Anda di halaman 1dari 11

      

BERITA
BERITA PENDIDIKAN
PENDIDIKAN YANG
YANG AKTUAL,
AKTUAL, INSPIRATIF,
INSPIRATIF, NORMATIF,
NORMATIF, DAN
DAN ASPIRATIF
ASPIRATIF (AINA)
(AINA)

 HOME BERITA INFO GURU PEMBELAJARAN REGULASI UPDATE BLOG PKN SITEMAP KONTAK

NEWS SOCIAL MEDIA

Contoh Program Kerja Komite Sekolah

 Aina Mulyana  April 22, 2020

SEARCH THIS BLOG

Search

POPULAR POST

Juknis Seleksi PPPK Dosen, Tenaga Kesehatan dan


1 Teknis Tahun 2023
Juknis Seleksi PPPK Dosen, Tenaga Kesehatan dan
Teknis Tahun 2023 atau Petunjuk ... read more
Sep 14 2023

Juknis dan Passing Grade Seleksi PPPK Guru Tahun


2 2023
Petunjuk Teknis - Juknis PPPK Guru Tahun 2023 dan
Passing Grade Seleksi PPPK ... read more
Sep 14 2023

Link Download Rincian Formasi ASN CPNS PPPK


3 Tahun 2023
Link Download Rincian Formasi ASN CPNS PPPK
Tahun 2023 pada Kementerian, ... read more
Sep 14 2023

Contoh Program Kerja Komite Sekolah Download CP PAUD SD SMP SMA SMK Kurikulum
4 Merdeka Semua Mata Pelajaran
Link download Capaian Pembelajaran CP TK PAUD SD
SMP SMA SMK Kurikulum Merdeka ... read more
Jul 20 2023
Contoh Program Kerja Komite Sekolah. Komite Sekolah adalah suatu lembaga
mandiri di lingkungan sekolah dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
dengan memberikan pertimbangan, arah, dan dukungan tenaga, sarana, dan PROTECTED BY DMCA
prasarana serta pengawasan pada tingkat satuan pendidikan (sekolah).

1. Pendahuluan
Kegiatan yang diadakan oleh sekolah sebagai upaya peningkatan kualitas
sekolah, bukanlah suatu kegiatan yang asal ada dan tidak memiliki dasar yang
kuat. Kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas suatu lembaga atau sekolah
adalah kegiatan yang diawali dengan pemahaman diri lembaga atau sekolah
yang bersangkutan secara baik. Upaya yang dilakukan untuk memahami
secara baik tentang diri lembaga atau sekolah biasa disebut dengan evaluasi
diri.
Evaluasi diri merupakan suatu upaya yang sistematis, terencana, dan
terprogram untuk menghimpun dan menganalisis data yang handal dan dapat 
dipercaya kebenarannya untuk menyimpulkan kondisi yang sebenarnya yang
apat digunakan oleh manajemen atau kepala sekolah sebagai landasan
mengambil tindakan untuk kelangsungan lembaga atau program yang telah
ditetapkan. Evaluasi diri dapat juga diartikan sebagai upaya suatu lembaga
atau sekolah untuk mengetahui gambaran mengenai kinerja dan keadaan
dirinya melalui pengkajian dan analisis yang dilakukan oleh lembaga atau
sekolah sendiri berkenaan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan,
kendala, bahkan ancaman.
Evaluasi-diri bagi suatu lembaga bukan hanya suatu proses yang harus
dilakukan pada saat-saat khusus atau tertentu (misalnya untuk mengajukan
proposal suatu kegiatan tertentu), melainkan menjadi suatu aspek yang
sangat dibutuhkan dalam daur pengembangan lembaga (sekolah), yang sangat
berguna untuk penjaminan mutu internal, untuk melengkapi data dasar dari
setiap sekolah, atau lembaga lainnya.
Satu hal yang perlu dipahami bersama, bahwa evaluasi diri dilakukan bukan
untuk menyelesaikan masalah akan tetapi untuk upaya peningkatan dan
pengembangan. Hal ini dapat dipahami karena hasil akhir pelaksanaan
evaluasi diri berupa:
1) Pemahaman yang utuh mengenai kondisi dan situasi institusi (lembaga),
baik di dalam institusi itu sendiri (kelemahan dan kekuatannya yang
dimiliku lembaga/institusi) maupun lingkungan sekitar dimana lembaga
(sekolah) yang bersangkutan berada dan berkembang (peluang dan
ancaman atau tantangan yang dihadapi lembaga atau sekolah).
2) Arah pengembangan lembaga (sekolah) di masa mendatang, yang
ditunjukkan dengan adanya visi, misi, dan tujuan lembaga atau sekolah
yang bersangkutan dengan jelas dan dipahami dengan baik oleh semua
pihak, baik yang berada di dalam maupun di luar lembaga atau sekolah
yang bersangkutan.
3) Strategi pengembangan yang telah dipilih untuk mencapai tujuan lembaga
atau sekolah yang telah ditetapkan tersebut.
Dalam penyusunan proposal peningkatan kualitas sekolah, penggunaan
istilah investasi harus dibedakan dengan istilah kegiatan tau aktivitas.
Investasi (investment) merupakan aktivitas atau kegiatan yang terbatas hanya
pada pengadaan sumberdaya baik untuk kebutuhan pengembangan maupun
untuk kebutuhan operasional. Aktivitas (activity) merupakan rangkaian
kegiatan (mungkin di dalamnya tedapat kegiatan investasi) yang dilakukan
oleh suatu lembaga atau sekolah untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Perbedaan antara aktivitas (activity) dan investasi (investment) dalam
penyusunan proposal peningkatan kualitas lembaga atau sekolah yang ingin
meminta untuk mendapatkan bantuan dari pihak lain perlu dipahami dengan
baik. Kegiatan baru dapat ditentukan setelah tujuan yang ingin dicapai
ditetapkan dan adanya kegiatan tersebut menunjukkan investasi apa yang
diperlukan. Investasi diadakan karena diperlukan untuk menunjang aktivitas
atau kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

