukan sesuai dengan perencanaan yang ada di

flow chart dan SIMRS yang telah dibuat.

- Evaluasi dan catatan perkembangan : dituliskan di SIMRS.

38
l. Kajian Manajemen Risiko Pasien Safety

- Sasaran I (Ketepatan Identifikasi Pasien)

Berdasarkan hasil kuesioner yan disebarkan Ketepatan identifikasi pasien di

ruangan dilakukan dengan pemasangan gelang identitas. Kemudian saat akan

melakukan tindakan keperawatan perawat juga membaca ulang nama pasien,

nomor rekam medik, dan tempat tanggal lahir pasien.

- Sasaran II (Komunikasi yang Efektif)

Komunikasi yang digunakan oleh perawat dengan petugas kesehatan yang

lainnya menggunakan metode SBAR yang didokumentasikan di SIMRS

sehingga memudahkan perawat yang berdinas selanjutnya untuk

mengidentifikasi masalah yang terjadi pada pasien.

- Sasaran III (Obat High Alert)

Catatan pemberian obat ditulis dalam flow chart pasien berikut dengan dosis

dan waktu pemberian. Obat-obatan yang ada disimpan dalam lemari obat dekat

bed pasien berdasarkan nama pasien yang menerima terapi obat tersebut. Saat

akan diberikan obat baru disiapkan dan dibagian luar (spuit/plastik obat) diberi

keterangan nama pasien, jenis obat, waktu dan aturan minum (jika PO).

- Sasaran IV (Benar Penandaan Lokasi Operasi)

Tidak ada.

- Sasaran V (Risiko Tinggi Infeksi)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruangan, untuk sasaran

keselamatan pasien nomor 5 yaitu pengurangan resiko infeksi didapatkan hasil

bahwa saat memberikan pelayanan perawat selalu menggunakan APD berupa

APD level 2 (gown, masker (n95 dan medis), handscoon dan cup topi). Selain

itu, sebelum dan setelah bertemu dengan pasien perawat selalu mencuci tangan

39
atau menggunakan hand scrub. Untuk tindakan keperawatan maupun infasif

perawat selalu sesuai dengan SOP yang berlaku. Selain itu, untuk pasien yang

terkonfirmasi penyakit menular maka dipindahkan di ruang isolasi ICU dan

keluarga pasien diberikan edukasi. Setelah itu, jika setelah pasien dipindahkan

ke ruang isolasi maka perawat segera meminta kepada petugas cleaning service

untuk melakukan fogging ruangan. Di ruangan juga sudah disediakan hand

sanitizer yang dapat digunakan oleh keluarga pasien. Di ruangan sudah terdapat

pengelompokan sampah infeksius dan non infeksius sudah diterapkan. Namun,

kebersihan dari keluarga saat kunjungan pasien belum terjamin bersih, karena

perawat masih jarang memberikan edukasi keluarga dengan mencuci tangan

- Sasaran VI

Untuk pengurangan resiko jatuh, perawat mengenakan gelang identitas pasien

dengan warna kuning, selain itu bed pasien juga sudah dilengkapi dengan

palang pembatas agar pasien tetap terjaga dan juga bed pasien sudah dilengkapi

dengan teknologi yang dapat membuat bed bisa diatur ketinggiannya dengan

mudah sehingga risiko jatuh pasien dapat dicegah. Kemudian jika pasien banyak

melakukan gerakan tanpa disadari maka dilakukan restrain untuk mencegah

pasien terjatuh.

Analisa Data :

Berdasarkan hasil kajian situasi di ruang ICU di dapatkan bahwa proses

identifikasi yang dilakukan di ruang ICU Rumah Sakit Unggul Karsa Medika

sudah sesuai dengan:

Menurut Permenkes Nomor 11 tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien bahwa

Fasilitas pelayanan Kesehatan menyusun pendekatan untuk memperbaiki

ketepatan identifikasi pasien. Prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk

40
mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, nomor identifikasi

menggunakan nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang identitas pasien dengan

bar-code, atau cara lain. Nomor kamar atau lokasi pasien tidak bisa digunakan

untuk identifikasi. IPSG/SKP 1 Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas

pasien, tidak termasuk penggunaan kamar atau lokasi pasien. Perawat

diharapkan dapat memberikan edukasi pengendalian penyakit dan infeksi

terhadap keluarga yang berkumjung.

4. MATERIAL

Pengumpulan data material yang dilakukan di ruang ICU Rumah Sakit Unggul

Karsa Medika bertujuan untuk mengetahui ketersedian sarana dan prasarana yang

tersedia dengan mengacu kepada pedoman ruang ICU yang dikeluarkan oleh

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778/Menkes/SK/XII/2010

Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Intensive Care Unit (ICU) Di Rumah Sakit

dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang

Persyaratan Teknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit.

a. Sarana dan prasarana untuk petugas kesehatan

No Sarana dan Di Ruangan Keadaan Keterangan


Prasarana
Ada Tidak Layak Tidak
1. Nurse Station 
2. Meja dan Kursi  Kursi chitose : 9
Meja : 4
3. Alat tulis kantor 

4. Tempat istirahat 
perawat
5. Tempat istirahat 
dokter
6. Tempat untuk sholat  Belum ada tempat khusus,
melainkan gabung dengan

41
ruang ganti

7. Ruang Kamar Ganti 

8. Pantry  Belum ada tempat khusus,


menyatu dengan ruang
diskusi

9. Telpon ruangan  Jumlah : 2

10. Ruang kepala 


ruangan
11. Kamar mandi 

12. Ruang dokter 

13. Ruang konsultasi 

14. Ruang obat 

15. Gudang alat 

16. Ruang linen bersih 

17. Spoelhoek 

18. Loker Perawat 

Analisa Data :

Data yang didapatkan dari hasil observasi pada tanggal 19 April 2022 dan saat

dilakukan wawancara pada tanggal 21 April 2022 bersama dengan Kepala Ruangan

didapatkan hasil bahwa ruang ICU Rumah Sakit Unggul Karsa Medika sudah sesuai

dengan PERMENKES no 31 tahun 2018, dimana terdapat loker, ruang ganti untuk

pria dan wanita, ruang kepala ruangan, dan ruang dokter tentang persyaratan teknis

bangunan dan prasarana rumah sakit. Dengan lengkapnya sarana dan prasara yang

lengkap akan mempengaruhi efektivitas, efisiensi, dan keberlangsungan petugas

dalam pelayanan (Hendrisman dkk, 2021).

42
b. Sarana dan prasarana untuk pasien

No Sarana dan Prasarana Di Ruangan Keadaan Keterangan

Ada Tidak Layak Tidak

1. Bed pasien 

2. Kasur decubitus 

3. Bedsite monitor  Jumlah 5

4. Alat tenun 

5. Identitas pasien 

6. Identitas pasien di luar  Karena menjaga


kamar privasi pasien

7. Standar infus  Jumlah 5

8. Lemari pasien  Jumlah 5

9. Set mandi pasien  Optional sesuai


permintaan

10. Televisi, audio 

11. Denah ruangan 

Analisa Data :

Data yang didapatkan dari hasil observasi pada tanggal 19 April 2022 dan saat

dilakukan wawancara pada tanggal 21 April 2022 bersama dengan Kepala Ruangan

didapatkan hasil bahwa ruang ICU Rumah Sakit Unggul Karsa Medika sesuai dengan

PERMENKES no 31 tahun 2018, dibagian identitas pasien diluar kamar ditiadakan

karena menjaga privasi pasien dan tidak ada didalam peraturan PERMENKES tentang

persyaratan teknis bangunan dan prasarana rumah sakit. Adanya sarana dan prasarana

yang lengkap di ruangan ICU RS Unggul Karsa Medika sesuai dengan pernyataan

KEMENKES 2019 yang menyatakan bahwa sarana dan pranasarana yang lengkap

dalam fasilitas kesehatan merupakan bentuk penilaian akreditasi, hal tersebut

43
dimaksudkan untuk tetap adanya tatakelola yang bisa memenuhi kebutuhan pelayanan

kesehatan pasien.

c. Sarana dan prasarana untuk alat medis kesehatan

No Sarana danPrasarana Kondisi Keterangan

Baik Rusak

1. Ventilator  Jml obs : 3

2. Infus Pump  Jml : 8

3. Syringe Pump  Jml : 8

4. Central O2 

5. O2 Portable  Jml obs : 2

6. Suction central 

7. Suction Portable  Jml obs : 2

8. EKG  Jml obs : 1

9. Troly Emergency 

10. Defibrilator 

11. Breathing sircuit re use 

12. Bag valve mask  Jml: 2 (infeksius & steril)

13. Laringoscope 

14. Stetoskop  Jml obs : 1

15. Pen light 

16. Tensimeter portable  Jml obs: 1

17. Monitor non invasif :  Jml : 6


Suhu, TD, SpO2, Respirasi

18. Lampu Sorot  Jml. Obs : 1

44
Analisa Data :

Data yang didapatkan dari hasil observasi pada tanggal 19 April 2022 dan saat

dilakukan wawancara pada tanggal 21 April 2022 bersama dengan Kepala Ruangan

didapatkan hasil bahwa ruang ICU Rumah Sakit Unggul Karsa Medika sudah sesuai

dengan PERMENKES no 31 tahun 2018, tentang alat medis lengkap, dan kalibrasi

(pengaturan ulang) alat dilakukan sehari sekali atau setiap akan ada pasien baru untuk

kalibrasi kecil dan kalibrasi sedang yang melibatkan pihak ketiga dilakukan setiap 1

tahun sekali. Hal ini sesuai dengan peraturan PERMENKES no 8 tahun 2021. Hal ini

menjadikan kekuatan karena ada nya perawatan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana dapat meminimalisir angka terjadinya infeksi nosokomnial (Paren, 2016).

45
Sarana dan prasarana untuk alat tenun

No Sarana danPrasarana Di Ruangan Keterangan

Baik Rusak Rusak


Sedang Berat

1. Sprei 25

2. Sarung bantal 25

3. Selimut 25

4. Stik laken 25

5. Handuk 20

6. Baju pasien 3

7. Celana pasien 3

Analisa data:

Data yang didapatkan dari hasil observasi pada tanggal 26 Febuari 2022 dan saat

dilakukan wawancara pada tanggal 1 Maret 2022 bersama dengan Kepala Ruangan

didapatkan hasil bahwa ruang icu RS Unggul Karsa Medika sudah sesuai dengan

PERMENKES no 56 tahun 2014 dengan ratio TT/par 1:3

46
d. Sarana dan prasarana alat mebel, air dan elektronik

No Sarana dan Di Ruangan Keadaan Keterangan


Prasarana
Ada Tidak Layak Tidak

1. AC   Obs : central 1

2. Dispenser 

3. Kulkas  

4. Jam dinding  Obs : 2

5. Kursi lipat  Jml : 16

6. Komputer 

7. Lemari alat tenun 

8. Lemari alkes  Hasil obs : Belum


khusus masih
campur

9. Lemari loker 

10. Meja observasi  Hasil obs : 5

11. Meja nurse station 

12. Printer 

13. Tempat sampah  Jml obs : 6


medis
14. Tempat sampah  Jml obs : 6
non-medis
15. Tempat sampah  Jml obs : 6
kimia beracun
16. Safety box  Jml obs : 6

17. Papan white board 


besar
18. Papan white board 
kecil
19. Rak sepatu  Jml obs : 2

20. Alat ukur suhu dan  


kelembaban
ruangan

47
Analisa data:

Pada saat dilakukan wawancara pada tanggal 21 April 2022 bersama dengan

narasumber (Kepala ruangan) didapatkan hasil bahwa di ruangan ICU Rumah Sakit

Unggul Karsa Medika sudah sesuai dengan PERMENKES no 24 tahun 2016. Di

dalam ruang perawatan ICU semua barang sudah lengkap namun tidak terdapat papan

white board kecil dikarenakan ada kebijakan dalam ruangan untuk meminimalisir

pemajangan ditembok. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Amalia et al (2018) yang

menyatakan bahwa di era digital ini, manajemen keperawatan sudah menggunakan

sistem komputerisasi karena dapat mengefektifkan dan meningkatkan kualitas

pendokumentasian sehingga, dengan tidak adanya papan white board tidak akan

mempengaruhi proses pendokumentasian diruangan.

