Anda di halaman 1dari 8

Tarumanagara Medical Journal

Vol. 2, No. 1, 152-159, Oktober 2019

Pengaruh aroma terapi lavender terhadap peningkatan


kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara
Reyna Lauwsen1, Alya Dwiana2,*
1
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
2
Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
*korespondensi email: alyad@fk.untar.ac.id

ABSTRAK
Berdasarkan data yang diambil dari Journal of Clinical Sleep Medicine (2007), sekitar 30%
masyarakat di dunia mengalami gangguan tidur berupa insomnia. Berbagai terapi farmakologi dan
non-farmakologi telah dikembangkan untuk membantu memperbaiki kualitas tidur manusia, salah
satunya adalah penggunaan aroma terapi Lavender (Lavandula angustifolia). Tujuan penelitian ini
adalah untuk membuktikan efek aroma terapi Lavender terhadap peningkatan kualitas tidur.
Metode yang digunakan adalah quasy experimental dengan desain cross-over kepada kelompok
sampel dengan menggunakan parameter kuisioner PSQI ( Pittsburgh Sleep Quality Index) untuk
menilai kualitas tidur pada mahasiswa Kedokteran di Universitas Tarumanagara. Sebanyak 42
orang responden penelitian terbagi menjadi 2 kelompok dan keduanya mendapatkan aromaterapi
lavender dan placebo secara bergantian dengan periode wash out diantaranya. Analisa data
dilakukan dengan menggunakan uji non-parametrik Wilcoxon Signed Rank. Pada penelitian ini
baik aroma terapi Lavender maupun plasebo secara statistik dapat meningkatkan kualitas tidur (p
< 0.05). Dengan demikian, aroma terapi Lavender tidak lebih bermanfaat dalam memperbaiki
kualitas tidur dibandingkan dengan plasebo.
Kata kunci: tidur, lavender (Lavandula angustifolia), PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index).

PENDAHULUAN

Tidur merupakan salah satu kebutuhan 30% masyarakat di dunia mengalami


dasar manusia.1 Kebutuhan tidur berbeda- gangguan tidur.5 National Sleep
beda sesuai usia.2 Sebagai perbandingan, Foundation (2006) menyatakan bahwa
anak-anak membutuhkan waktu tidur remaja merupakan golongan usia yang
rata-rata 10 jam/hari, remaja sampai 10 memiliki resiko besar untuk mengalami
jam/hari dan lanjut usia membutuhkan gangguan tidur.6 Hal ini didukung oleh
tidur sekitar 7-8 jam/hari.3-4 Apabila penelitian Ohida, et al (2004) terhadap
seseorang kekurangan tidur terus siswa SMP dan SMA di Jepang yang
menerus, maka akan terjadi penurunan menunjukkan prevalensi gangguan tidur
daya ingat dan kemampuan kognitif, bervariasi mulai 15,3% hingga 39,2%
perubaan mood, bahkan halusinasi.3-4 bergantung pada jenis gangguan tidur
Journal of Clinical Sleep Medicine yang dialami.7 Berdasarkan faktor resiko
(2007) mengemukakan bahwa sekitar yang dimiliki oleh remaja, gangguan tidur

