Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH TERAPI PRANAYAMA TERHADAP INSOMNIA

SISWA REMAJA DI SMAN 10 KOTA PEKANBARU

PUTRI WAHYUNI1 ,RINA HERNIYANTI2

S1 Keperawatan, STIKes Payung Negeri Pekanbaru, JL. Tamtama

Email : putriwahyunii820@gmail.com

ABSTRAK

Di Indonesia, angka prevalensi insomnia sekitar 67%. Di Provinsi Riau kejadian


Insomnia pada remaja yaitu berjumlah 45,6%, yang disebabkan dari beberapa
faktor yaitu penggunaan media sosial dan rutinitas seperti kesekolah dan
berdampak konsentrasi dan kinerja menurun, sistem kekebalan tubuh menurun, dan
peningkatan resiko penyakit. Terapi yang dapat digunakan salah satunya adalah
terapi pranayama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi
pranamaya terhadap insomnia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan (Pre and post
test control group design) dengan jumlah 19 responden kelompok intervensi dan 19
responden kelompok, dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Alat ukur
terapi pranayama menggunakan lembar SOP dan insomnia menggunakan kuesioner
(KSPBJ  IRS). Penelitian dilakukan pada tanggal 12 – 23 Mei 2023. Berdasarkan
hasil penelitian, didapatkan hasil kelompok intervensi (pre-test) mean 30.79,
(post  test) mean 19.16, pada kelompok kontrol (pre-test) mean 30.63, (post-test)
mean 25.84. Hasil uji paired sample t-test pada kelompok intervensi dengan p value
0,00 (<0,05) artinya ada pengaruh pada kelompok kontrol. Peneliti menyarankan
untuk memberikan intervensi terapi pranayama kepada lansia untuk mengatasi
gangguan insomnia.

Kata Kunci : Insomnia, Terapi Pranayama, Remaja

ABSTRACT
In Indonesia, the prevalence rate of insomnia is around 67%. In Riau Province the
incidence of insomnia in adolescents is 45.6%, which is caused by several factors,
namely the use of social media and routines such as going to school and impacting
decreased concentration and performance, decreased immune system, and
increased risk of disease. One of the therapies that can be used is pranayama
therapy. The purpose of this study was to determine the effect of pranamaya therapy
on insomnia. This research is a quantitative research. The research design used
was a Quasi Experiment with (Pre and post test control group design) with a total
of 19 respondents in the intervention group and 19 respondents in the group, using
the Purposive Sampling technique. The measuring tool for pranayama therapy uses
SOP sheets and insomnia uses a questionnaire (KSPBJ-IRS). The study was
conducted on May 12 – 23, 2023. Based on the results of the study, the results of
the intervention group (pre-test) mean 30.79, (post-test) mean 19.16, in the control
group (pre-test) mean 30.63, (post-test) mean 25.84. The results of the paired
sample t-test in the intervention group with a p value of 0.00 (<0.05) meaning that
there is an effect on the group control. Researchers suggest giving pranayama
therapy interventions to the elderly to overcome insomnia disorders.