2. Pembahasan
2.1 Dasar Pemikiran
Sebagaimana telah dijelaskan pada makalah sebelumnya, terutama
makalah yang membahas partisipasi Komite Sekolah, bahwa manfaat
peran serta komite sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah sangat
besar. Peran komite sekolah hendaknya tidak “tamat” setelah adanya Biaya

Operasional Sekolah (BOS). Apabila komite sekolah merasa tugasnya telah
selesai setelah adanya BOS, maka berarti genderang kematian sekolah
telah berbunyi. Untuk menghindari hal itu, pengurus Komite Sekolah
hendaknya selalu aktif memeras segala daya dan kemampuannya untuk
tetap memajukan sekolah dengan menggelar berbagai kegiatan yang
bersifat fisik maupun nonfisik.
Berbagai kegiatan fisik yang tetap bisa diupayakan oleh komite sekolah
adalah menggalang partisipasi masyarakat (orang tua wali murid, tokoh
masyarakat, tokoh agama, para pengusaha, pemerintah desa, pemerintah
daerah) untuk bersama-sama memikirkan kemajuan sekolah. Sekolah yang
telah ada tidak akan mengalami kemajuan yang berarti apabila hanya
mengandalkan BOS atau kemampuan sekolah semata. Kemajuan sekolah
akan tercapai secara berarti apabila secara riil ada dukungan dan
partisipasi dari komite sekolah.
Dahulu, masyarakat sangat senang untuk iuran membangun sekolah.
Mereka menyediakan tanah untuk sekolah, membangun secara bergotong
royong, dan merawat secara bersama-sama. Padahal, tingkat ekonomi
masyarakat pada waktu itu masih sangat rendah. Anehnya, pada saat
ekonomi masyarakat berangsung membaik, segala kebutuhan dengan
mudah dapat tercukupi, semangat untuk merawat dan memajukan sekolah
semakin pudar, apalagi semangat untuk membangun sekolah dari titik nol.
Andaikan saja, tingkat partisipasi masyarakat terhadap kemajuan sekolah
berjalan seiring dengan kemajuan ekonomi yang dirasakan oleh
masyarakat, tentu seluruh sekolah yang ada di Indonesia tidak separah
yang saat ini dirasakan. Tengok saja, di daerah-daerah pinggiran atau
daerah terpencil, kondisi fisik sekolah sangat buram, kalau tidak mau
dikatakan seperti “kandang ayam”. Oleh karena itu, mulai saat ini
singsingkan lengan baju untuk bersama-sama membangun sekolah demi
kemajuan anak bangsa yang kita banggakan bersama.
Berbagai kegiatan yang bisa dilakukan bersama-sama antara komite
sekolah dan sekolah antara lain membangun sarana sekolah yang tidak
terjangkau oleh anggaran BOS atau bantuan Pemerintah Daerah. Sarana
sekolah itu antara lain:
1) membangun taman sekolah,
2) membangun kamar mandi dan WC sekolah,
3) membangun lapangan bulu tangkis, tenis meja, atau bola voli,
4) membangun pagar sekolah atau gapura masuk sekolah,
5) membangun sarana pembelajaran di luar kelas,
6) membangun tempat parkir kendaraan guru dan siswa, dan lain-lain
Sebelum proses pembangunan itu dilaksanakan, tentu program itu
dibicarakan terlebih dahulu secara bersama-sama antara anggota komite
sekolah (orang tua wali murid), pengurus komite sekolah, dan sekolah.
Setelah mereka setuju, program tersebut dapat dijadikan sebagai
keputusan bersama.
Untuk mempermudah dalam proses pelaksanaannya, terutama dalam
penggalian dana kepada pihak-pihak yang terkait, tentu dibutuhkan
sebuah “Proposal Program”. Proposal inilah yang akan dijadikan acuan
dalam melaksanakan program tersebut. Di dalam proposal tersebut
memuat, Lata belakang pembuatan program, tujuan program, manfaat
program, time schedule pelaksanaan program (jenis kegiatan dan alokasi
waktu), anggaran biaya, kepanitiaan yang terlibat, sumber anggaran, dan
hal lain-lain yang dianggap perlu.

