Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan (JRKTL)

||Volume|| 2 ||Issue|| 2 ||Pages|| 84 - 88 ||2019||


p-ISSN: 2621 – 3222 || e-ISSN: 2621 – 301X

PENGARUH MASASE AROMATERAPI LAVENDER


TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA
LANSIA DI BALAI SOSIAL LANJUT USIA
MANDALIKA MATARAM

Nila Yuliana*, Muhammad Fauzi, Sri Hastuti


Universitas Samawa, Sumbawa Besar, Indonesia
Email: nilayuliana066@gmail.com

ABSTRAK -
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan tingkat insomnia pada lansia sebelum dan sesudah
pemberian masase aromaterapi lavender di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika Mataram. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan pra eksperimental (one group pre test - post
test). Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian adalah pedoman wawancara
(interview) terstruktur dengan menggunakan instrumen. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik total sampling yang berjumlah 17 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji
deskriptif dan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masase aromaterapi lavender dapat
menurunkan tingkat insomnia pada lansia di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika Mataram (p = 0,000). Dari
hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil (p = 0,000 < 0,05) sehingga hipotesis dapat
diterima yaitu masase aromaterapi lavender dapat menurunkan tingkat insomnia pada lansia di Balai Sosial
Lanjut Usia Mandalika Mataram.

Kata Kunci – Insomnia, Lansia, Masase, Aromaterapi Lavender

Diterima: September 2019 Dipublikasikan: November 2019

membahayakan pemakainya (Purwanto,


PENDAHULUAN
I. dapat
Lansia merupakan istilah bagi individu
yang telah memasuki periode dewasa akhir
atau usia tua. Periode ini merupakan periode
penutup bagi rentang kehidupan seseorang,
di mana telah terjadi kemunduran fisik dan
psikologis secara bertahap (Hurlock, 1999).
Lansia yang mengalami kemunduran fisik
dan psikologis akan mengakibatkan
terganggunya pemenuhan kebutuhan dasar
yang salah satunya adalah kebutuhan tidur.
Salah satu penyebab tidak adekuatnya
kebutuhan tidur adalah insomnia. Insomnia
adalah gangguan tidur paling sering pada
usia lanjut, yang ditandai dengan
ketidakmampuan untuk mengawali tidur,
mempertahankan tidur, bangun terlalu dini
atau tidur yang tidak menyegarkan (Astuti,
2010).
Upaya yang biasa dilakukan dalam
menangani insomnia adalah dengan terapi
farmakologis yaitu pemberian obat tidur,
sedangkan pemberian obat tidur dalam
jangka waktu yang lama dapat menimbulkan
efek samping, kecanduan, dan bila overdosis
1
Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan (JRKTL)
||Volume|| 2 ||Issue|| 2 ||Pages|| 84 - 88 ||2019||
p-ISSN: 2621 – 3222 || e-ISSN: 2621 – 301X

