Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM P3DM UKDW

JUDUL PROGRAM

“Inovasi Dimsum Labu Kuning (Cucurbhita Moschata) Antidiabetes


Sebagai Usaha Pemberdayaan Masyarakat Desa”

BIDANG KEGIATAN :

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh :

Oscar Devana Prasatyawan 11200963

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2020
PENGESAHAN PKM-PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

1. Judul Kegiatan : Inovasi Dimsum Labu Kuning


(Cucurbhita Moschata)
Antidiabetes Sebagai Usaha
Pemberdayaan Masyarakat Desa
2. Bidang Kegiatan : PKM-M
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Oscar Devana Prasatyawan
b. NIM : 11200963
c. Jurusan : Manajemen
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Kristen Duta Wacana
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum. Asli Permai Wonosobo
089638800242
f. Alamat email : 11200963@students.ukdw.ac.id
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis :
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp. 12.000.000
7. Jangka Waktu Pelaksanaan :
Yogyakarta, 28 September 2016

Menyetujui,

Ketua Prodi Ketua Pelaksana Kegiatan

Wakil Rektor Dosen Pembimbing


Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

RINGKASAN 1

BAB 1 PENDAHULUAN 2

1.1 Latar Belakang 3


1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Program 3
1.4 Luaran yang Diharapkan 3
1.5 Kegunaan Produk 3
1.6 Jaminan Produk 3

BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN 3

2.1 Labu Kuning 6


2.2 Manfaat Labu Kuning bagi Kesehatan 7
2.3 Dimsum Labu Kuning 9

BAB 3 METODE PENELITIAN 9

3.1 Tahap Persiapan 10


3.2 Tahap Pelaksanaan 11
3.3 Tahap Monitoring dan Evaluasi 12

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 12

4.1 Ringkasan Anggaran Biaya 12


4.2 Jadwal Kegiatan13

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN-LAMPIRAN 16

ii
iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kandungan gizi pada labu kuning per 100 gram bahan 7
Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya 12
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan 13

DAFTAR NAMA PENYUSUN

Proposal : Oscar Devana Prasatyawan / 11200963

Power Point :

Poster :

iv
RINGKASAN

Pengolahan hasil budidaya perkebunan Labu Kuning (Cucurbhita


Moschata) di perdesaan memiliki peluang usaha yang besar, menjanjikan dan
bermanfaat sehingga mampu meningkatkan penghasilan masyarakat sekitarnya.
Namun faktanya, pemanfaatan peluang yang besar ini belum teroptimalkan karena
Labu Kuning masih dijual secara konvensional yaitu masih utuh tanpa di olah
terlebih dahulu, sehingga laba yang diasilkan dari penjualan pun tidak begitu
besar. Adapun pengolahan lainnya masih relatif sederhana, seperti di goreng dan
dibakar, serta dibuat kolak dan dodol. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di
masyarakat, penulis memiliki keinginan besar untuk mengabdikan dirinya kepada
masyarakat pedesaan dengan membantu membudidayakan inovasi Dimsum Labu
Kuning Antidiabetes kepada masyarakat sekitar. Yang dimana inovasi ini
bertujuan untuk menambah penghasilan masyarakat serta bertujuan untuk
memanfaatkan komoditi yang banyak untuk dibudidayakan di Indonesia sehingga
menjadi produk-produk bernutrisi tinggi dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah masyarakat dapat memanfaatkan
Dimsum Labu Kuning Antidiabetes sebagai inovasi produk yang dapat dijadikan
sebagai peluang usaha yang memberikan dampak yang sangat baik bagi kesehatan
serta usaha yang menjanjikan.

