Anda di halaman 1dari 12

NAMA: NOVI KURNIAWATI

NIM : 1811011010
KELAS 7A

RINGKASAN/ABSTRAK
Demensia merupakan gejala menurunnya daya ingat, berpikir, berperilaku, dan kemampuan
melakukan aktivitas sehari-hari. Hilangnya kapasitas intelektual pada demensia tidak hanya
terjadi pada memori, tetapi juga pada kognitif dan kepribadian. Salah satu upaya pencegahan
penurunan kognitif pada demensia pada lansia adalah dengan melakukan senam otak.

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lanjut usia merupakan
istilah bagi seseorang yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini
merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang, dimana terjadi kemunduran fisik
dan psikologi secara bertahap.

Pada penelitian yang ditelaah dalam artikel ini seluruhnya menggunakan kelompok perlakuan
untuk mengetahui pengaruh senam otak terhadap fungsi kognitif pada lansia. Metode yang
digunakan yaitu studi deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan pada dua lansia
sebagai subjek studi. Subjek studi diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi kemudian
dilakukan intervensi selama seminggu dengan memberikan tindakan keperawatan berupa senam
otak selama 15 menit setiap satu kali dalam sehari. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara, observasi, dan asuhan keperawatan. Fungsi kognitif diukur dengan menggunakan
instrumen Mini Mental State Exam (MMSE). Hasil studi menunjukkan senam otak dapat
meningkatkan fungsi kognitif pada lansia demensia yang ditunjukkan dengan peningkatan skor
MMSE pada kedua subjek studi. Kesimpulan dari studi ini yaitu setelah dilakukan intervensi
senam otak selama seminggu, skor MMSE meningkat dengan kisaran 0-16. Intervensi senam
otak ini dapat direkomendasikan secara teratur bagi lansia agar dapat meningkatkan fungsi
kognitif secara optimal.

PENDAHULUAN

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lanjut usia merupakan
istilah bagi seseorang yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini
merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang, dimana terjadi kemunduran fisik
dan psikologi secara bertahap. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang kesehatan
menyebabkan terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia termasuk Indonesia.
Selama kurun waktu hampir 5 dekade (1971-2019) persentase penduduk lansia Indonesia
meningkat sekitar dua kali lipat. Pada tahun 2019, persentase lansia mencapai 9,60 % atau
sekitar 25,64 juta orang.

Sejalan dengan meningkatnya persentase penduduk lansia dan juga meningkatnya angka harapan
hidup pada lansia mengakibatkan berbagai masalah kesehatan dan penyakit yang khas terjadi
pada lansia juga ikut meningkat. Salah satu masalah yang dihadapi oleh lansia adalah terjadinya
gangguan kognitif. Otak sebagai organ kompleks, pusat pengaturan sistem tubuh dan pusat
kognitif merupakan salah satu organ tubuh yang rentan terhadap proses penuaan. Fungsi organ
tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah atau faktor penyakit karena akibat dari
bertambahnya usia. Salah satu kemunduran yang terjadi pada lansia yaitu gangguan kemampuan
kognitif berupa menurunnya daya ingat atau memori. Kondisi yang mempengaruhi kemampuan
kognitif pada lansia disebut dengan demensia.

Demensia adalah gejala terjadinya penurunan memori, berfikir, perilaku, dan kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Kehilangan kapasitas intelektual pada demensia tidak hanya
pada memori atau ingatan saja, tetapi juga pada kognitif dan kepribadian. Demensia adalah
kemunduran kognitif yang sedemikian beratnya sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari-
hari dan aktivitas sosial. Kemunduran kognitif pada demensia biasanya diawali dengan
kemunduran memori atau daya ingat. Lanjut usia sangat berkaitan erat dengan terjadinya
demensia.