Sarana dan prasarana dokumentasi

No Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan


yang ada
Sesuai Tidak
sesuai

1. Flowchart 50 Selalu tersedia, jika diperlukan


atau ketika habis maka ada
yang baru

2. Buku sensus harian 1

3. Buku sensus Tidak ada


infeksi nosokomial

4. Buku inventaris 1
alkes

5. Buku alkes masuk Berbentuk


invoice

6. Buku mutasi alkes Sudah by


sistem

7. Buku permintaan Berbentuk


logistik ATK invoice

48
8. Form konsultasi 100 Selalu tersedia, jika diperlukan
atau ketika habis maka ada
yang baru

9. Form keluar ICU 100 Selalu tersedia, jika diperlukan


atau ketika habis maka ada
yang baru

10. Form transport dan 100 Selalu tersedia, jika diperlukan


serah terima pasien atau ketika habis maka ada
yang baru

11. Form awal 100 Selalu tersedia, jika diperlukan


assesmen pasien atau ketika habis maka ada
tahap terminal yang baru

12. Form assesmen 100 Selalu tersedia, jika diperlukan


ulang terminal atau ketika habis maka ada
yang baru

13. Form pemberian 100 Selalu tersedia, jika diperlukan


informasi MBO atau ketika habis maka ada
(mati batang otak) yang baru

14. Form inform 100 Selalu tersedia, jika diperlukan


consen tindakan atau ketika habis maka ada
yang baru

15. Form inform 100 Selalu tersedia, jika diperlukan


consen tindakan atau ketika habis maka ada
tranfusi darah yang baru

16. Form APS 100 Selalu tersedia, jika diperlukan


atau ketika habis maka ada
yang baru

17. Form rujukan 100 Selalu tersedia, jika diperlukan


atau ketika habis maka ada
yang baru

19. Form surat 100 Selalu tersedia, jika diperlukan


kematian atau ketika habis maka ada
yang baru

20. Form permintaan 100 Selalu tersedia, jika diperlukan


laboratorium atau ketika habis maka ada
yang baru

21. Form Sudah by


resep/permintaan sistem
obat

49
Analisa data :

Pada saat di lakukan wawancara pada tanggal 21 April 2022 bersama dengan

narasumber (Kepala ruangan) didapatkan hasil bahwa di ruang ICU sudah sesuai

dengan PERMENKES no 24 tahun 2016 semua dokumentasi sudah lengkap semua,

namun untuk jumlahnya tidak diketahui karena selalu tersedia, jika diperlukan atau

ketika habis maka ada yang baru.

Persyaratan pengadaan barang

a. Jika minimal stok 10 lembar sudah habis maka akan melakukan pengadaan

barang

b. Pengajuan pengadaan barang dilakukan melalui sistem SIMRS yang ditujukan

ke bagian logistik

Analisa data :

Pada saat di lakukan wawancara pada tanggal 21 April 2022 bersama dengan

narasumber (Kepala ruangan) didapatkan hasil bahwa di ruang icu sudah sesuai

dengan PERMENKES no 24 tahun 2016 semua dokumentasi sudah lengkap semua,

namun untuk jumlahnya tidak diketahui karena selalu tersedia, jika diperlukan atau

ketika habis maka ada yang baru

50
e. Standar pelayanan ruang icu

No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan

1. Apakah ruang ICU terletak dekat dengan kamar 


operasi,ruang perawatan lain, dan memiliki akses yang
mudah ke IGD, Radiologi, dan Laboratorium
2. Apakah area pasien pada unit terbuka berukuran 12-16  Area pasien pada unit
m2/tempat tidur terbuka 9 m2

3. Apakah area pasien pada unit tertutup berukuran 16-20 


m2/tempat tidur
4. Apakah jarak antar tempat tidur berjarak 2 m 

5. Apakah ruang ICU unit terbuka memiliki 1 tempat cuci 


tangan pada setiap 2 tempat tidur
6. Apakah ruang ICU unit tertutup memiliki 1 tempat cuci 
tangan pada setiap 1 tempat tidur
7. Apakah pencahayaan cukup adekuat untuk observasi klinis 
dengan lampu minimat 10 watt/m2

8. Ruang isolasi atau infeksius memiliki tempat cuci tangan 


sendiri

9. Terdapatnya APAR di ruangan 

10. Kelembaban ruangan 50-70% 

11. Temperatur ruangan sekitar 22oC sampai 25oC 

12. Apakah tersedia wastafel di ruangan 

13. Terdapat tempat pembuangan sampah medis(jarum, 


plebot, limbah farmasi, dan sitotoksik) dan non-medis
14. Terdapat helm untuk keselamatan rumah sakit terhadap 
bencana(kebakaran, gempa, bom,penculikan)
15. Terdapat adanya petunjuk arah atau jalur evakuasi di 
ruangan
16. Apakah sumber listrik dari rumah sakit 

17. Langit-langit rapat, kuat, dan tidak berdebu(kotor) 

18. Lokasi pos perawat dekat denganruanganpasien, sehingga 


mudah pengawasan
19. Lantai kuat, rata, dan tidakbergelombang 

20. Jenis lantai berupa keramik yangtidak berongga 

21. Apakah terdapat ruang diskusipendidikan 

51
Analisa data :

Pada saat di lakukan observasi pada tanggal 19 April 2022 dan wawancara

pada tanggal 21 April 2022 bersama dengan narasumber (Kepala Ruangan)

didapatkan hasil bahwa ruangan ICU Rumah Sakit Unggul Karsa Medika masih

ada beberapa standar yang belum optimal dengan Kepmenkes No.

1778/Menkes/SK/XII/2010 tentang standar kelayakan ruang intensive care unit.

5. MARKET

a. BOR

Nilai Bed Occupancy Rate (BOR) pada Ruang ICU RS Unggul Karsa Medika

selama periode Januari-Maret 42.4%.Nilai BOR ini bernilai kurang ideal dengan

standar yang diberlakukan.

Rumus :

BOR

Analisa Data :

Hasil nilai BOR periode 3 bulan di Ruang ICU dikatakan kurang ideal karena

nilainya kurang ideal dari standar yang diberlakukan. Dimana standar ideal untuk

BOR di RS menurut Depkes RI adalah 60-85%.

52
b. AVLOS

Nilai Average Length of Stay (ALOS) pada Ruang ICU RS Unggul Karsa Medika

pada periode 2022 adalah 4 hari. Nilai ini belum optimal dengan standar ketentuan

yang diberlakukan.

Rumus

AVLOS

Analisa Data :

Hasil ALOS di Ruang ICU dikatakan kurang ideal karena nilainya belum

mencapai standar ketentuan yang diberlakukan oleh Depkes RI yaitu 6-9 hari. Dari

aspek medis, semakin panjang nilai ALOS maka bisa menunjukkan kinerja kualitas

medis yang kurang baik, karena pasien harus dirawat lebih lama. Sedangkan dari

aspek ekonomis, semakin panjang nilai ALOS berarti semakin tinggi biaya yang

nantinya harus dibayar oleh pasien. Jadi perlu keseimbangan antara sudut pandang

medis dan ekonomis.

c. BTO

Nilai Bed Turn Over (BTO) pada Ruang ICU RS Unggul Karsa Medika selama

periode Januari-Maret bernilai 38. Nilai ini berada dibawah standar nilai yang

diberlakukan.

53
Analisa Data :

Untuk hasil nilai BTO pada Ruang ICU RS Unggul Karsa Medika dikatakan

rendah karena nilainya berada diabawah standar nilai yang diberlakukan. Standar

yang diberlakukan dalam satu tahun yaitu, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50

kali (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).

d. TOI

Nilai Turn Over Interval (TOI) pada Ruang ICU RS Unggul Karsa Medika

selama periode Januari-Maret rata-rata bernilai 4. Nilai ini sesuai dengan standar

nilai TOI berdasarka Depkes RI.

Hasil ini menunjukan bahwa nilai TOI diruang ICU pada bulan januari – maret

adalah 4 dari nilai parameter yang ideal antara 1 sampai 3 hari sehingga nilai hasil

TOI atau tempat tidur tidak ditempati sudah sesuai dengan standar

Analisa Data :

Hasil nilai TOI pada Ruang Icu dikatkan baik karena nilainya sudah sesuai

dengan standar yang diberlakukan. Standar TOI berdasarkan dari Depkes RI

mempuyai nilai ideal 1-3 hari. Semakin besar nilai TOI berarti semakin lama hari

dimana tempat tidur kosong yakni tidak digunakan oleh pasien. Hal ini membuat

tempat tidur semakin tidak produktif, kondisi ini tentu tidak menguntungkan dari

segi ekonomi bagi pihak menajemen rumah sakit. Semakin kecil angka TOI, berarti

semakin singkat saat tempat tidur akan digunakan pasien berikutnya. Hal ini

54
menyebabkan tempat tidur sangat produktif, sehingga bisa menguntungkan dari segi

ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit, akan tetapi bisa merugikan pasien

dikarenakan tempat tidur belum disiapkan secara baik, serta meningkatkan infeksi

nosokomial dan perlu diadakannya sanitasi lingkungan.

f. NDR

NDR (Net Deat Ret) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-

tiap 55 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di

Rumah Sakit. Nilai NDR di ruang ICU pada bulan April adalah :

Berdasarkan perhitungan NDR di ruang ICU pada bulan januari- maret di

dapatkan hasil adalah 6pasien

Analisa Data :

Standar nilai NDR yang diberlakukan adalah kurang dari sama dengan

25/1000 pasien. Hal ini membuat angka kematian pada pasien yang sedang

dalam masa perawatan >48 jam di Ruang Icu masih terbilang rendah.

g. GDR

Nilai Gross Death Rate (GDR) pada Ruang ICU selama periode januari - maret

bernilai 3,5. Nilai ini didapatkan dengan data total pasien meninggal 3 orang dan

jumlah pasien yang keluar dari Ruang ICU dalam keadaan hidup maupun mati

berjumlah 53 orang.

55
Hasil ini menunjukan bahwa nilai parameter GDR diruang ICU pada bulan

januari-maret adalah 3 pasien

Analisa Data :

Standar nilai GDR yang diberlakukan adalah kurang dari sama dengan

45/1000 pasien. Hal ini membuat angka kematian umum pada pasien di Ruang

ICU masih terbilang rendah. Kejadian ini terjadi dikarenakan kapasitas Ruang Icu

yang baik dan memadai.

h. Kepuasan pasien

No Indikator Puas Tidak Total


Puas Presentasi

1 Keandalan (Reliability) 100% 0% 100%

2 Bukti Langsung (Tangible) 100% 0% 100%


Lingkungan

3 Ketanggapan (Responsives) 100% 0% 100%

4 Jaminan (Assurance) 100% 0% 100%

5 Empati (Emphaty) 100% 0% 100%

Berdasarkan hasil pengolaan data kuesioner yang dibagikan pada tanggal 19 April

2022 kepada pasien atau keluarga pasien mengenai kepuasan pasien didapat 100%

pasien merasa puas dari segi jaminan dan pelayanan yang terdapat di ICU. Tingkat

kepuasan pasien merupakan satu hal yang sangat penting dalam melihat mutu

56
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.Apabila nilai kepuasan pasien tinggi maka mutu

pelayanan kesehatan yang telat diberikan kepasa pasien sudah baik.

Analisis Kajian :

Data kepuasan pasien ini menjadi parameter pelayanan perawat di ruang ICU

yang baik sehingga sebanyak 100% pasien merasa puas dengan pelayanan yang

diterima. Hail ini menjadi aspek kekuatan untuk Rumah Sakit UKM.

57
BAB III

ANALISA DATA

1. MATRIKS IFAS STRENGHT

FAKTOR BOBOT RATING NILAI KAJIAN ANALISA


STRATEGIS (B) (R)
N= BXR

MAN

Perawat di ruang ICU 0.025 4 0,1 Berdasarkan data yang


65% berjenis kelamin diperoleh dari narasumber
laki laki bahwa di ruang ICU 6 orang
perawat berjenis kelamin laki-
laki. Menurut penelitian
Ahmed & Safedi (2013) bahwa
pria lebih kepada pengambilan
keputusan dan melakukan
advance practice, pada ruang
perawatan intensif perawat
dituntut untuk memberikan
perawatan dengan sigap dan
cekatan sehingga pasien dapat
ditangani. Dengan kemampuan
pria maka kondisi pasien dapat
diprediksi dengan cepat dan
ditangani dengan tepat dalam
konsisi apapun. Bahwa peran
gender dalam pemberian
tindakan sangat memiliki
pengaruh dengan kesesuaian
dan kesuksesan berdasarkan 3
peran gender yaitu kesesuaian,
maskulinitas, dan androginitas,
sifat androginitas lebih
memfokuskan kepada
perhatian sedangkan sifat
maskulinitas dapat mengambil
keputusan dengan cepat untuk
masalah medis yang kritis dan

58
terjadi di ruang perawatan
intensif.

Seluruh Perawat di 0,028 3 0,084 Hal ini sesuai dengan Peraturan


ruang ICU 100% Menteri Kesehatan (PMK)
sudah memiliki STR nomor 1796 tahun 2011
dengan masa berlaku tentang Registrasi Tenaga
>1 tahun Kesehatan sebagai pengganti
PMK nomor 161 tahun 2010
tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan. Dalam peraturan
menteri kesehatan tersebut
tercantum bahwasannya
seluruh tenaga kesehatan
diwajibkan memiliki surat
tanda registrasi yang disebut
sebagai STR. Kewenangan
perawat dalam menjalankan
tugas dalam profesinya secara
prinsif diatur dalam keputusan
Menteri Kesehatan RI no
1293/Menkes/SK/XI/2001
Tentang registrasi dan praktek
perawat.

Sebagian besar di 0,030 3 0,09 Menurut penelitian Jeffery, dkk


ruang ICU sudah (2009) bahwa profesi perawat
mengikuti pelatihan dengan pelatihan klinis yang
didapatkan mengenai asuhan di
ruang intesif maka penanganan
pasien akan lebih baik sebelum
mendapatkan pelatihan
sehingga menekan angka
prevalensi komplikasi yang
terjadi pada pasien dan
pelatihan diharapkan perawat
di ruang perawatan intensif
dapat meminimalisir kesalahan
yang terjadi 59eseha
memeberikan asuhan
keperawatan.

59
Pendidikan perawat 0,028 4 0,112 penelitian Gibson J.L (2012)
sudah sesuai dengan menjelaskan bahwa perawat
aturan permenkes dengan tingkat pemdidikan
dengan jenis Profesi Ners memiliki
pendidikan D3( 30%) kebijakan otonomi yang besar
dan Profesi Ners dalam ruang perawatan intensif
(70%) karena lebih memiliki
pemikiran kritis dan
kemampuan kognitif yang
baik. Hal ini disebabkan karena
perawat dengan jenjang
pendidikan Profesi Ners lebih
memiliki kemampuan untuk
menggabungkan antara basic
knowledge dan praktek dengan
mempertimbangkan rasional
tindakan yang diberikan.
Ruang perawatan intensif
sangat memerlukan dan
mempertimbangkan
pengambilan keputusan dalam
memberikan asuhan
keperawatan dengan baik dan
cepat pada pasien dengan
kondisi kritis yang 60ating.
Salah satu capaian
pembelajaran program studi
Profesi Ners dalam
60ating6060r keterampilan
umum ialah
mendokumentasikan,
menyimpan,
mengaudit, ,mengamankan,
dan menemukan kembali data
dan informasi untuk keperluan
pengembangan hasil kerja
profesinya.

Lama Kerja perawat 0,025 3 0,075 Menurut penelitian Ericson,


diruang ICU ada 60% dkk (2007) menyatakan bahwa
> 5 tahun lama bekerja akan

60
mempengaruhi kapasitas dan
tingkat kinerja diruangan
intensif, pada dasarnya
semakin lama masa kerja
perawat maka akan semakin
mahir dan memiliki kapasitas
kemampuan yang lebih
dibandingkan dengan perawat
yang lebih sedikit masa kerja.
Sehingga dapat meningkatkan
keahlian dalam pemberian
intervensi

Jenjang karir di ruang 0,025 3 0,075 Menurut Peraturan Menteri


ICU 50% sudah Kesehatan RI Nomor 40 Tahun
menjadi karyawan 2017 menjelaskan bahwa
tetap dengan jemjang pengembangan karir perawat
karir PK II professional perawat
mendorong perawat menjadi
perawat professional atau Ners.
Jenjang karir 61esehatan6161l
perawat dapat dicapai melalui
61esehatan61 formal dan
61esehatan61 berkelanjutan
berbasis kompetensi serta
pengalaman kerja dan kegiatan
keprofesionalan di fasilitas
pelayanan 61esehatan.
Kompetensi perawar klinis di
Rumah Sakit dideskripsikan
sesuai level jenjang karir
perawat klinis yaitu (PK I-PK
V).

Perawat ruangan ICU 0,028 3 0,084 Menurut Shah,et.al (2015)


tidak memiliki beban Menyatakan bahwa tekanan
kerja yang berat. atau beban kerja dapat menjadi
positif, hal ini mengarah pada
peningkatan kinerja. Adanya
penerapan beban kerja
membuat karyawan dituntut
untuk mengeluarkan seluruh
potensi yang dimiliki dan dapat

61
berdampak positif juga
terhadap perkembangan rumah
sakit untuk kedepanya. Maka
dari itu perawat yang ada di
ruang ICU tidak memiliki
beban kerja, dan sesuai
menurut teori.

Stress kerja perawat 0,027 3 0,081 penelitian Lukito 2017, yaitu


terdapat dalam terdapat hubungan antara stress
kategori sedang, jadi kerja dengan produktifitas
perawat di ruang ICU kerja perawat, bahwa stress
tidak memiliki stress dapat menimbulkan dampak
kerja yang berat pada kinerja seseorang, stress
62ati membuat seseorang
mengalami penurunan kinerja
atau peningkartan kinerja
tergantung bagaimana
seseorang menyikapi stress
yang dialaminya, namun
Ketika stress kerja dijadikan
sebagai motivator untuk
memicu peningktan kerja,
maka seseorang terpicu untuk
berprestasi lebih baik yang
berdampak pada peningkatan
karir.

Perawat di ruang ICU 0,025 4 0,1 Menurut penelitian Parwanto


memiliki kepuasan dan wahyudi 2011 bahwa
dalam bekerja di kepuasan kerja berpengaruh
ruang ICU terhadap kinerja hal ini
menandakan semakin tinggi
kepuasan kerja maka akan
menunjukan kinerja yang
baik, pengaruh factor
kepuasan kerja terdiri dari
gaji, kepemimpinan, sikap
rekan kerja, memiliki
pengaruh terhadap kinerja
seseorang, Maka karyawan
yang puas berkemungkinan

62
lebih besar untuk berbicara
positive tentang organisasi,
membantu yang lain, dan
membuat kinerja pekerjaan
mereka melampaui perkiraan
normal. Hal ini sejalan
dengan kepuasan kerja
perawat yang ada di ruah
ICU.

Sudah memiliki 0,028 3 0,084 Menurut Keputusan Menteri


tenaga non Kesehatan pasal 43 Tahun
keperawatan, seperti 2017 tentang ketenagaan non
Dr spesialis, Ahli keperawatan yaitu salah
Gizi, satunya adalah dokter spesialis,
Satpam/keamanan, apoteker, ahli gizi, dan OB
dan Cleaning service serta administrasi. Tenaga
medis terkait baik perawat
maupun non keperawatan
berperan penting dalam
penyelengaraan upaya menjaga
mutu pelayanan kesehatan di
rumah sakit, tenaga kesehatan
bertugas memfasilitasi dan
membantu pasien unutk
mendapatkan pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu
kolaborasi antar profesi seperti
dokter , perawat sangat
diperlukan dan perlu mendapat
prioritas bagi institusi pemberi
pelayanan kesehatan,
kolaborasi antar dokter dan
perawat merupakan 63ating
penentu yang sangat penting
bagi kualitas proses perawatan
( Barrere & Ellis, 2002).

MONEY

Anggaran di dapatkan Berdasarkan kajian situasi


dari satu pihak yaitu diatas maka dapat disimpulkan
0.03 2 0.06
yayasan Maranatha bahwa anggaran keuangan
yang ada di ruang ICU
didapatkan dari Yayasan

63
Maranatha, sehingga
memudahkan dalam cross
check pelaporan anggaran
pertahun.

Gaji perawat baik Berdasarkan kajian situasi


karyawan kontrak dan didapatkan gaji perawat sesuai
karyawan tetap sesuai dengan UMK dan terdapat
dengan UMK Kab. tunjangan insentif / remunisasi
0.05 3 0.15
Bandung serta adanya THR. Hal ini telah
sesuai dengan peraturan
menteri kesehatan No
1199/Menkes/Per/X/2004.

Pengembangan SDM Berdasarkan dari data yang


didapat disimpulkan bahwa
dana pengembangan dipakai
untuk pelatihan, penelitian, dan
0.05 2 0.10 worksop, dana tersebut
banyaknya dibiayai oleh rumah
sakit akan tetapi tidak menutup
kemungkinan menggunakan
biaya pribadi.

Alur pembayaran Berdasarkan hasil kajian situasi


jelas. didapatkan hasil bahwa di
ruang ICU untuk pasien pulang
baik yang umum maupun
BPJS, jika sudah mendapatkan
ijin pulang dari dokter, bahwa
pasien boleh pulang dan
melengkapi resume 64atin,
surat pulang, surat 64ating64,
0.03 2 0.06 resep yang dibawa pulang,
perawat mengecek kembali
tindakan yang dilakukan
perawat memberikan surat
pulang, obat, dan edukasi
kepada pasien, serta ntuk
pasien BPJS pasien
mengumpulkan syarat
(fotocopy BPJS, Kartu
Anggota).

METHOD

64
Metode Unit Struktur struktur organisasi sudah ada
Organisasi sejak awal diadakan ruang
rawat intensive, tujuannya
0.05 3 0.10
untuk mengelola asuhan
keperawatan secara efektif dan
efisien

Uraian tugas dan uraian tugas dan wewenang di


wewenang ruangan sudah dilaksanakan
sesuai pembagian tugas
masing-masing sesuai dengan
tanggung jawabnya dan sudah
0,11 4 0,22
sesuai dengan pedoman PMK
RI No. 836 Tahun 2005
tentang pedoman
pengembangan manajemen
kinerja perawat

Manajemen asuhan Pengelolaan pasien 65ating


keperawatan (alur sampai pulang sudah sesuai
pasien 65ating, alur dengan rencana keperawatan
pasien pulang, Standar pasien. Tindakan, SOP, pre
Operasional post conference, dan
Prosedur,Tindakan operan/timbang terima
keperawatan, keperawatan di ruang ICU
Operan/timbang 0,13 4 0,22 Rumah Sakit Unggul Karsa
terima, pre dan post Medika sudah dilakukan sesuai
conference, Standar dengan standar pelayanan.
Asuhan Keperawatan, Dokumentasi keperawatan di
Discharge planning, ruang ICU menggunakan
Supervisi, rumusan SDKI, SLKI, SIKI,
Dokumentasi Asuhan dengan penulisan Flow chart,
Keperawatan,) SIMRS dan SBAR.