Keywords : Insomnia, Pranayama Therapy, Adolescents

PENDAHULUAN dari setiap 4 orang penduduk


Remaja adalah individu yang Indonesia adalah remaja. Secara
berada pada tahap transisi antara masa global, jumlah remaja (10-24 tahun)
kanak-kanak menuju dewasa. Masa sebesar 25% atau 1,8 miliar dari
remaja selalu disertai dengan penduduk dunia (Islamiyah, 2017).
perubahan aspek seperti fisik, Setiap individu memiliki
psikologis, emosional, dan sosial (Ali, kebutuhan istirahat dan tidur yang
M & Asrori, 2012). Seluruh berbeda-beda, sesuai dengan aktifitas
perubahan dari aspek tersebut akan yang dilakukan. Sebagian besar
berdampak pada perubahan aktivitas remaja memerlukan 7-8 jam waktu
yang semakin banyak dilakukan oleh tidur malam. Hal ini bertujuan untuk
para remaja. Tenaga yang terbuang mencegah keletihan dan kerentanan
akibat banyaknya aktivitas harus terhadap infeksi (Saputra, 2013). Pola
diimbangi dengan makanan yang dan waktu tidur remaja memiliki ciri
sehat, dan tidur yang cukup (Baker, khas yaitu remaja mengalami
2011). Batasan remaja menurut perubahan hormonal serta pergeseran
(WHO, 2017) adalah 10 atau 19 irama sirkadian. Remaja mulai
tahun. merasa mengantuk pada tengah
Populasi remaja dari malam, sedangkan remaja harus
keseluruhan penduduk di dunia yaitu bangun pagi hari untuk berangkat ke
sekitar 1,2 miliar atau sekitar 18% sekolah. Hal ini mengakibatkan setiap
(Bulu et al., 2019). Sedangkan di harinya para remaja mengalami
Indonesia pada tahun 2018 berjumlah kekurangan waktu tidur atau bisa
sekitar 33% atau 88.312.971 usia 0-18 disebut insomnia (Natalia et al.,
tahun dari total penduduk (Pusat Data 2011).
dan Informasi Kemenkes, 2018). 1
Insomnia merupakan suatu prevalensi insomnia sekitar 67%.
kondisi dimana seseorang mengalami Sedangkan sebanyak 55,8 %
kesulitan untuk tidur atau gangguan insomnia ringan dan 23,3 %
saat tidur, sehingga dapat mengalami insomnia sedang
mempengaruhi aktivitasnya (Owens, (Suastari, 2018). Di Provinsi Riau
2014). Insomnia biasanya terlihat saat kejadian insmonsia pada remaja yaitu
seseorang kesulitan dalam memulai berjumlah 45,6%, yang disebabkan
tidur, kesulitan untuk dari beberapa faktor yaitu
mempertahankan tidur, sering penggunaan media sosial, aktivitas
terbangun dalam waktu yang lama, sehari-hari dan rutinitas seperti
dini hari atau sebelum waktunya, keseolah (Widya, 2019). Penelitian
jadwal tidur dan bangun tidak yang dilakukan pada siswa di SMAN
beraturan, kesulitan untuk kembali 9 Manado tahun 2019, mendapatkan
tidur, gelisah dan tidak nyaman saat hasil bahwa siswa mengalami
tidur, mengantuk di pagi hari atau insomnia berat (29%) lebih sedikit
siang hari, tidak merasa segar ketika daripada siswa yang mengalami
bangun tidur, dan berkurangnya insomnia ringan (71%) (Miranda et
konsentrasi (Berman & Snyder, S, al., 2019).
2012). Insomnia merupakan salah Faktor penyebab insomnia pada
satu gangguan tidur yang paling remaja disebabkan karena pola tidur
sering dijumpai, timbul dari gangguan yang buruk, penggunaan media
lain yang mendasarinya, terutama elektronik (televisi, komputer,
gangguan psikologis seperti gadget), penyakit migren, nyeri,
kecemasan, depresi atau gangguan gangguan psikologi, depresi, kafein,
emosi lainnya (Karyono, 2010). nikotin, merokok dan salah satu
Menurut National Sleep faktor penyebab terjadinya insomnia
Foundation (2018), kejadian adalah gaya hidup diantaranya adalah
insomnia di seluruh Dunia mencapai penggunaan game online yang
67% dari 1.508 orang di Asia berlebihan atau terus menerus
Tenggata dan 7,3% insomnia terjadi (Owens, 2014). Hal ini diperkuat
pada remaja. Di Indonesia, angka dengan penelitian (Haryono, 2009)
penyebab insomnia pada remaja berarti pengendalian (Yulianti &
disebabkan oleh gaya hidup remaja Juniartha, 2022). Dengan menguasai
dan pola aktifitas remaja di luar jam tehnik pernapasan sama halnya
sekolah. dengan menguasai emosi dan pikiran,
Dampak kekurangan tidur pada melalui napas lembut dan teratur
remaja dapat menyebabkan pikiran akan menjadi lebih tenang dan
menurunnya perstasi akademis tubuh menjadi lebih rileks dan otot-
