Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH TERAPI RELAKSASI GUIDED IMAGERY

TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA


TINGKAT AKHIRSTIKES WIDYA NUSANTARA
PALU

JURNAL

DELKA MARPIANO
2016 01 010

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
PENGARUH RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP KUALITAS
TIDUR MAHASISWA TINGKAT AKHIR
STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

The Effect of Therapy on the Guided Imagery Quality of Sleep of the Late Level Students
of Stikes Widya Nusantara Palu

Delka Marpiano1, Ardin S Hentu2, Windu Unggun Cahya Jalu P3


*e-mail: delkamarpiano8@gmail.com
1. Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
2. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nuasantara Palu
3. Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah

ABSTRAK
Guided imagery adalah teknik relaksasi yang menggunakan kekuatan pikiran kita akan
mengajak invidu untuk berimajinasi secara teratur dan terarah tentang hal yang
menyenangkan yang disukai invidu yang bertujuan untuk mengurangi stress. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi guided imagery terhadap
kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir STIKes Widya Nusantara Palu. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat akhir STIKes Widya Nusantara Palu yang
aktif berjumlah 190 orang selama penelitian berlangsung, dengan sampel sebanyak 10
responden yang dilakukan secara purposive sampling. Desain dalam penelitian ini adalah
pra-eksperimental dengan menggunakan rancangan one group pretest-post test design.
Variabel independen adalah teknik relaksasi Guided Imagery, variabel dependen adalah
kualitas tidur. Dengan menggunakan uji paired sample t-test pada kualitas tidur
mahasiswa sebelum dan sesudah diberikan intervensi didapatkan nilai p value= 0,000
dengan tingkat kemaknaan kemaknaan p <α (0,05). Hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh Terapi Relaksasi Guided Imagery terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa Tingkat
Akhir, nilai (p=0,000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapatnya pengaruh terapi
relaksasi Guided Imagery terhadap kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir.

Kata kunci : Guided Imagery, Kualitas Tidur Mahasiswa.

ABSTRACT
Guided imagery is a relaxation technique that uses the power of our minds to invite
individuals to imagine regularly and directed about fun things that individuals like which
aim to reduce stress. The purpose of this study was to determine the effect of relaxation
therapy guided imagery on sleep quality in the final year students of STIKes Widya
Nusantara Palu. The population in this study were all students at the final year of STIKes
Widya Nusantara Palu who were active totaling 190 people during the study, with a
sample of 10 respondents who were carried out by purposive sampling. The design in
this study was pre-experimental using a one group pretest-post test design. The
independent variable is the relaxation technique Guided Imagery, the dependent variable
is sleep quality. By using the paired sample t-test on the sleep quality of students before
and after being given the intervention, the p value= 0.000 with a significance level of p
<α (0.05). The results showed that there was an effect of Relaxation Therapy Guided
Imagery on the Sleep Quality of Students at Final Level, value (p = 0.000). The
conclusion of this study is that there is an effect of relaxation therapy Guided Imagery on
sleep quality in final year students.

Keywords: Guided Imagery, Student Sleep Quality.


PENDAHULUAN
Tidur dan istirahat adalah keperluan Sebanyak 40% dewasa muda pun punya
elementer yang diperlukan oleh semua keluhan mengantuk ketika bekerja
umat manusia. Secara global tiap paling sedikit 2 hari dalam satu minggu
tahunnya, ditaksirkan kira-kira 20%- maupun lebih (disandingkan dengan
50% golongan dewasa mengungkapkan 23% di umur 30-64 tahun serta 19%
terdapat masalah tidur dan kira-kira 17% diatas umur 65 tahun)2.
