SKRIPSI
Oleh :
Yola Afrezilia
NPM : A1L019009
ii
EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK REALITA DALAM
MENGUBAH KONSEP DIRI SISWA BROKEN
HOME DI SMA NEGERI 09
KOTA BENGKULU
Oleh :
YOLA AFREZILIA
NPM : A1L019009
SKRIPSI
Menyetujui :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui:
Koordinator Program Studi
Bimbingan dan Konseling
KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, peneliti dapat
Dalam Mengubah Konsep Diri Siswa Broken Home di SMA Negeri 09 Kota
dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik, sehingga
pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat
kepada:
masyarakat luas.
2. Dr. Alexon, M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas Bengkulu yang telah
3. Dr. Drs. Osa Juarsa, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan FKIP Universitas
akademik
4. Rita Sinthia, S.Psi., M.Si selaku Koordinator Prodi Bimbingan dan Konseling
5. Dr. Yessy Elita, S.Psi., M.A. selaku Pembimbing Utama yang sudah bersedia
penelitian ini.
iv
6. Dra. Anni Suprapti, M.S.Psi selaku Pembimbing Kedua yang telah memberikan
7. Dosen dan para Staf yang telah banyak membantu proses pembelajaran dan
8. Bapak dan Ibu serta keluarga tercinta yang selalu mendo’akan dan memberikan
dukungan baik materi maupun non materi selama proses penyusunan skripsi ini.
banyak sekali kekurangannya, oleh sebab itu kritik dan saran penulis harapkan
Bengkulu, 2023
Peneliti
v
EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK REALITA DALAM
MENGUBAH KONSEP DIRI SISWA BROKEN HOME DI SMA
NEGERI 09 KOTA BENGKULU
Oleh :
Yola Afrezilia
A1L019009
ABSTRAK
Kata kunci : Konsep Diri Siswa Broken Home, Layanan Konseling Kelompok
Realita.
vi
THE EFFECTIVENESS OF REALITY GROUP COUNSELING IN
CHANGING THE SELF-CONCEPT OF BROKEN HOME
STUDENTS IN HIGH SCHOOL NEGERI
09 BENGKULU CITY
By :
Yola Afrezilia
A1L019009
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
A. Konsep Diri................................................................................................12
1. Definisi Konsep Diri.......................................................................... 12
2. Aspek-aspek Konsep Diri ...................................................................13
3. Faktor-faktor Mempengaruhi Konsep Diri........ .................................17
4. Komponen Konsep Diri.......................................................................21
5. Karateristik Konsep Diri.....................................................................23
6. Unsur Umum Konsep Diri..................................................................24
7. Mencari Identitas.................................................................................26
B. Broken Home............................................................................................ 27
1. Definisi Broken Home.........................................................................27
2. Faktor Penyebab Broken Home.......................................................... 29
3. Ciri-ciri Broken Home........................................................................ 32
4. Dampak Broken Home........................................................................33
5. Sisi Negatif Anak Broken Home.........................................................35
C. Konseling Kelompok
1. Pengertian Konseling Kelompok..........................................................35
2. Tujuan Konseling Kelompok................................................................36
3. Tahapan Konseling Kelompok.............................................................36
D. Konseling Realita ......................................................................................37
1. Definisi Konseling Realita .................................................................38
2. Tujuan Konseling Realita ...................................................................39
viii
3. Ciri-ciri Konseling Realita..................................................................40
4. Teknik-teknik Konseling Realita.........................................................42
E. Hasil Penelitian Yang Relevan...................................................................43
F. Kerangka Berpikir......................................................................................44
A. Desaian Penelitian.....................................................................................48
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................48
C. Subjek Penelitian.......................................................................................49
D. Prosedur Pengambilan Subjek...................................................................49
E. Variabel Penelitian....................................................................................49
F. Prosedur Eksperimen ................................................................................50
G. Teknik Pengumpulan Data........................................................................54
H. Teknik Analisis Data.................................................................................54
A. Hasil Penelitian.........................................................................................73
1. Deskripsi Data....................................................................................73
2. Deskripsi Konsep Diri Siswa (Pretest)...............................................75
3. Deskripsi Konsep Diri Siswa (Posttest).............................................76
4. Deskripsi Data Perbandingan.............................................................76
5. Hasil Uji Persyaratan Analisis............................................................77
6. Uji Hipotesis.......................................................................................80
7. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian.......................................................81
B. Pembahasan...............................................................................................97
C. Keterbatasan Penelitian...........................................................................100
A. Kesimpulan.............................................................................................101
B. Saran .......................................................................................................101
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................103
LAMPIRAN.............................................................................................................
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR
1
DAFTAR TABEL
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
selama pernikahan akan banyak hal yang harus diselaraskan oleh ayah
(suami) dan ibu (istri) perihal tujuan dan bagaimana strategi dalam
anak. Anak yang terbiasa hidup didampingi kedua orang tuanya akan
perceraian orang tuanya, bergantung pada antisipasi dan peran orang tua
pengaruh positif maupun pengaruh negatif yang akan anak dapatkan dan
sangat berdampak pada bagaimana sikap yang akan tercermin pada anak
3
anak sejak dini dimulai dari lingkungan keluarga yaitu orang tuanya.
yang bisa dinikmati anak. Pengalaman didikan orang tua ini melatih anak
secara fisik, sosial, mental, emosional dan spritual dan hal ini sangat
perceraian, kebanyakan anak hanya belajar dan dididik oleh dominasi satu
orang tua saja. Padahal sebaiknya anak mendapatkan didikan dari kedua
yang kurang baik, ragu pada diri sendiri, takut mencoba, dan tidak berani
tentang diri kita yang bersifat psikologis, sosial, dan fisik. Jadi konsep diri
mereka tidak tahu apakah konsep diri yang dimiliki itu positif atau negatif.
4
mandiri yang lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2016)
menunjukkan konsep diri yang positif perlu dimiliki setiap individu karena
hal ini sangat membantu untuk mengarahkan anak dalam melakukan hal-
hal yang positif dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Individu yang mempunyai konsep diri yang positif akan merasa diterima,
begitu membahagiakan.
diri tetapi berupa penerimaan diri terhadap apa yang ada pada diri sendiri.
Dalam hal ini individu dapat menerima dirinya secara apa adanya dan akan
konsep diri negatif tidak memiliki perasaan kesetabilan dan keutuhan diri,
juga tidak mengenal diri baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya
karena merasa kurangnya kasih sayang dari orang tuanya. Selain itu, anak
5
gunjingan teman sekitar, proses belajar terganggu karena pikirannya tidak
seperti itu. Tidak bisa menerima takdir atau kenyataan yang harus dijalani.
dengan bunuh diri. Selain itu anak-anak dapat terjerumus dalam hal-hal
memiliki latar belakang keluarga tidak harmonis atau broken home. Siswa
yang mengalami broken home ini berinisial IN, IN adalah anak tunggal
home sejak duduk di sekolah menengah atas (SMA) IN masih saja berpikir
6
bahwa teman-temannya akan mengejek atau membicarakanya karena tidak
ada orang tua dan hanya tinggal bersama nenek dan kakek. Ketika
rendah dirinya IN menjadi anak yang menutup diri dari keluarga dan
tua, dan tidak mengenal diri dengan baik dari segi kelebihan maupun
kekurangannya atau sesuatu yang dia hargai dalam hidup. Remaja yang
broken home miliki pola pikir yang berbeda. Kurangnya kasih sayang
dan lingkungannya.
Selain itu, terdapat juga siswa yang memiliki konsep diri negatif
atau rendah siswa ini berinisial FA, FA merupakan anak dari keluarga
merasakan kasih sayang secara utuh dari orangtua nya, ini berdampak pada
kemampuanya interaksi sosial dan hubungan sosial yang tidak baik. Tidak
memiliki orang tua yang utuh membuat FA merasa bahwa dirinya berbeda
dan beranggapan akan selalu di ejek oleh teman-temannya, hal ini mebuat
7
teman yang membahas tentang orang tua, sehingga berakibat minimnya
pertemanan.
atau broken home dapat mempengaruhi konsep diri pada anak yang
wacana diri atau pemahaman diri yang negatif. Konsep diri negatif
tersebut perlu diubah menjadi konsep diri positif agar siswa menemukan
identitas diri yang sukses dan bisa menerima takdir hidupnya. Salah
fungsi kesadaran secara efektif untuk jangka waktu pendek dan menengah.
kelompok ini diharapkan dapat merubah konsep diri siswa broken home.