Keywords: Labu Kuning (Cucurbhita Moschata), Dimsum, Antidiabetes,


Pemberdayaan

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia terlahir dengan anugrah tanah yang subur dan kekayaan alam
yang amat sangat berlimpah. Labu Kuning (Cucurbhita Moschata)
memanglah bukan komoditi hasil pertanian yang berasal dari Indonesia.
Namun, merupakan salah satu komoditi hortikultura yang banyak
dibudidayakan di Indonesia. Karena pembudidayaan nya yang relatif mudah,
kandungan gizi yang dimiliki juga tinggi dan memiliki nilai ekonomi yang
tinggi pula. Labu Kuning merupakan komoditi hasil pertanian yang sangat
cocok diolah menjadi bahan pangan, karena memiliki kandungan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh seperti serat larut pektin dan senyawa bioaktif seperti
protein, peptida, polisakarida, sterol, dan asam para aminobenzoat. Kandungan
polisakarida dapat meningkatkan kadar serum insulin, dan toleransi glukosa,
sehingga menurunkan kadar glukosa darah (Liu, Y., et al. (2006 dalam Hawa,
I.I., 2015, hlm. 2).
Kurangnya sumber daya manusia yang mampu dan kompeten untuk
memanfaatkan sumber daya alam tersebut merupakan salah satu faktor
penyebab belum optimalnya pemanfaatan Labu Kuning di daerah perdesaan.
Labu Kuning biasa dijual dalam keadaan mentah tanpa proses pengolahan
yang lebih lanjut. Adapun pengolahan Labu Kuning di kalangan masyarakat
masih sangat sederhana, contohnya digoreng dengan menggunakan minyak
sehingga berkadar kolesterol tinggi, labu kuning yang di bakar mengandung
karbon dan tidak aman dikonsumsi, ataupun dijadikan kolak dan dodol yang
memiliki nilai ekonomi rendah. Sedangkan di negara maju pemanfaatan Labu
Kuning lebih luas seperti di olah menjadi produk seperti jelly, bakery, selai
dan produk kalengan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, inovasi Dimsum Labu Kuning
sebagai produk olahan dari Labu kuning ini sendiri dapat dijadikan terobosan
baru untuk menciptakan peluang usaha yang bermanfaat bukan hanya bagi
produsen, namun juga konsumen, karena kandungan nutrisi dari bahan baku

2
ini cukup tinggi. Murahnya bahan baku ini juga dapat dijadikan alternatif
usaha baru bagi petani Labu Kuning di daerah perdesaan, proses pengolahan
dimsum yaitu dengan pengukusan serta tidak adanya penambahan bahan
berbahaya sehingga sangat aman untuk di komsumsi. Tim peneliti
merealisasikan terobosan baru melalui program-program yang disusun dalam
proposal Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M)
dengan judul “Inovasi Dimsum Labu Kuning (Cucurbhita Moschata)
Antidiabetes Sebagai Usaha Pemberdayaan Masyarakat di Perdesaan”
2

3
2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, fokus
permasalahannya adalah bagaimana penerapan program inovasi produk
dimsum antidiabetes ini dengan bahan baku labu kuning dapat di budidayakan
dan di kelola oleh masyarakat sehingga menghasilkan produk yang berkualitas
dan memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan, sehingga menjadi
produk dengan inovasi baru dan berhasil. Selain penerapan dari labu kuning
ini, produk ini juga sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dan juga
sebagai peluang usaha bagi masyarakat pedesaaan.
.
2.2 Tujuan Program
Tujuan dari inovasi ini yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada
masyarakat bahwa inovasi Labu Kuning ini memberi dampak yang baik bagi
kesehatan masyarakat serta dapat meningkatkan peluang usaha bagi
masyarakat,dan juga Membuka lapangan pekerjaanbagi masyarakat.

2.3 Luaran yang Diharapkan


Masyarakat memahami bagaimana cara pengolahan Labu Kuning
yang baik dan benar, serta tidak menghilangkan atau mengurangi kandungan
nutrisi yang ada dalam bahan baku tersebut. Masyarakat dapat memanfaatkan
Dimsum Labu Kuning Antidiabetes sebagai inovasi produk yang dapat
dijadikan sebagai peluang usaha yang menjanjikan.

1.5 Kegunaan Program

1. Teoritis
a. Sumbangsih ilmu pengetahuan mengenai pemanfaatan Labu Kuning
sebagai produk olahan yang bergizi tinggi bagi masyarakat, khususnya
penderita diabetes.
b. Sebagai bahan wacana dan rujukan bagi pengembangan program
serupa inovasi produk Labu Kuning
2. Praktis

4
a. Memanfaatkan peluang usaha dari hasil perkebunan Labu Kuning
sebagai usaha pemberdayaan masyarakat perdesaan
b. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai pengolahan hasil
pertanian atau perkebunan setempat
c. Membuka lapangan pekerjaan bagi warga yang belum memiliki
pekerjaan

1.6Jaminan Produk

Produk yang akan dihasilkan akan memiliki mutu yang tinggi dan
berasal dari labu pilihan yang dihasilkan oleh petani lokal yang memiliki
tanah yang subur. Dimsum labu juga memberikan jaminan jika kita memakai
bahan-bahan berkualitas dan aman orang dengan gula darah tinggi.

