Anda di halaman 1dari 8

KASUS 1

Liputan6.com, Jakarta - Kemendikbud menerbitkan peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2016 yang menguatkan peran Komite sekolah dalam
meningkatkan mutu pelayanan pendidikan. Peningkatan mutu yang dilakukan komite sekolah
salah satunya dengan penggalangan dana sekolah.

Menurut Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kemendikbud Dian Wahyuni, penggalangan
dana tidak boleh dalam bentuk pungutan, dan hanya diperbolehkan dalam bentuk bantuan
ataupun sumbangan.

"Di Permendikbud yang baru kan dijelaskan, komite sekolah boleh melakukan penggalangan
dana tapi sama sekali tidak boleh melakukan pungutan," ujar Kepala Biro Hukum dan
Organisasi Kemendikbud, Dian Wahyuni di gedung Kemendikbud, Jakarta Selatan, Senin
(16/01/2016).

Dia pun menambahkan, pelarangan pungutan terhadap penggalangan dana masyarakat ini
diatur dalam Pasal 10, Pasal 11 dan Pasal 12. Jadi penggalangan dana melalui pungutan ini
tidak diperkenankan dilakukan di lingkungan sekolah.

"Komite sekolah, baik perseorangan maupun kolektif dengan sangat tegas melarang pungutan
dari peserta didik atau orang tua atau wali," ujar dia.

Sementara itu Inspektur Jenderal Kemendiknas Daryanto meminta masyarakat harus jelas
dalam membedakan antara bantuan, sumbangan, dan pungutan di sekolah.

"Kami meminta masyarakat dapat membedakan antara sumbangan, bantuan dan pungutan.
Jelas ini beda. Dan hal itu semua sudah diatur di Permendikbud," ujar Daryanto.

Dalam Permendikbud dijelaskan perbedaan antara ketiganya. Perbedaan itu terletak pada
bantuan yang dilakukan pemangku kepentingan di luar peserta didik atau orang tua walinya,
dengan syarat yang disepakati para pihak. Sementara sumbangan hampir sama dengan
bantuan akan tetapi tidak mengikat satuan pendidikan.

"Detail perbedaannya itu sih, kalau sumbangan sifatnya sukarela itu inisiatif beberapa orang,
kalau bantuan muncul dari orang yang enggak banyak itu biasanya diberikan komunitas gitu,
biasanya bantuan lebih mengikat," kata Daryono.

Daryanto menambahkan, sumbangan dan bantuan dana itu tidak diperbolehkan berasal dari
perusahaan rokok, perusahaan alkohol, dan dana kampanye partai politik.

Sementara pungutan merupakan dana yang lebih ditekankan kepada penerimaan biaya
pendidikan, baik barang ataupun jasa pada satuan pendidikan dasar dari peserta didik ataupun
orang tua wali secara langsung yang bersifat wajib mengikat, serta waktu pungutannya
ditentukan oleh satuan pendidikan dasar.

"Untuk pungutan sendiri itu diambil dari siswa dan sifatnya wajib, dan mengikat" tutup
Daryanto.
KASUS 2

Jakarta - Mantan Ketua Komite Sekolah SMAN 70, Musni Umar ditetapkan sebagai
tersangka pencemaran nama baik karena telah menulis dugaan korupsi di SMA 70. Pihak
SMA 70 membantah semua tudingan yang dilontarkan Musni itu. Musni pun bersikeras
bahwa dirinya benar.

Berikut ini tanggapan Musni Umar atas tanggapan yang sebelumnya telah disampaikan oleh
Ketua Komite SMA 70 Ricky Agusiady dan Wakil Ketua Komite SMA 70 Komala Dewi.
Musni mengirimkan tanggapannya pada Senin (16\/7\/2012):

1. Terkait Musni Umar yang disebut memilih diri sendiri sebagai Ketua Komite SMAN 70
adalah tidak benar. Menurut Musni, pada 31 Oktober 2009, Musni Umar pertama kali masuk
ke SMAN 70, diundang menghadiri musyawarah pemilihan Ketua Komite mewakili kelas
anaknya. Musyawarah itu tidak berhasil memilih Ketua Komite baru, karena Ketua komite
lama, tidak menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan yang diminta peserta.

Musyawarah kemudian ditunda untuk memberi kesempatan ketua komite dan jajarannya
membuat laporan keuangan. Tanggal 21 November 2009, musyawarah pemilihan Ketua
Komite dilanjutkan, Ir Arief Budiman selalu ketua komite saat itu tetap tidak bisa
menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan dengan alasan komputer terserang
virus. Musyawarah sempat ditunda (diskors), kemudian dilanjutkan dengan syarat laporan
keuangan disusulkan. Peserta musyawarah setuju dan kemudian dilanjutkan dengan memilih
pimpinan sidang. Lalu terpilih Ir Ihsan Mahyudin MT. Dilanjutkan kemudian pemilihan Tim
Formatur, dan terpilih 9 orang tim formatur yang akan memilih ketua komite.

Musni kemudian terpilih dengan suara terbanyak mengalahkan calon-calon lain, merangkap
sebagai Ketua Tim Formatur. Pimpinan sidang lantas meminta persetujuan seluruh peserta
musyawarah pemilihan Ketua Komite SMAN 70 dan semua setuju untuk disahkan.

2. Terkait pemilihan Ketua Komite SMAN 70 yang tidak kuorum sehingga tidak sah,
menurut Musni hal itu juga tidak benar. Musni menjelaskan rapat pertama dan kedua cukup
banyak yang hadir. Bukti pertama, tim formatur dipilih 9 orang. 
\\\"Logikanya yang memilih pasti banyak orang, tidak mungkin memilih diri sendiri dalam
pemilihan Tim Formatur,\\\" kata Musni.

Bukti kedua, peserta musyawarah yang memilih menjadi wakil orang tua kelas (WOTK)
adalah sekolah. Jadi peserta musyawarah adalah mewakili orang tua kelas X, XI, dan kelas
XII. Dalam AD\/ART Komite SMAN 70, musyawarah harus dihadiri 2\/3 peserta. Jika tidak
memenuhi ketentuan tersebut, maka sidang ditunda (skors) menunggu peserta. Dalam
musyawarah pemilihan Ketua Komite SMAN 70, musyawarah pertama dan kedua telah
ditunda untuk menunggu peserta musyawarah hadir sesuai AD\/ART. Dalam AD\/ART rapat
dapat dilanjutkan setelah ditunda (diskors), dan keputusan yang diambil sah.  
Bukti ketiga, hasil pemilihan Ketua Komite SMAN 70 telah disahkan pimpinan sidang.
Kepala Sekolah telah mengeluarkan SK penetapan pengurus komite SMAN 70, telah
dilakukan serah terima dari Ketua Komite Lama kepada Ketua Komite Baru.

Keempat, Pernon Akbar belum menjadi kepala sekolah pada saat pemilihan Ketua Komite,
begitu pula Ricky Agusiadi, dan Lusi Narti Sagala bukan anggota WOTK. Dijelaskan Musni,
mayoritas yang menyatakan mosi tidak percaya, tidak hadir dalam musyawarah pemilihan
Ketua Komite SMAN 70 periode 2009-2012.

3. Menurut Musni, komite SMAN 70 periode 2009-2011 dinyatakan dalam surat mosi tidak
percaya yang dibuat Lusi Sagala, telah melaporkan SMAN 70 kepada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Kejaksaan Tinggi DKI. Komite SMAN 70
mengajukan permohonan audit investigasi keuangan SMAN 70 kepada BPKP karena tidak
ada jalan lain akibat tidak ada transparansi dan akuntabilitas keuangan SMAN 70.

\\\"Sangat tidak masuk akal dan menyalahi UU, komite sekolah tidak diberi akses untuk
mengetahui keuangan SMAN 70 yang mayoritas dari orang tua siswa (masyarakat). Padahal
salah satu fungsi komite sekolah adalah melakukan pengawasan,\\\" jelas Musni.

Musni mengatakan surat permohonan audit investigasi disampaikan kepada Kepala BPKP
DKI dan Kepala Kejaksaan Tinggi DKI, adalah bukan atas kemauan komite. \\\"Tetapi
prosedurnya seperti itu sesuai petunjuk BPKP bahwa ada MOU antara BPKP dan Kejaksaan
Tinggi DKI,\\\" ucapnya.

4. Musni Umar menolak keras apa yang dikatakan Ricky Agusiady dalam laporannya ke
Polda Metro Jaya bahwa penyebab disharmoni di SMAN 70 adalah komite sekolah yang
dipimpinnya. Dia menjelaskan disharmoni di SMAN 70 penyebab utamanya karena Kepala
Sekolah SMAN 70 yang dinilai tidak terbuka terhadap keuangan, telah menggembok kantor
komite, memindahkan kantor komite ke ruangan yang kotor tanpa AC tanpa pemberitahuan,
dan sebagainya yang membuat komite justru dibenci.

\\\"Komite selalu dijelek-jelekkan dan ujung-ujungnya memperalat orang tua siswa baru
untuk mengganti komite SMA 70 yang sah melalui mosi tidak percaya dan puncaknya
melaksanakan musyawarah besar untuk mengganti komite yang sah. Kata \\\'Musyawarah
Besar\\\' tidak dikenal dalam AD\/ART Komite SMA 70, UU No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan dalam PP No 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan,\\\" papar Musni.

5. Terkait pernyataan kegiatan belajar mengajar yang terganggu dan try out untuk siswa
menjelang ujian nasional (UN) tidak diadakan karena tidak ada biaya adalah tidak benar.
Musni mempunyai bukti selama dirinya menjadi ketua komite SMA 70, semua keperluan
biaya untuk kegiatan sekolah selalu dipenuhi.

\\\"Walaupun Komite SMA 70 hanya mengelola uang yang bersumber dari kelas regular dari
pembayaran IPDB dan IRB yang dibayar langsung ke rekening komite di Bank Mandiri,\\\"
tutur Musni.

Sementara itu, sambungnya, keuangan SMAN 70 banyak dikelola oleh Kepala Sekolah dan
beberapa Bendahara tanpa diketahui komite seperti keuangan kelas internasional, kelas CIB
(akselerasi), BOP Rp 75.000\/siswa, block grant, uang pindah siswa dari sekolah lain, dan
penerimaan Iuran Peserta Didik Baru (IPDB) serta Iuran Rutin Bulanan (IRB) yang langsung
di loket SMA 70.

6. Musni juga menolak tudingan keterlambatan pengesahan RAPBS disebabkan Komite.


Menurut dia, yang benar Pernon Akbar sebagai Kepala Sekolah tidak mau kalau semua
penerimaan uang di SMAN 70 seperti penerimaan dari kelas internasional, kelas CIB, BOP
Rp 75.000 siswa dll, masuk ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
Komite SMAN 70, menginginkan semua penerimaan uang SMA 70 masuk ke RAPBS demi
transparansi dan akuntabilitas.

\\\"Rapat Kerja SMA 70 di Bandung dari 25-28 Juni 2010, yang menghabiskan biaya Rp 273
juta tidak dijadikan sarana untuk membahas RAPBS. Komite SMAN 70 malah tidak
diundang, dan anehnya yang diundang auditor BPKP yang sedang memeriksa keuangan
SMAN 70,\\\" papar Musni.

7. Kabar bahwa honor guru dan pegawai tidak dibayar juga tidak benar. Dia menuturkan,
berdasar surat mosi tidak percaya yang ditulis Lusi Narti Sagala 17 Desember 2010
disebutkan honor guru tertunda dikarenakan RAPBS belum disahkan.

\\\"Sekali lagi saya tegaskan bahwa semua permintaan pembayaran dari Budiningsih, Wakil
Bendahara Komite yang ditunjuk Pernon Akbar, Kepala Sekolah SMAN 70, yang diajukan
kepada saya selalu disetujui. Apalagi honor para guru dan pegawai tidak mungkin tidak
dibayar,\\\" terang Musni.

8. Kabar yang menyebutkan Komite tidak mau berdamai dalam pertemuan yang diprakarsai
Kepala Dinas Pendidikan DKI dan Kepala Sudin Pendidikan Menengah Jaksel juga dinilai
Musni tidak benar. Malah menurutnya pihak kepala sekolah saat itu yang enggan berdamai.

\\\"Selanjutnya saya tegaskan seperti diberitakan detiknews 3\/7\/2012 tidak benar tanggal 4
Desember 2010 ditunjuk Panitia Penyelesaian Masalah SMAN 70 yang diketuai Lusi Narti
Sagala. Saya tidak pernah kenal Lusi Sagala, hebat sekali dia. Kepala Dinas Pendidikan DKI
dan Kepala Sudin Pendidikan Menengah Jakarta Selatan yang sudah mempertemukan Kepala
Sekolah dan Komite Sekolah tidak berhasil mendamaikan karena Kepala Sekolah tidak mau
berdamai,\\\" beber Musni.