menderita masalah tidur yang Usia mahasiswa menunjukan bahwa
mengkhawatirkan.Khusus Indonesia tak para mahasiswa umumnya berada dalam
didapatkan jumlah realnya, akan tetapi tahap remaja hingga dewasa
prevelensinya terhadap golongan muda.seseorang pada rentang usia ini
dewasa diperkiran 20%1. masih labil dalam hal kepribadiannya,
Di tahun 2011, survey berkala sehingga dalam menghadapi masalah,
dilaksanakanmulai 1991 oleh National mahasiswa cenderung terlihat kurang
Sleep Foundation tersebut menyertakan berpengalaman. Masalah-masalah
1.508 informan. Responden atau tersebut, baik dalam hal perkuliahan
informan dipisahkan jadi 4 golongan maupun kehidupan di luar kampus dapat
yaitu umur 13-18 tahun, 19-29 tahun, 30 menjadi distress yang mengancam yang
-45 tahun serta 46-64 tahun. Mayoritas kemudian akan mengalami masalah
responden melaporkan tak ada tidur yang serius2.
ataupuntidak sering tidur nyenyakdi hari Pada proses penyusunn skripsi tidak
bekerja maupun sekolah, dengan jarang sampai-sampai begitu banyak
persentase paling tinggi yaitukira-kira mahasiswa yang menderita kesulitan
51% di umur 19-29 tahun. dalam tidur akibat beban yang muncul
BerdasarkanNational sleep foundation dari penyusunan skripsi. Masalah
di Amerika lebih dari sepertiga (36%) kesulitan tidur itu diakibatkan oleh
dewasa muda umur 18-29 tahun tekanan psikis tugas akhir yang muncu
diungkapkan menderitasulitnyaketika lakibat didapatkannya dosen
bangun pagi (Disandingkan dengan 20% pembimbing yang susah ditemui, akibat
di umur 30-64 tahun serta 9% diatas kurangnya kesiapan mahasiswa tersebut
umur 65 tahun). Nyaris 25% dewasa dalam membuat skripsi, ataupun akibat
muda (22%) kerap telat saat pergi judul yang disajikan sering kali tidak
sekolah maupun kerja akibat susah diterima oleh dosen yang terlibat serta
untuk bangun (disandingkan dengan perubahan dan perbaikan yang begitu
11% pada pekerja umur 30-64 tahun banyak dan tidak terselesaikan. Beban
serta 5% di atas usia 65 tahun). yang timbul dari kondisi tersebut begitu
mempunyai efek pada kondisi psikis Farmakologi ialah stimulus control
mahasiswa yang pada akhirnya satu Therapy, Paradoxical Intention Therapy,
contoh kasusnya munculnya masalah Relaxation Therapy, Sleep Restriction
tidur. Therapy, Temporal Control Therapy,
Seseorang dikatakan memiliki Sleep Hygiene. Terapi non farmakologis
kebutuhan tidur yang cukup dan baik yang biasa dipakai satu contohnyayaitu
sangat ditentukan oleh durasi atau teknik relaksasi4.
lamanya durasi tidur (Kuantitas Tidur) Hasil penelitian mengatakan bahwa
dan juga sebesar apa kenyamanan tidur teknik relaksasi merupakan sebuah
(Kualitas Tidur). Kualitas tidur ialah intervensi dalam melepaskan mental
puasnya individu pada tidur, hingga serta fisik dari kemelut dan stres. Ada
orang itu tidak terlihat merasa lelah, beberapa teknik relaksasi yang sering
gampang sensitif serta tidak tenang, lesu digunakan yaitu teknik nafas dalam,
dan acuh tak acuh. Kualitas tidur meditasi, aromatherapy, musik dan
mencakup faktor kuantitatif serta guided imagery therapy.salah satu
kualitatif tidur, contohnya durasi tidur, teknik relaksasi yang dapat digunakan
waktu yang dibutuhkan agar dapat yaitu teknik relaksasi imajinasi
tertidur, seberapa banyak terbangun terbimbing (guided imagery therapy)
serta faktor subjektif yaitu kenyamanan yang berguna dalam melepaskan rasa
3
dan nyenyak saat tidur . cemas, tegangnya otot serta bisa
Masalah tergnggunya tidur bisa dijadikan fasilitas dalam tidur4.
