Anda di halaman 1dari 1

ALUK TODOLO

Aluk Todolo adalah kepercayaan Animisme tua. Para penganutnya kerap menyebut sebagai Alukta atau Aluk Kita atau "agama kita." Aluk Todolo
berarti agama para leluhur, atau cara/aturan hidup para leluhur. Agama asli Suku Toraja, Sulawesi Seletan sebelum era pra kedatangan Islam dan
Kristen.

Sejarah
Dalam Aluk Todolo, keyakinan, dan ajaran hidup orang Toraja terdahulu, mereka meyakini bahwa "Orang Toraja berasal dari Langit" dan kerbau, ayam,
kapas, hujan, besi, bisa, dan padi sebagai unsur dasar dari alam ini, dibuat dan diturunkan dari langit. Datu Lauku adalah nenek moyang manusia yang
dibuat oleh Puan Matua dari bahan emas dengan perantaraan Sauan Sibarrung. Datu' Laukku beserta keturunannnya tetap hidup di langit hingga
beberapa generasi. Pong Bura Langi adalah keturunan pertama dan di bumi Ia memilki keturunan yaitu Pong Malu Tua dan inilah yang dianggap manusia
pertama. Beberapa turunan Datu Lauku juga turun ke bumi, yaitu Puang Soloara di Sesean, Puang Tamboro Langi (Sawerigading) di Kandora, dan Puang
Ri Kesu di Gunung Kesu. Mereka ini disebut tomanurun di langi’ yang artinya adalah orang yang turun dari langit. Suku-suku lain yang mendiami wilayah
seputaran semenanjung Sulawesi Selatan juga percaya adanya tomanurun di langi’, hanya saja mengenai tempat kedatangannya sangat bervariasi.

Puan Metua
Dalam hal kepercayaan penduduk Suku Toraja percaya kepada Sang Pencipta, yang disebut dengan
istilah Puang Matua. Kepercayaan agama Aluk todolo yaitu bersumber dari dua ajaran utama yaitu aluk 7777
(aluk sanda pitunna) yaitu aluk yang diturunkan dari langit bersama-sama dengan umat manusia, dan aluk
tertua yang tersebar luas di daerah tersebut. dan aluk serba seratus (sanda saratu') aluk yang datang
setelah aluk sanda pittuna.

Kitab Suci
Tidak ada kitab suci secara tertulis, karena budaya Toraja diwariskan secara lisan atau tidak tertulis

Tominaa
Pemuka agama Aluk Todolo

Aluk 7777 (Aluk Sanda Pitunna) & Aluk Serba Seratus (Sanda Saratu').
Aluk Sanda Saratu aturan serba seratus yang mengatur hubungan antar komunitas atau antar lembang.
Prinsip dasar adalah persatuan dan kesatuan dengan motto “Misa Kada Dipotuo Pantan Kada Dipomate.”
Strategi sebagai pintu masuk adalah dengan pengembangan sejarah dan ikatan silsilah kekeluargaan antar
Tongkonan yang menggambarkan kesatuan asal keturunan dan persamaan nasib. Seluruh wilayah
permukiman To Lembang dikoordinir dalam satu kesatuan yang dinamakan Tondok Lepongan Bulan Tana
Matari Allo. Dibentuk Forum Koordinasi yang mengatur tata hubungan antar lembang dan penyelesaian
sengketa antar Lembang yang dinamakan Kombongan Kalua Sang Lepongan Bulan.

Aluk Sanda Pitunna (Aluk 7777) di dalamnya mencakup: Aturan hidup dan kehidupan manusia (etika dan
etiket) ; Aturan Pemujaan kepada Puang Matua (Tuhan Yang Maha Esa): Aturan persahabatan dengan alam
semesta untuk menjaga harmonisasi ; Aturan menyembah kepada Tolendu' Membali Puang/Todolo (Arwah
leluhur)
Rambu Solo ( upacara berduka) dan
Rambu Tuka ( upacara kegembiraan)
Rambu Solo' adalah sebuah upacara pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga almarhum
membuat sebuah pesta sebagi tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi. Kata
Rambu Solo' dalam bahasa Toraja yang secara harafiah berarti asap yang arahnya ke bawah. Asap yang
arahnya ke bawah artinya ritus-ritus persembahan (asap) untuk orang mati yang dilaksanakan sesudah
pukul 12 ketika matahari mulai bergerak menurun. Rambu solo’ sering juga disebut Aluk Rampe
Matampu’, ritus-ritus di sebelah barat, sebab sesudah pukul 12 matahari berada di sebelah barat. Oleh
karena itu ritus-ritus persembahan dilaksanakan di sebelah barat Tongkonan, rumah adat Toraja.
Upacara rambu solo di Tana Toraja memerlukan biaya yang sangat besar (mahal).

Rambu Tuka’ adalah kata dalam Bahasa Toraja yang secara harafiah berarti asap yang naik atau arahnya ke
atas, artinya asap persembahan itu naik ke langit sebelum matahari mencapai zenit. Rambu Tuka’ sering
juga disebut aluk rampe matallo, ritus-ritus di sebelah timur. Persembahan-persembahan tersebut
dialamatkan kepada para dewa dan kepada para leluhur yang sudah menjadi dewa, yang sekarang
dipercaya mendiami langit sebelah timur laut. Ritus-ritus dalam rambu tuka' dimaknai sebagai sebuah
bentuk permohonan untuk mendapatkan berkat dan segala kebutuhan hidup di dunia ini. Beberapa ritus
yang termasuk ke dalam Rambu Tuka' adalah Ma' Bua’, Merok, Mangrara Banua, dan Rampanan Kapa’.
Inan Kapemalaran

Tempat suci yang terdiri atas batu lingga (batu) yang diletakan di bawah pohon cendana yang
biasanya dilliti daun sirih Di tempat inilah tempat ritual penyembelihan dilakukan. Ritual ini
dilaksanakan minimal setahun,tergantung kesepakatan keluarga atau kelompok.

Menurut data dari Kantor Kementrian Agama, pada Awal Abad 20


15 November 1969
2013 pemeluk Agama Todolo se-Tana Toraja dan
Diakui sebagai penganut Banyak orang Toraja
Toraja Utara berjumlah 13.427 jiwa (3% dari
agama Hindu Bali / Hindu menganu agama kristen
populasinya). Jumlahnya menurun hampr separuh karena pengaruh faktor
Dharma Aluk Todolo (Alukta)
dari 2009 yang mencapai 24 ribu. pendidikan (sekolah
Kristen)

Anda mungkin juga menyukai