Anda di halaman 1dari 260

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR
18 OKTOBER – 15 DESEMBER 2021

OLEH :

MAHASISWA PROFESI NERS

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XI


UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
RIAU
2021
KELOMPOK I

ANNISA RAHMALIA, S.KEP SITI MUNAWARAH, S.KEP


ASRI MASLIPHA W, S.KEP SUCI FITRIA NINGSIH, S.KEP
DEKRI, S.KEP SUCI RAHAYU, S.KEP
EKA YUNINGSIH, S.KEP TASYA RULIYANTI, S.KEP
ELVI WITRI, S.KEP VERONIKA, S.KEP
ELVIDA PUTRI, S.KEP VEVI DESMA, S.KEP
ELY MAZWIN, S.KEP WENY AMBOROWATI, S.KEP
FEBRI SYUKRI EMIL, S.KEP WIDA SYAFRIDA, S.KEP
FENI NALISA, S.KEP WINDI NELFASARI, S.KEP
HARYATI ZUHRA NANSI, S.KEP WIWIS LESTARI, S.KEP
MERY SISKA, S.KEP YUYUN SAFIRA, S.KEP
MESSYA ANDANI GEA, S.KEP ZILFANIA MAULINDA, S.KEP
MIFTAHUL ARZAQ, S.KEP
MUHAMMAD ALFARIDZI FILMA, S.KEP
MUHAMMAD RINALDI YURI, S.KEP
M. RIZKI KURNIADI, S.KEP
MUTIA EKA PUTRI, S.KEP
NURUL IDAYU, S.KEP
NATASYA NURUL FALLA, S.KEP
PITRIANI, S.KEP
PUTRI WULANDARI, S.KEP
RAHMAT SAIFUDDIN, S.KEP
RAIHAN ABDINATA, S.KEP
RAPIKA MACHIRA, S.KEP
RENA ARISKA, S.KEP
RENI ARISKA, S.KEP
RINTI YANI, S.KEP
SHELFY WULANDARI, S.KEP
KELOMPOK II

ABDUL AZIZ S, S.KEP TARI ANGGRAINI, S.KEP


ABDUL MUTHALIB, S.KEP ULFA JUWITA, S.KEP
ARIF KURNIAWAN, S.KEP WAHYU MAULANA PUTRA, S,KEP
DEBI INDRIANI, S.KEP YENNI APRILIANI, S.KE
FIRDATUL JANNAH, S.KEP YOLA AYUSTINA PUTRI, S.KEP
GUSRIKA, S.KEP YULYA DINI MITAMI, S.KEP
HAMI RAMI, S.KEP
HANA ASROWY, S.KEP
HERLIN AFRIANTI, S.KEP
KAMARIAH, S.KEP
KARNISA RAMBE, S.KEP
MARDIANA NAPITU, S.KEP
M. MARWAN SYAHPUTRA, S,KEP
MEGA AMIRA, S.KEP
MELA SEPTIAWININGSIH, S.KEP
MILA LESTARI, S.KEP
NIA FITRIANA, S.KEP
NOVRI ISMARIANTI, S.KEP
NURUL HUMAIROH, S.KEP
PUTRI HANDAYANI, S.KEP
RATI ALINDIA, S.KEP
REVLIKA NOVRIARI, S.KEP
RISA ALHIDA, S.KEP
ROSMAWATI, S.KEP
SAWITRI, S.KEP
SITI SRI MULIANA, S.KEP
SRI ASTUTI, S.KEP
SRI WAHYUNI, S.KEP
TEDDY SEPTIAN, S.KEP
KELOMPOK III

ADE IRMA SUSANTI, S.KEP SRI RAHAYU, S.KEP


ALDI, S.KEP SYABRINA SYLVIA, S.KEP
ARZU SEPRIANA, S.KEP SYAHRI RIVALDI, S.KEP
DHANI MUSTAFA, S.KEP VINA GUSMARINA, S.KEP
ELFI LAILI, S.KEP WINDI OKTAVIA, S.KEP
ERIX KANTONA, S.KEP YEYEN ALAYDA, S.KEP
FAIERUZA ULFA, S.KEP YUSHARIZAL, S.KEP
FENTI YONA RIZA, S.KEP SYARIFA ULFA PUTRI, S.KEP
FRISKA WIDYA, S.KEP
GUNAWAN BUDI, S.KEP
HAYATUN NUPUS, S.KEP
KUSDIMAN SURYA PUTRA, S.KEP
LISA SEPTIANI, S.KEP
MARLIN ZAMAN, S.KEP
MELYSA PUTRI, S.KEP
MONICA YULIANA, S.KEP
M. ALFAJRI, S.KEP
MUTIARA ANANDA, S.KEP
NADIHA ADMI, S.KEP
NIKMAL FADHLIYAH, S.KEP
NOPRI YADI, S.KEP
NOVITA SYAHPUTRI, S.KEP
NOWFDAL AL-AQOIS, S.KEP
NURHASANAH, S.KEP
PITRIYANI, S.KEP
PUTRI AYU NINGSIH, S.KEP
RISKI RELA PUTRI, S.KEP
RISNA DELRAM TINUR, S.KEP
SASMI PADLI, S.KEP
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada kelompok sebagai penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan kegiatan akhir komunitas di Desa Naumbai Kecamatan

Kampar.

Laporan kegiatan ini merupakan salah satu syarat umtuk menyelesaikan

Praktek Profesi Keperawatan Komunitas Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Riau. Tidak sedikit hambatan dan kendala yang penulis hadapi dalam penyusunan

laporan kegiatan ini. Namun berkat kerjasama, serta bimbingan dari berbagai

pihak, penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan ini.

Maka dari itu, terimakasih tak terhingga kami ucapkan kepada:

1. Bapak Muhammad Zulhasni, SE.Sy selaku Kepala Desa Naumbai yang telah

memberikan kesempatan untuk praktek di wilayah Desa Naumbai

2. Bapak Ahmad Supriyadi selaku Sekretaris Desa Naumbai yang telah banyak

membantu dalam melaksanakan praktek profesi ners di Desa Naumbai.

3. Ibu pimpinan Puskesmas Kampar beserta staff yang telah banyak memberikan

kesempatan untuk berpraktek di Desa Naumbai wilayah kerja Puskesmas

Kampar.

4. Bapak Kepala Dusun, Kepala RT, Kepala RW, Kader, Ibu-Ibu PKK serta

Pemuda di Desa Naumbai yang telah banyak memberikan kesempatan,

dorongan, bantuan dan saran-saran yang sangat bermanfaat selama kami di

Desa Naumbai.
5. Ibu Ns. Yenny Safitri, M.Kep selaku Kaprodi profesi ners dan pembimbing

akademik.

6. Bapak Ns. Ridha Hidayat, S.Kep, M.Kep selaku pembimbing akademik.

7. Bapak Ns. Gusman Virgo, S.Kep, MKL selaku pembimbing akademik.

8. Ibu Ns. Nila Kusumawati, S.Kep, MPH selaku pembimbing akademik.

9. Ibu Ns. Indrawati, S.Kep, M.KL selaku pembimbing akademik.

10. Ibu Ns. Erma Kasumayanti, M.Kep selaku pembimbing akademik.

11. Ibu Ns. Neneng Fitria Ningsih, M.Kep selaku pembimbing akademik.

12. Almh. ibu Maisyarah, bapak Eprizal dan ibu Hamida yang telah bersedia

menerima penulis dan menjadikan rumahnya sebagai posko.

13. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Laporan ini kami buat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan

penulis, namun penulis menyadari bahwa masih banyak ditemukan kekurangan

dan kesalahan dalam penyusunannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan

kritikan dari pembaca yang sifatnya membangun.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas sumbangan pikiran yang

telah diberikan semoga laporan kegiatan ini membawa manfaat bagi kita semua.

Desa Naumbai, Desember 2021

Kelompok
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan

professional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok

resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal

melaluipeningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan

rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan

komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan

kelompok yang berisiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh,

daerah terisolasi dan daerah tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita,

lansia dan ibu hamil (Veronika, Nuraeni dan Supriono, 2017).

Keperawatan sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan

tujuan untuk menekan stressor atau meningkatkan kemampuan komunitas

mengatasi stressor melalui pencegahan primer, sekunder, tersier. Peningkatan

pelayanan bias melalui kesehatan pencegahan penyakit ini berupa

keperawatan langsung dan perhatian langsung terhadap seluruh masyarakat

masyarakat kesehatan masalah mempertimbangkan bagaimana dan

mempengaruhi kesehatan individu, keluarga, dan kelompok. Peningkatan

peran serta maasyarakat dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses

individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta dimana

1
2

mengambil tanggung jawab terhadap masyarakat atas kesehatan diri keluarga

mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, dan masyarakat,

keluarga dan masyarakat serta menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan

pemimpin yang menggerakkan kegiatan masyarakat di bidang kesehatan

berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan. Dari hal tersebut masyarakat

atau pikiran menyumbangkan tenaga, dengan serta berperan dapat

pengetahuan, sarana, dana yang dimilikinya untuk upaya kesehatan (Fallen &

Budi, 2017).

Fokus praktek keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok

paling khusus dan masyarakat. Intervensi keperawatan komunitas yang

penting adalah membangun kolaborasi dan kemitraan bersama anggota

masyarakat dan komponen masyarakat lainnya, karena dengan terbentuknya

kemitraan yang saling menguntungkan dapat mempercepat terciptanya

masyarakat yang sehat dengan lebih meningkatkan kegiatan promotif dan

kuratif. Keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan

profesional kepada masyarakat dimana dala melaksanakan prakteknya

menggunakan pendekatan proses keperawatan sistematis dan secara

berkesinambungan mulai dari melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa

keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan tindakan,

dengan tahap akhir adalah evaluasi.

Puskesmas Kampar dalam hal ini sebagai pelindung kegiatan praktek

komunitas mahasiswa profesi keperawatan komunitas Universitas Pahlawan

Tuanku Tambusai Riau menetapakan wilayah kerja mahasiswa adalah di

2
3

Desa Naumbai Kecamatan Kampar. Penempatan wilayah praktek tesebut

adalah berdasarkan arahan yang diperoleh dari Kepala Puskesmas Kampar

dan Kepala Desa Naumbai.

Kegiatan praktek profesi keperawatan komunitas Universitas

Pahlawan Tuanku Tambusai 18 Oktober – 15 Desember 2021 dilaksanakan di

Desa Naumbai Kecamatan Kampar yang merupakan salah satu bentuk

kegiatan pengaplikasian ilmu keperawatan komunitas yang diarahkan kepada

peningkatan kesehatan komunitas, dimana kegiatan praktek profesi ini

meliputi, survei wilayah, pengumpulan data dengan observasi, penyebaran

angket, wawancara untuk mengidentifikasi masalah keperawatan komunitas

di Desa Naumbai Kecamatan Kampar. Selanjutnya masalah kesehatan atau

keperawatan akan diatasi bersama dengan masyarakat dalam berbagai macam

langkah yang sesuai dengan profesi keperawatan antara lain pembentukan

kelompok kerja kesehatan atau POKJAKES yang berfungsi untuk membantu

menindaklanjuti intervensi yang telah disusun berdasarkan prioritas masalah

keperawatan yang ditemukan.

Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan mulai dari tanggal 19-23

Oktober 2021 ditemukan beberapa masalah kesehatan masyarakat diantaranya

Resiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat

(ISPA) di Desa Naumbai, resiko meningkatnya penyakit degeneratif :

hipertensi, jantung, rematik, stroke, asam urat, DM, katarak dan kolesterol

pada lansia di Desa Naumbai berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

dan motivasi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, dan resiko

3
4

terjadinya penyakit akibat tidak imunisasi (Demam, campak, dan cacar)

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak.

Dalam upaya penyclesaian masalah masyarakat yang ditemukan di

atas mahasiswa melakukan asuhan keperawalan komunitas bersama-sama

dengan masyarakat. Dengan demikian, pada laporan ini mahasiswa akan

melaporkan hasil prakteknya yang telah dilakukan selama 6 minggu, mulai

dari hasil pengkajian sampai dengan evaluasi dan rencana tindak lanjut

keperawatan komunitas.

4
5

B. Tujuan

1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori keperawatan komunitas di

lapangan dalam praktek profesi keperawatan komunitas di Desa Naumbai

Kecamatan Kampar.

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu melaksanakan profesi keperawatan berupa:

a. Mampu melakukan pengkajian status kesehatan masyarakat dengan

mengumpulkan data dan menyebarkan angket di Desa Naumbai.

b. Mampu merumuskan masalah dan menegakkan diagnosa keperawatan

berdasarkan prioritas masalah.

c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan masyarakat untutk

mengatasi masalah kesehatan yang timbul berdasarkan prioritas

masalah.

d. Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana

tindakan keperawatan.

e. Mampu mengevaluasi atas tindakan keperawatan masyarakat yang

telah dilakukan.

f. Mampu menyusun rencana tindak lanjut keperawatan komunitas.


6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keperawatan Komunitas

Keperawatan kesehatan masyarakat menurut World Health

Organization (WHO) tahun 1959 adalah lapangan keperawatan khusus

yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu

kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program

kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatam,

penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,

pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, di tunjukkan pada

keluarga yang sehat, individu yang sakit, dan tidak terawat dirumah sakit

beserta keluarganya. Kelompok masyarakat yang khusus mempunyai

masalah kesehatan dimana hal tersebut akan mempengaruhi masyarakat

secara keseluruhan (Fallen.R, 2015).

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan

profesional yang ditunjukkan kepada masyarakat dengan pendekatan pada

kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang

optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan

menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi pelayanan keperawatan (Logan and Dawkin, 2015).

Menurut American Nursing Association (ANA) bahwa

keperawatan komunitas merupakan suatu sintesa dari praktik kesehatan


7

masyarakat yang di terapkan untuk meningkatkan dan memlihara

kesehatan masyarakat (Fallen, 2016). Konsep keperawatan komunitas

dikarakteristikkan oleh empat konsep pokok yaitu manusia, kesehatan,

keperawatan dan lingkungan. Manusia dalam keperawatan komunitas

merupakan menerima asuhan keperawatan yang tinggal di satu wilayah

baik sehat maupun sakit. Kesehatan adalah proses yang berlangsung

mengarah pada kreativitas, konstruksi dan produktif.

Menurut Bloom ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan

yaitu keturunan, perilaku, pelayanan kesehatan dan lingkungan. Sehat

merupakan tujuan dalam pemberian pelayanan keperawatan, dimana

kondisi sehat sakit berada dalam suatu rentang dari kondisi sehat optimal

sampai dengan status kesehatan yang terendah.

Sedangkan keperawatan dalam konsep keperawatan komunitas

adalah suatu pelayanan profesional sebagai bagian intergral pelayanan

kesehatan berbentuk pelayanan biologis, psikologis, sosial dan spiritual

secara komperhensif, ditunjukkan kepada undividu, keluarga dan

masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Dan

yang terakhir konsep dalam keperawatan komunitas yaitu lingkungan.

Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan

masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan

manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial

budaya dan lingkunngan sosial.


8

Unsur-unsur perawatan kesehatan masyarakat adalah bagian

integral dari pelayanan kesehatan khususnya perawatan, merupakan

bidang khusus dengan keperawatan, gabungan dari ilmu keperawatan,

ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial (interaksi sosial dan peran serta

masyarakat).

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat

termasuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyrakat baik sehat

maupun sakit. Ruang lingkup keperawatan komunitas mencakup berbagai

bentuk upaya pelayanan kesehatan baik upaya promotif, prefentif, kuratif,

rehabilitatif, maupun resosialitatif. Melibatkan partisipasi masyarakat dan

bekerjasama secara tim, menggunakan pendekatan pemecahan maslaah

dan perilaku, menggunakan prose keperawatan sebagai pendekatan ilmiah,

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat

kesehatan masyarakat.

Falsafah keperawatan komunitas merupakan keyakinan nilai

kemanusiaan yang terjadi pedoman dalam melaksanakan asuhan

keperawatan. Kesehatan masyarakat baik individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat. Perawatan kesehatan masyarakat adalah pekrjaan luhur

dan manusiawi yang ditujukan untuk klien. Perawatan kesehatan

masyarakat adalah upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia sehat

khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya. Pelayana

keperawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima


9

oleh semua orang. Upaya promotif dan preventif merupakan upaya pokok

tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Perawtaan kesehatan

masyarakat sebagai profider dan masyarakat sebagai konsumen pelayanan

kesehatan, menjamin suatu hubungan yang mendukung dan

mempengaruhi perubahan dalam kebijakan dan pelayanan ke arah

peningkatan status kesehatan. Pengembangan tenaga kesehatan masyarakat

secara berkesinambungan. Individu dalam suatu masyarakat ikut

bertanggung jawab atas kesehatan. Untuk dapat melaksanakan praktek

keperawatan komunitas, harus memiliki syarat-syarat yaitu memiliki

kemampuan intelektual yang kuat dan berkaitan dengan keperawatan,

kesehatan masyarakat dan pengetahuan sosial kemasyarakatan,

mampunyai keterampilan hubungan antar manusia dengan menguasai

berbagai teknik pendekatan pada masyarakat, kemampuan

berkomuniakasi, kemampuan berorganisasi, kemampuan bekrja sebagai

tim, menguasai berbagai teknik pemecahan maslah kesehatan prioritas

kesehatan masyarakat, mempunyai penampilan yang menarik dan

mendapatkan pelatihan tentang praktek keperawatan kesehatan masyarakat

secara keseluruhan.

Dalam keperawatan komunitas memiliki tujuan umun dan tujuan

khusus. Tujuan umum mencakup meningkatkan kemapuan masyarakat

untuk hidup sehat sehingga tercapai kesehatan yang optimal agar dapat

menjalankan fungsi kehidupan sosial dengan kapasitas yang mereka

miliki. Sementara tujuan khusus keperawatan komunitas yaitu untuk


10

meningkatkan kemapuan induvidu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat dalam hal mengidentifikasi masalah kesehatan dan

keperawatan yang di hadapi, menetapkan masalah kesehatan atau

keperawatan yang mereka hadapi, merumuskan berbagai alternatif atau

pemecahan masalah kesehatan atau keperawatan, menanggulangi masalah

kesehatan atau keperawatan yang mereka hadapi, penilaian hasil kegiatan

dalam mencegah masalah kesehatan atau keperawatan, mendorong dan

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan atau

keperawatan, meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan

secara mandiri (self care), menanamkan perilaku sehat upaya pendidikan

kesehatan lebih spesifik adalah penunjang fungsi puskesmas dalam

menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma

keluarga kecil bahagia dan sejahtera dan tertanganinya kelompok resiko

tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa semua tujuan kesehatan masyarakat adalah baik dalam

bidang preventif, kuratif maupun preventif adalah agar setiap warga

masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik

jasmani, rohani maupun sosialnya serta diharapkan berumur panjang.

Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat difokuskan

pada keluarga yang beresiko yaitu :

1. Keluarga yang belum terjangkau

a. Ibu hamil yang belum ANC


11

b. Ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan

neonatusnya

c. Balita tertentu

d. Penyakit kronis menular yang tidak bisa diinterpensi oleh

program

e. Penyakit endimis

f. Penyakit kronis tidak menular

2. Keluarga dengan tidak lanjut kesehatan

a. Keluarga yang teridentifikasi mempunyai atau potensi

terjadinya masalah, maupun mengenal masalah atau belum

memanfaatkan pelayanan kesehatan

b. Keluarga yang sudah kontak dengan tenaga kesehatan tapi

belum mampu mengambil keputusan untuk mengatasi

masalah

c. Keluarga yang sudah mampu mengambil keputusan untuk

memecahkan masalah tetapi belum mampu merawat

anggota yang sakit.

3. Pembinaan kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang

mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan,

kegiatan uang terorganisasi yang sangat rawan terhadap

masalah kesehatan dan termasuk diantaranya :


12

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus

sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhan seperti

ibu hamil, bayi baru lahir, anak belita, anak usia

sekolah, dan anak usia lanjut.

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan

pengawasan dan bimbingan dan asuhan keperawatan

diantaranya, penderita penyakit tidak menular seperti ;

diabetes melitus, jantung koroner, cacat fisik, dan

gangguan mental. Penderita penyakit menular seperti :

TBC, HIV, AIDS, penyakit menular dan lain-lain.

c. Kelompok yang berisiko terserang penyakit yaitu :

wanita tunasusila kelompok penyalahgunaan obat dan

narkotika dan kelompok pekerja khusus.

d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi diantaranya

panti werdha, panti asuhan, pusat rehabilitas mental dan

fisik serta penitipan anak dan balita.

Prinsip- prinsip keperawatan komunitas dalam

keperawatan komunitas ada lima yaitu kemanfaatan

dimana semua tindakan dalam asuhan keperawatan

harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas,

kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan

bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas

program dan lintas sektoral. Asuhan keperawatan


13

diberikan secara langsung artinya asuhan keperawatan

diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,

klien dan lingkungannya termasuk lingkungan sosial,

ekonomi serta fisik mempunyai tujuan umum

peningkatan kesehatan. Selanjutnuya adalah keadilan,

yang merupakan tindakan yang dilakukan disesuikan

dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu

sendiri. Prinsip lainnya yaitu otonomi dimana klien atau

komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau

melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam

menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.

Ruang lingkup praktek keperawatan kesehatan

masyarakat meliputi : upaya meningkatkan (promotif),

pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan

pengobatan (kuantif), pemulihan kesehatan

(rehabilitas), dan mengembalikan dan memfungsikan

kembali baik individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat kelingkungan sosial dan masyarakatnya

(resosilitatif).

1. Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk

meningkatkan kesehatan individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat dengan jalan


14

memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat,

peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan

perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan,

olahraga secara teratur dan rekreasi pendidikan

seks.

2. Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah

terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan

terhadap individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat melalui kegiatan imunisasi masal

terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil,

pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui

posyandu, puskesmas ataupun dirumah pemeriksaan

dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui.

3. Upaya Kuratif

Upaya Kuratif bertujuan untuk merawat dan

mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok

yang menderita penyakit atu masalah kesehatan

melalui kegiatan-kegiatan perawatan orang sakit

sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan

rumah sakit. Selanjutnya yaitu perawatan ibu hamil

dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan


15

nifas, perawatan payudara, perawatan tali pusat dan

perawatan bayi baru lahir.

4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya

pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat

dirumah maupun terhadap kelompok-kelompok

yang menderita penyakit yang sama, contoh : kusta,

TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui

kegiatan latihan fisik bagi yang mengalami

gangguan fisik seperti: penderita kusta, patah

tulang, kelainan bawaan dan latihan-latihan fisik

tertentu bagi penderita penyakit tertentu seperti

TBC.

5. Upaya Resosilitatif

Upaya Resosilitatif adalah upaya

mengembalikan individu, keluarga dan kelompok-

kelompok khusus kedalam pergaulan masayarakat

diantaranya adalah kelompok-kelompok yang

diasing masyarakat karena menderita penyakit

misalnya kusta, AIDS, atau kelompok masyarakat

khusus seperti kelompok wanita tunasusila atau

WTS, tunawisma dan sebagainya. Adapun kegiatan-

kegiatannya yaitu memberikan asuhan keperawatan

langsung kepada individu, keluarga, dan kelompok


16

khusus (home nursing), di sekolah ( school helfs

nursing), di perusahaan, di posyandu, di polindes,

dan didaerah binaan kesehatan masyarakat.

Upaya resolitatif yang selanjutnya yaitu penyuluhan

atau pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka

merubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, konsultasi dan pemecahan masalah

kesehatan yang dihadapi, bimbingan dan pembinaan

sesuai dengan masalah yang mereka hadapi,

melaksanakan asuhan keperawatan komunitas,

melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat,

perencanaan kesehatan, pelaksanaan kesehatan dan

penilaian kegiatan menggunakan proses

keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah

keperawatan. Juga mengadakan koordinasi

diberbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas

untuk mengadakan kerjasama lintas program dan

lintas sektoral dengan instansi yang terkait.