sekolah, meningkatkan angka otot tubuh tidak tegang yang
ketidakhadiran di sekolah, mengakibatkan tubuh santai dan nafas
keterlambatan hadir kesekolah, menjadi lambat memberi pengaruh
depresi, dan kecelakaan lalu lintas positif terhadap sirkulasi dan jantung
pada remaja (Natalita, C., 2011). Hal untuk beristirahat. Saraf simpatis siap
ini diperkuat dengan penelitian bereaksi menerima pesan aman untuk
(Gryglewska, 2010) menyatakan melakukan relaksasi sedangkan
bahwa dampak dari kurang tidur pada sistem saraf parasimpatik akan
seseorang dapat menyebabkan memberi respon untuk relaksasi.
menurunnya fungsi dari kekebalan Selain saraf simpatik, pesan untuk
tubuh, meningkatkan berat badan, relaksai diterima oleh kelenjar
meningkatkan tekanan darah, endokrin yang bertanggung jawab
menurunkan fungsi kognitif, serta terhadap penurunan emosi dan stres
adanya gangguan emosi pada pada tubuh (Kusumadewi et al.,
seseorang. Banyak cara mengatasi 2019).
pada remaja yang mengalami Melakukan pranayama ini dapat
insomnia pada malam hari salah membuat individu mengidentifikasi
satunya dengan terapi pranayama. pemikiran negatif yang jauh
Pranayama merupakan salah berkembang dalam pikiran mereka,
satu bagian dari ajaran Astangga sehingga mereka akan mengevaluasi
Yoga yang masih sangat sering kembali apa yang mereka pikirkan.
dipraktikkan hingga sekarang. Berdasarkan studi penelitian tehnik
Pranayama berasal dari kata “Prana” yoga dapat digunakan sebagai terapi
yang berarti nafas dan “Yama” yang pelengkap dalam membantu
meningkatkan kualitas tidur (Made et fenomena yang sering terjadi yaitu
al., 2021) siswa siswi terlambat datang
Berdasarkan studi pendahuluan kesekolah, yang dikarenakan telat
yang telah dilakukan oleh peneliti bangun untuk berangkat kesekolah
pada tanggal 5 desember 2022 dengan dan pada proses pembelajaran di
wawancara singkat pada 10 siswa- siang hari siswa siswi ada yang tidur
siswi remaja SMAN 10 kota didalam kelas. Perharinya siswa siswi
Pekanbaru. Hasil wawancara yang terlambat bisa mencapai 7-13
mengatakan 7 orang (70%) orang atau bisa lebih.
mengalami gangguan tidur dimalam
hari dan 3 orang (30%) tidak METODE PENELITIAN
mengalami gangguan tidur. Beberapa Jenis penelitian ini
gejala gangguan tidur pada remaja menggunakan jenis penelitian
yang sering dirasakan oleh 7 orang kuantitatif dengan desain penelitian
remaja adalah antara lain sulit untuk Quasi Experiment dengan
tidur, sering terbangun pada tangah menggunakan desain penelitian
malam, pada pagi dan siang harinya dibagi secara random menjadi 2
merasakan mengantuk, dan sering kelompok atau lebih (Pre and post
menguap. 7 orang yang mengalami test control group design). Satu
insomnia mengatakan tidak ada kelompok adalah kelompok
melakukan apa-apa saat mengalami perlakuan, sedangkan kelompok lain
kesulitan tidur di tengah malam hanya adalah kelompok kontrol sebagai
berusaha untuk menutup matanya, pembanding (Dharma, 2011).
dan ada juga yang memainkan gadget
sampai larut malam. Sehingga
menimbulkan kesulitan untuk tidur
pada malam hari lalu merasakan
mengantuk pada keesokan harinya.
Dan berdasarkan hasil wawancara
Guru bimbingan konseling Di SMAN
10 Kota Pekanbaru terdapat
HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel 4.2 diatas
Hasil penelitian dapat dilihat dapat kita lihat bahwa rata-rata nilai
pada tabel dibawah ini insomnia pada kelompok intervensi
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Pre-Test adalah 30,79 dengan nilai
Responden menurut jenis kelamin
skor terendah 27 dan tertinggi 34.
dan usia Di SMAN 10 Kota
Pekanbaru Sedangkan Post-Test adalah 19,16
No Karakteristik N Persentase
Responden (%) denagn nilai skor terendah 16 dan
Jenis Kelamin tertinggi 27.
1 Laki-laki 18 47,4
2 Perempuan 20 52,6 Tabel 4.3 Distribusi insomnia
Total 38 100 sebelum dan sesudah pada
Usia kelompok kontrol Di SMAN 10
1 15 Tahun 3 7,9 Kota Pekanbaru
Min-
2 16 Tahun 14 36,8 Variabel Kelompok Mean SD
Maks
3 17 Tahun 15 39,5 Pre-
30,63 1,342 28-33
Insomnia Kontrol Test
4 18 Tahun 6 15,8 Post-
25,84 5,510 15-34
Total 100 Test