MATERIAL

Bangunan ruang ICU 0.028 3 0.084 Ruangan ICU RS Unggul


memiliki 18 item yang Karsa Medika sudah sesuai
sesuai dengan dengan PERMENKES No. 24
pedoman teknis (2016) di dalam ruang
bangunan dan perawatan intensif tentang
prasarana ruangan persyaratan teknis bangunan
ICU dan prasarana rumah sakit.

65
Sarana dan prasarana 0.034 3 0.102 Sarana dan prasarana alat
alat mebel, air dan medis sudah sesuai dengan
elektronik sudah PERMENKES no 31 tahun
sesuai 2018, tentang alat medis
lengkap, dan kalibrasi
(pengaturan ulang) alat
dilakukan setiap satu tahun
sekali. Hal ini sesuai dengan
peraturan PERMENKES no 8
tahun 2021.

Sarana dan prasarana 0.021 2 0.042 Sarana dan prasarana alat tenun
alat tenun sudah di ruang ICU RS Unggul Karsa
sesuai. Dengan ratio Medika sudah sesuai dengan
PERMENKES no 56 tahun
2014 dengan ratio

Sarana dan prasarana 0.032 3 0.096 Sarana dan prasarana


dokumentasi sudah dokumentasi sudah sesuai
sesuai dengan PERMENKES no 24
tahun 2016 tentang
penggadaan barang untuk
dokumentasi

Sarana dan prasarana 0.031 3 0.093 Sarana dan prasarana pasien di


pasien sudah sesuai RS Unggul Karsa Medika
sesuai dengan PERMENKES
no 31 tahun 2018

Sarana dan prasarana 0.033 4 0.123 Sarana dan prasarana petugas


petugas kesehatan kesehatan sudah sesuai
sudah sesuai PERMENKES no 31 tahun
2018, dimana terdapat loker
(ruang ganti untuk pria dan
wanita), ruang kepala ruangan,
dan ruang dokter tentang
persyaratan teknis bangunan
dan prasarana rumah sakit

MARKET

Nilai Bed 0,03 3 0,09 Sesuai dengan standar yang


Occupancy Rate diberlakukan. dimana Standar
(BOR) pada ideal untuk BOR di RS

66
ruangan ICU RS menurut Depkes RI adalah 60-
Unggul Karsa 85%.
Medika selama
tanggal pada tanggal
18 April 2022
didaptakan hasil
BOR pada bulan
januari - maret 2022
hasilnya adalah 42,4
%,

Nilai Average 0,03 3 0,09 Ruang ICU dikatakan baik


Length of Stay karena angka tersebut masih
(AVLOS) pada memenuhi standar Depkes RI
Ruang ICU di RS nilai standar di bawah yaitu 6-9
Unggul Karsa hari.
Medika pada bulan
januari - maret 2022
adalah 3,6 %

Nilai Net Deat Rate 0,03 3 0,09 Standar nilai NDR yang
(NDR) pada diberlakukan Depkes RI adalah
Ruangan ICU RS kurang dari sama dengan
Unggul Karsa 25/1000 pasien.
Medika selama
periode janauri-
maret 53/1000.

Nilai Gross Death 0,03 3 0,09 Standar nilai GDR yang


Rate (GDR) pada diberlakukan Depkes RI adalah
Ruang ICU RS kurang dari sama dengan
Unggul Karsa 45/1000 pasien.
Medika selama
periode janauri -
Maret ada 5 pasien

Hasil kajian situasi 0,03 4 0,12 Berdasarkan SK Keputusan


tanggal 19 April - MENKES RI No
23 April 2022 129/Menkes/SK/II/2008
didapatkan bahwa tentang Standar Pelayanan
tidak pernah terjadi Minimal (SPM) Rumah Sakit
kejadian tidak bahwa kejadian pasien jatuh
diharapkan. yang berakhir dengan
kematian/kecacatan diharapkan
100% tidak terjadi di Rumah

67
Sakit

Hasil kajian situasi 0,04 4 0,16 Angka kejadian jatuh sudah


tanggal 19 April sesuai Peraturan Menteri
sampai dengan 23 Kesehatan RI Nomor:
April 2022 bahwa 129/Menkes/SK/II/2008
seluruh pasien di tentang standar pelayanan
Ruang ICU RS minimal Rumah Sakit, standar
Unggul Karsa tidak adanya kejadian pasien
Medika adalah jatuh yang berakibat
pasien resiko jatuh, kecacatan/kematian adalah
tetapi sampai 100%, sehingga dapat
sekarang tidak disimpulkan bahwa untuk
pernah ada kejadian keselamatan pasien di ruangan
pasien jatuh 0% tersebut dalam kategori yang
(tidak ada). baik

Hasil wawancara 0,04 4 0,16 Menteri Pendayagunaan


yang dilakukan Aparatur Negara Dan
tanggal 18 April - Reformasi Birokrasi Republik
23 April 2022 di Indonesia Nomor 14 tahun
Ruang ICU RS 2017 tentang pedoman
Unggul Karsa penyusunan survei kepuasan
Medika 5 orang masyarakat unit penyelenggara
responden pelayanan public. Dapat
menunjukan rata- disimpulkan Kepuasan pasien
rata hasil sangat di Ruang ICU RS Unggul
puas 100% (5 Karsa Medika termasuk
orang) kategori baik

Total 3,135

68
i. MATRIKS IFAS WEAKNES

FAKTOR BOBOT RATING NILAI KAJIAN ANALISA


STRATEGIS (R)
(B) N=
BXR

MAN

Motivasi kerja 0.122 -2 -0,244 Menurut (Permatasari 2015)


perawat di ruang Pegawai yang bekerja dalam suatu
ICU sangat rendah organisasi atau instansi pasti
dengan nilai 62% memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Hal tersebut akan
memotivasi pegawai sehingga
pegawai tergerak untuk terus
bekerja keras dan meningkatkan
prestasi kerja. Sehingga ketika
pegawai memiliki motivasi kerja
tinggi maka prestasi kerja yang
dihasilkan juga akan semakin
tinggi dan memberi dampak positif
terhadap kinerja organisasi dimana
kinerja pegawai berperan penting
dalam mendukung tercapainya
tujuan organisasi. Hal ini tidak
sejalan dengan motivasi perawat
yang ada di ruangan ICU karena
bisa dipengaruhi oleh beberapa
factor motivasi kerja, yang
meliputi: Kebutuhan Fisiologi,
Rasa Aman, Rasa Memiliki,
penghargaan dan aktualisasi diri.

Sudah memiliki 0,111 -2 -0,222 Menurut Keputusan Menteri


tenaga non Kesehatan pasal 43 Tahun 2017
keperawatan, tentang ketenagaan non
seperti Dr keperawatan yaitu salah satunya
spesialis, Ahli adalah dokter spesialis, apoteker,
Gizi, ahli gizi, dan OB serta
Satpam/keamanan, administrasi. Tenaga medis terkait
dan Cleaning baik perawat maupun non

69
service, Namun keperawatan berperan penting
belum memilki dalam penyelengaraan upaya
Administrasi menjaga mutu pelayanan kesehatan
khusus untuk di rumah sakit, tenaga kesehatan
ruang ICU bertugas memfasilitasi dan
membantu pasien unutk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu kolaborasi antar
profesi seperti dokter , perawat
sangat diperlukan dan perlu
mendapat prioritas bagi institusi
pemberi pelayanan kesehatan,
kolaborasi antar dokter dan
perawat merupakan faktor penentu
yang sangat penting bagi kualitas
proses perawatan ( Barrere & Ellis,
2002).

Hasil Analisa data maka belum


sesuai karena masih kurang
administrasi khusu di ruang ICU.

MONEY

Pengelolaan 0,12 -2 -0,24 Berdasarkan hasil kajian situasi


keungan ruangan melalui wawancara pada tanggal
diatur oleh bagian 19 April 2022 sistem anggaran
keungan rumah keuangan diatur oleh bagian
sakit, sehingga keuangan rumah sakit, ruangan
ruangan tidak tidak mengelola keuangan sendiri.
mengelola
keuangan sendiri

METHODS

Manajemen 0,120 -2 -0,221 Menurut hasil observasi di ruangan


asuhan ICU tidak dilakukan ronde
keperawatan keperawatan. seharusnya ronde
(ronde keperawatan ini dilakukan agar
keperawatan, mampu meningkatkan kinerja
metode penugasan perawat dalam hal kognitif, efektif
) dan psikomotor.

Perawat yang ada di Ruang ICU


masih belum memahami konsep
metode kasus yang harus

70
dilakukan karena belum adanya
pelatihan maupun seminar yang
diberikan kepada perawat ruang
ICU

Kajian manajemen 0,114 -3 -0,342 Berdasarkan kajian situasi


risiko pasien pengendalian infeksi nosokomial
safety terdapat dari perawat yang lupa
mencuci tangan setelah tindakan
asuhan keperawatan.

MARKET

Nilai Bed Turn 0,08 -3 -0,024 Bed Turn Over (BTO) sedikit lebih
Over (BTO) pada rendah dan tidak sesuai standar
ruangan ICU di yang diberlalukan dalam satu
RS UKM periode tahun yaitu, satu tempat tidur rata-
Januari-Maret rata dipakai 40-50 kali (Depkes RI.
bernilai 38 2005, Kementrian Kesehatan
2011).

Total -1,293

Faktor Evaluasi Internal

No Faktor Strategis Skor

1 Faktor kekuatan (strength) 3,135

2 Faktor kelemahan (weakness) -1,293

TOTAL 1,842

j. MATRIKS EFAS OPPORTUNITY

FAKTOR BOBOT RATING NILAI KAJIAN ANALISA


STRATEGIS (B)
(R) N= BXR

Kondisi pandemi 0,2 4 0,8 Berdasarkan permenkes No.


dan meningkatnya 20 Tahun 2014, pegawai
kasus penyakit saat berhak atas pengembangan
ini memungkinkan kompetensi dan
alokasi dana dari pengembangan pegawai
pemerintah semakin yang profesional,
besar dan berjalan bertanggung jawab,
dengan baik untuk memiliki komitmen,

71
memenuhi disiplin, mandiri, produktif,
kebutuhan inovatif, dan bertata nilai
pelayanan. daoat dilakukan melalui
pendidikan atau pelatihan.
Terselenggaranya 0,15 3 0,12
pelatihan atau
seminar oleh suatu
lembaga yang
ditunjukan kepada
perawat.

Melaksanakan 0,15 3 0,45 (PERMENKES RI NOMOR


program pasien 11, 2017) Tentang
safety SKP 5 keselamatan pasien SKP 5
(mengurangi resiko (resiko infeksi)
infeksi) di ruang
ICU
Meningkatkan 0,2 4 0,8 HIPERCCI Jawa Barat
kompetensi perawat
di ruang ICU dan
pelatihan metode
kasus, ronde
keperawatan, dan
timbang terima.
TOTAL 2,17

k. MATRIKS EFAS THREATS

FAKTOR BOBOT RATING NILAI KAJIAN ANALISA


STRATEGIS (B) ®
N= BXR

Kajian manajemen 0,114 -3 -0,342 Berdasarkan kajian situasi


risiko pasien safety pengendalian infeksi
nosokomial terdapat dari
perawat yang lupa mencuci
tangan setelah tindakan
asuhan keperawatan.