8
sebagai guru dan model serta mengkonfrontasikan klien dengan cara-cara
lain. Inti dari terapi realitas adalah penerimaan tanggung jawab pribadi,
yaitu kebutuhan untuk merasa unik, terpisah, dan berbeda dengan orang
lain. Secara umum tujuan konseling realita sama dengan tujuan hidup,
9
kegiatan konseling ini cukup berarti bagi dirinya, karena dapat
dan kelemahan dirinya, dan yang terpenting dalam penelitian ini yaitu
mengenal konsep diri negatif siswa broken home dapat berubah menjadi
B. Identifikasi Masalah
3. Siswa merasa minder karena hanya tinggal bersama kakek dan nenek
C. Batasan Masalah
10
D. Rumusan Masalah
Bengkulu?
09 Kota Bengkulu?
realita untuk menhgubah konsep diri pada siswa broken homedi SMA
E. Tujuan Penelitian
dicapai adalah :
11
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini terdiri dari dua, yaitu secara teoritis dan
secara praktis.
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Diri
Menurut Lis dan Pratikto (2012: 491), konsep diri adalah penilaian
remaja tentang diri sendiri yang bersifat fisik, psikis, sosial, emosional,
orang lain, dengan teman sebaya, dengan keluarga, dan lain-lain. Konsep
diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini
emosional, aspirasi dan prestasi. Semua konsep diri mencakup citra fisik
13
tubuh untuk perilaku dan harga diri anak itu dimata yang lain) dan citra
kehidupan, sifat-sifat seperti berani, jujur, mandiri dan percaya diri serta
memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa–
apa, tidak kompeten, gagal, tidak menarik, tidak dapat dan kehilangan
daya tarik terhadap hidup. Sebaliknya seseorang dengan konsep diri positif
akan terlihat lebih optimis, percaya diri, dan selalu bersikap positif
menjadi empat aspek diri. Aspek diri merupakan bagian dari diri yang
dapat dilihat oleh orang lain pada diri seorang individu, sedangkan
14
dimensi diri (seperti yang telah di kemukakan ), adalah bagian dari yang
yang ada pada dirinya sendiri. Demikian pula bila individu memiliki
15
3) Aspek integrasi diri (self-integration)
menjalankan fungsinya.
dimensi diri maupun aspek diri, terlihat bahwa diri (self), baik seperti
utuh.
terhadap variabel lain yang mengukur aspek lain konsep diri yang
teridi atas :
16
Aspek kritik diri ini menggambarkan sikap “keterbukaan’’
b. Aspek variabilitas
c. Aspek distribusi
17
dirinya.Derajat distribusi yang tinggi, menunjukan rasa pasti
dirinya.
seseorang untuk meraih sesuatu atau dengan kata lain yaitu cita-cita.
ketidakmampuan dirinya.
18
nama panggilan, e) hubungan dengan keluarga, f) teman sebaya, g)
a.Orang Lain
b.Kelompok Rujukan
19
Kemudian menurut Calhoun (1995: 77) mengemukakan ada
Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal dan yang
mata anak.
c. Faktor Masyarakat
fakta semacam itu. Akibatnya penilaian ini sampai kepada anak dan
20
d. Faktor Belajar
relatif permanen yang terjadi dalam diri kita sebagai akibat dari
dirinya.
konsep diri ke arah yang lebih baik, maka semakin baik pula
21
masyarakat dalam lingkungannya. Dan yang terjadi tentu tidak
daya tarik yang dimilikinya bagi orang lain. komponen ini disebut
a. Komponen kognitif
22
“siapa saya” saya akan memberi gambaran tentang diri saya.
(self-image).
b. Komponen Afektif
Menurut Nur dan ekasari (2008: 19) konsep diri terbentuk dari 4
komponen yaitu :
kagum
23
c. Harga diri (self-esteem)
motivasi diri.
2017: 23) dalam perkembangan konsep diri terbagi menjadi dua yaitu
24
dicapai, mampu menghadapi kehidupan di depanya serta
terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi karena individu
a. Usia kematangan
25
b. Penampilan diri
c. Kepatutan seks
e. Hubungan keluarga
26
f. Teman-teman sebaya
g. Kreativitas
7. Mencari Identitas
orang lain. Ini berarti menjadi orang dari kelompok tetapi sekaligus
kekhususan dari individu itu. Untuk memperoleh identitas diri remaja harus
akan melepaskan diri dari orang tua dan mendekatkan diri dengan taman-
27
B. Broken home
diharapakan orang. Rumah tangga yang damai, rukun dan sejahtera tidak
gagal dicarikan titik temu antara suami/istri. Broken home dapat terlihat
juga biasa dikenal dengan sebutan “Broken home”. Akibat dari broken
home pastinya sangat berpengaruh kepada hubungan antara orang tua dan
anak baik dari segi komunikasi, mental, psikologis dan pendidikan sang
anak. Anak-anak yang dimaksud disini mulai dari kecil, remaja hingga
dewasa. Ketika hubungan antara orang tua dan anak baik-baik saja maka
antara suami istri, akan tetapi tetap tinggal satu rumah. Bisa juga broken
28
home diartikan kehancuran rumah tangga sampai terjadi perceraian kedua
orang tua.
Menurut Mistiani (2018 :324) broken home berasal dari dua kata
yaitu broken dan home. Broken berasal dari kata break yang berarti
Arti broken home dari kamus besar bahasa indonesia adalah perpecahan
keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang
perceraian. Sebenarnya anak yang broken home bukan hanya anak yang
berasal dari keluarga yang tidak utuh atau tidak harmonis. Terdapat
banyak faktor yang melatar belakangi anak yang broken home, antara
orang tua.
home adalah suatu keluarga yang sudah tidak lengkap/rusak karena suatu
perceraian atau kematian orang tua atau terpisah dengan pasangan atau
adanya pologami dari salah satu pihak pasangan atau tidak adanya lagi
29
2. Faktor Penyebab Broken home
Faktor timbulnya keluarga broken home menurut Kardawati
dari kehidupan suami dan istri yang tidak lagi dijiwai oleh rasa kasih
sendiri. Maka dari hal tersebut ada pergeseran arti dan fungsi
kebertautan yang intim lagi, atau bisa dibilang acuh-tak acuh tidak
peduli lagi anatar satu dan yang lain. Bahkan bisa-bisa saling
keluarga.
30
muncul dalam kebudayaan ini tersebut justru terjadi dalam
komunitas yang saling mengenal dan diikat oleh tali batin. Masalah
diantara orang yang tidak saling mengenal dan dalam situasi yang
frustasi dan rasa jengkel dalam jiwa anak-anak. Hal ini biasanya
terjadi ketika kedua orang tua sudah tidak lagi bersama, hal ini
1. Kematian
Jika orang tua yang masih ada tenggelam dalam kesedihan dan
31
maslah praktis yang ditimbulkan keluarga yang tidak lengkap
2. Perceraian
32
3. Perpisahan sementara
relationship)
e. Suasana rumah tangga tegang dan tanpa kehangatan (high tesen and
low)
33
4. Dampak Broken Home
tidak sesuai dengan harapan itu dan yang terjadi adalah perselisihan dan
broken home.
bersama orang tua. Setelah terjadinya broken home anak akan spontan
34
sekitarnya, dampak psikologis pada anak broken home yaitu
b. Dampak pendidikan.
kepada broken heart. Hati seseorang yang selalu diselimuti oleh rasa
pedih, kecewa, putus asa, dan beranggapan bahwa dia tidak ada
35
gunanya untuk hidup.Berdasarkan hal itu seorang dapat berubah
satu orang tua, menghadapi orang tua yang bercerai, bertengkar bahkan
a. Academic Problem
b. Behavioural Problem
pada anak yang mengalami broken home. Anak yang broken home akan
memiliki masalah dalam prsoses belajar seperti malas dalam belajr, tidak
yang mengalami broken home juga akan dapat terlihat seperti mulai
36
memberontak dan berbicara kasar, mulai merokok, minum-minuman keras
C. Konseling Kelompok
tersebut.
kelompok.
37
pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing
kelompok :
a. Tahap pembentukan
38
elaksanaan konseling kelompok, dan asas-asas yang diperlukan.
b. Tahap peralihan
c. Tahap kegiatan
d. Tahapan Pengakhiran
39
Dalam penelitian ini tahapan konseling kelompok menggunakan
1. Tahap Pembentukan
2. Tahapan Peralihan
sejenak dan memikirkan apa yang dia rasakan pada saat itu.