ditangani dengan terapi farmakologis Guided imagery therapy ialah suatu
maupun terapi non farmakologis. Terapi langkah-langkah yang menggunakan
farmakologis adalah terapi dengan imajinasi untuk mengarahkan seseorang
penggunaan obat-obatan 3 contohnya agar dapat mennurunkan stres. Guided
kelompok obat hipnotik, anti depresan, emagery therapy bisa dipakai untuk
terapi hormone melatonin serta agonis beragam kondisidiantaranya stres dan
melatonin, antihistamin, dan dalam nyeri, alergi atau asma, pusing, migren,
temuan-temuan masalah tidur tersendiri hipertensi, serta kesulitan tidur5.
contohnya sleep apnea yang parah bisa Sejauh ini tidak pernah dilakukan
ditopang dengan penggunaan masker penelitian atau riset tentang efek terapi
oksigen (continuous positive airway Guided imagery terhadap kualitas tidur
pressure) atau intervensi pembedahan mahasiswa semester akhir baik dalam
apabila dikarenakan melemahnya otot jurnal dalam negri maupun jurnal luar
atas pernapasan. Terapi non negeri. Hingga penelitian ini punya
tujuan supaya diketahui apakah guided Post Test Design). Penelitian ini
imagery bisa memberikan pengaruh bertempat di kampus STIKes Widya
pada kualitas tidur mahasiswa tingkat Nusantara Palu, Kelurahan Tondo, Kota
akhir. Palu. Penelitian ini dilakukan pada
Berdasarkan studi pendahuluan yang tanggal 6 Oktober 2020 sampai dengan
dilakukan pada taggal 16 Juli 2020 di 13 Oktober 2020, populasi dalam
STIKes Widya Nusantara Palu, dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
hasil wawancara yang dilakukan pada tingkat akhir STIKes Widya Nusantara
mahasiswa Keperawatan tingkat akhir Palu yang aktif selama penelitian
dari 10 mahasiswa didapatkan bahwa berlangsung. Dengan jumlah populasi
kualitas tidur mereka tidak lagi baik sebanyak 190 orang, besar sampel
dikarenakan tugas akhir yang sedang berjumlah 10 orang dengan tekhnik
mereka kerjakan, mereka mengatakan pengambilan sampel menggunakan non
bahwa terasa sulit untuk memulai tidur random sampling dengan metode
butuh waktu cukup lama agar bias purposive sampling dimana terdapat
memulai tidur, dan ada beberapa yang kriteria inklusi yaitu mahasiswa tingkat
mengatakan kalau tidurnya kurang akhir, bersedia menjadi responden,
nyeyak sering terbangun dan terjaga mahasiswa jurusan keperawatan, yang
kemudian merasakan lelah setelah belum melakukan ujian skripsi, serta
bangun tidur dan hal tersebut seringkali mahasiswa yang belum melakukan uji
terjadi ketika ingin beristirahat untuk turnitin.
tidur. Proses penelitian ini terdiri dari pre
Oleh karena itu peneliti tertarik test, sebelum meneliti, sebaiknya
untuk melakukan penelitian mengenai peneliti menerapkan etika penelitian
pengaruh terapi relaksasi guided yaitu dengan memberikan informen
imagery terhadap kualitas tidur pada consent sebagai tanda persetujuan yang
mahasiswa tingkat akhir STIKes Widya diberikan oleh klien dengan tanpa
Nusantara Palu. paksaan dan menjamin kerahasiaan
METODE PENELITIAN informasi privat dari responden.