METODE

Metode penulisan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskriptif yaitu
menggambarkan tentang proses keperawatan dengan memfokuskan pada salah satu masalah
penting dalam kasus yang dipilih yaitu asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan
memori. Kriteria responden dalam studi kasus ini yaitu lansia dengan usia > 60 tahun yang
mengalami gangguan memori dan bersedia menjadi responden. Teknik sampling menggunakan
non probablility sampling dengan convenience sampling sebanyak 2 lansia yang dikelola selama
1 minggu dengan pemberian tindakan keperawatan berupa senam otak dengan frekuensi 1
kali/hari selama 15 menit. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi serta peran
aktif dalam pemberian asuhan keperawatan. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data
adalah lembar Mini Mental State Exam (MMSE).

RINGKASAN STUDI

Penelitian yang ditelaah dalam artikel ini seluruhnya menggunakan kelompok perlakuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian senam otak terhadap peningkatan fungsi kognitif pada lansia
dengan demensia. Jenis penelitian seluruhnya menggunakan kuantitatif yang menggunakan
rancangan penelitian pre eksperimental design dengan pendekatan one group pretest and posttest
design. Senam otak yang digunakan biasanya dilakukan dengan menggunakan gerakan
sederhana dan ringan seperti gerakan permainan olah tangan dan kaki, membaca, menulis,
mendengarkan berita, cerita dan megisi teka teki silang (TTS), dan musik. Semua proses belajar
tersebut akan selalu merangsang pusat-pusat otak (brain learning stimulation), yang di dalamnya
terdapat pusat-pusat yang mengurus berbagai fungsi tubuh. Gerakan yang menghasilkan stimulus
itulah yang dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan menunda penuaan dini dalam arti
menunda pikun atau perasaan kesepian yang biasanya menghantui para manula.

Intervensi yang diberikan pada lansia dengan demensia ini dilakukan selama 2 minggu sampai
dengan 4 minggu dan dilakuakn selama 10-30 menit setiap satu kali perlakuan. Porsi latihan
yang dilakukan sebanyak 2 kali sampai dengan 8 kali dalam sehari berturut-turut selama 2-4
minggu. Latihan yang dilakukan secara teratur akan memperlihatkan hasil yang optimal. Apabila
aktivitas fisik seperti senam otak dilakukan secara rutin dapat menghambat penurunan fungsi
kognitif.

10 penelitian yang dimuat menggunakan teknik simple random sampling, total sampling, non
probability sampling dan menggunakan teknik purposive sampling. Dari semua penelitian ini
menunjukkan bahwa keseluruhan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap senam otak
dengan fungsi kognitif pada lansia dengan demensia. Hal ini menunjukan bahwa senam otak
bermanfaat untuk diberikan kepada lansia dengan demensia sebagai latihan fisik karena pergerakan pada
senam otak dapat merangsang otak kanan dan kiri sehingga meningkatkan daya ingat dan meningkatkan
konsentrasi sehingga mampu meningkatkan kemampuan fungsi kognitif.
IMPLIKASI TERHADAP PRAKTIK

Penelitian yang ditelaah dalam studi ini menunjukkan bahwa senam otak berpengaruh terhadap
peningkatan fungsi kognitif pada lansia sehingga dapat digunakan untuk mencegah atau
meminimalisir terjadinya demensia. Hal ini dapat menambah pengetahuan atau bahan
pembelajaran tentang pemberian senam otak terhadap fungsi kognitif lansia.

KESIMPULAN

Hasil review yang dilakukan pada 10 penelitian menyimpulkan bahwa senam otak sebagai
pelatihan kognitif dan latihan fisik telah dianggap sebagai strategi yang berguna untuk
meningkatkan fungsi kognitif pada orang tua bahkan dengan gangguan kognitif. Latihan di gym
otak merangsang otak dengan melepaskan stres, meningkatkan konsentrasi belajar, menjernihkan
pikiran, meningkatkan daya ingat dan kemampuan kognitif seperti kewaspadaan, konsentrasi,
dan kecepatan dalam proses belajar. Senam otak secara teratur berdampak positif pada
peningkatan fungsi kognitif pada lansia. Senam otak merangsang fungsi otak agar lebih efektif
pada lansia, serta memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak.