152
Tarumanagara Med. J. 2, 1, 152-159, Oktober 2019

pada remaja ini kebanyakan termasuk ke tidur pada mahasiswa Fakultas


dalam insomnia primer.6 Hal ini Kedokteran Universitas Tarumanagara
disebabkan karena banyak faktor, yaitu angkatan 2013. Sistem belajar di Fakultas
kebiasaan, penggunaan tembakau, kurang Kedokteran yang menggunakan student
kasih sayang orang tua, traumatis stress, based learning menuntut mahasiswa
dan kecemasan.6 Di Indonesia sendiri untuk lebih banyak belajar sendiri.
belum terdapat penelitian epidemiologi Dengan kebutuhan waktu belajar yang
mengenai gangguan tidur pada remaja. banyak dan waktu istirahat yang terbatas,
Salah satu metode untuk meningkatkan mahasiswa diharapkan dapat
kualitas tidur adalah dengan penggunaan memanfaatkan waktu istirahat sebaik-
aroma terapi lavender (Lavandula sp), baiknya serta meningkatkan kualitas tidur
karena lavender diketahui memiliki efek agar dapat lebih siap untuk melaksanakan
sedatif atau menenangkan.8 Penggunaan kegiatan dan lebih konsentrasi dalam
aroma terapi sebagai salah satu belajar keesokan harinya.
pengobatan alternatif sudah populer di
negara-negara lain, seperti di Inggris.9 METODE PENELITIAN
Lewith, Godfrey dan Prescott (2005)
Penelitian ini bersifat quasy experiment
telah melakukan uji terhadap 10 relawan
dengan metode cross-over terhadap
mengenai insomnia dan penggunaan
peserta penelitian yang dibagi ke dalam
aroma terapi Lavender.10 Berdasarkan
dua kelompok setelah diseleksi
hasil uji didapatkan perbaikan pada
sebelumnya. Penelitian dilakukan di
pasien insomnia terutama perempuan dan
Fakultas Kedokteran Universitas
dewasa muda dengan insomnia tingkat
Tarumanagara pada mahasiswa Fakultas
ringan.10 Penelitian lain oleh Kumi
Kedokteran Universitas Tarumanagara
Hirokawa, Takashi Nishimoto dan
angkatan 2013 pada bulan Februari
Toshiyo Taniguchi (2012) dilakukan pada
sampai dengan Maret 2016. Besar sampel
murid di Jepang yang sehat, dan
dari penelitian ini 50 orang yang dipilih
menunjukkan angka perbaikan pada
dari 196 orang mahasiswa/i Fakultas
kualitas tidur saat menggunakan aroma
Kedokteran Universitas Tarumanagara
terapi Lavender.8
angkatan 2013 secara non-random
Berdasarkan adanya fakta-fakta ini,
sampling. Responden dibagi menjadi 2
peneliti ingin mengetahui gambaran
kelompok dengan jumlah yang sama
kualitas tidur dan manfaat penggunaan
(n=25), yaitu kelompok A dan B, secara
aroma terapi lavender terhadap kualitas

153
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 2, No. 1, 152-159, Oktober 2019

random. Subjek penelitian dalam kedua percobaan selanjutnya. Selanjutnya pada


kelompok tersebut diminta untuk hari ke 24-28, kelompok A mendapat
menggunakan aroma terapi Lavender atau placebo dan kelompok B mendapat
plasebo (berisi air) saat tidur. Sebelum aromaterapi Lavender. Karena pada
dan sesudah periode intervensi, penelitian tidak berhasil didapatkan
responden diminta untuk mengisi sebaran data yang normal, maka data
kuisioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality dianalisa dengan menggunakan uji non-
Index) setiap setelah bangun tidur. parametrik Wilcoxon signed rank test.
Kuisioner PSQI terdiri dari 19 pertanyaan
yang menggambarkan 7 komponen untuk HASIL PENELITIAN
menilai kualitas tidur, yaitu subjective
Besar sampel pada penelitian ini adalah
sleep quality, sleep latency, sleep
50 orang mahasiswa/i yang terbagi ke
duration, habitual sleep efficiency, sleep
dalam kelompok A (n=25) dan
disturbances, use of sleeping medication,
kelompok B (n=25). Namun selama
dan daytime dysfunction. Hasil penilaian
penelitian berlangsung, terdapat 2 orang
ke-7 komponen ini disebut dengan global
dari kelompok A dan 6 orang dari
score. Nilai terendah setiap komponen
kelompok B yang drop-out, sehingga
adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 3,
total responden yang mengikuti
sehingga nilai keseluruhan global score
penelitian sampai akhir adalah 42 orang
PSQI adalah antara 0 – 21. Nilai ≤ 5
(n=23 untuk kelompok A, dan n=19
menandakan bahwa subjek tidak
untuk kelompok B). Pada kelompok A
memiliki gangguan tidur dan nilai > 5
usia terbanyak adalah 20 tahun dan pada
menandakan bahwa subjek memiliki
kelompok B usia terbanyak adalah 21
gangguan tidur. Eksperimen ini
tahun. Pada kedua kelompok didapatkan
menggunakan metode cross-over. Pada
jenis kelamin perempuan lebih banyak
hari ke 1-3 semua responden diminta
dibandingkan laki-laki.
untuk melakukan penilaian kualitas tidur
Terdapat perbaikan kualitas tidur
(data baseline). Kemudian pada hari ke
sebesar 45.12% pada kelompok A yang
4-8, kelompok A mendapat aromaterapi
mendapatkan aroma terapi Lavender,
Lavender dan kelompok B mendapat
sedangkan perbaikan kualitas tidur
placebo. Hari ke 9-23 adalah periode
hanya sebesar 14.28 % setelah
wash-out dengan tujuan untuk
kelompok diberikan plasebo (Tabel 1).
mengesampingkan efek akumulasi dari
satu periode percobaan ke periode