(Sumber : Analisis Data Primer, 2023) (Sumber : Analisis Data Primer, 2023)

Berdasarkan tabel 4.1 Berdasarkan tabel 4.3 diatas

menunjukkan bahwa dari 38 dapat kita lihat bahwa rata-rata nilai

responden, didapatkan data bahwa insomnia pada kelompok kontrol Pre-

jenis kelamin mayoritasnya Test adalah 30,63 dengan nilai skor

perempuan sebanyak 20 responden terendah 28 dan tertinggi 33.

(52,6%). Sedangkan pada usia Sedangkan Post-Test adalah 25,84

menunjukkan bahwa mayoritasnya denagn nilai skor terendah 15 dan

usia 17 tahun sebanyak 15 responden tertinggi 34.

(39,5%). Tabel 4.4 Distribusi Pengaruh


Terapi Pranayama Terhadap
Tabel 4.2 Distribusi insomnia Insomnia dengan Insomnia Rating
sebelum dan sesudah diberikan Scale pada Siswa/Siswi Remaja
terapi pranayama kelompok Kelompok Intervensi Di SMAN 10
intervensi Di SMAN 10 Kota Kota Pekanbaru
Pekanbaru Variabel Mean SDMin- 95% P
Kelom Min- Maks CI Value
Variabel Mean SD Pre- 30,79 1,813 27-34 11,631-
pok Maks
Interve Pre- Test 0,00
30,79 1,813 27-34 Insomnia Post- 19,16 2,566 16-27 11,632
Insomnia nsi Test
Post- Test
19,16 2,566 16-27 Selisih 11,63 -0,753
Test
(Sumber : Analisis Data Primer, 2023) (Sumber : Analisis Data Primer, 2023)
Berdasarkan tabel 4.4 diatas penelitian Sinta (2017) didapatkan
dapat kita lihat p value 0,00 < α 0,05 hasil analisis terhadap karakteristik
yang artinya ada pengaruh yang responden didapatkan usia 16 tahun
signifikan antara skor insomnia dari 63 responden mempunyai nilai
sebelum diberikan terapi pranayama persentase 54%. Berdasarkan usia
dan sesudah responden diberikan pada penelitian ini menunjukkan
terapi pranayama dengan kelompok bahwa responden berada pada rentang
intervensi, sehingga Ho diterima. usia 15-18tahun.
Tabel 4.5 Distribusi Pengaruh Masa remaja adalah masa
Terhadap Insomnia dengan
proses pencarian identitas bersama
Insomnia Rating Scale pada
Siswa/Siswi Remaja Kelompok dengan terjadinya perubahan
Kontrol Di SMAN 10 Kota
perubahan fisik karena pubertas, pada
Pekanbaru
Variabel Mean SD Min-
Maks
95% P
CI value
periode ini remaja sudah mengenal
Pre- 30,63 1,342 28-33 2,236
Test - rasa sedih, identitas diri belum terlau
Insomnia Post- 25,84 5,510 14-34 7,343 0,01