Ada beberapa konsep dasar dalam pembuatan proposal, yaitu sebagai
berikut.
1) Tentukan secara bersama-sama program yang hendak dibuat
2) Pertimbangan dengan masak-masak antara jumlah sumber daya yang
dimiliki dengan program yang akan dikerjakan. (Jangan membuat
program yang terlalu sulit untuk dicapai, karena keterbatasan dana dan
sumber daya yang lain)
3) Uraikan latar belakang permasalahannya sehingga program tersebut
memang sangat perlu untuk dilakukan
4) Jelaskan tujuan dan manfaat program itu, sehingga bisa meyakinkan
semua pihak, bahwa program tersebut memang mempunyai manfaat
yang besar bagi kemajuan sekolah
5) Jelaskan tempat dan waktu pelaksanaan dengan membuat tabel jenis
kegiatan dan waktu pelaksanaan secara rinci
6) Jelaskan anggaran yang dibutuhkan dengan membuat rincian sedetail
mungkin dana yang dibutuhkan.
7) Jelaskan sumber dana yang diharapkan
8) Jelaskan susunan kepanitiaan yang terlibat. Usahakan seluruh unsur
terlibat, sehingga mereka mempunyai tanggung jawab bersama untuk
menyelesaikan program tersebut dengan baik.
9) Jelaskan hal-hal lain yang dirasa perlu untuk dicantumkan
10) Lampirkan gambar, sketsa, atau hal lain yang bisa meyakinkan
pembaca proposal untuk berkontribusi secara riil.