154
Tarumanagara Med. J. 2, 1, 152-159, Oktober 2019

Tabel 1. Perbandingan rerata dan simpang baku skor kualitas tidur pada kelompok A dengan aroma
terapi lavender kemudian plasebo

N Median (Min ; Max) Rerata ± s.b. p


Sebelum lavender 23 8.0 (4.0-12.0) 7.78 ± 2.58
0.000
Setelah lavender 23 4.2 (1.2 – 9.4) 4.27 ± 1.80

Sebelum plasebo 23 6.0 (0.0-15.0) 6.30 ± 3.13


0.047
Setelah plasebo 23 5.0 (1.4-16.6) 5.40 ± 3.21

Kelompok B yang mendapatkan placebo mengalami peningkatan sebesar 41.35%


di awal didapatkan perbaikan kualitas setelah mendapatkan aroma terapi
tidur sebesar 33.71% kemudian lavender (Tabel 2).

Tabel 2. Perbandingan rerata dan simpang baku skor kualitas tidur pada kelompok B dengan plasebo
kemudian aroma terapi lavender

N Median (Min ; Max) Rerata ± s.b. p


Sebelum plasebo 19 7.0 (5.0-13.0) 7.89 ± 2.33
0.001
Setelah plasebo 19 4.6 (1.6-12.4) 5.23 ± 2.50

Sebelum lavender 19 7.0 (4.0-11.0) 7.11 ± 1.70


0.000
Setelah lavender 19 4.0 (0.8-10.6) 4.17 ± 2.11

PEMBAHASAN terapi lavender.12 Penelitian lain yang


telah dilakukan oleh Chien LW et al.
Penelitian ini dilakukan secara cross-over
kepada perempuan setengah baya yang
dengan tujuan untuk mengkonfirmasi
mengalami insomnia, didapatkan
efek dari pengobatan atau terapi yang
perbaikan kualitas tidur (p < 0.001) pada
diberikan.11 Berdasarkan data-data yang
kelompok yang mendapatkan aroma
telah dikemukakan, maka hasil penelitian
terapi lavender dibandingkan dengan
ini sejalan dengan penelitian yang
kelompok tanpa aroma terapi, yaitu
dilakukan oleh Afshar KM et al. tahun
dengan menurunnya frekuensi detak
2015. Pada kelompok responden
jantung sehingga dapat memodulasi saraf
perempuan post-partum yang diberikan
parasimpatis.13 Hal ini juga didukung
aroma terapi lavender terdapat perbaikan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
kualitas tidur yaitu meningkatnya sleep
Moeini, et al. kepada pasien penyakit
latency dan durasi tidur yang secara
jantung iskemik di dalam ruangan
statistik bermakna (p = 0.002) pada
Coronary Care Unit (CCU) yang
minggu ke-8 dibandingkan dengan
menyatakan adanya perbedaan bermakna
kelompok yang tidak diberikan aroma