Adanya peningkatan 0,2 -2 -0,4 Adanya peningkatan


pelayanan RS lain pelayanan RS lain yang
yang lebih baik lebih baik

Adanya RS dengan 0,3 -3 -0,9 Banyaknya rumah sakit


fasilitas alat medis dengan fasilitas alat medis

72
yang lebih modern yang lebih modern di
wilayah bandung yang dekat
dengan rumah sakit Unggul
Karsa Medika

Total -1.642

Faktor Evaluasi Eksternal

No Faktor Strategis Skor

1 Faktor peluang (opportunity) 2,17

2 Faktor ancaman (threat) -1,642

TOTAL 0,528

73
Opportunity

Weakness Strength

Threaths

Analisa Data :

Berdasarkan hasil analisis didapatkan posisi unit kerja ruang ICU berada pada

kuadran I, sehingga strategi yang dilakukan adalah Aggressive Strategy. Dimana terdapat

kekuatan dalam berbagai hal (internal) sehingga memungkinkan memunculkan lebih

banyak peluang yang dapat dicapai. Untuk itu, strategi yang tepat yaitu staretgi SO

dengan kata lain menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

MATRIKS

IFAS STRENGHT (S) WEAKNESS (W)


EFAS 1. Perawat Ruangan ICU 1. Sebagian besar Motivasi
berjenis kelamin laki – kerja perawat di Ruang
laki sebanyak 6 orang ICU sangat rendah 62 %
dan 4 orang diantaranya 2. Ruang ICU belum pernah
perempuan melakukan ronde
2. Pendidikan terakhir keperawatan dan tidak
perawat Ruangan ICU terdapat sop ronde
minimal D3 keperawatan
Keperawatan/Kebidanan 3. Nilai Bed Occupancy Rate

74
3. Lama kerja perawat (BOR) pada Ruangan ICU
Ruangan ICU rata-rata > RS Unggul Karsa Medika
5 tahun periode Januari-Maret
4. Seluruh perawat sudah bernilai 41.2%.
memiliki STR 4. Metode penugasan di
5. System jenjang karir ruangan icu belum sesuai
perawat Ruang ICU dengan metode kasus
sudah berjalan 5. RS Unggul Karsa Medika
6. Stress kerja perawat belum terakreditasi
Ruangan ICU berada
pada kategori sedang
88.0%
7. Jenis Pelatihan yang
diikuti perawat di Ruang
ICU sebagian besar
sudah mengikuti
HIPPERCI dan BTCLS
8. Sudah terdapat tenaga
Non-Perawat di Ruang
ICU
9. Kesejahteraan bagi
karyawan tetap dan
karyawan kontrak berupa
gaji pokok, Tunjangan
Hari Raya, Tunjangan
Kesehatan, Uang
Transportasi, Uang
Makan yang di dapatkan
dari yayasan
10. Kepala ruangan dan CI
dilibatkan dalam
pembuatan atau
penyusunan anggaran
untuk ruangan ICU
11. Sumber keuangan pada
ruangan ICU berasal dari
yayasan
12. Kepala ruangan, CI, dan
perawat pelaksana sudah
bekerja sesuai dengan
uraian tugasnya
13. Perawat ruangan ICU
sudah mengikuti tata
tertib sesuai peraturan
14. Alur pasien datang di
ruangan ICU sudah
sesuai dengan SOP
15. Timbang terima di
ruangan icu sudah
dilakukan sesuai dengan

75
SOP
16. SAK yang digunakan di
ruangan icu sudah sesuai
dan berdasarkan SDKI,
SLKI, SIKI
17. Dokumentasi
kelengkapan ruangan icu
sudah sesuai
18. Discharge planning
ruangan icu sudah sesuai
dengan SOP
19. Identifikasi ketepatan
pasien di ruang icu sudah
sesuai dengan sasaran
keselamatan yang
pertama
20. Peningkatan komunikasi
yang efektif pasien di
ruang icu sudah sesuai
dengan sasaran
keselamatan yang kedua
21. Peningkatan keamanan
obat yang perlu
diwaspadai (highalert
medications) di ruang
icu sudah sesuai dengan
sasaran keselamatan
yang ketiga
22. Kepastian tepat lokasi-
tepat prosedur- tepat
pasien operasi di ruang
icu sudah sesuai dengan
sasaran keselamatan
yang keempat
23. Pengurangan risiko
pasien jatuh di ruang icu
sudah sesuai dengan
sasaran keselamatan
yang keenam
24. Sarana dan prasarana
alat mebel, air dan
elektronik sudah sesuai
25. Sarana dan prasarana
alat tenun sudah sesuai.
dengan ratio 1:3
26. Sarana dan prasarana
alat mebel, air dan
elektronik sudah sesuai
27. Sarana dan prasarana
dokumentasi sudah

76
sesuai
28. Sarana dan prasarana
pasien sudah sesuai
29. Sarana dan prasarana
petugas kesehatan sudah
sesuai

OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI WO


(O)
l. Optimalisasi pelaksanaan 1. Optimalisasi peningkatan
metode kasus dalam praktik motivasi kerja perawat
profesional perawat ICU

THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT


Optimalisasi promosi kesehatan
dengan menggunakan media yang
bayak dipakai oleh masyarakat
(contoh : Instagram, Youtube,
Facebook, dll).

77
POA (Plan Of Action)

Masalah Program Kegiatan Tujuan Sasaran Rujukan Tanggal

Kurangnya Meningkatkan 1. Pemberian modul Untuk meningkatkan Perawat ICU 1. KEPMENKES RI tahun 13 Mei 2022
pemahaman kompetensi metode kasus kompetensi perawat 2010 tentang standar
mengenai perawat di ruang 2. Membuat role play di ruang ICU ruangan ICU
metode ICU ronde keperawatan
penugasan kasus dan timbang terima
di ruang ICU 3. Memberikan SOP
ronde keperawatan
dan SOP timbang
terima

78
BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Berdasarkan hasil kajian situasi di ruangan ICU didapatkan perencanaan

berupa dua kegiatan, yaitu pelaksanaan pembuatan video role play ronde

keperawatan dan pembuatan modul metode kasus. Kedua perencanaan tersebut

diimplementasikan di ruangan mulai tanggal 9 sampai 15 Mei, mulai dari

sosialisasi kepada kepala ruangan, perencanaan, pengorganisasian,

pengimplementasian, dan evaluasi. Berikut adalah hasil implementasi

perencanaan yang sudah dilakukan :

79
1. Optimalisasi pelaksanaan metode kasus
Waktu
Strategi Program Kegiatan Hasil Evaluasi
pelaksanaan

Optimalisasi Pembuatan modul Senin, 9 Mei - Sosialisasi rencana - Hambatan dalam


pelaksanaan metode kasus 2022 pembuatan modul mencari sumber
metode kasus kepada kepala ruangan literature dalam
- Pembagian tugas pembuatan SOP
pembuatan modul dan
proposal
- Mencari sumber
literatur materi
pembahasan modul
- Penyusunan modul
Rabu, 11 Mei - Mencari sumber - Hambatan dalam
2022 literatur pembasan mencari sumber
modul literatur
- Penyusunan modul
Kamis, 12 Mei - Konsultasi proposal - Masih banyak revisi
2022 dengan pembimbing pembuatan proposal

Jum’at, 13 Mei - Memberikan modul - Kepala ruangan ICU


2022 yhang sudah di revisi menerima modul
kepada pihak ruang yang telah dibuat
ICU RS UKM

2. Video Ronde Keperawatan


Strategi Program Waktu Kegiatan Hasil Evaluasi

80
pelaksanaan

Optimalisasi Pembuatan media Senin, 9Mei - Pembagian tugas - Hambatan dalam 1. SOP sudah diteima
pelaksanaan edukasi tentang 2022 pembuatan Video dan mencari sumber oleh CI
ronde pelaksanaan ronde SOP literature dalam
keperawatan keperawatan - Mencari sumber pembuatan SOP
literatur materi
pembahasan video
dan SOP
- Penyusunan SOP
Rabu, 11 Mei - Mencari sumber - Hambatan dalam
2022 literatur materi mencari sumber
- Menyusun proposal literatur
Ronde Keperawatan
- Pembagian peran role
play Rone
Keperawatan
- Membuat naskah role
play
Kamis, 12 Mei - Konsultasi proposal - Waktu untuk revisi
2022 dan SOP dengan proposal sedikit
pembimbing kurang
- Brainstorming dengan - Saat dilakukan
CI mengenai SOP brainstorming
- Pembuatan Video dengan CI ada
Ronde keperawatan persamaan tentang
- Editing video unsur pembuatan
SOP
- Perizinan tempat
pembuatan video
(Ruang ICU) Kepala
ruangan

81
membolehkan
pembuatan video di
ruangan
- Skenario di terima
oleh pembingbing
- Hambatan dalam
pembuatan video
harus mengecilkan
suara karena di
ruangan sedang ada
pasien
- Hambatan dalam
editing video

Jum’at, 13 Mei - Pelaksanaan role play - Hambatan dalam


2022 Ronde Keperawatan editting video
di ruang ICU Rumah
Sakit UKM

82
BAB V

HAMBATAN DAN PENYELESAIAN

1. Metode Kasus

Selama proses pembuatan modul kegiatan ada hambatan dan kendala yang kami

hadapi, yaitu keterbatasan waktu dan kendala lain diluar kepanitiaan. Dalam mengatasi

keterbatasan waktu kami membagi panitia dalam beberapa divisi dengan jobdesk masing-

masing, sehingga setiap persiapan yang dibutuhkan dapat selesai tepat pada waktunya.

Selain itu, kami mendahulukan tugas yang memang harus diselesaikan lebih dahulu

mengenai webinar ini seperti pembuatan rundown, proposal kegiatan, dan surat bagi tamu

undangan.

Untuk hambatan diluar kepanitiaan, kami mengatasinya dengan selalu berkoordinasi

antar divisi. Dengan tetap menjaga koordinasi antar divisi maka komunikasi juga akan

tetap berjalan dengan lancar, sehingga meminimalkan terjadinya miskomunikasi antar

panitia dan hal tersebut yang akan membuat hambatan yang kami hadapi dapat teratasi dan

kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu hambatan juga terjadi pada saat

pelaksanaan seminar dimana peserta kurang ada feedback antara peserta dengan

narasumber.

2. Ronde Keperawatan

Selama proses persiapan dan pelaksanaan pembuatan video Ronde keperawatan ada

beberapa kendala yang kami hadapi, yaitu keterbatasan ruang gerak dan suara dikarenakan

pembuatan video dilaksanakan di ruang perawatan ICU serta terdapat pasien di ruangan.

Dalam menyelesaikan permasalahan keterbatasan ruang gerak kami memodivikasi

ruangan yang tersedia untuk pelaksanaan pengambilan video agar tetap maksimal tanpa

mengganggu pasien yang dirawat.

83
Pembagian tugas dengan kelompok di bagi secara adil dan semua anggota kelompok

memiliki tugas masing masing, seperti Penyusunan SOP, Pembuatan Naskah/skenario,

berberan sebagai perawat ruangan yang melakukan ronde, pengambilan dan pengeditan

video

84
BAB VI

1. RENCANA TINDAK LANJUT

Untuk rencana tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilakukan kami berharap

ruangan dapat menggunakan dan mengaplikasikan video mengenai ronde keperawatan

yang kami buat agar dapat dijadikan salah satu media edukasi dalam menyelesaikan

masalah keperawatan yang terdapat di ruangan. Rencana tindak lanjut dari pemberian

modul metode kasus yang telah kami buat, diharapkan seluruh perawat di ruangan mampu

memahami bagaimana proses pelaksanaan dari metode kasus diruangan ICU, sehingga

dapat diterapkan sesuai dengan standar ruangan ICU.

Strategi Program Rencana tindak lanjut Penanggung

jawab

Optimalisasi Pembuatan modul Observasi adanya Kepala

pelaksanaan metode metode kasus pembagian pasien dan Ruangan

kasus perawat sudah

dilaksanakan sesuai

dengan modul metode

kasus yang diberikan

Optimalisasi Pembuatan modul Observasi adanya ronde Kepala

pelaksanaan ronde metode kasus keperawatan dalam Ruangan

keperawatan memecahkan masalah

kasus langka yang

terdapat di ruangan.

85
BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan di ruang ICU berada pada

kuadran I, sehingga strategi yang dilakukan adalah Aggressive Strategy. Dimana

terdapat kekuatan dalam berbagai hal (internal) sehingga memungkinkan

memunculkan lebih banyak peluang yang dapat dicapai. Untuk itu, strategi yang tepat

yaitu staretgi SO dengan kata lain menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang yang ada.