5
BAB 2

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Pemikiran generasi muda terhadap kultur dalam melestarikan


kebudayaan yang diturunkan oleh nenek moyangnya termasuk dalam
kegiatan untuk bertahan hidup yang diwariskan seperti bercocok tanam
sangat rendah itu dibuktikan dengan minat generasi muda sangat rendah
bekerja dalam bidang pertanian. Kesan bekerja sebagai petani yang identik
dengan penghasilan yang rendah, suasana kerja yang kotor, dan kurang
terdidik mengakibatkan sebagian besar generasi muda yang ada di jawa barat
terutama yang hidup ditanah sunda yang lebih tepatnya di perdesaan generasi
muda sudah tidak melirik bidang pertanian mereka lebih memilih untuk
bekerja dibidang yang lebih elit dan modern.
Jika keadaan ini tetap dibiarkan, dapat dipastikan hasil komoditi
pertanian Indonesia akan semakin merosot dana akan berkelanjutan.
Konsekuensinya, kita bisa kehilangan pemasukan bagi Negara dan sebaliknya
malah akan mengeluarkan pengeluaran yang sangat banyak dikarenakan kita
harus terus menerus dan selalu bergantung pada import Negara lain keadaan
ini akan berdampak juga bagi generasi masa depan dalam beradaptasi secara
lentur terhadap perubahan ekonomi, sosial, ekologi, dan budaya dunia.
Dengan lahan  pertanian untuk bercocok tanam, dan didukung oleh
sumber mata air yang cukup banyak seharusnya masyarakat perdesaan dapat
memanfaatkan dan mengolah lahan untuk dijadikan lahan yang lebih
produktif yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang
bertempat tinggal di darerah tersebut.

6
Dalam kondisi tersebut masyarakat perdesaan memanfaatkan lahan
bercocok tanam ditanami oleh sayur-sayuran, dikarenakan kontur tanah yang
sangat gembur dengan cuaca yang sejuk akan menunjang pertumbuhan sayur-
sayuran tumbuh secara maksimal, sangat beragam sayuran yang ditanam oleh
para petani, dari sayuran berjenis daun-daunan, ubi-ubian dan juga buah
seperti alpukat dan labu kuning.
Hasil pertanian perdesaan ini sering dipasok ke dalam pasar-pasar
yang berada di daerah sekitarannya seperti pasar, selain itu juga hasil
pertanian yang memenuhi standar kriteria yang telah lolos pernyortiran ada
juga yang disuplai ke super market. Namun terkadang penghasilan yang
didapatkan petani yang diberikan oleh para pengepul memanglah jauh dari
cukup, selain itu juga ada salah satu hal yang sangat memprihatinkan adalah
banyak hasil panen yang tidak tersortir karena kerusakan atau ukurannya
yang tidak sesuai dengan permintaan pasar, buah ataupun sayur-saruran
tersebut dibiarkan begitu saja hingga membusuk dengan sendirinya. Terutama
pada buah labu kuning dikarenakan tidak semua labu kuning memiliki bentuk
yang utuh sempurna.
Umumnya masyarakat mengolah hasil pertanian yang tidak lolos
penyortiran hanya dengan cara yang sangat sederhana atau bahkan tidak
dimanfaatkan sama sekali, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
mengenai cara terbaik mengolah hasil pertanian. Hal ini dapat dibuktikan
dengan presentasi jumlah penduduk berdasarkan tamatan pendidikannya.
2.1 Labu Kuning

Tanaman labu kuning merupakan tanaman semusim yang bersifat


menjalar atau memanjat. Labu kuning berasal dari genus cucurbita memiliki
tiga macam yaitu cucurbita pepo, cucurbita maxima dan cucurbita moschata.
Labu kuning yang berukuran kecil termasuk cucurbita pepo dan labu kuning
berukuran besar termasuk pada cucurbita maxima. Cucurbita moschata
sangat cocok memiliki kulit yang keras ketika matang. Cucurbita moschata
biasanya paling banyak terdapat di Asia dan Amerika (See et al,2007).
Tanaman labu kuning merupakan suatu jenis tanaman sayuran menjalar dari
famili cucurbitaceae (Hendrasty, 2003).