155
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 2, No. 1, 152-159, Oktober 2019

secara statistik (p < 0.001) terhadap secara statistik, maka dari kedua
kualitas tidur khususnya dengan perlakuan belum dapat ditentukan satu
menurunkan gangguan saat tidur pada pilihan yang lebih baik untuk
kelompok yang mendapatkan aroma pengobatan.19 Pauli MC et al.
terapi lavender dibandingkan dengan mengemukakan bahwa pada penelitian
kelompok kontrol.14 yang mendapatkan hasil signifikan secara
Mengacu kepada teori yang ada, lavender statistik pada kelompok setelah perlakuan
memiliki efek hipnotis meskipun uji dan kontrol dibandingkan sebelum
mekanisme yang terjadi masih belum perlakuan uji dan kontrol, maka belum
dapat dijelaskan secara pasti.10 dapat ditentukan manfaat dari uji yang
Kandungan alkohol (linalool) dan ester dilakukan.20
(lynalyl asetat) yang terkandung di dalam Tidak terbuktinya manfaat dari aroma
minyak lavender dipercaya dapat terapi lavender dibandingkan dengan
memperbaiki insomnia dengan plasebo secara statistik dikemukakan oleh
memberikan efek relaksasi.15,16 Seperti penelitian yang dilakukan oleh Borromeo
yang telah diketahui bahwa stress dapat (1998), yaitu dengan memberikan aroma
memicu keadaan insomnia.17 Meskipun terapi lavender dan plasebo berupa air
mekanisme yang terjadi belum terhadap kelompok pasien Coronary
sepenuhnya dapat dijelaskan, namun Care Unit (CCU).21 Akan tetapi, tidak
dengan adanya efek relaksasi yang menyingkirkan kemungkinan masalah
diberikan oleh lavender, diharapkan ruangan tempat dilakukannya penelitian
tingkat stress subjek dapat ditekan dan efek obat farmakologi pada pasien
sehingga dapat memperbaiki kualitas CCU dalam penelitian dilakukan
tidur.18 sehingga dapat mempengaruhi hasil
Terdapatnya perbedaan kualitas tidur penelitian.21 Sementara itu, penelitian
yang bermakna secara statistik pada yang telah dilakukan oleh Lewith, et al.
penggunaan aroma terapi lavender menyatakan tidak ada bukti secara
maupun dengan placebo, menandakan statistik mengenai perubahan nilai PSQI
bahwa aroma terapi lavender tidak lebih pada kelompok lavender maupun
bermanfaat dibandingkan plasebo dalam plasebo, meskipun di dalam penelitiannya
meningkatkan kualitas tidur.19 Penn State ditemukan peningkatan kualitas tidur
Elberly College of Science (2016) pada kelompok yang mendapatkan aroma
menyatakan bahwa apabila pada kedua terapi lavender dibandingkan dengan
perlakuan didapatkan hasil yang serupa kelompok yang mendapatkan plasebo.10