B. Asuhan Keperawatan Komunitas

Fase-fase dalam proses pendekatan keperawatan komunitas

Fase pertama : Perkenalan dan pendekatan dengan

komunitas
17

Fase kedua : Pengkajian dengan tahapan memperoleh

data, mengembangkan data dan intervensi data

Fase ketiga : Perumusan masalah keperawatan

Fase keempat :Intervensi dengan tahapan analisa data,

prioritas masalah, menetapkan tujuan setiap masalah dan

penyusunan rencana keperawatan serta tujuan keperawatan.

Fase kelima : Implementasi

Fase keenam : Evaluasi

1. Pengkajian

Pengkajian komunitas merupakan tahap utama dalam

perawatan komunitas dalam mengidentifikasi masalah-masalah

yang terdapat dalam suatu wilayah, dan identifikasi kekuatan

serta kelemahan yang terdapat di komunitas.

Pengumpulan data secara akurat dan komperhensif

bertujuan:

a. Memperoleh informasi kesehatan yang akurat

b. Pengumpulan data sistematik

c. Klasifikasi data

d. Mengumpulkan data yang hilang

e. Teridentifikasi masalah kesehatan

Pengkajian komunitas meliputi demografi, populasi, nilai

keyakinan dan riwayat kesehatan individu yang dipengaruhi oleh

sub-sistem komunitas yang terdiri dari fisik, lingkungan,


18

perumahan, pendidikan, keselamatan, transportasi, politik

pemerintah, kesehatan, pelayanan sosial, komunitas, ekonomi dan

rekreasi.

Semua aspek dikaji melalui:

 Pengumpulan data langsung

 Wawancara

 Observasi atau pengamatan langsung

 Whindshield survey

 Pengumpulan data tidak langsung

 Instansi dan sumber terpercaya (catatan kesehatan,

catatan pertemuan warga, dokumen publik dan

statistik)

Pengkajian ini meliputi:

a. Data demografi (individu, keluarga dan

masyarakat)

b. Whindshield survey

Elemen-elemen whindshield survey

 Perumahan, lingkungan/daerah (bangunan: tua,

bahan, asitektur, bersatu dan berpisah)

 Lingkungan terbuka (luas, sempit, kualitas, pribadi,

umum)

 Batas (ada batas daerah; jalan, sungai, got, kondisi,

bersih, kotor dan lain-lain)


19

 Kebiasaan (tempat kumpul; siapa, jam, berapa dan

lain-lain)

 Transportasi (cara datang dan pergi, situasi jalan,

jenis alat transportasi dan lain-lain)

 Pelayanan kesehatan di masyarakat (puskesmas,

puskesmas pembantu, klinik/balai pengobatan dan

praktek)

 Tempat rekreasi (keluarga, anak-anak, umum dan

lain-lain)

 Tempat ibadah (masjid, gereja, kelenteng, wihara)

 Sekolah/perguruan tinggi/universitas lembaga

kursus/pelatihan dan lain-lain.

 Organisasi di masyarakat (pokjakes, kepemudaan


dan lain-lain)
 Toko/warung/pusat perbelanjaan (jenisapa, siapa
pemilik, bagaimana mencapai dan lain-lain)
 Politik (kampanye dan poster)

 Media (telepon, radio, majalah, koran, papan

pengumunan dan lain-lain)

c. Pelayanan kesehatan dan sosial

Fasilitas pelayanan kesehatan dan sosial

pelayanan kesehatan dan non pelayanan

kesehatan (kunjungan hari, bulan dan tahun).


20

d. Ekonomi

Indikator ekonomi dan sumber-sumber informasi

e. Keamanan/transportasi

Keamanan/pelayanan/perlindungan (kebakaran,

polisi, sanitasi; limbah, sampah, air kotor)

f. Politik dan pemerintahan


 Pemerintahan (RT, RW, Lurah, Camat,
dan seterusnya)
 Kelompok pelayanan masyarakat ( PKK,
LKMD, Panti Werdha, karang taruna,
posyandu dan lain-lain)
 Politik yang berperan serta dalam
pelayanan kesehatan, kebijakan
pemerintah dalam pelayanan kesehatan.
g. Komunikasi
 Formal (koran, radio, televisi, pos dan
telekomunikasi)
 Informal (cara penduduk menerima
informasi: mulut kemulut, surat,
radio/televisi, papan pengumuman,
pengumuman keliling, poster, brosur
dan lain-lain
h. Pendidikan

Status pendidikan, tingkat pendidikan,

tipe/macam sekolah, bahasa, pendidikan yang

gtersedia di dalam dan di luar masyarakat dan

lain-lain)
21

BAB III

METODE PRAKTEK PELAKSANAAN PROFESI KEPERAWATAN

KOMUNITAS DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

Asuhan keperawatan komunitas di Desa Naumbai Kecamatan

Kampar, dari beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan

pengkajian, tahap penyampaian hasil pengkajian, menganalisa data,

menegakkan diagnosa keperawatan, tahap perencanaan, tahap

implementasi dan tahap evaluasi.

Berdasarkan uraian konsep asuhan keperawatan komunitas pada

BAB II, maka mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Pahlawan Tuanku Tambusai Riau mencoba untuk mengaplikasikan asuhan

keperawatan komunitas pada masyarakat di Desa Naumbai Kecamatan

Kampar. Asuhan keperawatan ini pelaksanaannya sebagai berikut:

A. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas

diantaranya menurut winshield survey yaitu mengobservasi secara langsung

keadaan wilayah untuk melihat secara garis besar situasi dan keadaan

wilayah Desa Naumbai Kecamatan Kampar. Setelah survey dilakukan,

selanjutnya dilaksanakan penyusunan angket untuk mengetahui secara

keseluruhan masalah kesehatan yang terjadi di wilayah Desa Naumbai

Kecematan Kampar. Angket yang telah disusun kemudian disebarkan

kepada masyarakat yang bertujuan untuk mendapatkan data yang

berhubungan dengan masyarakat. Hasil pengumpulan data dianalisa untuk


22

mengetahui masalah kesehatan yang mungkin muncul di wilayah Desa

Naumbai Kabupaten Kampar. Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh

gambaran kesehatan masyarakat di wilayah Desa Naumbai kabupaten

Kampar.

B. Pelaksanaan Pengkajian

Tahap ini dimulai dari memperbanyak kuesioner dengan menggunakan

metode wawancara terpimpin, pengumpulan angket, serta observasi

terhadap masyarakat di Desa Naumbai Kabupaten Kampar. Jumlah

kuesioner yang disebarkan berjumlah 1.164 kuesioner. Berdasarkan hasil

pengumpulan data masyarakat di Desa Naumbai Kabupaten Kampar

didapatkan data-data sebagai berikut:

1. Letak Wilayah Desa Naumbai

Desa Naumbai adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Kampar,

kabupaten Kampar, provinsi Riau, Indonesia.

a. Letak geografis desa Naumbai, berada di antara:

1) Sebelah utara berbatasan dengan sungai Kampar

2) Sebelah selatan berbatasan dengan Rumbio Jaya

3) Sebelah timur berbatasan dengan Tanjung Berulak

4) Sebelah barat berbatasan dengan desa Limau Manis

b. Luas wilayah desa Naumbai, sebagai berikut:

1) Luas wilayah kerja : 630 Ha

2) Perkantoran : ¼ Ha

3) Sekolah : 3,5 Ha
23

4) Pertokoan : 4,5 Ha

5) Tempat peribadatan : 2 Ha

6) Kuburan/Pemakaman : 1 Ha

c. Orbitasi, waktu tempuh, dan letak desa Naumbai:

1) Jarak ke ibu kota kecamatan : 3.5 km

2) Jarak ke ibu kota kabupaten : 18 km

3) Jarak ke ibu kota provinsi : 54 km

4) Waktu tempuh ke ibu kota kecamatan : 15 menit

5) Waktu tempuh ke ibu kota kabupaten : 30 menit

6) Waktu tempuh ke pusat fasilitas terdekat : 30 menit

2. Data Geografis

Berdasarkan data sebelum dilakukan penyebaran kuesioner jumlah

penduduk Desa Naumbai sebanyak 1950 penduduk dan setelah


24

dilakukan penyebaran kuesioner diperoleh jumlah penduduk sebanyak

1164 penduduk.

Desa Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah penduduk Jumlah


dusun RW RT KK berdasarkan jenis jiwa
kelamin
Laki-laki Perempuan

Naumbai 3 6 12 540 1012 904 1916

3. Jumlah Mahasiswa

Jumlah mahasiswa yang melaksanakan profesi keperawatan komunitas

di Desa Naumbai sebanyak 113 orang yang terdiri dari tiga dusun yaitu

Dusun I berjumlah 40 orang, Dusun II berjumlah 36 orang, dan Dusun

III berjumlah 37 orang.

4. Jadwal Kegiatan

Jadwal Kegiatan Praktek Profesi Komunitas di Desa Naumbai:

a. Pembukaan pada tanggal 18 Oktober

b. Orientasi wilayah, sosialisasi, winsheld survey pada tanggal 18 – 20

Oktober 2021

c. Pembentukan POKJAKES 19 dan 20 Oktober 2021

d. Penyebaran kuesioner pada tanggal 19 dan 20 Oktober 2021


25

e. Analisa program puskesmas pada tanggal 21- 23 Oktober 2021

f. Tabulasi data pada tanggal 19-23 Oktober 2021

g. Persiapan MMD I dan MMD II pada tanggal 25 dan 26 Oktober

2021

h. Pelaksanaan MMD I 26 Oktober – 5 November 2021

i. Pelaksanaan program UKS, UKK, Posyandu, Puskesmas pada

tanggal 28 Oktober – 5 November 2021.

5. Winsheld Survey

Dalam rangka pelaksanaan praktek Profesi Ners Keperawatan

Komunitas Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai yang berjumlah

113 orang yang diadakan di Desa Naumbai, Kecamatan Kampar,

Kabupaten Kampar yang dimulai pada tanggal 18-20 Oktober 2021.

Winsheld survey ini bertujuan untuk menginformasikan kepada

masyarakat setempat tentang keadaan kesehatan secara umum di Desa

Naumbai. Hasil Winsheld survey berupa data umum bahwa kondisi

kesehatan di wilayah Desa Naumbai secara umum sudah baik, namun

terdapat beberapa kondisi dari berbagai aspek data yang beresiko

menjadi ancaman kesehatan lingkungan bagi masyarakat di Desa


26

Naumbai, salah satunya keadaan fisik lingkungan di mana terdapat

banyak sampah di pinggiran sungai.

Setelah dilakukan observasi keliling di Desa Naumbai terdapat

perumahan penduduk dengan bangunan permanen yang terbuat dari

tembok. Rumah di masyarakat Desa Naumbai mayoritas terbuat

berlantaikan semen, serta memiliki jendela dengan pencahayaan yang

baik. Hampir di setiap pekarangan rumah terdapat makam dan masih

banyak juga warga yang membakar sampah di depan atau pekarangan

rumah.

Desa Naumbai memiliki penduduk yang cukup padat, banyak

warga yang menjadikan lahan pekarangannya tempat untuk membakar

sampah. Tingkat sosial ekonomi masyarakat Desa Naumbai sebagian

besar tingkat menengah dengan mata pencaharian.

Kebiasaan yang dilakukan masyarakat Desa Naumbai pada usia

dewasa dan lansia yaitu pada pagi sampai sore hari, sebagian warga

bekerja dan pada malam hari warga mempunyai kegiatan rutin

mengadakan wirid desa di masjid (setiap rabu malam sehabis sholat

maghrib), dan juga ibu-ibu dasawisma memiliki kegiatan setiap

minggunya (kegiatannya seperti wirid ibu-ibu, gotong royong


27

membersihkan toga, dan lain-lain). Sedangkan anak-anak di Desa

Naumbai melakukan kebiasaan seperti pada pagi hari, mayoritas anak

anak pergi ke sekolah, siang hari nya bermain dengan teman sebaya dan

sore hari mayoritas mengikuti kegiatan keagamaan seperti mengaji.

Transportasi yang digunakan di Desa Naumbai menggunakan

kendaraan pribadi (sepeda, motor dan mobil. Situasi jalan beraspal dan

memiliki jalan setapak, dan sepanjang waktu keadaan jalan tersebut

selalu ramai.

Mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat di Desa Naumbai

yaitu agama islam dan mayoritas suku yang ada di Desa Naumbai yaitu

suku domo. Masalah kesehatan yang menjadi pusat perhatian bagi

masyarakat Desa Naumbai yaitu ISPA dan hipertensi. Masyarakat Desa

Naumbai rata rata menggunakan handpone sebagai alat komunikasi

6. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif

mengenai distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing variabel

yang diteliti, baik variabel bebas mapupun variabel terikat (Sumanto,

2011).
28

f
P= x 100%
N

Keterangan

P = presentasi

f = frekuensi

N = jumlah seluruh observasi


29

BAB IV

HASIL

1. Data Demografi
Diagram 1.1
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Umur Di Desa Naumbai
Kecamatan Kampar Bulan Oktober 2021

Berdasarkan diagram diatas didapatkan data bahwa dari 1852 jumlah

penduduk sebagian besar berusia >60 tahun yaitu sebanyak 12,1. Dan paling

sedikit berusia 0-2 tahun yaitu sebanyak 2,7%. Untuk penduduk yang berusia

20-24 tahun sebanyak 10,2%, selanjutnya untuk penduduk yang berusia 15-

19 tahun sebanyak 9,6%, sedangkan untuk penduduk yang berusia 10-14

tahun sebanyak 8,8%. Untuk usia 30-34 tahun sebanyak 7,3%, untuk
30

penduduk yang berusia 35-39 tahun dan 40-44 tahun masing-masing

sebanyak 6,7%. Sedangkan penduduk yang berusia 55-59 tahun sebanyak

6,3%, selanjutnya untuk penduduk yang berusia 50-54 tahun sebnayak 6,1%,

sementara penduduk yang usianya 6-9 tahun sebanyak 5,6 sedangkan

penduduk yang berusia 45-49 tahun sebanyak 5,5 %. dan untuk penduduk

yang berusia 3-4 tahun sebanyak 3,5%. Dari data diatas dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar penduduk di Desa Naumbai Kecamatan Kampar berada

pada usia lansia yang rentang usianya >60 tahun.

Diagram 1.2
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa
Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober 2021
31

Berdasarkan diagram diatas didapatkan data bahwa dari 1852 jumlah

penduduk mayoritas adalah laki-laki sebanyak 821 dengan persentasi 51,9 %

dan penduduk yang perempuan sebanyak 761 dengan persentasi 48,1%.

Diagram 1.3
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di
Desa Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober 2021

Berdasarkan diagram diatas didapatkan data bahwa dari 1582 jumlah

penduduk sebagian besar tingkat SLTA/Sederajat yaitu sebanyak 27,9%. Dari

data didapatkan penduduk dengan tingkat pendidikan Belum tamat SD

sebanyak 23,1%, tingkat pendidikan SD sebanyak 21,9%, SLTP sebanyak

19,5%. Sedangkan yang Diploma sebanyak 4,0%, selanjutnya yang sarjana

sebanyak 3,6%, dan magister sebanyak 1%. Dari data diatas menunjukkan

bahwa tingkat pendidikan penduduk mempengaruhi keluarga dalam

mengenali masalah kesehatan, mengambil keputusan dalam perawatan


32

keluarga, serta melakukan perawatan kesehatan terhadap anggota keluarga

yang mengalami masalah keluarga. Dimana semakin rendah pendidikan

semakin rendah tingkat pengethauan tentang kesehatan.

Diagram 1.4
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di Desa
Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober 2021

Berdasarkan diagram diatas didapatkan data bahwa dari 1582 jumlah

penduduk mayoritas pekerjaannya adalah wiraswasta sebanyak 22,6%. Dari

data didapatkan penduduk yang IRT sebanyak 21,4%. Sedangkan penduduk

yang masih belajar sebanyak 20,4%, sementara penduduk yang yang belum

bekerja sebanyak 16,6%, petani sebanyak 4,5%, PNS sebanyak 2,6%, yang

lainnya sebanyak 1,1%, sedangkan honorer sebanyak 0,8%, buruh sebnayk


33

0.6%, guru sebanyak 0,3%, sementara yang pekerjaannya bidan dan

pensiunan masing-masing sebanyak 0,2%.

2. Status Sosial Ekonomi


Diagram 2.1
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Dana
Kesehatan Di Desa Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober
2021

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwa dari 434 kepala

keluarga, yang terbanyak keluarga yang tidak memiliki dana Kesehatan

khusus yaitu sebanyak 73% dan 27% keluarga yang memiliki dana

Kesehatan khusus. Dari data di atas masih ditemukan sangat banyak

keluarga yang tidak memiliki dana Kesehatan khusus, sehingga dapat

mempengaruhi keluarga dalam meningkatkan derajat Kesehatan keluarga


34

serta memanfaatkan pelayanan Kesehatan untuk memperoleh Kesehatan

yang optimal.

3. Status Kesehatan
Diagram 3.1
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keluhan Penyakit yang
Dirasakan Di Desa Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober 2021

Berdasarkan diagram diatas didapatkan data bahwa dari 1582

jumlah penduduk sebagian besar mempunyai keluhan hipertensi sebnayak

14,9% diikuti oleh asam urat sebanyak4,5%, rematik sebanayak 4,3%,

gastritis sebanyak 4,2%, kolesterol sebanyak 1,3%, selanjutnya Asma

sebanyak 0,9%, ISPA sebanyak0,6%, Jatung sebanyak 0,3%, DM

sebanyak 0,3%, Paru-paru sebnayak 0,2%, Stroke, Ginjal, Katarak,


35

Gangguan Pendengaran, Herpes Simplex, Alergi masing-masing sebanyak

0,1%, dan yang tidak mempunyai keluhan sama sekali yaitu sebanyak

6,76%.

Diagram 3.2
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pengetahuan Penduduk
tentang Hipertensi Di Desa Naumbai Kecamatan Kampar Bulan
Oktober 2021

Berdasarkan diagram diatas didapatkan data bahwa dari 1582

jumlah penduduk sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang baik

sebanyak 66,1% dan yang mempunyai pengetahuan yang baik sebnayak

33,9%.
36

4. Pengadaan Nutrisi
Diagram 4.1
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasan Mengolah
Sayur Di Desa Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober 2021

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa dari 434 kepala

keluarga kebiasaan pengolahan sayuran sebagian besar dipotong baru

dicuci sebanyak 68,3%, sementara dicuci baru dipotong sebanyak17,8%,

dan tidak dicuci sebanyak 13,9%.


37

Diagram 4.2
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasan Menghidang
Makanan Di Desa Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober 2021

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa dari 434 kepala

keluarga sebagian besar kebiasaan menghidang makanan tertutup

sebanyak 70,5%, kadang-kadang sebanyak 19,9% dan terbuka sebnayak

9,6%.
38

Diagram 4.3
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasan Makan dalam
Sehari Di Desa Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober 2021

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa dari 434 kepala

keluarga sebagian besar 3x sehari sebnayak 68,3%, sedangkan 2x sehari

sebanyak 17,3%, tidak tentu sebnayak 13,7%, dan 1x sehari sebnayak

0,8%.
39

Diagram 4.4
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasan
Mengkonsumsi Bua-buahan Di Desa Naumbai Kecamatan Kampar
Bulan Oktober 2021

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa dari 434 kepala

keluarga sebagian besar kebiasaan mengkonsumsi buah-buahan kadang-

kadang sebanyak 79,8%, sedangkan yang selalu ada sebanayak 12,6%.

Sementara yang tidak ada mengkonsumsi buaha-buahan sebanyak 7,5%.


40

Diagram 4.5
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Lauk yang
dikonsumsi Di Desa Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober
2021

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa dari 434 kepala

keluarga sebagian besar yang mengkonsumsi jenis lauk campuran

sebanyak 85,3%, protein hewani sebnayak 9,3%, dan protein nabati

sebanyak 5,4%.
41

Diagram 4.6
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan penggunaan garam
beryodium yang dikonsumsi Di Desa Naumbai Kecamatan Kampar
Bulan Oktober 2021

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa dari 434 kepala


keluarga sebagian besar mengkonsumsi garam beryodium sebanyak
88,9%, sedangkan yang tidak mengkonsumsi garam beryodium sebanyak
10,5%, sementara kadang-kadang sebanyak 0,6%.
42

5. Lingkungan Fisik
Diagram 5.1
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pengelolaan Sampah Di
Desa Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober 2021

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwa dari 434 kepala

keluarga didapatkan 90,3% keluarga mengolah sampahnya dengan cara

dibakar, 8% kepala keluarga mengolah sampah dengan cara dibuang

kesungai, 1.5% kepala keluarga mengolah sampah dengan cara ditimbun.

Cara pengolahan sampah dapat mempengaruhi Kesehatan dari penduduk.

Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan lingkungan

yang tidak sehat.


43

Diagram 5.2
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Air Bersih Di Desa
Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober 2021

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwa dari 434 kepala

keluarga didapatkan 49,9% keluarga memperoleh air dari sumur gali,

31,9% keluarga memperoleh air sungai, 16,6 keluarga memperoleh air dari

PAM. Sumber air yang dipakai oleh warga dapat mempengaruhi

Kesehatan. Kondisi air yang bersih akan meningkatkan kondisi Kesehatan

dari warga yang memakainya.


44

Diagram 5.3
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Jamban Di Desa
Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober 2021

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwa dari 434 kepala

keluarga didapatkan 96,1% keluarga BAB menggunakan angsatrim/ WC

leher angsa, 2,7% menggunakan jamban jemblung, 0,8% menggunakan

kolam atau disungai. Bentuk jamban yang sehat mempengaruhi kesehatan

pemakainya dan kesehatan lingkungan.


45

Diagram 5.4
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Saluran
Pembuangan Limbah Di Desa Naumbai Kecamatan Kampar Bulan
Oktober 2021

Berdasarkan diagram di atas didapatkan bahwa dari 434 kepala

keluarga didapatkan 68,4% keluarga memiliki saluran pembuangan limbah

menggunakan system peresapan tertutup, 20,6% menggunakan system

yang dibuang diselokan atau sungai, 10,8% keluarga memiliki saluran

pembuangan limbah menggunakan system peresapan terbuka. Limbah

yang dibuang sembarangan dapat mempengaruhi kesehatan dari warga dan

lingkungan.
46

Diagram 5.5
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tempat Penampungan
Air Bersih Di Desa Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober
2021

Berdasarakan diagram diatas didapatkan bahwa dari 434 kepala

keluarga didapatkan 54,2% keluarga membersihkan tempat penampungan

air tidak tentu, 24,8% keluarga membersihkan tempat penampungan air

seminggu sekali, 10,7% keluarga membersihkan tempat penampungan air

setiap hari. Tempat penampungan air dapat menjadi sumber penyakit

apabila tidak dibersihkan secara teratur.


47

Diagram 5.6
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Ventilasi Rumah Di
Desa Naumbai Kecamatan Kampar Bulan Oktober 2021

Berdasarkan diagram hasil observasi di atas, didapatkan data

bahwa keluarga yang ventilasi rumahnya terbuka sebanyak 49,6%

kemudian keluarga dengan ventilasi rumah yang tertutup sebanyak 48,6%

dan rumah yang tidak memiliki ventilasi sebanyak 1,8%. Hal ini

menunjukan bahwa masih adanya masyarakat yang belum mengetahui

akan pentingnya ventilasi untuk menunjang kesehatan keluarga.


48

6. KESEHATAN IBU DAN ANAK

Diagram 6.1

Distribusi Frekuensi berdasarkan pengetahuan ibu terkait imunisasi di

Desa Naumbai Kecamatan Kampar bulan Oktober 2021.