3. Tahap Kegiatan
terkecuali.
40
4. Tahap Pengakhiran
konseling kelompok.
41
D. Konseling Realita
untuk merasa unik, terpisah, dan berbeda dengan orang lain. pandangan
cara hidup, perasaan dan tingkah lakunya, maka mereka pun bisa
Jadi jelas bahwa konseling realita dibangun diatas asumsi bahwa manusia
menerima konsekuensi dan tingkah lakunya sendiri dan menjadi apa yang
ditetapkannya.
Menurut Daud (2019: 81) terapi realitas adalah suatu sistem yang
merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain. inti dari terapi penerimaan
48
pengajaran, kerja kelompok, konseling perkawinan, pengelolaan lembaga
modifikasi tingkah laku ini difokuskan pada perasaan dan tingkah laku saat
ini serta mengarahkan konseli keluar dari masalahnya dan fokus pada
realitas adalah salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling yang
difokuskan pada masa sekarang dan bentuk tolong menolong yang praktis
dan relatif sederhana yang dapat dilakukan oleh seorang guru sekolah atau
49
menemukan pemenuhan kebutuhan dasarnya dengan right, responsibility
puncak pengalaman.
sistem atau cara hidup yang kaya akan keberhasilan. Adapun tujuan terapi
50
f. Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas kesadaran
sendiri.
adalah membantu klien untuk menemukan cara yang lebih efektif untuk
memperoleh need for belonging, power, freedom, and fun. Correy (dalam
untuk menilai pikiran, perasaan, dan tindakan yang mereka miliki untuk
yang lebih efektif dalam mengadapi dunia. Dengan kata lain klien
mereka.
51
dalam mecapai tujuan yang telah ditetapkan, perilaku yang sukses dapat
suatu yang sekedar terjadi pada diri kita, melainkan sesuatu perilaku yang
kita pilih sebagai cara untuk mengontrol dunia kita. Meskipun perilaku
tertentu bisa juga menyakitkan dan tidak efektif, sampai pada suatu
melihat dirinya sebagai yang mampu memberi dan menerima rasa cinta,
dan meditasi.
52
Konseling realitas menekankan pada pertanggung jawaban,
orang lain dalam proses pemenuhan itu. Orang yang bertanggung jawab
adalah otonom. Artinya mereka tahu apa yang mereka tahu apa yang
klien dan tidak ada usaha untuk mengajarkan klien bahwa reaksi dan
tidak menyibukan diri dengan segala hal tentang masa silam klien, tetapi
peran pada alam bawah sadar, seperti yang dilakukan oleh pendekatan
53
psikoanalisis.Dalam pendekatan realitas konselor berperan sebagai guru
setiap individu, tetapi yang ada adalah perilaku tidak bertanggung jawab
tetapi masih dalam taraf mental yang sehat. Berfokus pada perilaku nyata
pada keadaan yang akan datang dengan fokus pada perilaku yang
Perilaku masa lampau tidak bisa diubah tetapi bisa diterima apa adanya,
54
merupakan eksplorasi diri bagi konseli. Konseli mengungkapkan
tersebut.
koseling realita.
55
meyelesaikan masalah, dan tidak cukup menolong keadaan dirinya,
konkret. Hal-hal apa yang akan dilakukan konseli untuk keluar dan
56
dengan tingkah lakunya sekarang dan usahanya untuk mencapai
b. Menggunakan humor.
bagi tindakan.
realistis.
57
D. Hasil Penelitian Yang Relevan
dan kelemahan dirinya, dan yang terpenting dalam penelitian ini yaitu
mengenal konsep diri negatif siswa broken home dapat berubah menjadi
konseling realitas efektif dalam mengatasi konsep diri negatif pada siswa
58
3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Cahyani, dkk (2022: 09) kepada
siswa yang berinisial MA, yaitu (1) Perilaku negatif yang dilakukan oleh
ketentuan sekolah, dan tidak mengerjakan tugas dari guru. (2) Faktor yang
pribadi MA, dan pergaulan MA dengan teman sekolah yang nakal. (3)
kesadaran dalam diri konseli yang berfokus pada kejadian saat ini atau
kondisi saat ini, menekankan pada kekuatan pribadi atau apa yang
perilaku yang lebih baik agar dapat bermanfaat untuk kedepanya bagi
59
sikap dan tingkah laku, konseling menjadi strategi utama dalam proses
bimbingan dan merupakan teknik standart serta merupakan tugas pokok dari
dihadapi oleh siswa, hingga nantinya disekolah siswa dapat belajar dengan
disekolah.
E. Kerangka berpikir
broken home .
60
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
tindakan diberikan untuk mengetahui konsep diri siswa broken home sebelum
O1 x O2
Gambar 3.1 Diagram Desain Penelitian
Keterangan :
61
konseling kelompok. Tujuan dari dilaksanakan pre-test ini
siswa broken home. Hasil dari pre-test yang akan dilakukan ini
teknik realita
broken home.
62
C. Subjek Penelitian
memberi batasan subyek oenelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data
1. Populasi
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah
1 Seluruh kelas XI 140
2. Sampel
siswa.
63
D. Prosedur Pengambilan subjek penelitian
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini yaitu konsep diri siswa broken home
a. Definisi Konseptual
Menurut Lis dan Pratikto (2012: 491), konsep diri adalah penilaian
b. Definisi Operasional
64
yang baik dengan lingkungan. Pemahaman diri tersebut didasarkan
dari lima alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),
Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS) dan juga Sangat Tidak
Sesuai (STS)
2. Variabel Bebas
a. Definisi Konseptual
b. Definisi operasional
65
home yang memiliki konsep diri negatif. Setelah diberikan angket pre-
test kepada siswa, maka akan terlihat siswa broken home yang
memiliki konsep diri negative dan itulah yang menjadi sasaran dalam
F. Prosedur Eksperimen
one group pretest and post-test design dan pengambilan sampel dengan
siswa broken home yang memiliki konsep diri negative lalu selanjutnya
dengan pretest.
66
Tabel 3.2
Pemberian Tindakan Konseling Kelompok
67
point-point instrumen yang berupa angket yang akan dijawab oleh
responden.
mempunyai nilai dari 1-5. Adapun kriterian dan nilai dari alternatif
Tabel 3.3
Skor Pernyataan Skala Likert
68
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Konsep Diri Siswa
2. Behavioral self (pelaku diri) 2, 8, 19, 23, 24, 28, 36, 46, 13
52, 53, 59, 68, dan 69
3. Judging self (penerimaan self) 7, 9, 13, 18, 27, 35, 51, 55, 10
58, 62, dan 66.
6. Personal self (diri sendiri) 4, 14, 15, 20, 29, 32, 45,50, 10
56,56, 67, 70
7. Family Self (diri keluarga) 3, 10, 12, 22, 30, 31, 42, 43, 11
44, 54, dan 65
69
H. Teknik Analisis Data
70
1. Uji Validitas
dengan data yang dilaporkan peneliti. Uji validitas adalah uji dengan
2912:8). Instrumen ini divalidator oleh dua orang ahli yaitu dosen dari
2. Uji Relibialitas
Dewi dan Budiartha, 2015) reliabilitas yaitu suatu alat ukur suatu
71
home yang memiliki konsep diri negative dan positif. Pengujian ini
Dalam penelitian ini syarat uji daya beda yang digunakan yaitu >0,30
4. Uji Hipotesis
72
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Tabel 4.1
Tabel statistic deskriptif konsep diri siswa broken home
Variable Skor hipotetik Skor empiric
Konsep Max Min Mean SD Max Min Mean SD
diri siswa 250 50 150 33.3 200 100 150 25
broken
home
Pada table 4.1 skor hipotetik jika responden menjawab dengan nilai
satu maka skor minimum sebesar 50, jika responden menjawab dengan
skor alternative jawaban lima maka skor maximal sebesar 250, dengan
nilai rata-rata sebesar 150, dan standar deviasi sebesar 33.3. Setelah
broken home diperoleh skor minimum sebesar 100, skor maximal sebesar
deviasi dapat dilihat dengan rumus sebagai berikut pada table 4.2.