2.2 Struktur Program dan Kegiatan (Aktivitas)


Suatu proposal kegiatan pengembangan atau peningkatan kualitas suatu
lembaga atau sekolah memuat lebih dari satu program pengembangan
atau program peningkatan kualitas dan masing-masing program tediri atas
satu atau lebih aktivitas yang akan dilaksanakan. Jenis kegiatan yang
diusulkan harus bersifat aktivitas (bukan investasi) yang antara lain dapat
berupa:
(1) Peningkatan manajemen proses belajar mengajar, antara lain dapat
berupa; pembuatan sistem informasi manajemen pembelajaran,
Pembenahan audit akademik, Peningkatan nsistem monitoring dan
evaluasi, dan Penjamin mutu.
(2) Inovasi pembelajaran, antara lain apat berupa; Pengembangan media
pembelajaran, Pengembangan bahan ajar, Peningkatan interaksi guru-
siswa, Pengembangan soft-skills, Student based learning, Problem
based learning
(3) Peningkatan sumber belajar dan dukungan pembelajaran (student
support system).
Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai struktur program dan
kegiatan (aktivitas) serta penjabarannya dapat diilustrasikan pada Gambar
1 berikut ini.
2.3 Alur Penjabaran Kegiatan
Setiap aktivitas mempunyai minimum 5 (lima) bagian, yaitu (1) judul
aktivitas, (2) tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, (3) jadwal
pelaksanaan, yang menunjukkan waktu dimulainya aktivitas, lama 
pelaksanaan aktivitas dan waktu berakhirnya aktivitas, (4) indikator
keberhasilan, (5) penanggung jawab aktivitas.
Penjabaran suatu aktivitas harus dapat menjawab beberapa pertanyaan,
seperti (1) mengapa aktivitas harus ada dan dilaksanakan, (2) apa tujuan
aktivitas tersebut, (3) apa dampak adri aktivitas tersebut. (4). Mengapa
aktivitas tersebut yang dipilih, karena untuk mencapai tujuan tentunya
banyak cara atau banyak aktivitas yang dapat dilakukan, (5) bagaimana
jadwal pelaksanaannya, (6) bagaimana kebutuhan sumberdaya untuk
pelaksanaan aktivitas tersebut dan (7) siapa penaggung jawabnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka setiap aktivitas catau aktivitas harus
dijabarkan sebagai berikut:
1) Judul Aktivitas
Setiap Aktivitas harus mempunyai judul. Judul harus dibuat dengan
kalimat yang sangat singkat dan sedapat mungkin judul tersebut dapat
memberikan gambaran besar/global mengenai aktivitas tersebut.
2) Latar belakang
Setiap aktivitas harus mempunyai alasan mengapa aktivitas tersebut
harus dilaksanakan. Umumnya yang diuraikan di sini adalah masalah-
masalah yang dihadapi oleh institusi dan akan diselesaikan dengan
melaksanakan aktivitas. Masalah-masalah yang tercantum disini harus
bisa ditemukan pada Laporan Hasil Evaluasi Diri. Oleh sebab itu, pada
penjelasan Latar Belakang, sebaiknya disampaikan tentang masalah
yang ingin diselesaikan serta nomor halaman dalam Laporan Evaluasi
Diri yang menunjukkan adanya masalah tersebut.
3) Rasional
Pada umumnya masalah-masalah yang dicantumkan dalam latar
belakang dapat diselesaikan melalui beberapa alternatif aktivitas. Oleh
karena itu perlu alasan/rasional yang menjelaskan tentang pemilihan
aktivitas tersebut, apakah karena aktivitas tersebut adalah aktivitas
yang paling mungkin dilaksanakan, atau karena aktivitas tersebut
paling sedikit membutuhkan sumber daya atau karena adal alasan
lainnya. Untuk mengidentifikasi alasan yang akan dicantumkan pada
bagian ini, dapat menggunakan alat bantuan (tools) yang disebut Force
Field Analysis.
Secara rinci pada bagian rasional ini berisi rasionallisasi perlunya
aktivitas itu dilakukan, yang meliputi:
· Argumentasi tentang mengapa usulan kegiatan/aktivitas tersebut
merupakan pilihan yang paling tepat untuk menyelesaikan akar
permasalahan.
· Keterkaitan antara latar belakang dan tujuan.
· Bagaimana kegiatan yang direncanakan dapat menyelesaikan
masalah yang dipaparkan dalam latar belakang.
4) Tujuan
Pada dasarnya setiap aktivitas mempunyai tujuan yang jelas dan dapat
diukur tingkat keberhasilannya. Pada bagian ini diuraikan secara jelasa
tentang tujuan yang ingin dicapai. Keberhasilan pencapaian tujuan
direpresentasikan dengan tercapainya indikator-indikator yang
dicantumkan pada bagian Indikator Keberhasilan atau Indikator
Kinerja.

Tujuan yang ingin dicapai pada setiap aktivitas, antara lain berupa;
· Uraikan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap kegiatan/aktivitas
· Kaitkan tujuan tersebut dengan isu pengembangan lembaga.
5) Mekanisme dan rancangan
Bagian ini berisi ringkasan mengenai rincian dan rancangan aktivitas.
Uraian tersebut harus dapat menjelaskan tentang cara pencapaian
tujuan dan sasaran kinerja yang telah ditetapkan dan diharapkan.
Dalam mekanisme dan rancangan ini, diuraikan mengenai tahap-tahap
aktivitas secara lebih rinci, Dimungkinkan suatu aktivitas mempunyai
satu atau lebih sub aktivitas dan masing-masing sub aktivitas
mempunyai sub-sub aktivitas yang lebih rinci lagi. Investasi atau
pengadaan sumberdaya, tidak boleh dicantumkan sebagai bagian dari
aktivitas.
Dalam mekanisme dan rancangan ini harus menjelaskan tentang;
· Langkah-langkah atau tahapan dan cara yang digunakan pada setiap
aktivitas (sub-kegiatan) yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan.
· Fokuskan pada pencapaian indikator kinerja terkait.

