Anda di halaman 1dari 12

TELAAH JURNAL TREND DAN ISSUE

KEPERAWATAN GERONTIK

Dosen Pengampu:
Esme Anggeriyane, Ns., M.Kep

KELOMPOK 7B
Midila Aulia Wati 1614201110091
Muqorrobin Hafiezh 1614201110095
Nazrul Fuadi 1614201110097
Nor Indriani 1614201110101
Nurul Elma 1614201110103
Nurul Jannah 1614201110105
Risko 1614201110109
Sasmita Dewi 1614201110111
Siti Alfiah Khumaira 1614201110113
Siti Munawarah 1614201110115
Sri Wahyuna 1614201110117
Widya Febriana 1614201110119
M. Arif Widiyana 1614201110088

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2019

1
EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE/ TELAAH JURNAL

Clinical Problem Findings

Pertanyaan Klinis
Pasien*
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 15 sampel dan 2 sampel
sebagai antisipasi drop out, sehingga masing-masing kelompok
perlakuan berjumlah 17 sampel.
Populasi*
Jumlah populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 34 lansia di
Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang.
Problem*
Seiring dengan bertambahnya jumlah lansia di Indonesia, maka
penelitian di Inggris membuktikan terhadap 10.255 orang lansia
P berusia di atas 75 tahun, pada saraf pusatnya 45% memiliki
gangguan fungsi kognitif.
Fungsi kognitif pada lansia di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
umur, jenis kelamin, pendidikan, lingkungan dan aktivitas fisik
sehingga berdampak terhadap penurunan fungsi kognitif yang
bersifat progresif.
Sebagai pusat daya berfikir otak juga memerlukan perawatan yaitu
dengan melakukan gerakan sederhana yang di ikuti oleh berbagai
macam komponen fungsi otak seperti penglihatan, imaginasi,
pendengaran dan emosi.

Pelaksanaan senam otak (SO) dan Senam Vitalitas Otak (SVO)


I

2
Dalam jurnal pembanding yang dilakukan oleh Yulisna dkk (2016)
menunjukkan bahwa senam vitalisasi otak berpengaruh terhadap
peningkatan dan pemeliharaan fungsi kognitif pada lansia demensia
tahap awal. Namun tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan
C terhadap fungsi kognitif lansia demensia tahap awal antara kelompok
perlakukan yang diberikan senam vitalisasi otak dan kelompok kontrol
yang tidak diberikan senam vitalisasi otak.

Berdasarkan hasil penelitian dikatakan bahwa 17 responden akan


diberikan perlakuan senam otak dimana 17 responden itu diantaranya 4
orang lansia berada pada kategori definite gangguan kognitif dan 13
orang berada pada kategori probable gangguan kognitif. Setelah
diberikan perlakuan senam otak pada 4 orang kategori definite hasilnya
berkurang menjadi 1 orang dan setelah diberikan perlakuan pada 13
orang kategori probable berkurang menjadi 8 orang.
Sedangkan untuk perlakuan senam vitalitasi otak diberikan kepada 17
O responden yaitu 1 orang kategori definite dan 16 orang kategori
probable. Setelah di berikan perlakuan senam vitalitas otak pada 1 orang
kategori definite has\ilnya menjadi sudah tidak ada lagi dengan kategori
definite dan juga setelah di berikan perlakuan pada 16 orang dengan
kategori probable hasilnya mengalami penurunan menjadi 2 orang.
Jadi dari hasil tersebut dapat di artikan bahwa responden yang diberikan
perlakuan senam vitalitas otak lebih efektif dalam meningkatkan fungsi
kognitif di bandingkan dengan yang diberikan perlakuan senam otak.

Dalam jurnal tidak dicantumkan waktu penelitiannya hanya


T mencantumkan waktu publikasinya yaitu 1 Mei 2018.

3
Table Evaluasi Rapid Critical Apraissal (RCA)

First Conceptual Design/ Sample/Setting Major Measurement Data Findings Apprasial :