Metode penelitian ini menggunakan Selanjutnya intervensi, setelah informed
metode penelitian kuantitatif yang consent disetujui oleh responden peneliti
menggunakan desain pre-eksperimen bisa melanjutkan untuk pemberian
(Pre Experimental Design) yaitu terapi. Proses yang terakhir yakni post
rancangan pre-test dan post-test dalam test, setelah dilakukannya pemberian
satu kelompok (One Group Pre-Test terapi, kemudian responden diminta
kembali untuk mengisi kuesioner yang
telah disediakan sebagai bahan acuan
melihat perbedaan hasil pre test dan post Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Kualitas Tidur
test. Uji statistic yang digunakan dalam
Responden Sebelum
penelitian ini adalah uji Paired sample Diberikan Terapi
Guided Imagery
t-test. Kualitas Tidur f %
Buruk 9 90,0
HASIL
Baik 1 10,0
1. Karakteristik Responden Total 10 100,0
Sumber: Data Primer 2020
Karakteristik responden dapat
Berdasarkan tabel 2 diatas
dibagi berdasarkan usia dan jenis
menunjukan bahwa responden
kelamin. Dapat dilihat pada tabel 1.
memiliki kualitas tidur buruk (90%)
Tabel 1. Distribusi Karakteristik
Responden Berdasarkan dan yang memiliki kualitas tidur baik
Usia dan Jenis Kelamin
(10%).
Di STIKes Widya
Nusantara Palu Pada tabel 3 dibawah ini
Usia f %
memperlihatkan kualitas tidur
22 tahun 8 80,0
23 tahun 1 10,0 responden sesudah diberikan
24 tahun 1 10,0 intervensi.
Total 10 100,0
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Jenis Kelamin f %
Kualitas Tidur
Laki-laki 9 90,0
Responden Sesudah
Perempuan 1 10,0 Diberikan Terapi
Total 10 100,0 Guided Imagery
Sumber: Data Primer 2020 Kualitas Tidur f %
Baik 7 70,0
Pada tabel 1 dapat diketahui Buruk 3 30,0
bahwa mayoritas responden memiliki Total 10 100,0
Sumber: Data Primer 2020
usia 22 tahun yaitu sebanyak 8 orang
Berdasarkan tabel 3 diatas
(80,0%), dan mayoritas responden
menunjukan bahwa responden
berjenis kelamin laki-laki yaitu
memiliki kualitas tidur baik (70%)
sebanyak 9 orang (90,0%).
dan yang memiliki kualitas tidur
buruk (30%).
2. Analisis Univariat
3. Analisis Bivariat
Pada tabel 2 dibawah ini
Pada tabel 4 dibawah ini
memperlihatkan kualitas tidur
memperlihatkan nilai rerata kualitas
responden sebelum diberikan
tidur mahasiswa tingkat akhir
intervensi
sebelum diberikannya intervensi
terapi Guided Imagery dan sesudah mahasiswa Stikes Widya Nusantara
diberikan intervensi terapi Guided Palu.
Imagery
Tabel 4. Pengaruh Tekhnik Guided
Imagery Terhadap Kualitas
PEMBAHASAN
Tidur Pada Mahasiswa
Stikes Widya Nusantara 1. Tingkat Kualitas Tidur Sebelum
Palu Dilakukan Tekhnik Guided
Kualitas Mean
P Imagery Terhadap Kualitas Tidur
n Mean SD Valu Mahasiswa Stikes Widya
Tidur Difference
e Nusantara Palu.
Sebelum 10 8,50 2,014 Berdasarkan data hasil
4,000 0,000
Sesudah 10 4,50 1,080
Sumber: Data Primer 2020 penelitian yang terlihat pada tabel 2.