156
Tarumanagara Med. J. 2, 1, 152-159, Oktober 2019

Hal yang sama ditemukan pada penelitian disintesis di dalam glandula pituitary
oleh Hirokawa K et al. kepada murid- dalam respon terhadap stressor fisiologik
murid di Jepang, yang juga mendapatkan seperti rasa nyeri.23 Sedangkan telah
hasil secara statistik tidak bermakna diketahui bahwa stress adalah salah satu
tetapi nilai PSQI lebih baik pada penyebab gangguan tidur yang dialami
kelompok yang menggunakan aroma manusia. 1,4,6,17
terapi lavender daripada kelompok Selain dari faktor kepercayaan, faktor
plasebo.8 penting lain yang dapat mempengaruhi
Ditemukannya perbaikan kualitas tidur hasil penelitian ini adalah lingkungan
pada kelompok yang mendapatkan atau tempat dilakukannya penelitian.24
plasebo (air) kemungkinan dapat Apabila penelitian kualitas tidur
disebabkan oleh adanya faktor dilakukan di laboratorium, suasana
kepercayaan dari subjek bahwa botol lingkungan saat dilakukan penelitian
aromaterapi yang diberikan oleh peneliti dapat dipantau dan seluruh subjek
memiliki efek perbaikan kualitas tidur, mendapatkan perlakuan yang sama,
terlepas dari apapun isi botol dan sedangkan apabila penelitian dilakukan di
ada/tidaknya aroma dari isi botol rumah masing-masing maka diperlukan
tersebut.8 Selain itu, ekspektasi dari pemantauan kondisi lingkungan subjek.24
subjek kemungkinan akan mempengaruhi Akan tetapi, penelitian yang dilakukan
hasil dari intervensi yang dilakukan.22 oleh Kingshoot RN dan Douglas NJ
Penelitian yang dilakukan di Harvard didapatkan bahwa kualitas tidur di rumah
University menyatakan bahwa dengan lebih baik dibanding kualitas tidur di
kepercayaan yang dimiliki oleh subjek laboratorium.24 Hal ini disebabkan karena
mengenai pengaruh baik suatu intervensi kondisi rumah lebih nyaman bagi subjek
terhadap dirinya, akan memberikan hasil sehingga menurunkan tingkat kecemasan
yang baik pula.22 Hal ini diperkirakan saat tidur, dibuktikan dengan durasi
berkaitan dengan perubahan kimia dalam waktu di tempat tidur yang lebih singkat
otak mengenai persepsi objektif dan sebelum subjek terlelap.24
pelepasan endorphins.22 Endorphins, Keterbatasan penelitian ini adalah tidak
terutama β-endorphins adalah opiate tersedianya Sleep Laboratory untuk
endogen yang berperan penting dalam melakukan penelitian ini, sehingga
sistem analgetik secara natural di dalam faktor-faktor lain yang kemungkinan
tubuh dan berperan dalam regulasi mempengaruhi penelitian tidak dapat
stress.2,4 Neuropeptida β-endorphins dikendalikan oleh peneliti (misalnya:

157
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 2, No. 1, 152-159, Oktober 2019

konsumsi kafein atau pun faktor 6. Umlauf MG, Bolland JM, Lian BE. Sleep
disturbance and risk behaviors among inner-
lingkungan seperti suhu dan kelembaban city African-American adolescents. Journal
ruangan). of Urban Health : Bulletin of the New York
Academy of Medicine. 2011;88(6):1130-42.
7. Ohida T, Osaki Y, Doi Y, Tanihata T,
Minowa M, Suzuki K, Wada K, Suzuki K,
KESIMPULAN Kaneita Y. An epidemiologic study of self-
Dari penelitian ini diketahui baik aroma reported sleep problems among Japanese
adolescents. 2004. (Cited 2015 Sept 30)
terapi lavender maupun plasebo sama- Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.
sama meningkatkan kualitas tidur gov/pubmed/15453558
8. Hirokawa K, Nishimoto T, Taniguchi T,
mahasiswa Fakultas Kedokteran Effects of lavender aroma on sleep quality in
Universitas Tarumanagara (p < 0.05). healthy Japanese students. Perceptual Motor
Skills. 2012:112-22.
Dengan demikian, aroma terapi Lavender
9. Posadzki P, Watson L, Alotaibi A, Ernst E.
tidak lebih bermanfaat dalam Prevalence of complementary and
alternative medicine (CAM)-use in UK
memperbaiki kualitas tidur dibandingkan pediatric patiens: a systematic review of
dengan plasebo. surveys. SciVerse ScienceDirect. 2013:224-
31.
10. Lewith GT, Godfrey AD, Prescott P. A
DAFTAR PUSTAKA single-blinded, randomized pilot study
evaluating the aroma of lavendula
1. Institute of Medicine (US) Committee on angustifolia as a treatment for mild
Sleep Medicine and Research: Colten HR, insomnia. The journal of Alternative and
Altevogt BM, editors. Sleep disorders and Complementary Medicine. 2005;11(4):631-
sleep deprivation: an unmet public health 7.
problem. Washington (DC): National
Academies Press (US); 2006. 11. Wellek S, Blettner M. On the Proper Use of
the crossover design in clinical trials: part 18
2. Sherwood L. Introduction to human of a series on evaluation of scientific
physiology. 8th ed.United States: publications. Deutsches Ärzteblatt
Brooks/Cole Cengage Learning; 2013. International. 2012;109(15):276-281.
3. Purves D, Augustine GJ, Fitzpatrick D, Hall 12. Keshavarz Afshar M, Behboodi Moghadam
WC, LaMantia AS, White LE. Z, Taghizadeh Z, Bekhradi R, Montazeri A,
th
Neuroscience. 5 ed. Mooney DR, Plait ML, Mokhtari P. Lavender fragrance essential oil
editors. Sunderland (USA): Sinauer and the quality of sleep in postpartum
Associates; 2012. women. Iranian Red Crescent Medical
4. Ropper AH, Samuel MA. Adams and Journal. 2015;17(4):e25880.
Victor’s : Principles of neurology. 9th ed. 13. Chien L-W, Cheng SL, Liu CF. The effect of
United States: McGraw Hill Companies; lavender aromatherapy on autonomic
2009. nervous system in midlife women with
5. Roth T. Insomnia: definition, prevalence, insomnia. Evidence-based Complementary
etiology, and consequences. Journal of and Alternative Medicine : eCAM.
Clinical Sleep Medicine : JCSM : official 2012;2012:740813.
publication of the American Academy of
Sleep Medicine. 2007;3(5):S7-S10.