Implementasi POA yang telah dilakukan adalah Metode Kasus dan Metode

Ronde Keperawatan. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam

pembuatan modul, namun dapat teratasi dengan pembagian tugas untuk penyusunan

modul pada masing-masing individu dalam kelompok.

Kegiatan Ronde Keperawatan dan Metode Kasus telah dilakukan pada tanggal

13 Mei 2022 yang dihadiri oleh Karu dan beberapa perawat dari RS Unggul Karsa

Medika. Hambatan dalam proses persiapan sampai selesai acara dapat teratasi dengan

terus berkoordinasi dan komunikasi bersama kelompok.

B. Saran

1. Bagi Ruangan

Ruangan diharapkan mampu memanfaatkan kekuatan dan peluang yang telah

ada sehingga ruangan dapat berkembang menjadi lebih baik lagi

2. Bagi Perawat Ruangan

Perawat diharapkan mampu mengaplikasikan pelaksanaan menajemen asuhan

keperawatan dengan metode penugasan kasus untuk mendukung pelaksanaan

86
proses pelayanan keperawatan secara menyeluruh serta meningkatkan komunikasi

antar tim untuk memudahkan dalam mengatasi konflik yang terjadi dan

memberikan kepuasan kepada anggota tim dan pasien.

3. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Hasil analisa mahasiswa menjadi pembelajaran dan diharapkan mampu

meberikan kontribusi terhadap ruangan.

87
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, A., Malini, H., & Yulia, S. (2018). Kepuasan Perawat Terhadap Kualitas

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer. Jurnal Keperawatan

Indonesia. https://doi.org/10.7454/jki.v21i3.680

Asmuji. (2020). Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Bayumedia Publishing

Malang.

Julianto, M. (2016). Peran dan fungsi manajemen keperawatan dalam manajemen Konflik.

Fatmawati Hospital Journal.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 836/Menkes/SK/VI/2005.

Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat

Mahdarsari, M., & R. (2021). Manajemen Keperawatan Di Rumah Sakit. Initium Community

Journal.

Nurmalasari, A (2015). Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai di

Kecamatan Malinau Kota Kabupaten Malinau. eJournal Pemerintah Integratif,

1(3),102-114.

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Salemba Medika.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 Tentang Akreditasi

Rumah Sakit. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2015 Standar Pelayanan

Keperawatan di Rumah Sakit

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 Kewajiban Rumah

88
Sakit dan Kewajiban Pasien

PMK No. 24. (2016). Permenkes No 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan

dan Prasarana Rumah Sakit. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia.

Wulandari, C. I., & Wildani, A. A. (2019). REALISASI RENCANA STRATEGIS KEPALA

BIDANG KEPERAWATAN DALAM MENERAPKAN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN KEPERAWATAN. Journal of Holistic Nursing Science.

https://doi.org/10.31603/nursing.v6i2.2742

89
LAMPIRAN

90
91
PEDOMAN WAWANCARA DAN INSTRUMEN MAN

1. Mengkaji Tenaga Keperawatan


 Struktur Organisasi
a. Mengkaji jumlah perawat dan jenis kelamin perawat di Ruang ICU di RS Unggul Karsa Medika
No. Pertanyaan Hasil

1. Jumlah perawat ruangan di Ruang ICU RS Unggul Karsa Medika


(Perhitungan berdasarkan kebutuhan)

2. Berapa jumlah Perawat di Ruangan ICU RS Unggul Karsa Medika ?

a. Perempuan
b. Laki-laki
JUMLAH

b. Mengkaji jumlah tingkat pendidikan, status kepegawaian, jenjang karir, pelatihan yang
diikuti, dan masa kerja atau lama kerja dan kepemilikan STR perawat di Ruang ICU RS Unggul
Karsa Medika

No. Pertanyaan Hasil

1. Berapa umur perawat diruang ICU RS Unggul Karsa Medika ?

2. Bagaiama status kepegawaian perawat diruang ICU RS Unggul


Karsa Medika ?

- Berapa orang yang PNS


- Berapa orang yang honorer
- Dst
3. Bagaimana tingkat pendidikan diruang ICU RS Unggul Karsa
Medika ?

- Berapa orang yang SPK


- Berapa orang yang D3
- Berapa orang yang S1

92
- Berapa orang yang Ners
- Berapa orang yang S2
4. Sudah berapa lama kerja perawat yang bekerja di ruang ICU RS
Unggul Karsa Medika ?

5. Apakah semua perawat sudah memiliki STR?

Berapa lama masa berlaku STR nya?

6. Apakah perawat diruang ICU RS Unggul Karsa Medika sudah


mengikuti pelatihan?

Pelatihan apa saja yang sudah diikuti oleh perawat diruangan?

7. Bagaimana jenjang karir perawat?

- Berapa orang PK I
- Berapa orang PK II
- Berapa orang PK III
- Berapa orang PK IV

c. Mengkaji Beban Kerja Perawat, stress kerja perawat, motivasi perawat dan kep uasan
perawat

No. Pertanyaan Hasil

1. Bagaimana beban kerja perawat di Ruang ICU RS Unggul Karsa


Medika?

2. Bagaimana tingkat stress kerja perawat di Ruang ICU RS Unggul


Karsa Medika?

3. Bagaimana tingkat Motivasi perawat di Ruang ICU RS Unggul


Karsa Medika?

4. Bagaimana tingkat Kepuasan perawat di ruang ICU RS Unggul


Karsa Medika?

2. Mengkaji Tenaga dan Non-Keperawatan (Wawancara)

93
a. Mengkaji jumlah dokter umum, dokter spesialis dan ahli gizi
No. Pertanyaan Hasil

1. Apa saja tenaga medis yang di pekerjakan di ruangan ICU RS Unggul


Karsa Medika ?

2. Ada berapa jumlah?

a. Perempuan
b. Laki-laki
3. Berapa jumlah Dokter Umum ?

4. Berapa jumlah Dokter Spesialis?

5. Berapa jumlah Ahli Gizi?

b. Mengkaji jumlah OB (Office Boy), Satpam dan Administrasi


No. Pertanyaan Hasil

1. Apa saja petugas non-medis di Ruang ICU RS Unggul Karsa Medika?

2. Berapa jumlah OB?

3. Berapa Jumlah Satpam?

4. Berapa jumlah Administrasi?

3. Mengkaji Data Pasien

No. Pertanyaan Hasil

1. Berapa jumlah pasien perhari diruang ICU RS Unggul Karsa Medika?

2. Bagaimana tingkat ketergantungan pasien diruang ICU Unggul Karsa


Medika?
- Minimal
- Parsial
- Total

94
3. Apa saja masalah keperawatan yang sering muncul di ruang ICU RS
Unggul Karsa Medika?

Lembar Observasi Penilaian Kinerja Perawat

No Aspek yang dinilai Pelaksanaan


Ya Tidak
1 Pengkajian
a. Pengumpulan data dilakukan dengan anamnesis,
observasi, pemeriksa fisik dan pengunjung
b. Sumber data adalah klien, keluarga atau orang yang
terkait
c. Data yang dikumpulkan difokuskan untuk
mengidentifikasi status kesehatan klien.
d. Kelengkapan data dasar mengandung LARB ( Lengkap,
Akurat, Relevan dan Baru)
2 Diagnosa keperawatan

a. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interprestasi data,


identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosa
keperawatan
b. Diagnosa keperawatan terdiri atas masalah, etiologi,
tanda atau gejala atau terdiri aatas masalah dan
penyebab
c. Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lain
untuk memvalidasi diagnosis keperawatan
d. Melakukan pengkajian ulang, merevisi diagnosis
berdasar data terbaru
3 Perencanaan keperawatan
a. Perencanaan terdiri atas penetapan prioritas masalah,
tujuan dan rencana tindakan keperawatan
b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana
tindakan keperawatan
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi
atau kebutuhan klien

95
d. Memdokumentasikan rencana keperawatan
4 Implementasi
a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan

Lembar Kuesioner Kepuasan Kerja

Nama :
Jenis Kelamin : P/L
Pendidikan : D3/S1/S1-Profesi/ S2/ dll............
Status Kepegawaian :
Lama Bekerja :
Memiliki STR : Ya/Tidak
Memiliki SIK : Ya/Tidak
Pelatihan :

Berilah tanda check list (√) pada salah satu dari kolom yang tersedia di samping
pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang anda pilih
STP : Sangat tidak puas TP : Tidak puas
P : Puas SP : Sangat puas
Inisial Nama : ..........................................................

NO PERNYATAAN STP TP P SP
1 Kebebasan melakukan tindakan secara mandiri dalam
menyelesaikan masalah dalam perawatan pasien

2 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja


melalui pelatihan atau pendidikan tambahan.

3 Kesempatan untuk mendapat posisi yang


lebih tinggi
4 Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan mendapat
kenaikan pangkat
5 Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan
penugasan yang diberikan
6 Motivasi dan dukungan yang saya terima selama
bekerja disini
7 Perlakuan atasan selama saya bekerja disini.

8 Kemampuan dalam bekerjasama antar Perawat

9 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang


pendidikan saya

96
10 Sistem penyelesaian masalah yang dilakukan di Ruangan

11 Pelayanan Askes yang saya terima selama


Ini
12 Adanya kesempatan memberikan saran/
pendapat kepada kepala ruangan
13 Perhatian instansi rumah sakit terhadap saya.

14 Imbalan yang saya terima sesuai dengan kinerja saya.

15 Kesempatan untuk mengambil cuti dalam 1 minggu

Lembar Kepuasan Pelayanan Keperawatan

Tuliskanlah tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedia untuk pilihan jawaban yang benar
menurut anda
Keterangan:
STM = Sangat Tidak Memuaskan
TM = Tidak Memuaskan
M = Memuaskan
SM = Sangat Memuaskan
No PERNYATAAN SM M TM ST
M
1 Perawat berpenampilan rapi dan menarik dalam
memberikan pelayanan
2 Perawat memperkenalkan diri secara sopan sebelum
melakukan tindakan
3 Perawat memanggil nama pasien dengan benar
4 Perawat bersikap ramah dalam memberikan pelayanan
5 Perawat terampil dalam melakukan tindakan
6 Perawat memberikan pelayanan tepat waktu
7 Perawat menjelaskan peraturan rumah sakit, hak dan
kewajiban pasien
8 Perawat melatih saya untuk dapat merawat diri sendiri

Lembar Pertanyaan Beban Kerja Perawat

Tuliskanlah tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedia untuk pilihan
jawaban yang benar menurut anda

97
Keteranga
n:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
CS = Cukup Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

Skala Penilaian
No Pertanyaan
SS S CS TS STS

Pekerjaan yang diberikan kepada perawat


melebihi porsi yang sebenarnya, sehingga
1.
membuat perawat kelabakan dalam melayani
pasien.

Perawat melakukan kontak langsung dengan


2.
pasien secara terus menerus

Ketika menghadapi banyak tuntutan dari


3. pasien, perawat akan menahan diri untuk tidak
emosi.

Pekerjaan yang diberikan tidak sesuai dengan


4.
kemampuan dan keterampilan perawat.

Volume pekerjaan yang banyak sehingga


5. membuat perawat membutuhkan waktu extra
untuk menyelesaikan bahkan harus lembur.

Pekerjaan yang ada membuat perawat harus


6. bekerja secepat mungkin dan merasa berpacu
dalam waktu.

Jadwal dan waktu bekerja perawat sudah


7.
sesuai dengan aturan yang ada.

Dalam menyelesaikan pekerjaan dan melayani


8. pasien, dibutuhkan tim kerja yang solid yang
mapmpu bekerjasama dengan baik.

Diharapkan segala fasilitas sarana dan


prasarana rumah sakit harus lengkap dengan
9.
peralatan canggih sehingga memudahkan
dalam menangani pasien.

10. Perlu adanya pelatihan untuk menunjang

98
keterampilan dan pengetahuan perawat.

