Anda di halaman 1dari 2

nLSM-LPPI Sibolga Tapteng Ditantang Usut Dugaan Penyelewangan Dana Bantuan APBN Tahun 2012 Pandan Pengaduan LSM

M LPPI Sibolga Tapteng atas dugaan korupsi diberbagai Sekolah di Tapteng merupakan suatu upaya untuk memberantas Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) sesuai dengan uLandasan Hukum Undang undang N0.14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi public(KIP) PP. RI. No 71 Tahun 2000 tetang tata cara pelaksanaan peeran serta dalam upaya pencegahan dan pembrantasan tindak pidana korupsi. Upaya itu dilakukan oleh LSM-LPPI Sibolga Tapteng setelah melakukan investigasi ke bebarpa sekolah yang diduga telah melakukan tindak pidana korupsi atas penggunaan dana yang bersumber dari APBN untuk kegiatan pembangunan di sekolah tersebut. Sekolah yang telah menerima bantuan itu yakni SD Negeri No.157016 Lubuk Ampolu Kecamatan Badiri, SD Negeri No. 157914 Pinangsori 4 , dan SMP Swasta HKBP Sibuluan Kecamatan Pandan. Ketua LSM LPPI Sibolga Tapteng Jamaluddin Butar butar didampingi pengurus lainnya kepada RAKYAT {6/9} menjelaskan, ada dua Sekolah dasar dan satu sekolah tingkat lanjutan pertama yang telah diadukan ke pihak Kejaksaan Negri sibolga ,yaitu, SD Negeri No.157016 Lubuk Ampolu Kecamatan Badiri, dengan nomor pengaduan, 035/BPC-LSM.LPPI/TTG.SBG/VIII/2012, SD Negeri No. 157914 Pinangsori 4 , nomor 036/BPC-LSM.LPPI/TTG.SBG/VIII/2012 dan SMP Swasta HKBP Sibuluan Kecamatan Pandan.nomor. 038 /BPC-LSM.LPPI/TTG.SBG/VIII/2012 ketiga sekolah itu diadukan setelah tim dari LSM-LPPI melakukan investigasi langsung kesekolah yang bersangkutan dan telah meneumkan fakta- fakta yang dapat dijadikan bahan untuk pengusutan atas adanya dugaan tindak pidan korupsi dan selanjutnya diproses secara hukum agar pelakunya dapat mempertanggung jawabkan tentang penggunaan dana yang diterima kepada public. Sbegaimana temhasil temuan di sekolah SD Negeri 157016 Lubuk Ampolu Kecamatan Badiri,bahwa dalam rapat panitia pelaksana Rehab diundang komite sekolah dan orang tua siswa, namun pada saat rapat sudah ada ketentuan bahwa A. Marbun dihunjuk sebagai pekerja dari awal sampai selesai Rehab dengan uapah kerja yang telah disepakti sebsar Rp. 30 juta untuk rehan ringan sebanyak 3 ruangan kelas. Bahkan Kepala sekolah Nurkaya Pasaribu S.Pd telah memberikan panjar sebesar Rp 1 juta kepada A. Marbun. Entah mengapa beberapa hari kemudian A.Marbun tidak dipanggil lagi. Belakangan akhirnya terkuak bahwa penyebab tidak dipanggilnya lagi A.Marbun itu dikarenakan adanya campur tangan dari Consultan hingga mengganti kepala tukang sebagaiman yang telah disepakati sebelumnya, kata Jamaluddin Butar butar alias Jabutor itu Masih menurut Jamaluddin Butar utar , jumlah anggaran yang telah disepakti sebesar Rp. 30 juta beralih kepada orang lain dengan niulai Rp 25 juta sedangkan panjar Rp 1 juta itu telah dianggap hangus sesuai pernyataan A.Marbun. Hal yang

sangat sulit diterima akal yakni adanya campur tangan dari suami kepala sekolah, hal itu terbukti ketika LSM-LPPI dating dan menanyakan perihal pelaksanaan rehab sekolah tersebut, malah suami Kepala sekolah turut serta dalam pembicaraan itu bahkan seolah olah tidak menginginkan kehadiran LSM-LPPI disekolah itu.

Anda mungkin juga menyukai