SARAN

1. Intervensi senam otak ini perlu direkomendasikan secara teratur untuk lansia agar dapat
meningkatkan fungsi kognitif secara optimal.
2. Peran serta keluarga dibutuhkan dalam upaya yang dilakukan untuk mencegah dan
menghambat penurunan fungsi kognitif.
3. Perlu dilakukan adanya penelitian dengan tema yang sama untuk lansia yang ada di Indonesia
4. Perlu adanya sosialisasi pada lansia tentang manfaat senam otak untuk mencegah penurunan
fungsi kognitif.
No Penulis, tahun Perlakuan Kontrol Sampel Metode Hasil
Yang diukur Temuan
1 Aisyatu dkk, 2020 1 minggu Ada jumlah Metode Mini Mental Skor MMSE
dengan perlakuan sampel lansia deskriptif, State meningkat
memberikan berusia >60 dengan Examination dengan kisaran
tindakan tahun. memfokuskan (MMSE) 0-16
keperawatan pada masalah
berupa penting dalam
senam otak kasus yang
selama 15 dipilih.
menit setiap
satu kali
sehari.
2 Yuliati dkk, 2017 3 kali Ada Didapatkan 6 Jenis penelitian Mini Mental Fungsi
seminggu perlakuan orang berusia yang digunakan State kognitif pada
selama 4 60-74 tahun adalah Examination lansia di RT
minggu penelitian (MMSE) 03 RW 01
kuantitatif Kelurahan
dengan desain Tandes
Pra- Surabaya
Eksperimental sesudah
dengan one diberikan
group pra post senam otak
test, mengalami
peningkatan
3 Mendrofa dkk, 2020 8 kali setiap Ada Sampel dalam Jenis penelitian Mini Mental Rata-rata
pagi selama perlakuan penelitian ini ini adalah State kognitif
10-15 menit adalah 63 eksperimen Examination meningkat dari
dalam 2 lansia semu dengan (MMSE) 6,6 sebelum
minggu desain onegroup intervensi
pre and post-test senam otak
design. menjadi 8,8
setelah
intervensi.
4 Suryatika, Ammy Penelitian Ada Dalam Rancangan yang Alat Hasil
Retno, dkk, 2019 ini telah perlakuan penelitian ini diambil peneliti pengumpulan penelitian ini
dilakukan di ditemukan 3 yaitu One data yang prosentase
Panti responden Group Pretest- digunakan rata-rata
Wredha yang sesuai Posttest. Desain yaitu kuesioner peningkatan
Harapan Ibu dengan penelitiannya Mini Mental fungsi kognitif
Semarang kriteria adalah metode State pada seluruh
pada tanggal inklusi dan deskriptif. Examination responden
5 Desember kriteria (MMSE) adalah 5 dan
2018 sampai eksklusi. hasil rata-rata
11 per
Desember respondennya
2018. adalah 1.7 ini
Durasi menunjukan
senam 15 bahwa senam
menit. otak efektif
untuk
meningkatkan
fungsi kognitif
pada lansia
dengan
demensia
5 Al-Fitnatunni’mah, Senam otak Ada Responden Metode Pengumpulan setelah
Aisyahtu & Tri dilakukan 15 perlakuan sebanyak 2 yang digunakan data dilakukan
Nurhidayati. 2020 menit setiap lansia yang yaitu studi dilakukan intervensi
satu kali dikelola deskriptif melalui senam otak
dalam selama 1 dengan wawancara, selama
sehari. minggu pendekatan observasi, dan seminggu,
Senam otak dengan proses asuhan asuhan skor MMSE
ini dilakukan pemberian keperawatan keperawatan. meningkat
selama 7 tindakan pada dua lansia Fungsi dengan kisaran
hari. keperawatan sebagai subjek kognitif diukur 0-16.
berupa senam studi. Teknik dengan
otak ssampling menggunakan
menggunakan instrumen Mini
non probablility Mental State
sampling Exam
dengan (MMSE)
convenience
sampling.