Lembar Pertanyaan Stress Kerja Perawat

Tuliskanlah tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedia untuk pilihan jawaban yang benar
menurut anda
Keterangan:
Nama :
Umur :
Masa Kerja :
Unit Kerja :
1 = Sangat tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Tidak Tahu
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju

SKOR
No PERTANYAAN
1 2 3 4 5

1. Pekerjaan yang diberikan kepada saya terlalu berat

2. Terlalu banyak pekerjaan yang harus saya lakukan

3. Terlalu banyak tuntutan keluarga pasien

4. Pimpinan Rumah sakit terlalu banyak tuntutan kepada


saya

5. Saya kurang nyaman terhadap tuntunan keluarga pasien


untuk keselamatan pasien.

6. Saya bosan apabila harus mengerjakan observasi pasien


setiap jam

7. Saya selalu dituntut untuk dapat setiap saat mengambil


keputusan yang harus tepat.

8. Saya jenuh dan bosan dengantugas pemberian obat-obatan


secara tepat waktu

9. Saya dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang


berkualitas

10. Saya dituntut harus merawat pasien dalam kondisi apapun

99
11. Saya tidak nyaman karena tidak diikutsertakan dalam
pengambilan keputusan oleh pihak manajemen rumah
sakit

12. Pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki tidak


mampu mengimbangi sulitnya pekerjaan

13. Saya setiap saat harus menghadapi pasien dengan


kharakteristik yang berbeda.

14. Jumlah pasien tidak sesuai dengan jumlah perawat

15. Pasien terlalu banyak keluhan

Lembar Pertanyaan Motivasi Kerja Perawat

Tuliskanlah tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedia untuk pilihan
jawaban yang benar menurut anda
Keteranga
n:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
CS = Cukup Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No PERTANYAAN
SS S CS TS STS

1. Setiap perawat dituntut memiliki termotivasi dengan


pekerjaan sebagai perawat

2. Perawat merasa senang jika diberi kesempatan untuk


diberi kepercayaan sebagai perawat IGD rawat inap

3. Upaya mencapai target yang ditetapkan dan dapat


memberikan pelayanan maksimal merupakan salah
satu yang mendorong perawat bekerja

4. Perawat merasa tertantang untuk melakukan tugas


dengan sebaik-baiknya

100
5. Perawat yang memiliki tanggung jawab akan
melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat

6. Setiap perawat dituntut memiliki keyakinan untuk


dapat melaksankan tugas-tugasnya dengan baik

7. Pelaksanaan kerja yang sesuai dengan protap


merupakan pembuktian sebagai perawat

8. Keinginain ingin menyelamatkan jiwa pasien menjadi


salah satu motif perawat bersedia bertugas dengan
sepenuh hati

9. Pekerjaan saya berhasil karena dukungan rekan kerja


yang kompak

10. Perawat merasa termotivasi dengan tugas-tugasnya


karena ada sisi kemanusiaan diperjuangkan.

4. MONEY

Pertanyaan Jawaban

1. Data Operasional RS

a. Sumber Dana

b. Jaminan Kesehatan Karyawan

c. Gaji Karyawan

d. Tunjangan Hari Raya

e. Intensif

f. Jenis Pembayaran Pasien

g. Tarif Rs

h. Sumber Penghargaan

101
2. Dana Pengembangan SDM

a. Pelatihan

b. Penelitian

c. Workshop

3. Adakah Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja

4. Adakah Pendanaan Untuk Penyediaan Barang

5. Adakah Program Unggulan Yang Bisa Menghasilkan Vinansial Yang

Dapat Digunakan Untuk Pengembangan Rumah Sakit

5. METHOD

Kuesioner Metode Asuhan Keperawatan (Ya/Tidak)


1. Apakah anda memahami MAKP ?
2. Apaka anda mengetahui uraian tugas anda ?
3. Apa model asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan sudah sesuai dengan visi
misi ruangan ?
4. Apakah anda mengerti / memahami model asuhan keperawatan yang digunakan
diruangan saat ini?
5. Berdasarkan rasio perbandingan jumlah tenaga dan pasien model asuhan keperawatan
tim yang dilakukan di ruangan sudah sesuai?
6. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan saat ini memberikan beban kerja
dan menyulitkan bagi anda (perawat) ?
7. Apakah tugas anda sudah sesuai dengan modek asuhan keperawatan yang di terapkan
di ruangan?
Operan/Timbang Terima (Selalu/kadang-kadang/Tidak pernah)
1. Apakah kegiatan operan dipimpin oleh katim/ kepala ruangan ?
2. Apakah operan dilaksanakan setiap waktu/ shift ?
3. Apakah operan selalu dihadiri oleh semua anggota shift yang akan bertugas dan yang
akan pulang ?
4. Apakah dalam pelaksanaan opera ada interaksi yang berlangsung antara pasien dan
petugas ?

102
5. Apakah masalah yang disampaikan dalam operan berfokus pada masalah keperawatan
pasien ?

Ronde keperawatan (Ya/Tidak)

1. Apakah sebagian besar perawat diruangan mengerti dengan ronde keperawatan ?


2. Apakah ruangan sudah mendukung adanya ronde keperawatan ?
3. Apakah ronde keperawatan dilaksanakan tiap 1 bulan secara rutin ?
4. Apakah pelaksanaan ronde keperawatan dapat membantu memecahkan masalah yang
di alami pasien ?
5. Apakah pelaksanaan ronde diruangan sudah optimal ?
6. Apakah pelaksanaan ronde di ruangan sudah optimal ?

Sentralisasi Obat (Selalu/kadang-kadang/Tidak pernah)

1. Apakah semua perawat sudah melakukan sentralisasi obat ?


2. Apakah selama ini anda pernah diberi wewenang di dalam sentralisasi obat ?
3. Apakah dalam pelaksanaan sentralisasi obat perawat selalu minta persetujuan
sentralisasi obat pasien / keluarga ?
4. Apakah selama ini perawat selalu menginformasikan obat yang telah digunakan dan
sisanya kepada pasien / keluarga ?
5. Apakah terjalin kerjasama yang baik (serah terima obat) antara farmasi dan perawat ?

Supervisi (Selalu/kadang-kadang/Tidak pernah)

1. Apakah kepala ruangan selalu melakukan supervise secara rutin?


2. Apakah dalam pelaksanaan supervise selalu memberikan feed back kepada perawat ?
3. Apakah supervise yang di lakukan di ruangan membantu meningkatkan kinerja
perawat ?
4. Apakah sudah ada format dan instrument yang lengkap untuk supervise di ruangan ?
5. Apakah supervise dilakukan secara rutin tiap bulan ?
6. Apakah supervise dilakukan sesuai alur supervise ?
7. Apakah ada follow up untuk setiap hasil dari supervise ?
8. Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang supervise ?

Dischard Planning (Ya/Tidak0

1. Apakah anda sudah mengerti tentang perencanaan pulang ?

103
2. Apakah perawat selalu memberikan promosi kesehatan pada pasien yang pulang ?
3. Apakah sudah ada pembagian tugas perawat tentang perencanaan pulang ?
4. Apakah ada pemberian brosur atau leafet tentang kesehatan saat pasien pulang ?
5. Saat melakukan perencanaan pulang apakah anda melakukan pendokumentasien pada
buku yang telah disediakan ?

Dokumentasi keperawatan (Ya/Tidak)

1. Apakah anda mengerti tentang cara pengisian format dokumentasi yang benar dan
tepat ?
2. Apakah menurut anda format yang digunakan dalam dokumentasi bisa memudahkan
perawat dalam melakukan pengkajian pada pasien ?
3. Apakah anda sudah melaksanakan pendokumentasian tepat waktu (segera setelah
melakukan tindakan) ?
4. Apakah menurut anda model dokumentasi digunakan menambah beban kerja perawat
?
5. Apakah menurut anda model pendikumentasian yang digunakan menyita banyak
waktu perawat.?

104
8. Metode Unit
Struktur Organisasi, Uraian tugas, Peraturan (pasien, keluarga, pengunjung, perawat)
(Pedoman Wawancara)

No Pertanyaan Penjelasan

Bagaimana struktur organisasi Rumah Sakit? (mulai dari kepala


1
bidang rumah sakit-ruangan)

Bagaimana uraian tugas di ruangan ICU RS Unggul Karsa


3
Medika?

4 Bagaimana peraturan tata tertib di Rumah Sakit UKM?

Bagaimana peraturan tata tertib RS UKM dan peraturan khusus


5
di Ruangan ICU (pasien, keluarga, pengunjung, perawat)?

9. Metode/ Manajemen Asuhan Keperawatan

Pertanyaan Penjelasan Pemegang Tugas

Bagaimanakah alur pasien datang sampai di


ruang inap?

Pedoman Wawancara MAKP


No Pertanyaan Pemegang
Hasil
tugas

Bagaimanakah metode penugasan (struktur)


1
Modifikasi: MAKP Tim-Primer di Ruangan?

2 Apa fungsi setiap peran?

Apakah MAKP ini dilakukan sesuai prosedur atau


3
tidak ?

Pedoman Wawancara Metode Tugas


Pemegang
No Pertanyaan Penjelasan
Tugas

1 Terkait metode penugasan, apakah di ruangan terdapat


sop yang mengatur penugasan atau pendelegasian?

Jika ada, bagaimanakah prosedur yang diatur sesuai

105
sop penugasan?

Jika tidak, bagaimanakah prosedur penugasan


dilakukan?

Saat seperti apa penugasan dilakukan?

Seberapa sering penugasan dilakukan dalam 1 tahun


terakhir atau 1 bulan terakhir?

Apakah prosedur dilakukan sesuai dengan yang telah


2
diatur dalam SOP?

Pedoman Wawancara Pengelolaan Logistik


No Pertanyaan Penjelasan Pemegang
Tugas

1 Apakah sarana dan prasarana di ruangan sudah lengkap ?

Kapan dan bagaimana cara untuk melakukan perencanaan


2
kebutuhan sarana dan prasarana di ruangan?

Apakah ruangan memiliki gudang penyimpanan terhadap


Alkes yang belum dipakai atau yang sudah rusak ? jika
3
tidak, bagaimana cara penyimpanan barang yang
dilakukan ?

Bagaimana cara ruangan melakukan pengendalian Alkes


4
dan sarana prasarana lainnya?

5 Bagaimana cara pendistribusian Alkes ke ruangan?

Apakah ruangan melakukan penganggaran dana untuk


6
pembelian Alkes ?

Proses keperawatan SAK (satuan asuhan keperawatan) (wawancara)

No. Pertanyaan Hasil Pemegang


tugas

1. Apakah diruangan ada satuan asuhan keperawatan (SAK)?

Bagaimana proses 10 masalah keperawatan yang sering terjadi


2.
diruangan dibuat menjadi hasil akhir SAK?

106
Pedoman Wawancara Tingkat Ketergantungan

No. Pertanyaan Hasil Pemegang tugas

1. Alokasi bed untuk minimal care, partial care,


total care

Pedoman Wawancara SOP

No. Pertanyaan Hasil Pemegang tugas

SOP tindakan keperawatan


a. SOP apa saja yang sudah ada di ruangan?
1. b. Standar SOP nya mengacu pada apa?
c. Bagaimana kapatuhan perawat terhadap SOP
tersebut?

Wawancara Terstruktur

No Pertanyaan Penjelasan Pemegang Tugas

1 Bagaimana uraian tugas di ruangan ICU?

Bagaimana peraturan tata tertib khusus di


2 Ruangan (pasien, keluarga, pengunjung,
perawat)?

Bagaimmanakah alur pasien datang sampai di


3
ruang inap?