Selisih
Test
4,79 -4,168
kuat, dan emosi belum terlalu stabil
(Sumber : Analisis Data Primer, 2023) (Batubara, 2010). Hal lainnya yang
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat muncul pada masa remaja ini adalah
kita lihat p value 0,00 < α 0,01 yang seorang remaja cenderung jauh lebih
artinya ada pengaruh antara skor dekat dan lebih sering berkumpul
insomnia sebelum dan sesudah dengan teman-temannya dari pada
dengan kelompok kontrol, sehingga keluarga, sehinggga kemungkinan
Ho diterima. seorang remaja terpengaruhi oleh
teman temannya menjadi lebih besar,
PEMBAHASAN pada masa remaja sangat banyak yang
Analisis Univariat ia dapat dari lingkungan sekitarnya
a. Usia terutama pergaulannya yang bisa
Berdasrakan hasil penelitian membuat pola hidupnya berubah
didapatkan bahwa karakteristik terutama pola tidurnya (Juwinda,
responden usia rata-rata adalah usia 2016). Ketidakstabilan emosi pada
15-16 tahun, dengan mayoritas usia remaja dapat menyebabkan gangguan
responden 16 tahun. Sejalan dengan
vegetatif (gangguan tidur, makan dan Zhang et al (2016) yang
fungsi seksual) (Radityo, 2013). menyebutkan bahwa perempuan lebih
Menurut asumsi peneliti bahwa besar mengalami insomnia
seseorang yang mulai memasuki dibandingkan laki-laki hal ini
kategori umur remaja pertengahan berkaitan dengan masa pubertas
(15-18 tahun) cenderung mengalami dimana hormon ovarium saat siklus
masalah tidur atau insomnia. Usia menstruasi menyebabkan emosi yang
remaja pertengahan cenderung labil. Hormon estrogen akan menurun
memiliki kebiasaan sering tidur larut ketika menjelang mentruasi, hal
malam dan bangun lebih cepat tersebut akan menyebabkan gangguan
sehingga remaja sering kali tidur pada perempuan. Selain itu pada
mengantuk berlebinan pada siang remaja perempuan lebih banyak
hari. Kebiasaan ini menyebabkan mengalami stres karena mereka
kualitas tidur remaja terganggu. memiliki strategi koping yang kurang
b. Jenis Kelamin baik, oleh karena itu mereka lebih
Berdasrakan hasil penelitian rentan mengalami insomnia.
didapatkan bahwa karakteristik Menurut asumsi peneliti, laki-
responden jenis kelamin pada laki lebih banyak yang mengalami
kelompok intervensi mayoritasnya kualitas tidur yang buruk atau
adalah perempuan sebanyak 13 insomnia, karena laki-laki cenderung
responden dan pada kelompok memiliki banyak waktu bermain
kontrol mayoritasnya adalah laki-laki dengan teman-temannya hingga larut
sebanyak 12 responden. Sejalan malam. Namun dalam penelitian ini,
dengan penelitian yang dilakukan pada kelompok intervensi perempuan
oleh miller (2014) didapatkan hasil yang banyak mengalami insomnia
analisis jenis kelamin responden yaitu dan pada kelompok kontrol laki-laki
perempuan dengan 25 responden yang banyak mengalami insomnia.
mempunyai nilai persentase 52% dan c. Insomnia
responden berjenis kelamin laki-laki Berdasarkan hasil penelitian
yaitu 22 dengan persentase 48% . didapatkan skor sebelum pada
kelompok intervensi dengan rata-rata
30,79 dan didapat skor sesudah kecanduan bermain game online akan
dengan rata-rata 19,16, sehingga ada mengalami kualitas tidur yang buruk
perubahan terhadap insomnia serta durasi tidur yang pendek, hal
sebelum dan sesudah dilakukan tersebut akan membuat remaja yang
terapi. sedangkan didapatkan skor kecanduan game online akan
sebelum pada kelompok kontrol mengalami insomnia.
dengan rata-rata 30,63 dan didapat Menurut asumsi peneliti,
skor sesudah pada kelompok kontrol gangguan pada tidur salah satunya
dengan rata-rata 25,84. Sejalan penggunaan smartphone yang
dengan penelitian yang dilakukan berlebihan sehingaa membuat remaja
oleh Hera (2019) didapatkan hasil lupa akan waktu tidurnya dan
sebelum dilakukan terapi dengan skor terjadilah insomnia, tetapi tidak hanya
rata-rata adalah 69,20 dan sesudah smartphone saja, dijaman sekarang ini
dilakukan terapi didapat skor rata-rata banyak remaja yang menghabiskan
23,10. Sedangkan pada kelompok waktunya untuk mengumpul bersama
kontrol didapat skor rata-rata adalah teman hingga larut malam tidak hanya
55,21 dan sesudah pada kelompok laki-laki begitu juga dengan
kontrol didapat skor rata-rata 52,10. perempuan.
Insomnia merupakan suatu d. Terapi Pranayama
kondisi dimana seseorang mengalami Berdasarkan hasil penelitian
kesulitan untuk tidur atau gangguan didapatkan terapi pranayama ini bisa
saat tidur, sehingga dapat membantu remaja yang mengalami
mempengaruhi aktivitasnya. Salah insomnia. Sejalan dengan penelitian
satu faktor penyebab terjadinya yang dilakukan Meilitha (2023)
insomnia adalah gaya hidup didapatkan hasil dengan melalukan
diantaranya adalah penggunaan yoga pranayama membantu
gadget secara berlebihan dan game meningkatkan kualitas tidur,
online yang terus menerus (Owens, mengatasi gangguan tidur dan
2014). Berdasarkan hasil penelitian membuat pikiran menjadi rileks.
yang dilakukan oleh Lam, (2014), Latihan pranayama sama
ditemukan bahwa remaja yang dengan latihan pernapasan dalam
yang sering dipraktikkan di 1,813 dan nilai standar deviasi
lingkungan keperawatan, diantaranya sesudah yaitu 2.566 dengan p value
yaitu latihan relaksasi napas dalam. 0,00 < α ( 0,05 ). Sehingga dapat
Hasil penelitian tersebut disimpulkan Ho diterima yang artinya
menunjukkan bahwa dengan ada pengaruh yang signifikan antara
mengikuti latihan pranayama dapat skor insomnia sebelum diberikan
menurunkan tingkat tingkat insomnia. terapi pranayama dan sesudah
Latihan pranayama juga membantu diberikan terapi pranayama.
mengalahkan stress yang merupakan Berdasarkan hasil kuesioner yang
penyebab utama gangguan tidur, dilakukan peneliti sebelum dilakukan
pranayama menurunkan aktivitas terapi pada kelompok intervensi
tubuh dan pikiran yang akhirnya akan terdapat nilai skor tertinggi yang
mendorong kita untuk tidur (Shindu, menjadi keluhan siswa/siswi pada
2013). pertanyaan “tidur selama 6 jam
Menurut asumsi peneliti, terapi selama semalam” dengan skor 67,
pranayama ini sangat membantu “merasa ngantuk di siang hari”
sekali untuk mengatasi gangguan dengan jumlah skor 64, “jadwal jam
insomnia, terapi pranayama ini hanya tidur sampai bangun tak beraturan”
memerlukan waktu 4-5 menit untuk dengan skor 63, dan “kesulitan untuk
melakukannya, dan terapi ini pun memulai tidur” dengan jumlah skor
tidak terlalu susah untuk dilakukan 61. Sedangkan sesudah diberikan
karena bisa mencari videonya terapi pranayama memiliki perubahan
diyoutube, gerakannya tidak susah, skor pertanyaan “tidur selama 6 jam
terapi pranayama hanya menarik selama semalam” dengan skor 35,
nafas dalam, jadi efektif dilakukan. “merasa ngantuk di siang hari”
Analisis Bivariat dengan jumlah skor 36, “jadwal jam
Berdasarkan hasil analisis tidur sampai bangun tak beraturan”
didapat pada kelompok intervensi dengan skor 38, dan “kesulitan untuk
mean sebelum nilai insomnia yaitu memulai tidur” dengan jumlah skor
30,79 dan mean sesudah yaitu 19,16 42.
dengan nilai stansar deviasi sebelum
Berdasarkan hasil analisis 51, dan “tidur selama 6 jam selama
didapat pada kelompok kontrol mean semalam” dengan skor 53.
sebelum nilai insomnia yaitu 30,63 Hasil penelitian ini sejalan
dan sesudah yaitu 25,84 dengan nilai dengan peneliatian yang dilakukan
standar deviasi sebelum yaitu 1,342 oleh Majid tahun 2016, dimana
dan nilai standar deviasi sesudah yaitu didapatkan hasil menunjukan terjadi
5,510 dengan p value 0,01 < α ( 0,05 penuruan skor insomnia sebelum dan
). Sehingga dapat disimpulkan Ho sesudah melakukan pranayama.
diterima yang artinya ada pengaruh Perubahan rata-rata tersebut terlihat
antara skor insomnia sebelum dan dari rata-rata kualitas tidur sebelum
sesudah dengan kelompok kontrol. (3,54) turun menjadi (2,38). Dari hasil
Berdasarkan hasil kuesioner yang uji statistik dengan nilai p value 0,002
dilakukan peneliti sebelum pada < ( 0,05 ) artinya ada penagruh latihan
kelompok kontrol didapatkan nilai pranayama terhadap kualitas tidur
skor tertinggi dan keluhan yang peserta yoga di jetset fitnes center
dirasakan pada pertanyaan “kesulitan Palembang. Dari pembahasan di atas
untuk memulai tidur” dengan jumlah jelas terapi pranayama memberikan
skor 66, “merasa ngantuk di siang pengaruh yang positif baik secara
hari” dengan jumlah skor 61, “jadwal fisik maupun psikologis pada
jam tidur sampai bangun tak responden. Sedangkan pada
beraturan” dengan skor 63, dan “tidur kelompok kontrol perubahan tidak
selama 6 jam selama semalam” terlalu signifikan, dimana didapat
dengan skor 64. Sedangkan sesudah hasil menunjukkan terjadi penururun
pada kelompok kontrol ada pengaruh skor insomnia sebelum dan sesudah
terhadap skor pada pertanyaan pada kelompok kontrol, perubahan
“kesulitan untuk memulai tidur” rata-rata sebelum (4,64) turun
dengan jumlah skor 55, “merasa menjadi (3,55). Dari uji statistik
ngantuk di siang hari” dengan jumlah dengan nilai p value 0,001 < ( 0,05 )
skor 52, “jadwal jam tidur sampai artinya ada penagruh pada kelompok
bangun tak beraturan” dengan skor kontrol. (Majid, 2016).
Insomnia adalah dapat memberikan rasa tenang,
ketidakmampuan untuk tidur nyaman, rasa damai (rileks) sehingga
walaupun ada keinginan untuk semua manfaat tersebut akan
melakukannya. Biasanya keluhannya berpengaruh pada kualitas tidur
insomnia mencakup ketidakmampuan (Majid, 2016).
untuk tertidur, sering terbangun, Menurut asumsi peneliti bahwa
ketidakmampuan untuk kembali tidur pada kelompok kontrol ini tanpa
dan terbangun pada dini hari (Stanley diberikan terapi adanya perubahan
dan beare, 2010) Insomnia adalah pada skor insomnia walaupun tidak
keadaan di mana seseorang sulit tidur, signifikan, sedangkan pada kelompok
sering terbangun pada malam hari intervensi yang diberikan terapi
atau tidak dapat tidur dengan lelap. pranayama adanya perubahan yang
Insomnia lebih banyak terjadi pada signifikan. Remaja yang mengalami
wanita dibandingkan pada laki-laki. insomnia dengan keluhan yang paling
Penyebab insomnia adalah bekerja dirasakan yaitu susah untuk memulai
pada malam hari, sering berubah- tidur, merasakan ngantuk di siang
ubah jam kerja, penggunaan alkohol hari, jam tidur dan bangun yang tak
yang berlebihan, efek samping obat, beraturan, dan jam tidur yang kurang
karena suatu penyakit. Saat ini dari 6 jam. Remaja yang susah untuk
kekhawatiran akan hidup, rutinitas memulai tidur lebih memilih untuk
kehidupan modern yang berlebihan, memainkann gadget hingga larut
stress dapat juga menjadi beberapa malam dan tidak ada melakukan
hal yang dapat menyebabkan apapun untuk berusaha tidur sehingga
terjadinya gangguan tidur (Majid, keesokan harinya saat proses
2016). Terapi pranayama merupakan pembelajaran mengantuk dikelas dan
terapi dengan prinsip memadukan merasakan pusing ini bisa membuat
antara gerakan fisik, dan pengaturan prestasi remaja siswa/siswi tersebut
pernafasan yang dapat membantu menurun. Sehingga peneliti memilih
agar pikiran dan tubuh menjadi rileks, terapi pranayama ini untuk
mencegah depresi dan stres. mengurangi masalah gangguan tidur
Melakukan terapi pranayama juga pada remaja. Dapat disimpulkan
bahwa terapi pranayama dapat 2. Hasil analisis distribusi insomnia
menurunkan tingkat insomnia. pada kelompok intervensi didapat
data bahwa mean sebelum
PENUTUP diberikan terapi pranayama adalah
Kesimpulan 30,79, sedangkan mean sesudah
Berdasarkan hasil penelitian diberikan terapi pranayama adalah
yang telah dilakukan mengenai 19,16.
pengaruh terapi pranayama terhadap 3. Hasil analisis distribusi insomnia
insomnia pada siswa remaja di pada kelompok kontrol didapatkan
SMAN 10 Kota Pekanbaru, dapat data bahwa mean sebelum adalah
diambil kesimpulan sebagai berikut : 30,63, sedangkan mean sesudah
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa adalah 25,84
dari 38 responden, didapatkan data 4. Berdasarkan hasil uji paired
bahwa jenis kelamin kelompok sample t-test pada kelompok
intervensi dengan 19 responden intervensi di dapat nilai dengan p
terbanyak adalah perempuan value 0,00 ( < 0,05 ). Sehingga
sebanyak 13 responden (68,4%) dapat disimpulkan Ho diterima,
dan jenis kelamin kelompok dan terdapat ada perubahan yang
kontrol dengan 19 responden signifikan antara skala insomnia
terbanyak adalah laki-laki sebelum dan sesudah pemberian
sebanyak 12 responden (63,2%). terapi pranayama.
Sedangkan hasil analisis 5. Berdasarkan hasil uji paired
menunjukkan bahwa dari 38 sample t-test pada kelompok
responden, didapatkan data umur kontrol didapat nilai dengan p
kelompok intervensi dengan 19 value 0,01 ( < 0,05 ). Sehingga
responden adalah 16 tahun dapat disimpulkan Ho diterima,
sebanyak 9 orang (47,4%) dan dan terdapat ada perubahan antara
umur pada kelompok kontrol skala insomnia sebelum dan
dengan 19 responden adalah 17 sesudah.
tahun sebanyak 8 orang (42,1%).
Saran DAFTAR PUSTAKA
1. Bagi Tempat Penelitian Abarca, R. M. (2021). Insomnia yaitu
kesulitan untuk memulai tidur
Hasil penelitian ini dapat
dan mempertahankan tidur
memberikan informasi bagi pihak merupakan gangguan klinis yang
termasuk kondisi dimana
sekolah mengenai siswa/siswi
seseorang kesulitan untuk tidur
SMAN 10 Kota Pekanbaru yang kondisi ini seperti bangun di
tengah malam hari, kesulitan
mengalami insomnia, sehingga
tidur dan terbangun terlalu pagi.
dapat dijadikan sebagai terapi Nuevos Sistemas de
Comunicación e Información,
untuk siswa/siswi yang mengalami
2013–2015.
insomnia. Ali, M & Asrori, M. (2012). Psikologi
remaja: perkembangan peserta
2. Bagi Institusi STIKes Payung
didik.
Negeri Pekanbru Baker, C. &. (2011). Changes in sleep
as a function of adonlesent
Skripsi ini dapat dijadikan sebagai
development. 5–21.
referensi atau keputusaan pada Hapsari, P. R., & Ariati, J. (2016).
Perbedaan Kelekatan Terhadap
mata kuliah keperawatan jiwa,
Orang Tua Pada Remaja
komplementer, dan modalitas. Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan
Usia: Studi Komparasi pada
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Siswa Kelas VIII dan Kelas XI.
Sebagai sumber untuk penelitian Jurnal Empati, 5(1), 78–80.
https://doi.org/10.14710/empati.
selanjutnya, dan mendorong bagi
2016.14972
yang berkepentinngan untuk Karyono, F. . A. (2010). Hubungan
Antara Derajat Insomnia dengan
melakukan penelitian lebih lanjut.
Beratnya Kebiasaan Merokok
4. Bagi Responden pada Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Malang. Skripsi
Dapat dijadikan wawasan
Universitas MUuhammadiyah.
pengetahuan tentang insomnia Khristianty, W. (2015). Hubungan
Durasi Penggunaan Media
baik dari penyebabnya maupun
Sosial Dengan Kejadian
cara mengatasinya agar dapat Insomnia Pada Remaja, 3.
Kusumadewi, D., Sugijana, R., &
meningkatkan kualitas tidur
Adi, W. S. (2019). The Effect Of
sehingga proses pembelajaran di Yoga Respiration (Pranayama)
on Stress Reduction in The
sekolah dapat lebih maksimal.
Elderly. Jendela Nursing
Journal, 3(2), 104–113.
https://doi.org/10.31983/jnj.v3i2
.5473
Majid, Y. A. (2016). Pengaruh
Latihan Yoga Terhadap Kualitas
Tidur Peserta Yoga Di Jetset
Fitness Center Palembang Tahun
2016. Masker Medika, 4, 0–5

Anda mungkin juga menyukai