73
Table 4.2
Rumus Penentuan Kategori Skor
Konsep Diri Siswa Broken Home
No Kategori Rumus
1 Sangat rendah X < M – 1.5 SD
2 Rendah M – 1.5 SD < X < M- 0.5 SD
3 Sedang M + 0.5 SD < X < M + 0.5 SD
4 Tinggi M + 0.5 SD < X < M + 1.5 SD
5 Sangat tinggi M + 1.5 SD < X
Table 4.3
Skor dan kategorisasi
No Kategori Skor
1 Sangat rendah < 80
2 Rendah 80 – 126
3 Sedang 126 – 172
4 Tinggi 172 – 218
5 Sangat tinggi < 218
Pada table 4.3 pada kategorisasi sangat rendah ada pada skor < 80,
kategorisasi rendah ada pada skor 80 – 126, kategorisasi sedang ada pada
skor 126 – 172, kategorisasi tinggi ada pada skor 172 – 218, dan
74
2. Deskripsi data konsep diri siswa broken home sebelum diberikan
layanan.
Berikut hasil analisis data tentang konsep diri siswa broken home
Table 4.4
Hasil konsep diri siswa broken home sebelum diberikan layanan
No Siswa Total Keseluruhan Kriteria
1 UZ 104 Rendah
2 WL 105 Rendah
3 RD 100 Rendah
4 ML 111 Rendah
5 RH 101 Rendah
6 CR 112 Rendah
Jumlah 633
Rata - rata 105.5 Rendah
Berdasarkan table 4.4 hasil konsep diri siswa broken home sebelum
75
3. Deskripsi data konsep diri siswa broken home setelah diberikan
layanan
Berikut hasil analisis data tentang konsep diri siswa broken home
Table 4.5
Hasil konsep diri siswa broken home setelah diberikan layanan
No Siswa Total Keseluruhan Kriteria
1 UZ 195 Tinggi
2 WL 185 Tinggi
3 RD 197 Tinggi
4 ML 188 Tinggi
5 RH 190 Tinggi
6 CR 200 Tinggi
Jumlah 1.155
76
Table 4.6
Perbandingan skor pretest dan posttest
kategori rendah. Skor posttest dengan total keseluruhan sebesar 1.155 dan
persyaratan analisis seperti uji normalitas, uji validitas dan juga uji
a. Uji Normalitas
77
Smirnov (Uji K-S). Untuk menentukan normalitas dari data
tailed > 0.05. Hasil SPSS dapat dilihat berdasarkan table 4.7
berikut :
Tabel 4.7
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
1). Jika nilai Asymp Sig 2 tailed > 0.05 dapat disimpulkan bahwa
2). Jika nilai Asymp Sig 2 tailed < 0.05 dapat disimpulkan bahwa
nilai Sig 2 tailed 0.200 > 0.05 maka data ini berdistribusi normal.
nilai Sig 2 tailed 0.200 > 0.05 maka data ini berdistribusi normal.
78
b. Uji Validitas
2012 : 8).
c. Uji Relibialitas
SPSS.
79
Table 4.8
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.954 70
Berdasarkan table 4.8 hasil uji relibialitas sebelum dilakukan
atau lebih besar dari 0.6 dengan item sebanyak 70 butir angket
Tabel 4.9
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.661 50
atau lebih besar dari 0.6 dengan item sebanyak 50 butir angket
6. Uji Hipotesis
antara variable terikat dan variable bebas. Pada penelitian ini pengujian
80
konseling kelompok realita dalam meningkatkan konsep diri siswa
09 Kota Bengkulu.
Bengkulu.
Berikut didapat uji hipotesis dengan SPSS versi 16.0 dapat dilihat
Tabel 4.10
Paired Samples Test
t df Sig 2 Tailed
Pair 1 Preetest -
29.000 5 .000
Posttest
Pada table 4.10 menunjukan hipotesis dengan rumus uji paired sample
t-test, dapat dilihat bahwa nilai t sebesar – 29.000 dengan nilai (sig 2-
81
konseling realita. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh layanan
diberkan pretest kepada siswa broken home yang ada di SMA Negeri
orang siswa broken home yang memiliki konsep diri rendah dan
kelompok realita.
82
Kemudian ditengah konseling kelompok berlangsung diberikan
dan masa depan tidak pada masa lalu. Hal ini dikarenakan pandangan
realita mengenai manusia bahwa masa lalu bersifat lampau dan tidak
sebagai berikut :
83
konseling kelompok dan cara pelaksanaannya. Dilihat anggota
rangkai nama.
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan konsep diri dan melakukan
84
permasalahan yang dialami RD. Kemudian anggota kelompok satu
bisa menenangkan dirinya sendiri, harus bisa bersikap biasa saja, dan
harus bisa memikirkan dampak dari hal yang kita lakukan. Setelah
masa depan dikarenakan RD ini juga masih sekolah dan memiliki masa
yang akan dia dapat setelah melakukan hal tersebut. Kemudian setelah
permasalahan RD.
85
PK menutup konseling kelompok realita dengan doa dan
rangkai nama.
86
Setelah melakukan perkenalan dengan rangkai nama PK mengenali
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan konsep diri dan melakukan
87
focus untuk masa sekarang dan masa depannya, jika WL terus-terusan
bersikap seperti itu maka masa sekarang dan masa depannya akan
tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu kita harus memberikan
88
realita. Selanjutnya dilakukan dengan berdoa sebelum memulai
rangkai nama.
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan konsep diri dan melakukan
yaitu kurang percaya diri dan tidak yakin pada dirinya sendiri,
89
pendapat mengenai permasalahan yang dihadapi ML. Setelah itu PK
tidak memikirkan masa yang telah lalu, karena kita harus memikirkan
dampak yang kita lakukan saat ini akan berdampak ke masa depan
90
terimakasih dan mengucapkan salam kepada siswa yang telah
rangkai nama.
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan konsep diri dan melakukan
berkaitan dengan konsep diri siswa. Pada konseling kelompok hari ini
yaitu ragu pada dirinya sendiri atau ragu dengan kemampuan yang dia
91
mengekspor kemampuan yang dia miliki sehingga membuat dirinya
bahwa kita harus focus ke pada masa depan yang masih panjang.
depan dan tidak memikirkan masa yang telah lalu, karena kita harus
masa depan yang akan kita hadapi. Kemudian setelah kegiatan selesai
92
bertempat di ruang BK. Pada pertemuan pertama melaksanakan
rangkai nama.
93
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan konsep diri dan melakukan
dari orang lain untuk dirinya sehingga membuat dirinya puas. Jika
yang ada didalam dirinya sendiri, berfikir positif tentang dirinya, dan
menerima dirinya sendiri dan focus pada dirinya sekarang dan masa
94
sendiri. Kemudian setelah kegiatan selesai PK memberikan evaluasi
95
kelompok. Kemudian setelah itu PK melanjutka dengan menjelaskan
rangkai nama.
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan konsep diri dan melakukan
96
pendapat kepada UZ sesuai dengan permasalahan yang UZ rasakan.
permasalahan RH.
B. Pembahasan
dimana dari konsep diri siswa rendah menjadi adanya peningkatan pada
97
konsep diri siswa sehingga mendapat kategori tinggi. Aziz (2014),
tentang diri kita yang bersifat psikologis, sosial, dan fisik. Konsep diri
yang rendah memiliki ciri-ciri kurang percaya diri, tidak bisa menerima
dirinya sendiri, mudah putus asa, kurang berorientasi pada diri sendiri, dan
sukar bergaul dengan orang lain. Individu yang memiliki konsep diri
negatif tidak memiliki perasaan kesetabilan dan keutuhan diri, juga tidak
mencapai fungsi kesadaran secara efektif untuk jangka waktu pendek dan
broken home.
lain. Inti dari terapi realitas adalah penerimaan tanggung jawab pribadi,
98
Menurut Latipun (2006: 155) konseling realita adalah pendekatan
yaitu kebutuhan untuk merasa unik, terpisah, dan berbeda dengan orang
lain. Secara umum tujuan konseling realita sama dengan tujuan hidup,
realita kepada siswa broken home sebanyak enam kali terdapat pengaruh
diri yang rendah ditandai dengan siswa yang mudah tersinggung, tidak
percaya diri dan tidak dapat menerima dirinya sendiri. Setelah diberikan
99
perubahan dari konsep diri siswa menjadi tinggi, ditandai dengan siswa
mulai percaya diri, bisa menerima dirinya sendiri, tidak haus validasi, bisa
orang dan tidak mudah tersinggung. Jadi kesimpulan yang didapat dari
C. Keterbatasan Penelitian
karena penelitian ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang terus perlu
hanya untuk subjek yang memiliki konsep diri yang rendah saja.