27%

baik
kurang baik

73%

Berdasarkan diagram diatas pengetahuan Ibu terkait Imunisasi di Desa

Naumbai dengan pengetahuan kurang baik sebesar 73%, sedangkan

pengetahuan yang baik hanya sebesar 27%.


49

Diagram 6.2
Distribusi frekuensi motivasi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
pada ibu hamil di Desa Naumbai Kecamatan Kampar bulan 2021

27%

baik
kurang baik

73%

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa kurangnya motivasi

untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada ibu hamil di Desa Naumbai

sebesar 73%, sedangkan ibu hamil memiliki motivasi yang baik untuk

melakukan pemeriksaan pada kesehatan sebanyak 27%.


50

Diagram 6.3
Distribusi frekuensi bayi yang disapih di Desa Naumbai Kecamatan
Kampar bulan 0ktober 2021

Berdasarkan diagram diatas jumlah bayi yang disapih berdasarkan umur

1-6 bulan sebesar 26,80%, sedangkan untuk umur 6 bulan – 1 tahun sebesar

36,08%, untuk umur 1 – 2 tahun sebesar 35,05%, dan umur >2 tahun

sebesar 2,06%.
51

Diagram 6.4
Distribusi frekuensi data bayi yang sudah diperiksa kesehatannya di
Desa Naumbai pada Bulan OKtober 2021

36%

Ya
Tidak

64%

Berdasarkan diagram diatas bayi yang sudah diperiksa kesehatannya

sebesar 36%, sedangkan yang tidak diperiksa kesehatannya sebesar 64%.


52

Diagram 6.5

Distribusi frekuensi ibu hamil yang Imunisasi TT di Desa Naumbai


pada Bulan OKtober 2021

36%

Ya
Tidak
64%

Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa Ibu hamil yang melakukan

imunisasi TT di Desa Naumbai sebesar 36%, sedangkan yang tidak

melakukan imunisasi TT sebesar 64%.


53

Diagram 6.7

Distribusi frekuensi Status Gizi Balita di Desa Naumbai pada Bulan


OKtober 2021

baik sedang

43%

57%

Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa balita yang mengalami

gizi baik sebanyak 43%, sedangkan balita yang mengalami gizi sedang

yaitu sebanyak 57%.


54

1. Analisa Data
N DATA MASALAH
O KEPERAWATAN
1 Data subjektif : Resiko meningkatnya
 Masyarakat mengatakan selama 2 minggu angka penyakit akibat
terakhir belum ada dilakukan gotong lingkungan yang kurang
royong bersama masyarakat desa sehat (ISPA).
Naumbai untuk membersihkan lingkungan
 Masyarakat mengatakan beberapa
anak/keluarga mengalami sesak nafas,
batuk, pilek, dll dikarenakan polusi udara
akibat pembakaran sampah.
Data objektif :
 Ditemukan beberapa masyarakat yang
menderita ISPA
 Ditemukan banyak sampah yang
berserakan di sekitar lingkungan rumah
warga
 Ditemukan beberapa rumah warga yang
tidak memiliki tong sampah
 Tidak ada tempat pembuangan sampah
khusus di desa Naumbai
 Kondisi geografis desa Naumbai masih
banyak tanaman liar dan tidak terawat
 Bagian hilir desa Naumbai mempunyai
anak sungai yang digunakan untuk
mencuci dan mandi oleh sebagian
masyarakat desa Naumbai.
 Berdasarkan data puskesmas kampar
tahun 2021 kasus ispa di desa Naumbai
55

ada 111 kasus.


 Cara pengolahan sampah dengan cara
dibakar 1.104 (94,8%), pengolahan
sampah dengan cara dibuang ke sungai
sebanyak 42 (3,6%), dan 13 (1,1%)
sampah ditimbun
 Saluran pembuangan air limbah keluarga
dengan perserapan tertutup sebanyak 970
(83,3%), perserapan terbuka sebanyak
37(3,2%) dan dibuang diselokan sebanyak
157 (13,5%).
2 Data subjektif : Resiko meningkatnya
 Lansia mengatakan kurang penyakit Degeneratif :
memperhatikan kesehatan seperti tidak hipertensi, jantung,
melakukan pemeriksaan rutin kesehatan. rematik, stroke, asam
 Lansia mengatakan sebelumnmya sudah urat, dm, katarak, dan
pernah melaksanakan senam lansia, kolesterol pada lansia di
namun masih belum konsisten. Dusun I Desa Naumbai
 Lansia mengatakan suka mengonsumsi berhubungan dengan
makanan yang bersantan, mengonsumsi kurangnya pengetahuan
makanan yang berkolesterol tinggi, dan motivasi untuk
mengonsumsi makanan tinggi garam, suka melakukan pemeriksaan
mengonsumsi makanan tinggi gula, kesehatan berkala.
mengonsumsi makanan dengan penyedap
rasa seperti ajinomoto, royco, masako,
sasa, suka minum kopi, teh, dan suka
makan kacang-kacangan.
 Lansia di Desa Naumbai mengatakan
jarang melakukan olahraga.
 Lansia di Desa Naumbai mengatakan suka
56

mandi di malam hari.

Data objektif :
 Sebanyak 65,62% (312 lansia)
menderita penyakit degeneratif.
 Sebanyak 61,21% (191 lansia)
menderita hipertensi.
 Sebanyak 1,28% (4 lansia ) menderita
jantung.
 Sebanyak 15,7% (49 lansia) menderita
Rematik.
 Sebanyak 0,96% (3 lansia) menderita
Stroke.
 Sebanyak 14,42% (45 lansia) menderita
Asam Urat.
 Sebanyak 1,28% ( 4 lansia) menderita
DM.
 Sebanyak 0,32 % (1 lansia) menderita
Katarak
 Sebanyak 4,80% (15 lansia) menderita
Kolesterol.
 Sebanyak 50,2% (238 lansia)
kurangnya motivasi melakukan
pemeriksaan berskala.
 Sebanyak 71,5% (339 lansia)
kurangnya pengetahuan terhadap pola
hidup sehat.
3 Data subjektif :
 Masyarakat mengatakan kurang tau Resiko terjadinya
apa pentingnya memeriksakan penyakit akibat tidak
kesehatan anaknya dan ibu tidak tau imunisasi (Demam,
57

apa saja resiko tidak imunisasi dan Campak, dan cacar) b/d
pentingnya kesehatan ibu dan anak. kurangnya pengetahuan
Data objektif : tentang kesehatan Ibu
 Ditemukan 62 bayi (38.0%) belum dan Anak.
diperiksa kesehatannya
 Ditemukan 12 anak (7,4%) mengalami
campak
 Ditemukan 92 bayi (70,2%) tidak
lengkap melakukan imunisasi
 Pengetahuan ibu hamil terkait imunisasi
kurang baik sebesar 73%
 Kurangnya motivasi ibu untuk
melakukan imunisasi kepada anak
sebesar 62%

2. Prioritas Masalah
No Masalah A B C D E F G Ketersediaan Skor
58

Sumber
Kesehatan
H I J K L
1 Resiko tinggi 5 5 5 3 3 4 4 4 3 3 4 1 44
peningkatan
angka kejadian
hipertensi pada
lansia b.d
kurangnya
pengetahuan
lansia
2 Resiko 5 4 3 5 5 4 4 5 3 3 5 5 51
meningkatnya
angka penyakit
akibat
lingkungan yang
kurang sehat
(ISPA)
3 Resiko 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 35
terjadinya
penyakit akibat
tidak imunisasi
(demam,
campak, dan
cacar) b/d
kurangnya
pengetahuan
tentang
kesehatan ibu
dan anak.

Keterangan:

Keterangan Huruf :

A = Sesuai dengan perawat komunitas


B = Sesuai dengan program pemerintah
C = Sesuai dengan intervensi pendidikan kesehatan
59

D = Risiko Terjadi
E = Risiko parah
F = Minat Masyarakat
G = Kemudahan untuk diatasi
H = Tempat
I = Dana
J = Waktu
K = Fasilitas
L = Petugas
Keterangan Angka :

1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat Tinggi
60

3. Rencana Keperawatan Komunitas


N DX KEP. TUJUAN TUJUAN EVALUASI
STRATEGI INTERVENSI
O KOM UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
1 Resiko setelah Setelah dilakukan - Penyuluhan 1. Lakukan 1.Masyarakat 1.80%
meningkatny dilakukan kegiatan selama 2 (penkes) penyuluhan mampu masyarak
a angka kegiatan bulan diharapkan: - Penyebaran tentang menyebutkan, at mampu
penyakit selama 2 1. Meningkatnya leaflet kesehatan menjelaskan menyebut
akibat bulan pengetahuan - Penempelan lingkungan tentang arti kan
lingkungan diharapkan masyarakat poster meliputi : lingk yang terkait
yang kurang peningkatan tentang - Pengangkata - Pengertian sehat dan keslingk
sehat (ISPA) penyakit keslingk n kader - Kriteria mampu 2.80%
yang 2. Meningkatnya - Pengolahan - Manfaat mengidentifik leaflet
berbasis pengetahuan limbah - Akibat asi ciri-ciri tersebar
lingkungan masyarakat - Kerja bakti 2. Lakukan lingk sehat di desa
tidak terjadi tentang penkes serta naumbai
penyakit tentang ispa mengetahui 3.80%
akibat dan cara penyakit poster
lingkung perawatannya akibat lingk tersebar
3. Penyebaran yang tidak didesa
61

leaflet tentang sehat dan cara naumbai


keslingk perawatannya 4.80%
4. Penempelan 2.Leaflet masyarakat
poster tentang tersebar di semangat
keslingk desa melakukan
5. Meningkatkan naumbai kerja bakti
kesadaran dan 3.Poster dan
motivasi tersebar di mendaur
masyrakat desa ulang
melalui naumbai sampah
pengangkatan 4.Masyarakat
kader-kader semangat
6. koordinasi mengikuti
dengan tokoh kerja bakti
masyarakat dan
untuk pengolahan
menyelenggar limbah
akan kerja
bakti
62

7. mendaur
ulang sampah
(pengolahan
limbah)
2 Resiko Setelah Setelah dilakukan - .Penyuluhan 1. Lakukan 1. Respon
meningkatny dilakukan kegiatan selama 1 (penkes) penyuluhan verbal
a penyakit kegiatan bulan diharapkan : - Penyebaran tentang dengan
Degeneratif : selama 3 1. Meningkatnya leaflet hipertensi, standar
hipertensi, bulan, pengetahuan - Penempelan rematik, asam evaluasi
rematik, diharapkan masyarakat poster urat meliputi : 80%
asam urat, tidak terjadi tentang - Pengangkatan a. Pengertian masyarakat
pada lansia peningkatan penyakit kader b. Tanda gejala mampu
di Dusun I penyakit hipertensi. - Senam sehat c. Penyebab menyebutka
Desa hipertensi. 2. Meningkatnya d. Patofisiologi n serta
Naumbai pengetahuan e. Klasifikasi menjelaskan
berhubungan masyarakat f. Penatalaksanaa tentang arti
dengan tentang g. Komplikasi dari
kurangnya komplikasi 2. Melakukan hipetensi,re
pengetahuan akibat pemeriksaan matik, dan
63

dan motivasi hipertensi kesehatan asam urat


untuk secara rutin. tanda gejala
melakukan 3. Penyebaran dari
pemeriksaan leaflet yang hipertensi,
kesehatan berisi tentang rematik,
berskala. hipertensi, asam urat
rematik, asam penyebab
urat dan
4. Penempelan penatalaksan
poster yang aan yang
berisi tentang dapat
hipertensi, digunakan
rematik, dan untuk
asam urat mengurangi
5. Meningkatkan hipertensi,
kesadaran dan rematik,
memotivasi asam urat
masyarakat serta
melalui kader komplikasi
64

atau tokoh akibat dari


masyarakat penyakit
untuk aktif hipertensi,
memelihara rematik,
kesehatan dan asam urat
berperilaku tersebut.
hidup sehat. 2. Respon
6. Koordinasi afektif dan
dengan tokoh psikomotor
masyarakat dengan
terkait standar
penyelenggaraa evaluasi
n aktivitas fisik 80%
seperti senam masyarakat
sehat. mau
7. Memberikan melakukan
pelatihan cara cek
pengukuran kesehatan
tekanan darah secara rutin.
65

bagi keluarga 3. Respon


penderita afektif dan
hipertensi, dan psikomotor
pengecekan dengan
asam urat. standar
evaluasi
80% leaflet
tersebar di
seluruh desa
Naumbai.
4. Respon
kognitif
dengan
standar
evaluasi
80% poster
tersebar di
seluruh desa
Naumbai.
66

5. Respon
afektif dan
psikomotor
dengan
standar
evaluasi
80%
masyarakat
mampu ikut
serta
memlihara
kesehatan
dan
berperilaku
hidup sehat.
6. Respon
afektif dan
psikomotor
90%
67

masyarakat
antusias
untuk
mengikuti
kegiatan
aktifitas
fisik seperti
senam sehat.
7. Respon
afektif dan
psikomotor
dengan
standar
evaluasi
80%
masyarakat
mampu
melakukan
pengukuran
68

tekanan
darah, dan
pengecekan
asam urat.

3. Resiko setelah Setelah dilakukan - Penyuluhan 1. Lakukan 1. Masyara 1. 80%


kegiatan selama 2 penyuluhan kat mampu
terjadinya dilakukan (penkes) masyarakat
bulan diharapkan: tentang menyebutkan,
penyakit kegiatan 1. Meningkatnya - Penyebaran kesehatan menjelaskan mampu
pengetahuan ibu dan tentang arti
akibat tidak selama 2 leaflet menyebutka
masyarakat anak pentingnya
imunisasi bulan tentang - Penempelan meliputi : kesehatan ibu n terkait
pentingnya - Pengertian dan anak
(demam, diharapkan poster kesehatan
memeriksakan - Kriteria 2.Leaflet
campak, dan peningkatan kesehatan - Pengangkatan - Manfaat tersebar di ibu dan
balita - Akibat desa
cacar) b/d kesehatan kader anak
2. Meningkatnya 2. Lakukan naumbai
kurangnya ibu dan penkes 3.Poster 2. 80%
pengetahuan
tentang tersebar di
pengetahuan anak leaflet
masyarakat imunisasi desa
tentang 3. Penyebaran naumbai tersebar di
tentang
leaflet tentang
kesehatan desa
pelayanan kesehatan ibu
ibu dan dan anak naumbai
kesehatan ibu
4. Penempelan
anak. 3. 80%
dan anak poster tentang
69

ibu dan anak poster


5. Meningkatkan
tersebar
kesadaran dan
motivasi didesa
masyrakat
naumbai
melalui
pengangkatan
kader-kader
koordinasi
dengan tokoh
masyarakat
untuk
meningkatkan
kesehatan ibu
dan anak
70

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini akan dibahas mengenai analisa dari masing-masing tahap

kegiatan yang telah dilakukan oleh praktek profesi keperawatan komunitas di

wilayah kerja Desa Naumbai. Dalam pembahasan ini dibahas faktor pendukung

dan faktor penghambat yang ada selama pelaksana kegiatan-kegiatan berdasarkan

Planing Of Action (POA) bersama kelompok kerja kesehatan (POKJAKES)

“Sehat Bersama”.

A. TAHAP PERSIAPAN
Kegiatan praktik profesi keperawatan komunitas bertujuan untuk

membantu pelayanan kesehatan komunitas dan memberdayakan

masyarakat (Community empowerement) dalam mengidentifikasi dan

menanggulangi masalah kesehatan yang ada di komunitas, terdapat

beberapa hal yang dilakukan antara lain : menerima informasi, arahan,

bimbingan dari Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, dan penyerahan

mahasiswa dari pembimbing Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

pada pihak desa dan orientasi daerah dijadikan lahan praktek.

Dalam tahap ini, faktor pendukung yang ada yaitu dari lintas

sektoral, seperti dari pihak Desa, Dusun, RT dan RW setempat. Juga dari

lintas program yaitu dari pihak Pustu dan Puskesmas yang menyangkut

kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan dan terprogram dari

puskesmas Air Tiris.


71

Faktor penghambat yang ditemui dalam tahap persiapan ini

kurangnya pemahaman mahasiswa tentang wilayah yang akan digunakan

sebagai lahan praktek, serta kurangnya motivasi masyarakat setempat

terhadap kesehatan.

B. TAHAP PENGKAJIAN

Tahap pengkajian merupakan langkah pertama dan utama dalam

proses keperawatan komunitas, metode yang telah dilakukan adalah

winsheld survey, observasi dan wawancara. Hal ini sesuai dengan teori

Neuman yang dimodifikasi oleh Mc. Farlene dan Anderson (2011) yaitu

model community as partner dimana melihat masyarakat dalam satu

wilayah sebagai core atau inti dan pengkajian harus dilakukan pada

masyarakat tersebut secara sistematis dan ilmiah. Mc Farlene dan

Anderson (2000) juga berpendapat bahwa core akan dipengaruhi oleh sub

sistematis yaitu lingkungan fisik, pelayanan sosial, dan kesehatan

ekonomi, transportasi, keamanan politik dan pemerintahan, komunikasi,

pendidikan serta rekreasi.

Pada tahap pengkajian ini telah dilakukan kegiatan antara lain

sosialisasi dengan tokoh masyarakat dan warga desa Naumbai, penyebaran

angket pada warga sekaligus observasi dan wawancara pada masyarakat di

wilayah desa Naumbai pada tanggal 19 Oktober 2021. Data yang

diperoleh kemudian ditabulasi dan di analisa serta dirumuskan masalah

keperawatan komunitas pada tanggal 22 Oktober 2021. Kemudian


72

rumusan yang diperoleh disepakati bersama dengan masyarakat pada saat

MMD 1 (Musyawarah Masyarakat Desa) pada tanggal 09 November 2021.

Proses pengkajian yang dilakukan pada masyarakat telah

memberikan informasi sehingga diketahui masalah dan ancaman kesehatan

yang ada di masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Stanhope, (2014)

dimana pada saat kita melakukan pengkajian komunitas perlu adanya

persiapan serta bagaimana kita melakukan pengkajian komunitas sehingga

didapatkan suatu masalah.

Pada tahap ini faktor pendukung yang ada yaitu masyarakat

berpartisipasi aktif dalam memberikan informasi saat dilakukan

wawancara dan juga adanya dukungan dari masyarakat baik ketua Dusun,

ketua Pemuda, ketua RT/RW dan tokoh masyarakat.

Faktor penghambat yang ditemui yaitu bnayak masyarakat yang

bekerja di pagi hari sehingga perlu melakukan wawancara di siang dan

sore hari, dan perlu waktu yang cukup lama untuk mendapatkan data

karena wilayah di Desa Naumbai.

C. TAHAP DIAGNOSA KEPERAWATAN


Golongan diagnosa keperawatan yaitu bersifat aktual, resiko dan

potensial. Dimana diagnosa yang bersifat aktual adalah diagnosa

keperawatan yang masalahnya benar-benar terjadi. Diagnosa yang bersifat

risiko adalah diagnosa keperawatan yang masalahnya belum terjadi tetapi

telah ditemukan data-data yang mendukung untuk timbulnya masalah.

Sedangkan diagnosa yang bersifat potensial adalah diagnosa

keperawatanyang mengacu kepada peningkatan derajat kesehatan.


73

Dari masalah yang di temukan parla saat pengkajian telah dapat di

rumuskan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan yang diperoleh

berdasarkan prioritas masalah adalah sebagai berikut :

1. Resiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang

kurang sehat (ISPA)

2. Resiko tinggi meningkatnya angka kejadian hipertensi pada lansia

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan terkait hipertensi.

3. Resiko terjadinya penyakit akibat tidak imunisasi (demam,

campak, dan cacar) b/d kurangnya pengetahuan tentang kesehatan

ibu dan anak

D. TAHAP INTERVENSI
Setelah di dapatkan data dan informasi tentang keadaan kesehatan

wilayah Keja Desa Naumbai, maka dirumuskan perencanaan untuk

mengatasi maslah kesehatan yang ada tersebut bersama masyarakat dan

anggota POKJAKES *Sehat Bersama", mahasiswa merencanakan

beberapa kegiatan yang berorientasi untuk mengatasi masalah yang

ditemukan.

Pada perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dari intervensi

mahasiswa dan masyarakat perlu adanya penyusunan rencana yang

matang, seperti merancang kegiatan yang akan dilakukan, sasaran dan

target intevensi serta peralatan yang dibutuhkan. Hal ini sangatlah cocok

dengan pendapat Stanhope 1987, dimana untuk mengembangkan rencana

yang strategis perlu adanya penjelasan tentang bagaimana bentuk-bentuk

kegiatan yang akan dilakukan, adanya alat-alat dan peran serta masyarakat.
74

Adapun kendala yang ditemukan dalam merumuskan intervensi

yaitu adanya anggota masyarakat yang kurang mendukung perencanaan

kegiatan terutama menyangkut dana. Dalam menyusun intervensi,

mahasiswa bersama-sama masyarakat menyusun intervensi pada saat

Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I).

Adanya pengetahuan mahasiswa dalam menyusun rencana

keperawatan (POA) dan telah terbinanya kerjasama yang baik antara

mahasiswa dan POKJAKES, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda yang

akan mempermudah penyusunan rencana tindakan berdasakan diagnosa

keperawatan komunitas di Desa Naumbai.

Kesulitan juga ditemukan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan

yaitu sulitnya mengumpulkan masyarakat dalam waktu bersamaan karena

pekerjaan dan kesibukan yang berbeda-beda dari masing-masing keluarga.

Untuk mengantisipasi itu mahasiswa merencanakan kegiatan pada waktu

luang di mana masyarakat tidak bekerja. Untuk melaksanakan perencanaan

kegiatan yang telah disusun bersama membutuhkan dana yang cukup

besar, sedangkan dana yang dimiliki oleh mahasiswa sangat terbatas.

Adapun intervensi keperawatan komunitas untuk diagnosa

keperawatan risiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang

kurang sehat (ISPA),yaitu:

1. Lakukan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan meliputi:

 Pengertian

 Kriteria
75

 Manfaat

 Akibat

2. Lakukan penyuluhan tentang ISPA dan cara perawatannya

3. Penyebaran leaflet tentang kesehatan lingkungan

4. Penempelan poster tentang kesehatan lingkungan

5. Meningkatkan kesadaran dan motivasi masyarakat melalui

pengangkatan kader-kader

6. Koordinasi dengan tokoh masyarakat untuk menyelenggarakan kerja

bakti

7. Mendaur ulang sampah (pengolahan limbah)

Adapun intervensi keperawatan komunitas untuk diagnosa

keperawatan Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada

lansia berhubungan dengan kurangnya pengetahuan terkait hipertensi.

yaitu:

1. Lakukan penyuluhan tentang hipertensi, meliputi :

a. Pengertian

b. Tanda dan gejala

c. Penyebab

d. Patofisiologi

e. Klasifikasi

f. Penatalaksanaan

g. Komplikasi

2. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin


76

3. Penyebaran leaflet yang berisi tentang hipertensi

4. Penempelan poster yang berisi tentang hipertensi

5. Meningkatkan kesadaran dan motivasi masyarakat melalui kader atau

tokoh masyarakat untuk aktif memelihara kesehatan dan berperilaku

hidup sehat

6. Koordinasi dengan tokoh masyarakat terkait penyelenggaraan

aktivitas fisik seperti senam hipertensi

7. Memberikan pelatihan cara pengukuran tekanan darah bagi keluarga

penderita hipertensi

Adapun intervensi keperawatan komunitas untuk diagnosa

keperawatan resiko terjadinya penyakit akibat tidak imunisasi (demam,

campak, dan cacar) b/d kurangnya pengetahuan tentang kesehatan ibu dan

anak yaitu:

1. Lakukan penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak meliputi :

- Pengertian

- Kriteria

- Manfaat

- Akibat

2. Lakukan penkes tentang imunisasi

3. Penyebaran leaflet tentang kesehatan ibu dan anak

4. Penempelan poster tentang ibu dan anak

5. Meningkatkan kesadaran motivasi masyarakat melalui pengangkatan

kader-kader
77

6. Koordinasi dengan tokoh masyarakat untuk meningkatkan kesehatan

ibu dan anak

E. TAHAP IMPLEMENTASI
Setelah disusun perencanaan yang telah disepakati oleh masyarakat

maka dilakukan implementasi dari rencana tersebut. Tahap implementası

dilaksanakan dalam waktu lebih kurang tiga minggu, dimana kegiatan

tersebut melibatkan seluruh masyarakat yang ada di Desa Naumbai

bersama dengan Mahasiswa praktek profesi keperawatan komunitas

Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.

