Disusun Oleh:
Adit Septian 4222200007
Dimas Rizki R 4222200021
Dita Eka Ciptiani 4222200019
Doni 4222200085
Linda Wulandari 4222200029
Nabila Salsabila 4222200030
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan uraian permasalahan di atas, maka peneliti merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana efektifitas pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
di SDN I Parakan Honje?
2. Apa faktor-faktor penghambat dalam pengelolaan dana BOS di SDN I Parakan
Honje?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan efektifitas
pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN I Parakan Honje.
Tujuan umum secara operasional dijabarkan kedalam tujuan
khusus sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui efektifitas pengelolaan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) di SDN I Parakan Honje.
2. Ingin mengetahui faktor-faktor penghambat dalam pengelolaan dana BOS
di SDN I Parakan Honje.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dana BantuanOperasional Sekolah (BOS)
BOS merupakan Dana yang diberikan pemerintah terhadap sekolah sekolah tertentu
yang mana di dalamnya terdapat biaya untuk operasional sekolah yang menyangkut
semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan.
Program Bantuan Operasional Sekolah bertujuan untuk memberikan bantuan
kepada sekolah dalam rangka membebaskan iuran siswa, tetapi sekolah akan tetap
dapat mempertahankan mutu pelayanan pendidikan kepada masyarakat.
Dana BOS adalah program yang diusung Pemerintah untuk membantu sekolah
di Indonesia agar dapat memberikan pembelajaran dengan lebih optimal. Bantuan
yang diberikan melalui dana BOS yakni berbentuk dana. Dana tersebut dapat
dipergunakan untuk keperluan sekolah, seperti pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah hingga membeli alat multimedia untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Untuk penyaluran dana BOS, Pemerintah telah mengatur pokok kebijakannya,
yaitu:
Untuk besaran Dana BOS Reguler yang disalurkan tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya,
yaitu dihitung berdasarkan jumlah peserta didik yang tercatat di Dapodik yang dikalikan dengan
satuan biaya per masing-masing tingkat pendidikan. Akan tetapi, nilai satuan BOS tiap sekolah
akan berbeda tergantung dari daerah yang dihitung berdasarkan dua metode, yakni:
Hal tersebut terjadi karena ada sejumlah daerah yang kesulitan mendapatkan bahan baku untuk
membangun sekolah maupun penyedia jasa konstruksi. Kondisi tersebut tentu saja akan
berdampak terhadap operasional sekolah. Jadi, semakin sulit letak geografisnya, maka semakin
tinggi pula IKK. Dengan demikian, nilai satuan dana BOS juga akan lebih tinggi.
Dana yang sudah dicairkan dapat langsung dipergunakan oleh sekolah untuk membeli seluruh
kebutuhan pembelajaran, seperti membangun sekolah, mengembangkan perpustakaan hingga
meningkatkan kesejahteraan guru honorer. Pemerintah memberikan kewenangan 100 persen
kepada pihak sekolah dalam menggunakan dana BOS, namun harus dipergunakan untuk
keperluan sekolah dan bukan untuk pribadi.
Selain itu, dana BOS yang sudah digunakan juga harus dilaporkan ke Pemerintah melalui
laman bos.kemdikbud.go.id. Apabila pihak sekolah tidak mengirimkan laporan, dana BOS untuk
tahap selanjutnya tidak akan disalurkan.
Dana BOS disalurkan melalui KPPN di seluruh Indonesia yang masing-masing KPPN meliputi
penyaluran sekolah baik negeri dan swasta dari jenjang SD,SMP, SMA, SLB atau yang setara.
Mekanisme penyaluran dan monitoring dilakukan melalui aplikasi OM SPAN. KPPN, Kanwil DJPb,
Badan Keuangan Daerah Pemda memiliki user aplikasi OM SPAN yang disesuaikan dengan level
kapasitas masing-masing guna mendukung penyaluran Dana BOS. Masing- masing unit tersebut
bisa melakukan monitoring atas penyaluran Dana BOS setiap saat.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 6 Tahun 2021, pencairan dana BOS akan dibagi menjadi tiga
tahap berdasarkan selesainya pelaporan, yaitu: tahap I cair setelah penyampaian laporan
penggunaan BOS tahap II tahun sebelumnya, tahap II cair setelah penyampaian laporan
penggunaan BOS tahap III tahun sebelumnya, tahap III cair setelah penyampaian laporan
penggunaan BOS tahap I tahun anggaran.
Dalam hal mekanisme salur, Dana BOS terbagi menjadi tiga kategori, yaitu Dana BOS Reguler,
Dana BOS Affirmasi, dan Dana BOS Kinerja. Dana BOS Reguler disalurkan dalam tiga tahap yaitu
sebesar 30% pada tahap I paling cepat bulan Januari, sebesar 40% pada tahap II paling cepat
bulan April, dan sebesar 30% pada tahap III paling cepat bulan September. Sedangkan, Dana BOS
Affirmasi dan Kinerja disalurkan dalam satu tahap paling cepat bulan April.
Tahapan penyaluran dana BOS seperti yang tertuang pada Permendikbud No 8 Tahun 2020
Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah, yaitu:
Penyaluran dilakukan secara langsung dari RKUN ke rekening sekolah penerima Dana BOS
sesuai dengan surat rekomendasi penyaluran Dana BOS dari Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan yang diteruskan melalui Nota Dinas Rekomendasi dari Direktorat Pelaksanaan
Anggaran. KPPN melakukan penyaluran setelah melakukan verifikasi kesesuaian antara SK dan
Daftar Permintaan Penyaluran untuk provinsi bersangkutan, jumlah sekolah, dan nominal
penyaluran.
Berbeda dari tahun sebelumnya, KPPN Pontianak pada tahun 2021 menerima perubahan alokasi
DIPA Dana BOS hasil revisi bulan Oktober yang menyebabkan kenaikan signifikan sehingga
dilakukan penyaluran Cadangan Dana BOS Reguler Tahap IV Gelombang I. Perubahan besaran
alokasi dimungkinkan terjadi mengingat dinamisnya perubahan jumlah sekolah dan siswa
penerima yang terdaftar di NISN Dapodik terutama perbedaan waktu antara berlangsungnya
tahun akademik ajaran baru dengan tahun anggaran berjalan.