Konseling
100
BAB V
A. Kesimupulan
B. Saran
sebagai berikut :
disekolah.
101
pelayanan bimbingan dan konseling realita untuk meningkatkan
kelompok realita.
atau acuan bahan penelitian yang berkaitan dengan konsep diri siswa
broken home.
102
DAFTAR PUSTAKA
Ardilla, A. & Cholid, N. (2021). Pengaruh Broken Home Terhadap Anak. Studia:
Jurnal Hasil Penelitian Mahasiswa, 6(1), 1-14.
https://doi.org/10.32923/stu.v6i1.1968
Burn, R.B. 1993. Konsep Diri, Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku.
(Alih bahasa: Eddy) Jakarta: Arcan
103
Daud, A. (2019). Penanganan Masalah Konseli Melalui Konseling Realitas. Jurnal
Al-Taujih: Bingkai Bimbingan Dan Konseling Islami, 5(1), 80-9.
https://dx.doi.org/10.15548/atj.v5i1.757
Dewi, Y. P., & Mugiarso, H. (2020).Hubungan Antara Konsep Diri dengan Efikasi
Diri dalam Memecahkan Masalah melalui Konseling Individu di SMK
Hidayah Semarang. JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 6(1),
29-40. http://dx.doi.org/10.22373/je.v6i1.5750
Fatwana, N. (2018). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Adversity Quotient (AQ)
Pada Mahasiswa Perantau Di Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana
Yogyakarta.(Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Yogyakarta).
Hendri, H. (2019). Peran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri
Pada Anak. At-Taujih: Bimbingan Dan Konseling Islam, 2(2), 56-71.
http://dx.doi.org/10.22373/taujih.v2i2.6528
Kamaruddin, I., Juwariah, T., Susilowati, T., Marlina, H., Pertiwi, S. M. B. Agustini,
M.,& Setyowati, M. (2022). Jurnal : Metodologi Penelitian Kesehatan
Masyarakat. PT. Global Eksekutif Teknologi.
104
Muttaqin, I., & Sulistyo, B. (2019). Analisis faktor penyebab dan dampak keluarga
broken home. Raheema: Jurnal Studi Gender Dan Anak, 6(2), 245-256.
https://doi.org/10.24260/raheema.v6i2.1492
MU, R. Z. (2018). Adversity Quotient Pada Siswa Broken Home Yang Berprestasi Di
Mtsn 9 Bantul Yogyakarta (Doctoral dissertation, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta).
Mz, Ihsan. (2018). Peran konsep diri terhadap kedisiplinan siswa. NALAR: Jurnal
Peradaban dan Pemikiran Islam, 2(1), 1-11.
https://doi.org/10.23971/njppi.v2i1.915
Nur, I. F., & Ekasari, A. (2008).Hubungan antara konsep diri dengan kecerdasan
emosional pada remaja. SOUL: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi,
1(2), 15-31.
Pratiwi, I. W., & Handayani, P. A. L. (2020). Konsep Diri Remaja Yang Berasal
Dari Keluarga Broken. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Pengembangan
SDM, 9(1), 17-32.
105
Sardi, S., Budianto, B., Pranata, J., & Suryanti, S. (2021). Penerapan Konseling
Realita dan Mindfulness Untuk Mengatasi Kenakalan Remaja Pada Siswa
Broken Home. Jurnal Humansi (Humaniora, Manajemen, Akuntansi), 4(1),
19-30
Setiawan, H. R., & Masitah, W. (2017). Pengaruh Konsep Diri, Minat Dan Inteligensi
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Metode
Pengembangan Kemampuan Bahasa Anak. Intiqad: Jurnal Agama Dan
Pendidikan Islam, 9(2), 20-34. https://dx.doi.org/10.30596/intiqad.v9i2.1380
106
Bantarbolang Pemalang Tahun Ajaran 2010/2011). Under Graduates thesis,
Universitas Negeri Semarang.
Windari, R (2017). Konsep Diri Siswa Yang Berasal Dari Keluarga Broken Home
(Studi Kasus Siswa Kelas Vii Di Uptd Smp Negeri 1 Mojo Kediri Tahun
Pelajaran 2016/2017) the Concept of Self Students Who Come From a
Broken Home (Case Study of Class Vii in Uptd Smp Negeri 1 M. Artikel
Sikripsi.
Wijaya, H. (2020). Jurnal : Analisis data kualitatif teori konsep dalam penelitian
pendidikan. Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
Zain, K.S. (2015). Konsep Diri Remaja Dengan Orangtua Bercerai.Naskah Publikasi.
107
L
108
LAMPIRAN 1 : INSTRUMEN PENELITIAN SEBELUM UJI COBA
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya bukanlah orang yang apa adanya
2 Saya adalah orang yang jujur
3 Saya bagian dari keluarga yang bahagia
4 Saya berharap lebih terpercaya
5 Saya adalah orang yang bersahabat
6 Saya memiliki tingkah laku yang dapat
dipertanggungjawabkan secara moral
7 Saya termasuk orang yang memiliki bakat
tertentu
8 Saya berusaha sebaik yang saya bisa
9 Sangat mudah bagi saya untuk mempelajari
hal-hal yang baru
10 Saya nyaman berhubungan dengan keluarga
saya
11 Saya bukanlah orang yan apa adanya
12 Saya mengerti baik tentang keluarga saya
13 Saya meremehkan diri saya sendiri
14 Saya tidak merasakan apa yang seharusnya
saya rasakan
15 Saya nyaman dengan apa adanya saya
16 Saya berhubungan baik dengan orang lain
17 Saya memiliki tubuh yang sehat
18 Saya rupanya anak yang tidak rapi
19 Saya berusaha menjauh dari permasalahan
saya
20 Saya adalah orang yang selalu gembira
21 Saya bukanlah siapa-siapa
22 Keluarga saya selalu membantu ketika saya
menghadapi masalah
23 Kadang- kadang saya marah
24 Saya penuh dengan kesakithatian
25 Saya orang yang sering sakit
26 Saya adalah orang yang lemah moralnya
109
27 Saya adalah orang yang percaya diri
28 Saya termasuk orang yang pembenci
29 Terkadang saya kehilangan akal saya
30 Saya tidak dicintain oleh keluarga saya
31 Saya merasa bahwa keluarga saya tidak
mempercayai saya
32 Apa yang saya lakukan dalam bekerja
hasilnya tidak baik
33 Terkadang saya melakukan hal-hal yang tidak
baik
34 Saya sulit berteman
35 Saya adalah orang yang selalu berpikir positif
36 Saya tidak pernah pandai menjadi orang lain
37 Saya termasuk orang yang bersosialisasi
38 Saya mempunyai masalah ketika ingin
melakukan hal baik
39 Terkadang saya mengeluarkan bahan lelucon
yang buruk
40 Saya memiliki daya tarik untuk menarik
lawan jenis
41 Saya tidak suka berbohong
42 Saya memperlakuka orangtua saya sebaik
yang saya bisa
43 Saya terlalu sensitive dengan hal-hal yang
dikatakan oleh keluarga saya
44 Saya harusnya lebih mencintai keluarga saya
45 Saya cukup yakin dengan cara saya
memperlakukan orang lain
46 Saya suka bergosip
47 Saya menjaga baik keadaan fisik saya
48 Saya menjaga betul penampilan saya
49 Apa yang saya lakukan sehari-harinya sesuai
dengan apa yang saya anut
50 Saya kurang memahami diri saya sendiri
51 Saya dapat menjaga diri saya sendiri dari
berbagai situasi
52 Saya dapat menjaga diri saya sendiri dari
berbagai situasi
53 Saya merasa enjoi setiap saat
54 Saya sangat menyanyangi keluarga saya
55 Sayalebih baik menang dalam permainan
110
daripada kalah
56 Saya berusaha untuk mengerti pandangan
orang lain yang berbeda dengan saya
57 Saya kelihatan baik jika menjadi diri saya
sendiri
58 Saya tidak bisa bekerja dengan baik
59 Saya mempunyai masalah dalam hal tidur
60 Saya sering melakukan hal-hal baik
61 Saya tidak bisa bersosialisasi
62 Saya menyelesaikan masalah saya dengan
mudah
63 Saya adalah orang yang tidak baik
64 Hubungan saya dengan Tuhan baik
65 Saya bertengkar dengan keluarga saya
66 Saya melihat sesuatu yang baru ketika saya
bertemu dengan orang lain
67 Sangat susah bagi saya untuk berbicara
dengan orang yang belum saya kenali
68 Terkadang saya menunda pekerjaan saya hari
ini
69 Mudah bagi saya untuk mengerti apa yang
saya baca
70 Saya mempunyai control diri yang baik
111
LAMPIRAN 2 : TABULASI HASIL DATA UJI COBA INSTRUMEN
112
LAMPIRAN 3 : DATA HASIL UJI COBA (VALIDASI)
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item Keterangan
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Valid
VAR00001 228.64 1340.242 .661 .953
Valid
VAR00002 228.64 1340.242 .661 .953
Valid
VAR00003 228.41 1340.920 .613 .953
Valid
VAR00004 228.64 1340.242 .661 .953
Valid
VAR00005 228.41 1361.491 .407 .953
Valid
VAR00006 228.41 1350.444 .471 .953
Tidak Valid
VAR00007 228.50 1364.071 .315 .954
Valid
VAR00008 228.32 1334.989 .732 .952
Valid
VAR00009 228.32 1334.989 .732 .952
Valid
VAR00010 228.32 1334.989 .732 .952
Tidak Valid
VAR00011 228.27 1378.970 .146 .954
Valid
VAR00012 228.41 1356.444 .414 .953
Valid
VAR00013 228.32 1334.989 .732 .952
Valid
VAR00014 228.32 1334.989 .732 .952
Valid
VAR00015 228.64 1340.242 .661 .953
Valid
VAR00016 228.64 1340.242 .661 .953
Tidak Valid
VAR00017 228.50 1360.929 .327 .954
Tidak Valid
VAR00018 228.91 1397.801 -.102 .955
113
Tidak Valid
VAR00019 228.09 1382.563 .080 .955
Tidak Valid
VAR00020 227.55 1378.165 .143 .954
Tidak Valid
VAR00021 227.91 1365.039 .268 .954
Valid
VAR00022 227.82 1329.965 .700 .952
Valid
VAR00023 227.82 1329.965 .700 .952
Valid
VAR00024 227.82 1329.965 .700 .952
Valid
VAR00025 228.32 1447.942 -.610 .958
Valid
VAR00026 227.82 1329.965 .700 .952
Valid
VAR00027 227.82 1329.965 .700 .952
Valid
VAR00028 227.82 1329.965 .700 .952
Tidak Valid
VAR00029 228.50 1407.881 -.187 .956
Valid
VAR00030 227.82 1329.965 .700 .952
Tidak Valid
VAR00031 228.09 1381.420 .093 .955
Tidak Valid
VAR00032 228.32 1401.942 -.142 .956
Tidak Valid
VAR00033 228.27 1377.636 .156 .954
Valid
VAR00034 227.82 1329.965 .700 .952
Valid
VAR00035 228.27 1333.827 .707 .952
Valid
VAR00036 228.32 1336.227 .752 .952
Valid
VAR00037 228.27 1333.827 .707 .952
Valid
VAR00038 228.27 1333.827 .707 .952
Valid
VAR00039 228.27 1333.827 .707 .952
Valid
VAR00040 228.27 1333.827 .707 .952
Valid
VAR00041 228.32 1336.227 .752 .952
114
Tidak Valid
VAR00042 228.05 1391.665 -.027 .955
Valid
VAR00043 228.32 1336.227 .752 .952
Valid
VAR00044 228.32 1336.227 .752 .952
Tidak Valid
VAR00045 228.14 1359.266 .344 .954
Valid
VAR00046 228.23 1342.374 .528 .953
Tidak Valid
VAR00047 227.95 1378.331 .170 .954
Valid
VAR00048 228.23 1342.374 .528 .953
Valid
VAR00049 228.23 1342.374 .528 .953
Valid
VAR00050 228.05 1344.807 .530 .953
Valid
VAR00051 228.23 1342.374 .528 .953
Valid
VAR00052 228.23 1342.374 .528 .953
Valid
VAR00053 228.23 1342.374 .528 .953
Tidak Valid
VAR00054 228.23 1375.898 .210 .954
Valid
VAR00055 228.23 1342.374 .528 .953
Valid
VAR00056 228.05 1347.379 .598 .953
Valid
VAR00057 228.27 1342.398 .624 .953
Tidak Valid
VAR00058 227.95 1366.522 .295 .954
Tidak Valid
VAR00059 228.32 1390.608 -.014 .955
Tidak Valid
VAR00060 228.27 1368.494 .263 .954
Valid
VAR00061 228.27 1342.398 .624 .953
Valid
VAR00062 228.27 1342.398 .624 .953
Valid
VAR00063 228.27 1342.398 .624 .953
Tidak Valid
VAR00064 228.23 1405.232 -.201 .956
115
Tidak Valid
VAR00065 228.36 1386.242 .049 .955
Valid
VAR00066 228.27 1342.398 .624 .953
Valid
VAR00067 228.32 1334.989 .732 .952
Valid
VAR00068 228.32 1334.989 .732 .952
Valid
VAR00069 228.32 1334.989 .732 .952
Valid
VAR00070 228.32 1334.989 .732 .952
116
LAMPIRAN 4 : UJI RELIABILITAS
RELIABELITAS ANGKET KONSEP DIRI SISWA BROKEN HOME SEBELUM
ITEM GUGUR
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.954 70
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.661 50
117
LAMPIRAN 5 : ANGKET KONSEP DIRI SISWA BROKEN HOME
SETELAH UJI VALIDITAS
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya bukanlah orang yang apa adanya
2 Saya adalah orang yang jujur
3 Saya bagian dari keluarga yang bahagia
4 Saya berharap lebih terpercaya
5 Saya adalah orang yang bersahabat
6 Saya memiliki tingkah laku yang dapat
dipertanggungjawabkan secara moral
7 Saya berusaha sebaik yang saya bisa
8 Sangat mudah bagi saya untuk mempelajari
hal-hal yang baru
9 Saya nyaman berhubungan dengan keluarga
saya
10 Saya mengerti baik tentang keluarga saya
11 Saya meremehkan diri saya sendiri
12 Saya tidak merasakan apa yang seharusnya
saya rasakan
13 Saya nyaman dengan apa adanya saya
14 Saya berhubungan baik dengan orang lain
15 Keluarga saya selalu membantu ketika saya
menghadapi masalah
16 Kadang- kadang saya marah
17 Saya penuh dengan kesakithatian
18 Saya orang yang sering sakit
19 Saya adalah orang yang lemah moralnya
20 Saya adalah orang yang percaya diri
21 Saya termasuk orang yang pembenci
22 Saya tidak dicintain oleh keluarga saya
23 Saya sulit berteman
24 Saya adalah orang yang selalu berpikir positif
118
25 Saya tidak pernah pandai menjadi orang lain
26 Saya termasuk orang yang bersosialisasi
27 Saya mempunyai masalah ketika ingin
melakukan hal baik
28 Terkadang saya mengeluarkan bahan lelucon
yang buruk
29 Saya memiliki daya tarik untuk menariklawan
jenis
30 Saya tidak suka berbohong
31 Saya terlalu sensitive dengan hal-hal yang
dikatakan oleh keluarga saya
32 Saya harusnya lebih mencintai keluarga saya
33 Saya suka bergosip
34 Saya menjaga betul penampilan saya
35 Apa yang saya lakukan sehari-harinya sesuai
dengan apa yang saya anut
36 Saya kurang memahami diri saya sendiri
37 Saya dapat menjaga diri saya sendiri dari
berbagai situasi
38 Saya dapat menjaga diri saya sendiri dari
berbagai situasi
39 Saya merasa enjoi setiap saat
40 Sayalebih baik menang dalam permainan
daripada kalah
41 Saya berusaha untuk mengerti pandangan
orang lain yang berbeda dengan saya
42 Saya kelihatan baik jika menjadi diri saya
sendiri
43 Saya tidak bisa bersosialisasi
44 Saya menyelesaikan masalah saya dengan
mudah
45 Saya adalah orang yang tidak baik
46 Saya melihat sesuatu yang baru ketika saya
bertemu dengan orang lain
47 Sangat susah bagi saya untuk berbicara
dengan orang yang belum saya kenali
48 Terkadang saya menunda pekerjaan saya hari
ini
49 Mudah bagi saya untuk mengerti apa yang
saya baca
50 Saya mempunyai control diri yang baik
119
LAMPIRAN 6 : TABULASI DATA SKOR SKALA PRETEST KONSEP DIRI
SISWA BROKEN HOME
120
LAMPIRAN 7 : UJI NORMALITAS
Cases
Descriptives
Median 192.50
Variance 33.100
Minimum 185
Maximum 200
Range 15
Interquartile Range 10
121
Kurtosis -1.633 1.741
Median 104.50
Variance 25.100
Minimum 100
Maximum 112
Range 12
Interquartile Range 10
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
122
LAMPIRAN 8 : UJI HIPOTESIS
N Correlation Sig.