Hal ini dijelaskan bahwa dalam melakukan tindakan perlu adanya

rumusan strategi untuk kegiatan serta bagaimana agar tindakan yang

dilakukan dapat mencapai suatu tujuan. Strategi yang digunakan itu

promosi kesehatan, layanan kesehatan, kerja kelompok, dan pemberdayaan

masyarakat (Mc. Farlan and Anderson, 2002).

Adapun kerja sama yang baik antara Mahasiswa dengan anggota

POKJAKES "Sehat Bersama", Kepala Dusun, Ketua pemuda, Kader yang

aktif, partisipasi masyarakat, serta adanya dana dari mahasiswa dan

sponsor membantu terlaksananya kegiatan. Kegiatan yang dilakukan

dalam bentuk penyuluhan kesehatan dan pengembangan keaktifan remaja

dapat dilakukan disiang hari bersamaan dengan kegiatan rutin yang

dilakukan oleh masyarakat setiap minggunya, tetapi ada beberapa kegiatan

yang melibatkan para pemuda dan anak-anak remaja yang tidak bisa

dilaksanakan di siang hari karena mempunyai kesibukan sehingga


78

dilaksanakan dimalam hari. Hal ini menjadi kendala dalam implementasi

kegiatan.

Dukungan dari lintas sektoral dan program dalam pelaksanaan

kegiatan yaitu: puskesmas, Desa, donatur dan tersedianya kesempatan

yang mendukung pelaksanaan kegiatan yaitu, kantor desa, dan posko

Mahasiswa.

Namun masih ada sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa

pelaksanaan kegiatan adalah tanggung jawab Mahasiswa praktek profesi

bukan kegiatan masyarakat sehingga seluruh persiapan kegiatan

dilaksanakan oleh Mahasiswa dan POKJAKES "Sehat Bersama'". Dari

perencanaan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahap imlementasi

telah dapat dilakukan dengan baik, adapun implementasi dari masing-

masing diagnosa keperawatan antara lain:

1. Resiko meningkatnya angka penyakit akibat ingkungan yang kurang

sehat (ISPA)

a. Lakukan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan meliputi:

 Pengertian

 Kriteria

 Manfaat

 Akibat

b. Lakukan penyuluhan tentang ISPA dan cara perawatannya

c. Penyebaran leaflet tentang kesehatan lingkungan

d. Penempelan poster tentang kesehatan lingkungan


79

e. Meningkatkan kesadaran dan motivasi masyarakat melalui

pengangkatan kader-kader

f. Koordinasi dengan tokoh masyarakat untuk menyelenggarakan

kerja bakti

g. Mendaur ulang sampah (pengolahan limbah)

Faktor pendukung yang dimiliki yaitu adanya dukungan dari pihak-

pihak terkait seperti dari puskesmas, kepala desa, kepala dusun, ketua

pemuda, serta ketua RW/RT.

Faktor penghambat pada kegiatan ini yaitu masih banyak

masyarakat yang tidak hadir untuk mengikuti penyuluhan sehingga

informasi yang disampaikan tidak dapat disampikan kepada seluruh warga

serta masih kurangnya motivasi warga dalam menerapkan dan menjaga

kesehatan lingkungan dimana ditandai dengan banyaknya warga yang

tidak hadir dalam gotong royong, sampah yang berserakan, dan sampah

sampah ditempat umum.

2. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada lansia

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan terkait hipertensi.

a. Lakukan penyuluhan tentang hipertensi, meliputi :

- Pengertian

- Tanda dan gejala

- Penyebab

- Patofisiologi

- Klasifikasi
80

- Penatalaksanaan

- Komplikasi

b. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin

c. Penyebaran leaflet yang berisi tentang hipertensi

d. Penempelan poster yang berisi tentang hipertensi

e. Meningkatkan kesadaran dan motivasi masyarakat melalui kader

atau tokoh masyarakat untuk aktif memelihara kesehatan dan

berperilaku hidup sehat

f. Koordinasi dengan tokoh masyarakat terkait penyelenggaraan

aktivitas fisik seperti senam hipertensi

g. Memberikan pelatihan cara pengukuran tekanan darah bagi keluarga

penderita hipertensi

Faktor pendukung yang dimiliki yaitu adanya dukungan

dari pihak pihak terkait seperti dari puskesmas, kepala desa, kepala

dusun, ketua pemuda, ketua RW/RW serta adanya antusias dari

Masyarakat tentang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat

Faktor penghambat pada kegiatan ini yaitu masyarakat

banyak tidak hadir pada saat penyuluhan dan kurangnya fasilitas

seperti alat cek tekanan darah.

3. Resiko terjadinya penyakit akibat tidak imunisasi b/d kurangnya

pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak.

a. Lakukan penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak meliputi :

- Pengertian
81

- Kriteria

- Manfaat

- Akibat

b. Lakukan penkes tentang imunisasi

c. Penyebaran leaflet tentang kesehatan ibu dan anak

d. Penempelan poster tentang ibu dan anak

e. Meningkatkan kesadaran motivasi masyarakat melalui pengangkatan

kader-kader

f. Koordinasi dengan tokoh masyarakat untuk meningkatkan kesehatan

ibu dan anak

Faktor pendukung yang dimiliki yaitu antara lain berupa

dukungan dari para kader yang mau menghadiri dan berpartisipasi

aktif saat jalannya penyuluhan dan para orang tua yang memiliki

bayi sangat berantusias dan bersemangat mengikuti kegiatan di

tempat yang telah disediakan oleh tokoh masyarakat dan diberikan

leaflet tentang materi yang disampaikan. Dan POSYANDU yang

dilakukan akan dipantau oleh petugas puskesmas Sehingga jika ada

anggota masyarakat terutama bayi dan balita yang mengalami gizi

kurang akan mudah dideteksi oleh petugas kesehatan puskesmas.

Dalam revitalisasi posyandu para kader juga sangat aktif dan ada

dukungan dari pihak puskesmas dan ibu-ibu PKK dengan adanya

tambahan alat-alat lain yang dibutuhkan. Selain itu POSYANDU

yang permanen juga sudah ada di Desa Naumbai.


82

Faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah masih banyak

orang tua yang belum mengetahau manfaat gizi seimbang untuk

bayi dan balitanya serta masih ada beberapa kader yang belum

datang dalam rapat posyandu.

F. TAHAP EVALUASI
Tahap evaluasi merupakan kegiatan menilai pelaksanaan intervensi

dan implementasi yang telah dilaksanakan pada tahap ini masih banyak

yang harus dievaluasi karena membutuhkan waktu yang lama, sehingga

perlu rencana tindak lanjut bersama masyarakat sesuai dengan rencana

keperawatan yang ada. Sedangkan untuk evaluasi singkat berupa respon

verbal dan non verbal yang sudah dilaksanakan seperti pada saat

pelaksanaan kegiatan penyuluhan, penyebaran leaflet, diskusi, dan

pemasangan poster.

Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa, POKJAKES Sehat

Bersama" dan peran serta masyarakat serta dukungan dari aparat Desa,

Dusun, RW/RT dan puskesmas setempat sangat membantu untuk

menetapkan kriteria kegiatan bersama, namun karena beragam aktivitas

masyarakat menyebabkan partisipasi masyarakat sesuai dengan kriteria

yang ditetapkan tidak maksimal, apalagi ditambah dengan kurangnya

motivasi masyarakat dalah hal kesehatan membuat kriteria yang ditetapkan

tidak maksimal.

Terbentuknya organisasi POKJAKES "Sehat bersama" diharapkan

akan dapat melanjutkan program kegiatan mahasiswa praktek profesi

keperawatan komunitas, serta adanya dukungan dari lintas program dan


83

lintas sektoral membantu kesinambungan kegiatan mahasiswa praktek

profesi keperawatan komunitas. Tetapi, kesibukan dari pengurus

POKJAKES "Sehat Bersama" menyebabkan sedikitnya waktu luang yang

tersisa untuk pelaksanaan program-program kegiatan dari setiap unit

POKJAKES.
84

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pengkajian (pengumpulan data melalui kuisioner, observasi dan

metode wawancara dengan masyarakat setempat) dilakukan terhadap

warga desa yang ada di Desa Naumbai oleh mahasiswa S1

Keperawatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Ruang lingkup

pengkajian terhadap masyarakat dilakukan sesuai dengan masalah

yang didapat saat winshield survey. Pengkajian menggunakan

kuisioner dilakukan dengan metode door to door (rumah ke rumah).

Pengkajian meliputi data umum, lingkungan rumah, air bersih,

keluarga PHBS dan sebagainya.

2. Berdasarakan pengkajian yang telah dilakukan tersebut, dapat ditarik

beberapa permasalahan kesehatan komunitas di Desa Naumbai, yaitu:

 Resiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang

kurang sehat (ISPA)

 Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada lansia

b/d kurangnya pengetahuan terkait hipertensi

 Resiko terjadinya penyakit akibat tidak imunisasi b/d kurangnya

pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak

3. Setelah ditemui masalah kseshatan komunitas, maka disusunlah suatu

rencana keperawatan komunitas sekaligus membentuk kelompok kerja


85

kesehatan (POKJAKES) "Sehat Bersama" untuk membantu mengatasi

masala-masalah tersebut. Adapun POKJAKES ini terdiri dari empat

sasaran yaitu: KIA, Remaja, Kesehatan Lingkungan, dan Lansia.

Kegiatan ini dilakukan untuk dapat memberdayakan masyarakat untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya masyarakat

Desa Naumbai.

4. Berdasarkan yang tercantum dalam POA maka mahasiswa bersama

dengan POKJAKES Sehat Bersama" mulai melakukan kegiatan

implementasi keperawatan yang meliputi

a. Penyuluhan Kesehatan

 Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan serta penyebaran

leaflet

 Penyuluhan tentang KIA

 Penyuluhan tentang remaja

 Penyuluhan tentang penyekit degenaratif pada lansia

b. Melaksanakan pembuatan TPS

c. Melaksanakan senam

d. Melakukan gotong royong

Setiap selesai kegiatan implementasi keperawatan

komunitas mahasiswa melakukan evaluasi (terlampir dalam

lampiran untuk kegiatan) dan secara umum evaluasi dari

implementasi keperawatan komunitas yang telah dilakukan

mahasiswa bersama POKJAKES "Sehat Bersama".


86

5. Evaluasi

a. Evaluasi struktural

 Masyarakat yang diundang hadir di tempat yang telah

ditentukan dengan kehadiran sebagian besar dari masyarakat

yang mengikuti Kegiatan datang tepat waktu, tetapi ada juga

masyarakat yang terlambat dalam mengikuti kegiatan yang

telah diadakan

 Tempat yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan sesuai

dengan rencana, baik tempat untuk melaksanakan penyuluhan,

perlombaan dan lain sebagainya.

 Alat-alat atau perlengkapan serta media yang dibutuhkan untuk

melakukan setiap kegiatan dapat tersedia sesuai rencana

 Peran dari setiap mahasiswa telah sesuai dengan uraian tugas

yang telah direncanaklan dan dapat dilaksanakan dengan baik

sesuai dengan yang telah diharapkan

 Pengurus dan anggota POKJAKES "Sehat Bersama" terlibat

dalam setiap tindakan

b. Evaluasi Proses

 Masyarakat mendukung setiap kegiatan yang dilakukan

oleh mahasiswa bersama POKJAKES dengan rata-rata

undangan yang hadir 75%

 Masyarakat yang hadir sangat antusias dan berperan aktif

selama kegiatan berlangsung


87

c. Evaluasi akhir

 POKJAKES belum terbentuk sebelum pelaksanaan

kegiatan MMDT dan telah disepakati bersama masyarakat

untuk dibentuk POKJAKES dengan nama "Sehat Bersama"

 Pelantikan POKJAKES "Sehat Bersama" dilantik pada

acara MMD I oleh Bapak Kepala Desa Naumbai.

 Audiens aktif dalam mengikuti kegiatan baik penyuluhan

maupun kegiatan lain yang dilakukan oleh mahasiswa dan

mampu mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh

mahasiswa

Semua rencana keperawatan komunitas dapat dilakukan sesuai

rencana berkat kerja sama antara mahasiswa, tokoh masyarakat, pejabat

pemerintahan setempat, PUSKESMAS, serta POKJAKES yang telah

dibentuk. Tidak lupa pula kerjasama dari masyarakat Desa Naumbai yang

cukup antusias sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diajukan beberapa saran yang

dapat menunjang perbaikan-perbaikan yang positif pada kemudian hari,

yaitu :

1. Puskesmas

Kepada puskesmas sebagai penanggung jawab wilayah Desa

Naumbai dibidang kesehatan, diharapkan dapat membantu

POKJAKES sehingga Sehat Bersama" dapat meningkatkan derajat


88

kesehatan masyarakat Kecamatan Kampar khususnya Desa Naumbai.

Diharapkan pula kepada puskesmas lebih aktif dalam dalam

menjalankan program promotif dan preventif pada masyarakat dari

pada kuratif sehingga fungsi dasar puskesmas tidak hilang.

2. POKJAKES "Sehat Bersama"

Kepada POKJAKES "Sehat Bersama" diharapkan lebih aktif

dalam kegiatan-kegiatan yang menunjang derajat kesehatan

masyarakat setempat. Anggota POKJAKES juga harus saling bekerja

sama dengan pihak-pihak terkait terhadap peningkatan kesehatan

untuk membentuk suatu kegiatan yang dapat menunjang derajat

kesehatan masyarakat.

3. Mahasiswa profesi Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Diharapkan kepada praktek mahasiswa yang akan menjalani

keperawatan komunitas selanjutnya dapat lebih meningkatkan kerja

sama antar kelompok dan dapat bekerja sama dengan pihak-pihak

terkait lainnya sehingga dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan

dimasyarakat yang berhubungan dengan kesehatan dan dapat

terselesaikan dengan sukses dan berhasil.

4. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan fasilitas-fasilitas yang dapat

menunjang kegiatan praktek komunitas, misalnya tenaga pembimbing

mahasiswa yang selalu hadir dilahan praktek, barang-barang


89

elektronik khusus untuk praktek komunitas, buku-buku penunjang

keperawatan komunitas dan sebagainya.


90

LAPORAN HASIL

WINSHIELD SURVEY DI DESA NAUMBAI

KECAMATAN KAMPAR

(18-20 Oktober 2021)

A. PENDAHULUAN
Sehubungan dengan pelaksanaan praktek profesi komunitas yang

diadakan di Desa Naumbai Kecamatan Kampar, mahasiswa telah

melakukan pengamatan secara umum ( winshield survey ) tentang situasi

dan keadaan diwilayah Desa Naumbai.

Winshield survey dilakukan pada tanggal 18-20 Oktober 2021 di

Desa Naumbai. Gambaran umum situasi dan lingkungan diwilayah ini

wawancara dari warga, tokoh dengan cara odservasi, dilakukan

masyarakat, dan aparatur desa yang bertujuan untuk memperoleh data

untuk menunjang tegaknya masalah kesehatan yang ada di Desa Naumbai.

Wilayah administrasi Desa Naumbai terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun 1,

Dusun 2, dan Dusun 3. Dari hasil pendataan diperkirakan jumlah

penduduk sebanyak 1164 penduduk.

I. CORE: INTI

1. Demografi

Wilayah Desa Naumbai sebelah barat berbatasan dengan Desa

Limau Manis, sebelah timur berbatasan dengan Tanjung

Berulak, sebelah utara berbatasan dengan Sungai Kampar, dan

sebelah selatan berbatasan dengan Rumbio Jaya.


91

Dari hasil pengamatan, masyarakat Desa Bukit Melintang

memiliki kelompok usia yang bervariasi yang terdiri atas

kelompok usia bayi/ balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa

dan lansia. Kelompok usia sekolah pada pagi hari dan sore hari

terlihat ramai dilingkungan sekolah.

2. Etnik
Penduduk diwilayah Desa Naumbai memiliki suku yang

berbeda-beda, terdiri dari suku melayu, piliang, domo, jawa,

pitopang, dll.

3. Nilai dan Keyakinan

Di wilayah Desa Naumbai penduduknya menganut agama

islam. Di Desa Naumbai terdapat Masjid dan beberapa

musholla.

II. 8 SUB SISTEM

1. LINGKUNGAN FISIK

Perumahan di Desa Naumbai mayoritas rumah permanen, jarak

perumahan penduduk dari jalan lintas Bangkinang-Pekanbaru ±

3 kilo meter, dan sebagian besar rumah warga tidak berpagar

dan lahan kosong didepan rumah digunakan menanam tanaman

hias. Kondisi jalan-jalan Desa Naumbai adalah jalan aspal dan

rusak juga terdapat selokan dan sisa sampah masyarakat

ditumpuk kemudian dibakar.

Ventilasi rumah penduduk pada sebagian besar dengan

vantilasi terbuka rumah (49,6%).


92

2. KESEHATAN DAN PELAYANAN SOSIAL


Dari hasil winshield survey di Desa Naumbai terdapat 1

puskesmas pembantu,

3. EKONOMI

Dari hasil winshield survey di Desa Naumbai mata

pencaharian warga bekerja sebagai petani, wiraswasta. sopir

dan guru.

4. TRANSPORTASI DAN KEAMANAN

Sarana transportasi yang digunakan pada umumnya dalah

sepeda motor, mobil dan anggutan umum.

5. POLITIK DAN PEMERINTAHAN


Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah

bersama dengan aparat desa dan tokoh masyarakat, sehingga

memungkinkan diambilnya suatu kesepakatan bersama. Di

Desa Naumbai terdapat Kantor pemerintahan yaitu kantor Desa

Naumbai

6. KOMUNIKASI
Untuk menyampaikan informasi masyarakat menggunakan

mesjid untuk menyampaikan pengumuman. Pengunanaan

sistem undangan untuk mengumpulkan masyarakat masih Di

gunakan. Beberpa acara dilaksanakan dimesjid dan digunakan.

kadang-kadang dilaksankan di aula kantor desa.

Interaksi sosial masyarakat antar dusun cukup baik, saat Survey

dilakukan wagra saling berkunjung ke rumah tetangga untuk


93

bersilatuhrahmi dan terlihat cukup akrab. Masyarakat Naumbai

pada umumnya memiliki televisi sebagai sarana hiburan dan

komunikasi.

7. PENDIDIKAN

Di wilayah Desa Bukit Melintang terdapat satu SD, TK, MDA

yang . Kondisi SDN tersebut baik dan layak pakai permanen,

SDN ini juga memiliki dengan bangunan lapangan

yang digunakan untuk upacara dan acara lainnya.


94

DOKUMENTASI
95

PRE PLANING

KEGIATAN SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN POKJAKES DI DESA

NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR TANGGAL

A. LATAR BELAKANG

Untuk meningkatkan peran serta masyarakat di Desa Naumbai

Kecamatan Kampar secara aktif dalam bidang kesehatan, akan dibentuk

Kelompok Kerja Kesehatan (POKJAKES) oleh masyarakat bersama

Mahasiswa Profesi Ners Program Studi Profesi Ners Universitas Pahlawan

Tuanku Tambusai. Dasar pemikiran pembentukan POKJAKES adalah dari,

oleh, dan untuk masyarakat. Menindak lanjuti hasil kesepakatan dengan Desa,

maka akan dilaksanakan pertemuan sosialisasi dan pembentukan

kepengurusan POKJAKES dan organisasinya di Desa Naumbai Kecamatan

Kampar. Dengan pembentukan POKJAKES diharapkan akan dapat

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di Desa Naumbai

Kecamatan Kampar.

B. TUJUAN

1. Tujan Umum

Sosialisasi dan membentuk struktur organisasi POKJAKES di Desa

Naumbai Kecamatan Kampar.

2. Tujuan Khusus

a. Masyarakat memahami dan menyadari pentingnya POKJAKES

b. Mahasiswa dan masyarakat membentuk strutur organisasi

POKJAKES di Desa Naumbai Kecamatan Kampar.


96

C. PELAKSANAAN

1. Judul Kegiatan

Sosialisasi dan pembentukan kelompok kerja kesehatan (POKJAKES) di

Desa Naumbai Kecamatan Kampar.

2. Sasaran dan Target

Sasaran : Masyarakat Desa Naumbai Kecamatan Kampar.

Target : Kepala Dusun, Ketua RW, Ketua RT, tokoh masyarakat,

tokoh agama, kader posyandu, kader jumantik, dan PKK.

3. Metode

Penyampaian sosialisasi dan pembentukan struktur POKJAKES

disampaikan melalui ceramah, diskusi, presentasi, dan musyawarah.

4. Media dan Alat

Infokus, laptop, dan mikrofon.

5. Waktu

a. Hari/Tanggal : 04 November 2021

b. Waktu : 120 menit

c. Topik Kegiatan : Pembentukan Kelompok Kerja Kesehatan

(POKJAKES)

6. Setting Tempat

R MDR

P P
97

Keterangan :
I : Infocus
MDR : Moderator
F : Fasilitator
P : Tokoh masyarakat
O : Observer
R : Pemateri

D. SUSUNAN ACARA

WAKTU ACARA KEGIATAN PESERTA


5 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam
Pembukaan  Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
kegiatan  Menyetujui kontrak
 Menjelaskan kontrak
20 menit  Menjelaskan tentang  Mendengarkan
pengertian POKJAKES  Mendengarkan
Penjelasan  Memjelaskan fungsi  Mendengarkan
POKJAKES POKJAKES
 Menjelaskan tugas
anggota
25 menit  Menanyakan anggota  Memilih atau
Pemilihan yang akan dipilih mengusulkan anggota
POKJAKES POKJAKES
98

3 Menit  Membacakan doa  Mengikuti doa


Doa

E. URAIAN TUGAS
1. Ketua : Syahri Riefaldy, S.Kep
2. Wakil : Febri Syukri Emil, S.Kep
3. Sekretaris : Nikmal Fadhliyah, S.Kep
4. Moderator : Muhammad Alfaridzi Filma, S.Kep
5. Notulen : Firdatul Jannah, S.Kep
Siti Munawaroh, S.Kep
6. Seksi Acara : Risna Delram Tinur, S.Kep
Yeyen Alayda, S.Kep
Karnisa Rambe, S.Kep
Monica Yuliana, S.Kep

7. Seksi Dokumentasai : Ratna Triana, S.Kep


Windi Okta, S.Kep

8. Seksi Perlengkapan : Nowfal Al Qois, S.Kep


Teddy Septian, S.Kep
Marwan Syahputra, S.Kep
Sasmi Padli, S.Kep

9. Seksi Konsumsi : Syarifah Ulfa Putri, S.Kep


Mutiara Ananda, S.Kep
Annisa Rahmalia, S.Kep
Elfi Laili, S.Kep

10. Keamanan : Abdul Aziz Sumardi, S.Kep


99

Rahmat Saifuddin, S.Kep


Raihan Abdinata, S.Kep
Muhammad Rizki Kurniadi, S.Kep

11. Operator : Yusharizal, S.Kep

12. Humas : Ade Irma Susanti, S.Kep


Vina Gusmarina, S.Kep
Tasya Ruliyanti, S.Kep
Hayatun Nupus, S.Kep

F. Evaluasi
1. Struktur
Persiapan dilaksanakan dua hari sebelum kegiatan dan undangan
disebarkan 1 hari sebelum kegiatan.
2. Proses
Diharapkan acara berjalan lancar dan kehadiran 100% dari jumlah
undangan.
3. Hasil
a. Mahasiswa dapat mensosialisasikan tentang PKJAKES dan tugas-
tugas pengurus POKJAKES kepada masyarakat Desa Naumbai
Kecamatan Kampar.
b. Masyarakat dapat memahami dan menyadari tentang pentingnya
POKJAKES.
c. Mahasiswa bersama masyarakat dapat membentuk struktur organisasi
POKJAKES di Desa Numbai Kecamatan Kampa

LAPORAN KEGIATAN
100

SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA

KESEHATAN (POKJAKES) DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

1. TAHAP PERSIAPAN

a. Konsultasi dengan sekretaris desa (SEKDES) dan kepala dusun Desa

Naumbai untuk penentuan tempat, waktu, dan tokoh masyarakat yang

akan diundang dalam kegiatan sosialisasi dan pembentukan kelompok

kerja kesehatan (POKJAKES).

b. Bekerjasama dengan pemuda Desa Naumbai dalam penyebaran

undangan.

c. Undangan yang disebar sebanyak 40 undangan termasuk undangan

Untuk ketua RT, RW, Kepala Dusun, dan PKK.

d. Mempersiapkan perlengkapan satu hari sebelum acara dilaksanakan

e. Pengarahan dari dosen pembimbing akademik sebelum acara

f. Simulasi panitia sebelum pelaksanaan acara

2. TAHAP PELAKSANAAN

a. Acara dimulai pukul 09:00 WIB setelah undangan hadir

b. Jumlah masyarakat yang hadir

c. Mahasiswa terlibat dalam acara POKJAKES dan berperan sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan.

d. Pertemuan bertujuan untuk membentuk kelompok kerja kesehatan

(POKJAKES)

e. Para undangan mengusulkan dan memiliki calon anggota POKJAKES

atas kesadaran diri sendiri.


101

f. Bapak Kepala Desa Naumbai tidak dapat menghadari acara karena ada

halangan dan diwakili oleh perangkat desa.

g. Acara berlangsung selama lebih kurang satu jam

3. TAHAP KEGIATAN

No. KEGIATAN PELAKSANAAN WAKTU

1. Pembukaan Nikmal Fadhliyah, S.kep 5 menit

2. Sambutan ketua 5 menit

pelaksana
Syahri Riefaldy, S,Kep
Pembentukan

POKJAKES

3. Kata sambutan dari 5 menit

Kepala M. Zulhasni, SE., Sy

Desa/Mewakili

4. Penjelasan Job Mardiana Napitu, S.Kep 20 menit

Descrption Pokjakes Febri Syukri Emil, S.Kep

5. Pembentukan 25 menit

kepengurusan M. Alfaridzi Filma, S.Kep

Pokjakes

6. Do’a Wahyu Maulana Putra, S.Kep 3 menit

7. Penutup

4. HAMBATAN DAN SOLUSI


102

Pada saat pelaksanaan kegiatan Kelompok Kerja Kesehatan

(POKJAKES terdapat beberapa hambatan seperti jadwal pelaksanaan

mundur 30 menit karena menunggu anggota PKK hadir, selain itu ruangan

yang kurang memadai sehingga tidak semua mahasiswa Profesi Ners

Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai bisa masuk keruangan tersebut.

5. TAHAP EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

1) Undangan hadir sebanyak 70 % (30 orang) dari 40 undangan yang

disebarkan.

2) Tempat, waktu dan alat yang dibutuhkan tersedia dan berjalan

sesuai rencana.

b. Evaluasi Proses

1) Pelaksanaan sosialisasi dan pembentukan POKJAKES berjalan

lancar

2) Undangan yang hadir sangat antusias dan anggota POKJAKES

yang terpilih menyetujui tanpa adanya paksaan.

3) Mahasiswa dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai

bagian yang ditetapkan.

c. Evaluasi Hasil

1) Terbentuknya anggota POKJAKES di Desa Naumbai

Kecamatan Kampar dengan nama POKJAKES “Naumbai Maju

Naumbai Sehat”.
103

2) Terlaksananya pembentukan POKJAKES “Naumbai Maju

Naumbai Sehat” di Desa Naumbai Kecamatan Kampar.


104

STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK KERJA KESEHATAN


“NAUMBAI MAJU NAUMBAI SEHAT”
DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR TAHUN 2021

Kelompok kerja kesehatan (POKJAKES) “Naumbai Maju Naumbai Sehat”


mempunyai struktur sesuai dengan surat keputusan Kepala Desa Naumbai
Kecamatan Kampar, yang terdiri dari :
1. Pelindung
2. Pembina
3. Penanggung jawab
4. Ketua
5. Sekretaris
6. Bendahara

SEKSI SEKSI POKJAKES


1. SEKSI LANSIA
Ketua : Rosmadalena
Anggota : Dasmariati
Yusmidar
Hasnidar Has
Mardianis
Rodiah
Neni S
Elliana

2. SEKSI REMAJA
Ketua : Sowel Ilhami, MPd
Anggota : Yusnida
Annisa Nasution
Ermi Yusnita
Nurlian
105

Maznizar
Rosmidar

3. SEKSI KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)


Ketua : Hj. Dahniar, SPd.I
Anggota : Hasnidar
Samnur
Donna Mellova
Devi Julita Sari
Asmiyati
Widya Astuti

4. SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN (KESLING)


Ketua : Jasmi Aminah
Anggota : Nuraini
Eva Susanti
Murniati
Darnis
Dahlia
Elfi Nuraini
Hairida
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116

PRE PLANNING

PENYULUHAN KESEHATAN IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA DI

DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa tergantung kepada keberhasilan

pembangunan sumber daya manusia. Tantangan pembangunan dan kehidupan

di masa datang memerlukan peningkatan mutu manusia yang semakin

tangguh baik fisik, mental, maupun intelektual. Untuk mendapatkan manusia

yang mempunyai kualitas yang unggul ada beberapa intervensi yang bisa

dilakukan, salah satunya adalah pembinaan kesehatan.

Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

ganda (double burden). Penyakit menular merupakan masalah, sementara

penyakit degenerative juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak

mengenal masalah wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberatasan.

Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu,

maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindah penyakit dari suatu

daerah atau Negara ke Negara lain dapat dilakukan dalam waktu relative

singkat dan dengan hasil yang efektif. Selain penyakit menular, kesehatan

pada bayi dan balita juga menjadi perhatian saat ini. Dengan memperhatikan

kesehatan bayi dan balita maka akan menjadikan generasi penerus yang sehat.

Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu

perhatian yang serius. Untuk itu perlu dilakukan usaha yang dapat

meningkatkan pengetahuan ibu khususnya dan masyarakat umumnya tentang


117

pentingnya memberikan imunisasi lengkap pada balita untuk menunjang

pertembuhan dan perkembangan balita agar terhindar dari jenis penyakit yang

dapat mengganggu pertumbuhannya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama lebih kurang 30

menit, Ibu mampu mengetahui tentang manfaat pemberian imunisasi

pada anak.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu mampu :

a. Ibu mampu mengetahui tentang pengertian imunisasi

b. Ibu mampu mengetahui tentang manfaat imunisasi

c. Ibu mampu mengetahui tentang jenis imunisasi

d. Ibu mampu mengetahui tentang jadwal imunisasi

e. Ibu mampu mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan setelah

imunisasi

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Topik atau materi

Manfaat imunisasi lengkap pada bayi dan balita

2. Sasaran

Seluruh ibu-ibu yang memiliki balita yang berkunjung ke Posyandu di

Desa Naumbai

3. Metode

 Ceramah
118

 Tanya jawab

 Diskusi

4. Media

Power point

5. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : 02 Desember 2021

Jam : 14:00

Tempat : Aula Kantor Desa Naumbai

6. Penggorganisasian

a. Setting Tempat

Co L M

P P

F W F W f w

O D

Keterangan :
L: Leader
P : Petugas Kesehatan
M:Moderator
F: Fasilitator
W:Warga
D: Dokumentasi
119

b. Kegiatan Penyuluhan

NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan : a. Menjawab salam


a. Mengucapkan salam b. Memperhatikan
b. Perkenalan mahasiswa c. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan d. Memperhatikan
d. Menjelaskan kontrak
waktu

2. 20 menit Penyampaian materi : a. Memperhatikan

a. Menjelaskan tentang b. Memperhatikan

imunisasi c. Memperhatikan

b. Menjelaskan manfaat d. Memperhatikan

tentang imunisasi e. Memperhatikan

c. Menjelaskan tentang

jenis imunisasi

d. Menjelaskan tentang

jadwal imunisasi

e. Menjelaskan tentang hal-

hal yang harus

diperhatikan setelah

imunisasi

3. 5 menit Penutup : a. Memberikan


120

pertanyaan

a. Meminta peserta untuk b. Mendengar

memberikan pertanyaan c. Memperhatikan

atas penjelasan yang Dan menjawab

tidak dipahami d. Menyebutkan

b. Menjawab pertanyaan jenis dan manfaat

yang diajukan e. Memperhatikan

c. Meminta peserta untuk f. Memperhatikam

menyebutkan pengertian g. Menjawab salam

imunisasi

d. Meminta peserta untuk

menyebutkan jenis dan

manfaat imunisasi

e. Memberikan

reinforcement positif

atas jawaban yang

diberikan peserta

f. Menyimpulkan dan

menutup diskusi

g. Mengucapkan salam

c. Uraian Tugas

1) Penanggung jawab : Novri Ismarianti, S.Kep


121

Tugas :

mengkoordinasi persiapan dan

pelaksanaan penyuluhan

2) Moderator : Marlin Zaman, S.Kep

Tugas :

- Membuka acara

- Memperkenalkan mahasiswa

- Menjelaskan tujuan dan topik

- Meminta peserta untuk

- Memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak dipahami

- Memberikan kesempatan pada mahsiswa untuk menjawab

pertanyaan yang diajukan

- Menyimpulkan dan menutup diskusi

- Mengucapkan salam

3) Leader : Febri Syukri Emil, S.Kep


Tugas : Menyampaikan penyuluhan kepada
masyarakat

4) Notulen : Siti Munawaroh, S.Kep


Firdatul Jannah, S.Kep

5) Operator : Febri Syukri Emil, S.Kep


Tugas : Mengoperasikan media penyuluhan

6) Fasilitator : Ade Irma Susanti, S.Kep

Lisa Septiani, S.Kep


122

Sawitri, S.kep

Sri Wahyuni, S,kep

Yenni Apriliani, S.Kep

Tugas : Memfasilitasi peserta agar berperan

aktif

7) Observer : Kamariah, S.Kep

Yola Ayustina Putri, S.Kep

Tugas :

- Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai

akhir

- Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

8) Perlengkapan : Tasya Ruliyanti, S.Kep

Novita Syahputri, S.Kep

Sri Rahayu, S.Kep

9) Dokumentasi : Mutiara Ananda, S.Kep

Riski Rela Putri, S.Kep


123

LAPORAN KEGIATAN
PENYULUHAN KESEHATAN IMUNISASI DI AULA DESA NAUMBAI

KECAMATAN KAMPAR

1. TAHAP PERSIAPAN

a. Konsultasi dengan sekretaris desa (SEKDES), Kader KIA, dan kepala

dusun Desa Naumbai untuk penentuan tempat, waktu, dan tokoh

masyarakat yang akan diundang dalam kegiatan penyuluhan kesehatan

imunisasi di Posyandu Desa Naumbai.

b. Bekerjasama dengan Kader KIA Desa Naumbai dalam penyebaran

undangan.

c. Undangan yang disebar sebanyak 40 undangan yang terdiri dari ibu

hamil, ibu menyusui, bayi dan balita Desa Naumbai.

d. Mempersiapkan perlengkapan satu hari sebelum acara dilaksanakan

e. Pengarahan dari dosen pembimbing akademik sebelum acara

f. Simulasi panitia sebelum pelaksanaan acara

2. TAHAP PELAKSANAAN
a. Acara dimulai pukul 14:00 WIB setelah undangan hadir

b. Jumlah masyarakat yang hadir

c. Mahasiswa terlibat dalam acara seksi KIA dan berperan sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan.

d. Pertemuan bertujuan untuk manfaat pemberian imunisasi pada anak


124

e. Acara berlangsung selama lebih kurang satu jam

3. TAHAP KEGIATAN

No. KEGIATAN PELAKSANAAN WAKTU

1. Pembukaan Marlin Zaman, S.kep 5 menit


2. Sambutan ketua
pelaksana
Syahri Riefaldy, S,Kep 5 menit
Pembentukan
POKJAKES
3. Penjelasan tentang
Friska Widya, S.Kep
manfaat imunisasi 10 menit
pada anak
4. Do’a Wahyu Maulana Putra, S.Kep 3 menit
5. Penutup

4. HAMBATAN DAN SOLUSI

Pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan imunisasi di Posyandu

Desa Naumbai terdapat beberapa hambatan seperti jadwal pelaksanaan

mundur 30 menit karena menunggu undangan datang, selain itu ruangan

yang kurang memadai sehingga tidak semua mahasiswa Profesi Ners

Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai bisa masuk keruangan tersebut.

5. TAHAP EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

1) Undangan hadir sebanyak 70 % (30 orang) dari 40 undangan yang

disebarkan.
125

2) Tempat, waktu dan alat yang dibutuhkan tersedia dan berjalan

sesuai rencana.

b. Evaluasi Proses

1) Pelaksanaan penyuluhan imunisaasi pada bayi dan balita berjalan

lancar

2) Undangan yang hadir sangat antusias tanpa adanya paksaan.

3) Mahasiswa dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai

bagian yang ditetapkan.

c. Evaluasi Hasil

Ibu mampu mengetahui tentang manfaat pemberian imunisasi pada

anak.
126
127
128
129
130
131
132
133

PRE PLANNING KEGIATAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA

(MMD) I DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

A. Latar Belakang

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan

professional yang ditujukan pada masyarakat yang sehat maupun yang sakit

dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitas

dengan menjamin keterjangkuan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan

melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pelayanan keperawatan. Masalah kesehatan komunitas merupakan

masalah yang memerlukan pemecahan secara bersama-sama dengan

melibatkan berbagai elemen yang ada di masyarakat. Upaya pemecahan

masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat memerlukan peran serta dari

masyarakat yang melibatkan seluruh perangkat desa meliputi pokjakes,

kader posyandu, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan karang taruna yang

ada.

Berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh oleh mahasiswa yang

dilakukan selama 15 hari mulai tanggal 18 Oktober 2021 di Desa Naumbai

Kecamatan Kampar dari penyebaran angket, observasi, dan hasil wawancara

diperoleh data yang meliputi data kesehatan masyarakat. Berdasarkan data

tersebut mahasiswa telah melakukan proses pengolahan data secara manual

dan didapatkan gambaran masalah kesehatan di Desa Naumbai Kecamatan

Kampar. Hasil data yang diolah tersebut akan disampaikan kembali kepada
134

masyarakat Desa Naumbai Kecematan Kampar melalui Musyawarah

Masyarakat Desa (MMD) I.

MMD ini merupakan suatu upaya untuk memecahkan masalah

kesehatan masyarakat yang ada di Desa Naumbai Kecematan Kampar dan

diharapkan masyarakat mampu bersama-sama memecahkan permasalahan

kesehatan masyarakat tersebut dengan melibatkan partisipasi tokoh

masyarakat, kader, dan tokoh agama untuk dapat memotivasi masyarakat

untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang bertujuan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

B. Tujuan
1. Tujuan umum

Setelah dilakukan pertemuan diharapkan masyarakat, tokoh

masyarakat, tokoh agama, para kader, dan pokjakes mampu

mengidentifikasi dan merumuskan masalah keseahtan yang ada di

Desa Naumbai Kecamatan Kampar.

2. Tujuan khusus

Setelah dilakukan pertemuan, diharapkan masyarakat dan mahasiswa

mampu:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di Desa Naumbai

Kecamatan Kampar.

b. Secara bersama-sama mendiskusikan prioritas masalah

kesehatan yang ada di Desa Naumbai Kecamatan Kampar.


135

c. Secara bersama-sama menentukan perencanaan yang berkaitan

dengan masalah kesehatan yang ada di Desa Naumbai

Kecamatan Kampar.

d. Menyusun rencana tindak lanjut dalam memecahkan masalah

kesehatan yang ada di Desa Naumbai Kecamatan Kampar.

e. Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat, lintas program

dan lintas sektor terkait.

f. Dilantiknya pengurus Pokjakes di wilayah kerja Desa Naumbai

Kecamatan Kampar.

C. Pelaksanan Kegiatan

1. Judul Kegiatan

Musyawarah Masyarakat Desa dengan masyarakat dan tokoh

masyarakat di Desa Naumbai Kecamatan Kampar.

2. Sasaran dan Target

Sasaran : Masyarakat Desa Naumbai Kecamatan Kampar

Target : Kepala Dusun, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh

Masyarakat, Tokoh Agama, Pengurus Pokjakes, Kader

Posyandu, Kader Jumantik, PKK, dan tokoh pemuda.

3. Metode

Penyampaian hasil pengkajian data kesehatan disampaikan melalui

ceramah, diskusi presentasi dan musyawarah.

4. Media dan alat

Infokus, laptop, mikrofon, papan tulis dan spidol.


136

5. Waktu

Hari/Tanggal : Selasa/ 09 November 2021

Pukul : 14:00 WIB

Tempat : Aula Desa Naumbai Kecamatan Kampar

6. Setting Tempat

2 Depan 1,3

7 7

8 6

7 7

8 4

D. SUSUNAN ACARA

NO KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN WARGA WAKTU


1. Pembukaan
 Memberi salam  Menjawab salam 15 menit
 Menjelaskan kontrak waktu  Mendengarkan dan
dan tujuan pertemuan memperhatikan
 Kata sambutan Kepala
Desa Naumbai
 Kata sambutan dari Kepala
Puskesmas UPT BLUD Air
Tiris
2. Pelaksanaan
 Persentase hasil pengkajian  Mendengarkan
komunitas  Memperhatikan dan
137

 Musyawarah masyarakat mendengarkan 45 menit


desa dan penyusunan  Memperhatikan
intervensi dan tanya jawab  Mengajukan pertanyaan
 Acara pelatikan pengurus (jika ada)
POKJAKES

3. Penutup
 Doa  Mendengarkan 10 menit
 Mengucapkan salam  Mendengarkan

E. URAIAN PETUGAS

1. Ketua Panitia : Muhammad Alfaridzi Filma, S. Kep

2. Wakil Ketua : Febri Syukri Emil

Tugas : Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan

kegiatan

3. Pembawa Acara : Marlin Zaman, S. Kep

Vina Gusmarina, S. Kep

Tugas : -Pembuka acara

-Menjelaskan tujuan

-Membuat kontrak waktu

- Menutup kegiatan

4. Presentator : Risna Delram Tinur, S. Kep

Tugas : Presentasi

5. Notulen : Arzu Septriana, S. Kep

Karnisa Rambe, S.Kep

6. Observer : Kamariah, S. Kep

Nurul Humairoh, S. Kep


138

Weny Amborowati, S. Kep

Asri Maslipha, S. Kep

Lisa Septiani, S. Kep

Tugas : - Mencatat hasil musyawarah dan kegiatan

- Mengamati jalannya kegiatan

- Membuat laporan hasil kegiatan

7. Humas : Yola Ayustina Putri, S. Kep

Putri Handayani, S. Kep

Aldi, S. Kep

Refvlika Nofvriari, S. Kep

Abdul Mutalib, S. Kep

8. Perlengkapan : Abdul Aziz Sumardi, S.Kep

Rahmat Saifuddin, S.Kep

Raihan Abdinata, S.Kep

Muhammad Rizki Kurniadi, S.Kep

9. Dokumentasi : Ratna Triana, S. Kep

Arif Kurniawan, S. Kep

Mutiara Ananda, S. Kep

Tugas : Mendokumentasikan kegiatan musyawarah

10. Fasilitator : Risa Alhida, S.Kep

Melysa Putri, S.Kep

Wahyu Maulana Putra, S.Kep

Tugas : Memfasilitatasi kelancaran kegiatan


139

F. KRITERIA EVALUASI

1. Struktur:

a. Pre planing disiapkan

b. Undangan telah disebarkan minimal satu hari sebelum kegiatan

c. Tempat dan alat telah disepakati sebelum kegiatan

d. Peran dan tanggung jawab mahasiswa telah ditentukan

2. Proses:

a. Identifikasi pelaksanaan sesuai dengan waktu yang ditentukan

b. Masyarakat datang minimal 60% dari jumlah undangan yang

disebarkan

3. Hasil:

a. Teridentifikasi masalah kesehatan di Desa Naumbai Kecamatan

Kampar

b. Terbentuk renacana kegiatan dari survey kesehatan yang sudah

dipersentasikan

c. Pengesahan pengurus POKJAKES di Desa Naumbai


140

LAPORAN KEGIATAN

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) I

DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

1. TAHAP PERSIAPAN

a. Konsultasi dengan Dosen Pembimbing Profesi Ners Universitas

Pahlawan Tuanku Tambusai untuk penentuan tempat, waktu, dan

materi yang akan disampaikan.

b. Mempersiapkan perlengkapan (kursi, infokus, laptop, mikrofon, dan

materi yang akan disampaikan).

c. Simulasi panitia acara sebelum pelaksanaan musyawarah masyarakat

desa (MMD) I.

2. TAHAP PELAKSANAAN

a. Acara dimulai pada pukul 14:30 WIB setelah semua tamu undangan

hadir, Dosen Pembimbing Profesi Ners Universitas Pahlawan Tuanku

Tambusai berkumpul, mahasiswa Profesi Ners Universitas Pahlawan

Tuanku Tambusai berkumpul dan setelah semua persiapan selessai.

b. Jumlah nahasiswa Profesi Ners Universitas Pahlawan Tuanku

Tambusai yang hadir 113 orang.

c. Mahasiswa yang terlibat dalam acara Musyawarah Masyarakat Desa

(MMD) I dan berperan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

d. Seluruh mahasiswa aktif dalam kegiatan, fasilitator telah memfasilitasi

masyarakat, notulen telah mencatat saran-saran dan pertanyaan dari

masyarakat, moderator telah mengarahkan diskusi musyawarah dengan


141

baik, pembawa acara sesuai dengan susunan acara, presentator telah

menyajikan hasil winshield dan tabulasi data dengan baik dan observer

telah mengamati jalannya acara Musyawarah Masyarakat Desa

(MMD) dengan baik.

e. Pertemuan bertujuan untuk berdiskusi tentang masalah kesehatan yang

ada di Desa Naumbai.

f. Para undangan yang hadir dapat mengikuti acara Musyawarah

Masyarakat Desa (MMD) I dengan aktif dan memberikan saran serta

pendapat.

g. Acara berlangsung selama 95 menit (pembukaan 15 menit, kata

sambutan 20 menit, penyajian hasil 10 menit, diskusi 30 menit,

pelantikan Kader POKJAKES 10 menit, dan penutupan 10 menit)

3. TAHAP KEGIATAN

NO KEGIATAN PELAKSANA WAKTU


1. Pembukaan Vina Gusmarina, Skep,
5 menit
Marlin Zaman, S. Kep
2. Pembacaan ayat suci
Hayatun Nufus, S. Kep 5 menit
Al Quran
3. Menyanyikan lagu Seluruh masyarakat Desa
5 menit
Indonesia Raya Naumbai
4. Sambutan Ketua
Pelaksana Praktek
5 menit
Profesi Ners M. Alfaridzi Filma, S. Kep
Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai.
5. Kata sambutan dari Ns. Ridha Hidayat, M. Kep 5 menit
142

Dosen Pembimbing
Profesi Ners
Universitas Pahlawan
Tuanku
6. Kata sambutan dari
M. Zulhasni, SE., Sy 5 menit
Kepala Desa Naumbai
7. Kata sambutan dari
Sekcam Kecamatan
Ali Sastro 5 menit
Kampar dan
peresmian MMD
8. Penjelasan tentang
masalah kesehatan di Risna Delram Tinur, S. Kep 10 menit
Desa Naumbai
9. Diskusi tentang
masalah kesehatan di M. Alfaridzi Filma, S. Kep 30 menit
Desa Naumbai
10. Pelantikan Kader
POKJAKES oleh M. Zulhasni, SE., Sy 10 menit
Kepala Desa Naumbai
11. Doa Syahri Riefaldy, S. Kep 5 menit
12. Penutup Vina Gusmarina, Skep,
3 menit
Marlin Zaman, S. Kep

4. HAMBATAN DAN SOLUSI

Pada saat pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa

(MMD) I terdapat hambatan seperti ruangan yang kurang memadai

sehingga tidak semua mahasiswa Profesi Ners Universitas Pahlawan

Tuanku Tambusai bisa masuk keruangan tersebut.


143

5. TAHAP EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

 Undangan hadir sebanyak 40 orang

 Tempat, waktu dan alat yang dibutuhkan tersedia dan berjalan

sesuai rencana.

 Peran setiap mahasiswa sudah sesuai dengan uraian tugas yang

ditetapkan.

 Penggunaan bahasa sudah komunikatif dalam penyampaian,

masayarakat juga cukup memahami dengan materi yang

disampaikan.

b. Evaluasi Proses

 Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) I pada hari

Selasa tanggal 09 November 2021 berjalan lancar.

 70 % masyarakat aktif selama diskusi Musyawarah Masyarakat

Desa (MMD) I berlangsung, hal ini dapat dilihat dari pertanyaan

dan antusias masyarakat.

 Mahasiswa dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai

bagian yang ditetapkan.

c. Evaluasi Hasil

 Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di

Desa Naumbai.

 Rencana kegiatan yang telah ditentukan akan dilaksanalan 2 hari

setelah Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) I


144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155

PRE PLANNING POKJAKES

PENYULUHAN KESEHATAN LINGKUNGAN

DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

DESEMBER 2021

A. Latar Belakang

Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari

kehidupan manusia dan merupakan unsur fundamental dalam ilmu kesehatan

dan pencegahan (Latriyah, 2011). Yang dimaksud dengan kebersihan

lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah

terserang berbagai penyakit seperti diare, demam berdarah, muntaber dan

lainnya. Hal ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang

bersih indah dan nyaman

Kebersihan merupakan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam

menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari.

Kebersihan lingkungan merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala

kotoran dan penyakit, yang dapat merugikan segala aspek yang menyangkut

setiap setiap kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat dimana kehidupan

manusia tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan social

(Buhungo, 2012).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai kebersihan

lingkungan selama + 40 menit diharapkan perilaku hidup bersih dan sehat


156

dapat menghindari hal-hal negatif yang dapat merusak masa depan pada

anak-anak dapat diterapkan semenjak dini dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan diharapkan Ibu-ibu pokjakes

mampu:

a. Menyebutkan pengertian kebersihan lingkungan, dapat membedakan

sampah organic dan non organik.

b. Menyebutkan penyebab penyakit yang timbul akibat lingkungan yang

kotor.

c. Menyebutkan cara pencegahan agar terhindar dari penyakit akibat

lingkungan kotor.

d. Dapat membedakan sampah organik dan non organik.

C. Rancangan Kegiatan

1. Topik : Kesehatan Lingkungan

2. Sasaran dan target : Kader POKJAKES

3. Metode : Penyuluhan

4. Media dan alat

a. Laptop

b. Slide power point

c. Infokus
d. Microphone

5. Waktu dan tempat :

Waktu : 14.00 WIB

Tempat : Aula Desa Naumbai


157

6. Setting tempat

7. Kegiatan penyuluhan ( Di desa Naumbai Kecamatan Kampar )

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta

5 menit Pembukaan

 Mengucapkan salam  Menjawab salam

 Perkenalan mahasiswa  Memperhatikan

 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan

 Menjelaskan kontrak waktu  Memperhatikan

30 Penyampaian materi

menit  Menjelaskan tentang  Memperhatikan

pengertian, penyebab, tanda dan

dan gejala, lingkungan mendengarkan

bersih dan kotor

 Menjelaskan perbedaan  Mendengarkan

sampah organic dan non

organic
 Memperhatikan
 Menjelaskan pengertian,
dan
macam-macam, dampak
mendengarkan
negatif kebersihan

lingkungan
158

5 menit Penutup

 Meminta ibu pokjakes  Mendemonstrasik

untuk mengulang kembali an

pengertian, macam-macam

dampak yang timbul karena

lingkungan yang tidak

bersih
 Memperhatikan
 Menyimpulkan dan

menutup diskusi
 Menjawab salam
 Mengucap salam

D. Uraian Tugas

1. Ketua panitia : Syahri Riefaldi, S.Kep

Tugas : Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan

kegiatan

2. Pembawa Acara : Marlin Zaman S.kep

Tugas : Membuka Acara

 Menjelaskan tujuan

 Membuat kontrak waktu

 Menutup kegiatan

Presentator : Elvi Witri S.kep

Tugas : Presentasi materi penyuluhan

3. Moderator : Febri Syukri Emil, S.Kep


159

4. Observer : Vina Gusmarina, S.Kep

Tugas :

 Mencatat hasil musyawarah dan kegiatan

 Mengamati jalannya kegiatan

 Membuat laporan hasil kegiatan

5. Operator : Tari Anggraini, S.Kep

6. Dokumentasi : Weny Amborowati, S.Kep

Tugas : Mendokumentasi kegiatan musyawarah

7. Fasilitator : Meri Siska, S.Kep

Elfi Laili, S.Kep

Tugas : Memfasilitasi kelancaran kegiatan

E. Evaluasi

1. Struktur :

Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum kegiatan penyuluhan di

2. Proses :

Diharapkan acara berjalan lancar dan semua murid hadir 100%

3. Hasil :

a. Ibu-ibu Pokjakes dapat mensosialisasikan tentang kebersihan ligkungan

b. Ibu-ibu Pokjakes dapat memehami dan menyadari tentang pentingnya

menjaga kebersihan lingkungan rumah


160

LAPORAN KEGIATAN

PENYULUHAN KESEHATAN LINGKUNGAN

DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

1. TAHAP PERSIAPAN

a. Konsultasi dengan Kepala Balai Desa untuk penentuan tempat, waktu

dalam penyuluhan kesehatan.

b. Bekerja sama dengan ibu-ibu Pokjakes dalam pemberian informasi

untuk penyuluhan kesehatan tentang kesehatan lingkungan yang akan

dilakukan dan pemberian tugas kader lansia.

c. Mempersiapkan perlengkapan (Mikrofon, Laptop, Infokus) satu hari

sebelum acara dilakukan.

d. Simulasi panitia acara sebelum pelaksanaan.

2. TAHAP PELAKSANAAN

a. Acara dimulai pukul 14.00 WIB setelah semua Ibu-ibu Pokjakes

berkumpul dan setelah semua persiapan selesai.

b. Jumlah Ibu-ibu Pokjakes yang hadir

c. Ibu-ibu Pokjakes terlibat dalam acara penyuluhan dan berperan sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan.

d. Pertemuan bertujuan untuk memberikan informasi tugas Kader Lansia.

e. Acara berlangsung selama lebih kurang 1 jam.


161

3. TAHAP KEGIATAN

No KEGIATAN PELAKSANA WAKTU

1. Pembukaan Febri Syukri Emil, S.Kep 5 menit

2. Sambutan Ketua Pelaksana


Praktek Profesi Komunitas
Marlin Zaman, S.Kep 5 menit
sekaligus sosialisasi Praktik
profesi komunitas

3. Kata Sambutan Dari Ketua


Syahri Riefaldi, S.Kep 5 menit
Pokjakes

4. Penjelasan
Elvi Witri, S.Kep 30 menit
 Penyakit kesehatan
lingkungan

6. Penutup

4. HAMBATAN DAN SOLUSI

Pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan terdapat beberapa

hambatan seperti tidak semua kader POKJAKES yang hadir.

5. TAHAP EVALUASI

a. Evaluasi struktur

 Undangan hadir sebanyak

 Tempat, waktu dan alat yang dibutuhkan tersedia dan berjalan

sesuai rencana

 Peran setiap Ibu-Ibu Pokjakes sudah sesuai dengan uraian tugas

yang telah ditetapkan

 Penggunaan bahasa sudah komunikatif dalam penyampaian, Ibu-

ibu Pokjakes cukup memahami dengan materi yang disampaikan


162

b. Evaluasi proses

 Pelaksanaan penyuluhan dilakukan pada tanggal ... Desember 2021

berlajan dengan lancar

 80% peserta aktif selama penyuluhan berlangsung, hal ini dapat

dilihat dari pertanyaan dan antusias Ibu-ibu Pokjakes

 Ibu-ibu Pokjakes dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab

sesuai dengan bagian yang ditetapkan

c. Evaluasi hasil

 70% Ibu-ibu Pokjakes dapat mengetahui tentang apa saja jenis

penyakit kesehatan lingkungan, apa-apa saja tanda dan gejalanya

serta penyebab dari salah satu penyakit kesehatan lingkungan

dimasyarakat

 80% Ibu-ibu Pokjakes dapat menyebutkan tugas kader lansia.


163
164
165
166
167
168

PRE PLANNING POKJAKES

PENYULUHAN TENTANG KENAKALAN REMAJA

DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

A. Latar Belakang

Kenakalan remaja dapat dikategorikan sebagai bentuk perilaku

menyimpang karena tidak sesuai dengan norma yang ada dimasyarakat

dan perbuatan tersebut juga dapat merugikan orang lain serta melanggar

hukum yang berlaku. Perilaku menyimpang yang kerap terjadi dan kerap

dilakukan terkait dengan kenakalan remaja adalah merokok, narkoba,

narkotika, dan seks bebas. Kenakalan remaja muncul sebagai

permasalahan yang harus ditangani dengan benar karena remaja sebagai

generasi penerus harus memiliki karakter dan etika yang baik.

Perilaku yang menyimpang atau kenakalan remaja adalah suatu

perilaku yang global, mulai dari perilaku yang tidak dapat ditoleransi

secara sosial seperti kenakalan yang terjadi berkaitan dengan napza,

pelanggaran sosial, hingga tindakan kriminal yang merugikan orang lain.

Kenakalan remaja dapat terjadi karena banyak faktor seperti

pergaulannya dengan teman sebaya dan pengaruh dari lingkungan

tempatnya berinteraksi setiap harinya serta pengaruh dari dalam dirinya

sendiri.
169

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai

kenakalan remaja selama ± 40 menit diharapkan Ibu-ibu pokjakes

mampu memahami mengenai Penyalahgunaan narkoba, rokok dan

seks bebas pada remaja.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan diharapkan Ibu-ibu pokjakes

mampu:

a). Menyebutkan Pengertian Remaja.

b). Menyebutkan Pengertian Kenakalan Remaja.

c). Menyebutkan Penyebab Kenakalan Remaja.

d). Menyebutkan Apa Saja Jenis Kenakalan Remaja.

e). Mengetahui Bahaya Tubuh Terhadap Diri Pemakai Rokok dan

Narkoba, Narkoba

Terhadap Lingkungan masyarakat, Bahaya Sex Bebas dalam Aspek

Kesehatan dan

Psikososial.

f). Mengetahui Cara Menanggulangi Kenakalan Remaja.

C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Penyuluhan tentang kenakalan remaja

2. Sasaran dan target

Sasaran : Remaja yang berusia 13-18 Tahun


170

Target : Kader Pokjakes Remaja

3. Metoda : Ceramah dan tanya jawab

4. Media dan alat

a. Laptop

b. Slide power point

c. Infocus

d. Microphone

5. Waktu dan Tempat :

Waktu : Kamis, 2 Desember 2021

Jam : 14.00 WIB s/d selesai

Tempat : Aula Desa Naumbai

6. Setting Tempat (didalam dan diluar ruangan)

: Pembawa acara

: Presentator

: Observer/notulen

: Masyarakat
171

: Fasilitator/mahasiswa

: Dokumentasi

7. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan peserta

1 Pembukaan (5 - Mengucapkan salam - Menjawab salam


menit) - Memperkenalkan diri - Memperhatikan
- Menjelaskan tujuan - Memperhatikan
- Menjelaskan kontrak waktu - Memperhatikan
2 Penyampaian - Memperhatikan
materi (40 dan mendengarkan
menit) - Menyampaikan materi

3 Penutup - Meminta Kader untuk - Memberikan


memberikan pertanyaan atas pertanyaan
(10 menit) penjelasan yang tidak
dipahami
- Menjawab pertanyaan yang - Mendengar
diajukan - Memperhatikan
- Meminta Kader untuk dan menjawab
menjawab pertanyaan tentang
definisi remaja.
- Meminta Kader untuk - Memperhatikan
menyebutkan penyebab
kenakalan remaja.
- Meminta Kader untuk
menjawab pertanyaan tentang
- Memperhatikan
bahaya rokok, narkoba, dan
seks bebas.
- Memberikan reinforcement - Memperhatikan
positif atas jawaban yang - Menjawab salam
diberikan peserta
- Menyimpulkan dan menutup
diskusi
- Mengucapkan salam
172

D. URAIAN TUGAS
1. Ketua Panitia : Sowel Ilhami

Tugas : Mengjordinasi persiapan dan pelaksanaan

kegiatan

2. Pembawa Acara : Marlin Zaman, S. Kep

Tugas : Membawa Acara

 Menjelaskan Tujuan

 Membuat Kontrak Waktu

 Menutup Kegiatan

Presentator : Zilfania Maulinda, S.Kep

Tugas : Presentasi materi penyuluhan

3. Observer : Weny Amborowati, S.Kep

Tugas :

 Mencatat hasil musyawarah dan kegiatan

 Mengamati jalannya kegiatan

 Membuat laporan hasil kegiatan

4. Operator : Febri Syukri Emil, S.Kep

5. Dokumentasi : Nurul Idayu, S.Kep

Tugas : Mengdokumentasikan kegiatan

6. Fasilitator : M. Rizki Kurniadi, S.Kep

Tugas : Memfasilitasi kelancaran kegiatan


173

E. EVALUASI
1. Struktur:

Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum kegiatan Penyuluhan Pokjakes

di Aula Desa Naumbai.

2. Proses:

Diharapkan acara berjalan lancar dan Kader Pokjakes hadir 100%.

3. Hasil:

a. Kader Pokjakes dapat mensosialisasikan tentang cara menghindari

narkoba, narkotika dan rokok.

b. Dapat memahami dan menyadari tentang bahaya dari

mengkonsumsi narkoba, seks bebas dan rokok.


174

LAPORAN KEGIATAN

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG KENAKALAN REMAJA

DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

A. TAHAP PERSIAPAN

1. Konsultasi dengan Kepala Balai Desa untuk penentuan tempat, waktu

dalam penyuluhan kesehatan.

2. Bekerja sama dengan Kader Pokjakes dalam pemberian informasi untuk

penyuluhan kesehatan tentang kenakalan remaja yang akan dilakukan.

3. Mempersiapkan perlengkapan (Mikrofon, Laptop, Infokus) satu hari

sebelum acara dilakukan.

4. Simulasi panitia acara sebelum pelaksanaan.

B. TAHAP PELAKSANAAN

1. Acara dimulai pukul 14.00 WIB setelah semua Ibu-ibu Pokjakes

berkumpul dan setelah semua persiapans selesai.

2. Jumlah Kader Pokjakes yang hadir.

3. Kader Pokjakes terlibat dalam acara penyuluhan dan berperan sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan.

4. Pertemuan bertujuan untuk memberikan informasi tentang kenakalan

remaja.

5. Acara berlangsung selama lebih kurang 2 jam.


175

C. TAHAP KEGIATAN

No KEGIATAN PELAKSANA WAKTU

1. Pembukaan Marlin Zaman, S.Kep 5 menit

2. Sambutan Ketua Pelaksana 5 menit


Praktek Profesi Komunitas
M. Alfaridzi, S.Kep
sekaligus sosialisasi Praktik
profesi komunitas

3. Kata Sambutan Dari Ketua 5 menit


Syahri Rifaldy, S.Kep
Pokjakes

4. Penjelasan 30 menit

 Bahaya Kenakalan Zilfania Maulinda, S.Kep


remaja: Seks bebas,
merokok, narkoba
dan narkotika.
6. Penutup

D. HAMBATAN DAN SOLUSI

Pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan terdapat beberapa hambatan

seperti ruangan untuk memberikan penyuluhan yang kurang memadai.

E. TAHAP EVALUASI

1. Evaluasi struktur

 Undangan hadir sebanyak.

 Tempat, waktu dan alat yang dibutuhksn tersedia dan berjalan

sesuai rencana.

 Peran setiap Kader Pokjakes sudah sesuai dengan uraian tugas yang

telah ditetapkan
176

 Penggunaan bahasa sudah komunikatif dalam penyampaian, Kader

Pokjakes cukup memahami dengan materi yang disampaikan.

d. Evaluasi proses

 Pelaksanaan penyuluhan dilakukan pada tanggal 2 Desember 2021

berlajan dengan lancar.

 80% peserta aktif selama penyuluhan berlangsung, hal ini dapat

dilihat dari pertanyaan dan antusias Kader Pokjakes.

 Kader Pokjakes dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab

sesuai dengan bagian yang ditetapkan.

e. Evaluasi hasil

 70% Kader Pokjakes dapat mengerti tentang bahaya narkoba,

rokok, dan seks bebas bagi remaja, serta dapat mengetahui dengan

jelas peran dan tugasnya masing-masing.


177
178
179
180
181

PRE PLANNING POKJAKES

PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN LANSIA

DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

A. LATAR BELAKANG

Peningkatan jumlah lansia dapat mempengaruhui aspek keshidupan

mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis, social,

dan munculnya penyakit degeneratif akibat proses penuaan (Azizah, 2011).

Depeks 2009 dalam Maryam (2011) menyebutkan bahwa penuaan adalah


182

suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus menerus,

dan berkesinambungan yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan

anatomis, fidiologis dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhui

fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.

Secara umum, menjadi tua atau menua (ageing process) ditandai oleh

kemunduran-kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala

kemunduran fisik dan kemunduran kemampuan kognitif yang sering kali

menimbulkan masalah kesehatan.

Banyak penyakit yang dialami lansia dipengaruhui oleh proses penuaan,

usia, status pekerjaan, makanan dan aktivitas fisik diantaranya penyakit

hipertensi, diabetes mellitus, kardiovaskuler dan penyakit rematik. Salah satu

golongan penyakit yang sering menyertai usia lanjut yang dapat menimbulkan

gangguan muskuloskletal adalah rematik (Maryam, 2011).

Penyakit rematik (rheumatic) merupakan penyakit auto imun (penyakit

yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh system kekebalan tubuhnya

sendiri) yang mengakibatkan peradangan pada waktu lama pada sendi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai

pendidikan kesehatan lansia selama ± 40 menit diharapkan Ibu-ibu

pokjakes mampu memahami mengenai penyakit degeneratif pada

lansia.

2. Tujuan Khusus
183

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan diharapkan Ibu-ibu pokjakes

mampu:

a). Menyebutkan Pengertian lansia.

b). Menyebutkan Pengertianpenyakit degeneratif.

c). Menyebutkan Penyebab penyakit degeneratif lansia.

d). Menyebutkan Apa Saja Jenis penyakit degeneratif lansia.

e). Mengetahui Bahaya Tubuh Terhadap penyakit degeneratif lansia

f). Mengetahui Cara Menanggulangi penyakit degeneratif lansia

C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Penyuluhan tentang penyakit degeneratif
lansia
2. Sasaran dan target
Sasaran : Kader Pokjakes Lansia
Target : Lansia
3. Metoda : Ceramah dan tanya jawab
4. Media dan alat
e. Laptop
f. Slide power point
g. Infocus
h. Microphone
5. Waktu dan Tempat :
Waktu : Kamis 02 Desember 2021
Jam : 14.00 WIB s/d selesai
Tempat : Aula Desa Naumbai
6. Setting Tempat (didalam dan diluar ruangan)
184

: Pembawa acara

: Presentator

: Observer/notulen

: Masyarakat

: Fasilitator/mahasiswa

: Dokumentasi

7. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan peserta

1 Pembukaan (5 - Mengucapkan salam - Menjawab salam


menit) - Memperkenalkan diri - Memperhatikan
- Menjelaskan tujuan - Memperhatikan
- Menjelaskan kontrak waktu - Memperhatikan
2 Penyampaian - Menyampaikan materi - Memperhatikan
materi (40 dan mendengarkan
menit)

3 Penutup - Meminta ibu-ibu pokjakes - Memberikan


untuk memberikan pertanyaan pertanyaan
(10 menit) atas penjelasan yang tidak
dipahami
- Menjawab pertanyaan yang - Mendengar
diajukan - Memperhatikan
- Meminta ibu-ibu pokjakes dan menjawab
185

untuk menjawab pertanyaan


tentang definisi lansia.
- Meminta ibu-ibu pokjakes - Memperhatikan
untuk menyebutkan penyebab
penyakit degeneratif lansia.
- Meminta ibu-ibu pokjakes
untuk menjawab pertanyaan
tentang bahaya penyakit - Memperhatikan
degeneratif lansia.
- Memberikan reinforcement
- Mempershatikan
positif atas jawaban yang
- Menjawab salam
diberikan peserta
- Menyimpulkan dan menutup
diskusi
- Mengucapkan salam

D. URAIAN TUGAS
1. Ketua Panitia : Syahri Riefaldi S.Kep

Tugas : Mengkordinasi persiapan dan pelaksanaan

kegiatan

2. Pembawa Acara : Marlin Zaman, S. Kep

Tugas : Membawa Acara

 Menjelaskan Tujuan

 Membuat Kontrak Waktu

 Menutup Kegiatan

Presentator : Risna Delram Tinur S.kep

Tugas : Presentasi materi penyuluhan

3. Moderator : Febri Syukri Emil S.Kep

4. Observer : Faieruza Ulfa, S.Kep

Nurhasanah Siregar, S.Kep

Tugas :
186

 Mencatat hasil musyawarah dan kegiatan

 Mengamati jalannya kegiatan

 Membuat laporan hasil kegiatan

5. Operator :

6. Dokumentasi : Weny Amborowati S.Kep

Tugas : Mendokumentasikan kegiatan musyawarah

7. Fasilitator : Yeyen alayda, S. Kep

Tugas : Memfasilitasi kelancaran kegiatan

E. EVALUASI
1. Struktur:
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum kegiatan Penyuluhan Pokjakes
di Aula Desa Naumbai.
2. Proses:
Diharapkan acara berjalan lancar dan Ibu-ibu Pokjakes hadir 100%.
3. Hasil:
a. Ibu-ibu Pokjakes dapat mensosialisasikan tentang penyakit
degeneratif lansia
b. Dapat memahami dan menyadari tentang bahaya dari penyakit
degeneratif lansia
187

LAPORAN KEGIATAN

PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT DEGENERATIF PADA LANSIA

DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

1. TAHAP PERSIAPAN

a. Konsultasi dengan Kepala Balai Desa untuk penentuan tempat, waktu

dalam penyuluhan kesehatan.

b. Bekerja sama dengan Kader Pokjakes dalam pemberian informasi untuk

penyuluhan kesehatan tentang penyakit degeneratif pada lansia yang

akan dilakukan dan pemberian tugas kader lansia.