Pada tabel 4. menunjukkan dengan jumlah responden 10 orang
hasil test statistik uji paired sample t- sebelum diberikan tekhnik guided
tes (uji-t berpasangan) didapatkan imagery didapatkan 90% siswa
hasil kualitas tidur sebelum diberikan mengalami kualitas tidur yang
tekhnik guided imagery pada 10 buruk.
siswa dengan nilai mean 8,50 yang Berdasarkan asumsi peneliti
dimana nilai mean digunakan untuk sebelum diberikan terapi guided
mengetahui nilai rata-rata dari suatu imagerykesibukan mahasiswa
data dan Standar Deviasi yang tingkat akhir yang sangat padat
digunakan untuk mengetahui nilai seperti penyusunan skripsi, serta
sebaran data pada sebuah sampel banyaknya revisi hingga uji turnitin,
berjumlah 2,014. Sedangkan hasil membuat para mahasiswa memiliki
kualitas tidur sesudah dilakukan tekanan psikologi yang kuat selama
tekhnik guided imagery pada 10 proses penyelesaian tugas akhir dan
siswa dengan nilai rata-rata (mean) memicu salah satu hormone yaitu
4,50 dan Standar Deviasi berjumlah hormone kortisol dan
1,080. Perbedaan nilai dari kedua norepinephrine yang akan membuat
variabel (Mean Difference) yaitu seseorang gelisah terutama di
berjumlah 4,000. Hasil uji statistik malam hari sehingga sampai
menunjukan bahwa p Value sebesar membuat individu yang
0,000. Nilai 0,000 < α (0,05) artinya bersangkutan tidak bisa
H0 ditolak, dengan demikian secara tidur.Sehingga dari beberapa
statistik ada pengaruh pemberian masalah diatas membuat banyak
tekhnik relaksasi guided imagery mahasiswa tidak memiliki
terhadap kualitas tidur pada kesempatan beristirahat yang cukup
dan memuaskan seperti biasanya terkadang tidur diatas jam 12
sehingga sangat berpengaruh buruk malam, mengalami stress karena
terhadap kualitas tidur mereka dan stressor skripsi, mengalami slepp
salah satu penyebab kualitas tidur paralysis. Responden Y susah untuk
mahasiswa buruk adalah bergadang. memulai tidur dikarenakan stresor
Berdasarkan asumsi peneliti skripsi, kepanasan dimalam hari,
bahwa 10 responden tersebut basanya bangun di jam siang.
mengalami kualitas tidur yang buruk Responden I mengalami gejala
dengan data responden A dengan susah untuk memulai tidur, gelisah,
gejala susah untuk memulai tidur, dan kepanasan dimalam hari, tidur
kedinginan dimalam hari, larut malam.
mengalami gelisah karena stressor Hasil penelitian ini sejalan
skripsi, Responden H mengalami dengan penelitian yang dilakukan
gejala susah untuk memulai tidur, oleh6 menyatakan bahwa aspek gaya
gelisah, dan kepanasan dimalam hidup contohnya minum kopi bagi
hari, tidur larut malam, Responden I tubuh serta kandungan kafein pada
mengalami gejala susah untuk kopi dapat difiltrasi begitu cepat dan
memulai tidur, selalu tidur larut nyaris lengkap. Dampak tingkah
malam, kepanasan dimalam hari, laku dari kafein melingkupi ada rasa
Respoden A mengalai gejala peningkatan energy, konstan akan
terbangun di tengah malam , rasa waspada, menurunya tingkat
mengalami slepp paralysis dan paque serta perasaan kantup. Kafein
merasa gelisah karna stressor mengakibatkan terjadinya
skripsi, Responden O susah untuk pertambahan produksi norefinfrin,
memulai tidur, terkadang tidur di epinefrin, dopamine, serta
atas jam 12 malam, gelisa karna serotonim, pada akhirnya bisa
stresor skripsi, biasanya bangun menjadikan seseorang konstan akan
siang. Responden E biasanya tidur rasa waspada. Apabila kafein
di bawah jam 10 tidak mengalami dikomsumsi >250 mg bisa
stress, dan biasanya bangun pagi, mengakibatkan munculnya sindrom
Responden M susah untuk memulai intoksikasi yang mencakup indikasi
tidur dikarenakan stresor skripsi, kecemasan, tegang, diuresis, taki
kepanasan dimalam hari, basanya kardia, agitasi, serta imsomnia6.
bangun di jam siang. Responden A Berdasarkan teori, Hormon
bisanya tidur di bawah jam 10 melatonin adalah hormone yang
sangat berfungsi begitu urgen guna setelah diberikan terapi guided
mengontrol alur tidur seseorang, imagery didapatkan 70% mahasiswa
hormone ini diproduksi dari kelenjar yang mengalami kualitas tidur yang
pineal yang posisinya berdekatan baik dan 30% mahasiswa yang
dengan otak manusia. Dan hormone masih memiliki kualitas tidur yang
melantonin dapat dihasilkan hanya buruk.
apabila kondisi lingkungan Menurut asumsi peneliti,
pencahayaan yang gelap. Bila lampu kualitas tidur yang baik disebabkan
dinyalakan begitu bercahaya, oleh pemberian teknik terapi guided
kualitas tidur serta kesanggupan imagery. Karena dalam teknik ini
tubuh dalam mengontrol temperatur seseorang yang mengalami kesulitas
tubuh, tekanan darah, dan takaran tidur oleh beban penyusunan tugas
glukosa menjadi terpengaruh2. akhir akan mengalami ketegangan
Hasil penelitian ini sejalan otot-otot tubuh dan pernapasan,
dengan penelitian yang dilakukan serta pikiran akan selalu terpusat
7
oleh yang berjudul Pengaruh pada beban psikologisnya karena
Penggunaan Lampu Pada Saat Tidur sebab ini seseorang akan mengalami
Terhadap Kualitas Tidur Remaja Di kesulitan untuk memulai tidur atau
Madrasah Aliyah Negri 2 Pontianak, selalu gelisah didalam tidurnya, dan
didapatkan kaitan perbandingan tubuh akan memproduksi hormone
penggunaan lampu ketika tidur pada kortisol dan norepinephrin yang
kualitas tidur, takaran melantonin akan mempengaruhi kualitas tidur
pada tubuh akibat dari pengaruh dari seseorang. Sehingga masalah-
cahaya jika lampu yang dinyalakan masalah ini harus diselesaikan guna
begitu bercahaya, kualitas tidur serta memperbaiki kualitas tidur
kesanggupan tubuh dalam seseorang dan terapi guided imagery
mengontrol temperatur tubuh , merupakan terapi yang sangat cocok
tekanan darah, dan takaran glukosa untuk menyelesaikan masalah-
jadi berefek7. masalah yang bersangkutan di atas,
2. Setelah Dilakukan Tekhnik karena terapi ini pada awalnya akan
Guided Imagery Terhadap
mempokuskan pada relaksasi
Kualitas Tidurmahasiswa Tingkat
Akhir Stikes Widya Nusantara pernafasan yang akan memberikan
Palu.
efek relaksasi dan mengurangi
Berdasarkan data hasil
ketegangan otot sehingga tubuh
penelitian yang terlihat pada tabel 3
akan benar-benar relaks setelah
dengan jumlah responden 10 orang
melakukan relaksasi pernafasan , komunikasi atau interaksi didalam
dan ini adalah pintu utama menuju tubuh menyertakan semua indera
tahap berikutnya ketika tubuh dan yang pada akhirnya terbuatlah
pikiran relaks akan memasuki tahap kesepadanan pemikiran, tubuh, dan
imajinasi terbimbing yang disenangi jiwa. Dan juga dapat mengurangi
oleh responden dimana hati akan beban psikologi beserta penyebab
merasa semakin damai dan nyaman dan gejala-gejalanya. Dan manfaat
ketika memikirkan hal-hal yang dari guided imagery mengurangi
indah dan sejenak melupakan beban beban psikologi, dan memberi
tugas akhir yang membuat tegang , relaksasi otot dan pernapasan8.
