Anda di halaman 1dari 4

Sumbangan Serasa Pungutan

Pengaduan masyarakat mengenai dugaan pungutan liar (pungli) pendanaan


pendidikan masih mendominasi. Pengaduan masyarakat terkait pendidikan, 18 di
antaranya mengenai dugaan permintaan dana pendidikan yang terjadi hampir pada
semua level satuan pendidikan menengah. Anehnya, pungli terjadi disebabkan oleh
rendahnya pemahaman kepala sekolah dan komite terhadap pendanaan pendidikan
yang bersumber dari orangtua/komite sekolah. Kepala sekolah dan komite sulit
membedakan antara sumbangan, pungutan, dan bantuan.

Selain itu, ada kecenderungan bahwa tiga sumber pendanaan pendidikan itu
sengaja dikaburkan dalam menggalang dana dari orang tua/komite. Ibarat pepatah,
kura kura dalam perahu, pura-pura tidak tau.

Sumbangan

Pasal 1 angka 3, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun


2012 Tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan
Dasar menegaskan bahwa sumbangan adalah penerimaan biaya pendidikan baik
berupa uang dan/atau barang/jasa yang diberikan oleh peserta didik, orangtua/wali,
perseorangan atau lembaga lainnya kepada satuan pendidikan dasar yang bersifat
sukarela, tidak memaksa, tidak mengikat, dan tidak ditentukan oleh satuan
pendidikan dasar baik jumlah maupun jangka waktu pemberiannya.

Senada dengan itu, Pasal 1 angka 5 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah menyebutkan bahwa sumbangan
adalah pemberian berupa uang/barang/jasa oleh peserta didik, orangtua/walinya
baik perseorangan maupun bersama-sama, masyarakat atau lembaga secara
sukarela, dan tidak mengikat satuan pendidikan. Inti dari dua definisi di atas adalah
sumbangan bersifat sukarela, tidak mengikat artinya peserta didik boleh bayar atau
tidak bayar.

KOMITE SEKOLAH SMAN 14 BEKASI 1


Sumbangan Serasa Pungutan

Pertanyaannya adalah, adakah sumbangan komite pada setiap satuan pendidikan


menengah menerapkan demikian? Sumbangan yang bersifat sukarela dan tidak
mengikat? Atau malah sebaliknya? Sumbangan komite ditentukan jumlahnya,
Rp.100.000,/bulan atau 200.000,- lebih/bulan? Jika tidak dibayarkan, maka siswa
tidak bisa mengikuti ujian atau tidak dapat memperoleh layanan akademik lainnya?
Dan apabila bulan ini tidak bayar maka siswa harus membayar pada bulan-bulan
berikut artinya pembayaran yang dilakukan oleh siswa bisa besarannya 2 kali.

Pungutan

Pasal 1 angka 2, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 tahun


2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan
Dasar menjelaskan bahwa pungutan adalah penerimaan biaya pendidikan baik
berupa uang dan/atau barang/jasa pada satuan pendidikan dasar yang berasal dari
peserta didik atau orangtua/wali secara langsung yang bersifat wajib, mengikat,
serta jumlah dan jangka waktu pemungutannya ditentukan oleh satuan pendidikan
dasar.

Definisi yang hampir sama, juga tertuang pada Pasal 1 ayat 4 Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah, yang
menjelaskan bahwa pungutan adalah penarikan uang oleh sekolah kepada peserta
didik, orangtua/walinya yang bersifat wajib,mengikat, serta jumlah dan jangka
waktu pemungutannya ditentukan. Inti dari dua defenisi di atas sama, pungutan
bersifat wajib, mengikat, jumlah dan waktu pembayarannya ditentukan.

Masalahnya adalah, apakah demikian yang diterapkan di sekolah? Penarikan dana


dari orang tua/wali murid ditentukan jumlahnya melalui rapat paripurna komite?
Kendati pada prakteknya tetap disebutkan bahwa penggalangan dana tersebut
berbentuk sumbangan, bukan pungutan.

KOMITE SEKOLAH SMAN 14 BEKASI 2


Sumbangan Serasa Pungutan

Bantuan

Satu-satunya definisi tentang bantuan pendidikan, akan ditemukan pada Pasal 1


ayat 3 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 tahun 2016
tentang Komite Sekolah, yang menyebutkan bahwa bantuan adalah pemberian
berupa uang/barang/jasa oleh pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar
peserta didik atau orangtua/walinya, dengan syarat yang disepakati para pihak.
Intinya, pemberian dana dari pihak luar, bukan orang tua/wali murid.

Ketentuan lain tentang bantuan terdapat pasal 11, yang pada intinya menyebutkan
bahwa bantuan tidak boleh bersumber dari perusahaan rokok dan/atau lembaga
yang menggunakan merek dagang, logo, semboyan dan/atau warna yang dapat
diasosiasikan sebagai ciri khas perusahan rokok. Perusahaan minuman beralkohol
dan/atau lembaga yang menggunakan merek dagang, logo, semboyan,dan/atau
warna yang dapat diasosiasikan sebagai ciri khas perusahan minuman beralkohol,
dan/atau partai politik.

Kewenangan Komite Sekolah

Bagaimana dengan komite sekolah? Apa bentuk sumber pendanaan yang dapat
digalang oleh komite sekolah? Pasal 10 ayat 1 Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah menyatakan bahwa
komite sekolah melakukan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan
lainnya untuk melaksanakan fungsinya dalam memberikan dukungan tenaga,
sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan. Tapi penggalangan dana
tersebut dibatasi, pasal 10 ayat 2 menegaskan bahwa penggalangan dana dan
sumber daya pendidikan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk
bantuan dan/atau sumbangan, bukan pungutan.

KOMITE SEKOLAH SMAN 14 BEKASI 3


Sumbangan Serasa Pungutan

Jadi, praktis melalui Peraturan Menteri dan Kebudayaan, Komite Sekolah hanya
diberikan kewenangan menggalang dana hanya dalam bentuk sumbangan dan
bantuan. Jika demikian pemahaman normatif tentang sumbangan, pungutan dan
bantuan, maka wajar jika pengaduan masyarakat mengenai penggalangan dana
oleh komite meningkat setiap tahun. Patut diduga yang terjadi tidak hanya sebatas
maladministrasi, tapi telah berwujud menjadi tindak pidana korupsi, penggalangan
dana pungutan berkedok sumbangan, sumbangan serasa pungutan.

KOMITE SEKOLAH SMAN 14 BEKASI 4

Anda mungkin juga menyukai