7
Berikut klasifikasi pada labu kuning,

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Viridae Plantae

Infrakingdom : Streptophyta

Divisi : Trcheophyta

Subdivisi : Spermatophyta

Infradivisi : Angiospermae

Kelas : Magnoliopsida

Superordo : Rosanae

Ordo : Cucurbitales

Family : Cucurbitaseae

Genus : Cucurbital.

Spesies : Cucurbita Moschata

Duchesne(Intergrated Taxonomic Information), Syste, 2013).

Labu kuning memiliki kulit yang tebal dan keras yang berfungsi
sebagai penghalang jalur respirasi, yaitu masuknya udara penyebab oksidasi
maupun keluarnya air melalui penguapan. Hal tersebut yang menyebabkan
labu kuning menjadi lebih tahan lama dibandingkan dengan buah-buahan
lain. Daging buah dari labu kuning mengandung karbohidrat dan berwarna
kuning. Dan pada bagian tengah buah labu kuning terdapat biji yang
diselimuti lendir dan serat. Biji tersebut berbentuk pipih dengan kedua
ujungnya yang runcing dan manis rasanya.

Buah labu kuning merupakan salah satu buah yang memiliki potensi
sebagai sumber provitamin A nabati berupa β- karoten. Kandungan

8
provitamin A dalam labu kuning sebesar 767 µg/g bahan (Gardjito, 2005).
Karoten adalah pigmen utama dalam membetuk warna merah, orange, kuning
dan hijau pada buah dan sayur. Karoten mempunyai sifat fungisional sebagai
antioksidan yang melindungi sel dan jaringan dari kerusakan akibat adanya
radikal bebas dalam tubuh. Karoten juga berhubungan dengan peningkatan
fungsi sistem kekebalan tubuh, melindungi dari kerusakan akibat paparan
sinar matahari dan menghambat pertumbuhan kanker (Russel, 2006).Tabel 1
menunjukan kandungan gizi labu kuning per 100 gram bahan.

Tabel 2.1. Kandungan gizi pada labu kuning per 100 gram bahan

Kandungan gizi Kadar


Energi (Kal) 2,9
Protein (g) 1,1
Lemak (g) 0,3
Karbohidrat/pati (g) 6,6
Kalsium (mg) 4,5
Fosfor (mg) 64,0
Zat besi (mg) 1,4
Vitamin A (SI) 180,0
Vitamin B (mg) 0,9
Vitamin C (mg) 52,0
Air (%) 91,20
BDD ((%) 77,0

2.2 Manfaat Labu Kuning bagi Kesehatan


Beragam nutrisi yang terkandung di dalam labu kuning, menjadikan
buah ini bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Berikut ini adalah berbagai
manfaat labu kuning :
1. Menurunkan berat badan
Labu kuning merupakan sumber serat, protein, dan karbohidrat
kompleks yang baik untuk kesehatan. Tak hanya itu, labu kuning juga
tergolong rendah kalori dan tidak berlemak. Berkat kandungannya

9
tersebut, labu kuning baik dikonsumsi bagi Anda yang sedang
menjalani diet atau ingin menjaga berat badan agar tetap ideal.
2. Melancarkan pencernaan
Labu kuning memiliki kandungan serat dan air yang tinggi,
sehingga bermanfaat untuk melembutkan tinja dan melancarkan
pencernaan. Hal ini juga menjadikan labu kuning baik untuk mencegah
dan menangani sembelit.
3. Menekan risiko terkena kanker
Labu kuning mengandung vitamin A, vitamin C, dan antioksidan
beta karoten yang diketahui dapat menghambat pertumbuhan sel kanker
dalam tubuh. Kandungan nutrisi tersebut menjadikan labu kuning
sebagai salah satu pilihan makanan yang baik untuk mencegah penyakit
kanker.
4. Menjaga kesehatan mata
Labu kuning merupakan salah satu sumber vitamin A yang baik.
Bahkan, kandungan vitamin A di dalam labu kuning lebih banyak dari
wortel. Selain itu, buah labu kuning juga kaya akan antioksidan lutein
dan zeaxanthin. Kandungan nutrisi tersebut menjadikan labu kuning
bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata dan mencegah terjadinya
penyakit mata, seperti degenerasi makula.
5. Memelihara kesehatan jantung
Kandungan kalium, serat, dan antioksidan pada labu kuning
merupakan sumber nutrisi yang baik untuk memelihara kesehatan
jantung. Kalium berperan dalam menjaga tekanan darah tetap stabil,
sedangkan serat dan antioksidan dapat mengurangi kolesterol dalam
darah dan mencegah penyumbatan pada pembuluh darah jantung.
Beberapa riset pun menyebutkan bahwa tercukupinya asupan serat dan
antioksidan, berperan penting dalam menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular.
Akan tetapi, untuk mendapatkan manfaat labu kuning yang satu
ini, tetap disarankan untuk menjalani pola makan sehat dengan

