Anda di halaman 1dari 5

KARYA INOVASI

KEPERAWATAN GERONTIK
PADA LANSIA DENGAN PANDUAN PENERAPAN
TERAPI OKUPASI DI MASA LANSIA
TAHUN 2021

Auliya Andriyanti, Arie Maria Yuniza, dan Darujati Purwantoro


Universitas Muhammadiyah Pringsewu, Lampung

Abstrak

Proses penuaan akan menyebabkan perubahan pada lansia. Perubahan tersebut akan
menimbulkan permasalahan yang berpengaruh pada kehidupan dan kualitas hidup lansia.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan pada lansia, yaitu dengan terapi okupasi.
Terapi okupasi merupakan suatu bentuk psikoterapi suportif berupa aktivitas – aktivitas
yang membangkitkan kemandirian secara manual, kreatif, dan edukasional untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik dan
mental serta kebermaknaan hidup lansia. Hasil wawancara dengan klien kelolaan dan 3
lansia dilingkungan tempat tinggal, didapatkan data : 1 lansia mengatakan dalam aktivitas
sehari – hari, kebanyakan hanya di lakukan dengan duduk, tiduran, dan nonton tv, tidak
pernah keluar rumah dan mengalami suasana hati yang tidak menentu setiap harinya,
rasanya ingin marah, ingin menangis, lesu, tidak ada semangat, dan merasa minder. 3
lansia mengatakan tidak adanya semangat dalam menjalani hidup, merasa kurang
bermanfaat, kurang bersosialisasi dengan lingkungan dan masyarakat, serta merasa tidak
berguna bagi siapa pun. Tujuan dari pembuatan karya inovasi ners ini adalah memberikan
arahan yang jelas sebagai penuntun perawat dalam pelaksanaan terapi okupasi bagi
lansia. Metode dalam pembuatan karya inovasi ners ini, meliputi: persiapan (observasi,
wawancara, dan studi literatur), proses (pelaksanaan terapi okupasi, dan output kegiatan
terapi okupasi). Hasil yang didapat dari pembuatan karya inovasi ners adalah panduan
penerapan terapi okupasi lansia yang ditujukkan pada tenaga kesehatan khususnya
perawat. Sehingga dapat disimpulkan : hasil karya inovasi ners ini berupa panduan bagi
tenaga kesehatan khususnya perawat tentang pentingnya penerapan terapi okupasi pada
lansia di masa tua, dengan terapi okupasi ini lansia dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik dan mental serta kebermaknaan
hidup.

Kata Kunci : Konsep Lansia, Konsep Terapi Okupasi

Abstract

The aging process will cause changes in the elderly. These changes will cause problems
that affect the life and quality of life of the elderly. One way to overcome problems in the
elderly is occupational therapy. Occupational therapy is a form of supportive
psychotherapy in the form of activities that generate independence manually, creatively,
and educationally to adapt to the environment and improve the degree of physical and
mental health and the meaning of life for the elderly. The results of interviews with
managed clients and 3 elderly people in the neighborhood, obtained data: 1 elderly said
that in daily activities, most of them are only done by sitting, lying down, and watching
TV, never leaving the house and experiencing uncertain moods every day I feel like I
want to be angry, I want to cry, lethargic, have no enthusiasm, and feel inferior. 3 elderly
said there was no enthusiasm in living life, felt less useful, did not socialize with the
environment and society, and felt useless to anyone. The purpose of making this nurse's
innovation work is to provide clear directions as a nurse's guide in the implementation of
occupational therapy for the elderly. The methods in making this nurse's innovation work
include: preparation (observation, interviews, and literature study), process
(implementation of occupational therapy, and output of occupational therapy activities).
The results obtained from the creation of nurse’s innovations are guidelines for the
application of elderly occupational therapy aimed at health workers, especially nurses. So
it can be concluded: the results of this nurse's innovation are in the form of a guide for
health workers, especially nurses about the importance of applying occupational therapy
to the elderly in old age, with this occupational therapy the elderly can adapt to the
environment and improve the degree of physical and mental health and the meaning of
life.