6) Sumberdaya dan dana yang dibutuhkan


Bagian ini berisi uraian ringkas mengenai sumberdaya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan aktivitas, dan menjelaskan asal sumberdaya
tersebut. Sumberdaya tidak hanya dapat diperoleh melalui PHK,
namun juga bisa didapatkan dari sumber lain, termasuk dana non-
pemerintah (DUDI). Dimungkinkan adanya suatu aktivitas yang tidak
membutuhkan penambahan sumberdaya baru, tetapi menggunakan
sumberdaya yang sudah ada, sehingga pada bagian ini tidak ada
sumberdaya yang dibutuhkan.
Pada bagian ini harus disebutkan secara ringkas tentang jenis
sumberdaya yang diperlukan (contoh: komputer, alat laboratorium,
studi pelacakan, lokakarya, pelatihan staf, dst.), jumlah dana yang
dibutuhkan untuk mengadakan sumberdaya tersebut, asal sumberdana
yang akan digunakan sesuai dengan Komponen Pembiayaan yang boleh
diusulkan (Eligible Cost Component) pada PHK. Sebagai contoh
pelatihan staf dapat menggunakan koponen pembiayaan
Pengembangan Staf Tidak Bergelar, pengadaan komputer dapat
menggunakan komponen Peralatan, dsb.
Pada bagian ini harus menyebutkan jenis sumberdaya dan berapa dana
yang diperlukan untuk melakukan setiap kegiatan/aktivitas.
Sumberdaya dan dana dapat muncul sebagai akibat dari mekanisme dan
rancangan yang disusun/dilaksanakan.
7) Jadwal kegiatan
Bagian ini berisi uraian ringkas tentang jadwal pelaksanaan aktivitas,
dalam bentuk tabel (bar diagram). Subaktivitas atau tahapan aktivitas
yang dicantumkan pada bagian ini, harus sama dengan subaktivitas atau
tahapan aktivitas yang diuraikan pada bagian Mekanisme dan
Rancangan.
8) Indikator keberhasilan/indikator kinerja
Pada bagian ini diuraikan usulan indikator kinerja atau indikator
keberhasilan untuk mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian 
tujuan aktivitas. Indikator tersebut harus dapat mengukur dampak
pelaksanaan aktivitas (outcome) dan apabila sulit, paling tidak harus
dapat mengukur keluaran aktivitas (output). Indikator keberhasilan
yang dicantumkan harus mengacu dan sesuai dengan tujuan aktivitas
yang telah ditetapkan di bagian Tujuan. Metode yang digunakan untuk
mengukur indikator kinerja, perlu dijelaskan secara rinci.
Contoh: keberhasilan aktivitas pelatihan guru tidak diukur dari jumlah
guru yang mengikuti pelatihan, namun harus diukur dari peningkatan
yang terjadi setelah guru tersebut mengikuti pelatihan misalnya
peningkatan prestasi siswa, perbaikan cara guru mengajar, dsb.
Beberapa hal yang harus dipaparkan pada bagian Indikator kinerja dan
target pencapaiannya antara lain:
· Indikator kinerja (outcome) dimaksudkan sebagai alat ukur
pencapaian tujuan.
· Sebutkan target langsung dari setiap program pada pertengahan
dan akhir program.
· Jelaslan cara mengukur masing-masing indikator kinerja.
· Masing-masing indikator harus dapat ditampilkan.
9) Keberlangsungan/keberlanjutan aktivitas
Pada dasarnya ada 2 jenis aktivitas dalam pengembangan suatu
institusi, yaitu (1) aktivitas yang hanya dilakukan satu kali dan (2)
aktivitas yang bisadilakukan berulangkali. Aktivitas ke 2, umumnya
dikelompokkan sebagai aktivitas rutin atau aktivitas operasional.
Apabila suatu aktivitas yang dianggap baik dan dapat dilakukan
berulangkali, maka aktivitas tersebut dapat diadopsi sebagai aktivitas
rutin institusi. Untuk aktivitas semacam ini perlu dijelaskan tentang
mekanisme yang diadopsi untuk menjaga keberlangsungan aktivitas,
baik dari segi kebijakan (policy), pendanaan maupun pemeliharaan
sumberdaya hasil investasi.
Beberapa hal yang perlu dijabarkan pada bagian keberlanjutan dari
aktivitas yang dilakukan yaitu baik dana maupun pengembangannya.
· Jelaskan bagaimana program ini dapat terus dilaksanakan setelah
proyek atau dana bantuan selesai.
· Bagaimana Implikasi financial, alokasi sumberdaya, dan jelaskan
komitmen manajemen terhadap keberlanjutan kegiatan.
10) Penanggungjawab aktivitas
Setiap aktivitas harus mempunyai seorang penanggungjawab yang akan
bertanggungjawab atas terlaksananya aktivitas tersebut.
Penanggungjawab aktivitas, sebaiknya bukan pejabat tertinggi pada
institusi. Bila institusinya adalah sekolah, maka penanggungjawab
aktivitas bukan kepala sekolahnya.