2007). Berdasarkan efek buruk dari bagi lansia yang mengalami gangguan pada
menggunakan obat tidur, terlebih pada kebutuhan istirahat tidur seperti insomnia.
lansia yang di mana proses metabolisme Terapi non farmakologis yang bisa
berbeda dengan orang dewasa muda. Tidak digunakan dalam menangani masalah
saja penyerapan tapi juga pengolahan dan insomnia yaitu pernafasan dalam, relaksasi
ekskresi obat mengalami perlambatan. otot, yoga, membaca, aromaterapi, dan lain-
Penatalaksanaan insomnia pada lansia lain (Prasadja, 2009).
belum menjadi perhatian yang serius, Terapi non farmakologis seperti
bahkan lansia yang mengalami insomnia aromaterapi merupakan terapi menggunakan
tidak diberikan perawatan seperti pemberian minyak esensial (essensial oil) atau sari
terapi non farmakologis. Terapi non minyak murni untuk membantu memperbaiki
farmakologis merupakan pilihan yang tepat atau menjaga kesehatan, membangkitkan
semangat, gairah, menyegarkan serta berdampak buruk bagi kesehatan lansia.
menenangkan jiwa, dan merangsang proses Berdasarkan substansi permasalahan yang
penyembuhan (Sharma, 2009). Salah satu diuraikan di atas, maka dipandang perlu untuk
metode pemberian aromaterapi adalah melakukan penelitian tentang pemberian
metode masase atau yang dikenal dengan masase aromaterapi lavender dalam upaya
masase aromaterapi. Masase aromaterapi menurunkan tingkat insomnia pada lansia.
merupakan penggabungan yang kuat antara
masase dengan aromaterapi. Melalui masase, METODE
II.
unsur penting pada minyak aromaterapi akan Desain penelitian yang digunakan dalam
terserap oleh tubuh sehingga selain diperoleh penelitian ini adalah desain pre
manfaat dari masase itu sendiri, juga
diperoleh manfaat psikologis dan fisiologis
(Primadiati, 2002). Perasaan rileks yang
tercipta dari masase aromaterapi akan
merangsang sistem saraf parasimpatis
sehingga menyebabkan penurunan
metabolisme tubuh, denyut nadi, tekanan
darah, frekueansi pernafasan, dan
peningkatan sekresi serotonin sehingga
proses terjadinya tidur akan mudah (Hall, G,
1997). Jenis minyak esensial yang dipakai
untuk masase adalah Lavender (Lavandula
Angustifoliai). Beberapa khasiat dari
lavender adalah menyeimbangkan,
menyegarkan,
merilekskan, menenangkan, menyembuhkan
insomnia, sakit kepala, gelisah, stres, dan
meringankan otot pegal.
Hasil studi pendahuluan yang telah
dilakukan oleh peneliti di Balai Sosial Lanjut
Usia (BSLU) Mandalika Mataram,
didapatkan hasil bahwa jumlah lansia yang
tinggal di Balai Sosial Lanjut Usia
Mandalika Mataram ada 71 lansia. Hasil
wawancara peneliti di Balai Sosial Lanjut
Usia Mandalika Mataram dari 71 lansia
didapatkan 17 lansia yang mengalami
gangguan tidur atau insomnia. Kondisi
demikian bila terus dibiarkan, maka akan

2
Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan (JRKTL)
||Volume|| 2 ||Issue|| 2 ||Pages|| 84 - 88 ||2019||
p-ISSN: 2621 – 3222 || e-ISSN: 2621 – 301X

eksperimental dengan rancanangan sampling adalah teknik pengambilan sampel


penelitian one group pre test and post test di mana jumlah sampel sama dengan
design yaitu rancangan penelitian yang populasi (Sugiyono, 2011). Alasan
menggunakan satu kelompok subyek mengambil total sampling karena menurut
dengan cara melakukan pengukuran Sugiyono (2011) jumlah populasi yang
sebelum dan setelah perlakuan (Nursalam, kurang dari 100, seluruh populasi dijadikan
2013). sampel penelitian.
Populasi dari penelitian ini adalah Teknik yang digunakan untuk
lansia yang menderita insomnia berjumlah mengumpulkan data pada penelitian ini
17 orang dengan kriteria inklusi yaitu lansia adalah pedoman wawancara (interview)
yang disantun di Balai Sosial Lanjut Usia terstruktur dengan menggunakan instrumen
Mandalika Mataram, lansia yang menderita (alat ukur) Kelompok Study Psikiatri Biologi
insomnia, dan lansia penderita insomnia Jakarta (KSPBJ-IRS) yang dimodifikasi
yang tidak sedang mengonsumsi obat tidur, sesuai dengan kondisi lansia. Angket ini
alkohol, dan kopi. Kriteria eksklusi yaitu terdiri dari 10 pertanyaan. Di mana jumlah
responden membatalkan kesediaannya untuk total dari setiap item pertanyaan dapat
ikut dalam penelitian. dikategorikan sebagai berikut:
Sampel adalah sebagian dari populasi 0-10 : tidak ada insomnia
yang akan diteliti dan dianggap telah 11-20 : insomnia ringan
mewakili dari populasi (Widiyanto, 2012). 21-30 : insomnia sedang
Sampel dalam penelitian ini adalah semua 31-40 : insomnia berat
lansia yang masuk dalam populasi
terjangkau. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah non probability
sampling yaitu total sampling. Total HASIL DAN PEMBAHASAN
III.
A. Karakteristik Responden Lansia yang mengikuti penelitian
adalah 17 orang. Karakteristik lansia dapat
dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, 60 tahun dan tertua 80 tahun. Karakteristik
distribusi karakteristik lansia berdasarkan lansia berdasarkan jenis kelamin sebagian
usia dengan rerata usia 69.82, usia termuda besar adalah perempuan.
adalah