Key word : Elderly, Occupational Therapy

Latar Belakang

Proses penuaan akan menyebabkan 3 perubahan, yaitu : perubahan fisiologis,


perubahan perilaku psikososial, dan perubahan kognitif. Perubahan fisiologis, antara lain
perubahan pada panca indera terutama rasa, esophagus, lambung, tulang, otot, ginjal,
jantung dan pembuluh darah, paru – paru, kelenjar endokrin, kulit, rambut, dan fungsi
imunologik. Perubahan psikososial, antara lain ketergantungan pada orang lain dan
mengisolasi diri atau menarik diri. Sedangkan perubahan kognitif, antara lain mudah
lupa, sulit berkonsentrasi, melambatnya proses informasi (Agustina, 2013). Perubahan –
perubahan tersebut akan menimbulkan permasalahan yang berpengaruh pada kehidupan
dan kualitas hidup lansia.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan pada lansia, yaitu dengan terapi
okupasi. Terapi okupasi merupakan suatu bentuk psikoterapi suportif berupa aktivitas –
aktivitas yang membangkitkan kemandirian secara manual, kreatif, dan edukasional
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik
dan mental serta kebermaknaan hidup lansia. Terapi okupasi bertujuan mengembangkan,
memelihara, memulihkan fungsi atau mengupayakan adaptasi untuk aktivitas sehari –
hari, produktivitas, dan waktu luang, melalui : pelatihan, remediasi, stimulasi, dan
fasilitasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh : (Ponto, dkk,
2015), dengan judul “Pengaruh Penerapan Terapi Okupasi Terhadap Penurunan Stres
Pada Lansia Di Panti Werdha Damai Ranomuut Manado”, yaitu : menunjukkan adanya
pengaruh terapi okupasi terhadap tingkat stress pada lansia di Panti Werdha Damai
Ranomuut Manado. (Wigya Anggraina Putri, dkk, 2018) dengan judul “Pengaruh Terapi
Okupasi Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Panti Werdha Nirwana Puri
Samarinda”, yaitu : menunjukkan adanya pengaruh terapi okupasi terhadap tingkat
depresi pada lansia di Panti Werdha Nirwana Puri Samarinda. (Elviana Kaharingan, dkk,
2015), dengan judul “Pengaruh Penerapan Terapi Okupasi Terhadap Kebermaknaan
Hidup Pada Lansia Di Panti Werdha Damai Ranomuut Manado”, yaitu: menunjukkan
adanya pengaruh terapi okupasi terhadap kebermaknaan hidup pada lansia di Panti
Werdha Damai Ranomuut Manado, penelitian ini membantu lansia dalam menemukan
makna dari kehidupan serta perasaan bahagia untuk mencapai kesejahteraan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis terhadap klien kelolaan dan 3
lansia di lingkungan tempat tinggal, didapatkan data : 1 lansia mengatakan dalam
aktivitas sehari – hari, kebanyakan hanya di lakukan dengan duduk, tiduran, dan nonton
tv, tidak pernah keluar rumah dan mengalami suasana hati yang tidak menentu setiap
harinya, rasanya ingin marah, ingin menangis, lesu, tidak ada semangat, dan merasa
minder. 3 lansia mengatakan tidak adanya semangat dalam menjalani hidup, merasa
kurang bermanfaat, kurang bersosialisasi dengan lingkungan dan masyarakat, serta
merasa tidak berguna bagi siapa pun. Menurut Kuntjoro (2007), usia lanjut rentan
terhadap berbagai masalah kehidupan, salah satu diantaranya adalah masalah psikososial.
Menurut Rogers & Holm (2004) dan Creek (2002), jenis terapi okupasi yang digunakan
untuk mengatasi masalah yang terjadi pada lansia, salah satu diantaranya, yaitu : mengisi
waktu luang, aktivitas yang dilakukan pada waktu luang, yang bermotivasi dan
memberikan kegembiraan, hiburan, serta mengalihkan perhatian lansia.

Metode

Metode pembuatan karya inovasi ini meliputi : persiapan (observasi, wawancara, dan
studi literatur), proses (pelaksanaan terapi okupasi, dan output kegiatan terapi okupasi).

Tahap Persiapan :

1. Observasi
Observasi lansia yang akan menjadi obyek dalam pembuatan karya inovasi ners.
Kegiatan observasi, meliputi : memperhatikan dengan seksama, termasuk
mendengarkan, dan mencatat fenomena yang diamati (Djam’an dan Komariah, 2017).
Penulis melakukan observasi terhadap lansia yang akan menjadi obyek dalam
pembuatan karya inovasi. Penulis mengamati kegiatan sehari – hari lansia, didapatkan
hasil : lansia banyak diam dan duduk di dalam rumah tanpa melakukan kegiatan apa
pun, ekspresi wajah yang terlihat; murung, sedih, lesu, tidak ada semangat.
2. Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan lansia dan keluarga / orang – orang terdekat
dengan lansia.
3. Studi Literatur
Dalam pembuatan karya inovasi ners ini, penulis terlebih dahulu mempelajari
beberapa jurnal yang dijadikan acuan dan referensi.

Tahap Proses :