Contoh Program Kerja Komite Sekolah Untuk mendapatkan gambaran secara


riil tentang proposal program yang akan dibuat oleh para peserta pelatihan,
berikut disajikan contoh proposal yang paling sederhana yang bisa dijakan
rambu-rambu dalam penyusunan proposal.
A. Latar Belakang
Dalam rangka menambah keindahan, kebersihan, dan kerapihan
lingkungan sekolah, Komite sekolah bersama Sekolah bermaksud
membangun taman sekolah. Sebagaimana dapat dilihat bersama, saat
ini, lingkungan sekolah yang kita cintai bersama terasa kurang sehat, 
karena masih ada sebagian halaman sekolah yang tergenang air pada
saat musim hujan yang bisa dijadikan tempat bersarang nyamuk.
Bahkan setiap hari tanah tersebut hanya digunakan untuk tempat
pembuangan dan pembakaran sampah. Akibatnya, pemandangan di
halaman sekolah tempat anak-anak kita menuntu ilmu dan bermain
terlihat kurang nyaman untuk dilihat.
Melihat realita seperti itu, kami Komite Sekolah bersama sekolah
bermaksud membangun taman sekolah. Taman tersebut direncakan
dibangun di halaman sekolah sebelah kiri dengan ukuran 20 x 30 m.
Demi terlaksananya program itu, kami mengundang partisipasi
Bapk/Ibu semua baik secara fisik maupun nonfisik, baik berupa dana
maupun tenaga. Semoga partispasi kita semua benar-benar bermanfaat
bagi kemajuan sekolah dan kemajuan anak didik kita bersama.
B. Tujuan Program
Pembangunan Taman Bermain yang direncanakan bertujuan untuk:
a) Agar anak-anak mempunyai tempat bermain yang bersih.
b) Agar anak-anak tidak merasa bosan berada di lingkungan sekolah.
c) Agar lingkungan sekolah tanpak indah dan rapih.
d) Agar guru mempunyai tempat yang representatif untuk mengajar di
luar kelas.
C. Manfaat Program
Taman Bermain yang hendak dibangun diharapkan dapat bermanfaat
bagi semua pihak terutama:
a) Dapat digunakan anak-anak untuk bermain saat beristirahat.
b) dapat digunakan anak-anak untuk belajar saat menunggu jam masuk
sekolah.
c) Dapat digunakan guru untuk mengajar di luar kelas.
d) Dapat digunakan masyarakat untuk mengasuh anak-anaknya di sore
hari.
D. Jenis Kegiatan dan Alokasi Waktu
Jenis kegiatan dan perkiraan alokasi waktu pengerjaanya dapat dilihat
pada gunchart berikut.
No Jenis Kegiatan Alokasi Waktu Bulan ke
1 2 3 4 5 6
1 Penggalian dana
2 Penimbunan tanah
3 Pembuatan taman
4 Pembuatan sarana
bermain
5 Pengecatan
6 Pembuatan pagar
7 Peresmian
8 Perawatan dst