Pair 1 Preetest -
29.000 5 .000
Posttest
123
LAMPIRAN : RPL, LAPERPROG DAN VERBATIM
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
(RPL)
A Identitas Kegiatan
1 Nama Konseli : UZ, WL, RD, ML, RH, dan CR
2 Sekolah : SMA Negeri 09 Kota Bengkulu
3 Semester : Ganjil
4 Tema / Topik : Konsep Diri Siswa Broken Home
Bahasan
5 Pertemuan ke- : 1
6 Jenin Layanan : Konseling Kelompok
7 Penyelenggara : Yola Afrezilia
Layanan
8 Tempat : SMA Negeri 09 Kota Bengkulu
9 Tanggal / Waktu : 23 Oktober 2023
B Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami dan meningkatkan
konsep dirinya dengan layanan konseling
kelompok realita
C Kompetensi Dasar : Siswa mampu memahami dan turut membantu
dalam meningkatkan konsep dirinya dengan
layanan konseling kelompok realita
D Tujuan Layanan : Siswa mampu meningkatkan konsep diri siswa
broken home dengan layanan konseling kelompok
realita
E Materi Layanan : Membahasa permasalahan siswa broken home
yang memiliki konsep diri yang rendah dengan
layanan konseling kelompok realita
F Alokasi Waktu : 1 x 90 menit
G Metode : Diskusi, ceramah, dan tanya jawab
H Kegiatan Layanan
124
2. PK memimpin doa
3. PK menjelaskan pengertian layanan
konseling kelompok serta konseling
kelompok realita
4. PK menjelaskan tujuan
5. PK menjelaskan cara pelaksanaan
6. PK menjelasakan asas-asas konseling
kelompok
7. PK memperkenalkan diri dan diikuti
anggota kelompok
2 Tahap Peralihan : 1. PK menjelaskan kembali tentang konseling
kelompok realita
2. PK menanyakan kesiapan anggota
kelompok
3. PK mengenali suasana kelompok
4. PK memberikan contoh topic bahasan
dalam kelompok
3 Tahap Kegiatan : 1. Menjelaskan pokok permasalahan yang
akan dibahas
2. Mempersilahkan anggota kelompok
mengemukakan permasalahannya
3. Membahasa masalah dengan tuntas
bersama anggota kelompok
4. Seluruh anggota kelompok ikut serta
5. Anggota kelompok diberikan kesempatan
untuk berpendapat
6. Menegaskan komitmen anggota kelompok
4 Tahap Pengakiran : 1. PK mengingatkan bahwa kegiatan akan
berakhir
2. PK meminta anggota kelompok
menyampaikan pesan dan kesan
3. PK membahas jadwal selanjutnya
4. Mengucapkan terimakasih, doa , dan
penutup
I Penilaian Hasil : -
Kegiatan
J Media Layanan : -
K Sumber : -
Bengkulu, 2023
Peneliti
125
Yola Afrezilia
NPM.A1L019009
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
(RPL)
A Identitas Kegiatan
1 Nama Konseli : UZ, WL, RD, ML, RH, dan CR
2 Sekolah : SMA Negeri 09 Kota Bengkulu
3 Semester : Ganjil
4 Tema / Topik : Konsep Diri Siswa Broken Home
Bahasan
5 Pertemuan ke- : 2
6 Jenin Layanan : Konseling Kelompok
7 Penyelenggara : Yola Afrezilia
Layanan
8 Tempat : SMA Negeri 09 Kota Bengkulu
9 Tanggal / Waktu : 26 Oktober 2023
B Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami dan meningkatkan
konsep dirinya dengan layanan konseling
kelompok realita
C Kompetensi Dasar : Siswa mampu memahami dan turut membantu
dalam meningkatkan konsep dirinya dengan
layanan konseling kelompok realita
D Tujuan Layanan : Siswa mampu meningkatkan konsep diri siswa
broken home dengan layanan konseling kelompok
realita
E Materi Layanan : Membahasa permasalahan siswa broken home
yang memiliki konsep diri yang rendah dengan
layanan konseling kelompok realita
F Alokasi Waktu : 1 x 90 menit
G Metode : Diskusi, ceramah, dan tanya jawab
H Kegiatan Layanan
126
3. PK menjelaskan pengertian layanan
konseling kelompok serta konseling
kelompok realita
4. PK menjelaskan tujuan
5. PK menjelaskan cara pelaksanaan
6. PK menjelasakan asas-asas konseling
kelompok
7. PK memperkenalkan diri dan diikuti
anggota kelompok
2 Tahap Peralihan : 1. PK menjelaskan kembali tentang konseling
kelompok realita
2. PK menanyakan kesiapan anggota
kelompok
3. PK mengenali suasana kelompok
4. PK memberikan contoh topic bahasan
dalam kelompok
3 Tahap Kegiatan : 1. Menjelaskan pokok permasalahan yang
akan dibahas
2. Mempersilahkan anggota kelompok
mengemukakan permasalahannya
3. Membahasa masalah dengan tuntas
bersama anggota kelompok
4. Seluruh anggota kelompok ikut serta
5. Anggota kelompok diberikan kesempatan
untuk berpendapat
6. Menegaskan komitmen anggota kelompok
4 Tahap Pengakiran : 1. PK mengingatkan bahwa kegiatan akan
berakhir
2. PK meminta anggota kelompok
menyampaikan pesan dan kesan
3. PK membahas jadwal selanjutnya
4. Mengucapkan terimakasih, doa , dan
penutup
I Penilaian Hasil : -
Kegiatan
J Media Layanan : -
K Sumber : -
Bengkulu, 2023
Peneliti
127
Yola Afrezilia
NPM.A1L019009
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
(RPL)
A Identitas Kegiatan
1 Nama Konseli : UZ, WL, RD, ML, RH, dan CR
2 Sekolah : SMA Negeri 09 Kota Bengkulu
3 Semester : Ganjil
4 Tema / Topik : Konsep Diri Siswa Broken Home
Bahasan
5 Pertemuan ke- : 3
6 Jenin Layanan : Konseling Kelompok
7 Penyelenggara : Yola Afrezilia
Layanan
8 Tempat : SMA Negeri 09 Kota Bengkulu
9 Tanggal / Waktu : 30 Oktober 2023
B Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami dan meningkatkan
konsep dirinya dengan layanan konseling
kelompok realita
C Kompetensi Dasar : Siswa mampu memahami dan turut membantu
dalam meningkatkan konsep dirinya dengan
layanan konseling kelompok realita
D Tujuan Layanan : Siswa mampu meningkatkan konsep diri siswa
broken home dengan layanan konseling kelompok
realita
E Materi Layanan : Membahasa permasalahan siswa broken home
yang memiliki konsep diri yang rendah dengan
layanan konseling kelompok realita
F Alokasi Waktu : 1 x 90 menit
G Metode : Diskusi, ceramah, dan tanya jawab
H Kegiatan Layanan
128
3. PK menjelaskan pengertian layanan
konseling kelompok serta konseling
kelompok realita
4. PK menjelaskan tujuan
5. PK menjelaskan cara pelaksanaan
6. PK menjelasakan asas-asas konseling
kelompok
7. PK memperkenalkan diri dan diikuti
anggota kelompok
2 Tahap Peralihan : 1. PK menjelaskan kembali tentang konseling
kelompok realita
2. PK menanyakan kesiapan anggota
kelompok
3. PK mengenali suasana kelompok
4. PK memberikan contoh topic bahasan
dalam kelompok
3 Tahap Kegiatan : 1. Menjelaskan pokok permasalahan yang
akan dibahas
2. Mempersilahkan anggota kelompok
mengemukakan permasalahannya
3. Membahasa masalah dengan tuntas
bersama anggota kelompok
4. Seluruh anggota kelompok ikut serta
5. Anggota kelompok diberikan kesempatan
untuk berpendapat
6. Menegaskan komitmen anggota kelompok
4 Tahap Pengakiran : 1. PK mengingatkan bahwa kegiatan akan
berakhir
2. PK meminta anggota kelompok
menyampaikan pesan dan kesan
3. PK membahas jadwal selanjutnya
4. Mengucapkan terimakasih, doa , dan
penutup
I Penilaian Hasil : -
Kegiatan
J Media Layanan : -
K Sumber : -
Bengkulu, 2023
Peneliti
129
