HARI/TANGGAL
: 27 Maret 2013
TEMPAT
TEMA
Brain Storming
Dana BOS merupakan anggaran yang cukup besar dalam kementrian pendidikan nasional.
Karena itu diperlukan peran monitoring terhadap pengawasan dana BOS. Berdasarkan pre
test yang diisi sebelumnya dapat disimpulkan:
1. Beberapa sudah paham tentang komite sekolah dan BOS.
2. Beberapa mengisi masih belum paham tentang komite sekolah dan BOS.
3. Sudah mengetahui dana BOS untuk masing-masing siswa disebutkan angkanya.
Ada komitmen dari KPK yang menyoroti tentang penggunaan dana BOS berdasarkan
penelitian tahun 2007:
1. Dari 3257 sekolah di 33 proponsi.
2. 2054 sekolah diketahui ada penyelewengan (63,5%)
KPK bekerjasama dengan bank dunia, ada sms pengaduan khusus dana BOS di 9023.
Pencairan Dana Bos masih sering terlamba. Dari APBN tidak langusng ke rekening
sekolah seperti tahun-tahun sebelumnya tetapi dimasukkan ke dalam APBD 2011.
Karena hal itu akan sangat tergantung kapan APBD daerah itu ditetapkan oleh
masing-masing pemda. Paling lambat disahkan tanggal 31 Desember, namun banyak
pemda yang mengesahkannya lebih dari tanggal itu. Seperti kota Semarang yang baru
menetapkan APBD bulan februari. Sehingga karena keterlambatan tersebut banyak
dana BOS yang tidak tersalurkan.
Hanya sedikit sekolah yang mengumumkan dana BOS yang diterimanya walau ada
ketentuan yang megaturnya. Ketentuan yang mengatur adalah bahwa informasi
mengenai dana BOS diumumkan di papan pengumuman sekolah.
2. Masih banyak sekolah yang memungut uang gedung atau uang pendaftaran siswa
baru walau dilarang dalam juklak/juklis BOS. (Permendiknas 37 tahun 2010)
MONITORING
Ruang bagi komite sekolah untuk pengawasan dana bos sangat cukup tersedia. Namun
kendalanya adalah minimnya partisipasi komite dan orangtua siswa karena: tidak punya
pngetahuan yang memadai, tidak meluangkan waktu, tidak memiliki komitmen yang baik
PENGADUAN MASYARAKAT
Banyak orang tua siswa yang tidak mengetahui ada ruang untuk mengadu masalah dana
pendidikan karena tidak ada sosialisasi kepada orangtua untuk mekanisme pengaduan dana
BOS.
Apa yang dipaparkan memang cukup jelas tentang segala sesuatu yang terkait dana
BOS. Kenyataan yang terjadi setiap kegiatan penerimaan siswa baru komite tidak
susah payah pada waktu belum ada dana sekolah gratis dengan kondisi sekolah yang
becek dan sebagainya. Yang diharapkan dalam pelaksanaan sudah bagus, antara
komite sekolah dan kepala sekolah sudah ada hubungan dan keterbukaan yang baik.
Sudah diberi informasi oleh kepala sekolah mengenai penerimaan dana BOS.
Terdapat keterbukaan pada saat penerimaan siswa baru, pada saat dikumpulkan wali
siswa semua sudah disampaikan.
3 tahun sudah tidak mempunyai daya lagi dalam hal pembangunan sehingga peran
komite sekolah adalah inter salah satunya adalah tentang BOS. Sebagai ketua komite
setelah 11 tahun selalu berhubungan.
3 tahun yang lalu masih ada hutang 100 juta lebih. Sampai sekarang masih ada hutang
69 juta karena kurang mampunya anggota komite dalam menghimpun dana.
Sistemnya dalam mencari dana di luar dana BOS bukan permintaan sumbangan
melainkan dana sukarela dari walimurid untuk membantu kegiatan belajar mengajar.
Penggunaan dana BOS Berjalan sesuai dengan ketentuan karena tidak mungkin terjadi
penyimbangan karena dana yang didapat sedikit.
Baru 2 tahun menjadi komite sekolah. Dalam penyusunan BOS komite tidak pernah
dilibatkan. Hanya dimintai persetujuan. Permasalahannya klasik karena 6 orang
anggota komite sekolah adalah orang yang sibuk dan hanya 2 orang yang mau
mengawal penggunaan dana BOS. Sangat sedikit orang tua yang mau ikut mengawasi
masalah anggaran di sekolah.
Terakhir rapat komite sekolah membuat presentasi yang sederhana terkait dengan
penggunaan iuran komite sekolah namun:
1. Tidak ada yang berminat untuk melihat laporan tersebut.
2. Problem kedua adalah ketika ditanyakan ke pihak sekolah mengenai
ketidaktransparanan tidak ditentukan oleh pihak sekolah.
3. Yang ketiga dana BOS dilihat dari regulasinya sangat rumit. Secara keseluruhan
memang komite sekolah tidak begitu tahu mengenai aturan-aturan dana BOS.