Author Framework Method Variables Analysis Worth to
(Year) Studied Practice
(and Their
Definitions)
Nuraini, Populasi lansia Jenis dan Jumlah sample Variabel Dilakukan 1.Analisis 1. Untuk analisis Kelebihan
Iwan di Indonesia desain yang pada penelitian independen: pengukuran Senam Otak efektivitas senam penelitian :
Ardian dalam beberapa digunakan ini adalah Senam otak terlebih dahulu (SO) dalam otak (SO) dalam 1. Peneliti
1 Mei 2018 tahun terakhir, pada penelitian sebanyak 34 (SO) dan pada kedua meningkatkan meningkatkan membandingka
terjadi ini adalah lansia, Sampel senam kelompok fungsi fungsi kognitif n dua intervensi
peningkatan desain quasi yang digunakan vitalisasi dengan pre test kognitif pada pada lansia untuk
yaitu pada tahun eksperimental sesuai dengan otak (SVO). menggunakan lansia menggunakan uji meningkatkan
2009 jumlah pre and post ketentuan MMSE menggunakan paired sample t- fungsi kognitif
penduduk lansia test without jumlah minimal Variabel (Marshal F, uji paired test diperoleh nilai lansia yaitu
di Indonesia control group. sampel dalam dependen : Folstein). samples t-test p value sebesar senam otak dan
mencapai Rancangan penelitian fungsi kemudian dengan hasil 0,000. Secara senam vitalisasi
20.547.541 jiwa. desain ini eksperimen kognitif dilakukan rata-rata statistik, apabila otak (dibuktikan
Diperkirakan peneliti semu yaitu 15 lansia perlakuan yang (mean) fungsi nilai p <0,05 maka dengan “Peneliti
pada tahun 2020 melakukan sampel dan 2 berbeda pada kognitif hasil dapat tertarik untuk

4
jumlah populasi pengukuran sampel sebagai kedua responden diterima, sehingga melakukan
lansia di terlebih dahulu antisipasi drop kelompok, meningkat ada peningkatan sebuah
Indonesia akan pada kedua out, sehingga selanjutnya dari 18.35 fungsi kognitif penelitian yang
mencapai 28,8 kelompok masing-masing kedua menjadi sebelum dan berjudul
juta jiwa dari dengan pre test kelompok kelompok 22.00 serta sesudah dilakukan efektivitas
total penduduk kemudian perlakuan dilakukan nilai (p value) senam otak. senam otak dan
Indonesia. Pada dilakukan berjumlah 17 pengukuran 0,000 senam vitalisasi
tahun 2012 di perlakuan yang sampel. kembali (p<0,05). otak dalam
Indonesia berbeda pada Pengambilan dengan post meningkatkan
jumlah kedua sampel test 2. Analisis 2. Untuk analisis fungsi kognitif
penduduk lanjut kelompok, menggunakan menggunakan Senam efektivitas senam lansia di Unit
usia (lansia) selanjutnya teknik MMSE Vitalisasi vitalitas otak Rehabilitasi
terbanyak kedua consecutive kembali. Otak (SVO) (SVO) dalam Sosial Pucang
diduduki oleh 3 kelompok sampling, yaitu Dalam meningkatkan Gading
provinsi yaitu dilakukan suatu teknik meningkatkan fungsi kognitif Semarang”).
Provinsi D.I pengukuran pemilihan fungsi pada lansia
Yogyakarta kembali sampel dengan kognitif pada menggunakan uji 2. Peneliti
sebanyak dengan post memilih semua lansia Wilcoxon diperoleh melakukan
13,04%, test. individu yang menggunakan nilai p value penelitian

5
Provinsi Jawa ditemui dan uji wilcoxon, sebesar 0,000. dengan
Timur 10,40% memenuhi dengan hasil Secara statistk, intervensi pre
dan Provinsi kriteria rata-rata apabila nilai p and post
Jawa Tengah pemilihan. (mean) fungsi <0,05 maka hasil sehingga
10,34%. kognitif dapat diterima dan menghasilkan
Seiring dengan responden dapat disimpulkan data yang akurat
bertambahnya meningkat bahwa ada (dibuktikan
jumlah lansia di dari 20.59 peningkatan fungsi dengan
Indonesia, maka menjadi kognitif sebelum “Rancangan
penelitian di 26.18 serta dan sesudah desain ini
Inggris nilai (p- dilakukan senam peneliti
membuktikan value) 0,000 vitalitas otak. melakukan
terhadap 10.255 (p<0,05). pengukuran
orang lansia 3. Untuk analisis terlebih dahulu
berusia di atas 3. Untuk perbandingan pada kedua
75 tahun, pada analisis peningkatan fungsi kelompok
saraf pusatnya perbandingan kognitif lansia post dengan pre test
45% memiliki SO dan SVO perlakuan antara kemudian
gangguan fungsi menggunakan kelompok senam dilakukan

6
kognitif. uji Mann otak (SO) dengan perlakuan yang
Dennison withney yaitu kelompok Senam berbeda pada
merupakan p=0.004 ( p Vitalitas Otak kedua
seorang peneliti value (SVO) dimana kelompok”)
yang berasal <0.050), serta perbandingan
dari California hasil mean antara SVO dan
Selatan, AS rank pada SO yaitu Keterbatasan
menciptakan kelompok (22,44>12,56), uji Penelitian:
suatu gerakan senam yang digunakan 1.Dalam jurnal,
senam otak vitalisasi otak yatu uji Mann- peneliti tidak
(brain gym) (SVO) Whitney dengan p mencantumkan
yang merupakan cenderung value 0,0004 yang kapan penelitian
bentuk latihan lebih tinggi mana apabila tersebut
yang disebut dari pada p<0,05 maka hasil dilaksanakan.
educational kelompok dapat diterima, 2.Dalam jurnal,
kinestetics. senam otak sehingga terdapat peneliti tidak
Senam ini (SO) perbedaan antara mencantumkan
bertujuan untuk (22,44>12,5) perlakuan SVO bagaimana
pertahanan kerja dengan SO. senam otak dan