TABEL I
DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN USIA DAN JENIS KELAMIN PADA LANSIA (N = 17)

Karakteristik Responden Rentang


Usia
Min-Maks 60-80
Mean±SD 69.82±5.54

Jenis Kelamin
Laki-laki 2 (11.8 %)
Perempuan 15 (88.2 %)

TABEL II
DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN KATEGORI TINGKAT INSOMNIA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN INTERVENSI
(MASASE AROMATERAPI LAVENDER) PADA LANSIA
Kategori
Tingkat Insomnia Pra Intervensi Post Intervensi
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Tidak ada insomnia 0 0 0 0
Insomnia ringan 1 5,6 8 47
Insomnia sedang 11 64,9 9 53
Insomnia berat 5 29,5 0 0
Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat maupun sesudah diberikan intervensi


diketahui bahwa tingkat insomnia sebelum frekuensi terbanyak adalah insomnia sedang

3
Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan (JRKTL)
||Volume|| 2 ||Issue|| 2 ||Pages|| 84 - 88 ||2019||
p-ISSN: 2621 – 3222 || e-ISSN: 2621 – 301X

yaitu sebelum diberikan intervensi 11


responden (64.9 %) sedangkan sesudah
diberikan intervensi 9 responden (53%). B. Pengaruh Masase Aromaterapi
Sebelum diberikan intervensi terdapat Lavender terhadap penurunan
responden yang mengalami insomnia berat tingkat Insomnia Pada Lansia
yaitu 5 responden (29.5 %) sedangkan Masase aromaterapi lavender yang
sesudah diberikan intervensi sudah tidak ada digunakan pada lansia dapat menurunkan
responden yang mengalami insomnia berat (0 tingkat insomnia dengan nilai p = 0.000.
%), hal ini karena insomnia berat mengalami Perubahan tingkat insomnia sebelum dan
penurunan tingkat insomnia ke insomnia sesudah perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.
sedang dan ringan. Hasil survey pelayanan pada
Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten
Sumbawa Barat ditunjukkan pada tabel 3
berikut.

TABEL III
PENGARUH MASASE AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA
Pra Intervensi Post Intervensi
Variabel Penelitian p*
Min-max Mean ± SD Min-max Mean ± SD
Tingkat Insomnia 20-36 28.47±4.732 15-27 21.41±3.938 0.000
Sumber: Data primer diolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan tingkat insomnia pada lansia