E. Anggaran Biaya
Untuk merealisakan program dimaksud, anggaran dana yang
dibutuhkan dapat dilihat pada tabel berikut.

No Uraian Harga Biaya 


Satuan
1 Tanah 30 m3 Rp 30.000 Rp 900.000
2 Semen 120 sak Rp 60.000 Rp 7.200.000
3 Pasir 10 rit Rp Rp 3.000.000
300.000
4 Batu Kali 3 rit Rp Rp 900.000
300.000
5 Batu bata 3000 buah Rp 150 Rp 450.000
6 Batu hias putih dan hitam 20 Rp 20.000 dst
karung
7 Batu alam (kuning, hitam, hijau) Rp 60.000
20 m
8 Bunga 30 macam Rp 10.000
9 Bibit mangga, rambutan, kelapa, Rp 10.000
dll.
10 Ayunan 2 buah Rp
500.000
11 Ganjang-ganjing 2 buah Rp
500.000
12 Papan luncur 2 buah Rp
400.000
13 Bangku lingkar putar 2 buah Rp
600.000
14 Pagar besi keliling 100 m x tinggi Rp
1m 150.000
Jumlah Rp
20.000.000

F. Kepanitiaan
Pelindung : Kepala Desa

Penasehat : 1. Kepala Sekolah


2. Ketua Komite Sekolah

Ketua Panitia I : Jaelani (Pengurus Komite Sekolah)


Ketua Panitia II : Ukhrowi ( Guru Kelas VI)

Sekretaris I : Siti Nurhaliza (Pengurus KS)


Sekretaris II : Siti Zaenab (Guru Kelas)

Bendahara I : Imam Asrori (Pengurus KS)


Bendahara II : Tukul Arwana (Pengurus KS)

Seksi Penggalangan dana : 1. Ayu Azhari


2. Rahma Azhari

Seksi Pengadaan barang : 1. Rhoma Irama


2. Ikang Fauzi

Seksi Pengawasan : 1. Ungu Prasetiyo


2. Muhammad Slank

Seksi-seksi lain sesuaikan ...



G. Sumber Dana yang Diharapkan
1. Bantuan dari Desa Rp 2.000.000
2. Bantuan dari 200 Wali Murid @ Rp 5000 Rp 1.000.000
3. Bantuan dari PT Sawit Persada Rp 5.000.000
4. Bantuan dari PT Maju Tenan Rp 7.000.000
5. Alumni Rp 5.000.000
Jumlah Rp 20.000.000

H. Penutup
Demikian proposal ini bibuat, dengan memohon ridlo dari Allah SWT,
mudah-mudahan dapat terwujud sesuai dengan jadwal yang telah
direncakan.

Search for

1. PROGRAM KERJA KOMITE SEKOLAH ❯


2. DOWNLOAD PDF FILE ❯
3. SAMPLE WORK SCHEDULE ❯
4. SENIOR HIGH SCHOOL ❯
5. JOBS SENIORS OVER 60 ❯
6. JOBS FOR SENIOR CITIZENS ❯
Ad Business Focus

# N E W S

 FACEBOOK  TWITTER  PINTEREST  WA

YOU MIGHT ALSO LIKE

KUMPULAN PERMENDIKBUDRISTEK, PERMENPAN RB, PERMENDAGRI, DAN INFO ASN


5 comments:

BONEKAPOT
 February 18, 2021 at 5:30 AM

Komite hanya jadi perpanjangan tangan sekolah mungut uang sekolah. Jadi sekolah negri rasa
swasta. Untuk mts uang masuk kisaran 2jt.blm lagi seragam. Boro boro laporan rekap bos
.yg ada bahas uang komite biar habis tiap tahun. Klo persekolah rata rata 200 orang tiap ppdb.
Blum uang infak bulanan per siswa 100rb x 600 x12 bulan

Reply

MUHAMMAD FAJRI
 April 7, 2021 at 6:27 PM

Terima kasih pak telah berbagi info yang menarik dan sangat kami butuhkan.

Reply

YUSUP SAPUTRA
 April 9, 2021 at 9:34 PM

Terima kasih banyak informasinya sangat bermanfaat. Jazakallahu Khairan Katsiran

Reply

SILVI
 April 10, 2021 at 11:40 PM

It's no surprise that this blog is amazing. Thank you for sharing that has helped many teachers and
students as well as the general public.
Reply

UNKNOWN
 September 4, 2021 at 9:56 PM

Matur kesuwun atas penjelasan dan menjadi salah satu referensi

Reply

To leave a comment, click the button below to sign in with Google.

SIGN IN WITH GOOGLE

Created By : Jelajah Informasi | Webiste: ainamulyana.com

Anda mungkin juga menyukai