188

c. Mempersiapkan perlengkapan (Mikrofon, Laptop, Infokus) satu hari

sebelum acara dilakukan.

d. Simulasi panitia acara sebelum pelaksanaan.

2. TAHAP PELAKSANAAN

a. Acara dimulai pukul 14.00 WIB setelah semua Kader Pokjakes

berkumpul dan setelah semua persiapan selesai.

b. Jumlah Kader Pokjakes yang hadir.

c. Kader Pokjakes terlibat dalam acara penyuluhan dan berperan sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan.

f. Pertemuan bertujuan untuk memberikan informasi tugas Kader Lansia.

g. Acara berlangsung selama lebih kurang 2 jam.

3. TAHAP KEGIATAN

No KEGIATAN PELAKSANA WAKTU

1. Pembukaan Marlin Zaman, S.Kep 5 menit

2. Sambutan Ketua Pelaksana


Praktek Profesi Komunitas
5 menit
sekaligus sosialisasi Praktik M. Alfaridzi, S.Kep
profesi komunitas

3. Kata Sambutan Dari Ketua


Syahri Rifaldy, S.Kep 5 menit
Pokjakes

4. Penjelasan
Risna Delram Tinur,
30 menit
 Penyakit S.Kep
Degeneratif pada
189

Lansia: Hipertensi,
Asam urat dan
Rematik
6. Penutup

4. HAMBATAN DAN SOLUSI

Pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan terdapat beberapa

hambatan seperti ruangan untuk memberikan penyuluhan yang kurang

memadai.

5. TAHAP EVALUASI

a. Evaluasi struktur

 Undangan hadir sebanyak.

 Tempat, waktu dan alat yang dibutuhksn tersedia dan berjalan

sesuai rencana.

 Peran setiap Kader Pokjakes sudah sesuai dengan uraian tugas yang

telah ditetapkan.

 Penggunaan bahasa sudah komunikatif dalam penyampaian, Kader

Pokjakes cukup memahami dengan materi yang disampaika

b. Evaluasi proses

 Pelaksanaan penyuluhan dilakukan pada tanggal 2 Desember 2021

berlajan dengan lancar.

 80% peserta aktif selama penyuluhan berlangsung, hal ini dapat

dilihat dari pertanyaan dan antusias Kader Pokjakes.

 Ibu-ibu Pokjakes dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab

sesuai dengan bagian yang ditetapkan.


190

c. Evaluasi hasil.

 70% Kader Pokjakes dapat mengetahui tentang apa saja jenis

penyakit degeneratif pada lansia, apa-apa saja tanda dan gejalanya

serta penyebab dari salah satu penyakit degeneratif pada lansia :

asam urat, hipertensi dan rematik.

 80% Kader Pokjakes dapat menyebutkan tugas kader lansia.


191
192
193
194

PRE PLANNING PELAKSANAAN GOTONG ROYONG

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

2021

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan

merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap peningkatan

derajat kesehatan masyarakat. Jika kesehatan lingkungan tidak diperhatikan,

maka akan berdampak pada menurunnya derajat kesehatan masyarakat.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket di Desa Naumbai

tentang kesehatan lingkungan diperoleh hasil bahwa 94,8% masyarakat cara

pengolahan sampah dengan cara dibakar, pengolahan sampah dengan cara

ditimbun sebanyak 1,52%, dibuang kesungai 7,96%. Masyarakat yang

membuang air di sungai 0,38%, jemplung 2,72% dan angsatriin 96,14%

sedangkan saluran pembuangan limbah keluarga dengan perserapan terbuka

sebanyak 10,81%, sistem peresapan tertutup 68,9% dan dibuang kesungai

20,61%. Dari hasil angket terdapat 61,21% lansia mengalami hipertensi.

Hasil observasi ditemukan kondisi jalan masih kurang baik dan

memburuk ketika hujan turun. Dari hasil wawancara dengan tokoh

masyarakat, bahwa masyarakat di Desa Naumbai aktif dalam melakukan

gotong royong, namun untuk tempat sampah (TPS) masih belum ada karena

terkendala dengan mobil pengangkut sampah yang belum mendapat izin dari

dinas lingkungan untuk bisa masuk ke Desa Naumbai ini.


195

Berdasarkan keputusan hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) 1

pada 9 November 2021 telah disepakati secara bersama untuk pelaksanaan

kegiatan gotong royong setiap satu kali seminggu setiap Jumat di Desa

Naumbai dan diberi nama Jumat bersih. Bertujuan untuk mendukung

peningkatan derajat kesehatan lingkungan Desa Naumbai. Adapun kegiatan

kerja bakti ini dilakukan atas kerjasama oleh masyarakat dan mahasiswa

profesi ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.

B. RENCANA KEGIATAN

1. Diagnosa : Resiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang

kurang sehat (ISPA) di Desa Naumbai.

2. Tujuan umum : Setelah mengikuti gotong royong diharapkan masyarakat

dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

3. Tujuan khusus :

Setelah mengikuti kegiatan gotong royong diharapkan masyarakat dapat :

a. Membersihkan lingkungan Desa Naumbai

b. Meningkatkan kerjasama antar masyarakat Desa Naumbai

c. Memperlancar saluran air

d. Membersihkan sampah sampah yang berserakan

e. Membersihkan saluran pembuangan air limbah

f. Mencegah timbulnya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Topik : Gotong royong

2. Sasaran : Masyarakat Desa Naumbai


196

3. Metode : Kerja bakti sosial

4. Media : Cangkul, parang, mesin rumput, dll.

5. Waktu dan tempat : Jumat, 19 November 2021, di Lingkungan dusun

masing masing.

D. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi struktur

a. Masyarakat, mahasiswa mneghadiri kegiatan gotong royong

b. 60% masyarakat terlibat dalam kegiatan gotong royong

c. Tempat dan alat kegiatan gotong royong tersedia sesuai rencana

d. Peranan tugas mahasiswa sesuai rencana.

2. Evaluasi proses

a. Pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yang telah direncanakan

b. Masyarakat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

c. Masyarakat berperan aktif selama kegiatan penyuluhan berlangsung

3. Evaluasi hasil

a. Lingkungan sekitar Desa Naumbai bersih dan saluran air lancer

b. Sampah sampah tidak berserakan.


197

LAPORAN HASIL KEGIATAN

GOTONG ROYONG DI DESA NAUMBAI

2021

1. TAHAP PERSIAPAN

Tahap persiapan dari kegiatan ini adalah pembuatan pre planning konsultasi

dengan Kepala Dusun. Setelah semua selesai untuk penentuan tempat, waktu

serta penentuan sasaran dan target. Pemberitahuan kepada masyarakat

dilakukan 2 hari sebelumnya. Pada hari Jum'at jam 15.00 dilakukan

persiapan-persiapan untuk peralatan yang akan digunakan.

2. TAHAP PELAKSANAAN

a. Gotong royong dimulai jam 16.00 wib

b. Masyarakat dan mahasiswa hadir dalam kegiatan

c. Gotong royong dilaksanakan di masing masing dusun, lapangan dan jalan

jalan yang ada di Desa Naumbai

3. EVALUASI

a. Evaluasi struktur

 Sebagian besar masyarakat berperan serta dalam kegiatan gotong

royong.

 Peran serta dan tugas mahasiswa terlaksana dengan baik berkat

koordinasi dari kepala dusun

 Tempat dan alat tersedia sesuai dengan kebutuhan dan

perencanaan
198

b. Evaluasi proses

 Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari sabtu Jumat 19

November 2021 jam 16.00-17.30 wib dan acara dapat berjalan

dengan lancer sesuai kesepakatan.

 Masyarakat berperan aktif selama kegiatan gotong royong

c. Hasil

 Lingkungan sekitar dusun bersih

 Tempat, lapangan dan jalan jalan di Desa Naumbai bersih, sampah

sampah langsung dibakar

4. SARAN

a. Agar mahasiswa dan seluruh warga Desa Naumbai dapat bekerja sama

dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan.

b. Gotong royong dapat dilakukan secara rutin satu kali dalam seminggu

setiap hari jumat (jumat bersih) oleh warga Desa Naumbai.


199

5. DOKUMENTASI
200

PRE PLANNING UKK

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN KOMUNITAS

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

11 Desember 2021

A. LATAR BELAKANG

Usaha Kesehatan Kerja (UKK) merupakan suatu wadah pelayanan

kesehatan yang berada ditempat kerja dan dikelola oleh pekerja itu sendiri

dalam rangka meningkatkan produktifitas kerja dan derajat kesehatan

masyarakat pekerja. UKK diperlukan untuk mengadakan pelayanan kesehatan

yang spesifik bagi kelompok masyarakat pekerja yang selama ini belum

mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai, seperti buruh, petani,

nelayan, pengerajin dan pengusaha kecil.

Adapun ruang lingkup UKK yaitu memelihara dan meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat, baik fisik, mental dan kesejahteraan social,

mencegah gangguan kesehatan pekerja, memberikan perlindungan pekerja

dari faktor-faktor yang membahayakan, menempatkan dan memelihara

pekerja dalam lingkungan sesuai dengan kemampuan fisiknya. Hasil

observasi mahasiswa di Desa Naumbai sebagian besar masyarakat Desa

Naumbai adalah petani.

Berdasarkan data diatas, dengan partisipasi yang aktif masyarakat

pekerja, maka mahasiswa praktik profesi ners keperawatan komunitas

Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai mencoba untuk meningkatkan

derajat kesehatan pekerja dan produktifitas kerja melalui kegiatan Usaha

Kesehatan Kerja (UKK).


201

B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan diharapkan para petani

dapat mengetahui tentang kesehatan kerja.

2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan diharapkan para petani

dapat :

a. Memahami pengertian usaha kesehatan kerja.

b. Memahami tujuan kesehatan kerja.

c. Memahami hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam usaha

kesehatan kerja.

d. Memahami hal-hal yang perlu diingat dalam usaha kesehatan kerja.

C. RENCANA KEGIATAN

1. Topik : Usaha kesehatan kerja pada petani

2. Sasaran/target : Masyarakat petani di Desa Naumbai

3. Metode : Ceramah, diskusi dan demonstrasi

4. Media : Laptop, infokus

5. Waktu dan tempat : Sabtu, 10 Desember 2021, pukul 14.00, di rumah

bapak Damhuri.
202

6. Setting tempat :

: Pembawa acara

: Presentator

: Observer/notulen

: Masyarakat

: Fasilitator/mahasiswa

: Dokumentasi

7. Susunan acara :

N WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN


O PESERTA
1 5 menit Pembukaan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Perkenalan mahasiswa  Memperhatikan
 Memperhatikan
 Perkenalan dengan dosen
 Memperhatikan
atau CI  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan kontrak
waktu
2 15 menit
 Memperhatikan
Penyampaian materi
203

 Menjelaskan pengertian dan


UKK mendengarkan
 Menjelaskan UKK  Memperhatikan
dan
 Menjelaskan hal-hal apa mendengarkan
saja yang perlu
diperhatikan dalam usaha
kesehatan kerja
 Menjelaskan hal-hal yang
perlu diingat

3 10 menit Penutup
 Meminta peserta untuk  Demonstrasi
 Mendengarkan
mengulang kembali cara
 Memperhatikan
usaha kesehatan kerja
 Menjawab salam
pada petani
 Memberikan
reinforcement positif atas
tindakan yang dilakukan
peserta
 Menyimpulkan dan
menutup diskusi
 Mengucapkan salam

8. Uraian petugas :

a. Penanggung jawab : Seluruh mahasiswa profesi ners

keperawatan komunitas Universitas

Pahlwan Tuanku Tambusai 2021 yang

bertugas untuk mengkoordinasi persiapan

dan pelaksanaan kegiatan

b. Pembawa acara : Elvi Witri, S.Kep

Tugas :

 Membuka acara

 Memperkenalkan mahasiswa
204

 Membuat kontrak waktu

 Menjelaskan tujuan

 Menutup kegiatan

c. Presentator : Haryati Zuhra Nansi, S.Kep

Tugas : Mempresentasikan materi

d. Notulen : Annisa Rahmalia, S.Kep

e. Operator : M. Rizki Kurniadi, S.Kep

f. Observer : Weny Amborowati, S.Kep dan Asri Maslipha W.,

S.Kep

Tugas :

 Mencatat hasil musyawarah dan kegiatan

 Mengamati jalannya kegiatan

 Membuat laporan hasil kegiatan

g. Dokumentasi : M. Rinaldi Yuri, S.Kep

Tugas : Mendokumentasikan kegiatan musyawarah

h. Fasilitator : Meri Siska, S.Kep

Tugas : memfasilitasi kelancaran kegiatan

i. Perlengkapan : Rahmat Syaifudin, S.Kep

j. Konsumsi : Windi Nelfasari, S.Kep dan Rintiyani, S.Kep

4. KRITERIA HASIL

a. Evaluasi struktur

 Peserta dapat menghadiri acara penyuluhan kesehatan

 Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana


205

 Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan

 Laporan pre planning telah disetujui oleh pembimbing

b. Evaluasi proses

 Pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yang telah direncanakan

 Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

 Peserta berperan aktif selama kegiatan penyuluhan berlangsung

c. Evaluasi hasil

 Peserta dapat menyebutkan pengertian UKK

 Peserta dapat menyebutkan dari tujuan UKK

 Peserta dapat menyebutkan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan

dan perlu diingat dalam UKK.


206

LAPORAN KEGIATAN UKK

PENYULUHAN UKK

DI SURAU PUTIH

DUSUN 1 DESA NAUMBAI

1. TAHAP PERSIAPAN
a. Membuat pre planning kegiatan yaitu penentuan tempat, waktu, dan
materi yang akan disampaikan
b. Konsultasi dengan dosen pembimbing profesi ners universitas
pahlawan tuanku tambusai
c. Mempersiapkan perlengkapan
d. Simulasi panitia acara sebelum pelaksanaan penyuluhan

2. TAHAP PELAKSANAAN
a. Acara dimulai pukul 16.00 WIB setelah semua masyarakat hadir.
Mahasiwa profesi ners universitas pahlawan tuanku tambusai
berkumpul dan setelah semua persiapan selesai.
b. Jumlah mahasiswa profesi ners 38 orang.
c. Mahasiswa terlibat dalam penyuluhan dan berperan sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan.
d. Seluruh mahasiswa aktif dalam kegiatan, protocol telah membawa
acara sesuai tanggung jawab dan presentator telah membuka sesi
Tanya dan fasilitator telah memfasilitasi masyarakat dan observer telah
mengamati jalannya penyuluhan ukk.
e. Masyarakat yang hadir dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dan
mampu mengulang kembali materi yang telah disampaikan
f. Kegiatan berlangsung selama 30 menit
207

3. TAHAP KEGIATAN

NO KEGIATAN PELAKSANA WAKTU


1 Pembukaan Febri syukri 5 menit
emil S.Kep
2 Sambutan ketua pelaksana Rizki Kurniadi 5 menit
S.Kep
3 Penyampaian materi Haryati Zuhra 5 menit
Nansi S.Kep
4 Tanya jawab Wenny 5 menit
Amborowati
S.Kep
5 Doa Rahmat 5 menit
Syaifuddin
S.Kep
6 Penutup Annisa 5 menit
Rahmalia S.Kep

4. HAMBATAN DAN SOLUSI


Pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan ada beberapa masyarakat yang
izin untuk tidak mengikuti penyuluhan sampai tahap akhir dikarenakan
kendala pekerjaan.

5. TAHAP EVALUASI
a. Evaluasi struktur

 Peserta dapat menghadiri acara penyuluhan kesehatan

 Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana

 Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan

b. Evaluasi proses

 Pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yang telah direncanakan

 Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

 Peserta berperan aktif selama kegiatan penyuluhan berlangsung

d. Evaluasi hasil

 Peserta dapat menyebutkan pengertian UKK


208

 Peserta dapat menyebutkan dari tujuan UKK

 Peserta dapat menyebutkan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan

dan perlu diingat dalam UKK.


209

PRE PLANNING PROGRAM UKS


PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN KOMUNITAS

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

2021

A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan upaya pembangunan kesehatan, peran serta

masyarakat dalam bidang kesehatan sangat diperlukan, sebagai bentuk

tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan dalam upaya

peningkatan kesehatan. Peran serta ini juga diharapkan timbul pada

masyarakat sekolah.

Masyarakat sekolah terdiri dari pendidik, siswa, karyawan sekolah,

orang tua siswa serta masyarakat sekitar sekolah, perlu diikutsertakan

dalam mengenal kesehatan dan masalahnya, kemudian diajak

mencoba mengatasi sendiri dengan bimbingan petugas kesehatan.

Ditetapkannya program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada

tahun 1956 merupakan upaya peningkatan kesehatan di lingkungan

sekolah yang mencakup peserta didik, guru, dan lingkungan sekolah.

Anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang masih rawan

terhadap masalah kesehatan dimana keadaan kesehatan anak sekolah

sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dicapai oleh

peserta didik. Pada sisi lain anak sekolah sangat peka untuk

ditanamkan pengertian, perilaku dan kebiasaan hidup sehat


210

sehingga anak sekolah sangat efektif untuk dilakukan perubahan

terhadap perilaku dan kebiasaan hidup sehatnya.

Di SMP Negeri 2 Mranggen saat ini sudah ada UKS, tempatnya

sudah memadai, tetapi struktur organisasi UKS belum terbentuk.

Selama ini yang menjalankan program UKS adalah Guru

Pembimbing atau yang bertanggung jawab mengelola UKS.

Mengingat pentingnya hal tersebut maka perlunya pemberian materi

mengenai program UKS dan pembentukan struktur organisasi UKS

serta pelatihan UKS dirasa sangat efektif untuk keberhasilan

berjalannya program UKS.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang kebersihan

lingkungan dan mencuci tangan selama + 30 menit diharapkan

perilaku hidup bersih pada anak-anak dapat diterapkan sejak dini

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan diharapkan:

a. Siswa dapat mengetahui pengertian kebersihan lingkungan

b. Siswa dapat mengetahui penyebab penyakit yang diakibatkan oleh

lingkungan yang tidak bersih

c. Siswa mengetahui dan menerapkan kebersihan lingkungan


211

C. RANCANGAN KESEHATAN

1. Topik : Kebersihan lingkungan dan mencuci

tangan

2. Sasaran dan Target

Sasaran : Siswa/I MI Naumbai

Target : Seluruh siswa/I MI Naumbai

3. Metode : Presentasi dan tanya jawab

4. Media dan Alat : Power point dan infocus

5. Waktu dan Tempat

Waktu : Rabu, 24 November 2021

Jam : 08.00 wib s/d selesai

Tempat : Lapangan MI Naumbai

6. Setting Tempat

Keterangan:

: Audiens
:
: Pemateri

: Moderator

: Notulen

: Fasilitator

: Observer
212

7. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegaiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan
 Mengucapkan  Menjawab salam
salam  Memperhatikan
 Perkenalan  Memperhatikan
mahasiswa  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan
kontrak waktu

2. 30 Penyampaian materi
menit  Menjelaskan  Memperhatikan
tentang kebersihan dan
lingkungan dan mendengarkann
mencuci tangan  Mendengarkan
 Menjelaskan  Memperhatikan
manfaat menjaga dan
kebersihan mendengarkann
lingkungan dan  Redemontrasi
mencuci tangan
 Menjelaskan
tentang cara dan
waktu yang tepat
untuk mencuci
tangan
 Mendemontrasikan
mencuci tangan

3. 5 menit Penutup
 Meminta peserta  Mendemostrasikan
untuk mengulangi  Memperhatikan
cara mencuci  Menjawab salam
tangan yang benar
 Menyimpulkan dan
menutup diskusi
 Mengucapkan
salam

D. URAIAN TUGAS
1. Ketua : Wahyu Maulana Putra, S. Kep

Tugas : Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan

kegiatan
213

2. Pembawa acara : Karnisa Rambe, S. Kep

Tugas :

 Membuka acara

 Menjelaskan tujuan

 Membuat kontrak waktu

 Menutup kegiatan

3. Presentator :

 Risa Alhida, S. Kep

 Herlin Apriyanti, S. Kep

Tugas : Presentasi materi penyuluhan

4. Observer :

 Novri Ismarianti, S. Kep

 Nurul Humairoh, S. Kep

 Putri Handayani, S. Kep

Tugas :

 Mencatat hasil musyawarah dan kegiatan

 Mengamati jalannya kegiatan

 Membuat laporan hasil kegiatan

5. Operator : Abdul Azis Sumardi, S. Kep

6. Dokumentasi :

 Arif Kurniawan, S. Kep

 Siti Sri Muliana, S. Kep


214

 Ratna Triana, S. Kep

Tugas : Mendokumentasikan kegiatan musyawarah

7. Fasilitator :

 Kamariah, S. Kep

 Yenni Apriliani, S. Kep

 Yola Ayustina Putri, S. Kep

Tugas : Memfalitasi kelancaran kegiatan

E. EVALUASI
1. Struktur

Persiapan dilaksanakan selama 4 hari sebelum kegiatan penyuluhan di

MI Naumbai

2. Proses

Diharapkan acara lancar dan semua murid hadir 100%

3. Hasil

a. Mahasiswa dapat mensosialisasi penyuluhan tentang kebeersihan

lingkungan dan mencuci tangan

b. Murid dapat memahami dan menyadari tentang kebeersihan

lingkungan dan mencuci tangan


215

LAPORAN KEGIATAN UKS

PENYULUHAN PHBS

DI MADRASAH IBTIDAIYAH DESA NAUMBAI

1. TAHAP PERSIAPAN

a. Membuat pre planning kegiatan yaitu penentuan tempat, waktu, dan

materi yang akan disampaikan.

b. Konsultasi dengan Dosen Pembimbing Profesi Ners Universitas

Pahlawan Tuanku Tambusai

c. Mempersiapkan perlengkapan (karpet, infocus, laptop, mikrofon, dan

materi yang akan disampaikan).

d. Simulasi panitia acara sebelum pelaksanaan penyuluhan.

2. TAHAP PELAKSANAAN

a. Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB setelah semua siswa hadir,

mahasiswa Profesi Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

berkumpul dan setelah semua persiapan selesai.

b. Jumlah mahasiswa Profesi Ners Universitas Pahlawan Tuanku

Tambusai yang hadir 35 orang.

c. Mahasiswa terlibat dalam penyuluhan dan berperan sesuai tanggung

jawab yang diberikan.

d. Seluruh mahasiswa aktif dalam kegiatan, protokol telah membawa

acara sesuai sususan, presentator telah menyampaikan materi tentang

PHBS dengan baik, moderator telah membuka sesi tanya jawab serta
216

games dengan baik, fasilitator telah memfasilitasi siswa dan observer

telah mengamati jalannya acara penyuluhan dengan baik.

e. Para siswa yang hadir dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dan

mampu mengulang kembali materi yang telah disampaikan.

f. Kegiatan berlangsung selama 80 menit (pembukaan 5 menit,

sambutan 5 menit, penyajian materi penyuluhan 25 menit, Tanya

jawab dan games 35 menit, dan penutupan 10 menit).

3. TAHAP KEGIATAN

No KEGIATAN PELAKSANA WAKTU


1 Pembukaan Karnisa Rambe, S.Kep 5 Menit
2 Sambutan Ketua
Pelaksana Kegiatan Wahyu Maulana Putra, S.Kep 5 Menit
Penyuluhan
3 Penyampaian Materi
Penyuluhan tentang
Risa Alhida, S.Kep
PHBS ( kebersihan 25 Menit
Herlin Afrianti, S.Kep
lingkungan dan cara
mencuci tangan)
4 Tanya jawab dan
Wahyu Maulana Putra, S.Kep 35 Menit
games
5 Doa Wahyu Maulana Putra, S.Kep 5 Menit
6 Penutup Karnisa Rambe, S.Kep 5 Menit

4. HAMBATAN DAN SOLUSI

Pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan terdapat hambatan yaitu

infocus yang tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya sehingga

metode penyampaian materi diganti menjadi metode ceramah.