tindakan masase aromaterapi lavender dapat karena dengan tindakan masase membuat
menurunkan tingkat insomnia dengan nilai p tubuh menjadi rileks. Terapi pijat (massage)
value < 0,005. Hasil analisis menunjukkan merupakan tindakan manipulasi otot-otot dan
bahwa masase aromaterapi lavender yang jaringan dalam tubuh dengan tekanan,
digunakan pada lansia berpengaruh dalam menggosok, dan vibrasi atau getaran dengan
menurunkan tingkat insomnia. Terjadinya menggunakan sentuhan tangan, jari-jari
tangan, sikut, kaki, dan alat-alat manual atau terdapat reseptor ke sistem limbik yang
elektrik untuk memperbaiki kondisi berkaitan dengan suasana hati dan
kesehatan (Nurgiwiati, 2015 dalam Edy merangsang raphe nucleus di otak yang
Prananto, 2016). Teknik pemijatan di titik berfungsi mengeluarkan sekresi serotonin
tertentu dapat menghilangkan sumbatan yang menghantarkan seseorang untuk tertidur
dalam darah, serta energi dalam tubuh akan (Howard dan Hughes, 2007). Beberapa
kembali lancar (Pamungkas, 2010 dalam Al penelitian yang serupa yang dilakukan oleh
Azis, 2016). Dalam penelitian ini masase peneliti seperti pengaruh masase kaki dan
dilakukan menggunakan minyak essensial aromaterapi sereh (Al Azis, 2016), pengaruh
berupa aromaterapi lavender. masase kaki dan rendam air hangat pada kaki
Aromaterapi merupakan salah satu (Edy, 2016), efektivitas akupresure dan
terapi komplementer yang dapat digunakan aromaterapi lavender (Meylana, 2015), dari
untuk mengatasi insomnia. Aromaterapi semua penelitian ini dapat menurunkan
memiliki efek menenangkan atau rileks keluhan insomnia.
untuk beberapa gangguan misalnya
mengurangi kecemasan, ketegangan dan SIMPULAN
insomnia. Aromaterapi lavender bersifat Masase aromaterapi lavender dapat
menenangkan (Suranto, 2011 dalam menurunkan tingkat insomnia (berat menjadi
Meylana, 2015). sedang, sedang menjadi ringan). Hasil di atas
Aromaterai lavender mengandung menunjukkan bahwa tindakan masase
antispasmodik, antivirus, dan dapat aromaterapi lavender dapat menjadi masukan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, cara yang positif dalam mengatasi keluhan
kerja aromaterapi melalui penciuman insomnia pada lansia.
4
Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan (JRKTL)
||Volume|| 2 ||Issue|| 2 ||Pages|| 84 - 88 ||2019||
p-ISSN: 2621 – 3222 || e-ISSN: 2621 – 301X

Terdapat saran yang peneliti ajukan komplementer atau terapi non farmakologi
kepada Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika dalam mengatasi keluhan insomnia pada
Mataram yaitu lansia yang mengalami lansia.
insomnia agar menggunakan terapi masase
aromaterapi lavender sebagai salah satu DAFTAR PUSTAKA
terapi
Insomnia Pada Lansia Di Panti Wredha
Daerah Surakarta (Doctoral
dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Astuti, N. M. H. (2013). Penatalaksanaan
Insomnia Pada Usia
Lanjut. Bagian/SMF Psikiatri Fakutas
Kedokteran Universitas
Udayana/Rumah Sakit Pusat Sanglah
Depasar.
Edy Prananto, A. (2016). Pengaruh Masase
Kaki Dan Rendam Air Hangat Pada
Kaki Terhadap Penurunan Insomnia
Pada Lansia (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Hall, G., & Guyton, A. C. (1997). Buku ajar
fisiologi kedokteran. Setiawan, I.,
penerjemah. Terjemahan dari:
Textbook of medical physiology.
Jakarta: EGC.
Hurlock, Elizabeth. (1999). Psikologi
perkembangan. Jakarta: EGC
Meylana, N. (2015). Efektivitas Akupresure
dan Aromaterapi Lavender Terhadap
Insomnia Pada Wanita Perimenopause
di Desa Pancuranmas
Magelang. Journal of Holistic Nursing
Science, 2(2), 28-37.
Nursalam, (2013). Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika
Prasadja, A. (2009). Ayo bangun dengan
bugar karena tidur yang benar. Jakarta:
Penerbit Hikmah.
Primadiati, R. (2002). Aromaterapi
Perawatan Alami Untuk Sehat dan
Cantik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Purwanto, S. (2007). Terapi Insomnia.
Available online at http//
klinis.wordpress.com. (diakses 10
Maret 2019)

5
Sharma, S. (2009). Aromaterapi. Tangerang:
Karisma
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Afabeta
Widiyanto, M.A. (2013). Statistika Terapan,
Konsep dan Aplikasi SPSS/Lisrel
dalam Penelitian Pendidikan, Psikologi
dan Ilmu Sosial Lainya. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai