Anda di halaman 1dari 5

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan ibu dengan

pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo setelah

dipertimbangkan berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan dibandingkan

dengan teori-teori yang ada, berikut ini dibahas berdasarkan variabel penelitian

sebagai berikut :

A. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo

Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 97 responden, bahwa ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI

eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo dengan nilai p value =

0,027 (< p 0,05). Hal ini sejalan dengan teori oleh Notoadmodjo (2014)

disebutkan bahwa pengetahuan sangat penting dalam membentuk tindakan

pada seseorang. Kemampuan menyerap informasi juga mendukung

pengetahuan ibu, ibu harus mampu menyerap informasi yang bermanfaat bagi

dirinya (Fikawati, 2010).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eni

Kustinah,dkk (2020) yang berjudul “hubungan pengetahuan ibu tentang ASI

eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif” menunjukkan adanya hubungan

antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian yang

dilakukan oleh Friska Margareth,dkk (2022) yang berjudul “hubungan


pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif” menujukkan bahwa juga

ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesenjangan antara pengetahuan

dengan pemberian ASI dimana dari 51 responden, didapatkan 28 responden

(54,9%) dengan pengetahuan rendah namun memberikan ASI eksklusif. Pada

dasarnya pengetahuan yang rendah tentang manfaat dan tujuan pemberian

ASI eksklusif bisa menjadi penyebab gagalnya pemberian ASI eksklusif pada

bayi. Hal ini didukung oleh pendapat Wiji (2013) penyebab umum kegagalan

dalam pemberian ASI eksklusif adalah minimnya pengetahuan ibu tentang

ASI eksklusif dan menyusui, teknik menyusui yang tidak benar dan mitos lain

tentang ASI tidak baik bagi bayi.

Berdasarkan penelitian diatas maka hal tersebut disebabkan bahwa dari 19

responden yang memberikan ASI eksklusif tetapi memiliki pengetahuan yang

rendah dengan pekerjaan IRT (Ibu rumah tangga) dapat memberikan ASI

eksklusif karena memiliki waktu yang banyak bersama bayi dan ibu yang

sering bersosialisasi dengan ibu lainnya tentang manfaat dan pentingnya ASI

eksklusif. Responden yang memberikan ASI eksklusif tetapi memiliki

pengetahuan yang rendah. Sedangkan terdapat 9 responden dengan pekerjaan

swasta dan pns mengatakan beban ibu bekerja merasa tidak mampu untuk

memberikan ASI eksklusif dikarenakan ketidakmampuan dan ketidaksiapan

dalam memerah ASI.

Selain dari pekerjaan, jumlah anak juga mempengaruhi ibu dalam

memberikan ASI terdapat 23 responden yang memiliki 2 orang anak


(multipara) disebabkan karena ibu yang sudah memiliki pengalaman

sebelumnya dalam memberikan ASI eksklusif. Apabila pengetahuan ibu

tentang pentingnya ASI rendah maka akan mempengaruhi pemberian ASI

eksklusif pada bayinya. Karena salah satu penyebab ibu tidak memberikan

ASI yaitu pengetahuan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan pada seseorang.

Berdasarkan penelitin diatas dari 46, didapatkan 10 responden (21,7%)

yang memiliki pengetahuan yang tinggi tentang pemberian ASI eksklusif

tetapi tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hal ini biasanya

disebabkan ibu yang baru mempunyai 1 orang anak memiliki pengalaman

atau pengetahuan yang kurang tentang ASI eksklusif. Pengetahuan tentang

ASI eksklusif berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif karena

pengetahuan yang dimiliki ibu mempengaruhi pola pikir yang akan

membentuk sikap positif yang selanjutnya di aplikasikan dalam perilaku

nyata. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Notoadmodjo (2014) yang

menyatakan pengetahuan sangat berpengaruh terhadap perilaku dan pola pikir

seseorang.

Dilihat dari tingkat pendidikan sebanyak 9 responden dengan tingkat SMA

yang tidak memberikan ASI eksklusif disebabkan karena anak pertama, ibu

mengatakan bahwa ASI tidak keluar dan tidak mengetahui manfaat serta

pentingnya ASI eksklusif. Hal ini sejalan dengan penelitian Derma Wani

Damanik (2020) mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah pendidikan. Hal ini sejalan dengan teori Notoadmodjo


(2012) mengatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan

yang dicapai paling akhir dan memiliki peran utama dalam mempromosikan

pemberian ASI.

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa pengetahuan ibu tentang

pentingnya ASI juga akan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Ibu yang

tidak tahu- menahu tentang pentingnya serta manfaat yang diberikan oleh ASI

tidak akan memperdulikan hal tersebut. Ada persepsi yang salah tentang

menyusui bayi akan membuat daya tarik seorang ibu menurun. Sedangkan

tingkat pengetahuan yang tinggi ikut menentukan mudah tidaknya ibu

memahami dan menyerap informasi tentang ASI eksklusif. Semakin tinggi

tingkat pengetahuan ibu, maka makin tinggi pula ibu dalam menyerap

informasi tentang ASI eksklusif

Anda mungkin juga menyukai