9. Tudingan Komite SMAN 70 tidak punya program dan tidak menjalankan Tupoksi juga
dianggap Musni tidak benar. Dia menjelaskan komite yang dia pimpin sejak awal peserta
musyawarah telah memberi program 100 hari, yang mencakup penyelesaian bullying dan
tawuran. Program itu di-breakdown ke dalam program jangka menengah dan panjang.

Selain itu juga komite memberi perhatian pentingnya transparansi dan akuntabilitas melalui
perencanaan, pengawasan, dan evaluasi untuk meningkatkan kualitas SMAN 70.
\\\"Perlu ditambahkan pengurus komite SMAN 70 adalah para mantan aktivis Dewan
Mahasiswa dari UI, ITB, dan aktivis HMI yang memiliki pengalaman mumpuni. Tidak
mungkin tidak mempunyai program kerja,\\\" ucapnya.

Menurutnya tidak benar juga dikatakan dalam surat mosi tidak percaya bahwa komite Musni
Umar tidak dapat menjalankan tupoksinya seperti yang telah diamanatkan dalam pasal 7 dan
pasal 8 Bab III AD\/ART Komite SMAN 70 tentang peran dan fungsi. Selain itu, sesuai PP
17 Tahun 2010, justru yang dilakukan adalah mewujudkan peran dan fungsi komite yang
sebenar-benarnya yaitu melakukan pengawasan, perencanaan dan evaluasi.

\\\"Bukan menjadi tukang stempel dan alat Kepala Sekolah. Fungsi komite tidak bisa
dilakukan secara maksimal karena tidak ada transparansi dan akuntabilitas di SMAN 70,\\\"
kata Musni.
Menurut pendapat Musni, SMAN 70 seharusnya berterima kasih karena dari hasil audit
BPKP telah ditemukan uang Rp 1,2 miliar di rekening liar. Kalau komite tidak mengajukan
surat permohonan untuk dilakukan audit, maka uang itu ditengarai hilang karena dana itu
tidak dicatat dalam pembukuan.

\\\"Buktinya, sewaktu serah terima dari komite lama kepada komite baru, dalam buku besar
tidak tercatat uang tersebut. Yang tercatat hanya dana direkening Bank Mandiri dan uang
tunai di brankas SMAN 70,\\\" sambung Musni.

10. Terkait Musni Umar yang disebut menfitnah dan mencemarkan nama baik pihak-pihak di
SMAN 70 tidak benar sama sekali. Menurutnya ada pemutarbalikan fakta dalam hal ini.

Justru Musni mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk menjaga nama
baik sekolah. Hal itu dilakukan dengan antara lain membongkar dugaan upaya korupsi di
SMA 70. Uang orang tua siswa sebesar Rp 1,2 miliar yang disimpan di rekening liar pun
telah diselamatkan.

Musni mengklaim pihaknya telah menurunkan Sumbangan Peserta Didik Baru (SPDB) dari
Rp 11.200.000 menjadi Rp 7.000.000. Bahkan kalau Komite SMA 70 yang dipimpin Musni
tidak diberhentikan di tengah jalan, maka pada tahun 2012 SPDB kelas reguler akan
diturunkan menjadi Rp 4.000.000, karena semua keperluan di sekolah hampir 100 persen
sudah ditanggung pemerintah pusat dan DKI Jakarta.

Musni juga menyatakan pihaknya berhasil menurunkan honor Kepala Sekolah SMA 70 dari
sekitar Rp 35.000.000\/per bulan menjadi Rp 20.000.000\/bulan dan kemudian menurunkan
lagi menjadi Rp 10.000.000\/bulan. Pada saatnya honor Kepala Sekolah akan dihapus karena
tidak ada dasar hukumnya.

Menurut Musni, Komite SMAN 70 yang dipimpin Ricky Agusiady yang dibentuk melalui
mosi tidak percaya dan musyawarah besar dan demisioner, tidak dikenal dalam UU No 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No 17\/2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Begitu pula istilah-istilah tersebut
tidak dikenal dalam AD\/ART Komite SMA 70.

Dalam pasal 197 ayat 3, anggota komite sekolah\/madrasah dapat diberhentikan apabila
mengundurkan diri, meninggal dunia, tidak dapat melaksanakan tugas karena berhalangan
tetap, atau dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

\\\"Semua ketentuan tersebut tidak satu pun yang dipenuhi, sehingga keberadaan komite
Ricky adalah tidak sah. Apalagi tidak ada serah terima komite dari yang lama kepada yang
baru seperti yang lazim dilakukan,\\\" kata Musni.

Dia menuturkan penulisan artikel di blog pribadinya yang bertajuk \\\'Teladani kejujuran
Rasulullah SAW dalam Memimpin Sekolah\\\' merupakan bentuk perlawanann dan ekspresi
dari kegetiran diperlakukan tidak adil, dan perasaan tidak ada kejujuran. Sama sekali tidak
ada niat apalagi mau melakukan penghinaan, pencemaran nama baik, fitnah dan ancaman.

Pernyataan Musni di atas merupakan tanggapan atas klarifikasi Komite Sekolah SMAN 70
seperti disampaikan oleh Ketua Komite SMA 70 Ricky Agusiady dan Wakil Ketua Komite
SMA 70 Komala Dewi saat berbincang dengan detikcom, Selasa (3\/7\/2012) serta rilis kuasa
hukum SMA 70 Suhendra Asido Hutabarat.

Komala menegaskan apa yang disampaikan Musni, Ketua Komite SMA 70 periode 2009-
2011 dalam blognya sama sekali tidak benar. Berikut poin-poin bantahan yang disampaikan
Komala kepada detikcom:

1. Bahwa saat itu, tahun 2010, SMA 70 didera berbagai masalah mulai dari kasus bullying,
tawuran dan keluhan dari tenaga honorer, mulai dari guru, satpam, cleaning service yang
tidak dibayar. Try out-try out untuk siswa menjelang UAN juga tidak diadakan.

2. Bahwa untuk mengeluarkan uang guna membayar kegiatan sekolah, perlu prosedur ketat.
Prosedur itu yakni pihak SMA 70 menulis proposal yang diajukan kepada Komite Sekolah.
Komite kemudian meneliti proposal itu. Bila disetujui, pencairan dana dari bank harus ada
tanda tangan dari 2 pihak yakni dari Kepala Sekolah SMA 70 dan Komite. Namun, rupanya
prosedur tidak berjalan dengan lancar selama Ketua Komite diketuai Musni Umar sehingga
banyak hak-hak pekerja honorer terabaikan, kegiatan siswa SMA 70 terhambat, seperti try
out.

3. 4 Desember 2010 ditunjuk Panitia Penyelesaian Masalah SMA 70 yang diketuai Lusi Narti
Sagala. Saat itu ada upaya untuk mediasi antara Komite Sekolah dengan semua orang tua
siswa. Ada kesepakatan untuk damai dan mencari jalan keluar. Namun ternyata Ketua
Komite cidera janji sehingga kesepakatan damai tidak terwujud.

4. 17 Desember 2010 disetujui pembubaran Komite Sekolah SMA 70 lama dan ditunjuk
Komite Sekolah baru. Hal ini, menurut Komala, sesuai dengan AD\/ART Komite Sekolah
SMA 70, bahwa Ketua Komite Sekolah bisa diganti bila mengundurkan diri atas permintaan
sendiri, meninggal dunia, dan karena sebab-sebab lain.

Dalam hal ini, rapat orang tua siswa yang dihadiri 2\/3 dari sekitar 1.350 wali murid kuorum
untuk menyatakan mosi tidak percaya pada Ketua Komite. Akhirnya ditunjuklah Ketua
Komite baru dan susunan pengurusnya. Terpilih Ricky Agusiady sebagai Ketua Komite SMA
70 baru. Ricky sebelumnya juga menjadi anggota Komite SMA 70 yang diketuai Musni
Umar.

5. 26 Desember 2010, Komite SMA 70 yang baru kemudian disahkan oleh Kepala Sekolah
SMA 70 dan Dinas Pendidikan DKI. Setelah Komite SMA 70 yang baru sah, mereka
bersama pihak managemen SMA 70, termasuk Kepsek dan TU mendatangi Bank Mandiri
cabang Pondok Indah tempat dana sekolah disimpan, jumlahnya sekitar Rp 1,5 miliar. Dana
ini sedianya akan dicairkan. Hal ini karena prosedur pencairan seperti yang sudah dijelaskan,
harus diteken 2 pihak, Komite Sekolah dan Kepala Sekolah.

