PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tubuh. Tidur adalah proses normal yang kita lalui siang dan malam. Sebagian
Berbagai fakta menarik juga berbicara tentang tidur. Rekor tidak tidur
terpanjang dibuat pada tahun 1963 oleh Randy Gardner, seorang remaja dari
California, Amerika Serikat, yang tidak tidur selama 264 jam atau 11 hari
1
2
Kejadian itu juga mengungkapkan bahwa orang mungkin bisa tidak tidur
selama beberapa hari, tetapi kemudian mempengaruhi banyak hal. Tubuh butuh
istirahat. Istirahat yang baik adalah teratur. Tidur dianggap sebagai pemulihan
terbaik bagi tubuh setelah melalui segala macam aktivitas. Kurang tidur, apalagi
tidak tidur sama sekali, memiliki akibat yang berbahaya. Tidak hanya untuk diri
jam 45 menit. Sedangkan, waktu tidur yang disarankan ialah 7-9 jam. Hal ini
jelas memberikan dampak pada kegiatan rutin setelah bangun tidur. Kebiasaan
tidur orang Indonesia cukup buruk, mengingat kebanyakan orang tidur pada
pukul 12 malam. Hal ini dapat menyebabkan tubuh jadi kurang sehat dan
jantung, dan stroke yang diperparah oleh tingginya intensitas begadang (CNN
Indonesia, 2015)
untuk usia remaja yakni, anak-anak usia 6-13 tahun: yang sebelumnya 9-10
jam/hari, naik menjadi 10-11 jam/hari. Remaja usia 14-17 tahun: yang
Jika tidak ada tanda-tanda kurang tidur dan tidak ada masalah tidur, maka
kualitas tidur seseorang dapat dikatakan baik (Cahyani & Irawati 2020).
Prevalensi gangguan kualitas tidur pada remaja menunjukkan hasil yang berbeda
3
memiliki gangguan kualitas tidur. Siswa SMP dan SMA menunjukkan prevalensi
gangguan kualitas tidur yang bervariasi antara 15,3% sampai 39,2% (Luthfi B,
yang dilakukan untuk mengetahui kualitas tidur pada remaja. Sebuah studi
al. 2009).
lain keadaan lingkungan, aktivitas fisik, dan gaya hidup. Olahraga merupakan
salah satu bentuk aktivitas fisik yang mempengaruhi tidur seseorang. Kelelahan
setelah aktivitas olahraga membuat seseorang dapat tertidur dengan cepat. Ini
tahap tidur yang dalam atau tidur nyenyak lebih cepat. Di sisi lain, perilaku
nikotin, stimulan otak yang ditemukan dalam rokok. Selain itu, otak yang
hari. Ini telah dinyatakan oleh Punjabi, dkk (2006) mereka menunjukkan bahwa
4
ada hubungan antara merokok dan pola tidur seseorang terkait dengan adanya
2017). Yang disebut dengan merokok adalah kebiasaan menghisap rokok yang
didukung dengan adanya zat atau bahan seperti tembakau yang dapat
mengacu pada kandungan dalam tembakau yaitu heroin, kokain, dan nikotin,
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa usia
pertama kali merokok adalah antara 10 sampai 14 tahun, sebesar 9,3% dan usia
sebesar 34,7%. Pada tahun 2013, prevalensi merokok pada perokok berusia 15
tahun ke atas meningkat dari 34,7% menjadi 36,3%. Berdasarkan data Riskesdas
dengan prevalensi merokok 33,4%, disusul perokok berusia 35-39 tahun, dengan
atas adalah perokok aktif (Kementerian Kesehatan, 2011). Dari hasil Global
Riau adalah 36,3%. Pada tahun 2013, 24,2% remaja berusia 10 tahun ke atas di
pada rentang usia 20-24 tahun, dengan prevalensi 27,2% pada rentang usia
tidur dan menyebabkan kecemasan dan depresi pada seseorang (Supit, Langi, dan
Wariki 2018). Perokok berada pada peningkatan risiko gangguan tidur yang
kesulitan bernapas saat tidur. Nikotin adalah stimulan dan secara alami dapat
membuat seseorang tidak bisa tidur nyenyak, terutama jika ia merokok terlebih
dahulu sebelum memulai tidur (Kusumaningrum, 2016; Supit, Langi, dan Wariki
2018).
dan karbon monoksida. Efek dari zat ini dapat memanifestasikan dirinya dalam
Perokok yang lebih muda lebih cenderung merokok lebih lama dan memiliki
6
beban merokok yang lebih besar yang menyebabkan penyakit dan kematian
tertidur daripada yang bukan perokok. Secara teoritis, Butuh waktu 30 menit bagi
nikotin untuk hilang dari dalam otak. Tapi reseptor di otak pecandu seakan
meminta nikotin lagi dan lagi, oleh karena itu dapat mengganggu proses tidurnya
insomnia jangka pendek yang berlangsung 1-4 minggu yang disebabkan oleh
mengkonsumsi rokok bersama-sama dengan temannya pada malam hari. Hal ini
kuliah.
merokok dapat mempengaruhi kualitas tidur. Hal ini sejalan dengan studi
menyatakan kualitas tidur mereka cukup buruk dan 7,1% yang menyatakan
7
kualitas tidur cukup baik dan 35,7% yang menyatakan sangat baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tambusai.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
tidur.
b. Bagi Institusi
c. Pendidikan Keperawatan