Pertanggungjawaban mengenai iuran orangtua.
Ada 3 sumber anggaran DPP, BOS, iuran komite sekolah. Yang selalu
dipertanggungjawabkan adalah iuran yang terakhir karena dua iuran yang lain
merupakan tanggungjawab sekolah dan ketika ditanyakan kurang adanya transparasi
iuran.
Problem komite sering mendapat complain dari orangtua siswa. Untuk iuran siswa
tidak dipaksa. Kalau memang benar-benar tidak mampu tidak akan dipaksakan.
Namun ada cek dan ricek dari komite ketika ada orang tua siswa yang menyatakan
tidak mampu.
Yang harus dirubah adalah seringkali yang disebut bantuan selalu dikaitkan dengan
fisik. Padahal tidak selamanya berkaitan dengan fisik.
Pengeluaran dana BOS sering terlambat. Seharusnya Oktober sudah keluar tapi
sampai sekarang belum.
Keluhan untuk membayar guru bakti harus hutang dahulu. Penggunaannya sudah
sesuai dengan atuan pemerintah. Untuk meningkatkan mutu, hanya mengkhususkan
untuk kelas 6 dalam penambahan jam. Tidak menarik dan mewajibkan iuran untuk
siswa namun apabila sekolah mendapatkan, maka menerima.
Untuk fasilitas gedung, disediakan kotak infak saat pelajaran agama untuk peralatan
khususnya fisik. Juga melibatkan wali murid dengan cara kami tidak ingin
memberatkan. Semua dikerjakan oleh wali murid (dari, oleh, dan untuk) dan komite
hanya mengawasi. Termasuk kegiatan yang lain seperti piknik diserahkan kepada wali
murid. Membentuk panitia. Untuk perencanaan dan penggunaan dana BOS. Dana
BPP belum keluar. Tidak boleh menggunakan dana BOS untuk membeli alat tulis dsb.
Tetapi karena dana BPP belum keluar, maka dengan terpaksa menggunakan dana
BOS. Dengan nota menyesuaikan. Setiap 3 kali selama satu semester mengadakan
pertemuan.
Walaupun pelosok namun anggota komite sekolah sudah mencerminkan tidak adanya
pelanggaran dalam penggunaan dana BOS. Bantuan berarti bersifat stimulant. Untuk
pelaksanaan tidak ada persoalan karena yang memimpin langsung komite sekolah.
Ada ketimpangan dalam pemberian dana BOS mohon diperjuangkan. BOS bisa
disubsidi silang ke sekolah2 yang tertinggal.
Pak Hedi Rahmat - perwakilan komite sekolah (Bangetayu Kulon 1)
Sebagai komite bertugas untuk merayu bagaimana orangtua siswa bisa diajak untuk
berkomunikasi sesuai harapan dari komite dan pihak sekolah.
Bagaimana mekanisme tentang BOS. Dari komite sudah cukup lumayan untuk
memantu. Masyarakat kelas menengah ke bawah sehingga untuk biaya bantuan dari
masyarakat sangat sulit. Pada kesempatan kali ini mau menyampaikan bagaimana
agar BOS tidka terlambat. Dinas sering mengkambinghitamkan sekolah dalam
keterlambatan dana BOS. Alasannya dana BOS belum bisa dibagikan karena masih
banyak sekolah yang belum mengumpulkan LPJ. Padahal pada kenyataannya semua
sekolah sudah menyelesaikan LPJ.
Mekanisme tidak perlu melalui dinas Kota melainkan langsung dari propinsi langsung
ke sekolah-sekolah. Hal itu lebih memudahkan untuk masing-masing sekolah.
Untuk sekolah yang sudah berkecukupan, penyaluran dana BOS hanya untuk
memenuhi Hak Asasi Manusia. Menurut pendangan Negara bahwa perspektif dana
BOS digunakan untuk memenuhi hak anak Indonesia tidak memandang kaya miskin.
Kalaupun ada yang terlewat sangat terbuka karena permendknas akan diperbaharui
setiap tahun.komite sekolah sangat diharapkan perannya dalam upaya peningkatan
pendidikan
Jumlah segitu sebenarnya cukup untuk biaya nonpersonalia (biaya ATK dsb)
pengalihann fungsi biaya.
Perda kota: perda penyelenggaraan pendidikan yang bunyinya wajib belajar 9 tahun
gratis. Dalam perda, disebutkan bahwa sumber satuan pendidikan dari pemerintah dan
dari masyarakat. Persoalannya tidak selamanya unsure masyarakat adalah orang tua
siswa. Kehati-hatian pemerintah sedemikian rupa karena pengalaman buruk tentang
pemungutan siswa tidka terkendali. Komite diharapkan dapat melakukan pengawasan
lebih mendalam. Apabila ada pemungutan dan ada pertanggungjawaban, maka tidak
perlu khawatir.
Setelah forum diskusi hari ini, akan diadakan lagi Forum Diskusi selanjutnya.