Namun Bank Mandiri tidak kunjung mencairkan dana tersebut karena diblokir oleh Ketua
Komite Sekolah lama. Lalu Komite SMA 70 yang berupaya mencairkan berusaha
meyakinkan bahwa Komite SMA 70 yang baru adalah sah sehingga berwenang untuk
mencairkan dana.

Bank Mandiri akhirnya mencairkan dana itu. Komite SMA 70 baru akhirnya memindahkan
sebagian besar dana itu ke bank lain, dalam hal ini Bank BTN.
\\\"Jadi tidak benar uang yang ada di rekening itu atas nama pribadi Kepala Sekolah SMA
70,\\\" tegas Komala.

Hingga kini SMA 70 akhirnya memiliki dua rekening yaitu di Bank Mandiri dan BTN,

6. Pihak Musni Umar kemudian melaporkan pihak Komite SMA 70 baru dan Kepala Sekolah
atas dugaan korupsi ke Polda Metro Jaya. Polda Metro Jaya kemudian menyatakan bahwa
laporan dugaan penggelapan di Bank Mandiri tidak bisa dilanjutkan. Surat penghentian
penyidikan itu diteken Direskrimum Polda Metro Jaya saat itu Kombes Pol Herry Rudolf
Nahak, pada 17 Januari 2011.

7. Pihak Musni Umar kemudian menggugat secara perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan. Yang digugat 13 orang, dari Ketua Komite SMA 70 baru, Kepala Sekolah SMA 70,
hingga Kepala Dinas Pendidikan DKI. Gugatan perdata itu meminta harta\/aset ke-13 orang
itu disita karena dugaan penyalagunaan keuangan dan administrasi SMA 70.

\\\"Sampai sekarang sidang kasusnya masih berjalan,\\\" jelas Komala.

8. 15 Februari 2011, Musni Umar kemudian memposting tulisan dalam blognya,


musniumar.wordpress.com yang berjudul, \\\'Teladani Kejujuran Rasulullah SAW dalam
Memimpin Sekolah\\\'. Tulisan itu dinilai menuding Komite SMA 70 dan SMA 70 diduga
melakukan korupsi uang sekolah tanpa konfirmasi dari pihak yang dituding.

9. 15 Juni 2011, Ketua Komite SMA 70 yang baru, Ricky Agusiady, melaporkan Musni
Umar atas pencemaran nama baik terkait tulisan blog Musni Umar itu kepada Polda Metro
Jaya. Musni kemudian dilaporkan dengan pasal 310 dan 311 KUHP, serta pasal 27 ayat 3 dan
ayat 4, dan pasal 45 ayat 1 UU 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE).

10. 20 Februari 2012 Musni Umar telah menggugat SK Kepala Sekolah SMAN 70 Jakarta
terkait pengesahan Komite Sekolah baru di Pengadilan TUN Jakarta. Padahal Komite SMA
70 disahkan 26 Desember 2010. Pihak Musni Umar melaporkan Kepala Sekolah SMA 70.
PTUN Jakarta kemudian menolak gugatan pihak Musni Umar sehingga pengurus Komite
SMAN 70 Jakarta yang menggantikan adalah sah demi hukum.

\\\"Padahal gugatan di PTUN itu maksimal harus dilayangkan 90 hari setelah kebijakan
disahkan. Karena itu PTUN menolak, karena sudah lebih dari 90 hari,\\\" jelas Komala.

11. Musni Umar ditetapkan sebagai tersangka atas laporan dari Ketua Komite SMA 70,
Ricky Agusiady, dan diperiksa pertama kali sebagai tersangka pada Senin (2\/7\/2012) oleh
penyidik Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.

\\\"Status Saudara Musni Umar sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya terkait dengan
pernyataannya sendiri di blog pribadi miliknya yang sangat tendensius dan diduga bermuatan
fitnah dan pencemaran nama baik terhadap SMAN 70 Jakarta dan Komite SMAN 70
Jakarta,\\\" jelas Suhendro Asido Hutabarat dalam keterangan tertulis.
(vit/nrl)

Anda mungkin juga menyukai