dan akan membuat pikiran Hasil penelitian ini sejalan
responden jernih dari sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan
dan ketika perasaan nyaman dan oleh9 yang berjudul pengaruh terapi
damai yang dirasakan akan sangat guided imagery terhadap kualitas
baik dalam memulai tidur serta akan tidur pada mahasiswa tingkat akhir
berkesan baik di alam bawah sadar dalam menyelesaikan skripsi,
sehingga tidur menjadi dalam dan Berdasarkan analisis data diketahui
nyeyak serta kualitas tidur pun akan hasil kualitas tidur membaik pasca
semakin membaik. intervensi. 13 responden membaik
Guided imagery ialah langkah- kualitas tidurnya pada golongan
langkah yang memakai energi intervensi, diabndingkan dengan
pikiran caranya tubuh digerakkan golongan kontrol didaptkan 7
guna memulihkan diri serta menjaga responden yang juga kualitas
kesehatan ataupun ketenangan lewat tidurnya membaik. Pengarahan
interaksi didalam tubuh fantasi menaikkan persaan positif
menyertakan semua indera serta mengurangi perasaan negatif
mencakup sentuhan, penciuman, sesorang dengan efektif. Faedah dari
penglihatan, dan pendengaran. pada guided imagery yakni
Pengarahan imajinasi berguna dijadikan rencana tingkah laku guna
menaikkan perasaan positif serta menangani kegelisahan serta sulit
mengurangi mood negatif sesorang memulai tidur9.
dengan efektif. Tujuan dari guided Hasil penelitian ini sejalan
imagery yakni mempertahankan dengan penelitian yang dilakukan
kesehatan ataupun menggapai oleh10 dengan judul pengaruh terapi
kondisi yang tenang lewat guided imagery terhadap gelisah
tidur pada mahasiswa tingkat akhir, yang bisa mengakibatkan turunnya
Relaksasi serta imajinasi atau fantasi hormon ACTH. Turunnya ACTH
positif meluruhkan menngakibatkan turunnya kortisol
psikoneuroimmunologi yang yang dimana ialah hormon pemicu
memberikan pengaruh pada reaksi kegelisahan dan insomnia11.
kegelishan. Reaksi gelisah SIMPULAN DAN SARAN
bersumber saat kondisi atau Simpulan
kejadian riil atau tidak yang Berdasarkan hasil penelitian dan
menggugat fisik ataupun dari hasil yang telah dibahas diatas,
ketentraman sentimental atau maka dari hal itu peneliti menarik
dorongan akibat suatu keadaan kesimpulan :
melewati kesanggupan individu dan 1. Kualitas tidur mahasiswa STIKes
akan mempengaruhi kualitas tidur Widya Nusantara Palu sebelum
individu tersebut, sehingga dengan diberikan tekhnik relaksasi guided
imajinasi diharapkan dapat merubah imagery 90% memiliki kualitas tidur
situasi gelisah tidur menjadi yang buruk.
gambaran positif yaitu kesejahteraan 2. Kualitas tidur mahasiswa STIKes
dan kedamaian10. Widya Nusantara Palu setelah
Hasil penelitian ini sejalan diberikanrelaksasi guided imagery
dengan penelitian yang dilakukan 70% memiliki kualitas tidur yang
oleh11 dengan judul pengaruh baik.
guided imagery terhadap penurunan 3. Ada pengaruh terapi relaksasi
tingkat insomnia saat menghadapi guided imagery terhadap kualitas
ujian pada Mahasiswa. Alur tidur mahasiswa tingkat akhir Stikes
perjalanan yang muncul sepanjang Widya Nusantara Palu.