6 Wardani, Ni Nyoman Penelitian Ada Sampel Penelitian ini Mini Mental Tingkat daya
Suma. 2020 ini perlakuan dalam adalah metode State Exam ingat pada
dimulai pada penelitian ini penelitian (MMSE) lansia di
tanggal 16 adalah lansia kuantitatif banjar
Maret yang dengan Muncan Kapal
sampai mengalami paradigma Mengwi
dengan 16 penurunan positivitis. setelah
April selama daya ingat Desain diberikan
3x dalam 1 yang penelitiannya senam otak
minggu. sesuai dengan adalah didapatkan
kriteria Preexperimental hasil yaitu
inklusi dan dengan yang
eksklusi one grup pretest mengalami
sebanyak 33 posttest. gangguan
lansia. daya ingat
ringan yaitu
29 orang (87
%) dan
responden
yang tidak
mengalami
gangguan
daya ingat 4
orang
(12,3 %).
Saran untuk
7 Zulrizki, dkk. 2018 - Ada Didapatkan Penelitian ini Pengambilan Diketahuinya
perlakuan jumlah merupakan data nilai rata-rata
sampel 20 penelitian dengan fungsi
responden kuantitatif menggunakan kognitif
dengan pre and kuesioner sesudah
post test MMSE (Mini diberikan
without Mental Status senam otak
control. Eximinitation). pada lanjut
Teknik usia (lansia)
pengambilan yaitu 24,60.
sampel dengan
cara Non
Probability
sampling yaitu
dengan
purposive
sampling.
8 Surahmat, Raden & Penelitian Ada Teknik Desain Alat Tingkat
Novitalia. 2017 ini perlakuan pengambilan penelitian yang pengumpulan kognitif
dilaksanakan sampel yang digunakan data yang responden
pada tanggal digunakan adalah digunakan setelah
18 11 adalah teknik kuantitatif kuesioner dilakukan
sampai 24 total Pra-Eksperimen Mini Mental senam otak
April 2016 sampling. dengan State dengan nilai
di Panti Sampel menggunakan Examination kognitif
Sosial penelitian ini metode pra (MMSE). sedang
Tresna sebanyak 33 pasca test sebanyakorang
Werdha orang. dalam (42,4%) dan
Warga Tama Sampel pada satu kelompok nilai kognitif
Indralaya. penelitian ini (one- group ringan
lansia pretest-posttest sebanyak 19
berumur 60- design) orang
70 tahun. (57,6%).
9 Aimanah, Imamah Eksperimen Ada Sampel yaitu Penelitian ini Alat Ada
Sovia, 2021. senam otak perlakuan sebanyak 14 dapat pengumpulan perbedaan
dapat di responden. menggunakan data yang demensia
lakukan desain Quasy digunakan sebelum dan
selama 4x Eksperimen kuesioner sesudah yang
dalam waktu dengan Mini Mental tidak di
2 minggu. pendekatan pre State berikan senam
– post test with Examination otak
control group. (MMSE). pada lansia Di
Desa Jaddih
Tengah II
Kecamatan
Socah
Kabupaten
Bangkalan.
10 Abdillah, Awaludin Treatment Ada Pengambilan Jenis penelitian Metode Hasil
Jahid & Ayu Pradana dilakukan perlakuan sampel ini pengumpulan penelitian
Oktaviani, 2018. selama 10- menggunakan menggunakan data dengan menunjukkan
15 menit total desain wawancara dan sebelum
pagi dan sampling penelitian quasi demensia dilakukan
sore dengan eksperimental diukur dengan intervensi
sebanyak 5 jumlah design yaitu MMSE (Mini lansia dengan
kali sampel 25 dengan Mental State demensia
seminggu responden. pendekatan one Exam) ringan 9 orang
dalam group (36%), setelah
jangka pretest posttest dilakukan
waktu dua design intervensi
minggu. menggunakan lansia dengan
satu kelompok demensia
subjek. ringan 14
orang (56%).

Anda mungkin juga menyukai