7
otak. Senam lain senam vitalisasi
yang mampu otak dilakukan
meningkatkan dan berapa lama
fungsi kerja otak senam itu
yaitu senam dilakukan
vitalisasi otak. apakah berturut-
Senam ini turut atau
dipopularitaskan seminggu 3 kali.
oleh Prof. 3. Peneliti masih
Soemarno menggunakan
Markam sumber dibawah
bersama dengan 10 tahun
teman- terakhir.
temannya. Resiko atau
Senam ini kerugian jika
mampu intervensi studi
menyeimbangka dilaksanakan:
n gerakan tubuh, Intervensi dalam
pernapasan, jurnal beresiko

8
serta pusat bagi lansia yang
penyimpanan memiliki
memori dan riwayat
imajinasi. arthtritis, jika
terlalu
berlebihan
dalam
melakukan
gerakan senam.
Oleh karena itu,
peneliti harus
memperhatikan
gerakan lansia
agar tidak
berlebihan dan
agar sesuai
dengan
prosedur.
Kelayakan

9
penggunaan
dalam praktik:
Intervensi dalam
jurnal layak
untuk digunakan
karena senam
vitalisasi otak
dapat
meningkatkan
fungsi kognitif
lansia secara
signifikan.
VALIDITY
Apakah Hasil Dari Studi Valid ?

Penelitiaan ini valid, karena ada 3 uji yang digunakan yaitu uji paired samples t-test, uji Wilcoxon, dan uji Mann-Whitney dimana hasil uji menunjukkan
bahwa nilai p value penelitian ini yaitu 0.000, 0.004 dan 0.000 yang mana apabla p<0,05 maka hasil dapat diterima. Terbukti bahwa ada peningkatan kognitif
lanisa setelah melakukan senam otak (SO) dan senam vitalitas otak (SVO). Hal ini sesuai dengan teori Dennison (2006) bahwa brain gym adalah salah satu
senam yang dapat meningkatkan fungsi kerja otak dan merangsang intelektual. Juga menurut Markam (2006) senam vitalisasi otak merupakan salahsatu

10
senam yang melibatkan merupakan bentuk pemeliharaan fungsional komponen atau struktur dari otak.

IMPORTANCE
Apakah Hasilnya Membantu Saya Dalam Merawat Pasien Saya ?

Hasil dari penelitian sangat membantu untuk diterapkan pada pasien lansia, dikarenakan dengan senam otak dan senam vitalitas otak sama-sama dapat
meningkatkan kognitif pada lansia. Akan tetapi, hasil perbandingan antara SVO dan SO menunjukkan bahwa hasil mean rank pada kelompok senam
vitalisasi otak (SVO) cenderung lebih tinggi dari pada kelompok senam otak (SO) (22,44>12,56), artinya selisih angka skor MMSE post perlakuan pada
kelompok senam vitalisasi otak (SVO) lebih besar dari pada kelompok senam otak (SO) sehingga perlakuan pada kelompok senam vitalisasi otak (SVO) lebih
efektif dalam meningkatkan fungsi kognitif lansia.
APPLICABLE
Apakah Hasilnya Sesuai Diterapkan ditempat Praktek Saya ?

Untuk hasil dalam jurnal dapat diterapkan di puskesmas setiap minggu, setiap kegiatan posyandu lansia dan hasil tersebut juga dapat dilakukan dirumah
masing-masing akan tetapi lebih menyenangkan jika dilakukan bersama-sama

11
DAFTAR PUSTAKA

Nuraini & Ardian, I. 2018. Efektivitas Senam Otak dan Senam Vitalisasi Otak
dalam meningkatkan Fungsi Kognitif Lansia di Unit Rahabilitasi Sosial
Pucang Gading Semarang. NurseLine Journal. Vol. 3 No. 1 Mei 2018 p-
ISSN 2540-7937 e-ISSN 2541-464X.
Yulisna, M.S.,dkk. 2016. Efektivitas Senam Vitalisasi Otak terhadap Fungsi
Kognitif Lansia dengan Demensia Tahap Awal. Biomedika. Vol. 9 No. 1
Maret 2016 p- ISSN : 1979 - 035X.

12

Anda mungkin juga menyukai