Anda di halaman 1dari 3

Perbedaan Sumbangan dan Pungutan Sekolah

Ketentuan mengenai pungutan dan sumbangan terdapat dalam Permendikbud No. 44 Tahun
2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Dasar. Pada
Pasal 1 angka 2 dijelaskan bahwa Pungutan adalah penerimaan biaya pendidikan baik berupa
uang dan/atau barang/jasa pada satuan pendidikan dasar yang berasal dari peserta didik atau
orangtua/wali secara langsung yang bersifat wajib, mengikat, serta jumlah dan jangka waktu
pemungutannya ditentukan oleh satuan pendidikan dasar.

Sedangkan pengertian sumbangan diatur dalam Pasal 1 angka 3 yang berbunyi Sumbangan
adalah penerimaan biaya pendidikan baik berupa uang dan/atau barang/jasa yang diberikan
oleh peserta didik, orangtua/wali, perseorangan atau lembaga lainnya kepada satuan
pendidikan dasar yang bersifat sukarela, tidak memaksa, tidak mengikat, dan tidak ditentukan
oleh satuan pendidikan dasar baik jumlah maupun jangka waktu pemberiannya.

Tabel perbandingan sumbangan dan pungutan sekolah

Pungutan Sumbangan
Berupa uang dan/atau barang/jasa Berupa uang dan/atau barang/jasa
Langsung berasal dari peserta didik atau Berasal dari peserta didik, orangtua/wali,
orang tua/wali murid perseorangan atau lembaga lainnya
Bersifat wajib, mengikat Bersifat sukarela, tidak memaksa, tidak
mengikat
Jumlah pungutan ditentukan sekolah Jumlah sumbangan bebas
Jangka waktunya ditentukan sekolah Jangka waktunya bebas

Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengizinkan Komite


Sekolah menggalang dana. Namun dilarang melakukan pungutan pada murid dan wali murid.
Ini penjelasannya.

Dijelaskan Kepala Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Kemendikbud Dian
Wahyuni bahwa Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah yang
ditetapkan dan diundangkan pada 30 Desember 2016 sangat clear. Bahwa pihak sekolah sama
sekali tidak boleh melakukan pungutan pada murid dan wali murid, hal itu sebagaimana diatur
dalam Pasal 10, Pasal 11 dan Pasal 12.

"Dalam pasal itu sangat jelas, tidak boleh Komite Sekolah mengambil atau melakukan
pungutan," terang Dian dalam rilis Kemdibud yang diterima Minggu (15/1) malam dan ditulis,
Senin (16/1/2017).

Dalam Pasal 10, disebutkan bahwa Komite Sekolah melakukan penggalangan dana dan sumber
daya pendidikan lainnya untuk melaksanakan fungsinya dalam memberikan dukungan tenaga,
sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan.

Penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lain oleh Komite Sekolah dilakukan dalam
bentuk bantuan atau sumbangan sukarela. Dengan kata lain bukan dalam bentuk pungutan
melalui keputusan Komite Sekolah yang besarannya ditentukan. Keseluruhan prosesnya juga
dipertanggungjawabkan secara transparan.

Sementara pada Pasal 11 dan Pasal 12 ditekankan bahwa penggalangan dana dan sumber daya
pendidikan lain tidak diperbolehkan bersumber dari perusahaan rokok, perusahaan beralkohol
dan partai politik.

"Komite Sekolah, baik perseorangan maupun kolektif itu sangat tegas dilarang melakukan
pungutan dari peserta didik atau orang tua atau walinya," jelas Dian.

"Ini mungkin karena masyarakat belum baca secara menyeluruh, secara detil. Permendikbud
75 ini tidak keluar dari fungsi dan esensi Komite Sekolah, yakni sebagai mitra sekolah,"
sambung dia.

Berikut bunyi Pasal 10-12

Pasal 10

(1) Komite Sekolah melakukan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya
untuk melaksanakan fungsinya dalam memberikan dukungan tenaga, sarana dan
prasarana, serta pengawasan pendidikan.
(2) Penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berbentuk bantuan dan/atau sumbangan, bukan pungutan.

(3) Komite Sekolah harus membuat proposal yang diketahui oleh Sekolah sebelum melakukan
penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari
masyarakat.

(4) Hasil penggalangan dana dibukukan pada rekening bersama antara Komite Sekolah dan
Sekolah.

(5) Hasil penggalangan dana dapat digunakan antara lain:

a) menutupi kekurangan biaya satuan pendidikan;


b) pembiayaan program/kegiatan terkait peningkatan mutu Sekolah yang tidak
dianggarkan;
c) pengembangan sarana prasarana; dan
d) pembiayaan kegiatan operasional Komite Sekolah dilakukan secara wajar dan harus
dipertanggungjawabkan secara transparan.

(6) Penggunaan hasil penggalangan dana oleh Sekolah harus:

a. mendapat persetujuan dari Komite Sekolah;


b. dipertanggungjawabkan secara transparan; dan
c. dilaporkan kepada Komite Sekolah.
Pasal 11

(1) Penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya dalam bentuk bantuan
dan/atau sumbangan tidak boleh bersumber dari:

a. perusahaan rokok dan/atau lembaga yang menggunakan merek dagang, logo, semboyan
dan/atau warna yang dapat diasosiasikan sebagai ciri khas perusahan rokok;
b. perusahaan minuman beralkohol dan/atau lembaga yang menggunakan merek dagang,
logo, semboyan, dan/atau warna yang dapat diasosiasikan sebagai ciri khas perusahan
minuman beralkohol; dan/atau
c. partai politik.

(3) Pembiayaan operasional Komite Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(5) huruf d, digunakan untuk:

a. kebutuhan administrasi/alat tulis kantor;


b. konsumsi rapat pengurus;
c. transportasi dalam rangka melaksanakan tugas; dan/atau
d. kegiatan lain yang disepakati oleh Komite Sekolah dan Satuan Pendidikan

Pasal 12

Komite Sekolah, baik perseorangan maupun kolektif dilarang:

a. menjual buku pelajaran, bahan ajar, perlengkapan bahan ajar, pakaian seragam, atau
bahan pakaian seragam di Sekolah;
b. melakukan pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya;
c. mencederai integritas evaluasi hasil belajar peserta didik secara langsung atau tidak
langsung;
d. mencederai integritas seleksi penerimaan peserta didik baru secara langsung atau tidak
langsung;
e. melaksanakan kegiatan lain yang mencederai integritas Sekolah secara langsung atau
tidak langsung;
f. mengambil atau menyiasati keuntungan ekonomi dari pelaksanaan kedudukan, tugas
dan fungsi komite Sekolah;
g. memanfaatkan aset Sekolah untuk kepentingan pribadi/kelompok;
h. melakukan kegiatan politik praktis di Sekolah; dan/atau
i. mengambil keputusan atau tindakan melebihi kedudukan, tugas, dan fungsi Komite
Sekolah.

Anda mungkin juga menyukai