1. Pelaksanaan Terapi Okupasi


Penulis melaksanakan terapi okupasi terhadap 4 lansia. Sebelumnya penulis
melakukan studi pendahuluan terhadap 1 klien kelolaan dan 3 lansia di lingkungan
tempat tinggal, didapatkan data : 1 lansia mengatakan dalam aktivitas sehari – hari,
kebanyakan hanya di lakukan dengan duduk, tiduran, dan nonton tv, tidak pernah
keluar rumah dan mengalami suasana hati yang tidak menentu setiap harinya, rasanya
ingin marah, ingin menangis, lesu, tidak ada semangat, dan merasa minder. 3 lansia
mengatakan tidak adanya semangat dalam menjalani hidup, merasa kurang
bermanfaat, kurang bersosialisasi dengan lingkungan dan masyarakat, serta merasa
tidak berguna bagi siapa pun.
Penjelasan :
a. Nama kegiatan
Membuat konektor masker tanpa mesin jahit.
b. Metode
Terapi okupasi ini dilakukan dengan metode individu.
c. Waktu kegiatan
Terapi okupasi dilakukan antara 1 – 2 jam, terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
membuat kerajinan dan diskusi. Dalam diskusi membahas mengenai pelaksanaan
kegiatan, antara lain : kesulitan yang dihadapi dan kesan.
d. Alat dan bahan
1) Kain (ukuran 30 cm x 6 cm)
2) Karet elastis (ukuran 15 cm)
3) Benang
4) Jarum jahit
5) Kancing baju
6) Gunting
7) Peniti
8) Jarum pentul
e. Langkah Kerja
1) Lipat kain menjadi 2 bagian, selanjutnya tusukkan jarum pentul pada kain yang
sudah dilipat, tempatkan jarum pentul pada 4 bagian di kain, yaitu : satu – satu
pada bagian tiap ujung kain, dan sisa dua lainnya pada bagian tengah kain.
2) Jahit jelujur pada bagian atas kain yang sudah ditandai dengan jarum pentul,
kemudian ikat mati benangnya dibagian belakang.
3) Peniti ditautkan pada salah satu bagian ujung kain, masukkan ke dalam kain
tersebut, sampai bagian akhir kain, dan selanjutnya lepas tautan peniti tersebut.
4) Peniti diatautkan pada salah satu bagian ujung karet elastis, kemudian
masukkan karet elastis ke dalam kain, sampai bagian akhir kain, lepas tautan
peniti.
5) Rapihkan bagian tiap ujung kain, jahit bagian ujung tersebut, dan ikat mati
benangnya dibagian belakang.
6) Tahap terakhir pasang kancing pada bagian tiap ujung kain, jahit kancing
sampai kencang, kemudian ikat mati benangnya dibagian belakang, dan gunting
sisa benang agar rapi.
2. Output Kegiatan Terapi Okupasi

Adapun hasil output yang dapat dilihat penulis terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan :
a. Lansia dapat berinteraksi dengan orang lain.
b. Lansia menjadi percaya diri.
c. Lansia bersemangat setiap harinya.
d. Lansia terlihat senang dan ekspresi wajah tampak rileks.
Hasil

Adapun hasil yang didapat dari pembuatan KIN (Karya Inovasi Ners), yaitu : Panduan
penerapan terapi okupasi lansia yang ditujukkan pada tenaga kesehatan khususnya
perawat.

Kesimpulan

Hasil karya inovasi ners ini berupa panduan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
tentang pentingnya penerapan terapi okupasi pada lansia di masa tua, dengan terapi
okupasi ini lansia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan meningkatkan derajat
kesehatan fisik dan mental serta kebermaknaan hidup. Hal ini sesuai jurnal terkait :
(Ponto, dkk, 2015), dengan judul “Pengaruh Penerapan Terapi Okupasi Terhadap
Penurunan Stres Pada Lansia Di Panti Werdha Damai Ranomuut Manado”, yaitu :
menunjukkan adanya pengaruh terapi okupasi terhadap tingkat stress pada lansia di Panti
Werdha Damai Ranomuut Manado. (Wigya Anggraina Putri, dkk, 2018) dengan judul
“Pengaruh Terapi Okupasi Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Panti Werdha
Nirwana Puri Samarinda”, yaitu : menunjukkan adanya pengaruh terapi okupasi terhadap
tingkat depresi pada lansia di Panti Werdha Nirwana Puri Samarinda. (Elviana
Kaharingan, dkk, 2015), dengan judul “Pengaruh Penerapan Terapi Okupasi Terhadap
Kebermaknaan Hidup Pada Lansia Di Panti Werdha Damai Ranomuut Manado”, yaitu:
menunjukkan adanya pengaruh terapi okupasi terhadap kebermaknaan hidup pada lansia
di Panti Werdha Damai Ranomuut Manado.

Daftar Pustaka

http://calonurse.blogspot.com/2014/03/terapimodalitaslansiaterapiokupasi.html?m=1.
Terapi Modalitas Okupasi Lansia, Diakses tanggal 10 Maret 2021.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/8139. Pengaruh Penerapan Terapi
Okupasi Terhadap Penurunan Stres Pada Lansia Di Panti Werdha Damai Ranomuut
Manado. Diakses tanggal 12 Maret 2021.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/8141. Pengaruh Penerapan Terapi
Okupasi Terhadap Kebermaknaan Hidup Pada Lansia Di Panti Werdha Damai Ranomuut
Manado, Diakses tanggal 12 Maret 2021.
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/803/. Pengaruh Terapi Okupasi Terhadap Tingkat
Depresi Pada Lansia Di Panti Werdha Nirwana Puri Samarinda, Diakses tanggal 12
Maret 2021.
https://youtu.be/MG_dLtE1160. Cara Membuat Konektor Masker Jahit Tangan. Diakses
tanggal 23 April 2021
Kuntjoro, 2007. Masalah Kesehatan Jiwa Lansia.
http://www.e-psikologi.com/artikel/lanjut-usia/masalah kesehatan jiwa lansia.pdf.
Diakses tanggal 07 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai