Anda di halaman 1dari 3

RIAUPEMBARUAN.

COM - Merasa penyelidikan yang dilakukan


penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau mandeg, dugaan
korupsi dana aspirasi mantan anggota DPRD Kabupaten
Kepulauan Meranti yang kini menjadi anggota DPRD Riau dari
Partai Hanura, Muhammad Adil akhirnya dilaporkan ke pihak
Kejaksaan Agung (Kejagung).
 
Direktur Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto selaku
pihak pelapor yang dihubungi riauterkinicom melalui telepon
genggamnya, Sabtu (6/8/16), membenarkan bahwa pihaknya
telah melaporkan kasus dugaan korupsi pemotongan dana
aspirasi anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti tahun
anggaran 2013 atas nama Muhammad Adil.
 
"Senin (1/8/16) lalu, secara resmi sudah kita laporkan ke
Kejagung dan diterima oleh Ibu Retna KR dari Pusat
Penerangan Hukum,'' tuturnya.
 
Ditambahkan Hari Purwanto, dalam laporan itu dirinya
melampirkan bukti bukti dugaan korupsi yang dilakukan anggota
legislatif Provinsi Riau yang akrab disapa M Adil tersebut.
Ditanya substansi laporan tersebut, Hari lalu meminta email
agar dikirim siaran persnya sekaligus foto foto saat dirinya
melaporkan perkara dugaan korupsi bersangkutan.
 
Dalam siaran persnya, Direktur SDR ini sangat menyayangkan
kinerja para penyidik Kejati Riau dalam mengusut kasus dugaan
korupsi dana aspirasi mantan anggota DPRD Kepulauan
Meranti, M Adil. Pasalnya, pihaknya sudah melaporkan kasus
tersebut lebih dari satu tahun lalu.
 
Kejati Riau sendiri, menurut dia, sudah melakukan proses
penyelidikan kasus ini berdasarkan Surat Perintah Penyelidikan
Nomor : PRINT-02/N.4/Fd.1/04/2015 tanggal 07 April 2015,
yang ditandatangangi Kepala Kejati (Kajati) Riau, Setia Untung
Arimuladi.
 
 “Tetapi hingga kini kasus tersebut sepertinya jalan di tempat.
Kami dari SDR meminta Kejaksaan Agung untuk segera turun
tangan dan memeriksa Muhammad Adil serta membongkar
dugaan manipulasi dana aspirasi tersebut hingga tuntas,''
tukasnya.
 
Menurut Hari, bukti-bukti adanya dugaan penyelewengan dana
aspirasi tersebut sudah cukup jelas. Misalnya, pada 12 Februari
2013, Ketua Yayasan Pendidikan Bangun Negeri Budiman yang
beralamat di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti telah
menandatangani surat bernomor 418/YPBN-KM/P2/II/2013,
yang ditujukan kepada bupati Kabupaten Kepulauan Meranti
dengan cc Kepala Dispenda.
 
“Dia (Budiman) mengaku telah menerima dana aspirasi yang
bersumber dari Dana Bantuan Langsung Hibah Bagian Kesra
Pemerintah Kabupaten Meranti sebesar sekitar Rp 500 juta.
Dana aspirasi tersebut diketahui merupakan dana aspirasi dari
anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti bernama
Muhammad Adil,” paparnya.
 
Namun, imbuh Hari, Budiman mengaku tidak menggunakan
dana Rp 500 juta tersebut untuk kepentingan kegiatan yayasan
atau kepentingan kegiatan STKIP Kusuma Negara Kelas
Selatpanjang. Dana aspirasi tersebut diketahui dicairkan melalui
Bank Riau Cabang Selatpanjang secara bertahap, yakni dua
tahap penarikan.
 
Semula, pengurus Yayasan Bangun Negeri Kepulauan Meranti
dan Pengelola STKIP Kusuma Negara Kelas Selatpanjang
berpendapat bahwa bantuan tersebut akan digunakan untuk
pembangunan sarana dan prasarana yang memang sedang
dibutuhkan. “Anehnya, setelah penarikan, dana tersebut diminta
seluruhnya oleh Muhammad Adil agar diserahkan sepenuhnya,
yaitu melalui Bendahara Yayasan atas nama Muhammad Yasir.
Kala itu, Muhammad Adil memberikan alasan kepada Pengurus
STKIP Kusuma Negara bahwa dana tersebut digunakan untuk
kegiatan aspirasi lainnya, di luar (seperti mushalla, lembaga,
dan lainnya),” ungkap Hari.
 
Karena merasa tidak menggunakan Dana Aspirasi tersebut,
lanjut Hari, maka Pengelola STKIP Kusuma Negara Kelas
Selatpanjang merasa perlu memberikan klarifikasi. Surat
klarifikasi tersebut ditandatangani di Selatpanjang pada 8
Februari 2013 dengan pihak yang membuat pernyataan
bernama Budiman, Muhammad Khozin, Riky Heriyansyah, dan
Rezkia Dora.

Kemudian, pada 14 Februari 2014, Nurdin sebagai Ketua DKM


Mesjid Babussalam sebagai pihak kedua menandatangani telah
menerima dana bantuan belanja hibah/ bantuan sosial dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar Rp
185 juta untuk digunakan pembangunan masjid. Tetapi dana
yang diterima dari anggota DPRD Kabupaten Kepulauan
Meranti Muhammad Adil hanya sebesar Rp 50 juta.
 
"Pertanyaannya kemudian kemana dana Rp 500 juta yang
semestinya diberikan ke Yayasan Bangun Negeri Kepulauan
Meranti dan STKIP Kusuma Negara Kelas Selatpanjang serta
sisa dana sebesar Rp 135 juta yang akan digunakan untuk
membangun masjid?" kata Hari lagi balik bertanya.
 
Editor: Nawi Iswandi 
Sumber: riauterkini 
Penulis: Redaksi

Anda mungkin juga menyukai