Yola Afrezilia
NPM.A1L019009
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
(RPL)
A Identitas Kegiatan
1 Nama Konseli : UZ, WL, RD, ML, RH, dan CR
2 Sekolah : SMA Negeri 09 Kota Bengkulu
3 Semester : Ganjil
4 Tema / Topik : Konsep Diri Siswa Broken Home
Bahasan
5 Pertemuan ke- : 4
6 Jenin Layanan : Konseling Kelompok
7 Penyelenggara : Yola Afrezilia
Layanan
8 Tempat : SMA Negeri 09 Kota Bengkulu
9 Tanggal / Waktu : 03 November 2023
B Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami dan meningkatkan
konsep dirinya dengan layanan konseling
kelompok realita
C Kompetensi Dasar : Siswa mampu memahami dan turut membantu
dalam meningkatkan konsep dirinya dengan
layanan konseling kelompok realita
D Tujuan Layanan : Siswa mampu meningkatkan konsep diri siswa
broken home dengan layanan konseling kelompok
realita
E Materi Layanan : Membahasa permasalahan siswa broken home
yang memiliki konsep diri yang rendah dengan
layanan konseling kelompok realita
F Alokasi Waktu : 1 x 90 menit
G Metode : Diskusi, ceramah, dan tanya jawab
H Kegiatan Layanan
130
3. PK menjelaskan pengertian layanan
konseling kelompok serta konseling
kelompok realita
4. PK menjelaskan tujuan
5. PK menjelaskan cara pelaksanaan
6. PK menjelasakan asas-asas konseling
kelompok
7. PK memperkenalkan diri dan diikuti
anggota kelompok
2 Tahap Peralihan : 1. PK menjelaskan kembali tentang konseling
kelompok realita
2. PK menanyakan kesiapan anggota
kelompok
3. PK mengenali suasana kelompok
4. PK memberikan contoh topic bahasan
dalam kelompok
3 Tahap Kegiatan : 1. Menjelaskan pokok permasalahan yang
akan dibahas
2. Mempersilahkan anggota kelompok
mengemukakan permasalahannya
3. Membahasa masalah dengan tuntas
bersama anggota kelompok
4. Seluruh anggota kelompok ikut serta
5. Anggota kelompok diberikan kesempatan
untuk berpendapat
6. Menegaskan komitmen anggota kelompok
4 Tahap Pengakiran : 1. PK mengingatkan bahwa kegiatan akan
berakhir
2. PK meminta anggota kelompok
menyampaikan pesan dan kesan
3. PK membahas jadwal selanjutnya
4. Mengucapkan terimakasih, doa , dan
penutup
I Penilaian Hasil : -
Kegiatan
J Media Layanan : -
K Sumber : -
Bengkulu, 2023
Peneliti
131
Yola Afrezilia
NPM.A1L019009
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
(RPL)
A Identitas Kegiatan
1 Nama Konseli : UZ, WL, RD, ML, RH, dan CR
2 Sekolah : SMA Negeri 09 Kota Bengkulu
3 Semester : Ganjil
4 Tema / Topik : Konsep Diri Siswa Broken Home
Bahasan
5 Pertemuan ke- : 5
6 Jenin Layanan : Konseling Kelompok
7 Penyelenggara : Yola Afrezilia
Layanan
8 Tempat : SMA Negeri 09 Kota Bengkulu
9 Tanggal / Waktu : 08 November 2023
B Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami dan meningkatkan
konsep dirinya dengan layanan konseling
kelompok realita
C Kompetensi Dasar : Siswa mampu memahami dan turut membantu
dalam meningkatkan konsep dirinya dengan
layanan konseling kelompok realita
D Tujuan Layanan : Siswa mampu meningkatkan konsep diri siswa
broken home dengan layanan konseling kelompok
realita
E Materi Layanan : Membahasa permasalahan siswa broken home
yang memiliki konsep diri yang rendah dengan
layanan konseling kelompok realita
F Alokasi Waktu : 1 x 90 menit
G Metode : Diskusi, ceramah, dan tanya jawab
H Kegiatan Layanan
132
3. PK menjelaskan pengertian layanan
konseling kelompok serta konseling
kelompok realita
4. PK menjelaskan tujuan
5. PK menjelaskan cara pelaksanaan
6. PK menjelasakan asas-asas konseling
kelompok
7. PK memperkenalkan diri dan diikuti
anggota kelompok
2 Tahap Peralihan : 1. PK menjelaskan kembali tentang konseling
kelompok realita
2. PK menanyakan kesiapan anggota
kelompok
3. PK mengenali suasana kelompok
4. PK memberikan contoh topic bahasan
dalam kelompok
3 Tahap Kegiatan : 1. Menjelaskan pokok permasalahan yang
akan dibahas
2. Mempersilahkan anggota kelompok
mengemukakan permasalahannya
3. Membahasa masalah dengan tuntas
bersama anggota kelompok
4. Seluruh anggota kelompok ikut serta
5. Anggota kelompok diberikan kesempatan
untuk berpendapat
6. Menegaskan komitmen anggota kelompok
4 Tahap Pengakiran : 1. PK mengingatkan bahwa kegiatan akan
berakhir
2. PK meminta anggota kelompok
menyampaikan pesan dan kesan
3. PK membahas jadwal selanjutnya
4. Mengucapkan terimakasih, doa , dan
penutup
I Penilaian Hasil : -
Kegiatan
J Media Layanan : -
K Sumber : -
Bengkulu, 2023
Peneliti
133
Yola Afrezilia
NPM.A1L019009
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
(RPL)
A Identitas Kegiatan
1 Nama Konseli : UZ, WL, RD, ML, RH, dan CR
2 Sekolah : SMA Negeri 09 Kota Bengkulu
3 Semester : Ganjil
4 Tema / Topik : Konsep Diri Siswa Broken Home
Bahasan
5 Pertemuan ke- : 6
6 Jenin Layanan : Konseling Kelompok
7 Penyelenggara : Yola Afrezilia
Layanan
8 Tempat : SMA Negeri 09 Kota Bengkulu
9 Tanggal / Waktu : 10 November 2023
B Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami dan meningkatkan
konsep dirinya dengan layanan konseling
kelompok realita
C Kompetensi Dasar : Siswa mampu memahami dan turut membantu
dalam meningkatkan konsep dirinya dengan
layanan konseling kelompok realita
D Tujuan Layanan : Siswa mampu meningkatkan konsep diri siswa
broken home dengan layanan konseling kelompok
realita
E Materi Layanan : Membahasa permasalahan siswa broken home
yang memiliki konsep diri yang rendah dengan
layanan konseling kelompok realita
F Alokasi Waktu : 1 x 90 menit
G Metode : Diskusi, ceramah, dan tanya jawab
H Kegiatan Layanan
134
3. PK menjelaskan pengertian layanan
konseling kelompok serta konseling
kelompok realita
4. PK menjelaskan tujuan
5. PK menjelaskan cara pelaksanaan
6. PK menjelasakan asas-asas konseling
kelompok
7. PK memperkenalkan diri dan diikuti
anggota kelompok
2 Tahap Peralihan : 1. PK menjelaskan kembali tentang konseling
kelompok realita
2. PK menanyakan kesiapan anggota
kelompok
3. PK mengenali suasana kelompok
4. PK memberikan contoh topic bahasan
dalam kelompok
3 Tahap Kegiatan : 1. Menjelaskan pokok permasalahan yang
akan dibahas
2. Mempersilahkan anggota kelompok
mengemukakan permasalahannya
3. Membahasa masalah dengan tuntas
bersama anggota kelompok
4. Seluruh anggota kelompok ikut serta
5. Anggota kelompok diberikan kesempatan
untuk berpendapat
6. Menegaskan komitmen anggota kelompok
4 Tahap Pengakiran : 1. PK mengingatkan bahwa kegiatan akan
berakhir
2. PK meminta anggota kelompok
menyampaikan pesan dan kesan
3. PK membahas jadwal selanjutnya
4. Mengucapkan terimakasih, doa , dan
penutup
I Penilaian Hasil : -
Kegiatan
J Media Layanan : -
K Sumber : -
Bengkulu, 2023
Peneliti
135
Yola Afrezilia
NPM.A1L019009
LAMPIRAN : DOKUMENTASI KEGIATAN
136
137
138