10
membatasi asupan lemak dan garam, tidak merokok, serta rutin
berolahraga.
6. Menjaga kesehatan dan fungsi otak
Baik daging maupun biji labu kuning mengandung beragam nutrisi
yang penting untuk otak, seperti kolin, magnesium, serat, dan
antioksidan lutein. Berbagai kandungan nutrisi tersebut diketahui
berperan penting dalam memelihara fungsi otak dan mengurangi risiko
demensia atau pikun. Selain itu, lutein yang terkandung pada labu
kuning juga bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat serta
konsentrasi dan kemampuan belajar.
7. Meningkatkan daya tahan tubuh
Vitamin A dan antioksidan yang terkandung pada labu kuning juga
bermanfaat untuk menjaga sistem imun, sehingga tubuh lebih kuat
melawan kuman dan virus penyebab penyakit. Selain itu, kandungan
vitamin C pada buah labu juga dapat mempercepat pemulihan saat
Anda terkena flu.
8. Meningkatkan kualitas tidur
Jika Anda memiliki gangguan sulit tidur, cobalah untuk
mengonsumsi biji labu kuning sebelum tidur. Biji labu kuning
merupakan sumber alami triptofan, yaitu salah satu jenis asam amino,
yang dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Biji labu kuning
juga mengandung zinc yang dapat membantu otak menghasilkan
hormon serotonin dan melatonin, yaitu hormon yang bertugas dalam
mengatur siklus tidur.
9. Menjaga kesehatan kulit
Tak hanya mencegah pertumbuhan sel kanker, kandungan beta
karoten pada labu kuning juga dapat membuat kulit Anda terlihat lebih
sehat dan awet muda serta melindungi kulit dari kerusakan akibat
paparan sinar matahari.

2.3 Dimsum Labu Kuning

11
Dimsum merupakan makanan tradisional China yang tidak asing lagi
di telinga kita. Makanan ini ternyata hadir sejak zaman Dinasti Han (206 SM
– 220), yang berarti saat ini usianya sudah ribuan tahun. Dimsum terbagi
menjadi dua, yaitu dimsum goreng dan kukus. Untuk yang kukus biasanya
disajikan dalam wadah bambu, dengan tujuan agar tetap hangat saat disantap.
Dim Sum merupakan istilah dari Bahasa Kantonis yang memiliki arti
'makanan kecil', sedangkan dalam Bahasa Mandarin disebut Dianxin yang
secara harafiah berarti 'sedikit dari hati' atau 'menyentuh hatimu'. Sesuai
dengan porsi per sajian yang kecil dan jumlahnya memang tidak banyak,
hanya sekitar tiga hingga empat buah dalam satu piring atau wadah kukusan
bambu. Jenisnya sangat beragam, karena semua kue dan makanan pembuka
bisa dikategorikan sebagai dimsum.

Dimsum yang dikenal di negara-negara non-China biasanya lebih


terbatas. Jenis yang paling sering dijumpai adalah nori dumpling atau sushi
crabstick, siewmai, lumpia, hakau, keyca, lumpia kulit tahu, bakchang, udang
rambutan, bakpao, dan ceker angsio. Dimsum labu kuning merupakan
dimsum yang dibuat dari bahan dasar labu kuning. Jenisnya sangat beragam,
karena semua kue dan makanan pembuka bisa dikategorikan sebagai dimsum.
Walaupun begitu, dimsum yang dikenal di negara-negara non-China biasanya
lebih terbatas. Jenis yang paling sering dijumpai adalah nori dumpling atau
sushi crabstick, siewmai, lumpia, hakau, keyca, lumpia kulit tahu, bakchang,
udang rambutan, bakpao, dan ceker angsio.