158
Tarumanagara Med. J. 2, 1, 152-159, Oktober 2019

14. Moeini M, Khadibi M, Bekhradi R, 20. Pauli MC, Mikus G, ALscher DM, Kirschner
Mahmoudian SA, Nazari F. Effect of T, Nagel W, Gugeler N et al. Naltrexone
aromatherapy on the quality of sleep in does not relieve uremic pruritus: results of a
ischemic heart disease patients hospitalized randomized, double-blind, placebo-
in intensive care units of heart hospitals of controlled crossover study.J Am Soc
the Isfahan University of Medical Sciences. Nephrol. 2000;11:514-9.
Iranian Journal of Nursing and Midwifery 21. Borromeo AR. The effects of aroma therapy
Research. 2010;15(4):234-239. on the patient outcomes of anxiety and sleep
15. Koulivand PH, Ghadiri MK, Gorji A. quality in coronary care unit patients. Texas
Lavender and the nervous system. Evidence Woman’s University. 2013.
based complementary and alternative 22. Harvard Health Publications. Putting the
medicine. 2013;1-10. placebo effect to work. (updated 2012 Apr 1;
16. Price S, Price L. Aromaterapi bagi profesi cited 2016 May 5) Available from :
kesehatan. Hartono A, Asih Y editor. http://www.health.harvard.edu/mind-and-
Jakarta: EGC; 1997. mood/putting-the-placebo-effect-to-work.
17. Garret B, Hough G, Agnew J. Brain and 23. Sprouse-Blum AS, Smith G, Sugai D, Parsa
behavior. 4th ed. Canada : SAGE; 2015. FD. Understanding endorphins and their
importance in pain management. Hawaii
18. Chioca LR, Antunes VDC, Ferro MM, Losso
Medical Journal. 2010;69(3):70-71
EM, Andreatini R. Anosmia does not impair
the anxiolytic-like effect of lavender 24. Kingshott RN, Douglas NJ. The effect
essential oil inhalation in mice. Life of in-laboratory plysomnography on
sciences. 2013;92:971-5. sleep and objective daytime
sleepiness. Sleep. Respiratory
19. PennState Eberly College of Science. Lesson
Medicine Unit, The University of
15: Cross over. The Pennsylvania
Edinburgh, UK: 2000;23(8):1-5.
University;2016.

159

Anda mungkin juga menyukai