proses guided imagery ialah
terbentuknya perasaan tenang dan
rileks pada diri klien serta klien
dilatih dalam mengarahkan Saran
pribadinya supaya dalam kondisi 1. Bagi Ilmu Pengetahuan
yang tenteram serta (Pendidikan)
menggembirakan hingga Disarankan agar hasil
tanggungan psikologi bisa penelitian ini dapat dijadikan
berkurang. Guided imagery sebagai bahan bacaan di
membuat perasaan rileks dan tenang perpustakaan yang nantinya dapat
menambah pengetahuan mahasiswa sosial tresna werda wana seraya
tentang keperawatan jiwa yaitu denpasar Bali.2013
3. Fawale,m.b.,et.al Risk of obstructive
tekhnik relaksasi guided imagery
sleep apnea, excessive daytime
dan juga diharapkan perpustakaan sleepiness and depressive symptoms
bisa menambah bahan bacaan in a nigerian elderly population.
Sleep science : 2016. 2017 106 –
tentang kualitas tidur pada
111 ;
mahasiswa tingkat akhir untuk 4. Patricia dalam kalsum, Pengaruh
membantu dalam pembuatan skripsi terapi relaksasi guided imagery
terhadap penurunan tingkat
selanjutnya.
kecemasan wanita dengan insomnia
2. Masyarakat usia 20-25 tahun. Jurnal makalah
Disarankan bagi masyarakat kesehatan fkub.2017
5. Grocke, d. & moe, guided imagery
agar dapat memberi dukungan dan
& music (gim)and music imargery
juga berpartisipasi tentangedukasi methods for individual and group
terapi relaksasi guided imagery agar therapy. London : jessica kingsley
dapat membantu pemahaman publisher.2015
6. Sumirta I.N., Laraswati, AA. I.
masyarakat terhadap kualitas tidur
Faktor yang menyebabkan
yang baik. gangguan tidur (insomnia) pada
3. Instansi Tempat Meneliti lansia. Skripsi. Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan
Penelitian ini membuktikan
Denpasar. 2015.
bahwa tekhnik terapi guided 7. Rista Suci Rusmiyati. Pengaruh
imagery mampu memperbaiki Penggunaan Lampu Pada Saat
Tidur Terhadap Kualitas Tidur
kualitas tidur pada mahasiswa
Remaja Di Madrasah Aliyah Negeri
tingkat akhir Stikes Widya 2 Pontianak. Naskah Publikasi.
Nusantara Palu. Oleh sebab itu, Universitas Tanjung Pura,
tekhnik relaksasi ini bisa dijadikan Pontianak. 2015.
8. Townsend, psychiatric mental healt
guru sebagai intervensi nursing : concepts of care.fourth
dalammemperbaiki kualitas tidur edition. Philadelphia: davis
pada mahasiswa. company.1977
9. Afdila Jihan Nisa. Pengaruh Terapi
REFERENSI
Guided Imagery Terhadap Tingkat
1. Potter, p.a, perry, a.g Buku ajar Stress Pada Mahasiswa Tingkat
fundamental keperawatan : konsep, Akhir Dalam Menyelesaikan
proses, dan praktik edisi 4. Volume Skripsi. 2016.
2. Jakarta : egc. 2015 http:repository.unair.ac.id/50614/13/
2. Dewi,P.A. dan Ardani, I. Angka 50614.pdf. Diakses tanggal 30
kejadian serta faktor-faktor yang September 2020.
mempengaruhi gangguan tidur 10. Ulya Khikmatul Nur & Jamaluddin.
(insomnia) pada lansia di panti Pengaruh Terapi Guided Imagery
Dan Iringan Musik Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Pasien
Dengan Post Apendiktomi Hari I Di
Ruang Cempaka RSUD Sunan
Kalijaga Demak.
Jurnal.akperkridahusada.ac.id. 2017.
11. Rosida, Y., Widyastuti, Y.
Pengaruh Tekhnik Relaksasi Guided
Imagery Terhadap Intensitas Nyeri
Pada Pasien Post Operasi
Laparatomy Di RS Dr.Moewardi
Surakarta. Journal.Stikescub.ac.id.
2014.

Anda mungkin juga menyukai