MAKP
a. Bagaimanakah metode penugasan
4 (struktur) Modifikasi: MAKP Tim-
Primer di Ruanganz?
b. Bagaimanakah fungsi setiap peran?
5 Timbang terima
a. Bagaimana bentuk timbang terima
yang dilakukan di ruangan?
b. Berapa kali operan/timbang terima
dilakukan di ruangan
c. Apakah kegiatan operan/ timbang
terima dilakukan dan didampingi oleh

107
penanggung jawab? Jika ya, siapa
yang mendampingi kegiatan
operan/timbang terima?
Ronde Keperawatan

a. Bagaimana bentuk ronde keperawatan di


ruangan?
b. Apakah ronde keperawatan nya
6 dilaksanakan secara rutin dengan jadwal
yang teratur?
c. Apakah melaksanakan pelatihan dan
diskusi yang berkaitan dengan masalah
yang terjadi diruangan?

Pre conference dan Post Conference

a. Apakah ruangan ini mendukung


adanya kegiatan pre conference dan
post conference?
7 b. Apakah sebagian besar perawat
diruangan ini mengerti adanya pre
conference dan post conference?
c. Apakah setiap shift selalu melakukan
pre conference dan post conference?
Jika tidak, mengapa?
SOP

d. SOP yang sudah ada di ruangan?


8 e. Standar SOP nya mengacu pada apa?
f. Bagaimana kapatuhan perawat terhadap
SOP tersebut?

9 Dokumentasi

a. Bagaimana bentuk dokumentasi


keperawatan di ruangan?
b. Apakah di ruangan melakukan
sosialisasiformat dan latihan – latihan
pendokumentasian yang benar dan tepat
kepada semua perawat?
c. Apakah kepala ruangan melakukan
supervise dan
menganalisis hasil pendokumentasian
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat serta memberikan masukan yang

108
positif pada perawat?

Tingkat ketergantungan
10 Bagaimana alokasi bed untuk minimal care,
partial, total care

11 Discharge planning? (Flow of care)

Bagaimana kepatuhan perawat mengenai


Patient Safety:
a. Identifikasi pasien
b. Kumunikasi efektif
12
c. Obat high alert
d. Operasi ( Lokal, prosedur, pasien)
e. Resiko infeksi
f. Resiko jatuh

6. MATERIAL

LEMBAR OBSERVASI

a. Sarana dan prasarana untuk petugas kesehatan


No Sarana dan Di Ruangan Keadaan Keterangan
Prasarana
Ada Tidak Layak Tidak

1. Nurse Station

2. Meja dan Kursi

3. Alat tulis kantor

4. Tempat istirahat
perawat

5. Tempat istirahat
dokter

6. Tempat untuk
sholat

7. Ruang Kamar Ganti

8. Pantry

109
9. Telpon ruangan

10. Ruang kepala


ruangan

11. Kamar mandi

12. Ruang dokter

13. Ruang konsultasi

14. Ruang obat

15. Gudang alat

16. Ruang linen bersih

17. Spoelhoek

18. Loker Perawat

b. Sarana dan prasarana untuk pasien

No Sarana dan Di Ruangan Keadaan Keterangan


Prasarana
Ada Tidak Layak Tidak

1. Bed pasien

2. Kasur decubitus

3. Bedsite monitor

4. Alat tenun

5. Identitas pasien

6. Identitas pasien di
luar kamar

7. Standar infus

8. Lemari pasien

9. Set mandi pasien

10. Televisi, audio

11. Denah ruangan

110
c. Sarana dan prasarana untuk alat medis kesehatan

No Sarana dan Di Ruangan Keadaan Keterangan


Prasarana
Ada Tidak Layak Tidak

1. Ventilator

2. Infus Pump

3. Syringe Pump

4. Central O2

5. O2 Portable

6. Suction central

7. Suction Portable

8. EKG

9. Troly Emergency

10. Defibrilator

11. Breathing sircuit re


use

12. Bag valve mask

13. Laringoscope

14. Stetoskop

15. Pen light

16. Tensimeter portable

17. Monitor non invasif :


Suhu, TD, SpO2,
Respirasi

18. Lampu Sorot

d. Sarana dan prasarana untuk alat tenun


No Sarana dan Prasarana Di Ruangan Keadaan Keterangan

111
Ada Tidak Layak Tidak

1. Sprei

2. Sarung bantal

3. Selimut

4. Stik laken

5. Perlak

6. Handuk

7. Baju pasien

8. Celana pasien

e. Sarana dan prasarana alat mebel, air dan elektronik

No Sarana danPrasarana Di Ruangan Keadaan Keterangan

Ada Tidak Layak Tidak

1. AC

2. Dispenser

3. Kulkas

4. Jam dinding

5. Kursi lipat

6. Komputer

7. Lemari alat tenun

8. Lemari alkes

9. Lemari loker

10. Meja observasi

11. Meja nurse station

12. Printer

13. Tempat sampah medis

112
14. Tempat sampah non-
medis
15. Tempat sampah kimia
beracun
16. Safety box

17. Papan white board


besar
18. Papan white board kecil

19. Rak sepatu

20. Alat ukur suhu dan


kelembaban ruangan

f. Sarana dan prasarana dokumentasi


No Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
yang ada
Sesuai Tidak
sesuai

1. Flowchart

2. Buku sensus harian

3. Buku register

4. Buku sensus infeksi


nosokomial

5. Buku inventaris alkes

6. Buku alkes masuk

7. Buku mutasi alkes

8. Buku permintaan
logistik ATK

9. Form konsultasi

10. Form keluar ICU

11. Form transport dan


serah terima pasien

113
12. Form awal assesmen
pasien tahap terminal

13. Form assesmen ulang


terminal

14. Form pemberian


informasi MBO (mati
batang otak)

15. Form pemberian


informasi pasien
tahap terminal

16. Form inform consen


tindakan

17. Form inform consen


tindakan tranfusi
darah

18. Form APS

19. Form rujukan

20. Form surat kematian

21. Form permintaan


laboratorium

22. Form
resep/permintaan
obat

114
STANDAR KELAYAKAN RUANG INTENSIVE CARE UNIT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1778/Menkes/SK/XII/2010

No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan

1. Apakah ruang ICU terletak dekat


dengan kamar operasi,ruang
perawatan lain, dan memiliki akses
yang mudah ke IGD, Radiologi, dan
Laboratorium
2. Apakah area pasien pada unit terbuka
berukuran 12-16 m2/tempat tidur

3. Apakah area pasien pada unit tertutup


berukuran 16-20 m2/tempat tidur

4. Apakah jarak antar tempat tidur


berjarak 2 m
5. Apakah ruang ICU unit terbuka
memiliki 1 tempat cuci tangan pada
setiap 2 tempat tidur
6. Apakah ruang ICU unit tertutup
memiliki 1 tempat cuci tangan pada
setiap 1 tempat tidur
7. Apakah pencahayaan cukup adekuat
untuk observasi klinis dengan lampu
minimat 10 watt/m2

8. Ruang isolasi atau infeksius memiliki


tempat cuci tangan sendiri

9. Terdapatnya APAR di ruangan

10. Kelembaban ruangan 50-70%

11. Temperatur ruangan sekitar 22oC


sampai 25oC

12. Apakah tersedia wastafel di ruangan

13. Terdapat tempat pembuangan sampah


medis(jarum, plebot, limbah farmasi,
dan sitotoksik) dan non-medis

115
14. Terdapat helm untuk keselamatan
rumah sakit terhadap
bencana(kebakaran, gempa,
bom,penculikan)
15. Terdapat adanya petunjuk arah atau
jalurevakuasi di ruangan
16. Apakah sumber listrik dari rumah sakit

17. Langit-langit rapat, kuat, dan tidak


berdebu(kotor)
18. Lokasi pos perawat dekat
denganruanganpasien, sehingga
mudah pengawasan
19. Lantai kuat, rata, dan
tidakbergelombang

20. Jenis lantai berupa keramik


yangtidak berongga

21. Apakah terdapat ruang


diskusipendidikan

116
KONTRAK KERJA KELOMPOK 3 MANAJEMEN KEPERAWATAN NERS C

KEGIATAN METODE INSTRUMEN TANGGAL PJ


15 16 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 9 10 11 12 13 14 15
1. Menyusun kontrak kerja
2. Pembagian tugas Seluruh
3. Menyusun instrumen Diskusi - Anggota
kajian situasi kelompok
4. Menyusun jadwal dinas
5. Kajian situasi RS dan Diskusi, Yugi B
Pedoman
ruangan wawancara,
wawancara &
dan
instrumen
observasi
6. Kajian situasi: Man Diskusi, Pedoman Vini &
wawancara, wawancara & Restu
Observasi instrumen
7. Kajian situasi: Money Pedoman Syarifah
Diskusi,
wawancara & & Liedya
wawancara
instrumen
8. Kajian situasi: Method Diskusi, Siti M &
Pedoman
Rika
wawancara, wawancara &
instrument
observasi
9. Kajian situasi: Materials Diskusi, Syifa &
Lembar
Isma
observasi observasi
10. Kajian situasi: Market Diskusi, Yugi &
Pedoman Miftah
wawancara, wawancara &
observasi instrument

11. Membuat analisis swot Seluruh


data 5 M Diskusi instrumen anggota
kelompok
12. Mengidentifikasi Syarifah
masalah manajemen Diskusi -
keperawatan
13. Membuat strategi Diskusi - Vini

117
berdasarkan matriks
14. Menyusun PoA Diskusi - Isma M
15. Menyiapkan laporan Syifa N
presentasi hasil kajian Diskusi -
situasi
16. Menyiapkan kegiatan Siti M,
seminar awal Diskusi Restu,
-
manajemen keperawatan Rika,
Liedya
Evaluasi kajian situasi Miftah,
1. Analisis SWOT Syarifah
17. Indikator Mutu Diskusi - N, Yugi
Pelayanan Kesehatan
dan Keperawatan
Mengelola seminar awal Siti M,
Diskusi Syifa,
-
Restu,
Vini
Mempresentasikan hasil Seminar Isma M
PPT
kajian situasi dan PoA
1. Perbaikan laporan awal
2. Mempersiapkan
Implementasi ssi hasil
seminar dan hasil kajian
situasi
3. Merancang struktur
Rika,
tugas berdasarkan
Diskusi Liedya,
rencana implementasi -
Siti M,
4. Menetapkan anggota
Syifa
dalam struktur tugas
5. Menyusun jadwal
dinasberdasarkan
rencana implementasi
Berkoordinasi dengan
pembimbing akademik
1. Sosialisasi Seluruh
Implementasi di Ruang Diskusi - anggota
kelolaan kelompok

118
2. Melakukan implementasi Syarifah
berdasarkan Schedule - - N
PoA
1. Melakukan Evaluasi Restu F,
kegiatan Yugi
2. Menyusun laporan Diskusi -
kegiatan implementasi
3. Persiapan seminar
akhir
Evaluasi Implementasi: Vini,
1. Analisis Manajemen Diskusi - liedya
konflik
Mengelola seminar akhir Yugi,
Diskusi Miftah,
-
Isma,
Rika
Mempresentasikan laporan Seminar PPT Syarifah
kegiatan implementasi
Perbaikan laporan akhir Seluruh
Diskusi - anggota
kelompok
Pengumpulan laporan prak Seluruh
profesi manaj. Keperawatan - - anggota
kelompok

Keterangan

Merah : Cross Check / perbaikan / klarifikasi

Hijau : pengelolaan

Kuning : pencarian jurnal / diskusi

Biru : presentasi

119
Ketua Kelompok 3: Syarifah Nisrina

Tim Instrumen Tim Method

PJ: Tim PJ: Siti Mardiah

Tim Kajian Situasi Anggota: Rika Meidarahmah

PJ: Syarifah Nisrina Tim Material dan Machine

Anggota: Tim PJ: Syifa Nurfalah

Tim Man Anggota: Isma Melina

PJ: Vini Novianti Tim Market

Anggota; Restu Fujaswati Nur PJ: Yugi Bachtiar E

Tim Money Anggota: Moch. Miftah I

PJ: Syarifah Nisrina Tim SWOT

Anggota: Liedya Fitriani PJ: Syarifah Nisrina

Anggota: Tim

120

Anda mungkin juga menyukai