12
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Tahap Persiapan


a. Peninjauan Lokasi
Peninjauan lokasi ditujukan untuk menentukan tempat yang
dijadikansebagai tempat sasaran untuk mencari bahan baku, adapun
tempat pemasaran ataupun perkebunan yang sedang meningkat akan
sumber daya alamnya jika dilihat dari lokasinya memang sangatlah bagus
dan berkembang sangat baik apabila sumber daya bahan baku itu
dikembangkan di daerah-daerah pegunungan, oleh karena itu sangatlah
jarang kita jumpai lahan ataupun perkebunan di kota-kota. Selain itu akan
diadakan peninjauan lokasi untuk pembuatan yang strategis yang dapat
mendukung pemanfaatan hasil pertanian dan mengenai pengelolaanya.
b. Diskusi dan Sosialisasi
Diskusi sosialisasi dilaksanakan antara peneliti PKM, ketua RT,
kepala desa, perwakilan penduduk (ibu rumah tangga) dan pengelola
perkebunan labu. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk
mensosialisasikan tentang konsep pengabdian masyarakat yang dimulai
dengan pembudidayaan atau mengelola hasil pertanian menjadi bahan
baku oleh peneliti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Setelah

13
diskusi, peneliti PKM melakukan sosialisasi kepada ibu rumah tangga
yang ingin bergabung dengan usaha yang akan dilakukan.
c. Perekrutan Pelaku Usaha
Calon tenaga kerja yang akan di rekrut yaitu ibu rumah tangga
ataupun pelaku usaha ini pada dasarnya yang menjadi sasaran adalah ibu-
ibu hal ini dilakukan karena memang cocok karena setidaknya dapat
membantu pelaku usaha agar tidak menjadi pengangguran dan membantu
atau mengembangkan dalam hal usahanya.
d. Penyediaan Sarana & Prasarana
Tahap persiapan berikutnya adalah pengadaan sarana dan
prasarana Peralatan yang akan dibutuhkan haruslah bersih dan juga
berkualitas (tidak cacat).
3.2 Tahap Pelaksanaan
a. Penelitian Produk
Penelitian dilakukan oleh peneliti PKM yang bermaksud untuk
melihat hasil produknya dan memeriksa mutu produk yang telah dibuat.
Selain itu, penelitian produk bertujuan untuk menumbuhkan pengetahuan
baru terhadap makanan yang baik untuk penderita diabetes.
b. Pelatihan Tenaga Kerja
Pelatihan tenaga kerja disini bermaksud untuk memperbaiki dan
mengembangkan sikap, tingkah laku keterampilan, dan pengetahuan dari
pelaku usaha sesuai dengan yang diperintahkan. Dengan demikian,
pelatihan yang dimaksudkan adalah pelatihan dalam pengertian yang
luas, tidak terbatas hanya untuk mengembangkan keterampilan semata-
mata.
c. Pembuatan Produk
Pada pembuatan produk ini kami mencoba membuat inovasi
yang baru dan menarik dari buah labu kuning, yaitu dimsum dengan
konsentrasi tepung dari labu kuning.
e. Jaminan Produk

Produk ini harus diberi jaminan agar para pembeli tidak ragu
untuk membeli produk kita dan akan puas dengan apa yang ditawarkan.

14
a. Pemasaran
Dalam tahap ini tim peneliti akan memberikan suatu
pembelajaran tambahan mengenai pemasaran produk baik secara online
agar produk yang akan digunakansebagai bahan tambahan penghasilan.
Peneliti membuat suatu website, blog, facebook, dan twitter yang
digunakan untuk menyebarluaskan produk ke dunia luar. Selain itu,
peneliti juga membantu mempromosikan dan memasarkan produk dan
bahan baku yang ada di desa melalui brosur, pamflet yang diberikan saat
wisatawan datang berkunjung, serta menempel banner di beberapa lokasi
strategis di tempat umum.
3.3 Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tahap Monitoring ini dilaksanaan setiap penelitian kegiatan. Tahap
Monitoring atau pengawasan ini bertujuan untuk mengontrol semua kegiatan
yang dilaksanakan di lokasi sasaran, yaitu tepatnya di perdesaan. Selain itu
dilaksanakan tahap evaluasi setiap akhir kegiatan dengan tujuan untuk
meninjau kembali kekurangan-kekurangan yang ada dalam penelitian
kegiatan sekaligus permasalahan-permasalahan yang menghambat kegiatan.
Hal ini dilakukan agar pada kegiatan berikutnya kegiatan terlaksana lebih
baik dari sebelumnya.