5. TAHAP EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

1) Siswa/i yang hadir sebanyak 74 orang beseerta 3 orang guru


217

2) Tempat, waktu dan alat yang dibutuhkan tersedia akan tetapi,

terdapat sedikit perubahan pada metode penyampaian materi.

3) Peran mahasiswa sudah sesuai dengan uraian tugas yang

ditetapkan.

4) Penggunaan bahasa sudah komunikatif dalam penyampaian dan

siswa/I MI cukup memahami materi yang telah disampaikan

b. Evaluasi Proses

1) Pelaksanaan penyuluhan tentang PHBS di MI Desa Naumbai pada

hari Senin tanggal 06 Desember 2021 berjalan lancar.

2) 80 % siswa/I aktif selama kegiatan berlangsung, hal ini dapat

dilihat dari antusias siswa/i dalam bermain games yang berisikan

pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan.

3) Mahasiswa dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai

bagian yang ditetapkan.

c. Evaluasi Hasil

Siswa/I dapat mempraktekkan langkah cuci tangan dengan benar dan

dapat membedakan sampah organik atau non organik.


218
219
220
221
222
223
224
225
226
227

PRE PLANNING KEGIATAN SENAM SEHAT

DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

2021

A. LATAR BELAKANG

Salah satu isu kependudukan yang mulai menghangat pada dekade

terakhir ini adalah peningkatan jumlah penduduk usia lanjut usia (lansia).

Dibeberapa negara di dunia dan khususnya di Indonesia turunnya tingkat

fertilitas dan tingkat kematian akan menghasilkan peubahan fundamental

terhadap struktur umur sebagian besar masyarakat dan dapat menambah

proporsi dan jumlah penduduk usia tua, termasuk meningkatnya jumlah

penduduk usia sangat tua (old-old). Pada tahun 1950, di Asia terdapat 55 juta

laki laki dan perempuan yang berusia 65 tahun keatas. Sedangkan pada tahun

2000, jumlahnya meningkat menjadi 207 juta dan menuut proyeksi jumlah

tersebut akan meningkat lagi pada tahun 2050 menjadi 865 juta orang atau

sekitar 20% dari penduduk dewasa (Cicih cit BKKBN, 2014). Indonesia

sebagai salah Negara di Asia mengalami peningkatan penduduk lansia (60

tahun keatas) yang cukup pesat. Dalam kurun waktu sekitar 50 tahun

peningkatannya sudah mencapai tiga kali lipat.

Lansia merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari oleh

setiap manusia. Kemampuan untuk beraktifitas, baik sosial maupun ekonomi

akan mengalami penurunan. Dengan demikian, definisi penduduk lansia

ditentukan oleh 3 aspek, yaitu aspek biologi, ekonomi dan sosial. Secara

biologi penduduk lansia adalah penduduk yang telah mengalami proses


228

penuaan dan menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan terhadap penyakit.

Secara ekonomi penduduk lansia dipandang sebagai beban terhadap

perekonomian. Sedangkan secara sosial, penduduk lansia sebagai satu

kelompok sosial tersendiri (BKKBN, 2014).

Pada usia lanjut telah terjadi kemunduan fisik pada organ tubuh. Ada

beberapa hal yang pelu diperhatikan agar tetap sehat di usia lanjut yaitu

dengan mempehatikan faktor gizi dan olahraga. Dengan semakin

meningkatnya usia maka sudah jelas kesegaran jasmani akan turun.

Penurunan kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun,

sehingga saat usia lanjut kemampuan akan turun antara 30-50 %, oleh karena

itu bila para usia lanjut ingin berolahraga harus memilih sesuai dengan umur

kelompoknya, dan kemungkinan akan adanya penyakit. Olahraga lanjut usia

perlu di berikan dengan berbagai patokan antara lain beban ringan atau

sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobic dan atau kalistenik, tidak

kompetitif atau bertanding (BKKBN, 2014)

Dari beberapa uraian di atas maka telah di jelaskan bahwa program

pembinaan kesehatan lanjut usia sangat di butuhkan. Posyandu merupakan

program puskesmas melalui kegiatan peran serta masyarakat telah berupaya

untuk melaksanakan program pembinaan kesehatan lanjut usia. Berdasarkan

hasil pengkajian yang di lakukan oleh mahasiswa pofesi ners Universitas

Pahlawan Tuanku Tambusai di Desa Naumbai di hasilkan 12,07 % dari

poulasi pendududuk. Oleh karena kondisi lansia mengalami penurunan

kesehatan dan mudah mengalami cedera sehingga perlu mendapatkan


229

pengawasan kesehatan yang rutin yaitu di berikan dalam kegiatan senam

lansia dan pemeriksaan fisik.

Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat desa Naumbai 9 November

telah di sepakati bahwa perlu diadakan kegiatan yang di fokuskan pada kaum

lanjut usia dengan mengaktifkan kembali posyandu lansia yang di dalamnya

terdapat berbagai kegiatan, diantaranya senam lansia dan pemeriksaan fisik

lansia. Dengan pengaktifan kembali senam lansia dan pemeriksaan fisik

lansia di harapkan derajat kesehatan lansia meningkat dan dapat terwujud

tujuan pembangunan Indonesia.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Meningkatnya derajat kesehatan lansia di Desa Naumbai

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukannya kegiatan senam lansia dan pemeriksaan fisik

lansia di harapkan para lansia mampu :

a. Mengikuti senam lansia yang di adakan

b. Mengikuti pemeriksaan fisik yang di adakan

C. PERENCANAAN

1. Topik : Senam Lansia

2. Sasaran target : Para Lansia yang ada di Desa Naumbai

3. Metode : Demonstrasi Senam

4. Media : Video dan Musik

5. Waktu dan Tempat : Setiap Hari Minggu Jam 7.30 WIB


230

D. KITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

 Menyiapkan pre planning 1 minggu sebelum kegiatan

 Waktu pelaksanaan kegiatan senam lansia dan pemeriksaan fisik

telah di sepakati dan di tetapkan setiap hari minggu 7.30

 Tempat dan perlengkapan acara telah dipersiapkan satu hari

sebelum kegiatan

 Telah terbentuk panitia penyelengara 4 hari sebelum kegiatan

2. Evaluasi proses

 Pelaksana kegiatan sesuai dengan lokasi waktu yang telah

ditentukan

 Instruktur senam memimpin kegiatan senam lansia

 Lansia mengikuti kegiatan senam dengan aktif dan koperatif

 Pemeriksa melakukan pemeriksaan kesehatan, bekerjasama dengan

kader serta petugas kesehatan

3. Evaluasi hasil

 Terbina hubungan saling percaya dengan para lansia

 75% lansia yang hadir mampu mempraktekan gerakan senam

 90% lansia yang hadir memeriksakan kesehatannya


231

LAPORAN KEGIATAN

SENAM SEHAT DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

6. TAHAP PERSIAPAN

e. Konsultasi dengan Kepala Balai Desa untuk penentuan tempat, waktu

dalam pelaksanaan kegiatan senam sehat.

f. Bekerja sama dengan ibu-ibu Lansia dan PKK dalam pelaksanaan

kegiatan senam sehat.

g. Mempersiapkan perlengkapan (Mikrofon, Laptop, Infokus) sebelum

acara dimulai.

h. Melakukan latihan sebelum senam sehat dimulai.

7. TAHAP PELAKSANAAN

h. Acara dimulai setiap hari minggu pukul 07.30 WIB setelah semua ibu-

ibu Lansia dan PKK berkumpul senam sehat dilaksanakan.

i. Pelaksanaan senam sehat pada minggu pertama diikuti dengan antusias

oleh masyarakat namun karena kurangnya sosialisasi mengenai

pengadaan senam sehat pada hari sebelumnya membuat senam pada

hari tersebut hanya dihadiri oleh 10 orang lansia dan 20 orang ibu

PKK.

j. Pelaksanaan senam sehat pada minggu kedua hanya dihadiri oleh 10

orang lansia dan ibu PKK.

k. Pelaksanaan senam sehat pada minggu ketiga diikuti dengan antusias

oleh masyarakat, peserta senam juga semakin meningkat jumlahnya.

Senam sehat dihadiri oleh 20 orang lansia dan 25 orang ibu PKK.
232

l. Pelaksanaan senam sehat pada minggu keempat dihadiri oleh 20 orang

lansia dan 30 orang ibu PKK.

m. Senam sehat bertujuan untuk memebiasakan perilaku sehat dan

meningkatkan kebugaran tubuh, sedangkan pada lansia untuk melatih

tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan dapat

mencegah penyakit yang terjadi pada lansia.

n. Acara berlangsung selama lebih kurang 20 menit.

8. TAHAP KEGIATAN

1. Dilakukan gerakan pemanasan terlebih dahulu sebelum dilakukan

senam sehat.

2. Senam ini diiringi dengan musik dan perlengkapan lainnya.

3. Dilakukan gerakan inti dengan dipandu oleh mahasiswa.

4. Tahap terakhir dilakukannya gerakan pendinginan.

9. HAMBATAN DAN SOLUSI

Pada saat pelaksanaan kegiatan senam sehat pada minggu kedua

terdapat hambatan hujan, sehingga peserta yang datang tidak banyak.

Senam sehat pada minggu ke dua dihadiri oleh 10 orang lansia dan Ibu

PKK.

10. TAHAP EVALUASI

f. Evaluasi struktur

 Peserta hadir pada senam sehat minggu pertama 10 orang lansia

dan 20 orang ibu PKK, pada minggu kedua peserta hadir 10 orang

lansia dan Ibu PKK, pada minggu ketiga peserta hadir 20 orang
233

lansia dan 25 orang Ibu PKK, dan pada minggu keempat dihadiri

oleh 20 orang lansia dan 30 orang Ibu PKK.

 Tempat, waktu dan alat yang dibutuhkan tersedia dan berjalan

sesuai rencana.

 Setiap minggu gerakan senam selalu mengalami perkembangan.

g. Evaluasi proses

 Pelaksanaan senam sehat pada minggu pertama gerakan senamnya

kurang kompak, dan peserta yang hadirpun belum terlalu banyak.

Peserta hadir 10 orang lansia dan 20 orang ibu PKK.

 Pelaksanaan senam sehat kedua terkendala oleh cuaca hujan

sehingga perserta hadir hanya 10 orang lansida dan ibu PKK.

h. Evaluasi hasil

 90% lansia dan Ibu PKK dapat mengikuti gerakan senam sehat.

 Masyarakat mengatakan setelah mengikuti senam sehat badannya

merasa sehat dan bugar.


234

DOKUMENTASI

Minggu pertama

Minggu kedua
235

Minggu ketiga

Minggu keempat
236

PRE PLANNING LOMBA DAUR ULANG SAMPAH


DI DESA NAUMBAI
KECAMATAN KAMPAR

A. LATAR BELAKANG

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang

berwujud padat (baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat

dapat terurai maupun tidak terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi

(sehingga dibuang kelingkungan) (Yuwono, 2018). Sampah merupakan

bahan yang tidak mempunyai nilai, akan tetapi banyaknya barang habis

pakai yang telah digunakan oleh masyrakat mengakibatkan penambahan

barang dan tidak terpakai. Pertambahan jumlah sampah yang tidak

diimbangi dengan pengelolaan yang ramah lingkungan akan menyebabkan

terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan (Tuti Kustiah, 2020).

Masih ada masyarakat yang membuang sampah disungai. Dampak

yang terjadi yaitu aliran sungai terhambat oleh tumpukan sampah, ikan-

ikan pada spesies tertentu banyak yang punah hal ini disebabkan karena

jenis sampah tertentu mengandung zat kimia yang dapat merusak

ekosistem di sungai, kualitas air menjadi buruk disertai dengan bau yang

tidak sedap, timbunan sampah juga mengakibatkan sarang bagi vektor dan

penyakit.

Berdasarkan fenomena di atas dapat disimpulkan bahwasannya

perlunya upaya untuk pengolahan sampah sehingga sampah tersebut dapat

memiliki nilai jual bagi masyarakat di desa Naumbai.


237

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan lomba daur ulang sampah, diharapkan masyarakat

desa Naumbai menyadari pentingnya lingkungan yang bersih.

2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti kegiatan lomba daur ulang sampah diharapkan:

a. Masyarakat mempunyai motivasi dalam menjaga kebersihan

lingkungan.

b. Masyarakat dapat memanfaatkan sampah yang ada dilingkungan

sekitar seperti botol Aqua, ban sampah, bambu dll

c. Masyarakat memenangkan lomba daur ulang sampah.

C. Metode

Observasi

D. Media dan Alat

 Papan pengalas

 Pulpen

 Kalkulator

 Kamera

E. Waktu dan Tempat

 Hari : Jumat, 17 Desember 2021

 Jam : 09-Selesai

 Tempat : Toga dusun masing-masing


238

F. Pengorganisasian

 Penanggung jawab : M.Alfaridzi Filma S.Kep

 Ketua pelaksana : Febri Syukri Emil S.Kep

 Sekretaris : Zilfania Maulinda S.Kep

 Bendahara : Weny Amborowati S.Kep

 Humas :

1. Abdul Aziz S.Kep

2. Hayatun Nupus S.Kep

3. Feni Nalisa S.Kep

 Perlengkapan :

1. Rahmat Syaifudin S.Kep

2. M. Rizky Kurniadi S.Kep

 Dokumentasi :

1. M.Rinaldi Yuri S.Kep

2. Arzu Sepriana S.Kep

 Seksi acara :

1. Melysa Putri S.Kep

2. Kamariah S.Kep

 Tim penilai :

1. Sekretaris desa : Bapak Ahmad Supriyadi

2. Ustadz Megi Diyanto

3. Ustadz Marzuki
239

G. Uraian Tugas

1. Penanggung jawab dan ketua

Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan lomba daur ulang

sampah.

2. Sekretaris

Membuat pre planning dan laporan kegiatan lomba daur ulang sampah.

3. Bendahara

Membuat rincian anggaran yang dibutuhkan dalam kegiatan,

pemegang anggaran dan membuat laporan keuangan kegiatan lomba

daur ulang sampah.

4. Humas

Mengadakan koordinasi dengan kepala desa Naumbai dan melibatkan

sekdes dan kadus dalam kegiatan lomba daur ulang sampah.

5. Perlengkapan

Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan

mendokumentasikan seluruh kegiatan lomba daur ulang sampah

6. Acara

Mengarahkan alur kegiatan lomba daur ulang sampah

H. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur

- Penyebaran informasi mengenai lomba daur ulang sampah

disampaikan 1 minggu sebelum kegiatan berlangsung.


240

- Juri telah ditetapkan sebelum kegiatan minimal 1 minggu sebelum

kegiatan berlangsung.

- Format penilaian telah disiapkan satu hari sebelum kegiatan.

- Tempat dan waktu telah ditentukan tiga hari sebelum kegiatan.

- Peralatan minimal yang dibutuhkan minimal satu hari sebelum

kegiatan.

2. Evaluasi proses

- Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah

direncanakan.

- Tim penilaian dapat melaksanakan kegiatan dari awal sampai akhir

acara.

- Penilaian lomba daur ulang sampah dilakukan sesuai dengan kriteria

penilaian yang telah ditetapkan.

- Penilaian dilakukan dengan observasi secara langsung di Toga

Dusun Masing-masing.

3. Evaluasi hasil

- Adanya pemenang lomba daur ulang sampah di Desa Naumbai.

- Proses lomba daur ulang sampah di Desa Naumbai dapat

dilaksanakan dengan baik.


241

LAPORAN KEGIATAN
LOMBA DAUR ULANG SAMPAH

6. TAHAP PERSIAPAN

d. Koordinasi dengan masyarakat Desa Naumbai untuk penentuan

tempat, waktu, dan penilaian lomba daur ulang sampah.

e. Mempersiapkan perlengkapan untuk perlombaan (sampah yang bisa di

daur ulang).

7. TAHAP PELAKSANAAN

h. Acara dimulai pada tanggal 18 Desember 2021, setelah semua peserta

lomba, dewan juri dan mahasiswa Profesi Ners Universitas Pahlawan

Tuanku Tambusai sebagai pelaksana kegiatan hadir.

i. Mahasiswa yang terlibat dalam acara lomba daur ulang sampah

berperan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

j. Seluruh mahasiswa dan peserta lomba daur ulang sampah aktif dalam

kegiatan, dewan juri sudah memberikan penilaian sesuai dengan

ketentuan yaitu kerapian, keindahan dan keunikan.

k. Para peserta yang hadir mengikuti lomba daur ulang sampah dengan

sangat antusias.

l. Acara berlangsung selama 105 menit (dimulai dari mengunjungi toga

dusun 1, dusun 2 dan dusun 3).


242

8. TAHAP KEGIATAN

NO KEGIATAN PELAKSANA WAKTU

1. Kata sambutan dari


M. Zulhasni, SE., Sy 5 menit
Kepala Desa Naumbai

2. Penjelasan tentang

perlombaan yang akan M. Zulhasni, SE., Sy 15 menit

dilaksanakan

3. Kunjungan oleh

Dewan juri kepada Dewan juri 60 menit

peserta lomba

4. Pengumuman

pemberian hadiah

kepada pemenang M. Zulhasni, SE., Sy 20 menit

lomba daur ulang

sampah

5. Doa Ustadz Megidianto 5 menit

9. HAMBATAN DAN SOLUSI

Pada saat pelaksanaan lomba daur ulang sampah di Desa Naumbai

terdapat hambatan seperti keterbatasan waktu yang ada karena jarak

kunjungan dewan juri dari dusun ke dusun cukup lama.


243

10. TAHAP EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

- Peserta lomba dari setiap dusun yang diwakili oleh ibu-ibu PKK

Desa Naumbai

- Tempat, waktu dan alat yang dibutuhkan tersedia dan berjalan

sesuai rencana.

- Peran setiap mahasiswa sudah sesuai dengan uraian tugas yang

ditetapkan.

- Kegiatan lomba sudah berjalan dengan lancar.

b. Evaluasi Proses

 Pelaksanaan lomba daur ulang sampah pada hari Sabtu tanggal 18

Desember 2021 berjalan lancar.

 80 % masyarakat aktif dalam pelaksanaan lomba daur ulang

sampah, hal ini dapat dilihat dari kehadiran dan antusias

masyarakat.

 Mahasiswa dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai

bagian yang ditetapkan.

c. Evaluasi Hasil

 Mahasiswa dapat mengetahui kreatifitas masyarakat Desa Naumbai

 Mahasiswa mengetahahui pemenang lomba sampah daur ulang.


244

PRE PLANNING PEMBUATAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH


(TPS)

DI DESA NAUMBAI

9 DESEMBER 2021

A. Latar Belakang

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang

berwujud padat (baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat

dapat terurai maupun tidak terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi

(sehingga dibuang kelingkungan) (Yuwono, 2018). Sampah merupakan

bahan yang tidak mempunyai nilai, akan tetapi banyaknya barang habis

pakai yang telah digunakan oleh masyrakat mengakibatkan penambahan

barang dan tidak terpakai. Pertambahan jumlah sampah yang tidak

diimbangi dengan pengelolaan yang ramah lingkungan akan menyebabkan

terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan (Tuti Kustiah, 2020).

Masih ada masyarakat yang membuang sampah disungai. Dampak

yang terjadi yaitu aliran sungai terhambat oleh tumpukan sampah, ikan-

ikan pada spesies tertentu banyak yang punah hal ini disebabkan karena

jenis sampah tertentu mengandung zat kimia yang dapat merusak

ekosistem di sungai, kualitas air menjadi buruk disertai dengan bau yang

tidak sedap, timbunan sampah juga mengakibatkan sarang bagi vektor dan

penyakit.

Berdasarkan fenomena di atas dapat disimpulkan bahwasannya

perlunya upaya untuk pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah sudah


245

menjadi salah satu permasalahan yang harus dihadapi masyarakat di Desa

Naumbai. Kegiatan uatama dari pengelolaan sampah yaitu memindahkan

sampah ke tempat pembuangan sampah yang telah ditetapkan yaitu

Pembuatan TPS. Penentuan Lokasi Tempat Penampungan Sementara

(TPS) merupakan salah satu yang dapat dilakukan dalam proses

pengelolaan sampah. Lokasi-lokasi pengelolaan tersebut harus dilakukan

secara optimal yaitu di Depan MTS Desa Naumbai.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah

diharapkam masyarakat Desa Naumbai dapat mengurangi sampah.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah

diharapkan:

- Masyarakat Desa Naumbai tidak membuang sampah sembarangan.

- Masyarakat Desa Naumbai tidak membuat polusi akibat

pembakaran sampah.

C. Sasaran dan Target

Sasaran : Warga Desa Naumbai

Target : Terciptanya kebersihan lingkungan dengan adanya tempat

pembuangan sampah dan terbebasnya warga dari resiko penyakit ISPA di

Desan Naumbai.
246

D. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Metode

a) Melakukan pertemuan dengan warga pada saat MMD I dan dengan

seluruh aparat desa, ketua LPM, serta PPIP untuk menentukan

waktu, sasaran, target dan tujuan pelaksanaan kegiatan.

b) Mengumumkan kepada masyarakat tentang hasil pertemuan

dengan Kepala Dusun I, II, III untuk rencana waktu pelaksanaan

kegiatan pembuatan tempat sampah.

2. Strategi Evaluasi

a. Evaluasi struktur

 70% masyarakat yang ada di Desa Naumbai berperan aktif

dalam kegiatan yang direncanakan minimal dengan

melaksanakan pembuatan tempat sampah.

 Acara berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan.

 70% masyarakat yang ada di Desa Naumbai melakukan

kegiatan yang dijadwalkan.

 Alat-alat yang digunakan selama kegiatan berupa sekop,

cangkul, dan alat-alat kebersihan lainnya.

 Pembagian Tugas

Penanggung jawab : Kepala Desa (Zulhasni, SE, Sy)

Keta Pelaksana : M.Alfaridzi Filma, S.Kep


247

LAPORAN KEGIATAN

PEMBUATAN TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA (TPS)

DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR

11. TAHAP PERSIAPAN

f. Proposal diajukan pada tanggal 19 November 2021

g. Membuat pre planning kegiatan pembuatan tempat penampungan

sementara (TPS).

h. Konsultasi dengan Kepala Desa dan kepala Dusun penentuan tempat,

waktu, dan lahan yang akan digunakan

i. Mempersiapkan perlengkapan (semen, batu bata, pasir, air, sekop,

cangkul, dan alat-alat lainnya yang diperlukan).

12. TAHAP PELAKSANAAN

m. Pembuatan TPS dimulai pada tanggal 10 Desember 2021

n. Lokasi TPS di depan Mts 2 Kampar

o. Pembuatan TPS dilakukan oleh 1 orang tukang dan dibantu oleh

Mahasiswa dan Masyarakat setempat

p. Proses pembuatan TPS berlangsung selama 1 minggu

13. HAMBATAN DAN SOLUSI

Berdasarkan MMD 1 pembuatan TPS dilakukan disetiap Dusun masing-

masing. Namun, Karena terkendala perizinan lahan maka TPS dibuat

hanya disatu titik yaitu di depan Mts 2 Kampar, dan satu TPS untuk
248

seluruh masyarakat Desa Naumbai. Selain itu pembuatan TPS juga

terkendala dana yang mengakibatkan tertundanya pembuatan TPS.

14. TAHAP EVALUASI

d. 50% masyarakat yang ada di Desa Naumbai berperan aktif dalam

kegiatan yang direncanakan minimal dengan melaksanakan pembuatan

tempat sampah.

e. Proses pembuatan TPS sedikit tertunda karena terkendala dana

f. TPS sudah selesai 100% dan sudah bisa digunakan oleh masyarakat

Desa Naumbai.
249
250
251

Anda mungkin juga menyukai