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Ringkasan Anggaran Biaya


Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya

No. Uraian Jumlah Biaya (Rp)


1. Peralatan penunjang 2.650.000
2. Produksi 3.850.000
3. Bahan habis pakai 2.000.000
4. Perjalanan 2.500.000
5. Lain-lain 1.000.000
Total 12.000.000

15
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Bulan Ke-


1 2 3 4 5
1. Peninjauan Lokasi
2. Diskusi dan Sosilisasi
3. Perekrutan Pelaku Usaha
4. Pembentukan kelompok usaha.
5. Penyediaan Sarana & Prasarana
6. Penelitian Produk

7. Pelatihan Tenaga Kerja

8. Pembuatan Produk
9. Pemasaran

10. Monitoring dan Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

Hawa, I.I. (2015). Pengaruh Pemberian Formula Enteral Berbahan Dasar Labu
Kuning (Cucurbita Moschata) Terhadap Kadar Glukosa Darah
Postprandial Tikus Diabetes Melitus. (Artikel Penelitian). Program Studi
Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.

Kristianti, Ni Made Nitya. 2018. Pengaruh Substitusi Terigu dengan Tepung


Labu Kuning (Cucurbita moschata) Terhadap Karakteristik Jajanan
Tradisional Kue Putu Ayu. Skripsi. Jurusan Gizi Program Studi Diploma
IV Politeknik Kesehatan Kemenkes, Denpasar.

16
Lampiran 1. Anggota Kelompok

Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Oscar Devana Prasatyawan


2. Jenis Kelamin : Laki – laki
3. Program Studi : Manajemen
4. NIM : 11200963
5. Tempat dan Tanggal Lahir : Wonosobo 16, September 2000
6. E-mail : 11200963@students.ukdw.ac.id
7. No. Telp : 089638800242

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persayaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Pengabdian Masyarakat.

Yogyakarta, 11 November 2020

Pengusul

17
Identitas Diri

1. Nama Lengkap : William Koolodaf


2. Jenis Kelamin : Laki Laki
3. Program Studi : Manajemen
4. NIM : 11200959
5. Tempat dan Tanggal Lahir : Yogyakarta 29 agustus 2002
6. E-mail : 11200959@students.ukdw.ac.id
7. No. Telp : 088225139189

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persayaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Pengabdian Masyarakat.

Yogyakarta, 11 November 2020

Pengusul

18
Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Aryadika Enrico Dukka Lado


2. Jenis Kelamin : Laki Laki
3. Program Studi : Akuntansi
4. NIM : 12200582
5. Tempat dan Tanggal Lahir : Waingapu 28 April 2002
6. E-mail : 12200582@students.ukdw.ac.id
7. No. Telp : 082235548436

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persayaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Pengabdian Masyarakat.

Yogyakarta, 11 November 2020

Pengusul

Lapiran 5. Rincian Anggaran Biaya

19
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
.
1. Peralatan Penunjang
1. Sewa Tempat 1.500.000
2. Sewa LCD dan Layar 950.000
3. Dana Internet dan Listrik 200.000
Subtotal (7) 2.650.000
2. Produksi
1. Kompor Gas 300.000
2. Tabung Gas dan Gas 3 kg 75.000
3. Oven 2.405.000
4. Panci 250.000
5. Bahan Baku 500.000
6. Sendok Sayur 20.000
7. Sendok 15.000
8. Pisau 25.000
9. Baskom 50.000
10. Kemasan 150.000
Subtotal (9) 3.850.000
3. Bahan Habis Pakai
1. ATK (kertas, pensil, pulpen, penghapus, 400.000
papan belajar), fotokopi materi, nametag
panitia.
2. Bahan dan alat demonstrasi 1.600.000
Subtotal (2) 2.000.000
4. Perjalanan
1. Survey Lokasi 300.000
2. Transportasi Peserta menuju Tempat 1.700.000
Sasaran
3. Transportasi Pelatihan dan Pemantauan 500.000
Subtotal (3) 2.500.000
5. Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar,
laporan, dll.
1. Administrasi 200.000
2. Biaya Komunikasi (pulsa) 150.000
3. Pembuatan Laporan (draft) 200.000
4. Monitoring dan Evaluasi 250.000
5. Pengiriman Laporan Akhir 150.000
6. Biaya Tak Terduga 50.000
Subtotal (6) 1.000.000
Total 12.000.000

20

Anda mungkin juga menyukai